Anda di halaman 1dari 32

FT

TET/C1.4 3
LAPORAN PRATIKUM FISIKA
GAYA GESEK

KELOMPOK : 3
Disusun oleh :
Marsha Amanda N. (H41231810)
Ahmad Nadzif (H41231932)
Marfuan Adi P. (H41232024)
Rizky Agung S. (H41231928)
Abel Maulana S. (H41231887)
Nabil Aditya Wibawa (H41231887)
Alfin Bintang Farizki (H41231871)
Gulam Ahmad A. (H41231860)

TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2023
ABSTRAK

Koefisien gesekan, baik itu statis maupun kinetis tidak pernah lebih dari 1. Selain itu biasanya
besar koefisien gerak statis lebih besar daripada koefisien gesek kinetis.Permukaan sebuah benda
muncul di atas permukaan benda lain, masing-masing benda akan melakukan gaya gesekan
sejajar dengan permukaan. Gaya gesekan terhadap tiap benda berlawanan arahnya dengan arah
geraknya relatif terhadap benda . Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang
padat saling bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan
antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser).
Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya
gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar tegak lurus pada permukaan
atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin (spin friction). Gaya gesek antara benda padat dan
fluida disebut sebagai gaya Coriolis-Stokes atau gaya viskos (viscous force).Gaya gesek statis
adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti
contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien
gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien
gesek kinetis.Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum
benda tersebut bergerak.Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak
relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan
dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.

Kata kunci: gaya gesek, kinetis koefisien, statis.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Praktikum “Penentuan Koefisien Gesek Bahan” akan dilakukan perhitungan mengenai waktu
yang diperlukan untuk suatu balok dalam melewati lintasan. Balok tersebut telah diketahui
massanya, dan ditentukan jarak tempuhnya serta sudut kemiringan lintasan. Praktikum ini
akan menghitung dan menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis.Gaya
gesek statis (fs) dan kinetis (fk) merupakan besaran yang sering disebutdalam salah satu
topik mata pelajaran fisika, yaitu gaya gesek. Benda yang diampada suatu bidang akan
memiliki gaya gesek statis, yang arahnya selalu berlawanandengan kecenderungan arah
gerak benda. Selama benda diam maka besarnya gayagesek statis sebanding dengan
komponen gaya luar yang bekerja pada benda dansejajar bidang. Gaya gesek statis mencapai
nilai maksimum ketika benda tepat akanbergerak. Pada benda yang bergerak berlaku
gaya gesek kinetis yang arahnyaberlawanan dengan gerak benda pada bidang.
Perbandingan gaya gesek statis dankinetis dengan besar gaya normalnya disebut sebagai
koefisien gesek statis (μs) dankinetis (μk). Nilai perbandingan tersebut relatif konstan
dan ditentukan olehinteraksi antar permukaan benda yang saling bersentuhan. (Richardo,
2017).Contoh penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari adalah
ketikamengendarai sepeda motor. Jika motor tidak bergerak dan tidak digerakkan,
disitumasih terdapat gaya gesek, yang disebut gaya gesek statis. Gaya tersebut
akanmenjadi gaya gesek kinetis jika motor tersebut digerakkan. Gaya gesek
selaludiperlukan dalam kehidupan, tanpa adanya gaya gesek mungkin mobil tidak
akanmelaju diatas lintasan, manusia tidak bisa berjalan diatas tanah dan lain sebagainya.
Pemahaman mengenai gaya gesek berguna untuk menentukan dan menyesuaikan besar dan
jenis gaya gesekan yang diperlukan dalam suatu masalah di kehidupan sehari-hari.

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Mampu memahami gaya dan gerak suatu benda.
2. Memahami hukum Newton tentang gaya gerak.
3. Menghitung besarnya gaya gesek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Suatu benda yang berada di atas bidang tidak jatuh ke bumi disebabkankarenaadanya
gaya normal. Namun, ada gaya lain yang bekerja pada benda yangbergerak danmenyebabkan
berhenti. Gaya ini adalah gaya gesek atau gesekan. Gesekan terjadi jikaada dua benda
yangbersinggungan satu sama lain. Dalam fisika,gesekan disebut jugagaya gesek yaitu gaya yang
diakibatkan dua benda bersinggungan. Jika pada sebuahbendabekerja gaya tertentu sehingga
benda bergerak, maka arah gaya gesek berlawanandengan arah gerak benda. (Humairo, dkk.
2018)
Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus maupunkasar.
Semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya geseknya. Berlakujuga sebaliknya,
semakin kasar permukaan benda maka semakin besar gaya geseknya.Sehingga dapat
dismpulkan bahwa gaya gesek dipengaruhi oleh permukaan benda.Benda yang
memiliki permukaan licin tetap dapat mengalami gaya gesek meskipunsangat kecil. Gaya
gesek dapat terjadi pada zat padat, cair maupun gas. Gaya gesek pada benda padat dibedakan
menjadi dua berdasarkan perbedaan kondisi atau perbedaanfaktor yang ada dalam gaya
tersebut. Berikut ini adalah dua macam gaya gesek padabenda padat. Gaya gesek statis,
merupakan gaya yang timbul sejak benda diberi gayahingga sesaat sebelum benda mulai
bergerak. Gaya gesek statis maksimum sama dengangaya terkecil yang dibutuhkan agar benda
dapat mulai bergerak. Gaya gesek kinetis,merupakan gaya yang bekerja pada dua
permukaan benda yang saling bersentuhanketika benda tersebut bergerak. Ketika sebuah
benda bergerak pada permukaan bendalain, gaya esekan bekerja berlawanan arah terhadap
kecepatan benda. (Hardiansyah,2021)
Gaya gesekan statis (fs) maksimum antara dua permukaan kering tanpa pelumas
memenuhi dua hukum empiris berikut : (1) gaya tersebut tidak bergantung luas daerah kontak,
dalam batas yang cukup lebar dan (2) besarnya sebanding dengan gaya normal(gaya yang
dilakukan oleh benda yang satu pada benda lainnya dalam arah tegak luruspada bidang antar
muka lainnya pada keduanya). Gaya ini muncul karena benda tidak pernah tegar sempurna.
Untuk benda yang diam atau meluncur di atas meja horizontalgaya normal sama dengan gaya
berat benda. Sedangkan gaya gesekan kinetik (fk) antaradua permukaan benda kering tanpa
pelumas, juga memenuhi kedua hukum pada gayagesekan statik. Selain itu gaya gesekan kinetik
juga tidak bergantung pada laju relative gerak permukaan yang satu di atas permukaan lainnya
(Hernawati, 2013).
Bila permukaan sebuah benda meluncur di atas permukaan lain, masing-masingbenda
akan saling melakukan gaya gesekan, sejajar dengan permukaan itu. Gaya gesekan
pada tiap benda berlawanan arah dengan arah geraknya. Secara empiris diperoleh
bahwa gaya gesek bahan di atas sebuah permukaan sebanding dengan gaya normalnya dan
dengan konstanta perbandingan yang disebut koefisien gesek. Bila sebuah benda yang
berada di atas suatu permukaan dalam keadaan diam atau tepat akan bergerak ketika dikenakan
gaya luar sejajar permukaannya, maka pada benda tersebutbekerja gaya gesek statis (fs), dan
koefisien geseknya disebut koefisien gesek statis ( μs).
Jadi gaya gesek statis dapat memiliki semua harga antara nol (bila tidak ada gayasejajar
bidang permukaan) dan harga maksimum μs N (pada saat benda tepat akan mulaibergerak).
Begitu benda mulai meluncur diatas permukaan, ternyata gaya gesek ini berkurang.
Gaya gesek pada saat benda bergerak disebut gaya gesek kinetik (fk), dansebanding dengan gaya
normalnya. Konstanta perbandingannya disebut koefisien gesek kinetik ( μk ), fk = μk N

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum “Penentuan
Koefisien Gesek Bahan” akan
dilakukan perhitungan
mengenai waktu yang
diperlukan untuk suatu balok
dalam melewati lintasan. Balok
tersebut telah diketahui
massanya, dan ditentukan jarak
tempuhnya serta sudut
kemiringan lintasan. Praktikum
ini akan menghitung dan
menentukan koefisien
gesek statis dan koefisien gesek
kinetis.
Gaya gesek statis (fs) dan
kinetis (fk) merupakan besaran
yang sering disebut
dalam salah satu topik mata
pelajaran fisika, yaitu gaya
gesek. Benda yang diam
pada suatu bidang akan
memiliki gaya gesek statis,
yang arahnya selalu berlawanan
dengan kecenderungan arah
gerak benda. Selama benda
diam maka besarnya gaya
gesek statis sebanding dengan
komponen gaya luar yang
bekerja pada benda dan
sejajar bidang. Gaya gesek
statis mencapai nilai maksimum
ketika benda tepat akan
bergerak. Pada benda yang
bergerak berlaku gaya gesek
kinetis yang arahnya
berlawanan dengan gerak benda
pada bidang. Perbandingan gaya
gesek statis dan
kinetis dengan besar gaya
normalnya disebut sebagai
koefisien gesek statis (μs) dan
kinetis (μk). Nilai
perbandingan tersebut relatif
konstan dan ditentukan oleh
interaksi antar permukaan
benda yang saling bersentuhan.
(Richardo, 2017).
Contoh penerapan gaya
gesek dalam kehidupan
sehari-hari adalah ketika
mengendarai sepeda motor. Jika
motor tidak bergerak dan tidak
digerakkan, disitu
masih terdapat gaya gesek,
yang disebut gaya gesek
statis. Gaya tersebut akan
menjadi gaya gesek kinetis
jika motor tersebut
digerakkan. Gaya gesek
selalu
diperlukan dalam kehidupan,
tanpa adanya gaya gesek
mungkin mobil tidak akan
melaju diatas lintasan, manusia
tidak bisa berjalan diatas tanah
dan lain sebagainya.
Pemahaman mengenai gaya
gesek berguna untuk
menentukan dan menyesuaikan
besar dan jenis gaya gesekan
yang diperlukan dalam suatu
masalah dikehidupan
sehari-hari.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum “Penentuan
Koefisien Gesek Bahan” akan
dilakukan perhitungan
mengenai waktu yang
diperlukan untuk suatu balok
dalam melewati lintasan. Balok
tersebut telah diketahui
massanya, dan ditentukan jarak
tempuhnya serta sudut
kemiringan lintasan. Praktikum
ini akan menghitung dan
menentukan koefisien
gesek statis dan koefisien gesek
kinetis.
Gaya gesek statis (fs) dan
kinetis (fk) merupakan besaran
yang sering disebut
dalam salah satu topik mata
pelajaran fisika, yaitu gaya
gesek. Benda yang diam
pada suatu bidang akan
memiliki gaya gesek statis,
yang arahnya selalu berlawanan
dengan kecenderungan arah
gerak benda. Selama benda
diam maka besarnya gaya
gesek statis sebanding dengan
komponen gaya luar yang
bekerja pada benda dan
sejajar bidang. Gaya gesek
statis mencapai nilai maksimum
ketika benda tepat akan
bergerak. Pada benda yang
bergerak berlaku gaya gesek
kinetis yang arahnya
berlawanan dengan gerak benda
pada bidang. Perbandingan gaya
gesek statis dan
kinetis dengan besar gaya
normalnya disebut sebagai
koefisien gesek statis (μs) dan
kinetis (μk). Nilai
perbandingan tersebut relatif
konstan dan ditentukan oleh
interaksi antar permukaan
benda yang saling bersentuhan.
(Richardo, 2017).
Contoh penerapan gaya
gesek dalam kehidupan
sehari-hari adalah ketika
mengendarai sepeda motor. Jika
motor tidak bergerak dan tidak
digerakkan, disitu
masih terdapat gaya gesek,
yang disebut gaya gesek
statis. Gaya tersebut akan
menjadi gaya gesek kinetis
jika motor tersebut
digerakkan. Gaya gesek
selalu
diperlukan dalam kehidupan,
tanpa adanya gaya gesek
mungkin mobil tidak akan
melaju diatas lintasan, manusia
tidak bisa berjalan diatas tanah
dan lain sebagainya.
Pemahaman mengenai gaya
gesek berguna untuk
menentukan dan menyesuaikan
besar dan jenis gaya gesekan
yang diperlukan dalam suatu
masalah dikehidupan
sehari-hari.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum “Penentuan
Koefisien Gesek Bahan” akan
dilakukan perhitungan
mengenai waktu yang
diperlukan untuk suatu balok
dalam melewati lintasan. Balok
tersebut telah diketahui
massanya, dan ditentukan jarak
tempuhnya serta sudut
kemiringan lintasan. Praktikum
ini akan menghitung dan
menentukan koefisien
gesek statis dan koefisien gesek
kinetis.
Gaya gesek statis (fs) dan
kinetis (fk) merupakan besaran
yang sering disebut
dalam salah satu topik mata
pelajaran fisika, yaitu gaya
gesek. Benda yang diam
pada suatu bidang akan
memiliki gaya gesek statis,
yang arahnya selalu berlawanan
dengan kecenderungan arah
gerak benda. Selama benda
diam maka besarnya gaya
gesek statis sebanding dengan
komponen gaya luar yang
bekerja pada benda dan
sejajar bidang. Gaya gesek
statis mencapai nilai maksimum
ketika benda tepat akan
bergerak. Pada benda yang
bergerak berlaku gaya gesek
kinetis yang arahnya
berlawanan dengan gerak benda
pada bidang. Perbandingan gaya
gesek statis dan
kinetis dengan besar gaya
normalnya disebut sebagai
koefisien gesek statis (μs) dan
kinetis (μk). Nilai
perbandingan tersebut relatif
konstan dan ditentukan oleh
interaksi antar permukaan
benda yang saling bersentuhan.
(Richardo, 2017).
Contoh penerapan gaya
gesek dalam kehidupan
sehari-hari adalah ketika
mengendarai sepeda motor. Jika
motor tidak bergerak dan tidak
digerakkan, disitu
masih terdapat gaya gesek,
yang disebut gaya gesek
statis. Gaya tersebut akan
menjadi gaya gesek kinetis
jika motor tersebut
digerakkan. Gaya gesek
selalu
diperlukan dalam kehidupan,
tanpa adanya gaya gesek
mungkin mobil tidak akan
melaju diatas lintasan, manusia
tidak bisa berjalan diatas tanah
dan lain sebagainya.
Pemahaman mengenai gaya
gesek berguna untuk
menentukan dan menyesuaikan
besar dan jenis gaya gesekan
yang diperlukan dalam suatu
masalah dikehidupan
sehari-hari.
Gambar 2.1.1
Sebuah balok meluncur di atas permukaan kasar akan merasakan gaya gesekan.

Keterangan :
N = gaya normal permukaan terhadap benda
W = gaya berat benda
fs = gaya gesek statis
Benda bermassa m berada di atas permukaan yang membentuk sudut θ terhadap bidang
horisontal dan tepat akan bergerak (Gambar 2.1.1). Dengan hukum I Newton dapat ditunjukkan
bahwa saat benda tepat akan bergerak maka berlaku : μs = tan θ

Jadi koefisien gesek statis benda di atas permukaan tidak tergantung sama sekali terhadap
massa benda tersebut. Gambar di atas dapat pula dimodifikasi menjadi seperti Gambar 2.1.2
berikut,
Gambar 2.1.2

Dua buah benda dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan sebuah tali yang dilakukan
pada katrol tak bermassa.

Jika benda mengalami


percepatan seperti pada gambar
dan gaya gesekan pada
katrol diabaikan, dengan
Hukum II Newton diperoleh
hubungan
Jika benda mengalami percepatan seperti pada gambar dan gaya gesekan padakatrol
diabaikan, dengan Hukum II Newton diperoleh hubungan
Bila sudut θ = maka persamaan diatas tereduksi menjadi

Keterangan :

μk = koefisien gesek kinetik

a = percepatan system (m/s2 )

g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 (m/s2 )

m1 = massa bahan (kg)

m2 = massa beban (kg)

Contoh penerapan gaya


gesek dalam kehidupan
sehari-hari adalah ketika
mengendarai sepeda motor. Jika
motor tidak bergerak dan tidak
digerakkan, disitu masih
terdapat gaya gesek, yang
disebut gaya gesek statis. Gaya
tersebut akan menjadi gaya
gesek kinetis jika motor
tersebut digerakkan. Gaya
gesek selalu diperlukan
dalam
kehidupan, tanpa adanya gaya
gesek mungkin mobil tidak
akan melaju diatas lintasan,
manusia tidak bisa berjalan
diatas tanah dan lain
sebagainya. Pemahaman
mengenai
gaya gesek berguna untuk
menentukan dan menyesuaikan
besar dan jenis gaya gesekan
yang diperlukan dalam suatu
masalah dikehidupan sehari-
hari. (Millatie, 2017)
Contoh penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari adalah Ketika
mengendarai sepeda motor. Jika motor tidak bergerak dan tidak digerakkan, disitu masih
terdapat gaya gesek, yang disebut gaya gesek statis. Gaya tersebut akan menjadi gayagesek
kinetis jika motor tersebut digerakkan. Gaya gesek selalu diperlukan dalam
kehidupan, tanpa adanya gaya gesek mungkin mobil tidak akan melaju diatas lintasan,manusia
tidak bisa berjalan diatas tanah dan lain sebagainya. Pemahaman mengenaigaya gesek berguna
untuk menentukan dan menyesuaikan besar dan jenis gaya gesekanyang diperlukan dalam suatu
masalah dikehidupan sehari-hari. (Millatie, 2017)

Secara intuitif, kita mengalami gaya (force) sebagai suatu bentuk dorongan atau tarikan
pada benda. Bila anda mendorong mobil yang mogok atau troli belanja di
supermarket, anda mengarahkan gaya pada benda tersebut. Ketika mesin motor
mengangkat lift (elevator), atau martil menghantam paku, atau angin meniup dedaunan yang ada
di pohon, maka gaya sedang dikerahkan. Kita sering menyebut ini sebagai gaya kontak (contact
force) karena gaya dikerahkan ketika sebuah benda mengalami kontak dengan benda lain.
Disis lain, kita mengatakan bahwa sebuah benda jatuh karena adanya gaya gravitasi
(force of gravity, yang bukan merupakan gaya kontak).Jika sebuah benda dalam keadaan diam,
untuk membuatnya mulai bergerak diperlukan gaya-artinya, suatu gaya dibutuhkan untuk
mempercepat sebuah benda dari kecepatannol ke kecepatan bukan nol. Untuk sebuah benda yang
sudah bergerak, jika kita ingin mengubah kecepatannya-baik arah ataupun magnitudonya-
lagi-lagi gaya diperlukan. Dengan kata lain, untuk mempercepat sebuah benda, selalu
dibutuhkan gaya. (Giancoli.2014).
BAB III
METODE PENGUKURAN
3.1. ALAT DAN BAHAN

 Neraca analitis (timbangan)


 Neraca pegas (dinamometer) dengan skala 0-5 N
 Meteran
 Bidang luncur
 Balok kayu (bidang kasar dan halus)
 papan luncur kayu, permukaan meja dan lantai

3.2. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Letakan balok gesekan diatas meja (meja/bidang luncur) dengan salah satu permukaan
3. Tarik balok itu berlahan-lahan dengan neraca pegas (dynamometer) dan amati skala
dinamometer
4. Catatlah skala dynamometer ketika saat benda mulai bergerak/bergeser dan catat
5. Juga pada dinamometer pada saat bergerak
6. Lakukanlah urutan kegiatan diatas untuk bidang luncur yang lain yang berbeda
kekasarannya
7. Lakukan percobaan pada bidang miring dari data hasil percobaan anda dapat menentukan
koefisien μs
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
1. Data Pengukuran Gaya Gesek dengan Metode Bidang Datar
Bahan : Kayu
Deskripsi Bahan : Kasar, sedikit bertekstur
No Gaya berat benda (W) Gaya Tarik (F) Gaya Gaya Koef. Gesek
. Massa Gaya Massa Gaya gesek (fs) Normal ( μ)
benda berat (W) (m) Tarik (F) (N)
(mb)
1. 0,540 5,29 N 0,11 1,0791 1,0791 5,29 N 0,20
2. 0,540 5,29 N 0,10 0,981 0,981 5,29 N 0,18
3. 0,540 5,29 N 0,10 0,981 0,981 5,29 N 0,18
4. 0,540 5,29 N 0,11 1,0791 1,0791 5,29 N 0,20
5. 0,540 5,29 N 0,11 1,0791 1,0791 5,29 N 0,20
Rata2 0,19
Bahan : Kaca
Deskripsi Bahan : Licin, tidak bertekstur
No Gaya berat benda (W) Gaya Tarik (F) Gaya Gaya Koef. Gesek
. Massa Gaya Massa Gaya gesek (fs) Normal ( μ)
benda berat (W) (m) Tarik (F) (N)
(mb)
1. 0,250 2,45 N 0,02 0,1962 0,1962 2,45 N 0,08
2. 0,250 2,45 N 0,04 0,3924 0,3924 2,45 N 0,16
3. 0,250 2,45 N 0,04 0,3924 0,3924 2,45 N 0,16
4. 0,250 2,45 N 0,06 0,5886 0,5886 2,45 N 0,24
5. 0,250 2,45 N 0,07 0,6867 0,6867 2,45 N 0,28
Rata2 0,18
Bahan : Stainless
Deskripsi Bahan : Licin
No Gaya berat benda (W) Gaya Tarik (F) Gaya Gaya Koef. Gesek
. Massa Gaya Massa Gaya gesek (fs) Normal ( μ)
benda berat (W) (m) Tarik (F) (N)
(mb)
1. 0,230 2,25 N 0,01 0,0981 0,0981 2,25 N 0,04
2. 0,230 2,25 N 0,01 0,0981 0,0981 2,25 N 0,04
3. 0,230 2,25 N 0,02 0,1962 0,1962 2,25 N 0,08
4. 0,230 2,25 N 0,01 0,0981 0,0981 2,25 N 0,04
5. 0,230 2,25 N 0,01 0,0981 0,0981 2,25 N 0,04
Rata2 0,048

Bahan : Aluminium
Deskripsi Bahan : Kuat, licin
No Gaya berat benda (W) Gaya Tarik (F) Gaya Gaya Koef. Gesek
. Massa Gaya Massa Gaya gesek (fs) Normal ( μ)
benda berat (W) (m) Tarik (F) (N)
(mb)
1. 0,210 2,06 N 0,05 0,4905 0,4905 2,06 N 0.23
2. 0,210 2,06 N 0,06 0,5886 0,5886 2,06 N 0.28
3. 0,210 2,06 N 0,05 0,4905 0,4905 2,06 N 0.23
4. 0,210 2,06 N 0,07 0,6867 0,6867 2,06 N 0,33
5. 0,210 2,06 N 0,06 0,5886 0,5886 2,06 N 0.28
Rata2 0,27

2. Data Pengukuran Gaya Gesek dengan Metode Bidang Miring


Bahan : Kayu
Diskripsi bahan : Kasar, sedikit bertekstur
No. Sudut Miring (θ ) Koef Gesek ( μs)
(DMS) (° ¿
1. 19° 60’ 19° 1” 0,3443
2. 25° 10’ 25° 33” 0,4663
3. 24° 30’ 24° 5” 0,4452
4. 39° 40’ 39° 66” 0,8097
5. 27° 20’ 27° 33” 0,5095
Rata2 0,515

Bahan : Kaca
Diskripsi bahan : Licin, tidak bertekstur
No. Sudut Miring (θ ) Koef Gesek ( μs)
(DMS) (° ¿
1. 20° 20’ 20° 33 0,3639
2. °
24 60’ 24° 1 0,4452
3. 26° 30’ 26° 35” 0,4877
4. 30° 10’ 30° 16” 0,5773
5. 41° 10’ 41° 16”’ 0,8692
Rata2 0,5486
Bahan : Stainless
Diskripsi bahan : Licin
No. Sudut Miring (θ ) Koef Gesek ( μs)
(DMS) (° ¿
1. 14° 60’ 14° 1” 0,2493
2. 18° 20’ 18° 33” 0,3249
3. °
20 10’ 20° 10’ 0,3639
4. 16° 20’ 16° 33” 0,2867
5. 12° 20’ 12° 33” 0,2125
Rata2 0,2874

Bahan : Aluminium
Diskripsi bahan : Kuat, licin
No. Sudut Miring (θ ) Koef Gesek ( μs)
(DMS) (° ¿
1. 23° 60’ 23° 1” 0,4244
2. 30° 60’ 30° 1” 0,5773
3. °
32 20’ 32° 33” 0,6248
4. 34° 50’ 34° 12” 0,6745
5. 29° 40’ 29° 66” 0,5543
Rata2 0,5710

4.2. Pembahasan
Dari table hasil praktikum, dapat dilihat bahwa rata-rata koefisien gesek kayu pada
bidang datar yaitu 0,19, kaca 0,18, stainless sebesar 0,048, lalu yang terakhir aluminium yaitu
sebesar 0,27. Untuk koefisien gaya gesek pada bidang miring, bahan kayu menunjukkan
koefisien gesek sebar 0,515, lalu ada kaca yaitu sebesar 0,5486, stainless dengan koefisien gesek
pada benda miring sebesar 0,2874 dan yang terakhir aluminium dengan besar 0,5710.
BAB V
KESIMPULAN
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa gaya gesek adalah gaya yang berlawanan
dengan gerak benda. Gaya gesek muncul jika dua buah membungkuk dan bersentuhan. Gaya
gesek dapat terjadi pada benda yang berwujud padat, cair,maupun gas. Terjadinya gaya gesek
merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan yang saling bersentuhan.

Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus,
yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis bekerja pada benda diam hingga
tepat akan bergerak sehingga besarnya berubah hingga mencapai nilai maksimum yang
diperlukan untuk menggerakkan benda. Gaya gesek kinetis merupakan gaya gesek yang bekerja
pada benda yang bergerak.
DAFTAR PUSTAKA
Viasty Alvina. (2021). “Koefisien Gesekan”.
https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-sepuluh-nopember/fisika-dasar-i-
physics/laporan-praktikum-fisika-modul-m4/46312200

Wicaksono Zaki Aryo. (2022). “Laporan Praktikum Koefisien Gesek Bahan”.


https://www.studocu.com/id/document/universitas-jember/fisika-dasar-ii/laporan-praktikum-
fisika-5-gaya-gesek/43463212

Anda mungkin juga menyukai