PENERAPAN FLUIDA,TERMODINAMIKA
DAN MESIN KAKOR
Dosen Pengampu:
Khoiro Mahbubah, M. Pd.
Disusun Oleh:
Ridho basith(182110008)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
kewarganegaraan yang berjudul Tegangan Permukaan , Kapilaritas
dan Visikositas guna memenuhi tugas mata kuliah fluida dan
termodinamika.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu penulis dalam mengerjakan Makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi, baik dari segi isi
maupun segi lainnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis memohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan
dalam penulisan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
dan selamat membaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................1
3.2. Saran.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
melalupercobaan?
4. Apa pengertian mesin kalor?
5. Bagaimana penerapan mesin kalor dalam teknologi?
6. Bagaimana penerapan mesin kalor dalam kehidupan sehari-hari?
7. Bagaimana fenomena terkait konsep kapilaritas?
8. Bagaimana besar viskositas yang tepat dalam berbagai permasalahan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep tegangan permukaan?
2. Untuk mengetahui bagaimana menyelesaikan soal berkaitan dengan konsep tegangan
permukaan?
3. Untuk mengetahui bagaimana menetukan besar tegangan permukaan pada berbagai fluida
melalui percobaan?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana fenomena terkait konsep kapilaritas?
5. Untuk Mengetahui Bagaimana besar viskositas yang tepat dalam berbagai permasalahan
6. Mengetahui pengertian mesin kalor
7. Mengetahui penerapan mesin kalor dalam teknologi
8. Mengetahui penerapan kalor dalam kehidupan sehari-hari
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan merupakan gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-
gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada
kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil cairan. Atau tegangan
permukaan bisa juga terjadi pada fenomena menarik dalam zat cair (fluida) yang ada dalam
keadaan diam (statis).
Sejumlah pengamatan pada umumnya menunjukkan bahwa permukaan zat cair berprilaku
seperti sebuah lapisan yang teregang akibat tegangan. Tegangan ini bekerja sejajar dengan
permukaan yang muncul akibat gaya tarik antar molekul. Efek ini disebut tegangan permukaan.
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya persatuan panjang yang bekerja melintasi
semua garis pada permukaan. Secara matematis dituliskan sebagai berikut;
F F
γ= atau γ =
l 2l
KETERANGAN;
ℽ = Gaya (N)
F = Panjang Permukaan (m)
l = Koevisien Tegangan Permukaan (N/m)
Tegangan permukaan terjadi karena adanya kohesi di bawah zat cair yang lebih besar dari
pada kohesi dipermukaan zat cair. Jadi, permukaan air akan cenderung mengerut dan membentuk
luas permukaan sekecil mungkin. Hal ini bisa membuktikan, kalo titik-titik embun yang
menempel di atas rumput berbentuk seperti bola karena luas permukaan terkecil yaitu bangun
yang berbentuk bola. Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh suhu. Jadi, kalo semakin
6
tinggi suhu zat cair, semakin kecil tegangan permukaannya. Sedangkan, kalo semakin kecil
tegangan permukaan, semakin besar atau baik kemampuan air buat membasahi benda.
Penyelesaian
7
Diketahuai;
Massa kawat = 0,2 gram =2 x 10 - 4 Kg
Panjang kawat = 10 cm = 10ˉ¹ m
Massa benda =0,1 gram 1 x 10 - 4 Kg
Gravitasi (g)= 9,8 m/s²
Ditanya; tegangan perukaan lapisan sabun?
Jawab;
F= m.g
F= 2 x 10 – 4 Kg. 9,8 m/s
F= 2,94 x 10ˉ³ N
F
γ=
d
F
γ=
2l
−3
2,49 x 10
γ= −1
2 x 10
γ=1,47 x 10−2 N /m
Jadi besarnya tegangan permukaan adalah 1,47 x 10ˉ² N/m
8
Dari gambar diatas, kamu dapat melihat permukaan air dalam pipa akan naik. Lain
hasilnya jika kamu mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air
raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana.
Gejala inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas.
Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair. Dalam zat cair,
molekul-molekulnya bisa mengalami gaya adhesi dan gaya kohesi.
Gaya tarik-menarik partikel ada dua macam yaitu:
a. Kohesi :Gaya tarik-menarik antara partikel zat yang sejenis.
b. Adhesi :Gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat yang tidak sejenis.
Gaya kohesi merupakan Tarik-menarik antara molekul-molekul sejenis di dalam suatu zat
cair. Sedangkan, gaya adhesi merupakan Tarik-menarik antara molekul-molekul lain yang gak
sejenis, yaitu bahan wadah dimana zat cari berada. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi, seperti
pada minyak dengan permukaan gelas, minyak akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas.
Jadi, minyak membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan melengkung (cekung).
Keadaan ini bisa menyebabkan cairan naik ke atas oleh tegangan permukaan yang arahnya
keatas sampai batas keseimbangan gaya keatas dengan gaya berat cairan tercapai. Jadi, minyak
bisa naik ke atas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut pipa kapiler.
Rumus atau persamaan menghitung tinggi rendahnya atau naik turunnya permukaan zat
cair pada pipa kapileradalah;
2 τ cos θ
γ=
ρ.g.r
Keterangan :
Y = perbedaan tinggi permukaan zat cair (m).
τ = tegangan permukaan (N/m).
g = percepatan gravitasi (m/s2).
θ = sudut kontak (º).
r = jari-jari penampang pipa kapiler (m).
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3).
9
A. Mesin Kalor/ Carnot
Mesin Kalor adalah sebuah mesin atau alat yang dapat merubah energi panas atau
kalor melalui siklus menjadi energi gerak atau mekanik. Dalam mesin mobil misalnya,
energi panas hasil pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi gerak mobil. Tetapi,
dalam semua mesin kalor kita tahu bahwa pengubahan energi panas ke energi mekanik
selalu disertai dengan adanya gas buang, yang membawa jumlah energi panas. Dengan
demikian, hanya sebagian utama energi panas hasil pembakaran bahan bakar yang diubah
menjadi energi mekanik, sisanya akan terbuang menjadi berupa gas buang.
Berikut adalah skematik sederhana dari mesin kalor :
10
Dapat diamati diagram di atas suhu tinggi (TH) dan suhu rendah (TL) dikenal
juga dengan julukan suhu operasi mesin (suhu = temperatur). Dimulai dari kalor yang
mengalir dari tempat bersuhu tinggi diberi simbol QH adanya kalor ini disebabkan
adanya gesekan antara bahan bakar, udara dan sistem didalam mesin, sedangkan kalor
yang dibuang ke tempat bersuhu rendah diberi simbol QL. Ketika mengalir dari tempat
bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu rendah inilah terjadi kerja didalam sistem,
sebagian QH diubah menjadi energi mekanik (digunakan untuk melakukan kerja/W),
sebagian lagi dibuang sebagai QL atau menjadi gas buang. Sebenarnya kita sangat
mengharapkan bahwa semua QH bisa diubah menjadi W, tapi pengalaman sehari-hari
menunjukkan bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. Karena akan selalu ada kalor
yang terbuang. Seperti halnya jika kita mengendarai sepeda motor atau mobil, bukan
hanya gaya yang dihasilkan dari swbuah sistem tetapi juga akan menghasilkan sebuah gas
sisa yang dibuang ke lingkungan. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa QH = W +
QL. / W = QH-QL
11
hanya mengalir sekali saja maka kerja yang dilakukan mesin kalor juga hanya sekali saja
(energi mekanik yang dihasilkan sangat sedikit). Dengan demikian mesin kalor tersebut
tidak bisa kita manfaatkan secara optimal. Mesin kalor bisa dimanfaatkan secara optimal
jika ia melakukan kerja secara terus menerus.
12
B. Siklus Carnot
Kurva A-B dan C-D merepresentasikan proses isotermis. Sedangkan B-C dan D-A adalah
proses adiabatis. Mesin ideal Carnot bekerja berdasarkan mesin kalor yang dapat bekerja
bolak balik (reversibel).
1). Pada proses A-B, gas mengalami ekspansi isothermal. Selama proses ini, system
menyerap kalor sebesar Q₁ pada temperature konstan. Proses ekspansi menyebabkan volume
sistem bertambah besar dari VA menjadi Vв yang diikuti dangan penurunan tekanan dari PA
menjadi PB.
2). Pada Proses B-C, gas mengalami proses ekspansi adiabatik. Selama proses ini, tidak ada
kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem. Volume gas dinaikkan dari VÂ menjadi Vc
yang menyebabkan turunnya tekanan dari PB menjadi PC.
13
3). Proses C-D merupakan proses pemampatan secara isotermal. Pada proses ini sistem
melepas kalor sebesar Q2 tanpa terjadi perubahan temperature. Kompresi menyebabkan
volume berkurang dari Ve menjadi Vp. Penurunan volume menyebabkan naiknya tekanan
gas dari Pc menjadi PD.
4). Proses D-A merupakan pemampatan (kompresi) adiabatik. Pada proses ini sistem tidak
menyerap ataupun melepas kalor. Proses kompresi menyebabkan volume mengecil dari VĎ
menjadi VA diikuti dengan kenaikkan tekanan dari Pp menjadi PA.
Sesuai dengan siklus carnot maka dapat dijelaskan prinsip kerja mesin kalor. Mesin
kalor menyerap kalor dari reservois bersuhu tinggi T1 sebesar Q1. Mesin menghasilkan kerja
sebesar W dan membuang sisa kalornya ke reservois bersuhu rendah T2 sebesar Q2.
Dari penjelasan gambar terlihat bahwa tidak ada sebuah mesin yang memanfaatkan semua
kalor yang diserap Q1 untuk melakukan kerja W. Pasti selalu ada kalor yang terbuang.
14
D. Perkembangan Mesin Kalor dalam Teknologi
Pada tahun 1778, Thomas Alfa Edison memperkenalkan mesin uap pertama yang
mengkonversi panas menjadi kerja mekanik. Mesin tersebut disempurnakan oleh Sadi
Carnot (1824). Saat itu, dia berupaya menemukan hubungan antara panas yang digunakan
dan kerja mekanik yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan sebenarnya untuk
menaikkan efisiensi mesin uap yang pada waktu itu sudah digunakan. Kebanyakan mesin
uap waktu itu kurang efisien, hasil pemikirannya merupakan titik awal perkembangan
ilmu termodinamika klasik dan beliau dianggap sebagai Bapak Termodinamika.
1. Mesin Uap
Didalam cylinder mesin uap terdapat Piston yang mempunyai piston rod yang
Dihubungkan dengan cross head yang berada diluar cylinder. Cross head dihubungkan oleh
connecting rod dengan: crank shaft (tidak tampak pada gambar), sehingga apabila piston
bergerak kian kemari maka crank shaft dapat berputar Slide valve yang mempunyai valve rod
digerakkan oleh crank shaft melalui eksentrik, sehingga slide valve dapat bergerak kian
kemari sambil membuka dan menutup dua buah lubang uap yang berhubungan dengan
cylinder. Valve hox dimana slide valve berada mempunyai dua saluran. Saluran pemasukan
yang dihubungkan dengan boiler untuk menyalurkan uap dengan tekanan tinggi (warna
merah). Dan saluran pembuangan yang dihubungkan dengan cerobong untuk membuang uap
15
bekas (warna biru). Pada waktu piston mencapai posisi paling kiri, maka slide valve akan
membuka lubang uap cylinder bagian kiri sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam
cylinder pada bagian kiri dari piston dan mendorong piston kekanan, sementara itu lubang
uap sebelah kanan dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat
terbuang keluar melalui cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut sudah
ditutup oleh slide valve sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan
karena ekpansi dari uap.
Pada waktu piston mencapai posisi paling kanan, maka slide valve akan membuka
lubang uap cylinder hagian kanan sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam cylinder
pada bagian kanan piston dan mendorong piston kekiri, sementara itu lubang uap sebelah kiri
dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat terbuang melalui
cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut sudah ditutup oleh slide valve
sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan karena ckpansi dari uap.
Karena cross head dengan crank shaft dihubungkan oleh connecting rod, maka gerakan kian
kemari dari piston tersebut akan diubah menjadi gerakan putaran dari crank shaft. Demikian
selama ada pasokan uap dari boiler maka mesin uap akan merubah menjadi tenaga mekanis
dengan gerakan putaran dari crank shaft.
2. Mesin Bensin (Otto)
Motor bensin pertama kali ditemukan pada tahun 1876. Motor Bensin yang
ditemukan oleh Otto menggunakan siklus empat langkah. Dengan penjelasan, setiap
empat kali langkah piston menghasilkan satu kali Kerja atau tenaga. Sehingga motor
empat langkah seringkali disebut dengan Sebutan motor Otto. Penemuan Otto ini
bukanlah penemuan motor bensin yang pertama, Karena sebelumnya, Etiene Lenoir telah
menemukan motor bensin yang Bersiklus dua langkah pada tahun 1869. Namun, Otto
memandang bahwa Motor bensin dua langkah tersebut memiliki efisiensi yang rendah,
karena Memiliki kompresi yang rendah. Untuk itu, Otto memandang perlu adanya
Langkah kompresi terlebih dahulu sebelum bahan bakar dinyalakan. Prinsip Kerja motor
bakar adalah perubahan dari energi thermal menjadi energi Mekanis. Panas yang
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar yang terjadi Di dalam ruang bakar.
Mekanisme kerja dari mesin bensin :
16
1. Langkah Pemasukan/Isap.
Katup isap (KI) terbuka dan piston bergerak dari batas atas, titik saat kondisi tersebut
disebut TMA (Titik Mati Atas). Dari atas kemudian menuju TMB (Titik Mati Bawah).
Setelah katup terbuka kemudian campuran udara dan bahan bakar mesuk dan mengisi
silinder.
2. Langkah Kompresi
Katup masuk tertutup dan piston bergerak menekan campuran udara dan bahan bakar
yang menimbulkan tekanan. Ketika piston mendekat pada TMA, akan timbul percikan
api listrik yang dihasilkan oleh busi dengan dua ujung elektrodenya. Percikan api listrik
tersebut membuat campuran udara dan bahan bakar terbakar sehingga mulai terjadi
proses pembakaran.
3. Langkah Ekspansi
Campuran udara dan bahan bakar yang telah terbakar secara berurutan menimbulkan
tekanan yang semakin lama semakin maksimal. Tekanan maksimal ini berikutnya
menekan piston ke bawah baik tekanan maupun suhu dari gas pembakaran mulai
berkurang. Gaya gerak yang yang timbul dari gerakan pada piston ini diteruskan pada
poros engkol melalui tangkai piston dan engko dan dengan demikian poros cngkol
dipaksa berputar mengatasi tahanan geseran.
4. Langkah Buang.
Katup buang (KB) terbuka dan gas sisa pembakaran ditekan keluar oleh piston yang
bergerak ke atas dan dengan demikian selanjutnya dimulai lagi langkah pemasukan untuk
17
siklus yang selanjutnya. Daya yang dihasilkan motor pembakaran ini tergantung dari isi
silinder antara TMA dan TMB. Hali ini dikarenakan jumlah panas yang dihasilkan dari
proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar mengalir dari silinder tersebut pada
tiap siklusnya
3. Mesin Diesel
Ditemukan pada tahun 1890 oleh seorang berkebangsaan Jerman yaitu Rudolph
Diesel. Sama halnya dengan siklus otto, siklus diesel merupakan siklus bolak-balik
(reciprocating), namun pada siklus ini terdapat pengapian kompresi yang berbeda
dengan siklus otto (menggunakan spark plug). Pada siklus diesel ini spark plug dan
karburator digantikan oleh injektor bahan bakar.
1. Langkah pertama dinamakan langkah hisap. Proses ini ketika piston bergerak dari
titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) yang menyebabkan pembesaran
ruang bakar. Saat langkah ini, katup hisap terbuka dan udara dari intake manifold
masuk ke ruang bakar.
2. Langkah kedua dinamakan langkah kompresi, prosesnya saat piston bergerak dari
TMB ke TMA. Pada langkah kompresi, katup hisap dan buar tertutup rapat.
Geraknya piston membuat udara di ruang bakar menjadi terkompresi, suhu dan
tekanannya naik.
18
3. Ketiga, yaitu langkah usaha, ketika piston sudah ada di TMA, suhu dan tekanan
udara sudah sangat tinggi. Saat ini pula, solar disemprotkan dari injektor ke ruang
bakar. Hasilnya, solar terbakar karena suhu udara melebihi titik nyala solar.
Pembakaran ini menciptakan gaya yang mendorong piston ke TMB.
4. Langkah terakhir yaitu pembuangan, piston bergerak dari TMB ke TMA dengan
katub buang yang terbuka. Gerakan piston tersebut membuat gas sisa pembakaran
keluar. Kemudian kembali ke langkah yang pertama, langkah hisap.
2. Mesin Uap
19
Dalam pengaplikasian mesin uap yang saat ini masih digunakan adalah PLTU,
cara kerja pembangkit tenaga listrik dimulai dengan air yang dipanasi dalam boiler. Lalu,
dari hasil pemanasan ini akan didapati uap panas yang selanjutnya akan disalurkan
melalui pipa yang kemudian menggerakkan turbin.
20
Dalam kehidupan sehari-hari contoh paling mudah kalau kalor dapat
menyebabkan energi mekanis(gerak) adalah saat kita sedang memasak air menggunakan
api. Panas api yang dapat mendidihkan air dalam panci akan menyebabkan uap panas
yang coba untuk keluar dari panci. Akibat tekanan dari uap inilah yang menyebabkan
tutup panci terangkat-angkat.
BAB III
PENUTUP
A, Kesimpulan
Tegangan permukaan suatu zat cair terjadi karena perbedaan resultan gaya tarik molekul
yang ada di permukaan zat cair atau karena ada gaya kohesi dan adhesi. Dalam hal ini gaya
adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel-partikel air,
maka air akan naik dalam pipa kapiler
Tegangan permukaan zat cair dengan menggunakan variasi jari-jari pipa kapiler dan massa
jenis zat cair yang berbeda diperoleh kesalahan mutlak 0,906.10-2 N/m dengan KR 12,4% dan
TK 87,6%. Kesalahan mutlak pada zat cair (minyak goreng) sebesar 2,965.10-2 N/m dengan KR
54,4% dan TK 45,6%. Kesalahan mutlak pada zat cair (oli) sebesar 4,949.10-3 N/m dengan KR
27,04% dan TK 72,96%. Ketiga percobaan tersebut diperoleh kesalahan relative >10%, oleh
karena itu percobaan dinyatakan tidak valid. Penyebab percobaan tidak valid yaitu saat
percobaan dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan yaitu suhu, zat
terlarut, surfaktan, jenis cairan dan konsentrasi zat terlarut tidak di ukur satu persatu secara rinci.
21
1. Mesin Kalor adalah sebuah alat yang dapat mengubah kalor(panas) menjadi energi gerak
atau mekanik
2. Mesin kaloe yang menggunakan siklus carnot disebut mesin kalor carnot
3. Efisiensi mesin adalah seberapa baik mesin mengkonversi kalor menjadi energi gerak dan
sesedikit mungkin mengeluarkan gas buang
4. Contoh mesin kalor dalam kehidupan sehari-hari adalah : motor, mobil dll.
B. Saran
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, dan
kesalahan jadi kami mengharapkan saran dari saudara supaya di lain waktu dapat memperbaiki
kesalahan dan kekurangan serta dapat menjadi lebih baik lagi
22
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Dewi. 2016 Penentuan Tegangan Permukaan Cairan dengan Metode Kapilaritas.
http://dewiwahyumaterifarmasikita.blogspot.co.id/
https://nanopdf.com › 3-huku...PDF
1. Siklus, Hukum Termodinamika II dan Mesin Kalor
http://staff.uny.ac.id › filesPDF
KALOR dan TERMODINAMIKA – Universitas Negeri Yogyakarta
^ Yuberti (2013). Konsep Materi Fisika Dasar 2 (PDF). Bandar Lampung: Anugrah Utama
Raharja (AURA). Hlm. 71. ISBN 978-602-1297-30-8.
https://pdfcoffee.com/bab18-mesin-kalor-entropi-dan-hukum-2-termodinamika1-pdf-free.html
23
24