Disusun Oleh :
Kelas : Reguler C
Prodi : S1 Teknik Sipil
Dosen Pengampun : Dr.Nahesson H.Panjaitan S.T M.T
Suhairani S.T M.T
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan critical book report ini.
Critikal booc report telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan critical book report pratikum mekanika tanah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki cbr ini.
Akhir kata saya berharap semoga critical book report ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
Medan,Februari
2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL HALAMAN ................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 4
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ................................................ 4
1.2 Tujuan Penulisan CBR ........................................................... 4
1.3 Manfaat CBR ......................................................................... 4
1.4 Identitas Buku ........................................................................ 4
BAB 2 ISI BUKU .................................................................................... 5
2.1 Ringkasan Isi Buku ................................................................ 5
BAB 3 PEMBAHASAN ....................................................................... 40
3.1 Kelebihan Buku..................................................................... 40
3.2 Kekurangan Buku ................................................................ 40
BAB 4 PENUTUP ................................................................................. 41
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 41
4.2 Rekomendasi ........................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 42
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya
dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang pratikum mekanika tanah.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang
pratikum mekanika tanah.
4
BAB 2
ISI BUKU
1. BUKU UTAMA
Kemampatan Tanah
Dasar-dasar Konsolidasi
5
model reologis yang sederhana. Model reologis terse but terdiri dari sua tu pegas
elastis linear yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah dashpot (model
Kelvin). Hubungan tegangan-regangan dari pegas dan dashpot dapat diberikan
sebagai berikut :
dimana :
6
Jadi,
Berdasarkan teori ini, kita dapat menganalisis regangan yang terjadi pada
suatu lapisan lempung jenuh air yang diberi penambahan tegangan.
7
di mana suatu lapisan Iempung jenuh air dengan ketebalan H yang diapit oleh dua
lapisan pasir diberi penambahan tegangan total, Δσ, secara cepat. Penambahan
tegangan total tersebut akan diteruskan ke air pori dan butiran tanah. Hal ini berarti
bahwa penambahan tegangan total Δσ akan terbagi sebagian ke tegangan efektif
dan sebagian lagi ke tekanan air pori. Perilaku perubahan tegangan efektif akan
sama seperti perilaku pegas pada model Kelvin, dan perilaku perubahan tekanan air
pori akan sama seperti perilaku dashpot.
8
Karena lempung mempunyai daya rembes yang sangat rendah dan air
adalah tidak termampatkan (incompressible) dibandingkan dengan butiran tanah,
maka pada saat t = 0, seluruh penambahan tegangan, Δσ, akan dipikul oleh air (Δσ
= Δu) pada seluruh kedalaman lapisan tanah.
9
Uji Konsolidasi Satu Dimensi di Laboratorium
10
Tahap II: Konsolidasi primer (primary consolidation), yaitu periode selama tekanan
air pori secara lambat laun dipindahkan ke dalam tegangan efektif, sebagai akibat
dari keluarnya air dari pori-pori tanah. Tahap III: Konsolidasi sekunder (secondary
consolidation), yang terjadi setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Pemampatan
yang tcrjadi di sini adalah disebabkan oleh penyesuaian yang bersifat plastis dari
butir-butir tanah.
1. Hitung tinggi butiran padat, Hs, pada contoh tanah (Gambar 7.7):
Dimana:
Kemampumampatan Tanah
11
Di mana H = Tinggi awal contoh tanah.
5. Hitung angka pori yang baru e1, setelah konsolidasi yang disebabkan oleh
penambahan tekanan p1:
Tekanan total (p) dan angka pori yang bersangkutan (e) pada akhir konsolidasi
digambar pada kertas semi-logaritma. Bentuk urnurn dari grafik e versus log p
adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.8.
12
7.4 Lempung yang Terkonsolidasi Secara Normal (Normally Consolidated) dan
Terlalu Terkonsolidasi (Overcon solidated)
Gambar 7.8 menunjukkan bahwa bagian atas dari grafik e versus log p adalah garis
lengkung dengan kemiringan yang agak datar, kemudian diikuti dengan bagian
grafik yang mempunyai hubungan linear antara angka pori dengan log p yang
mempunyai kemiringan agak curam. Keadaan ini dapat diterangkan dengan cara
berikut ini.
