Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Athaya Muhammad Alfareza Siregar


NIM : 2202023
Grup :A/4
Tanggal Praktikum : 27 Februari 2023
Judul Praktikum : Koefisien Gesekan

LABORATORIUM FISIKA PTKI MEDAN

2023
TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk mengetahui koefisien gesek statik permukaan benda di bidang datar


2. Untuk mengetahui koefisien gesek statik permukaan benda di bidang miring
TEORI DASAR

Gaya gesek adalah suatu gaya yang memiliki arah yang berlawanan terhadap
gerak suatu benda ataupun arah yang benda yang sedang digerakkan. Jika permukaan
suatu benda bergeser dengan permukaan benda lain, maka benda akan melakukan
gaya gesekan satu terhadap permukaan tersebut. Gaya gesekan antara dua permukaan
yang saling diam satu sama lain disebut gaya gesek statik. Sementara itu, gaya yang
bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya gesek
kinetik.
Gaya gesek bisa muncul saja muncul apabila dua buah benda saling
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud tidak harus berupa berbentuk benda padat,
tetapi bisa pula berbentuk benda cair, ataupun berbenruk benda gas. Gaya gesek
antara dua buah benda padat merupakan gaya gesek statik dan gaya gesek kinetik,
sedangkan pada benda yang berbentuk benda padat, cairan maupun gas merupakan
gaya Stokes.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan gaya gesek misal disaat
kita ingin pergi ke suatu tempat, tanpa kita sadari disaat kita melakukan perjalanan ke
suatu tempat yang kita tuju, yang kita lakukan adalah berjalan. Berjalan merupakan
salah satu gaya gesek antara kaki dengan permukaan tanah. Tanpa gaya gesek, kita
tidak akan bisa berjalan.

Gambar 1. Gaya Gesek


Di gambar 1. Seseorang sedang mendorong lemari ke ruangan makan. Disaat
mendorong, orang tersebut sedang melakukan gaya gesek terhadap lemari dan lantai.
Yang kita ketahui bahwa dimana kita berada, disaat kita sedang mengendarai sebuah
kendaraan, berjalan, mendorong, membuka, dan sebagainya tidak akan terlepas dari
suatu gaya gesek yang terjadi.
Menurut Sumarjono, gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak
benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Menurut Lohat menjelaskan
bahwa gesekan bisa terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik
terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara,
permukaan benda tersebut bersentuhan dengan udara sehingga terjadi sebuah gesekan
antara sebuah benda dengan udara, demikian juga Ketika bergerak di dalam air. Gaya
gesekan juga selalu terjadi pada saat antara permukaan benda padat yang
bersentuhan, sekali pun sebuah benda tersebut sangatlah licin. Permukaan benda yang
sanat licin sebenarnya sangat kasar dalam sebuah skala mikroskopis. Ketika kita
mencoba menggerakan suatu benda, tonjolan-tonjolan mikroskopis dapat menganggu
gerak tersebut. Pada tingkatan atom, sebuah tonjolan pada permukaan bisa
menyebabkan suatu atom-atom bisa sangat dekat dengan suatu permukaan lainnya.
Sehingga gaya-gaya listrik di antara suatu atom dapat membentuk suatu ikatan kimia,
sebagau penyatu kecil di antara dua permukaan bedan yang sedang bergerak.
Ketika sebuah benda bergerak, misalnya Ketika kita lagi mendorong sebuah
buku pada permukaan sebuah meja, Gerakan benda tersebut mengalami suatu
hambatan dan akhirnya akan berhenti, karena terjadi gesekan antara permukaan
sebuah buku dengan udara di sekelilingnya, dimana dalam suatu skala mikropis, hal
ini dapat terjadi akibat pembentukan dan pelepasan ikatan pada ke dua benda
tersebut. Jika permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan sebuah benda
lain, masing-masing benda tersebut dapat melakukan gaya gesekan antar satu dengan
yang suatu benda lain. Gaya gesekan pada suatu benda yang sedang bergerak selalu
mengakibatkan berlawanan arah dengan arah gerakan pada ke dua benda tersebut.
Gaya gesek dapat bekerja pada garis singgung terhadap ke dua benda.
Misalkan, pada sebuah benda yang terletak pada satu bidang datar horizontal dapat
dikenai gaya sebesar F. Diagram suatu gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut
dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Arah Gaya Gesek


Berdasarkan pada Gambar 2, arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah
gaya luar yang bekerja pada benda dan arah gerak benda. Untuk pada benda
berbentuk padat yang bergerak di atas benda padat, besar kecilnya sebuah gaya gesek
sangatlah bergantung pada kasarnya atau licinnya suatu permukaan benda yang
bersentuhan, semakin kasar suatu permukaan maka semakin besar juga gaya
geseknya. Sebaliknya, semakin licin suatu permukaan, semakin kecil pula gaya
geseknya. Contoh pada gaya gesek mendorong sebuah kursi. Jika suatu permukaan
suatu objek yang sangat kasar, maka sebuah gaya gesek bisa semakin besar, dan
sebaliknya. Maka nilai besarnya dan kecilnya gaya gesek sebuah benda dapat
dipengaruhi kasarnya atau licinnya suatu permukaan benda lainnya. Gaya gesek tidak
dapat terjadi apabila ke dua benda tidak saling bersetuhan di antara suatu permukaan
benda demgan suatu bidang lintasan. Maka ketika sebuah benda bergerak, maka akan
terbentuklah gesekan di antara ke dua benda tersebut. Gaya gesek dan gaya gravitasi
adalah suatu ke dua gaya yang sama tapi beda makna. Gaya gesek adalah sebuah gaya
yang disebabkan oleh interaksi suatu dua permukaan, seperti balok dan lereng. Gaya
gesekan menyebabkan ketika balok bergerak yang lebih lambat ke bawah atau bahkan
tetap di tempatnya. Gaya gesekan selalu berlawan arah dengan gerakan pada suatu
benda, dan sangat sebandingan dengan suatu gaya yang ditekankan oleh balok ke
lereng. Gaya gravitasi adalah suatu gaya Tarik yang bekerja di antara massa, tapi
hanya ke duanya memiliki suatu massa. Gaya gravitasi sangatlah lemah.
Jenis-jenis Koefisien Gaya Gesek mempunyai 2 jenis yaitu; Gaya gesek Statis
dan Gaya gesek Kinetik.
1. Gaya Gesek Statis

Gaya ini dapat bekerja saat permukaan ke dua benda saling bersentuhan dan tidak
saling bergeser satu sama lain. Jadi pada besarnya gaya gesek statis dapat diketahui
dari hasil koefisien gesek statis dikali dengan gaya normal pada benda.

Pada hukum I Newton menyatakan bahwasannya: “Jika resultan gaya yang bekerja
pada sebuah benda sama dengan 0. Maka benda yang diam akan terus diam dan
benda yang bergerak akan cenderung bergerak”.

Berdasarkan pada hukum I Newton tersebut, selama benda masih berada di


posisi diam berarti gaya gesek statis akan sama dengan gaya yang bekerja pada benda
tersebut.

Berikut kali ini adalah rumus gaya gesek statis:

fs = µs × N

fs adalah suatu besaran gaya gesek statis dan memiliki satuan Newton (N). µs adalah
suatu koefisien gesek kinetis dan tanpa memiliki satuan, dan N adalah adalah gaya
normal dan memiliki satuan Newton (N).

Koefisien gaya gesek merupakan suatu gaya besaran yang dipengaruhi


kekesaran ke dua permukaan suatu benda yang saling bersenruhan. Biasanya
koefisien gaya geek statis lebih besar daripada suaru gaya gesek kinetis.
Contoh soal:

Sebuah balok kayu yang bermassa 100 Kg yang diletakkan di suatu lantai dan ditarik
dengan koefisien gesek statis kotak dengan lantai 0,5 N. Berapalah besar gaya gesek
statisnya?

Penyelesaian:

Diketahui : m = 100 Kg

µs = 0,5 N

g = 9,8 m/s2
Ditanya : fs =….?

Jawaban.

fs = µs × N

fs = µs × (m × g)

fs = 0,5 × (100 Kg × 9,8 m/s2)

fs = 0,5 × 980 N

fs = 490 N

Jadi besar gaya gesek statis dari sebuah balok kayu yang bermassa 100 Kg dan ditarik
dengan Koefisien gesek statisnya adalah 490 N.

Pada bidang datar, berlaku rumus:

mbeban
µs = mbenda

dengan µs adalah suatu koefisien gesekan statis permukaan bidang datar dengan
permukaan benda (tanpa satuan), mbeban adalah suatu beban yang digantungkan pada
katrol (dalam satuan gr), dan mbenda adalah suatu massa benda yang diletakkan di atas
permukaan bidang kasar (dalam satuan gr).

Pada bidang miring, berlaku rumus:

µs = tan θ
dengan µs adalah suatu koefisien gesekan statik suatu permukaan bidang miring
dengan suatu permukaan sebuah benda (tanpa satuan) dan θ adalah suatu sudut
kemiringan minimum yang akan dibutuhkan agar benda dapat meluncur [dalam
satuan derajat (º)].

2. Gaya Gesek Kinetis

Jenis gay aini dapat bekerja saat suatu permukaan benda yang saling bersentuhan
saling bergerak. Kebalikan dari sebuah gaya gesek statis, gaya gesek kinetic berlaku
pada benda yang bergerak.

Rumus gaya gesek adalah gaya yang akan diberikan ketika suatu benda
bergerak. Ketika suatu benda diam sampai akan bergerak, gaya yang bekerja padanya
adalah rumus gaya gesek kinetis. Kemudian ketika suatu benda mulai bergerak, gaya
yang bekerja padanya adalah gaya rumus statis. Tanpa rumus gaya gesek kinetis,
suatu benda yang telah menerima gaya akan selalu tetap bergerak dan tidak bisa
berhenti karena tidak ada suatu gaya gesekan yang memperlambat pada benda
tersebut, seperti halnya jika berada di luar angkasa. Rumus gaya gesek kinetis dapat
bekerja ketika suatu permukaan kontak saling bergeser atau saling berbenturan.
Berlawanan dengan gaya gesek statis, gaya gesek kinetis ini dapat bekerja kepada
benda yang sedang bergerak.

Berikut merupakan rumus gaya gesek kinetis:

fk = µk × N

fk adalah suatu besarnya gaya gesek kinetis dan memiliki satuan Newton (N), µ k
adalah suatu koefisien gesek kinetis dan tanpa memiliki satuan, dan N adalah sebuah
gaya normal dan memiliki satuan Newton (N).

Jika melihat rumus gaya gesek kinetis di atas, nilai rumus gaya gesek ini adalah hasil
dari kali rumus gaya gesek kinetis dengan gaya normal suatu benda. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, rumus gaya gesek  selalu lebih rendah daripada rumus
gaya gesek statis untuk bahan yang sama.

Contoh Soal:

Sebuah kayu memiliki memiliki massa 100 kg dan ditarik di suatu permukaan lantai.
Jika koefisien gesek kinetisnya adalah 0,2 dan suatu percepatan gravitasi 9,8m/s2,
berapakah suatu gaya gesek kinetis yang dimiliki pada sebuah kayu tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui: m =100 kg

µk = 0,2

g = 9,8m/s²

Ditanyakan: fk…………?

fk = µk × N

fk = µk × (m × g)

fk = 0,2 × (100 Kg × 9,8 m/s2)

fk = 0,2 × (980 N)

fk = 196 N

Jadi, besarnya suatu gaya gesek kinetis yang dimiliki pada sebuah kayu tersebut
adalah 196 N

Dari Dunia IPA, rumus gaya gesek dapat memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
kehidupan sehari-hari. Keuntungan dari penerapan rumus gaya gesek yang kita
peroleh misalnya menghasilkan panas, erosi dan drag.

Sedangkan kerugian dapat merusak komponen mesin dan membuang energi.


