Anda di halaman 1dari 11

RESUME

DINAMIKA STRUKUR

OLEH :

NAMA : ARNOLD HAMONANGAN SITUMORANG

NIM : 5173550013

KELAS : S-1 TEKNIK SIPIL 2017 REGULER C

DOSEN : AHMAD ANDI SOLAHUDDIN, S.T, M.T.

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Derajat Kebebasan (Degree Of Freedom, DOF)

Derajat kebebasan (degree of freedom) adalah derajat independensi yang diperlukan untuk
menyatakan posisi suatu system pada setiap saat. Pada masalah dinamika, setiap titik atau
massa pada umumnya hanya diperhitungkan berpindah tempat dalam satu arah saja yaitu arah
horizontal. Karena simpangan yang terjadi hanya terjadi dalam satu bidang atau dua dimensi,
maka simpangan suatu massa pada setiap saat hanya mempunyai posisi atau ordinat tertentu
baik bertanda negative ataupun bertanda positif. Pada kondisi dua dimensi tersebut, simpanga n
suatu massa pada saat t dapat dinyatakan dalam koordinat tunggal yaitu Y(t). Struktur seperti
itu dinamakan struktur dengan derajat kebebasan tunggal/ SDOF (Single Degree of Freedom)
system.

Dalam model system SDOF atau berderajat kebebasan tunggal, setiap massa m, kekakuan
k, mekanisme kehilangan atau redaman c, dan gaya luar yang dianggap tertumpu pada elemen
fisik tunggal.

Struktur yang mempunyai n-derjat kebebasan atau struktur dengan derajat kebebasan
banyak disebut multi degree of freedom (MDOF). Akhirnya dapat disimpulkan bahwa jumlah
derajat kebebasan adalah jumlah koordinat yang diperlukan untuk menyatakan posisi suatu
massa pada saat tertentu.

Respon struktur merupakan riwayat waktu dari perpindahan, kecepatan dan percepatan
dari fungsi beban tertentu untuk struktur dengan derajat kebebasan unggal dan banyak. Pada
permasalahan beban dinamis seperti beban ledakan, beban angin,beban getaran mesin dan
beban gempa, beban dan respon strukturnya merupakan fungsi dari waktu sehingga analis is
yang dilakukan harus berdasarkan waktu Lumantarna, 1999).

Pembebanan ada struktur akibat beban dinamis dapat terjadi sewaktu-waktu, maka untuk
perencanaan bangunan perlu diperhitungkan pengaruh beban ini. Adakalanya struktur yang
direncanakan harus menerima beban tiba-tiba yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Pola
beban seperti ini umumnya berbentuk segitiga. Salah satu pola beban segitiga yang diterima
struktur bangunan adalah beban akibat ledakan. Struktur bangunan yang mengalami beban ini
harus dievaluasi apakah masih aman untuk ditempati atau harus diperbaiki dan bahkan
mungkin harus dibongkar.

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 1


Pada dasarnya setiap struktur mempunyai derajat kebebasan yang tak terhingga umlahnya.
Menurut Widodo (2000) derajat kebebasan merupakan derajat independensi atau jumlah
koordinat yang diperlukan ntuk menyatakan posisi suatu sistem pada setiap saat. Suatu struktur
memiliki frekuensi natural sebanyak derajat kebebasan yang dimilikinya dan jika beban
dinarnik yang diterima struktur memiliki frekuensi yang mendekati frekuensi natural dari
struktrur maka akan terjadi resonansi yang akan mengakibatkan keruntuhan atau collapse pada
struktur.

Sistem massa yang berpindah dalam satu arah saja yaitu arah horizontal dinarnakan sistem
berderajat kebebasan unggal (single degree of freedom, SDOF). Pada sistem SDOF, struktur
dimodelkan dengan massa unggal dan koordinat perpindahan tunggal (Lumantarna, 1999).

A. Single Degree of Freedom


1. Persamaan Differensial Pada Struktur SDOF
System derajat kebebasan tunggal (SDOF) hanya akan mempunyai satu koordinat
yang diperlukan untuk menyatakan posisi massa pada saat tertentu yang ditinja u.
Bangunan satu tingkat adalah salah satu contoh bangunan derajat kebebasan tunggal.
Berdasarkan prinsip keseimbangan dinamik pada free body diagram tersebut, maka
dapat diperoleh hubungan :
p(t) – fS – fD = mÿ atau mÿ + fD + fS = p(t) ... (1)

dimana :

fD = c.ý

fS = k.y ... (2)

Apabila persamaan 2 disubtitusikan ke persamaan 1 , maka akan diperoleh :

mÿ+ cý+ ky = p(t) ... (3)

Persamaan (2.4.3) adalah persamaan differensial gerakan massa suatu struktur


SDOF yang memperoleh pembebanan dinamik p(t). pada problema dinamik. Yang
penting untuk diketahui adalah simpangan horizontal tingkat atau dalam persamaaan
tersebut adalah y(t).

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 2


2. Persamaan Differensial Struktur SDOF akibat Base Motion

Beban dinamik yang umum dipakai pada analisa struktur selain beban angin adalah
beban gempa. Gempa bumi akan mengakibatkan permukaan tanah menjadi bergetar
yang getarannya direkam dalam bentuk aselogram. Tanah yang bergetar akan
menyebabkan semua benda yang berada di atas tanah akan ikut bergetar termasuk
struktur bangunan. Di dalam hal ini masih ada anggapan bahwa antara fondasi dan tanah
pendukungnya bergerak secara bersama-sama atau fondasi dianggap menyatu dengan
tanah. Anggapan ini sebetulnya tidak sepenuhnya benar karena tanah bukanlah material
yang kaku yang mampu menyatu dengan fondasi. Kejadian yang sesungguhnya adalah
bahwa antara tanah dan fondasi tidak akan bergerak secara bersamaan. Fondasi masih
akan bergerak horizontal relative terhadap tanah yang mendukungnya. Kondisi seperti
ini cukup rumit karena sudah memperhitungkan pengaruh tanah terhadap analis is
struktur yang umumnya disebut soil-structure interaction analysis.

Untuk menyusun persamaan differensial gerakan massa akibat gerakan tanah maka
anggapan di atas tetap dipakai, yaitu tanah menyatu secara kaku dengan kolom atau
kolom dianggap dijepit pada ujung bawahnya. Pada kondisi tersebut ujung bawah
kolom dan tanah dasar bergerak secara bersamaan. Persamaan difrensial gerakan massa
struktur SDOF akibat gerakan tanah selanjutnya dapat diturunkan dengan mengamb il
model seperti pada gambar :

(Gambar. 1 Struktur SDOF Akibat Base Motion)

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 3


Berdasarkan pada free body diagram seperti gambar di atas maka deformasi total
yang terjadi adalah :

yt t (t) = y(t) + yg (t) ... (4)

Dari free body diagram yang mengandung gaya inersia f1 tampak bahwa persamaan
kesetimbangannya menjadi :

fI + fD + fS = 0 ... (5)

dimana inersia adalah :

fI = myt ... (6)

Dengan mensubstisusikan persamaan 2 dan 6 ke 4 dan 6, sehingga diperoleh


persamaaannya sebagai berikut :

my + cy + ky= – mÿg (t) ... (7)

Persamaan tersebut disebut persamaan difrensial relative karena gaya inersia, gaya
redam dan gaya pegas ketiga – tiganya timbul akibat adanya simpangan relative. Ruas
kanan pada persamaan (7) disebut sebagai beban gempa efektif atau beban gerakan
tanah efektif. Ruas kanan tersebut seolah menjadi gaya dinamik efektif yang bekerja
pada elevasi lantai tingkat. Kemudian gaya luar ini akan disebut sebagai gaya efektif
gempa :

Peef(t) – mÿg (t) ... (8)

B. Multi Degree of Freedom


1. Persamaan Differensial Struktur MDOF (Multi Degree of Freedom)
a) Matriks Massa, Matriks Kekakuan dan Matriks Redaman

Untuk menyatakan persamaan diferensial gerakan pada struktur dengan derajat


kebebasan banyak maka dipakai anggapan dan pendekatan seperti pada struktur
dengan derajat kebebasan tunggal SDOF. Anggapan seperti prinsip shear building
masih berlaku pada struktur dengan derajat kebebasan banyak (MDOF). Untuk
memperoleh persamaan diferensial tersebut, maka tetap dipakai prinsip

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 4


keseimbangan dinamik (dynamic equilibrium) pada suatu massa yang ditinja u.
Untuk memperoleh persamaan tersebut maka diambil model struktur MDOF.

Struktur bangunan gedung bertingkat 3, akan mempunyai 3 derajat kebebasan.


Sering kali jumlah derajat kebebasan dihubungkan secara langsung dengan
jumlahnya tingkat. Persamaan diferensial gerakan tersebut umumnya disusun
berdasarkan atas goyangan struktur menurut first mode atau mode pertama seperti
yang tampak pada garis putus-putus. Masalah mode ini akan dibicarakan lebih
lanjut pada pembahasan mendatang. Berdasarkan pada keseimbangan dinamik pada
free body diagram. maka akan diperoleh :

m1 ÿ1 + k 1 y1 + c1 ÿ1 – k 2 (y2 – y1 ) – c2 (ÿ2 – ÿ1 ) – F1 (t) = 0 ... (9)

m2 ÿ2 + k 2 (y2 – y1 ) + c2 (ÿ2 – ÿ1 ) – k 3 (y2 – y1 ) – c2 (ÿ3 – ÿ2 ) – F2 (t) = 0 ... (10)

m3 ÿ3 + k 3 (y2 – y1 ) + c3 (ÿ3 – ÿ2 ) – F1 (t) = 0 ... (11)

Pada persamaan-persamaan tersebut diatas tampak bahwa keseimbanga n


dinamik suatu massa yang ditinjau ternyata dipengaruhi oleh kekakuan, redaman
dan simpangan massa sebelum dan sesudahnya. Persamaan dengan sifat-sifat
seperti itu umumnya disebut coupled equation karena persamaan-persamaa n
tersebut akan tergantung satu sama lain. Penyelesaian persamaan coupled harus
dilakukan secara simultan artinya dengan melibatkan semua persamaan yang ada.
Pada struktur dengan derajat kebebasan banyak, persamaan diferensial gerakannya
merupakan persamaan yang dependent atau coupled antara satu dengan yang lain.

Selanjutnya dengan menyusun persamaan-persamaan di atas menurut parameter


yang sama (percepatan, kecepatan dan simpangan) selanjutnya akan diperoleh :

m1 ÿ1 + (c1 + c2 )ÿ1 – c2 ÿ2 + (k 1 + k 2 )y1 – k 2 y2 ) = F1 (t) ... (12)

m2 ÿ2 – c2 ÿ1 + (c2 + c3 )ÿ2 – c3 ÿ3 y3 + (k 2 + k 3 )y2 – k 3 y3 = F2 (t)... (13)

m3 ÿ3 – c3 ÿ2 + c3 ÿ3 – k 3 y2 + k 3 y3 = F3 (t) = 0 ... (14)

Persamaan-persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai


berikut :

Pers. 14 dapat ditulis dalam matriks yang lebih kompleks :

[M]{Ÿ} + [C]{Ỳ} + [K]{Y} = {F(t)}

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 5


Yang mana [M], [C] dan [K] berturut-turut adalah mass matriks, damping
matriks dan matriks kekakuan yang dapat ditulis menjadi :

... (16)

Sedangkan {Ÿ}, {Ỳ} dan {Y} dan {F(t)} masing- masing adalah vektor
percepatan, vektor kecepatan, vektor simpangan dan vektor beban, atau :

... (17)

Secara visual Chopra (1995) menyajikan keseimbangan antara gaya dinamik,


gaya pegas, gaya redam dan gaya inersia seperti pada gambar 2.

(Gambar 2. Keseimbangan Gaya Dinamik dengan fS, fD, dan f1 (Chopra, 1995)

b) Matriks Redaman

Pada persamaan diferensial di atas, maka tersusunlah berturut-turut matriks


massa, matriks redaman dan matriks kekakuan. Sebagaimana telah dibahas
sebelumnya bahwa kekakuan kolom sudah dapat dihitung secara lebih pasti.
Kekakuan kolom dapat dihitung berdasarkan model kekakuan balok yang dipakai.
Dengan demikian matriks kekakuan sudah dapat disusun dengan jelas. Pada bagian
lain yang sudah dibahas adalah massa struktur. Apabila model distribusi massa
struktur sudah dapat dikenali dengan baik, maka massa setiap derajat kebebasan
juga dapat dihitung dengan mudah. Akhirnya matriks massa juga dapat disusun
secara jelas. Maka sesuatu yang perlu dibahas lebih lanjut adalah matriks redaman.
Sebelum menginjak matriks redaman maka akan dibahas terlebih dahulu jenis dan
sistem redaman.

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 6


c) Non Klasikal / Non Proporsional Damping

Apabila matriks massa dan matriks kekakuan telah dapat disusun, maka
selanjutnya tinggallah matriks redaman. Pada struktur SDOF, koefisien redaman c
dapat dihitung yaitu merupakan produk antara rasio antara redaman-redaman kritik.
Pada Bab III telah dibahas tentang sistem redaman yaitu redaman klasik (clasiccal
damping) dan redaman non-klasik (non clasiccal damping). Damping non-klasik
dapat tergantung pada frekuensi (frequency dependent). Clough dan Penzien (1993)
memberikan contoh damping non-klasik.

(Gambar 3. Struktur Dengan Damping Non-Klasik (Clough & Pensien, 1993)

Pada gambar 3 tampak kombinasi antara struktur beton di bagian bawah


misalnya dan struktur baja pada bagian atas. Jenis bahan akan mempengaruhi rasio
redaman. Antara struktur beton dan struktur baja akan mempunyai perbedaan rasio
redaman yang cukup signifikan. Oleh karena itu sistem struktur mempunyai rasio
redaman yang berbeda. Prinsip non-klasikal damping akan berlaku pada struktur
tersebut. Pada gambar 3 adalah sistem struktur yang memperhitungkan efek/
pengaruh tanah dalam analisis struktur. Analisis struktur seperti itu biasanya disebut
analisis interaksi antara tanah dengan bangunan (soil-structure interaction
analysis). Struktur tanah umumnya mempunyai kapasitas meredam energi atau
mempunyai rasio redaman yang jauh lebih besar daripada bangunan atas.
Disamping itu interaksi antara tanah dan fondasi sebenarnya adalah interaksi
frequency dependent, artinya kualitas interaksi akan dipengaruhi oleh frekuensi
beban yang bekerja.

Apabila interaksi antara tanah dengan struktur dipengaruhi frekuensi, maka


kekakuan dan redaman interaksi juga frequency dependent. Pada kondisi tersebut
sistem struktur tidak akan mempunyai standar mode shapes (akan dibahas
kemudian). Dengan memperhatikan kenyataan-kenyataan seperti itu maka ada
empat hal yang perlu diperhatikan. Pertama rasio redaman struktur atas yang
dipengaruhi oleh level respon, kedua rasio redaman pada stuktur atas dan bawah
sangat berbeda, ketiga rasio redaman struktur bawah tergantung pada frekuensi
beban dan keempat sistem struktur tidak akan mempunyai standar mode shapes.
RESUME DINAMIKA STRUKUR | 7
Apabila analisis struktur akan memperhatikan hal itu semua, maka problemnya
tidak hanya terletak pada redaman tetapi penyelesaian yang komprehensif terhadap
sistem struktur. Penyelesaian soil-structure interaction pada bangunan bertingkat
banyak sungguhlah tidak sederhana. Oleh karena itu memperhitungkan redaman
non-klasik ini memerlukan kemampuan yang sangat khusus.

d) Klasikal / Proposional Damping

Damping dengan sistem ini relatif sederhana bila dibanding dengan nonklas ika l
damping. Namun demikian penggunaan sistem damping seperti ini juga terbatas,
yaitu hanya dipakai pada analisis struktur yang tidak memperhatikan interaksi
antara tanah dengan bangunan. Ada juga yang memakainya, namun hal itu disertai
dengan anggapan-anggapan. Analisis struktur yang menggunakan damping jenis ini
adalah analisis struktur elastik maupun inelastik yang mana struktur bangunan
dianggap dijepit pada dasarnya.

Pada analisis dinamik yang menggunakan superposisi atas persamaan


independen (uncoupled modal superposition method) maka masih dapat dipakai,
prinsip ekivalen damping rasio, yaitu yang dinyatakan dalam bentuk :

Cj = 2 ξj Mj ωj ... (18)

yang mana Cj, Mj adalah suatu simbol yang berasosiasi dengan mode j, ξ dan ω
j berturut-turut adalah rasio redaman dan frekuensi sudut mode ke-j.

Untuk menyederhanakan persoalan umumnya dipakai rasio redaman yang


konstan, artinya nilai rasio redaman diambil sama untuk semua mode. Apabila hal
ini telah disepakati maka analisis dinamik struktur dengan modal analis tidak
memerlukan matriks redaman. Cara ini mempunyai kelemahan, karena pada mode
yang lebih tinggi umumnya frekuensi sudut ω dan rasio redaman ξ akan lebih besar.

Pada analisis dinamik yang melakukan integrasi secara langsung dan analis is
dinamik inelastik, maka konsep ekivalen damping ratio sebagaimana tercantum
pada persamaan 18 tersebut tidak dapat dipakai. Pada kedua analisis ini diperlukan
suatu matriks redaman, dan oleh karenanya matriks redaman perlu disusun.
Didalam analisis tersebut damping matriks disusun berdasarkan satu dan dua nilai
proporsional damping. Terdapat beberapa sistem redaman proporsional yang dapat
disusun yang secara skematis ditunjukkan oleh gambar 4.

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 8


(Gambar 4. Jenis-Jenis Proporsional Damping)

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 9


DAFTAR PUSTAKA

Cfough, R.W. & Penzien, J. 1988. Dinamika Struktur. Jakarta: Erlangga

Paz, M. 1990. Dinamika Struktur. Jakarta: Erlangga.

Widodo. 2000. Respon Dinamik Struktur Elastik. Yogyakarta: UII Press.

RESUME DINAMIKA STRUKUR | 10

Anda mungkin juga menyukai