Pendidikan.Co.Id – Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai Gaya Gesek, penjelasan
selengkapnya dibawah ini:
Pengertian Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi disebabkan karena bersentuhannya dua
permukaan benda. Contoh dari gaya gesek ini ialah gaya yang bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan
berhenti, karet rem yang terdaspat sepeda akan bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga akan
terjadi gesekan yang menyebabkan sepeda tersebut dapat berhenti pada saat dilakukan pengereman.
Gaya gesek tersebut akan terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan serta bergerak
berlawanan arah, relatif satu dengan yang lain. Gaya gesek yang melawan atau juga menahan gaya
tarik/dorong ini berbeda-beda besarnya. Besar gaya gesek itu tergantung pada keadaan permukaan
benda yang saling bersentuhan. Pada permukaan yang licin besar gaya gesekan akan lebih kecil
ketimbang gaya gesek yang terjadi pada permukaan yang kasar.
Gaya gesek ini merupakan gaya yang berarah melawan gerak benda atau juga arah kecenderungan
benda bergerak. Gaya gesek ini muncul apabila dua (2) buah benda bersentuhan. Benda-benda yang
dimaksud di sini ini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas.
Gaya gesek antara dua buah benda padat contohnya ialah gaya gesek statis serta juga kinetis,
sedangkan untuk gaya antara benda padat serta cairan serta gas ialah gaya Stokes.
Selain dari itu, besar gaya gesek juga tergantung pada berat ringannya benda yang bergesekan.
Menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada menarik/mendorong meja. Hal tersebut menunjukkan
bahwa besar gaya gesek pada benda yang ringan lebih kecil daripada besar gaya gesekan pada benda
yang lebih berat. Selain terjadi antara dua (2) permukaan benda padat yang bersentuhan, gaya gesek ini
juga dapat terjadi antara benda padat dengan zat alir (benda cair atau gas) atau juga antara lapisan-
lapisan zat alir itu sendiri. Besar gaya gesek pada suatu benda padat yang bergerak di dalam zat alir
(cair/gas) itu tergantung pada laju benda serta luas penampang (penampang lintang) yang berpapasan
dengan zat alir. Semakin besar laju pada suatu benda dalam zat alir, maka semakin besar gaya
gesekannya. Demikian juga pada luas permukaan, semakin luas permukaan suatu benda yang
berpapasan dengan zat alir, maka semakin besar gaya geseknya.
Dikehidupan sehari-hari gaya gesek ini juga dapat merugikan namun tetap dapat juga menguntungkan.
Untuk dapat memudahkan mendorong lemari di atas lantai kita menginginkan gaya gesek yang kecil.
Namun tetapi apabila kita berjalan di atas lantai kita membutuhkan gaya gesekan yang besar. Apabila
tidak, maka kita akan terpeleset.
Gaya gesek atau friction force ini memiliki beberapa sifat atau juga karakteristik yang membedakannya
dengan jenis gaya-gaya lain. Dibawah ini merupakan sifat-sifat gaya gesek dengan secara umum yang
menghambat gerak benda
Arah gaya gesek ini selalu berlawanan dengan arah gaya luar yang bekerja pada benda sehingga gaya
gesek ini bersifat menghambat gerak benda. Contohnya, apabila gaya luar ke kiri, arah gaya gesek ke
kanan. Sebaliknya, jika apabila gaya luar ke kanan, arah gaya gesek ke kiri.
Berlawanan Arah
Arah gaya gesek ini selalu berlawanan arah dengan arah gerak benda. Apabila benda bergerak ke kanan,
maka arah gaya gesek ini ke kiri. Jika pada benda bergerak ke bawah, arah gaya gesek itu ke atas
begitupun seterusnya.
Untuk benda padat yang bergerak di atas benda padat, besarnya gaya gesek itu dipengaruhi oleh
tingkat kekasaran oada permukaan benda yang bersinggungan. Semakin kasar permukaan suatau
benda,maka semakin besar juga gaya gesek dan sebaliknya
Untuk benda yang bergerak di udara (ex. gerak jatuh bebas), besarnya gaya gesek yang dialami benda
itu dipengaruhi oleh luas bidang sentuh benda. Semakin luas suaatu permukaan sentuh, semakin akan
besar juga gaya geseknya begitu juga sebaliknya.
Gaya gesek statis merupakan gesekan antara dua (2) benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama
lainnya. contoh seperti, gesekan statis ini dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang
miring.
Menurut Hukum I Newton, pada benda yang diam, resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol. Dengan erdasarkan hukum ini, Pada saat kalian mendorong sebuah benda yang terletak di
atas lantai namun benda tersebut masih diam, tentunya terdapat gaya lain yang melawan gaya dorong
kalian berikan. Gaya tersebut ialah gaya gesek antara permukaan bawah benda dengan lantai. Gaya
gesek tersebut bekerja pada benda yang diam, sehingga disebut gaya gesek statis (fs). Jadi gaya gesek
statis ini merupakan gaya gesek yang bekerja pada benda yang diam.
Di atas sudah disingung bahwa besarnya gaya gesek ini bergantung pada kekasaran permukaan benda
serta bidang yang bersentuhan. Tingkat kekasaran ini dinyatakan dengan koefisien gesekan. Untuk
benda diam, koefisien gesekan disebut dengan koefisien gesek statis, disimbolkan dengan μs. serta pada
umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis. Selain tingkat kekasaran permukaan benda, besarnya
gaya gesek tersebut juga dipengaruhi oleh besar gaya normal (N) yang diberikan bidang pada benda.
Secara matematis, rumus gaya gesek statis ini ialah sebagai berikut.
fs maks = μs N
Keterangan:
Sama seperti gaya gesek statik, besar gaya gesek kinetik ini juga bergantung pada gaya normal dan juga
tingkat kekasaran permukaan benda serta bidang yang bersinggungan (koefisien gesekan). Koefisien
gesekan pada benda yang bergerak disebut debgab koefisien gesekan kinetis yang disimbolkan dengan
μk dan pada dasarnya akan selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama. Secara
matematis, rumus gaya gesek kinetis ini sebagai berikut.
fk = μk N
Keterangan:
Nilai koefisien gesekan baik koefisien gesek statis ataupun kinetis tidak pernah lebih dari 1. Selain dari
itu, besar koefisien gesek statis ini umumnya selalu lebih besar daripada koefisien gesek kinetis (μs >
μk). Dibawah ini merupakan tabel perbedaan nilai koefisien gesek statis serta kinetis dari berbagai
bidang yang bersentuhan.
Permukaan
μs
μk
0,01
0,01
Es pada es
0,10
0,03
0,15
0,07
0,40
0,20
Seng pada besi tuan
0,85
0,21
0,74
0,57
1,00
0,80
Selain perbedaan nilai koefisien gesekannya, gaya gesek statis serta juga gaya gesek kinetis juga
memiliki perbedaan lain. Dibawah ini merupakan tabel perbedaan karakteristik gaya gesek statis dan
kinetis.
fs = μs N
fk = μk N
•Nilainya itu selalu berubah tergantung pada gaya “F” yang bekerja pada sebuaah benda.
•Nilainya itu selalu tetap tidak bergantung pada kecepatan serta juga percepatan benda (baik GLB atau
juga GLBB).
Tidak hanya menguntungkan tapi gaya gesek ini juga dapat merugikan, dibawah ini contoh dari gaya
gesek yang menguntungkan dan merugikan, diantaranya
Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin tersebut dapat di kurangi dengan cara memberikan
minyak pelumas.
Contoh gaya gesek yang menguntungkan
Gesekan pada sistem rem. Sistem rem ini memanfaatkan gaya gesekan, merupakan gesekan antara
firodo (bahan asbes yang kasar) dengan rodanya sendiri,
Gesekan diantara mesin gerinda dengan sebuah perkakas yang di asah. Perkakas yang di asah atau di
haluskan dengan mesin gerinda itu memanfaatkan gaya gesek batu gerinda yang berputar dengan
benda yang di asah.
Nah itulah penjelasan mengenai Pengertian Gaya Gesek, Sifat, Jenis, dan Contohnya,