Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIKA

FLUIDA STATIS
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang sangat mendalam saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah fisika tentang Fluida Statis ini.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik agar saya dapat memperbaiki makalah fisika ini
kedepannya. Semoga makalah dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan Fisika bagi kita semua.

Pandan, 25 Oktober 2017

Nicolas C. Tambunan

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan...................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan............................................................4

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Fluida dan Fluida Statis................................................ 5
2. Sifat-Sifat Fluida.......................................................................... 5
1. Tegangan Permukaan.........................................................5
2. Gejala Kapilaritas.............................................................7
3. Gejala Meniskus..................................................................8
4. Hukum Stokes dan Viskositas......................................9
5. Tekanan Mutlak............................................................12
6. Hukum Pascal.......................................................................12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.....................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah
salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya
lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida
yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
Fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan
menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan
siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan
uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu
a) Apa pengertian, sifat- sifat dari Fluida Statis
b) Apa pengertian, rumus, gambar, dan contoh soal dari gejala Meniskus
c) Apa pengertian, rumus, gambar, dan contoh soal dari Viskositas dan hukum Stokes
d) Apa pengertian, rumus, gambar, dan contoh soal dari Tegangan Permukaan
e) Apa pengertian, rumus, gambar, dan contoh soal dari gejala Kapilaritas

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
a) Untuk mengetahui pengertian, sifat- sifat dari Fluida
b) Untuk mengetahui pengertian, rumus, gambar, dan contoh soal dari gejala Meniskus
c) Untuk mengetahui pengertian, rumus, gambar, dan contoh soal dari Viskositas dan hukum
Stokes
d) Untuk mengetahui pengertian, rumus, gambar, dan contoh soal dari Tegangan Permukaan
e) Untuk pengertian, rumus, gambar, dan contoh soal dari gejala Kapilaritas

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai fluida statis
2. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat cair, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. Dan semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir
dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni :
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak
dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai
gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air
tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai.
2. Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, tegangan permukaan,
kapilaritas, meniskus dan viskositas dan hukum stokes.
1. Tegangan permukaan
Gambar di samping
memperlihatkan seekor
serangga yang hinggap di
permukaan air dan sebuah
silet yang mengambang di
atas air.

5
Mengapa keduanya tidak tenggelam ?. Hal ini desebabkan karena adanya tegangan
permukaan antara zat cair dengan benda di atas permukaan zat cair tersebut.
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
meregang sehingga permukaannya seolah tertutup oleh lapisan elastis.
Hal ini dikarenakan adanya gaya tarik-menarik antar partikel. Gaya tarik menarik antar
partikel sejenis disebut kohesi, dan gaya tarik menarik antara partikel yang tidak sejenis
disebut adhesi.
Bagaimana tegangan permukaan terjadi ?
Di bawah permukaan zat cair (titik A), setiap partikel zat
ditarik oleh gaya yang sama ke segala arah oleh partikel-
partikel didekatnya. Akibatnya, resultan gaya yang bekerja
pada partikel sama dengan nol. Pada permukaan zat cair (titik
B), setiap partikel ditarik oleh partikel-partikel terdekat yang
berada disamping dan di bawahnya, tetapi tidak di tarik oleh
partikel yang ada di atasnya. Akibatnya ada resultan gaya
berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair.
Resultan gaya ini menyebabkan permukaan zat cair seolah-
olah tertutup oleh selaput tipis elastis. Resultan gay a tersebut
mengakibatkan cairan mengambil bentuk luas permukaan
sekecil mungkin. Akibatnya tegangan permukaan, setetes air
akan cenderung berbentuk bola karena dalam bentuk bola, cairan memiliki daerah permukaan
yang paling kecil.

Untuk mengetahui besarnya tegangan permukaan


maka perhatikan gambar di atas. Seutas kawat
abcd berbentuk U dihubungkan dengan kawat
lain PQ selanjang l, yang bergerak bebas pada
kaki kawat abcd. Celupkan susunan kawat ini ke
larutan sabun, kemudian keluarkan sehingga
terbentuk larutan tipis pada persegi panjang abcd.
Gaya tegangan permukaan pada sabun akan
menarik kawat PQ ke atas. Untuk
mengimbanginya diperlukan gaya w yang
berarah ke bawah. Jadai pada keadaan setimbang gaya tegangan permukaan w, berupa berat
kawat ditambah berat benda yang digantung pada kawat tersebut.
Tegangan permukaan (γ) dalam zat cair didefinisikan sebagai perbandingan antara
gaya permukaan (F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya yang bekerja
γ = F/d
Karena selaput sabut mempunyai dua permukaan (d = 2l) maka
γ = F/2l
Contoh Soal
Sebatang kawat dibengkokkan seperti huru U.
Kemudian kawat kecil PQ yang bermassa 0,2 gram
dipasang dalam kawat tersebut(perhatikan gambar).
Kemudian kawat tersebut dicelupkan ke dalam cairan
sabun dan diangkat vertikal sehingga ada lapisan tipis
sabun di antara kawat tersebut. Ketika ditarik ke atas
kawa kecil mengalami gaya tarik ke atas oleh lapisan
sabung. Agar terjadi keseimbangan, maka pada kawat

6
kecil PQ digantungkan benda dengan massa 0,1 gram. Jika panjang kawat PQ = 10 cm dan
nilai gravitasi 9,8 m/s2, berapa tegangan sabun tersebut?
Pembahasan:
Diketahui : Massa kawat = 0,2 gram = 2 x 10-4 kg; Panjang kawat (l) = 10 cm = 10-1 m;
Massa benda = 0,1 gram = 1 x 10-4 kg; g = 9,8 m/s2
Ditanyakan : tegangan permukaan lapisan sabun (g)
Rumus
γ = F/d ( d = 2l)
F = berat kawat ditambah berat benda = 3 x 10-4 kg x 9,8 = 2,94 x 10-3 N
γ = 2,94 x 10-3/ 2x 10-1 = 1,47 x 10-2 N/m.
Jadi besarnya tegangan permukaan adalah 1,47 x 10-2 N/m.

2. Gejala Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya suatu zat cair (fluida) pada suatu pipa kapiler
yang dipengaruhi oleh gaya kohesi, adhesi, dan tegangan permukaan.
Gaya kohesi adalah gaya antar molekul yang sejenis sedangkan adhesi adalah gaya antar
molekul yang tidak sejenis. Gejala kapilaritas banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari.
Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor, meresapnya air pada dinding tembok, dan
naiknya air dari akar tanaman sampai ke daun merupakan contoh dari gejala kapilaritas.

(a) Jika sudut kontak kurang dari 90°, maka permukaan zat
cair dalam pipa kapiler naik

(b) jika sudut kontak lebih besar dari 90°, maka permukaan
zat cair dalam pipa kapiler turun.

Ketinggian yang
dicapai fluida dalam pipa kapiler tergantung pada besar
tegangan permukaannya. Tegangan permukaan dihasilkan
oleh gaya permukaan yang bekerja di sekeliling permukaan
fluida. Bahwa gaya adhesi dan kohesi mengakibatkan sifat
meniskus permukaan fluida (air cekung, raksa cembung)
sehingga besar komponen gaya permukaan dalam arah
vertikal dipengaruhi oleh sudut kontak. D maka
persamaannya menjadi seperti berikut.

Keterangan:

h : kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)


γ : tegangan permukaan N/m
θ : sudut kontak (derajat)
ρ : massa jenis zat cair (hg/m3)
r : jari-jari pipa (m)

7
Contoh soal
1. Suatu tabung berdiameter 0,4 cm jika dimasukkan ke dalam air secara vertikal sudut
kontaknya 60o. Jika tegangan permukaan air adalah 0,5 N/m, maka tentukanlah kenaikan air
dalam tabung.
Pembahasan :
2 γ cos θ
h=
ρgr

2 (0,5) cos 60o


h=
(103) (10) (2 x 10-3)

2 (0,5) (½)
h=
20

h = 0,025 m
h = 2,5 cm.

3. Gejala Meniskus
Gejala meniskus adalah kelengkungan permukaan suatu zat cair di dalam tabung. Meniskus
yang kita kenaldalam dunia fisika ada meniskus cekung dan meniskus cembung. Apabila kita
menuangkan raksa ke dalam suatu tabung kaca dan air pada tabung kaca lainnya, kemudian
kita perhatikan bentuk permukaannya. Apa yang
kita dapatkan? kita akan mendapatkan bentuk
kedua permukaan seperti yang dilukiskan pada
gambar berikut.

Gambar di samping adalah Meniskus cekung


dan meniskus cembung.

Jika pada lengkungan air dan raksa kita tarik


garis lurus, maka garis itu akan membentuk
sudut θ
terhadap dinding vertikal tabung kaca. Sudut
θ tersebut dinamakan sudut kontak. Oleh karena itu, sudut kontak adalah sudut yang dibentuk
antara permukaan zat cair dengan permukaan dinding pada titik persentuhan zat cair dengan
dinding.

Gaya kohesi dan adhesi


pada zat cair yang
membasahi dinding dan
tidak membasahi
dinding.

8
Untuk menjelaskan memahami peristiwa tersebut, kita harus mengingat kembali konsep gaya
adhesi dan gaya kohesi. Akibat adanya gaya kohesi antara partikel air (FA) lebih besar
daripada gaya adhesi antara partikel air dengan partikel kaca (Fk), maka resultan kedua gaya
(FR) arahnya keluar. Agar tercapai keadaan yang seimbang, permukaan air yang menempel
pada dinding kaca harus melengkung ke atas.
Kelengkungan permukaan suatu zat cair di dalam tabung disebut meniskus. Karena bentuknya
cekung maka meniskus air dalam bejana kaca dinamakan meniskus cekung.
Sudut yang dibentuk oleh kelengkungan air terhadap garis vertikal dinamakan sudut kontak
θ. Besarnya sudut kontak untuk meniskus cekung lebih kecil dari 90°.

4. Hukum Stokes dan Viskositas


Hukum Stokes
Gaya gesek antara permukaan benda padat yang bergerak dengan
fluida akan sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda ini
terhadap fluida. Hambatan gerak benda di dalam fluida disebabkan
oleh gaya gesek antara bagian fluida yang melekat ke permukaan
benda dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek itu sebanding
dengan koefisien viskositas (η) fluida. Menurut Stokes, gaya gesek
adalah :
Fs = 6 π r η v
Keterangan:
Fs : gaya gesek (N)
r : jari-jari benda (m)
v : kecepatan jatuh dalam fluida (m/s)
Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Stokes. Penentuan η dengan mengunakan
hukum Stokes dapat dilakukan dengan percobaan kelereng jatuh. Sewaktu kelereng
dijatuhkan ke dalam bejana kaca yang berisi cairan yang hendak ditentukan koefisien
viskositasnya, kecepatan kelereng semakin lama semakin cepat.

Sesuai dengan hukum Stokes, makin cepat gerakannya,


makin besar gaya geseknya. Hal ini menyebabkan gaya
berat kelereng tepat setimbang dengan gaya gesek dan
kelereng jatuh dengan kecepatan tetap sebesar v
sehingga berlaku persamaan:
w = Fs
m.g=6πrηv
Rumus hukum stokes
Fs = 6 π η r v
Keterangan:
Fs = gaya hambatan (N)
η = koefisien viskositas (kg m-1 s-1)
r = jari-jari bola (m)
π = 22/7
v = laju relatif benda terhadap fluida.

9
Soal Hukum Stokes
Sebuah bola logam berdiameter 200 mm jatuh ke dalam cairan gliserin yang memiliki
koefisien viskositas 1,5 Pa.s sehingga memiliki kecepatan 0,2 m/s. Tentukan gaya gesekan
Stokes antara bola dan gliserin.

Diketahui:
d = 200 mm = 0,2 m ⇒ R = 0,1 m
η = 1,25 Pa. s
v = 0,2 m/s
Ditanya:
Gaya gesekan Stokes
Penyelesaian:
⇔ Gaya gesekan Stokes F = 6πηRv
⇔ = 6 x 3,14 x 1,25 x 0,1 x 0,2
⇔ = 0,471 N
∴ Gaya gesekan Stokes sebesar 0,471 N

Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida
mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat
cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas,
viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.
Viskositas atau Kekentalan Zat Cair
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien
viskositas (η). Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s).
Ketika kita berbicara viskositas kita berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak
mempunyai koefisien viskositas.
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang
koefisien viskositasnya η, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida
sebesar Fs= kη v, dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda.
Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan
bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 π r. Bila
nilai k dimasukkan ke dalam persamaan, maka diperoleh
persamaan seperti berikut.
Fs = 6 π η rv
Keterangan:
Fs : gaya gesekan stokes (N)
η : koefisien viskositas fluida (Pa s)
r : jari-jari bola (m)
v : kelajuan bola (m/s)
Perhatikan sebuah bola yang jatuh dalam fluida pada
gambar dibawah. Gaya-gaya yang bekerja pada bola adalah
gaya berat w, gaya apung Fa, dan gaya lambat akibat viskositas
atau gaya stokes Fs. Ketika dijatuhkan, bola bergerak

10
dipercepat. Namun, ketika kecepatannya bertambah, gaya stokes juga bertambah. Akibatnya,
pada suatu saat bola mencapai keadaan seimbang
sehingga bergerak dengan kecepatan konstan yang
disebut kecepatan terminal.
Gaya-gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
dalam fluida
Pada kecepatan terminal, resultan yang bekerja
pada bola sama dengan nol. Misalnya
sumbu vertikal ke atas sebagai sumbu positif, maka
pada saat kecepatan terminal tercapai berlaku
berlaku persamaan berikut.

Untuk benda berbentuk bola


seperti pada gambar diatas,
maka persamaannya menjadi
seperti berikut.

Keterangan:
vT : kecepatan terminal (m/s)
η: koefisien viskositas fluida (Pa s)
R : jari-jari bola (m)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
ρ 3
b : massa jenis bola (kg/m )
ρ 3
f : massa jenis fluida (kg/m )

Viskositas Fluida
Untuk viskositas beberapa fluida dapat kita lihat
pada tabel berikut!
Pada tabel disamping terlihat bahwa air,
udara, dan alkohol mempunyai koefisien
kecil sekali dibandingkan dengan gliserin.
Oleh karena itu, dalam perhitungan sering
diabaikan. Berdasarkan eksperimen juga
diperoleh bahwa koefisien viskositas
tergantung suhu. Pada kebanyakan fluida
makin tinggi suhu makin rendah koefisien
viskositasnya.
Itu sebabnya di musim dingin oli mesin menjadi kental sehingga kadang-kadang
mesin sukar dihidupkan karena terjadi efek viskositas pada oli mesin.
Soal tentang viskositas
Sebuah bola yang massa jenisnya 6,36 gram/cm³ dan berdiameter 20 mm jatuh ke
dalam cairan pelumas yang massa jenisnya 5,10 gram/cm³. Jika kecepatan terminal bola
mencapai 0,2 m/s, dan g = 10 m/s², tentukan koefisien viskositas cairan pelumas tersebut.

11
Diketahui:
ρ bola = 6,36 gram/cm³ = 6360 kg/m³
ρ fluida = 5,10 gram/cm³ = 5100 kg/m³
d bola = 20 mm ⇒ R = 10 mm = 10⁻² m
vt bola = 0,2 m/s
Ditanya:
koefisien viskositas fluida η
Penyelesaian:
⇔ Kecepatan terminal vt = [2R²g.(ρb - ρf)] / 9η
⇔ Koefisien viskositas η = [2R²g.(ρb - ρf)] / 9.vt
⇔ = [2.(10⁻²)².(10).(6360 - 5100)] / [9 x 0,2]
⇔ = 140 x 10⁻² Pa.s
∴ Koefisien viskositas sebesar 140 x 10⁻² Pa.s

5. Tekanan mutlak
Tekanan mutlak merupakan tekanan dari keseluruhan total yang dialami benda atau objek
tersebut, sehingga mengaitkan dengan pengertian tersebut, dapat dirumuskan bahwa:

Dengan keterangan sebagai berikut:


P = tekanan mutlak (Pa)
Po = tekanan udara luar (Pa)
Ph = tekanan hidrostatis (Pa)

6. Hukum Pascal
Hukum pascal yang berbunyi: "tekanan yang diberikan kepada fluida dalam sebuah ruangan
tertutup akan diteruskan sama besar kesegala arah".
Penerapan hukum pascal tersebut tertera, pada gambar dibawah ini:

Dengan keterangan sebagai berikut:


F1 = gaya pada permukaan A1 (N)
F2 = gaya pada permukaan A2 (N)
A1 = luas permukaan 1 (m2)
A2 = luas permukaan 2 (m2)
d1 = diameter permukaan 1
d2 = diameter permukaan 2

Melalui persamaan Hukum Pascal di atas, bahwa Hukum


Pascal sering diterapkan pada alat-alat dongkrak hidrolik,
pompa hidrolik, mesin hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, dan sistem kerja rem
hidrolik pada mobil.

12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:


Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat
kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada
merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.

Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
fluida statis dan dinamis

DAFTAR PUSTAKA

1. http://finda-novelia.blogspot.com/2012/05/makalah-fluida-statis.html.

2. http://www.scribd.com/doc/35522039/Makalah-Fisika.

3. http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/37-fluida-statis#ixzz2P0J9AuBq.

4. http://nellahutasoit.wordpress.com/2011/11/25/fluida/#more-208.

5. Palupi,Dwi Satya.,Suharyanto,dan Karyono.2009.Fisika Untuk SMA dan MA Kelas


XI.Jakarta : CV.Sahabat.

6. Saripudin,Arip.,Rustiawan K.,Dede,dan Suganda,Agit.2009.Praktis Belajar Fisika.Jakarta :


Visindo Media Persada.

7. Handayani,Sri.,dan Damari,Ari.2009.Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI.Jakarta : Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

8. Sagufindo kinarya.

13

Anda mungkin juga menyukai