Selain itu, berikut ini manfaat penerapan rumus gaya gesek dalam kehidupan sehari-
hari: Gesekan dapat menimbulkan korosi pada benda, misalnya rumus gaya gesek
yang diberikan amplas pada kayu membuat kayu menjadi halus.
Rumus gaya gesek dapat mencegah benda meluncur, misalnya pada gesekan
antara sol sepatu dan sebuah tanah bisa mencegah seseorang meluncur. Jika tidak ada
suatu gesekan, dia tidak bisa berjalan karena lantainya licin. Gesekan menghasilkan
suatu panas, misalnya gesekan dapat menghangatkan tubuh ketika seseorang
menggosok ke dua tangannya. Gaya gesek juga sering dimanfaatkan sebagai salah
satu metode untuk pembuatan magnet. Meskipun magnet tersebut tidak memiliki
kekuatan yang besar, namun demikian gaya magnet juga dapat muncul akibat adanya
gaya gesek.

ALAT DAN BAHAN SERTA FUNGSINYA

Peralatan dan bahan:

Kelompok Nama Fungsi


Sebagai bidang datar
Bidang luncur maupun bidang miring
dalam praktikum
Menghalangi agar balok
Penghalang tidak meluncur terlalu
jauh
Sebagai media
meletakkan benang
Katrol penyambung balok dan
piringan dengan bebannya
sehingga dapat bergerak
Sebagai wadah untuk
Piringan plastik
meletakkan batu beban
Menjepit dan meletakkan
Alat-alat Pinset batu beban ke atas
piringan plastic
Sebagai beban agar balok
Beberapa batu beban
dapat bergerak
Mengukur sudut
Busur (nst 2º)
kemiringan bidang miring
Mengukur massa balok,
Neraca analitik digital
piringan plastic dan batu
(nst 0,1 gr)
beban
Balok dengan dua Sebagai obyek praktikum
permukaan (kayu dan yang akan dicari koefisien
linoleum) gesek statiknya
Bahan-bahan
Sebagai obyek praktikum
Plat kayu kasar dan plat
yang akan dicari koefisien
aluminium
gesek statiknya
Gambar Peralatan
No. Gambar alat Keterangan
Bidang luncur berfungsi sebagai
1. bidang datar maupun bidang
miring dalam praktikum
Penghalang berfungsi
2. menghalangi agar balok tidak
meluncur terlalu jauh

Katrol berfungsi sebagai media


meletakkan benang penyambung
3. balok dan piringan dengan
bebannya sehingga dapat
bergerak

Piringan plastic berfungsi sebagai


4. wadah untuk meletakkan batu
beban
Pinset berfungsi untuk menjepit
5. dan meletakkan batu beban ke
atas piringan plastic
Beberapa batu beban berfungsi
6. sebagai beban agar balok dapat
bergerak

Busur berfungsi untuk mengukur


7.
sudut kemiringan bidang miring

Neraca analitik digital berfungsi


8. untuk mengukur massa balok,
piringan plastic dan batu beban
PROSEDUR PRAKTIKUM

Menentukan Koefisien Gesekan Statik pada Bidang Datar


1. Dibuatlah tabel untuk mengisi hasil yang sudah ditemukan
2. Ditimbanglah balok kayu dan piringan plastik
3. Dirangkailah skema peralatan untuk memulai sebuah praktikum (Plat yang
terpasang di papan luncur adalah plat aluminium dan posisi balok bagian
bawahnya yaitu kayu)
4. Diletakkan secara perlahan batu beban satu demi satu (dimulai dari 5 gr, 10 gr
dan seterusnya dengan penambahan 5 gr) di piringan plastik sampai balok
dimulai bergerak pertama kali (diusahakan agar ketika meletakkan batu beban,
piringan tidak bergerak ke kanan atau kekiri)

5. Ditimbanglah kembali massa batu-batu beban (mbeban) ketika balok dimulai


bergerak pertama kali, kemudian diberikan tanda centang pada Tabel Data
Pengamatan
6. Diulangilah langkah kedua sampai kelima untuk plat yang terpasang di papan
luncur adalah plat aluminium dan posisi balok bagian bawahnya yaitu linoleum
serta untuk plat yang terpasang di papan luncur adalah plat kayu kasar dan posisi
balok bagian bawahnya yaitu linoleum

Menentukan Koefisien Gesekan Statik pada Bidang Miring


1. Dibuatlah tabel untuk mengisi hasil yang sudah ditemukan
2. Dirangkailah skema percobaan untuk memulai sebuah praktikum (Plat yang
terpasang di papan luncur adalah plat aluminium dan posisi balok bagian
bawahnya yaitu kayu)
3. Diangkatlah papan luncur sedikit demi sedikit dan ukur sudut kemiringannya
(dimulai dari 5", 10 dan seterusnya dengan penambahan 5) sampai balok mulai
meluncur pertama kali
4. Diulangilah langkah kedua sampai ketiga untuk plat yang terpasang di papan
luncur adalah plat aluminium dan posisi balok bagian bawahnya yaitu linoleum
serta untuk plat yang terpasang di papan luncur adalah plat kayu kasar dan posisi
balok bagian bawahnya yaitu linoleum
DATA YANG DIBERIKAN

DATA PENGAMATAN 1

Data Pengamatan I
Kondisi balok
Jenis Tidak
No. Mbatu beban (gr) Bergerak
permukaan bergerak
5 - 
10 - 
Plat
20 - 
aluminium
1 30  -
dan kayu
50  -
5 - 
10 - 
Plat
20 - 
aluminium
2 30  -
dan linoleum
50  -
5 - 
10 - 
Plat kayu 20 - 
kasar dan 30 - 
3
linoleum 50  -
70  -

Keterangan:
Massa balok kayu = 128,6 gram
Massa piringan plastic = 16,0 gram
DATA PENGAMATAN 2

Data Pengamatan II
Sudut Kondisi balok
Jenis kemiringan Tidak
No. Bergerak
permukaan (º) bergerak
5 - 
10 - 
Plat
15 - 
aluminium
1 20 - 
dan kayu
50  -
5 - 
10 - 
Plat 15 - 
2 aluminium 20 - 
dan linoleum 30 - 
50  -
5 - 
10 - 
15 - 
Plat kayu
20 - 
3 kasar dan
30 - 
linoleum
40  -
ANALISIS DATA

Pada data pengamatan ke 1


1. a. Menghitung ketidakpastian mutlak massa balok kayu dan massa piringan
plastik.
1
Mbalok = x NST
2
1
= x 0,1
2
= 0,05 gr
1
Mpringan = x NST
2
1
= x 0,1
2
= 0,05 gr

Parameter yang diukur Hasil pengukuran


Massa balok kayu mbalok = ( 128,6 ± 0,05 ) gr
Massa piringan plastik mpiringan = ( 16,0 ±0,05) gr
b. Massa Total Beban ketika balok mulai pertama kali bergerak yaitu untuk
ketiga jenis permukaan yang digunakan.
Plat aluminium & kayu :
Mtotal = mbatu beban + mpiringan
= 50 gr + 16,0 gr
= 66 gr
Plat aluminium & linoleum :
mtotal = mbatubeban + mpiringan
= 50 gr + 16,0 gr
= 66 gr
Plat kayu kasar & linoleum :
mtotal = mbatubeban + mpiringan
= 70 gr + 16,0 gr
= 86 gr
c. Menghitung ketidakpastian mutlak massa total beban ketika balok mulai
pertama kali bergerak yaitu untuk ketiga jenis permukaan.

Jenis permukaan Parameter yang dihitung Hasil perhitungan


Plat aluminium & kayu Massa total beban Mtotal = (66 ± 0) gr
Plat aluminium &
Massa total beban Mtotal = (66 ± 0 ) gr
linoleum
Plat kayu kasar &
Massa total beban Mtotal = (86 ± 0 ) gr
linoleum

d. Menghitung masing masing koef gesekan statis ketiga jenis permukaan yang
digunakan praktikum.
1. μspada aluminium dan kayu

mbeban
μs =
mbenda

66 gr
=
128,6 gr

= 0,513

2. μspada aluminium dan linoleum

mbeban
μs =
mbenda

66 gr
=
128,6 gr

= 0,513

3. μspada linoleum dan kayu kasar

mbeban
μs =
mbenda

86 gr
=
128,6 gr

= 0,668

e. Menghitung ketidakpastian mutlak koef gesekan statik ketiga jenis permukaan


yang digunakan.

Parameter yang
Jenis permukaan Hasil perhitungan
dihitung
Plat aluminium &
Koef gesekan statis μs = (0,513±0,0005) gr
kayu
Plat aluminium &
Koef gesekan statis μs = (0,513 ±0,0005) gr
linoleum
Plat kayu kasar &
Koef gesekan statis μs = (0,668± 0,0005) gr
linoleum

1
Plat aluminium & kayu = x NST
2
1
= x 0,001
2
= 0,0005 gr
1
Plat aluminium & linoleum = x NST
2
1
= x 0,001
2
= 0,0005 gr
1
Plat kayu kasar & linoleum = x NST
2
1
= x 0,001
2
= 0,0005 gr

Pada data pengamatan ke 2

a. Hitunglah masing masing ketidakpastian mutlak sudut kemiringan ketika balok


mulai pertama kali bergerak.

Jenis permukaan Parameter yang Hasil perhitungan


dihitung
Plat aluminium & Sudut kemiringan θ = (30 ± 0 ) ˚
kayu
Plat aluminium & Sudut kemiringan θ = (40 ± 0 ) ˚
linoleum
Plat kayu kasar & Sudut kemiringan θ = (40± 0 ) ˚
linoleum
b. Menghitung masing masing koef gesekan statik ketiga permukaan yang
digunakan μs=tan θ
1. Plat aluminium & kayu
μs=tan θ
= tan 30˚
= 0,57
2. Plat aluminium & linoleum
μs=tan θ
= tan 40˚

= 0,83

3. Plat kayu kasar & linoleum


μs=tan θ
= tan 40 ˚
= 0,83
c. Menghitung ketidakpastian mutlak koef gesekan statik ketiga jenis
1
Plat aluminium & kayu = x NST
2
1
= x 0,01
2
= 0,005 gr
1
Plat aluminium & linoleum = x NST
2
1
= x 0,01
2
= 0,005 gr
1
Plat kayu kasar & linoleum = x NST
2
1
= x 0,01
2
= 0,.005

Jenis permukaan Parameter yang Hasil perhitungan


dihitung
Plat aluminium & Koef gesekan statis μs = (0,57±0,005)
kayu
Plat aluminium & Koef gesekan statis μs = (0,83 ±0,005)
linoleum
Plat kayu kasar & Koef gesekan statis μs = (0,83 ± 0,005)
linoleum
KESIMPULAN

1. Pada bidang datar, berlaku rumus:

mbeban
µs = mbenda

dengan µs adalah suatu koefisien gesekan statis permukaan bidang datar dengan
permukaan benda (tanpa satuan), mbeban adalah suatu beban yang digantungkan
pada katrol (dalam satuan gr), dan mbenda adalah suatu massa benda yang
diletakkan di atas permukaan bidang kasar (dalam satuan gr).

2. Pada bidang miring, berlaku rumus:

µs = tan θ
dengan µs adalah suatu koefisien gesekan statik suatu permukaan bidang miring
dengan suatu permukaan sebuah benda (tanpa satuan) dan θ adalah suatu sudut
kemiringan minimum yang akan dibutuhkan agar benda dapat meluncur [dalam
satuan derajat (º)].

Saran
Pada saat melakukan praktikum diberitahukan kepada mahasiswa-mahasiswi
agar berhati-hati dalam melakukan percobaan dan diharapkan seluruh praktikan
agar menonton video dengan seksama agar tidak salah dalam melakukan
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Hecht. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga


Halliday D, dan Resnick. 2010. Fisika Jilid 1 Edisi ke-7. Erlangga : Jakarta
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1 Terjemahan.
Jakarta: Erlangga.
Thressia, M. 2019. Penuntun Praktikum Fisika. Padang: Laboratorium Fisika
Universitas Ekasakti Padang
Giancolli, D.C. 2002. Fisika Edisi 7 Jilid 2. Hardiansyah, I, penerjemah. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai