DINAMIKA STRUKUR
OLEH :
NIM : 5173550013
FAKULTAS TEKNIK
2019
Derajat Kebebasan (Degree Of Freedom, DOF)
Derajat kebebasan (degree of freedom) adalah derajat independensi yang diperlukan untuk
menyatakan posisi suatu system pada setiap saat. Pada masalah dinamika, setiap titik atau
massa pada umumnya hanya diperhitungkan berpindah tempat dalam satu arah saja yaitu arah
horizontal. Karena simpangan yang terjadi hanya terjadi dalam satu bidang atau dua dimensi,
maka simpangan suatu massa pada setiap saat hanya mempunyai posisi atau ordinat tertentu
baik bertanda negative ataupun bertanda positif. Pada kondisi dua dimensi tersebut, simpanga n
suatu massa pada saat t dapat dinyatakan dalam koordinat tunggal yaitu Y(t). Struktur seperti
itu dinamakan struktur dengan derajat kebebasan tunggal/ SDOF (Single Degree of Freedom)
system.
Dalam model system SDOF atau berderajat kebebasan tunggal, setiap massa m, kekakuan
k, mekanisme kehilangan atau redaman c, dan gaya luar yang dianggap tertumpu pada elemen
fisik tunggal.
Struktur yang mempunyai n-derjat kebebasan atau struktur dengan derajat kebebasan
banyak disebut multi degree of freedom (MDOF). Akhirnya dapat disimpulkan bahwa jumlah
derajat kebebasan adalah jumlah koordinat yang diperlukan untuk menyatakan posisi suatu
massa pada saat tertentu.
Respon struktur merupakan riwayat waktu dari perpindahan, kecepatan dan percepatan
dari fungsi beban tertentu untuk struktur dengan derajat kebebasan unggal dan banyak. Pada
permasalahan beban dinamis seperti beban ledakan, beban angin,beban getaran mesin dan
beban gempa, beban dan respon strukturnya merupakan fungsi dari waktu sehingga analis is
yang dilakukan harus berdasarkan waktu Lumantarna, 1999).
Pembebanan ada struktur akibat beban dinamis dapat terjadi sewaktu-waktu, maka untuk
perencanaan bangunan perlu diperhitungkan pengaruh beban ini. Adakalanya struktur yang
direncanakan harus menerima beban tiba-tiba yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Pola
beban seperti ini umumnya berbentuk segitiga. Salah satu pola beban segitiga yang diterima
struktur bangunan adalah beban akibat ledakan. Struktur bangunan yang mengalami beban ini
harus dievaluasi apakah masih aman untuk ditempati atau harus diperbaiki dan bahkan
mungkin harus dibongkar.
Sistem massa yang berpindah dalam satu arah saja yaitu arah horizontal dinarnakan sistem
berderajat kebebasan unggal (single degree of freedom, SDOF). Pada sistem SDOF, struktur
dimodelkan dengan massa unggal dan koordinat perpindahan tunggal (Lumantarna, 1999).
dimana :
fD = c.ý
Beban dinamik yang umum dipakai pada analisa struktur selain beban angin adalah
beban gempa. Gempa bumi akan mengakibatkan permukaan tanah menjadi bergetar
yang getarannya direkam dalam bentuk aselogram. Tanah yang bergetar akan
menyebabkan semua benda yang berada di atas tanah akan ikut bergetar termasuk
struktur bangunan. Di dalam hal ini masih ada anggapan bahwa antara fondasi dan tanah
pendukungnya bergerak secara bersama-sama atau fondasi dianggap menyatu dengan
tanah. Anggapan ini sebetulnya tidak sepenuhnya benar karena tanah bukanlah material
yang kaku yang mampu menyatu dengan fondasi. Kejadian yang sesungguhnya adalah
bahwa antara tanah dan fondasi tidak akan bergerak secara bersamaan. Fondasi masih
akan bergerak horizontal relative terhadap tanah yang mendukungnya. Kondisi seperti
ini cukup rumit karena sudah memperhitungkan pengaruh tanah terhadap analis is
struktur yang umumnya disebut soil-structure interaction analysis.
Untuk menyusun persamaan differensial gerakan massa akibat gerakan tanah maka
anggapan di atas tetap dipakai, yaitu tanah menyatu secara kaku dengan kolom atau
kolom dianggap dijepit pada ujung bawahnya. Pada kondisi tersebut ujung bawah
kolom dan tanah dasar bergerak secara bersamaan. Persamaan difrensial gerakan massa
struktur SDOF akibat gerakan tanah selanjutnya dapat diturunkan dengan mengamb il
model seperti pada gambar :
Dari free body diagram yang mengandung gaya inersia f1 tampak bahwa persamaan
kesetimbangannya menjadi :
fI + fD + fS = 0 ... (5)
Persamaan tersebut disebut persamaan difrensial relative karena gaya inersia, gaya
redam dan gaya pegas ketiga – tiganya timbul akibat adanya simpangan relative. Ruas
kanan pada persamaan (7) disebut sebagai beban gempa efektif atau beban gerakan
tanah efektif. Ruas kanan tersebut seolah menjadi gaya dinamik efektif yang bekerja
pada elevasi lantai tingkat. Kemudian gaya luar ini akan disebut sebagai gaya efektif
gempa :
... (16)
Sedangkan {Ÿ}, {Ỳ} dan {Y} dan {F(t)} masing- masing adalah vektor
percepatan, vektor kecepatan, vektor simpangan dan vektor beban, atau :
... (17)
(Gambar 2. Keseimbangan Gaya Dinamik dengan fS, fD, dan f1 (Chopra, 1995)
b) Matriks Redaman
Apabila matriks massa dan matriks kekakuan telah dapat disusun, maka
selanjutnya tinggallah matriks redaman. Pada struktur SDOF, koefisien redaman c
dapat dihitung yaitu merupakan produk antara rasio antara redaman-redaman kritik.
Pada Bab III telah dibahas tentang sistem redaman yaitu redaman klasik (clasiccal
damping) dan redaman non-klasik (non clasiccal damping). Damping non-klasik
dapat tergantung pada frekuensi (frequency dependent). Clough dan Penzien (1993)
memberikan contoh damping non-klasik.
Damping dengan sistem ini relatif sederhana bila dibanding dengan nonklas ika l
damping. Namun demikian penggunaan sistem damping seperti ini juga terbatas,
yaitu hanya dipakai pada analisis struktur yang tidak memperhatikan interaksi
antara tanah dengan bangunan. Ada juga yang memakainya, namun hal itu disertai
dengan anggapan-anggapan. Analisis struktur yang menggunakan damping jenis ini
adalah analisis struktur elastik maupun inelastik yang mana struktur bangunan
dianggap dijepit pada dasarnya.
Cj = 2 ξj Mj ωj ... (18)
yang mana Cj, Mj adalah suatu simbol yang berasosiasi dengan mode j, ξ dan ω
j berturut-turut adalah rasio redaman dan frekuensi sudut mode ke-j.
Pada analisis dinamik yang melakukan integrasi secara langsung dan analis is
dinamik inelastik, maka konsep ekivalen damping ratio sebagaimana tercantum
pada persamaan 18 tersebut tidak dapat dipakai. Pada kedua analisis ini diperlukan
suatu matriks redaman, dan oleh karenanya matriks redaman perlu disusun.
Didalam analisis tersebut damping matriks disusun berdasarkan satu dan dua nilai
proporsional damping. Terdapat beberapa sistem redaman proporsional yang dapat
disusun yang secara skematis ditunjukkan oleh gambar 4.