Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidang miring merupakan salah satu yang diterapkan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-
hari. Bidang miring dalam fisika tergolong kelompok mekanika klasik. Ilustrasi dalam teorinya
berupa, sebuah balok yang diletakan pada permukaan datar kemudian dilepaskan dengan
kecepatan awal Vo pada bidang miring yang pada akhirnya balok akan berhenti.

Fenomena di atas menunjukan perubahan nilai besaran fisika yang mana benda bergerak pada
bidang miring tersebut dipengaruhi gaya. Teori mampu menjelaskan bahwa benda yang berada
pada bidang miring akan bergerak ke bawah yang diakibatkan karena ada gaya yang bekerja
padanya. Adapun dalam aplikasinya kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai di masyarakat
salah satunya yaitu, sebuah mobil yang berjalan menuruni lembah dan sesorang yang berjalan di
atas lantai. Sebuah mobil bergerak menuruni lembah di aspal yang kering akan berbeda dengan di
atas aspal yang diberi pelumas. Hal yang membedakan tersebut yaitu nilai konstanta yang
diakibatkan karena adanya gaya yang terjadi pada mobil tersebut, konstanta itu disebut koefisien
gesekan. Dalam gaya gesek dikenal dua macam gaya gesek, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
dinamis.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat permasalahan dalam percobaan ini yaitu,
bagaimana besar percepatan dalam percobaan menentukan koefisien gesek statis dan kinetis.
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka didapat tujuan dalam percobaan ini adalah untuk
mengetahui besar percepatan dalam percobaan keofisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis.

BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Hukum Newton


Hukum Newton adalah hokum yang menghubungkan percepatan sebuah benda dengan
massa nya dan gaya-gaya yang bekerja padanya. Gaya merupakan suatu pengaruh dan
penyebab perubahan gerak benda. Berikut ini tiga hukum newton tentang gerak :

Hukum I Newton :

Jika benda dalam keadaan diam, akan tetap diam. Dan benda yang bekerja atau bergerak
terus bergerak dengan kecepatan konstan sehingga percepatan pada benda adalah nol dan
total gaya yag bekerja harus nol.
∑F=0

Hukum II Newton :

Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda berbanding lurus
dengan besar gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda. Arah percepatan sama
dengan arah gaya tersebut.

a=F/m

atau,

F=ma

(Ohanian,Hans C & Markert,John T.2007)

Hukum III Newton :

Ketika dua benda berinteraksi, besar gaya dari masing-masing benda selalu sama dan
berlawanan arah. Sehingga dapat ditulis bahwa :

Fbc = -Fcb

(Walker,Jearl.2011)
2.2 Gaya Berat
Untuk semua benda yang dekat permukaan bumi, percepatan gravitasi yang dialami benda
dianggap sama,sehingga berat benda sebanding dengan massanya. Besar gaya berat pada
sebuah benda yang dekat denganpermukaan bumi diberikan oleh
W = mg
dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9,
8 m/s2
. (Satriawan,Mirza.2012)
2.3 Gaya Normal
Gaya normal yaitu gaya yang tegak lurus permukaan sentuh kedua benda, kedua gaya
gesekan, yaitu gaya yang sejajar dengan permukaan sentuh kedua benda. Arah gaya normal
ini tegak lurus terhadap permukaan. Selain dari itu tidak ada informasi lain mengenai besar
gaya normal. Besar gaya normal dapat diketahui dari persamaan-persamaan kesetimbangan
gaya, bila besar gaya-gaya yang lain diketahui.

GAMBAR GAYA NORMAL PADA BENDA


(Satriawan,Mirza.2012)

2.4 Gaya Gravitasi

Benda-benda yang dijatuhkan di dekat permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang
sama yaitu sebesar percepatan gravitasi (g=9,8 m/s2). Jika hambatan udara dapat
diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut dengan gaya gravitasi. Maka
dapat dikatakan bahwa gaya gravitasi merupakan gaya yang dilakukan oleh bumi terhadap
setiap benda yang berada di dekatnya.

(Lubis,Riani.2008)

2.5 Gaya Gesek

Arah gaya gesekan selalu tangensial (sejajar) terhadap permukaan sentuh. Gaya ini
merupakan pasangan dari gaya normal dan secara bersama mendeskripsikan total gaya
yang bekerja antara dua benda yang bersentuhan. Dipostulatkan bahwa gaya gesekan ini
sebanding dengan gaya normal, karena bila gaya normal tidak ada berarti tidak terjadi
persentuhan dan tidak akan ada gesekan.

(Satriawan,Mirza.2012)

2.6 Koefisien Gesek

Koefisien kesebandingannya disebut sebagai koefisien gesekan. Ketika sebuah benda


dalam keadaan diam di atas suatu permukaan ternyata dibutuhkan gaya yang lebih besar
pada awalnya untuk memulai gerakan. Hal ini karena antara atom-atom ataupun molekul
kedua permukaan telah terbentuk ikatan-ikatan antara molekul maupun atom. Sehingga
dibutuhkan lebih banyak gaya untuk memutus ikatan tersebut. Karena itu ada dua jenis
koefisien gesekan, koefisien gesekan statis µs, yang terkait dengan benda yang diam dan
koefisien gesekan kinetik µk, untuk benda yang bergerak. Gaya gesekan kinetik fk selalu
berlawanan arah dengan arah gerak benda, dan besarnya dirumuskan sebagai

fk = µkN

dengan N adalah besar gaya normal. Sedangkan gesekan statik selalu berlawanan arah
dengan arah gaya yang berusaha menggerakkan benda, dan besarnya ditentukan dari rumus
kesetimbangan gaya-gaya. Khusus untuk besar gaya gesekan statik maksimum (yaitu tepat
sebelum benda bergerak), dirumuskan sebagai

fs = µsN

(Satriawan,Mirza.2012)
BAB 3

METODOLOGI

3.1 Peralatan dan Bahan

Dalam percobaan koefisien gesek ini memerlukan peralatan dan bahan berupa
papan gesekan yang berfungsi untuk…..,balok kayu dan beban yang berfungsi
untuk…..,neraca yang berfungsi untuk mengukur massa beban yang digunakan,
dan stopwatch yang berfungsi untuk mengukur waktu tempuh benda bergerak
dalam system hingga berhenti.

3.2 Skema Alat

3.3 Langkah Kerja

Dalam percobaan koefisien gesek ini, langkah kerja yang harus dilakukan pada
percobaan koefisien gesek statis. Pertama, peralatan disusun seperti rangkaian
percobaan (4.1) diatas. Kedua, benda A diletakkan pada posisi tertentu. Ketiga, di
posisi A dan B diberi beban sedemikian rupa sehingga system tepat akan bergerak.
Terakhir massa benda di A dan B dicatat (tempat beban A dan B ditimbang juga).

Sedangkan langkah kerja pada percobaan koefisien gesek kinetis. Pertama,


peralatan disusun seperti rangkaian percobaan (4.2) diatas. Kedua, benda A
diletakkan di posisi tertentu lalu di A dan B diberi beban sehingga system bergerak
dengan percepatan a. Ketiga, posisi benda A sebelum bergerak dan waktu tempuh
system bergerak hingga berhenti dicatat dan diulangi sebanyak lima kali. Keempat,
langka kedua dilakukan untuk posisi yang lain. Terakhir, langkah kedua dan
keempat dilakukan untuk massa benda yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai