Anda di halaman 1dari 11

JURNAL FISIKA DASAR

GAYA GESEKAN

Oleh :
Kelompok 2 :
Hasriani
SyamsulMawardi
Agustin EkaSavitri
Nurfaidah
Jumura

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014

GAYA GESEKAN
Hasriani, SyamsulMawardi, Jumura, Nurfaidah, Agustin Eka Savitri
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar
Abstrak
Telah dilakukan praktikum fisika dasar dengan judul Gaya Gesek.Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorium fisika dasar Jurusan Pendidikan Fisika. Praktikum ini
bertujuan untuk menginterpretasikan hukum-hukum Newton dan penerapannya
pada gerak benda, membedakan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetis,
mampu menjelaskan gaya berat dan gaya gesekan, serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya gaya gesekan. Kegiatan ini dilakukan dengan menarik balok diatas
mejadan menghitung besar gaya tarik dengan menggunakan neraca pegas pada

keadaan diam, tepat akan bergerak, dan bergerak lurus beraturan,gaya tarik
pada saat ditambahkan beban, gaya tarik pada permukaan halus, kasar, agak
kasar. Dari percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa benda yang tepat akan
bergerak gaya tariknya lebih besar dari bergerak lurus beraturan dan lebih kecil
dari pada benda yang diam dan semakin besar gaya normal maka semakin besar
gaya tariknya, serta semakin kasar permukaan balok semakin besar pula gaya
tariknya

Kata kunci: koefisien gesek statis, koefisien gesek kinetis, gaya berat, gaya
gesekan.
TUJUAN
1.
Mampu menginterpretasikan hukum-hukum Newton dan penerapannya
pada gerak benda.
2.

Mampu membedakan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetis

3.
Mampu menjelaskan gaya berat dan gaya gesekan, serta aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya gaya
gesekan.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling
bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang
sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika
sebuah benda bergerak, tonjolan-tonjolan miskroskopis ini mengganggu gerak
tersebut. Pada tingkat atom, sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan
atom-atom sangat dekat dengan permukaan lainnya, sehingga gaya-gaya listrik
di antara atom dapat membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu di antara dua
permukaan benda yang bergerak. Ketika sebuah benda bergerak, misalnya
ketika anda mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku
tersebut mengalami hambatan dan akhirnya berhenti. Hal ini disebabkan karena
terjadi pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut (Giancoli, 2001:102).
Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain,
masing-masing benda tersebut mengerjakan gaya gesek antara satu dengan
yang lain. Gaya gesek pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah
dengan arah gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan
dapat menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini dapat kita amati pada mesin
kendaraan. Misalnya ketika kita memberikan minyak pelumas pada mesin
sepeda motor, sebenarnya kita ingin mengurangi gaya gesekan yang terjadi di
dalam mesin. Jika tidak diberi minyak pelumas maka mesin kendaraan kita cepat

rusak. Contoh ini merupakan salah satu kerugian yang disebabkan oleh gaya
gesek (Giancoli,2001: 102).
Jenis-Jenis Gaya Gesek
Terdapat dua jenis gaya gesek yakni gaya gesek statis (fs) dan gaya
gesek kinetis (fk). Gaya gesek statis bekerja ketika benda belum bergerak
sedangkan gaya gesek kinetik bekerja ketika benda sedang bergerak. Jika anda
mendorong sebuah meja tetapi meja belum bergerak maka gaya gesek yang
bekerja pada meja yang sedang diam adalah gaya gesek statis. Sebaliknya
ketika meja sedang bergerak, gaya gesek yang bekerja pada meja adalah gaya
gesek kinetis. Apabila meja yang sedang bergerak tidak tetap didorong, meja
akan berhenti setelah bergerak beberapa saat. Meja berhenti akibat adanya gaya
gesek kinetis yang menghambat gerakan meja (Tipler, 2001: 122).
Gaya Normal dan Gaya Gesekan
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang dimana
benda ditempatkan dan tegak lurus terhadap bidang itu. Jika sebuah balok yang
beratnya w diletakkan pada bidang datar dan pada balok tidak bekerja gaya luar
maka besarnya gaya normal (N) sama dengan besar berat (w)
N=W

...

(1)
Dimana,
N = gaya normal ( N )
W = gaya berat

(N)

Jika sebuah benda dengan massanya m, berada pada bidang miring yang
licin dengan sudut kemiringan , maka besarnya gaya normal (N) sama dengan
mg cos .
N = m g cos

...(2)

Dimana :
N = gaya normal ( N )
m = massa ( kg )
g = gaya gravitasi bumi ( 10 m/s2 )
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak
benda.
Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak, bila sebuah balok
massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal pada sebuah bidang
horizontal, maka balok itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam gerakan

balok mengalami perlambatan atau ada gaya yang menahan balok. Gaya ini
disebut gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan
antar kedua permukaan benda dan gaya normal. Besarnya koefisien gesekan
ditentukan oleh kekasaran permukaan bidang dan benda (TimFisika Dasar, 2013:
15).
Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan
kinetik (fk). Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar,
kemudian ditarik oleh gaya F seperti pada gambar di bawah ini.

F
f
N
W

Sumber : copyright Fisika untuk Sains dan Tekhnik


Gambar 1: Gaya-gaya yang bekerja pada benda
Arahgaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F dan
berlaku:

1.

Untuk harga F < fs mb v aka balok dalam keadaan diam.

2.

Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.

3.
Apabila fase diperbesar lagi sehingga F > fs maka benda bergerak dan
gaya gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetis fk.
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain
disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah
dimulai, gaya gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga
diperlukan gaya yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan.
Gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut
gaya gesekan kinetik. Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum,
maka :
...(3)
Dengan adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika fk
menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka :
...(4)
dengan adalah koefisien gesekan kinetik.
Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk
sudut q sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara
benda dan bidang diberikan oleh persamaan:
mS = tan qc

...(5)

Dengan qc adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut
sudut kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan
bidang, dengan keadaan benda tepat akan bergerak/ meluncur. Pada sudutsudut yang lebih besar dari qc, balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung
bawah bidang miring dengan percepatan :
...(6)
di mana q adalah sudut kemiringan bidang dan mk adalah koefisien gesek
kinetik antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan ax, maka
koefisien gesekan mk dapat dihitung (Tipler, 2001: 123).
Hukum- Hukum Newton Tentang Gerak
Menurut Tipler (2001: 123) Hukum-hukum Newton tentang gerak adalah sebagai
berikut :
1. Hukum I Newton

Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya
yang berpengaruh padanya.
Atau
Bila gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol atau tidak ada gaya yang
bekerja pada benda, maka benda yang diam akan tetap diam atau yang
bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.
Hukum I Newton disebut juga hukum kelembaban (Inersia), yaitu sifat
kecenderungan untuk mempertahankan keadaan suatu benda. Hukum I Newton
dirumuskan sebagai berikut:
F = 0

... (7)

Dimana, F = gaya ( N )
2. Hukum II Newton
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut dan
berbanding terbalik dengan massa benda itu.
Hukum Newton II di rumuskan sebagai berikut:
a = F = m a

...(8)

Dimana, a = percepatan ( m/s2 )


F = gaya ( N )
m = massa ( kg )
3. Hukum III Newton
Jika benda pertama mengerjakan gaya (melakukan aksi) pada benda kedua
maka timbul gaya reaksi dari benda kedua terhadap benda pertama yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Hukum III Newton disebut juga hukum aksi reaksi.
Hukum III Newton dirumuskan sebagai berikut:
Faksi = - Freaksi atau F1 = -F2
Dimana, F1 = gaya aksi ( N )
F2 = gaya reaksi ( N )
Tanda (-) menunjukkan kedua gaya berlawanan arah.
Gerak Lurus

... (9)

Gerak adalah berpindahnya suatu benda dari titik acuan. Gerak lurus adalah
gerak yang arah pergerakannya melintasi arah yang lurus. Dimana lintasan
adalah tempat kedudukan titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang bergerak.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1.

Alat

a.

Neraca pegas 0-5 N

b.

Katrol meja

c.

Papan landasan

2.

Bahan

a.

Balok dengan 4 permukaan

1 buah

b.

Beban @ 50 gram

3 buah

c.

Tali / benang

1 buah
1 buah
1 buah

secukupnya

Identifikasi Variabel
1.

Kegiatan 1 : gaya tarik terhadap keadaan benda

a.

Variabel manipulasi

Keadaan benda

b.

Variabel kontrol

Gaya normal

Permukaan benda

c.

Variabel respon

Gaya tarik

2.

Kegiatan 2 : hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan

a.

Variabel manipulasi

Gaya normal

b.

Variabel kontrol
Permukaan benda

Keadaan benda

c.

Variabel respon

Gaya gesekan

3.

Kegiatan 3 : hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan

a.

Variabel manipulasi

Permukaan benda

b.

Variabel kontrol

Gaya normal

Keadaan benda

c.

Variabel respon

Gaya gesekan

Definisi Operasional Variabel


1.
a.

Kegiatan 1 : gaya tarik terhadap keadaan benda


Variabel manipulasi

Keadaan benda merupakan keadaan di mana suatu benda yang akan


diamati gaya geseknya.
b.

Variabel kontrol
Gaya normal merupakan gaya yang besarnya sama dengan berat benda.

Permukaan benda merupakan permukaan suatu benda yang akan diamati


gaya gesekannya.
c.

Variabel respon

Gaya tarik merupakan besarnya gaya yang diberikan pada benda agar
benda tersebut bergerak.
2.

Kegiatan 2 : hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan

a.

Variabel manipulasi

b.

Gaya normal merupakan gaya yang besarnya sama dengan berat benda.
Variabel kontrol


Keadaan benda merupakan keadaan di mana suatu benda yang akan
diamati gaya geseknya.

Permukaan benda merupakan permukaan suatu benda yang akan diamati


gaya gesekannya.
c.

Variabel respon

Gaya gesekan merupakan gaya hambatan yang dialami oleh benda saat
ditarik saat percobaan
d.

Kegiatan 3 : hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan

d.

Variabel manipulasi

Permukaan benda merupakan permukaan suatu benda yang akan diamati


gaya gesekannya.
e.

Variabel kontrol
Gaya normal merupakan gaya yang besarnya sama dengan berat benda.

Keadaan benda merupakan keadaan di mana suatu benda yang akan


diamati gaya geseknya.
f.

Variabel respon

Gaya gesekan merupakan gaya hambatan yang dialami oleh benda saat
ditarik saat percobaan

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerjapada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.

Gaya tarik terhadap keadaan benda

a.

Menyediakan alat dan merangkai seperti gambar berikut :

Sumber : copyright buku penuntun fisika dasar


Gambar : gaya gesekan dengan satu beban

b.

Menarik neraca pegas pelan-pelan dengan gaya kecil.

c.
Memperbesar gaya tarik hingga balok tepat akan bergerak dan bergerak
lurus beraturan.
d.
Memperhatikan skala neraca pegas saat balok diam, tepat akan bergerak,
dan bergerak lurus beraturan.
e.

Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

2.

Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan

a.
Mengulangi langkah-langkah kerja pada kegiatan 1 dengan
menamabahkan beban diatas balok.

Sumber : copyright buku penuntun fisika dasar


Gambar : gaya gesekan dengan satu beban

b.
Mengamati penujukan skala pada neraca pegas pada saat balok tepat akan
bergerak dan bergerak lurus beraturan.
c.
Melakukan beberapa kali penarikan balok dengan mengubah-ubah
penambahan beban diataas balok.

d.

Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

3.

Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan

a.
Mengulangi langkah-langkah langkah kerja pada kegiatan 1 dengan
mengganti permukaan balok yang lebih kasar.
b.
Mengamati penunjuka skala pada neraca pegas pada saat balok tepat akan
bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan.
c.
Melakukan kegiatan penarikan balok dengan mengganti permukaan balok
yang lebih kasar.
d.

Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai