DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banyak digunakan sebagai
dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara
keseluruhan. Fisika mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang
bersifat makroskopis (berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingi Matahari) maupun yang
bersifat mikroskopis (berukuran kecil, seperti gerak elektron mengelilingi inti) yang berkaitan
dengan perubahan zat atau energi.Fisika menjadi dasar berbagai pengembangan ilmu dan
teknologi. Kaitan antara fisika dan disiplin ilmu lainmembentuk disiplin ilmu yang baru,
misalnya denganilmu astronomi membentuk ilmu astrofisika, dengan biologi membentuk
biofisika, dengan ilmu kesehatan membentuk fisika medis, dengan ilmu bahan membentuk fisika
material, dengan geologi membentuk geofisika, danlain-lain. Pada bab ini akan dipelajari tentang
dasar dasar ilmu fisika.
Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”.Fisika adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari sifatdan gejala pada benda-benda di alam. Gejala-gejala inipada mulanya
adalah apa yang dialami oleh indra kita,misalnya penglihatan menemukan optika atau cahaya,
pendengaran menemukan pelajaran tentang bunyi, danindra peraba yang dapat merasakan
panas.Mengapa kalian perlu mempelajari Fisika? Fisika ilmu pengetahuan yang mendasar,
Karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda khususnya benda mati. Menurut
sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dengan pengamatan-pengamatan
dari gerakan benda-benda langit, bagaimana lintasannya, periode nya, usianya, dan lain-lain.
Bidang ilmu ini telah dimulai berabad-abad yang lalu, dan berkembang pada zaman Galileo dan
Newton. Galileo merumuskan hukum-hukum mengenai benda yang jatuh, sedangkan Newton
mempelajari gerak pada umumnya, termasuk gerak planet-planet pada sistem tata surya.
Hukum gerak Newton adalah hukum sains yang ditentukan oleh Sir Isaac Newton
mengenai sifat gerak benda. Hukum gerak Newton itu sendiri merupakan hukum yang
fundamental. Artinya, pertama hukum ini tidak dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain, kedua
hukum ini memungkinkan kita agar dapat memahami jenis gerak yang paling umum yang
merupakan dasar mekanika klasik.
Dalam kehidupan sehari-hari, gaya merupakan tarikan atau dorongan. Misalnya, pada
waktu kita mendorong atau menarik suatu benda atau kita menendang bola, dikatakan bahwa kita
mengerjakan suatu gaya dorong pada mobil mainan.
Pada umumnya benda yang dikenakan gaya mengalami perubahan-perubahan lokasi atau
berpindah tempat.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Hukum Newton
2. Untuk mengetahui bunyi Hukum I. Newton
3. Untuk mengetahui bunyi Hukum II. Newton
4. Untuk mengetahui bunyi Hukum III. Newton
5. Untuk mengetahui perbedaan berat dan massa sehingga pembaca bisa membedakan
antara massa dan berat.
BAB II
PEMBAHASAN
Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi lalu tiba-tiba berhenti. Orang yang terdapat di
dalamnya terdorong ke depan akibat hukum kelembaman
ΣF = 0
Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol (F =
0), maka benda tersebut :
Dari pernyataan hukum I Newton di atas, secara matematika dapat pula dinyatakan
bahwa syarat berlakunya hukum I Newton jika ΣF = 0 (jumlah aljabar gaya-gaya
yang bekerja pada benda itu = 0).
C. Hukum II Newton
1. Bunyi Hukum II Newton
“Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan besar gaya itu ( searah dengan gaya itu ) dan berbanding
terbalik dengan massa benda tersebut”.
Hukum II Newton menyatakan bahwa percepatan sebuah benda berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Resultan gaya adalah jumlah
vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda itu. Melalui kegiatan eksperimen yang
ekstensif telah membuktikan bahwa gaya-gaya bergabung sebagai vektor sesuai aturan
yang berlaku pada penjumlahan vektor.
Secara matematis dapat ditulis :
F
a= a
Dimana :
F = gaya, Satuannya N
m = massa, Satuannya Kg
a = Percepatan, Satuannya ms-2
Hukum III Newton tentang gerak menyatakan bahwa bila suatu benda melakukan gaya
pada benda lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan arah yang
berlawanan. Dengan kata lain, Hukum III Newton ini berbunyi :
Gaya aksi = gaya reaksi.
Gaya aksi = gaya yang bekerja pada benda.
Gaya reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi.
Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan, atau gaya interaksi antara dua buah benda selalu sama besar tetapi
berlawanan arah. Harus selalu diingat bahwa pasangan gaya yang dimaksudkan dalam
Hukum III Newton ini bekerja pada dua benda yang berbeda. Gaya mana yang merupakan
gaya reaksi pada dasarnya tidak dapat ditentukan. Namun demikian, biasanya dalam soal
fisika disebutkan bahwa gaya aksi adalah gaya yang kita lakukan, meskipun sebenarnya bisa
dipertukarkan.
Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja
pada sebuah benda ( aksi ) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun
berlawanan arah ( reaksi ). Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah
ada gaya yang muncul sendirian.
Sebagai Contoh, ketika kita berjalan, telapak kaki kita mendorong tanah kebelakang
( aksi ). Sebagai reaksi, tanah mendorong telapak kaki kita ke depan, sehingga kita berjalan
kedepan.
Contoh lain, Ketika seseorang mendayung perahu, pada waktu mengayunkan dayung,
pendayung mendorong air ke belakang ( aksi ). Sebagai reaksi, air memberi gaya pada
dayung kedepan sehingga perahu bergerak kedepan.
Yang bisa dibaca sebagai “ gaya benda A yang bekerja pada benda B sama dengan
negative gaya benda B yang bekerja pada benda A ”.
1. Berat
Gaya yang paling umum dalam pengalaman sehari-hari adalah gaya tarikan
gravitasi bumi pada sebuah benda. Gaya ini dinamakanberat benda, w. Jika kita
menjatuhkan sebuah benda dekat permukaan bumi dan mengabaikan resistensi udara
sehingga satu-satunya gaya yang bekerja pada benda itu adalah gaya karena gravitasi
(keadaan ini dinamakan jatuh bebas), benda dipercepat ke bumi dengan percepatan 9,81
m/s2. Pada tiap titik di ruang, percepatan ini sama untuk semua benda, tak tergantung
massanya. Kita namakan nilai percepatan ini g.
Dari hukum kedua Newton, kita dapat menulis gaya gravitasi Fg pada benda bermassa m
sebagai :
Fg = ma
w = m.g
Karena g adalah sama untuk semua benda di suatu titik, kita dapat menyimpulkan
bahwa berat benda sebanding dengan massanya. Namun pengukuran g yang teliti di
berbagai tempat menunjukkan bahwa g tidak mempunyai nilai yang sama di mana-
mana.
Gaya tarikan bumi pada benda berubah dengan lokasi. Secara khusus, di titik-titik
di atas permukaan bumi, gaya karena gravitasi berubah secara terbalik dengan kuadrat
jarak benda dari pusat bumi. Jadi, sebuah benda memiliki berat sedikit lebih kecil pada
ketinggian yang sangat tinggi dibandingkan pada ketinggian laut. Medan gravitasi juga
sedikit berubah dengan garis lintang karena bumi tidak tepat bulat tetapi agak datar di
kutub-kutubnya. Jadi,berat tidak seperti massa,bukan sifat intrinsik benda itu sendiri.
Satuan SI untuk berat adalah N (Newton).
2. Massa
Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya
terhadap percepatan. Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain
dengan menggunakan gaya yang sama pada masing-masing benda dan dengan
mengukur percepatannya. Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan
kebalikan rasio percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama :
m1/m2 = a1/a2
Satuan SI untuk massa adalah kg (kilogram)
Untuk lebih jelasnya perbedaan antara berat dan massa dapat kita lihat pada tabel
berikut :
Ketiga hukum ini juga merupakan pendekatan yang baik untuk benda-benda makroskopis
dalam kondisi sehari-hari. Namun hukum newton (digabungkan dengan hukum gravitasi
umum dan elektrodinamika klasik) tidak tepat untuk digunakan dalam kondisi tertentu,
terutama dalam skala yang amat kecil, kecepatan yang sangat tinggi (dalam relativitas
khususs, faktor Lorentz, massa diam, dan kecepatan harus diperhitungkan dalam perumusan
momentum) atau medan gravitasi yang sangat kuat. Maka hukum-hukum ini tidak dapat
digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena seperti konduksi listrik pada sebuah
semikonduktor, sifat-sifat optik dari sebuah bahan, kesalahan pada GPS sistem yang tidak
diperbaiki secara relativistik, dan superkonduktivitas. Penjelasan dari fenomena-fenomena ini
membutuhkan teori fisika yang lebih kompleks, termasuk relativitas umum dan teori medan
kuantum.
Dalam mekanika kuantum konsep seperti gaya, momentum, dan posisi didefinsikan oleh
operator-operator linier yang beroperasi dalam kondisi kuantum, pada kecepatan yang jauh
lebih rendah dari kecepatan cahaya, hukum-hukum Newton sama tepatnya dengan operator-
operator ini bekerja pada benda-benda klasik. Pada kecepatan yang mendekati kecepatan
dp
cahaya, hukum kedua tetap berlaku seperti bentuk aslinya F = , yang menjelaskan bahwa
dt
gaya adalah turunan dari momentum suatu benda terhadap waktu, namun beberapa versi
terbaru dari hukum kedua tidak berlaku pada kecepatan relativistik.
Di fisika modern, hukum kekekalan dari momentum, energi, dan momentum sudut
berlaku lebih umum daripada hukum-hukum Newton, karena mereka berlaku pada cahaya
maupun materi, dan juga pada fisika klasik maupun fisika non-klasik.
Secara sederhana, "Momen, energi, dan momentum angular tidak dapat diciptakan atau
dihilangkan."
Karena gaya adalah turunan dari momen, dalam teori-teori dasar (seperti mekanika
kuantum, elektrodinamika kuantum, relativitas umum, dsb.), konsep gaya tidak penting dan
berada dibawah kekekalan momentum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.
2. Hukum I Newton berbunyi “ Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda
samadengan nol maka benda diam akan tetap diam dan benda bergerak lurus beraturan
akan tetap bergerak lurus beraturan”. Di mana :
F=0
3. Hukum II Newton berbunyi “ Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dengan besar gaya itu dan berbanding terbalik dengan
massa benda itu “. Dimana :
F=ma
4. Hukum III Newton berbunyi “ bila suatu benda melakukan gaya pada benda lainnya,
makaakan menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan arah yang berlawanan”.
Dimana :
Faksi = - Freaksi
5. Massa berbeda dengan berat. Massa adalah sifat intristik dari sebuah benda yang
menyatakan resistensinya terhadap percepatan, sedangkan berat bergantung pada hakikat
dan jarak benda-benda lain yang mengerjakan gaya-gaya gravitasi pada benda itu.
B. Daftar pustaka