Suatu tanah di Japangan pada suatu kedalaman tertentu telah mengalami "tekanan
efektif maksimum akibat berat tanah di atasnya" (maximum effective overburden
pressure) dalam sejarah geologisnya.
Tekanan efektif overburden m aksimum ini mungkin sama dengan atau lebih kecil
dari tekanan overburden yang ada pada saat pengambilan contoh tanah.
Berkurangnya tekanan di lapangan tersebut mungkin disebabkan oleh proses
geologi alamiah atau proses yang disebabkan oleh makluk hidup (misalnya manusia
atau binatang). Pada saat diambil, contoh tanah tersebut terlepas dari tekanan
overburden yang membebaninya selama ini; sebagai akibatnya tanah tersebut akan
mengembang. Pada saat terhadap contoh tanah tersebut dilakukan uji konsolidasi,
suatu pemampatan yang kecil (yaitu perubahan angka pori yang kecil) akan terjadi
bila beban total yang diberikan pada saat percobaan adalah lebih kecil dari tekanan
13
efektif overburden maksimum yang pernah dialami sebelumnya oleh tanah yang
bersangkutan. Apabila, beban total yang diberikan pada saat percobaan.
Keadaan ini dapat dibuktikan di laboratorium dengan cara membebani contoh tanah
melebihi tekanan overburden m aksimumnya, lalu beban tersebut diangkat
(unloading) dan diberikan lagi (reloading). Grafik e versus log p untuk keadaan
tersebut di atas ditunjukkan dalam Gambar 7.10, di mana cd menunjukkan keadaan
pada saat beban diangkat dan dfg menunjukkan keadaan p ada saat beban diberikan
kembali. Keadaan ini mengarahkan kita kepada dua definisi dasar yang didasarkan
p ada sejarah tegangan:
14
7.7 Perhitungan Penurunan yang Disebabkan oleh Konsolidasi Primer Satu
Dimensi
Dengan pengetahuan yang didapat dari analisis hasil uji konsolidasi, sekarang kita
dapat menghitung kemungkinan penurunan yang disebabkan oleh konsolidasi
primer di lapangan, dengan menganggap bahwa konsolidasi tersebut adalah satu-
dimensi. Sekarang mari kita tinjau suatu lapisan lempung jenuh dengan tebal H dan
luas penapang-melintang A serta tekanan efektif overburden rata-rata sebesar p0.
Disebabkan oleh suatu penambahan tekanan sebesar Δp, anggaplah penurunan
konsolidasi primer yang terjadi adalah sebesar S. Jadi, perubahan volume (Gambar
7 .17) dapat diberikan sebagai berikut :
di mana V0 dan V1 berturut-turut adalah volume awal dan volume akhir. Tetapi,
perubahan volume total adalah sama dengan perubahan volume pori, ΔVv . Jadi
15
di mana Vv 0 dan Vv , berturut-turut adalah volume awal dan volume akhir dari
pori. Dari definisi angka pori
dimana e0 = angka pori awal pada saat volume tanah sama dengan V0
Untuk suatu lapisan lempung yang tebal, adalah lebih teliti bila lapisan tanah
tersebut dibagi menjadi beberapa sublapisan dan perhitungan penurunan dilakukan
secara terpisah untuk tiap-tiap sublapisan. Jadi, penurunan total dari seluruh lapisan
tersebut adalah
16
Untuk lempung yang terlalu terkonsolidasi (Gambar 7. 1 3), apabila (p0 + t:.p) <,pc
lapangan, variasi e versus log p terletak di sepanjang garis cb dengan kemiringan
yang hamper sama dengan kemiringan kurva pantul (rebound curve) yang didapat
dari uji konsolidasi di laboratorium. Kemiringan kurva pantul, C8 , disebut sebagai
"indeks pemuaian " (swell index). Jadi:
·
7.8 lndeks Pemampatan (Compression Index Cc)
Indeks pemampatan yang digunakan untuk menghitung besarnya penurunan yang
terjadi di lapangan sebagai akibat dari konsolidasi dapat ditentukan dari kurva yang
menunjukkan hubungan antara angka pori dan tekanan (seperti ditunjukkan dalam
Gambar 7. 12) yang ddapat dari uji konsolidasi di laboratorium. Terzaghi dan Peck
(1967) menyarankan pemakaian persamaan empiris berikut ini untuk menghitung
indeks pemampatan :
untuk lempung yang struktur tanahnya tak terganggu/ belum rusak (undfstrubed)
17
7.9 lndeks Pemuaian (Swell Index , Cs)
Indeks pemuaian adalah lebih kecil daripada indeks pemampatan dan biasanya
dapat ditentukan di laboratorium. Pada umumnya,
18
7.9. Koreksi Selama Periode Pelaksanaan Pembangunan
Di dalam praktek, beban-beban struktural bekerj a pada tanah tidak secara
seketika, tetapidalam suatu periode waktu. Mula-mula, biasanya terdapat
pengurangan beban konstan Beban bersih (P) adalah beban kotor dikurangi berat
tanah galian dan periode plaksanaan pembangunan efektif (tJ diukur dari waktu
pada saat p' nol. Diasumsikan bahwa beban bersih bekerja secara merata selama
waktu tc (Gambar 7.23) dan tingkat konsolidaspada waktu tc sarna dengan bila
beban P' bekerja sebagai beban konstan selama periode akibat penggalian yang
menghasilkan pemuaian (swelling) lempung tersebut penurunan (settlement) tidak
19
akan mulai sampai beban yang dipikul melebihi berat tanah yang digali terse but.
Terzaghi mengusulkan sua tu metode empiris untuk mengoreksi kurva waktu/
penurunan seketika yang diizinkan selama pelaksanaan pembangunan. tc/2.
Jadi, penurunan pada setiap waktu selama periode pelaksanaan
pembangunan sama dengan penurunan yang terjadi akibat pembebanan seketika
pada setengah dari waktu tersebut; tetapi, karena beban tersebut bukan beban total,
nilai penurunan yang didapat harus dikurangi sesuai dengan perbandingan be ban
terse but terhadap beban total.
Selama periode setelah pelaksanaan pembangunan selesai, kurva penurunan
akan mrupakan kurva seketika (instantaneous curve) yang diirnbangi oleh setengah
dari periode pelaksanaan pembangunan efektif. Jadi pada setiap waktu sesudah
pelaksanaan pembngunan berakhir, waktu yang telah dikoreksi yang sesuai dengan
suatu nilai penurunan akan sarna dengan waktu dari saat dirnulainya pembebanan
dikurangi setengah periode pelaksanaan pembangunan efektif. Sesudah periode
waktu yang lama , besarnya penurunan tidak terpengaruh banyak oleh waktu
pelaksanaan pembangunan.
20
Gambar 7.23a menunjukkan suatu lapisan lempung ctengan tebal 2 Hdr yang
terletak an-tara ctua lapisan pasir yang sangat tembus air (highly permeable).
Apabila lapisan lempung tersebut ctiberi penambahan tekanan sebesar Δp, maka
tekanan air pori pacta suatu titik A di dalam lapisan tanah lempung rersebut akan
naik. Untuk konsolictasi satu dimensi, air pori akan mengalir ke luar ctalam arah
vertikal, yaitu ke arah lapisan pasir.
Gambar 7.23b menunjukkan suatu aliran air yang melalui elemen kubus pada A.
Untuk elemen tanah tersebut, kecepatan air yang mengalir ke luar - kecepatan air
yang mengalir masuk = kecepatan perubahan volume.
Jadi:
Dimana :
Atau
21
Selama konsolidasi, kecepatan perubahan volume elemen tanah adalah sama
dengan kecepatan volume pori(void). Jadi.
Dimana:
Vv =volume pori.
22
Perubahan angka pori terjadi karena penambahan tegangan efektif (yaitu:
pengurangan tekanan air pori yang terjadi). Anggaplah bahwa penambahan
tegangan efektif adalah sebanding dengan pengurangan tekanan air pori
Persamaan (7.37) adalah dasar persamaan diferensial dari teori konsolidasi oleh
Terzaghi dan dapat dipecahkan dengan kondisi-kondisi batas sebagai berikut:
23
Koefisien konsolidasi, Cv, biasanya akan berkurang dengan bertambahnya batas
cair (LL ) dari tanah. Rentang (range) dari variasi harga Cv untuk suatu batas cair
tanah tertentu adalah agak lebar.
Metode Logaritma-Waktu
Untuk suatu penambahan beban yang diberikan pada saat uji konsolidasi di
laboratorium dilakukan, grafik deformasi vs log-waktu dari contoh tanah yang di
uji. Berikut ini adalah cara untuk menentukan cv yang diperlukan:
1. Perpanjang bagian kurva yang merupakan garis lurus dari konsolidasi primer
dan sekunder hingga berpotongan di titik A. Koordinat titik A adalah d100 - yaitu
deformasi pada akhir konsolidasi primer 100%.
2. Bagian awal dari kurva deformasi vs log t adalah hampir menyerupai suatu
parabola pada skala biasa. Pilih waktu t1 dan t2 pada bagian kurva sedemikian rupa
sehingga t2 = 4t1.
24
Maka:
Pada metode ini, grafik deformasi vs akar waktu dibuat untuk tiap-tiap penambahan
beban. Cara untuk menentukan harga cv yang diperlukan adalah sebagai berikut:
2. Gambar suatu garis AC sehingga OC= 1,15 OB. Absis titik D, yang merupakan
perpotongan antara garis AC dan kurva konsolidasi, memberikan harga akar
waktu untuk tercapainya konsolidasi 90% (√t90).
25
Perhitungan Penurunan Konsolidasi di Bawah Sebuah Pondasi
Penambahan tegangan vertikal di dalam tanah yang disebabkan oleh beban dengan
luasan yang terbatas akan bertambah kecil dengan bertambahnya kedalaman z yang
diukur dari permukaan tanah ke bawah. Oleh karena itu, untuk menghitung
penurunan satu-dimensi dari pondasi dapat digunakan salah satu dari Persamaan
(7.20), (7.22), atau (7.23). Tetapi, penambahan tekanan Δp pada persamaan-
persamaan tersebut seharusnya merupakan penambahan tekanan rata-rata, atau :
2. BUKU PEMBANDING 1
Pendahuluan
26
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-lahan
pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat penga sebagian air
pori; proses tersebut berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang
disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Kasus yang
paling sederhana adalah konsolidasi satu-dimensi, di mana kondisi regangan lateral
nol mutlak proses pemuaian (swelling), kebalikan dari konsolidasi, adalah
bertambahnya volume tanah secara perlahan-lahan akibat tekanan-air-pori
berlebihan negatif.
Uji Oedometer
27
Contoh tanah berbentuk suatu piringan ditahan di dałam logam dan
ddetakkan di antara dua lapisan batu berpori (porous słone). Lapisan batu berpori
sebelah atas, yang dapat bergerak di dałam cincin dengan suatu jarak bebas yang
kecil, dipasang di bawah tutup pembebanan (loading cap) dari logam di bekerja
terhadap contoh tanah. Seluruh rakitan tersebut diletakkan di dałam sel terbuka
yang berisi air, di mana air pori pada contoh tanah mendapat jalan masuk yang
bebas. Cincin yang menahan, membatasi contoh tanah dapat dijepit (diklem pada
badan sel)atau mengapung (bebas bergerak secara vertikal): cincin bagian dałam
harus memiliki permukaan yang halus untuk memperkecil gesekan. Cincin
pembatas tersebut menentukan kondisł regangan lateral nol pada contoh tanah, rasio
tegangan efektif lateral terhadap tegangan efektif vertikal Ko, koefisien tekanan
tanah pada kondisi diam. Prosedur pengujian tersebut telah distandarisasikan dałam
BS 1377 yang menetepkan bahawa oedometer merupakan tipe cincin yang dijepit
(fixed ring type).
Tekanan Prakonsolidasi
1. Tarik garis sesuai dengan bagian garis yang lurus (BC) dari kurva.
28
2. Tentukan titik (D) sampai ke lengkungan maksimum pada bagian
rekompresi (AB) dari kurva.
3. Gambarkan garis singgung terhadap kurva pada D dan bagilah antara garis
singgung tersebut menjadi dua dengan garis horisontal melalui D.
4. Garis vertikal yang melalui perpotongan garisgaris dan CB memberikan
pendekatan untuk tekanan prakonsolidasi.
Karena reganngan lateral adalah nol, penurunan volume per satuan volume sama
dengan berkurangnya ketebalan per satuan tebal, yaitu penurunan per satuan
kedalaman. Sehingga, dengan perbandingan, penurunan lapisan dengan tebal dz
dapat diberikan oleh :
29
Dimana Sc = penurunan konsolidasi
30
pada contoh tanah adalah nol dan dalam kondisi ini, secara teoritis besarnya tekanan
air pori berlebihan sama dengan kenaikan tegangan vertical total, yaitu koefisien
tekanan pori A adalah sama dengan satu-satuan.
Dalam kasus ini dimana regangan lateral tidak nol, akan terjadi penurunan
segara (immediate settlement), pada kondisi tak terdrainase, sebagai tambahan
penurunan konsolidasi. Penurunan segera akan nol apabila regangannya regangan
lateralnya nol, seperti yang di asumsikan dalam metode satu dimensi untuk
mengitung penurunan. Dalam metode skempton-bjerrum, penurunan total (s) dari
pondasi diatas tanah lempung adalah :
S = S i + Sc
Dimana Si = penurunan segara yang timbul pada kondisi tak terdrainase, dan Sc =
penurunan konsolidasi akibat berkurangnya volume yang diikuti oleh dispasi
tekanan air pori berlebihan secara perlahan lahan.
31
’
32
7.5 Metode Lintasan Tegangan
Dalam metode ini disadari bahwa deformasi tanah bergantung pada lintasan
tegangan yang diikuti oleh keadaan akhir tegangan. Lintasan tegangan untuk suatu
elemen tanah yang mengalami pembebanan tak terdrainasi yang kemudian diikuti
konsolidasi (dengan mengabaikan penurunan angka poisson) adalah abc, dimana
lintasan tegangan untuk konsolidasi yang hanya mengikuti metode satu dimensi dan
metode Skempton Bjerrum berturut-turut adalah ad dan ed.
S = H∫0 ℰ1 dz
Bila diinginkan, kondisi tekanan air pori di lapangan dan kondisi drainasi
sebagian (partial drainage) selama periode pelaksanaan pembangunan dapat
disimpulkan. Sebagai contoh, suatu elemen tanah di bawah sebuah tangka
penampung yang alasnya berbentuk lingkaran dan lintasan tegangan efektif dan
regangan vertical yang sesuai untuk suatu contoh triaksial, di mana disimulasikan
pembebanan tak-terdrainasi (ab), konsolidasi (bc), peniadaan beban tak-terdrainasi
(cd) dan pemuaian (de).
Untuk suatu elemen tanah pada kedalaman z di dalam suatu lapisan lempung,
pertambangan proses konsolidasi akibat kenaikan tegangan total tertentu dapat
dinyatakan dalam angka pori sebagai berikut:
Eo − E
Uz = 𝐸0−𝐸1
33
pori pada akhir konsolidasi, dan e = angka pori pada suatu waktu yang
dipertanyakan, disaat konsolidasi berlangsung.
σ′ − σ′0
Uz = σ′ 1− σ′0
Anggaplah bahwa tegangan vertical total tanah pada kedalaman z naik dari 𝝈0 ke
𝝈1 dan tidak terdapat regangan lateral. Segara sesudah terjadi kenaikan tersebut,
walaupun tegangan total telah naik menjadi 𝝈1, tegangan efektif vertical akan tetap
𝝈’0; baru sesudah konsolidasi selesai, tegangan efektif menjadi 𝝈’1.
𝝈’1 = 𝝈’0 + ui = 𝝈’ + u
Uz = ui – u = 1 – u
Ui ui
Karena terdapat perubahan tinggi-tekan total (h) yang hanya disebabkan oleh
perubahan tekanan air pori:
34
Kemudian kondisi kontinuitas (Persamaan 7.7) dapat dinyatakan sebagai
Kenaikan tegangan total diasumsikan terjadi secara seketika, dan pada waktu nol
(awal), kenaikan tersebut dipikul oleh air pori, yaitu nilai awal tekanan-air-pori-
35
berlebihan (ui) sama dengan dan kondisi awalnya adalah
36
7. 8. Penentuan Koefisien Konsolidasi Cv
Nilai cv untuk suatu kenaikan tekanan tertentu dalam uji pedometer dapat
ditentukan dengan membandingkan karakteristik kurva-kurva konsolidasi
eksperirnental dan teoretis, prosedur tersebut dinamakan pencocokan kurva (curve
fitting). Karakteristik kurva-kurva tersebut akan diperoleh secara jelas bila waktu
diplot terhadap skala akar pangkat dua (square root) atau skala logaritmis. Bila nilai
cv telah diperoleh, kemudian dapat dihitung koefisien permeabilitas dari Persamaan
7. 17, uji pedometer merupakan metode yang berguna untuk menentukan
permeabilitas lempung.
Metode Logaritma Waktu (Menurut Ca sagrande)
Bentuk kurva-kurva eksperirnental dan teoretis diperlihatkan pada Gambar
7.20. Kurva eksperirnental tersebu t didapat dari hasil plot pembacaan arloji
pengukur dalam uj i pedometer terhadap logaritma waktu dalam menit. Kurva
teoretis merupakan plot dari tingkatkonsolidasi rata-rata terhadap faktor logaritma
waktu.
Metode Akar Waktu (Menurut Tay lor)
Gambar 7.21 memperlihatkan bentuk-bentuk kurva eksperimental dan
teoretis, pembacaan arloj i pengukur diplot terhadap akar waktu dalam menit dan
tingkat konsolidasi rata-rata diplot terhadap faktor akar waktu. Kurva teoretis
tersebut linear sampai konsolidasi mencapai kurang lebih 60% dan pada saat
konsolidasi mencapai 90%, absis (AC) adalah 1,15 kali absis (AB) dari bagian
linear kurva. Karakteristik ini digunakan untuk menentukan titik yang sesuai
dengan V= 90% pada kurva eksperimental.
37
7.9. Koreksi Selama Periode Pelaksanaan Pembangunan
Di dalam praktek, beban-beban struktural bekerj a pada tanah tidak secara
seketika, tetapidalam suatu periode waktu. Mula-mula, biasanya terdapat
pengurangan beban konstan Beban bersih (P) adalah beban kotor dikurangi berat
tanah galian dan periode plaksanaan pembangunan efektif (tJ diukur dari waktu
pada saat p' nol. Diasumsikan bahwa beban bersih bekerja secara merata selama
waktu tc (Gambar 7.23) dan tingkat konsolidaspada waktu tc sarna dengan bila
beban P' bekerja sebagai beban konstan selama periode akibat penggalian yang
menghasilkan pemuaian (swelling) lempung tersebut penurunan (settlement) tidak
akan mulai sampai beban yang dipikul melebihi berat tanah yang digali terse but.
38
Terzaghi mengusulkan sua tu metode empiris untuk mengoreksi kurva waktu/
penurunan seketika yang diizinkan selama pelaksanaan pembangunan. tc/2.
Jadi, penurunan pada setiap waktu selama periode pelaksanaan
pembangunan sama dengan penurunan yang terjadi akibat pembebanan seketika
pada setengah dari waktu tersebut; tetapi, karena beban tersebut bukan beban total,
nilai penurunan yang didapat harus dikurangi sesuai dengan perbandingan be ban
terse but terhadap beban total.
Selama periode setelah pelaksanaan pembangunan selesai, kurva penurunan
akan mrupakan kurva seketika (instantaneous curve) yang diirnbangi oleh setengah
dari periode pelaksanaan pembangunan efektif. Jadi pada setiap waktu sesudah
pelaksanaan pembngunan berakhir, waktu yang telah dikoreksi yang sesuai dengan
suatu nilai penurunan akan sarna dengan waktu dari saat dirnulainya pembebanan
dikurangi setengah periode pelaksanaan pembangunan efektif. Sesudah periode
waktu yang lama , besarnya penurunan tidak terpengaruh banyak oleh waktu
pelaksanaan pembangunan.
39
BAB 3
PEMBAHASAN
Buku Utama
1. Dilihat dari sampul buku ini memiliki sampul menarik
2. Dalam pembahsan nya buku ini memiliki banyak contoh sehingga
mahasiswa dapat mengerjakan soal-soal dan terlatih dengan
pembahsan ini
3. Dilengkapi dengan tabel pembahasan sehingga lebih mudah
dipahami
4. Dilengkapi dengan grafik yang memperjelas pembahasan
5. Memiliki pembahasan secara terperinci
Buku Pembanding
Buku Utama
Buku Pembanding
40
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan koordinasi pelaksanaan
konsolidasi tanah pada lokasi dilakukan dengan tidak konsisten. Akibat tidak
konsisten koordinasi yang menyebabkan permasalahan yang pada akhirnya tujuan
adalah tercapainya pemanfaatan tanah secara optimal,melalui peningkatan efisiensi
dan produktivitas penggunaan tanah.
4.2 Rekomendasi
41
DAFTAR PUSTAKA
Craig,R,F.1989.Mekanika Tanah.Jakarta:Erlangga.
42