Anda di halaman 1dari 24

Dinamika zarrah

kelompok 2

1.Rifani Nabila Risal


2.Fatimah azzahra
3.Fuji Trimaharani
4.Muh Farhan Irwan Habib
5.Muh Naufal Irham
Dinamika zarrah
Dinamika merupakan dari cabang Mekanika yang mempelajari tentang gerak benda.
Persoalan-persoalan mekanika di antaranya mencakup tentang perhitungan lintasan
peluruh dan gerak pesawat ruang angkasa yang dikirim ke luar bumi. Jika kita
menggambarkan gerak suatu benda dengan menghubungkan gaya-gaya penyebabnya
dan juga sifat/karakteristik benda tersebut, maka kita menghadapi permasalahan
dinamika. Dinamika adalah penggambaran gerak benda dengan mengaitkannya dengan
gaya-gaya penyebabnya.
Dinamika zarrah
Pada dasarnya setiap benda mengalami gaya-gaya luar karena setiap benda pasti berinteraksi
dengan benda lain dan sesungguhnya tidak ada satupun benda di alam yang diam secara mutlak.
Akan tetapi kita menyaksikan ada benda yang diam (relatif) dan ada pula benda yang bergerak terus
menerus tanpa berhenti. Kita juga kadang menyaksikan ada benda lain yang makin lama makin
cepat atau makin lama makin lambat gerakannya. Benda tampak diam atau bergerak berdasarkan
pengamatan dari suatu tempat atau kerangka acuan tertentu, bergantung pada resultan gaya ayng
bekerja padanya. Konsep tentang gerak dan gaya telah dirangkum oleh Newton dalam suatu hukum
yang disebut Hukum Newton, dan dipelajari dalam suatu cabang mekanika yang disebut Dinamika.
Hukum pertama newton
Pandangan bahwa gaya adalah penyebab benda bergerak telah diyakini oleh Aristoteles sejak 350 tahun
sebelum masehi. Menurut Aristoteles, keadaan alamiah dari suatu benda adalah diam, dan suatu gaya
diperlukan untuk membuat benda tersebut bergerak. Dua ribu tahun kemudian pandangan ini diperbaharui
oleh Galileo yang menyimpulkan bahwa keadaan alamiah suatu benda adalah diam atau bergerak dengan
kecepatan tetap (keadaan setimbang). Untuk mengubah kecepatan gerak benda dibutuhkan gaya luar,
tetapi untuk mempertahankan kecepatan tidak dibutuhkan gaya luar sama sekali. Prinsip ini kemudian oleh
Newton diangkat sebagai hukum yang pertama dari ketiga hukum geraknya. Newton menyajikan hukum
pertamanya dalam ungkapan kata-kata sebagai berikut: “Setiap benda akan tetap berrada dalam keadaan
diam atau bergerak lurus beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya
yang berpengaruh padanya”. Perumusan matematiknya dinyatakan sebagai:
Hukum ini sering disebut “Hukum Inersia” (Hukum Kelembaman) dan kerangka
acuan dimana hukum ini berlaku disebut kerangka inersia. Dalam hukum
Newton pertama tersirat pula bahwa tidak ada perbedaan antara pengertian
tidak ada gaya sama sekali dengan ada gaya-gaya yang resultannya nol. Dengan
demikian, bentuk lain pernyataan hukum Newton pertama adlah “jika tidak ada
resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda, maka percepatan benda sama
dengan nol”.
Hukum Kedua Newton
Pada hukum Newton kedua, sifat inersia diberi defenisi secara kuantitatif sebagai
“massa”. Massa suatu benda tidak lain merupakan ukuran kuantitatif dari sifat
inersia benda.Untuk melawan atau mengganggu sifat inersia benda dibutuhkan
gaya. Gaya inilah yang membuat kecepatan suatu benda berubah. Andaikan gaya
yang bekerja pada suatu benda tidak nol (lenyap), maka hukum kelembaman tidak
berlaku lagi bagi benda itu. Akibatnya benda yang semula diam atau bergerak lurus
dengan kecepatan tetap, akan mengalami percepatan. Hal ini berarti, bahwa gaya
yang dialami benda sebanding dengan percepatan benda atau sebanding dengan
perubahan kecepatan benda. Dengan demikian gaya yang diderita oleh suatu benda
ditentukan oleh perubahan mv  , yakni:
Hukum Kedua Newton
Jika massa dan gaya diketahui, hukum kedua Newton dapat digunakan untuk
menjelaskan keadaan dinamikanya. Jika seseorang menggunakan gaya sebesar 100
newton untuk memindahkan sebuah benda bermassa 5 kilogram tanpa ada gesekan
, maka percepatan rata-ratanya adalah:

Selanjutnya dapat dikembangkan hubungan keadaan dinamika lebih lanjut. Jika


dibuat keadaan awalnya diam, setelah 3 detik kemudian, kecepatan dan jarak
yang ditempuh dapat dihitung, yakni:
Hukum Ketiga Newton
Secara eksperimen diketahui bahwa jika sebuah benda melakukan gaya pada benda kedua, maka benda
kedua selalu membalas melakukan gaya pada benda pertama yang sama besarnya, tetapi arahnya
berlawanan. Jika salah satu diantara dua gaya yang muncul pada interaksi dua benda disebut gaya “aksi”
maka yang lain disebut gaya “reaksi”. Dalam rangkaian kalimat dinyatakan sebagai berikut: “ Untuk setiap
aksi selalu terdapat reaksi yang sama besar dan berlawanan arah, atau reaksi timbal balik satu terhadap
yang lain antara dua benda selalu sama besar, dan berarah ke bagian yang berlawanan”, atau secara
matematis, dapat ditulis:
Gaya Gravitasi Newton
GAYA GRAVITASI YANG DIALAMI SEBUAH OBYEK DI PERMUKAAN BUMI BERBANDING TERBALIK
DENGAN KUADRAT JARAK DARI PUSAT OBYEK KE PUSAT BUMI, YAKNI:

dengan M dan m adalah masing-masing merupakan massa bumi dan


massa obyek (benda) yang ditinjau, r adalah jarak antara keduanya,
serta G adalah konstanta universal graviatsi alam semesta. Dari
ekperimen diperoleh G = 6,67x10-11 Nm2 /kg2 . Suatu benda yang
massanya m (misalkan batu) dijatuhkan dari suatu titik di dekat
permukaan bumi, akan mempunyai percepatan g (percepatan
gravitasi). Dengan menggunakan hukum kedua Newton, maka:

Percepatan gavitasi g tidak bergantung terhadap massa batu (m). Ini dapat dilihat dengan
menggunakan persamaan (3.4)-(3.5) di atas. Percepatan gravitasi dapat dinyatakan sebagai:
Tampak bahwa percepatan gravitasi (intensitas medan gravitasi) hanya
bergantung pada massa bumi, jari-jari bumi dan konstanta gravitasi. Jika nilai-nilai
numerik dari factor ini dimasukkan, maka nilainya diperoleh g= 9,8 m/det2=980
cm/det2=9,8 N/kg. Gaya gravitasi akan terlihat pada obyek jika ia jatuh. Jika obyek
diam di permukaan bumi, gaya gravitasi tidak terlihat. Namun jika obyek disimpan
di atas permukaan bidang miring maka gaya gravitasi akan terlihat meskipun
obyek berada di atas permukaan bidang dan obyek diam. Ini berarti setiap obyek
mengalami gaya gravitasi sebagai konsekuensi hukum Newton kedua. Gaya
tersebut disebut “ gaya kontak”. Bila gaya kontak tegak lurus dengan permukaan
kontak maka ia disebut “gaya normal”, diberi simbol N.
Gaya Gesekan
GAYA GESEKAN ANTARA DUA PERMUKAAN YANG SALING DIAM SATU TERHADAP YANG
LAIN DISEBUT “GAYA GESEKAN STATIS”. GAYA GESEKAN STATIK MAKSIMUM SAMA
DENGAN GAYA TERKECIL YANG DIBUTUHKAN AGAR BENDA MULAI BERGERAK. GAYA
GESEKAN STATIK MAKSIMUM ANTARA DUA PERMUKAAN TIDAK BERGANTUNG PADA
LUAS DAERAH KONTAK, TETAPI BESARNYA SEBANDING DENGAN GAYA NORMAL.
PERBANDINGAN ANTARA BESAR GAYA GESEKAN STATIK MAKSIMUM DENGAN
BESARNYA GAYA NORMAL DISEBUT “KOEFISIEN GESEKAN STATIK” ANTAR KEDUA
PERMUKAAN TERSEBUT. JIKA FS MENYATAKAN BESAR GAYA GESEK STATIK, MAKA:

DENGAN S ADALAH KOEFISIEN GESEKAN STATIK DAN N ADALAH BESAR GAYA


NORMAL, SEDANGKAN GAYA YANG BEKERJA ANTARA DUA PERMUKAAN YANG SALING
BERGERAK RELATIF DISEBUT “GAYA GESEKAN KINETIK”. ADALAH
contoh soal
Jika koefisien gesek kinetik antara lantai dan
balok adalah 0,25, tentukanlah tegangan tali yang
menghubungkan kedua balok dan percepatan
sistem.
Dinamika Gerak Melingkar
Bedasarkan hukum Newton kedua (F = m a), sebuah objek yang mengalami
percepatan haruslah terdapat gaya terdapat gaya yang bekerja padanya. Sebuah
objek yang bergerak dalam suatu lingkaran akan mengalami percepatan
sentripental ac yang besarnya adalah v 2 /r, dengan r adalah jari-jari lingkaran.
Oleh karena itu diperlukan gaya yang memberikan pada objekpercepatan
sentripental tersebut. Gaya tersebut adalah gaya sentripental yang arahnya
sama dengan arah percepatan sentripental (menuju pusat lingkaran) dan
besarnya adalah
Dinamika Gerak Melingkar
Dengan sigma F adalah gaya total dalam arah radial. Dalam hal ini objek dipandang bergerak
melingkar beraturan, yakni besar kecepatan sama tetapi arahnya selalu berubah. Gerak
melingkar sebenarnya paling sedikit dua buah gaya bekerja pada objek. Gaya-gaya tersebut
adalah gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran dan gaya sentrifugal (segaris
dengan gaya sentripetal tetapi arahnya berlawanan atau meninggalkan pusat lingkaran). Pada
gerak melingkar tidak beraturan, yakni objek bergerak melingkar dengan besar dan arah
kecepatan berubah. Disamping memiliki percepatan sentripetal (ac) juga terdapat percepatan
tangensial aT. Percepatan sentripetal dan percepatan tangensial selalu tegak lurus satu sama
lain. Harga percepatan total untuk gerak melingkar tidak beraturan diberikan oleh:
contoh soal
Sebuah bola bermassa 150 gram diikatkan pada tali yang panjangnya 1,10 m lalu diputar
secara vertika. Tentukan :

a. Laju minimum bola agar pada posisi tertinggi bola tetap berputar melingkar
b. Tegangan tali pada saat posisi bola paling rendah dimana kecepatan bola sama dengan
dua kali kecepatan pada posisi tertinggi.
contoh soal
Thank you

Anda mungkin juga menyukai