DASAR I
Kode Kuliah : FI -113
Semester :1
Kelas : Gabungan
Beban kuliah : 3 SKS
Chapter – 5: Gaya
Dalam bahasan-bahasan bab sebelumnya kita sudah membahas gerak satu dimensi. Namun, ada yang
kurang dalam pembahasan-pembahasan tersebut, yaitu kita mempelajari gerak tanpa mempedulikan
apa penyebab gerak tersebut terjadi. Kita belajar tentang benda yang memiliki percepatan, tetapi tidak
pernah bertanya mengapa percepatan itu muncul. Kita tidak pernah menanyakan mengapa kecepatan
bisa berubah baik arah maupun besarnya. Topik yang hanya membahas mendesripsikan tentang gerak
tanpa memperhatikan mengapa gerak bisa terjadi demikian dinamakan kinematika.
Dalam kinematika kita membahas benda yang tiba-tiba bergerak, tiba-tiba berhenti, tiba-tiba berubah
kecepatan, tanpa mencari tahu mengapa hal tersebut terjadi. Pada bab ini kita akan mempelajari gerak
beserta penyebab munculnya gerak tersebut. Bagian ini kita sebut dinamika. Topik dinamika jauh
lebih kaya daripada kinematika. Dan untuk memahami bagian ini diperlukan ketekunan yang lebih
daripada sebelumnya.
Benda bergerak maupun diam tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada penyebab sehingga gerak tersebut
terjadi dan proses gerakpun tidak terjadi secara bebas. Benda selalu bergerak mengikuti aturan yang
sudah pasti. Benda yang dilepas dari ketinggian tertentu pasti bergerak jatuh kalau tidak ada dorongan
lain yang membelokkan arah gerak. Benda yang dilempar dalam arah horizontal selalu berberak
melengkung ke bawah. Paku yang didekatkan ke magnet akan ditarik ke arah magnet. Bumi selalu
bergerak mengelilingi matahari pada orbit yang sudah tertentu. Dengan kata lain gerak benda
umumnya bersifat determinsitik, artinya dapat diramalkan di mana lintasan yang akan diambil, ke
mana arah kecepatan pada tiap titik di lintasan tersebut, dan berapa percepatan tiap saat.
Jika saat ini sebuah benda didorong dengan kekuatan tertentu ke arah tertentu maka benda akan
bergerak dalam satu lintasan. Jika besok benda yang sama didorong dengan kekuatan yang sama dan
dalam arah yang sama maka benda menempuh lintasan yang persis sama dengan lintsan yang
kemarin, kecuali ada pengganggu lain yang berpengaruh. Dengan sifat yang deterministik tersebut
tentu ada hukum yang menjelaskan sifat-sifat gerak benda tersebut. Dengan hukum tersebut kita dapat
memperdiksi ke mana benda akan bergerak jika diberikan dorongan tertentu. Hukum apakah itu?
Newton merumuskan hukum-hukum gerak yang sangat luar biasa. Newton menemukan bahwa semua
persoalah gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya tiga hukum yang sederhana. Pada
bab ini fokus pembahasan kita adalah aplikasi tiga hukum Newton tersebut.
Bunyi Hukum Newton 1 adalah “Setiap orang yang akan mempertahankan keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”. Jika resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda bernilai 0 maka benda yang awalnya diam akan tetap diam dan untuk
benda yang awalnya bergerak akan tetap bergerak pada kecepatan konstan. Dalam persamaan
matematika, Gaya yang diberikan sama dengan nol artinya total gaya yang diberikan dari segala arah
sama dengan nol sehingga rumusnya dapat dituliskan seperti di bawah ini. Hukum Newton I dapat
ditulis:
ƩF=0
Karena suatu benda menerima banyak gaya, terdapat beberapa rumus yang bisa digunakan untuk
menghitung nilai gaya tertentu yang terjadi pada benda seperti di bawah ini.
Fg = μ x N
w=mxg
s=ρxg
s=w/V
Kalau kamu nyari aplikasi hukum Newton 1 dalam kehidupan sehari-hari, kamu bisa melihat
aplikasinya pada bandul sederhana. Bandul akan terus bergerak ke kanan dan ke kiri kalo nggak ada
gaya yang diberikan kepada bandul.
Salah satu aplikasi lainnya adalah pengereman kendaraan. Kalo kamu sedang duduk di atas kursi
penumpang, tiba-tiba kendaraan ngerem mendadak. Kamu bakalan terdorong ke depan dan secara
Contoh Soal
Benda diam, hitunglah gaya normal yang bekerja pada benda! Terlihat dalam gambar di bawah ini
Pembahasan:
m = 6 kg
g = 10 m / s 2
W = m. g
= 6 x 10
= 60 N
Dari contoh soal, kita dapat melihat bahwa berat (W) dan gaya normal (N) selalu tegak lurus ke
permukaan yang bersentuhan dengan benda. Perhatikan gambar berikut.
