Anda di halaman 1dari 21

FISIKA

DASAR I
Kode Kuliah : FI -113
Semester :1
Kelas : Gabungan
Beban kuliah : 3 SKS

Chapter – 5: Gaya

Dosen Pengampau : Aris Trimarjoko, S.T., M.T.

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 1


BAB 5
GAYA

Dalam bahasan-bahasan bab sebelumnya kita sudah membahas gerak satu dimensi. Namun, ada yang
kurang dalam pembahasan-pembahasan tersebut, yaitu kita mempelajari gerak tanpa mempedulikan
apa penyebab gerak tersebut terjadi. Kita belajar tentang benda yang memiliki percepatan, tetapi tidak
pernah bertanya mengapa percepatan itu muncul. Kita tidak pernah menanyakan mengapa kecepatan
bisa berubah baik arah maupun besarnya. Topik yang hanya membahas mendesripsikan tentang gerak
tanpa memperhatikan mengapa gerak bisa terjadi demikian dinamakan kinematika.

Dalam kinematika kita membahas benda yang tiba-tiba bergerak, tiba-tiba berhenti, tiba-tiba berubah
kecepatan, tanpa mencari tahu mengapa hal tersebut terjadi. Pada bab ini kita akan mempelajari gerak
beserta penyebab munculnya gerak tersebut. Bagian ini kita sebut dinamika. Topik dinamika jauh
lebih kaya daripada kinematika. Dan untuk memahami bagian ini diperlukan ketekunan yang lebih
daripada sebelumnya.

5.1. Hukum Newton tentang Gerak

Benda bergerak maupun diam tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada penyebab sehingga gerak tersebut
terjadi dan proses gerakpun tidak terjadi secara bebas. Benda selalu bergerak mengikuti aturan yang
sudah pasti. Benda yang dilepas dari ketinggian tertentu pasti bergerak jatuh kalau tidak ada dorongan
lain yang membelokkan arah gerak. Benda yang dilempar dalam arah horizontal selalu berberak
melengkung ke bawah. Paku yang didekatkan ke magnet akan ditarik ke arah magnet. Bumi selalu
bergerak mengelilingi matahari pada orbit yang sudah tertentu. Dengan kata lain gerak benda
umumnya bersifat determinsitik, artinya dapat diramalkan di mana lintasan yang akan diambil, ke
mana arah kecepatan pada tiap titik di lintasan tersebut, dan berapa percepatan tiap saat.

Jika saat ini sebuah benda didorong dengan kekuatan tertentu ke arah tertentu maka benda akan
bergerak dalam satu lintasan. Jika besok benda yang sama didorong dengan kekuatan yang sama dan
dalam arah yang sama maka benda menempuh lintasan yang persis sama dengan lintsan yang
kemarin, kecuali ada pengganggu lain yang berpengaruh. Dengan sifat yang deterministik tersebut
tentu ada hukum yang menjelaskan sifat-sifat gerak benda tersebut. Dengan hukum tersebut kita dapat
memperdiksi ke mana benda akan bergerak jika diberikan dorongan tertentu. Hukum apakah itu?

Newton merumuskan hukum-hukum gerak yang sangat luar biasa. Newton menemukan bahwa semua
persoalah gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya tiga hukum yang sederhana. Pada
bab ini fokus pembahasan kita adalah aplikasi tiga hukum Newton tersebut.

5.1.1. Hukum Newton I


Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya: benda yang diam tetap diam dan benda yang
bergerak, tetap bergerak dengan kecepatan konstant.
Hukum I Newton mendefinsikan adanya sifat kelembaman benda, yaitu keberadaan besaran yang
dinamai massa. Karena sifat kelembaman ini maka benda cenderung mempertahankan keadaan
geraknya. Keadaan gerak direpresentasikan oleh kecepatan. Jadi, sifat kelembaman mengukur
kecenderungan benda mempertahankan kecepatannya. Makin besar kelembaman yang dimiliki benda

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 2


maka makin kuat benda mempertahankan sifat kelembamannya. Atau diperlukan pengganggu yang
lebih besar untuk mengubah kecepatan benda. Makin besar massa maka benda makin lembam. Itulah
penyebabnya bahwa kita sangat sulit mendorong benda yang memiliki massa lebih besar daripada
benda yang memiliki massa lebih kecil.

Bunyi Hukum Newton 1 adalah “Setiap orang yang akan mempertahankan keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”. Jika resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda bernilai 0 maka benda yang awalnya diam akan tetap diam dan untuk
benda yang awalnya bergerak akan tetap bergerak pada kecepatan konstan. Dalam persamaan
matematika, Gaya yang diberikan sama dengan nol artinya total gaya yang diberikan dari segala arah
sama dengan nol sehingga rumusnya dapat dituliskan seperti di bawah ini. Hukum Newton I dapat
ditulis:

ƩF=0

Karena suatu benda menerima banyak gaya, terdapat beberapa rumus yang bisa digunakan untuk
menghitung nilai gaya tertentu yang terjadi pada benda seperti di bawah ini.

Rumus Gaya Gesek

Fg = μ x N

Fg adalah Gaya gesek (N)


μ adalah koefisien gesekan yang terjadi
N adalah gaya normal yang terjadi pada benda

Rumus Gaya Berat

w=mxg

w adalah gaya berat yang terjadi pada benda (N)


m adalah massa benda (kg)
g adalah percepatan gravitasi (m/s²)

Rumus Gaya Sejenis

s=ρxg
s=w/V

s adalah gaya sejenis


ρ adalah massa jenis (kg/m3)
w adalah berat benda (N)
V adalah volume benda (m3)

Kalau kamu nyari aplikasi hukum Newton 1 dalam kehidupan sehari-hari, kamu bisa melihat
aplikasinya pada bandul sederhana. Bandul akan terus bergerak ke kanan dan ke kiri kalo nggak ada
gaya yang diberikan kepada bandul.

Salah satu aplikasi lainnya adalah pengereman kendaraan. Kalo kamu sedang duduk di atas kursi
penumpang, tiba-tiba kendaraan ngerem mendadak. Kamu bakalan terdorong ke depan dan secara

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 3


tidak sadar bakalan kembali ke posisi semula. Fenomena kamu terdorong ke depan dan kembali ke
posisi semula adalah fenomena hukum newton 1.

Contoh Soal

Benda diam, hitunglah gaya normal yang bekerja pada benda! Terlihat dalam gambar di bawah ini

Pembahasan:
m = 6 kg
g = 10 m / s 2
W = m. g
     = 6 x 10
     = 60 N

Dari contoh soal, kita dapat melihat bahwa berat (W) dan gaya normal (N) selalu tegak lurus ke
permukaan yang bersentuhan dengan benda. Perhatikan gambar berikut.

Sehingga,
N-W=0
N - 60 = 0
       N = 60 N

5.1.2. Hukum Newton II

Hukum II Newton menjelaskan perubahan keadaan gerak benda. Hukum ini menyatakan bahwa benda
dapat diubah keadaan geraknya jika pada benda bekerja gaya. Gaya yang bekerja berkaitan langsung
dengan perubahan keadaan gerak benda. Besarnya perubahan keadaan gerak sama dengan gaya yang
diberikan kepada benda

Bunyi Hukum Newton 2 adalah “Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang
dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung gaya
benda” .Sebuah benda dengan massa mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan
suatu arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding
terbalik terhadap M atau bisa dituliskan sebagai:

Ʃ⃗
F=⃗
m a⃗
Dimana:
ƩF = gaya total yang bekerja pada benda (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m / s 2 )

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 4


Contoh soal

Perhatikan gambar berikut, benda mula-mula dalam kondisi diam

Benda bermassa m = 10 kg berada di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 25 N ke arah kanan. Jika
koefisien gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0,2 dengan koefisien gesekan kinetis 0,1
tentukan besarnya :
a) Gaya normal
b) Gaya gesek antara benda dan lantai
c) Percepatan gerak benda
d) Jarak yang ditempuh benda setelah 2 sekon

Pembahasam
Perhatikan gambar berikut

a) Gaya normal (hukum Newton I)


Σ Fy = 0
N−W=0
N − mg = 0
N − (10)(10) = 0
N = 100 N
b) Gaya gesek antara benda dan lantai
Cek terlebih dahulu gaya gesek statis maksimum yang bisa terjadi antara benda dan lantai:
fsmaks = μs N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N
Ternyata gaya yang gesek statis maksimum (20 N) lebih kecil dari gaya yang menarik benda (25
N), Sehingga benda bergerak. Untuk benda yang bergerak gaya geseknya adalah gaya gesek
dengan koefisien gesek kinetis :

fges = fk = μk N


fges = (0,1)(100) = 10 N

c) Percepatan gerak benda


Hukum Newton II :
Σ Fx = ma
F − fges = ma
25 − 10 = 10a
a = 15/10 = 1,5 m/s²

d) Jarak yang ditempuh benda setelah 2 sekon


S = Vo t + 1/2 at²

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 5


S = 0 + 1/2(1,5)(2²)
S = 3 meter

5.1.3. Hukum Newton III

Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar dengan gaya aksi, tetapi
berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua (gaya aksi), maka benda
kedua
melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi).

Hukum Newton III berbunyi, "Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, maka benda B akan
mengerjakan gaya pada benda A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”.

Jika kamu mendorong dinding dengan tangan, maka pada saat bersamaan dinding mendorong
tanganmu dengan gaya yang sama tetapi berlawanan arah (Gambar dibawah). Bumi menarik tubuh
kamu dengan gaya yang sama dengan berat tubuhmu, maka pada saat bersamaan tubuh kamu juga
menarik bumi dengan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah.

Gambar Contoh pasangan gaya aksi reaksi.

Tetapi harus diingat bahwa gaya aksi dan reaksi bekerja pada benda yang berbeda sehingga tidak
saling meniadakan! Tangan melakukan gaya pada dinding dan dinding melakukan gaya pada tangan.
Jadi dua gaya tersebut tidak dapat dijumlahkan. Berbeda kasusnya jika kamu mendorong benda dan
teman kamu juga mendorong benda yang sama. Dalam kasus ini gaya yang kamu lakukan dan yang
dilakukan teman kamu dapat dijumlahkan karena bekerja pada benda yang sama.

Secara matematis, Hukum III Newton ditulis sebagai berikut :

FA  =  –  FB Atau Faksi  = – Freaksi

 Yang bisa dibaca sebagai “ gaya benda A yang bekerja pada benda B sama dengan negativ gaya
benda B yang bekerja pada benda A ”

Contoh soal

Balok A massa 40 kg dan balok B massa 20 kg berada di atas permukaan licin didorong oleh gaya F
sebesar 120 N seperti diperlihatkan gambar berikut!

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 6


Tentukan :
a) Percepatan gerak kedua balok
b) Gaya kontak yang terjadi antara balok A dan B

Pembahasan
a) Percepatan gerak kedua balok
Tinjau sistem :
Σ F = ma
120 = (40 + 20) a
a = 120/60 m/s²
a = 2 m/s²

b) Gaya kontak yang terjadi antara balok A dan B

Cara pertama, Tinjau benda A :

Σ F = -ma
F − Fkontak = -mA a
120 − Fkontak = -40(2)
Fkontak = 120 − 80 = -40 Newton

Cara kedua, Tinjau benda B :

Σ F = ma
Fkontak = mB a
Fkontak = 20(2) = 40 Newton

F aksi = F reaksi (terbukti)

5.2. Aplikasi Hukum Newton

Hukum Newton telah banyak mengilhami para fisikawan dan ahli ilmu terapan untuk menciptakan
peralatan yang bekerja berdasarkan Hukum Newton. Kalian tahu mengapa mobil bisa bergerak? Atau

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 7


mengapa pesawat bisa melaju di udara? Kedua contoh ini bisa dijelaskan menggunakan prinsip dasar
Hukum Newton.

5.2.1. Penerapan Newton I


Hukum 1 Newton berbunyi: Jika resultan gaya (ΣF) yang bekerja pada benda sama dengan nol,
maka benda yang awalnya diam akan tetap diam. Benda yang awalnya bergerak lurus beraturan
akan tetap bergerak lurus beraturan dengan kecepatan konstan.

Melalui hukumnya ini, Newton memberitahukan kepada kita mengenai perilaku dari benda yang diam
dan benda yang bergerak dengan kecepatan konstan. Menurut Hukum 1 Newton, diamnya sebuah
benda disebabkan oleh resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Begitupun
dengan benda yang bergerak, Newton menjelaskan bahwa benda yang bergerak lurus beraturan,
selamanya akan tetap bergerak.

Menurut Newton, benda memiliki kecendrungan untuk mempertahankan keadaan awalnya. Perilaku
ini disebut dengan kelembaman (inersia). Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan Hukum 1
Newton dalam kehidupan sehari-hari.

1. Mengilhami pembuatan sabuk pengaman pada mobil

Sabuk pengaman berfungsi untuk menahan dorongan tubuh ke depan. Saat pedal rem diinjak, tubuh seluruh
penumpang mobil akan terdorong ke depan. Dorongan ini disebabkan karena tubuh berusaha mempertahankan
keadaan awalnya (Hukum 1 Newton), yaitu bergerak bersama mobil. Dorongan paling ekstrim bisa terjadi saat
pengereman dilakukan secara tiba-tiba, apalagi jika sebelumnya mobil bergerak dengan kecepatan tinggi.
Bahkan, beberapa kasus terjadi tubuh sampai terlempar ke depan.

Menyadari keadaan ini, para ahli kemudian menciptakan sebuah alat pengaman yang berfungsi untuk
menahan dorongan tubuh ini, alat tersebut bernama sabuk pengaman (seat belt). Dengan adanya sabuk
pengaman, seluruh penumpang mobil bisa terhindar dari cidera.

2. Pembuatan Kantung Udara di Mobil (Airbags)

Kantung udara (airbags) berfungsi untuk menahan benturan tubuh penumpang agar mengurangi resiko
cidera saat kecelakaan terjadi. Sabuk pengaman terkadang tidak cukup kuat menahan tubuh ketika
terjadi kecelakaan. Apalagi, ketika mobil awalnya melaju dengan kecepatan tinggi, tabrakan akan
membuat mobil berhenti tiba-tiba.

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 8


Menurut Hukum 1 Newton, tubuh berusaha untuk mempertahankan geraknya meskipun mobil telah
berhenti. Jika awalnya mobil dan penumpang bergerak 60 km/jam, maka saat mobil tiba-tiba berhenti
saat tabrakan, tubuh sebenarnya masih berusaha bergerak dengan kecepatan tersebut. Akibatnya,
benturan penumpang dengan bagian depan dalam mobil sulit dihindarkan. Untuk mengurangi cidera
yang ditimbulkan, diciptakanlah kantung udara.

5.2.2. Penerapan Newton II


Hukum 2 Newton berbunyi: Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Dengan kata lain, cepat atau lambatnya
benda bergerak, dipengaruhi oleh gaya dan massa benda tersebut.

Melalui hukumnya yang kedua, Newton menjelaskan kepada kita bahwa gaya dan massa adalah dua
besaran yang menentukan terjadinya percepatan. Semakin besar gaya yang diberikan kepada benda,
maka semakin besar pula percepatan yang ditimbulkan.

Akan tetapi gaya yang sama akan tidak memiliki arti jika diterapkan pada benda-benda yang memilki
masa besar, sebab menurut hukum Newton II Massa akan berbanding terbalik dengan percepatan,
artinya jika benda memiliki massa yang besar maka akan memiliki percepatan yang kecil.

Berikut adalah contoh penerapan (aplikasi) hukum Newton II

1. Mesin Diesel untuk Truk

Pemahaman terhadap Hukum 2 Newton membuat para ahli menyadari bahwa dibutuhkan kekuatan
besar untuk menggerakkan sebuah truck. Truck adalah salah satu jenis mobil yang memiliki dimensi
dan massa yang besar. Agar truck bisa bergerak sebagaimana mestinya, maka diperlukan sebuah gaya
yang besar untuk menghasilkan percepatan.

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 9


Mesin diesel bisa menjadi solusi dari permasalahan di atas. Jenis mesin yang satu ini menghasilkan
gaya yang lebih besar daripada mesin bensin. Itulah sebabnya, sebagian besar truck (mungkin
semuanya) menggunakan mesin diesel sebagai tenaga penggerak.

2. Massa Pesawat terbang di buat ringan

Sampai sekarang ini para ahli pesawat tidak pernah berhenti untuk mengembangkan bahan-bahan dengan massa
ringan tapi kuat untuk diterapkan pada pesawat terbang. Massa pesawat sangat penting untuk dibuat ringan agar
bisa mengalami percepatan sehingga mudah untuk lepas landas dan mengudara.

Menurut Hukum 2 Newton, percepatan pada benda bisa diperbesar dengan memperkecil massanya. Jadi, jika
massa pesawat bisa diperkecil, maka gaya yang dikeluarkan oleh mesin pesawat dapat bekerja secara maksimal
untuk menghasilkan percepatan ke atas melawan tarikan gravitasi bumi dan ke depan saat mengudara.

5.2.3. Penerapan Newton III


Hukum Newton III berbunyi, "Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, maka benda B akan
mengerjakan gaya pada benda A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”.

Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar dengan gaya aksi, tetapi
berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua (gaya aksi), maka benda
kedua
melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi).

Berikut contoh penggunaan (aplikasi) hukum Newton III

1. Mesin Jet Pesawat terbang

Hukum 3 Newton mengilhami pembuatan mesin jet pada pesawat terbang. Mesin jet adalah jenis
mesin yang mengirup udara dalam jumlah besar kemudian dipercepatan dan dialirkan ke belakang
melalui nozzle pembuangan. Gaya aksi yang digunakan untuk mendorong udara ke belakang, akan
menghasilkan gaya reaksi yang mendorong mesin ke depan.

Menurut Hukum 3 Newton, gaya reaksi akan selalu sama besarnya dengan gaya aksi dan bekerja
dengan arah yang berlawanan. Gaya reaksi inilah yang dimanfaatkan oleh pesawat terbang sehingga
bisa terdorong ke depan.

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 10


2. Mesin jet pesawat luar angkasa

Tidak berlebihan jika kita berkata bahwa Hukum 3 Newton telah membawa kita menjelajahi angkasa.
Hukum ini memberikan cara bagi kita untuk melawan gaya gravitasi yang selalu menarik benda jatuh
ke bumi. Kita berhasil mengembangkan sebuah mesin yang bisa membangkitkan gaya reaksi dari
udara sehingga bisa menjadi tenaga pendorong menembus atmosfer.

Mesin jet pada pesawat luar angkasa berkali lipat besarnya daripada mesin jet pada pesawat terbang
biasa. Mesin besar ini dibutuhkan untuk menghasilkan gaya aksi yang besar agar bisa membangkitkan
gaya reaksi yang mendorong pesawat ke atas.

5.3. Gaya Gesek

Gaya Gesek adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda. Gaya ini terjadi karena
sentuhan benda dengan bidang lintasan akan membuat gesekan antara waktu saat benda akan mulai
bergerak hingga benda bergerak. Besarnya gaya ini ditentukan berdasarkan kekasaran permukaan
kedua bidang yang bersentuhan, jadi semakin kasar suatu bidang maka nilai gaya geseknya akan
semakin besar.

5.3.1. Gaya Gesek Statis (GGS)

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 11


Gaya Gesek Statis adalah gaya yang bekerja saat benda diam hingga tepat saat benda akan
bergerak. Misalnya, GGS dapat mencegah kamu untuk tergelincir dari tempat kamu berpijak. GGS
juga dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring.

Besar GGS merupakan hasil perkalian antara koefisien gesek statistik dengan gaya benda
normal. Koefisien gesek merupakan besaran yang bergantung pada kekasaran permukaan bidang yang
bersentuhan. Koefisien gesek statistik dinotasikan dengan μ x.

GGS Persamaan:

f s=μ x . F n

Perhatikan gambar diatas untuk melihat gaya arah-arahnya. Karena setiap benda yang diam hingga
tepat akan bergerak dengan nilai GGS, maka benda tidak akan bergerak jika gaya yang diberikan
lebih kecil dari nilai GGS (karena arah gaya yang diberikan dengan arah gaya gesek selalu
berlawanan). Jadi, benda akan dapat bergerak jika gaya yang diberikan lebih besar dari nilai GGS.

F ≤ f s → benda tetap diam.

 F ¿ f s → benda mulai bergerak

5.3.2. Gaya Gesek Kinetis (GGK)

Gaya gesek kinetis adalah gaya yang bekerja saat benda bergerak. Saat benda diam hingga tepat akan
bergerak, gaya yang berkerja adalah GGS. Lalu, saat benda mulai bergerak maka gaya yang bekerja
adalah GGK. Jika tidak ada GGK, maka suatu benda yang diberi gaya akan selalu melaju dan tidak
akan berhenti karena tidak ada gaya gesek yang melambatkannnya, seperti di luar angkasa.

Sama seperti GGS, nilai GGK merupakan hasil perkalian antara koefisien geseknya dengan gaya
benda normal. Koefisien gesek kinetis dinotasikan dengan . Biasanya, nilai koefisien gesek kinetis
selalu lebih kecil dari koefisien gesek statistik untuk materi yang sama.

Persamaan GGK:

f k =μk . F k

μk < μs

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 12


Cotoh soal 1

Sebuah kotak seberat 10 kg ditarik sepanjang bidang datar dengan gaya sebesar 40 N yang
membentuk sudut 30º. Koefisien gesek statistik dan kinetis berturut-turut sebesar 0,4 dan
0,3. Hitunglah percepatannya.

Pembahasan:

Gambarkan terlebih dahulu gaya-gaya yang bekerja pada kotak tersebut. Perhatikan gambar dibawah
ini.

Kemudian kita lihat komponen-komponen yang diketahui,

μk = 0.3 μs = 0.4 m = 10 kg

g = 9.8 m/s² F = 40N θ = 30º

 memiliki komponen vertikal dan horizontal:

F x = F cos θ = 40 cos 30º = 34,6 N.

F y = F sin θ = 40 sin 30º = 20 N.

Lalu, kita dapat mencari gaya normalnya yang dinotasikan dengan   atau  ,

Ʃ Fy = m . ay

Ʃ  f y =0 (karena benda tidak bergerak secara vertikal, maka a y =0).

F n – m . g + f y =0

Fn = m . g - f y

= 98 – 20

= 78 N

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 13


Agar kita terlihat apakah benda tersebut dapat bergerak atau tidak, maka kita hitung nilai GGSnya:

f s = μs . f n

= 0.4 . 78

f s = 31.2 N

f s < f x ,maka benda bergerak.

Kita tentukan GGK yang bekerja:

f k = μk . f n

= 0.3 . 78

f k = 23.4 N

Lalu, dapat kita cari percepatannya:

Ʃ F x = m . ax

F- f k = m . a

F−f k 34.6 N −23.4 N


a= = = 1.1 m/s²
m 10 kg

Jadi, percepatan yang mengerjakan benda sebesar : 1.1 m/s²

Jika tidak ada gaya gesek, kecepatannya pasti akan lebih besar

Contoh Soal 2

Perhatikan gambar dibawah. Koefisien gesek kinetis antara kotak A dengan meja nilai 0,2. Tentukan
percepatan sistem tersebut.

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 14


Pembahasan:
Berikut arah komponen-komponen gaya dari kedua benda,

Gaya normal kotak A sebesar:

F n = m A . g = 5 kg . 0.8 m/s² = 49 N.

Gaya gesek kinetis yang bekerja pada kotak A sebesar:

f k = μk . f n = 0.2 . 49 = 98N.

Gaya tegang tali dinotasikan dengan   atau  .

Persamaan Hukum kedua Newton pada kotak A dapat ditullis dengan:

Ʃ F A=¿m A ¿ .a

T - f k = mA . a

T = mA . a + f k

5.4. Tekanan

Apa yang dimaksud dengan tekanan? Dalam ilmu fisika, tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja
tiap satuan luas permukaan atau bidang tekan. Tekanan timbul sebagai akibat dari gaya tekan yang
bekerja pada benda per satuan luas permukaan dengan arah yang tegak lurus.

Tekanan sangat bergantung pada besarnya gaya. Semakin besar gaya yang diberikan, maka semakin
besar pula tekanan yang dihasilkan. Artinya, tekanan berbanding lurus dengan gaya. Namun, tekanan
berbanding terbalik dengan luas permukaan. Hal ini berarti, jika luas permukaan bidang tekan
diperbesar, maka tekanan akan mengecil.

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 15


Dalam fisika, besaran tekanan disimbolkan atau dilambangkan dengan huruf P atau p. Satuan tekanan
menurut Sistem Satuan Internasional (SI) adalah Newton per meter kuadrat ( N/m2).
Satuan tekanan yang lain adalah Pascal (Pa), diambil dari nama seorang fisikawan Prancis, Blaise
Pascal.

1 N/m2 = 1 Pa

Berdasarkan jenis satuannya, maka tekanan termasuk ke dalam besaran turunan, yang diturunkan dari
besaran pokok massa, panjang, dan waktu. Selain itu, tekanan juga termasuk ke dalam besaran vektor,
jadi besaran ini dinyatakan dengan nilai dan angka

Berdasarkan pengertian tekanan di atas, maka kita dapat menuliskan rumus tekanan dengan
persamaan:

p = F/A

Keterangan:

 p = Tekanan (N/m2 atau Pa)


 F = Gaya tekan (N)
 A = Luas permukaan (m2)

5.4.1. Jenis-Jenis Tekanan

Oleh karena terdapat 3 jenis zat, yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas, maka tekanan juga terbagi
menjadi tiga. Setiap zat memiliki karakteristik tekanan yang berbeda. Berikut ini akan kakak jelaskan
satu per satu:

5.4.1.1. Tekanan zat padat

Jika zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan menimbulkan tekanan. Semakin besar luas alas
bidang tekannya, tekanan makin kecil.

Tekanan pada zat padat merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang tekan atau tekanan
adalah gaya per satuan luas.

Rumus tekanan zat padat adalah sebagai berikut:

p = F/A
5.4.1.2. Tekanan zat cair (hidrostatik)

Tekanan pada zat cair dapat dilihat dari daya pancar yang keluar dari sebuah tabung berlubang yang
diisi oleh zat cair. Tekanan zat cair dipengaruhi oleh kedalaman. Semakin dalam airnya, tekanan zat
cair semakin besar. Tekanan pada zat cair yang diam disebut tekanan hidrostatik.

Rumus tekanan hidrostatik (hidrostatis) adalah sebagai berikut:

ph = ρ . g . h, atau ph = S . h

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 16


Keterangan:

 ph = Tekanan hidrostatis (N/m2 atau Pa)


 ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
 g = percepatan gravitasi (m/s2)
 h = kedalaman zat cair (m)
 S = berat jenis zat cair (N/m3) 

Ada tiga hukum fisika yang bekerja pada tekanan zat cair, yaitu hukum Pascal, bejana berhubungan,
dan hukum Archimedes.
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan zat cair pada ruang tertutup diteruskan ke segala arah dan
besarnya sama.

Pada gambar di atas, gaya F1 menekan alas A1 sehingga zat cair menekan ke alas A 2 dan
menghasilkan tekanan sebesar F2. Rumus tekanan berdasarkan hukum Pascal adalah sebagai berikut:

p = F1/A1 = F2/A2

Keterangan:

 F1 = Gaya yang menekan pada tabung 1 (N)


 F2 = Gaya yang menekan pada tabung 2 (N)
 A1 = luas alas tabung 1 (m2)
 A2 = luas alas tabung 2 (m2) 

Sementara itu, bejana berhubungan adalah rangkaian beberapa bejana yang saling berhubungan satu
sama lainnya dan bagian atasnya terbuka.

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 17


Keadaan permukaan air yang sama jenisnya selalu mendatar, sekalipun bejana dimiringkan.

Dalam bejana berhubungan berlaku rumus:

p1 = p2
ρ1. g1 . h1 = ρ2. g2 . h2
ρ1 . h1 = ρ2 . h2

Kemudian, hukum Archimedes berbicara tentang gaya tekan ke atas zat cair. Besarnya gaya tekan ke
atas (Fa) sama dengan hasil kali antara volume benda (V b), massa jenis zat cair (ρ), dan gravitasi (g).

Berat benda di udara lebih berat dari benda saat di dalam zat cair karena di dalam zat air ada gaya
tekan ke atas oleh zat cair tersebut. Besar gaya tekan ke atas ini sebanding dengan volume zat cair
yang terdesak oleh benda itu.

Rumus hukum Archimedes adalah sebagai berikut:

Fa = Vb. ρ . g
Fa = Vb. S

Keterangan:

 Fa = Gaya tekan ke atas zat cair (N)


 Vb = Volume benda yang tercelup (m3)
 ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
 S = berat jenis zat cair (N/m3)

Catatan: Jika percepatan gravitasi (g) tidak disebutkan secara langsung di soal, maka gunakan nilai
umum 10 m/s2. 

5.4.1.3. Tekanan zat gas

Tekanan pada zat gas, misalnya udara dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat. Akibatnya, tekanan
udara di setiap tempat akan berbeda-beda. Berikut ini adalah rumus hubungan tekanan udara dan
ketinggian tempat:

Tekanan Udara = 76 cmHg - (Ketinggian/100 meter), atau


Tekanan Udara = 760 mmHg - (Ketinggian/10 meter)

Sementara itu, gas yang berada pada ruang tertutup akan berlaku Hukum Boyle. Boyle menemukan
bahwa tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup adalah tetap (konstan) selama suhu gas tetap.

Rumus tekanan gas pada ruang tertutup adalah sebagai berikut:

p . V = konstan
p1. V1 = p2 . V2

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 18


Untuk gas campuran:
pcampuran = (p1. V1) - (p2 . V2)/(V1 + V2)

Tekanan pada gas sering dinyatakan dengan satuan atmosfer (atm), di mana:

1 atm = 105 Pa, atau


1 atm = 76 cmHg

Keterangan:

 p1 = tekanan awal (atm)


 V1 = volume awal (m3)
 p2 = tekanan akhir (atm)
 V2 = volume akhir (m3) 

Contoh Soal 1

Mencari tekanan zat padat pada sebuah balok!


Perhatikan gambar berikut!

Jika g = 10 m/s2 tekanan balok pada lantai adalah...

Jawaban:

Diketahui:

m = 120 kg
g =  10 m/s2
F = m . g = 120 . 10
   = 1.200 N
A = 20 cm x 40 cm
= 0,2 m x 0,4 m
    = 0,08 m2

Ditanyakan:
p....?

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 19


Penyelesaian:

p = F/A
p = 1.200/0,08
p = 15.000 N/m2 
Jadi, tekanan yang diberikan balok pada lantai adalah 15.000 N/m2

Contoh soal 2

Tentukan tekanan hidrostatik air pada kedalaman 5 meter (ρ = 1.000 kg/m3) dan percepatan gravitasi
sebesar 10 m/s2.

Jawaban:
Diketahui:

 h = 5 meter
 ρ = 1.000 kg/m3 
 g = 10 m/s2

Ditanyakan:

 ph........?

Penyelesaian:

ph = ρ . g . h
    = 1.000 . 10 . 5
    = 50.000 N/m2 atau Pa, atau
    = 50 kPa (kPa = kilopascal)

Contoh Soal 3

Sebuah tabung yang volumenya 2 m3 bertekanan 6 atm, kemudian volumenya diperkecil menjadi 0,5
m3. Berapakah tekanannya sekarang?

Jawaban:

Diketahui:

 V1 = 2 m3
 p1 = 6 atm
 V2 = 0,5 m3

Ditanyakan:

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 20


 p2......?

Penyelesaian:

p1. V1 = p2 . V2


6 . 2 = p2 . 0,5
p2 = 12/0,5
p2 = 24 atm

Referance:
1. Giancoli, Douglas C, Physics for Scintists and Engineer, 2nd Ed, Prentice Hall, 1988, New
Jersey.
2. Halliday, Resnick dan Jearl Walker, The Fundamental of Physics 10 th edition, Wiley, New
York 2007.
3. Mikrajuddin Abdullah, Fisika Dasar 1, Institut Teknologi Bandung, 2016
4. Riani Lubis, Diktat Kuliah Fisika Dasar I, FakultasTeknik & ilmu Komputer, Unikom 2008.

Selamat
Belajar

UNIVERSITAS YUPENTEK,INDONESIA, TANGERANG 21

Anda mungkin juga menyukai