Sehingga,
N-W=0
N - 60 = 0
N = 60 N
Hukum II Newton menjelaskan perubahan keadaan gerak benda. Hukum ini menyatakan bahwa benda
dapat diubah keadaan geraknya jika pada benda bekerja gaya. Gaya yang bekerja berkaitan langsung
dengan perubahan keadaan gerak benda. Besarnya perubahan keadaan gerak sama dengan gaya yang
diberikan kepada benda
Bunyi Hukum Newton 2 adalah “Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang
dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung gaya
benda” .Sebuah benda dengan massa mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan
suatu arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding
terbalik terhadap M atau bisa dituliskan sebagai:
Ʃ⃗
F=⃗
m a⃗
Dimana:
ƩF = gaya total yang bekerja pada benda (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m / s 2 )
Benda bermassa m = 10 kg berada di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 25 N ke arah kanan. Jika
koefisien gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0,2 dengan koefisien gesekan kinetis 0,1
tentukan besarnya :
a) Gaya normal
b) Gaya gesek antara benda dan lantai
c) Percepatan gerak benda
d) Jarak yang ditempuh benda setelah 2 sekon
Pembahasam
Perhatikan gambar berikut
Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar dengan gaya aksi, tetapi
berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua (gaya aksi), maka benda
kedua
melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi).
Hukum Newton III berbunyi, "Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, maka benda B akan
mengerjakan gaya pada benda A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”.
Jika kamu mendorong dinding dengan tangan, maka pada saat bersamaan dinding mendorong
tanganmu dengan gaya yang sama tetapi berlawanan arah (Gambar dibawah). Bumi menarik tubuh
kamu dengan gaya yang sama dengan berat tubuhmu, maka pada saat bersamaan tubuh kamu juga
menarik bumi dengan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah.
Tetapi harus diingat bahwa gaya aksi dan reaksi bekerja pada benda yang berbeda sehingga tidak
saling meniadakan! Tangan melakukan gaya pada dinding dan dinding melakukan gaya pada tangan.
Jadi dua gaya tersebut tidak dapat dijumlahkan. Berbeda kasusnya jika kamu mendorong benda dan
teman kamu juga mendorong benda yang sama. Dalam kasus ini gaya yang kamu lakukan dan yang
dilakukan teman kamu dapat dijumlahkan karena bekerja pada benda yang sama.
Yang bisa dibaca sebagai “ gaya benda A yang bekerja pada benda B sama dengan negativ gaya
benda B yang bekerja pada benda A ”
Contoh soal
Balok A massa 40 kg dan balok B massa 20 kg berada di atas permukaan licin didorong oleh gaya F
sebesar 120 N seperti diperlihatkan gambar berikut!
Pembahasan
a) Percepatan gerak kedua balok
Tinjau sistem :
Σ F = ma
120 = (40 + 20) a
a = 120/60 m/s²
a = 2 m/s²
Σ F = -ma
F − Fkontak = -mA a
120 − Fkontak = -40(2)
Fkontak = 120 − 80 = -40 Newton
Σ F = ma
Fkontak = mB a
Fkontak = 20(2) = 40 Newton
Hukum Newton telah banyak mengilhami para fisikawan dan ahli ilmu terapan untuk menciptakan
peralatan yang bekerja berdasarkan Hukum Newton. Kalian tahu mengapa mobil bisa bergerak? Atau
Melalui hukumnya ini, Newton memberitahukan kepada kita mengenai perilaku dari benda yang diam
dan benda yang bergerak dengan kecepatan konstan. Menurut Hukum 1 Newton, diamnya sebuah
benda disebabkan oleh resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Begitupun
dengan benda yang bergerak, Newton menjelaskan bahwa benda yang bergerak lurus beraturan,
selamanya akan tetap bergerak.
Menurut Newton, benda memiliki kecendrungan untuk mempertahankan keadaan awalnya. Perilaku
ini disebut dengan kelembaman (inersia). Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan Hukum 1
Newton dalam kehidupan sehari-hari.
Sabuk pengaman berfungsi untuk menahan dorongan tubuh ke depan. Saat pedal rem diinjak, tubuh seluruh
penumpang mobil akan terdorong ke depan. Dorongan ini disebabkan karena tubuh berusaha mempertahankan
keadaan awalnya (Hukum 1 Newton), yaitu bergerak bersama mobil. Dorongan paling ekstrim bisa terjadi saat
pengereman dilakukan secara tiba-tiba, apalagi jika sebelumnya mobil bergerak dengan kecepatan tinggi.
Bahkan, beberapa kasus terjadi tubuh sampai terlempar ke depan.
Menyadari keadaan ini, para ahli kemudian menciptakan sebuah alat pengaman yang berfungsi untuk
menahan dorongan tubuh ini, alat tersebut bernama sabuk pengaman (seat belt). Dengan adanya sabuk
pengaman, seluruh penumpang mobil bisa terhindar dari cidera.
Kantung udara (airbags) berfungsi untuk menahan benturan tubuh penumpang agar mengurangi resiko
cidera saat kecelakaan terjadi. Sabuk pengaman terkadang tidak cukup kuat menahan tubuh ketika
terjadi kecelakaan. Apalagi, ketika mobil awalnya melaju dengan kecepatan tinggi, tabrakan akan
membuat mobil berhenti tiba-tiba.
Melalui hukumnya yang kedua, Newton menjelaskan kepada kita bahwa gaya dan massa adalah dua
besaran yang menentukan terjadinya percepatan. Semakin besar gaya yang diberikan kepada benda,
maka semakin besar pula percepatan yang ditimbulkan.
Akan tetapi gaya yang sama akan tidak memiliki arti jika diterapkan pada benda-benda yang memilki
masa besar, sebab menurut hukum Newton II Massa akan berbanding terbalik dengan percepatan,
artinya jika benda memiliki massa yang besar maka akan memiliki percepatan yang kecil.
Pemahaman terhadap Hukum 2 Newton membuat para ahli menyadari bahwa dibutuhkan kekuatan
besar untuk menggerakkan sebuah truck. Truck adalah salah satu jenis mobil yang memiliki dimensi
dan massa yang besar. Agar truck bisa bergerak sebagaimana mestinya, maka diperlukan sebuah gaya
yang besar untuk menghasilkan percepatan.
Sampai sekarang ini para ahli pesawat tidak pernah berhenti untuk mengembangkan bahan-bahan dengan massa
ringan tapi kuat untuk diterapkan pada pesawat terbang. Massa pesawat sangat penting untuk dibuat ringan agar
bisa mengalami percepatan sehingga mudah untuk lepas landas dan mengudara.
Menurut Hukum 2 Newton, percepatan pada benda bisa diperbesar dengan memperkecil massanya. Jadi, jika
massa pesawat bisa diperkecil, maka gaya yang dikeluarkan oleh mesin pesawat dapat bekerja secara maksimal
untuk menghasilkan percepatan ke atas melawan tarikan gravitasi bumi dan ke depan saat mengudara.
Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar dengan gaya aksi, tetapi
berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua (gaya aksi), maka benda
kedua
melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi).
Hukum 3 Newton mengilhami pembuatan mesin jet pada pesawat terbang. Mesin jet adalah jenis
mesin yang mengirup udara dalam jumlah besar kemudian dipercepatan dan dialirkan ke belakang
melalui nozzle pembuangan. Gaya aksi yang digunakan untuk mendorong udara ke belakang, akan
menghasilkan gaya reaksi yang mendorong mesin ke depan.
Menurut Hukum 3 Newton, gaya reaksi akan selalu sama besarnya dengan gaya aksi dan bekerja
dengan arah yang berlawanan. Gaya reaksi inilah yang dimanfaatkan oleh pesawat terbang sehingga
bisa terdorong ke depan.
Tidak berlebihan jika kita berkata bahwa Hukum 3 Newton telah membawa kita menjelajahi angkasa.
Hukum ini memberikan cara bagi kita untuk melawan gaya gravitasi yang selalu menarik benda jatuh
ke bumi. Kita berhasil mengembangkan sebuah mesin yang bisa membangkitkan gaya reaksi dari
udara sehingga bisa menjadi tenaga pendorong menembus atmosfer.
Mesin jet pada pesawat luar angkasa berkali lipat besarnya daripada mesin jet pada pesawat terbang
biasa. Mesin besar ini dibutuhkan untuk menghasilkan gaya aksi yang besar agar bisa membangkitkan
gaya reaksi yang mendorong pesawat ke atas.
Gaya Gesek adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda. Gaya ini terjadi karena
sentuhan benda dengan bidang lintasan akan membuat gesekan antara waktu saat benda akan mulai
bergerak hingga benda bergerak. Besarnya gaya ini ditentukan berdasarkan kekasaran permukaan
kedua bidang yang bersentuhan, jadi semakin kasar suatu bidang maka nilai gaya geseknya akan
semakin besar.
Besar GGS merupakan hasil perkalian antara koefisien gesek statistik dengan gaya benda
normal. Koefisien gesek merupakan besaran yang bergantung pada kekasaran permukaan bidang yang
bersentuhan. Koefisien gesek statistik dinotasikan dengan μ x.
GGS Persamaan:
f s=μ x . F n
Perhatikan gambar diatas untuk melihat gaya arah-arahnya. Karena setiap benda yang diam hingga
tepat akan bergerak dengan nilai GGS, maka benda tidak akan bergerak jika gaya yang diberikan
lebih kecil dari nilai GGS (karena arah gaya yang diberikan dengan arah gaya gesek selalu
berlawanan). Jadi, benda akan dapat bergerak jika gaya yang diberikan lebih besar dari nilai GGS.
Gaya gesek kinetis adalah gaya yang bekerja saat benda bergerak. Saat benda diam hingga tepat akan
bergerak, gaya yang berkerja adalah GGS. Lalu, saat benda mulai bergerak maka gaya yang bekerja
adalah GGK. Jika tidak ada GGK, maka suatu benda yang diberi gaya akan selalu melaju dan tidak
akan berhenti karena tidak ada gaya gesek yang melambatkannnya, seperti di luar angkasa.
Sama seperti GGS, nilai GGK merupakan hasil perkalian antara koefisien geseknya dengan gaya
benda normal. Koefisien gesek kinetis dinotasikan dengan . Biasanya, nilai koefisien gesek kinetis
selalu lebih kecil dari koefisien gesek statistik untuk materi yang sama.
Persamaan GGK:
f k =μk . F k
μk < μs
Sebuah kotak seberat 10 kg ditarik sepanjang bidang datar dengan gaya sebesar 40 N yang
membentuk sudut 30º. Koefisien gesek statistik dan kinetis berturut-turut sebesar 0,4 dan
0,3. Hitunglah percepatannya.
Pembahasan:
Gambarkan terlebih dahulu gaya-gaya yang bekerja pada kotak tersebut. Perhatikan gambar dibawah
ini.
μk = 0.3 μs = 0.4 m = 10 kg
Lalu, kita dapat mencari gaya normalnya yang dinotasikan dengan atau ,
Ʃ Fy = m . ay
F n – m . g + f y =0
Fn = m . g - f y
= 98 – 20
= 78 N
f s = μs . f n
= 0.4 . 78
f s = 31.2 N
f k = μk . f n
= 0.3 . 78
f k = 23.4 N
Ʃ F x = m . ax
F- f k = m . a
Jika tidak ada gaya gesek, kecepatannya pasti akan lebih besar
Contoh Soal 2
Perhatikan gambar dibawah. Koefisien gesek kinetis antara kotak A dengan meja nilai 0,2. Tentukan
percepatan sistem tersebut.
F n = m A . g = 5 kg . 0.8 m/s² = 49 N.
f k = μk . f n = 0.2 . 49 = 98N.
Ʃ F A=¿m A ¿ .a
T - f k = mA . a
T = mA . a + f k
5.4. Tekanan
Apa yang dimaksud dengan tekanan? Dalam ilmu fisika, tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja
tiap satuan luas permukaan atau bidang tekan. Tekanan timbul sebagai akibat dari gaya tekan yang
bekerja pada benda per satuan luas permukaan dengan arah yang tegak lurus.
Tekanan sangat bergantung pada besarnya gaya. Semakin besar gaya yang diberikan, maka semakin
besar pula tekanan yang dihasilkan. Artinya, tekanan berbanding lurus dengan gaya. Namun, tekanan
berbanding terbalik dengan luas permukaan. Hal ini berarti, jika luas permukaan bidang tekan
diperbesar, maka tekanan akan mengecil.
1 N/m2 = 1 Pa
Berdasarkan jenis satuannya, maka tekanan termasuk ke dalam besaran turunan, yang diturunkan dari
besaran pokok massa, panjang, dan waktu. Selain itu, tekanan juga termasuk ke dalam besaran vektor,
jadi besaran ini dinyatakan dengan nilai dan angka
Berdasarkan pengertian tekanan di atas, maka kita dapat menuliskan rumus tekanan dengan
persamaan:
p = F/A
Keterangan:
Oleh karena terdapat 3 jenis zat, yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas, maka tekanan juga terbagi
menjadi tiga. Setiap zat memiliki karakteristik tekanan yang berbeda. Berikut ini akan kakak jelaskan
satu per satu:
Jika zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan menimbulkan tekanan. Semakin besar luas alas
bidang tekannya, tekanan makin kecil.
Tekanan pada zat padat merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang tekan atau tekanan
adalah gaya per satuan luas.
p = F/A
5.4.1.2. Tekanan zat cair (hidrostatik)
Tekanan pada zat cair dapat dilihat dari daya pancar yang keluar dari sebuah tabung berlubang yang
diisi oleh zat cair. Tekanan zat cair dipengaruhi oleh kedalaman. Semakin dalam airnya, tekanan zat
cair semakin besar. Tekanan pada zat cair yang diam disebut tekanan hidrostatik.
Ada tiga hukum fisika yang bekerja pada tekanan zat cair, yaitu hukum Pascal, bejana berhubungan,
dan hukum Archimedes.
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan zat cair pada ruang tertutup diteruskan ke segala arah dan
besarnya sama.
Pada gambar di atas, gaya F1 menekan alas A1 sehingga zat cair menekan ke alas A 2 dan
menghasilkan tekanan sebesar F2. Rumus tekanan berdasarkan hukum Pascal adalah sebagai berikut:
p = F1/A1 = F2/A2
Keterangan:
Sementara itu, bejana berhubungan adalah rangkaian beberapa bejana yang saling berhubungan satu
sama lainnya dan bagian atasnya terbuka.
p1 = p2
ρ1. g1 . h1 = ρ2. g2 . h2
ρ1 . h1 = ρ2 . h2
Kemudian, hukum Archimedes berbicara tentang gaya tekan ke atas zat cair. Besarnya gaya tekan ke
atas (Fa) sama dengan hasil kali antara volume benda (V b), massa jenis zat cair (ρ), dan gravitasi (g).
Berat benda di udara lebih berat dari benda saat di dalam zat cair karena di dalam zat air ada gaya
tekan ke atas oleh zat cair tersebut. Besar gaya tekan ke atas ini sebanding dengan volume zat cair
yang terdesak oleh benda itu.
Fa = Vb. ρ . g
Fa = Vb. S
Keterangan:
Catatan: Jika percepatan gravitasi (g) tidak disebutkan secara langsung di soal, maka gunakan nilai
umum 10 m/s2.
Tekanan pada zat gas, misalnya udara dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat. Akibatnya, tekanan
udara di setiap tempat akan berbeda-beda. Berikut ini adalah rumus hubungan tekanan udara dan
ketinggian tempat:
Sementara itu, gas yang berada pada ruang tertutup akan berlaku Hukum Boyle. Boyle menemukan
bahwa tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup adalah tetap (konstan) selama suhu gas tetap.
p . V = konstan
p1. V1 = p2 . V2
Tekanan pada gas sering dinyatakan dengan satuan atmosfer (atm), di mana:
Keterangan:
Contoh Soal 1
Jawaban:
Diketahui:
m = 120 kg
g = 10 m/s2
F = m . g = 120 . 10
= 1.200 N
A = 20 cm x 40 cm
= 0,2 m x 0,4 m
= 0,08 m2
Ditanyakan:
p....?
p = F/A
p = 1.200/0,08
p = 15.000 N/m2
Jadi, tekanan yang diberikan balok pada lantai adalah 15.000 N/m2
Contoh soal 2
Tentukan tekanan hidrostatik air pada kedalaman 5 meter (ρ = 1.000 kg/m3) dan percepatan gravitasi
sebesar 10 m/s2.
Jawaban:
Diketahui:
h = 5 meter
ρ = 1.000 kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanyakan:
ph........?
Penyelesaian:
ph = ρ . g . h
= 1.000 . 10 . 5
= 50.000 N/m2 atau Pa, atau
= 50 kPa (kPa = kilopascal)
Contoh Soal 3
Sebuah tabung yang volumenya 2 m3 bertekanan 6 atm, kemudian volumenya diperkecil menjadi 0,5
m3. Berapakah tekanannya sekarang?
Jawaban:
Diketahui:
V1 = 2 m3
p1 = 6 atm
V2 = 0,5 m3
Ditanyakan:
Penyelesaian:
Referance:
1. Giancoli, Douglas C, Physics for Scintists and Engineer, 2nd Ed, Prentice Hall, 1988, New
Jersey.
2. Halliday, Resnick dan Jearl Walker, The Fundamental of Physics 10 th edition, Wiley, New
York 2007.
3. Mikrajuddin Abdullah, Fisika Dasar 1, Institut Teknologi Bandung, 2016
4. Riani Lubis, Diktat Kuliah Fisika Dasar I, FakultasTeknik & ilmu Komputer, Unikom 2008.
Selamat
Belajar