Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUKUM NEWTON I, II, III

Disusun Oleh:
Nelly Siahaan
Hotni Dameria
Adventia
Intan
Renika Silalahi

Mata Pelajaran : IPA

YP. BINAGUNA KECAMATAN TANAH JAWA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan kepada
kami sehingga makalah yang berjudul “Hukum Newton I, II, III” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dengan dibuatnya makalah ini tentunya dapat
menambah pengetahuan maupun wawasan bagi pembaca.
Tentunya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu besar harapan kami sudilah kiranya pembaca memberikan kritik
dan saran guna penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Hukum Newton........................................................................... 3

2.2 Hukum I Newton........................................................................................... 3

2.2.1 Bunyi Hukum I Newton......................................................................... 3

2.2.2 Hukun Newton Pertama Sebagai Hukum Kelembaman.........................3

2.3 Hukum II Newton..........................................................................................5

2.3.1 Bunyi Hukum II Newton........................................................................5

2.3.2 Gaya, Massa, dan Hukum Kedua Newton..............................................5

2.4 Hukum III Newton.........................................................................................7

BAB III PENUTUP............................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hukum gerak Newton adalah hukum sains yang ditentukan oleh Sir
Isaac Newton mengenai sifat gerak benda.Hukum gerak Newton itu sendiri
merupakan hukum yang fundamental.Artinya, pertama hukum ini tidak
dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain, kedua hukum ini memungkinkan
kita agar dapat memahami jenis gerak yang paling umum yang merupakan
dasar mekanika klasik.
Dalam kehidupan sehari-hari, gaya merupakan tarikan atau
dorongan. Misalnya, pada waktu kita mendorong atau menarik suatu benda
atau kita menendang bola, dikatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya
dorong pada mobil mainan.
Pada umumnya benda yang dikenakan gaya mengalami perubahan-
perubahan lokasi atau berpindah tempat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Hukum Newton?


2. Bagaimana bunyi Hukum I Newton?
3. Bagaimana bunyi Hukum II Newton?
4. Bagaimana bunyi Hukum III Newton?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Hukum Newton


2. Untuk mengetahui bunyi Hukum I. Newton
3. Untuk mengetahui bunyi Hukum II. Newton
4. Untuk mengetahui bunyi Hukum III. Newton
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Newton

Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.


Hukum gerak Newton itu sendiri merupakan hukum yang fundamental.
Artinya, pertama hukum ini tidak dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain.
Kedua, hukum ini memungkinkan kita agar dapat memahami jenis gerak
yang paling umum yang merupakan dasar mekanika klasik.
Hukum gerak Newton adalah tiga hukum yang menjadi dasar
mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang
bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Ketiga hukum
gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam karyanya Philosophi
Naturalis Principa Mathematica, pertama kali ditebitkan pada 05 Juli 1687.

2.2 Hukum I Newton

2.2.1 Bunyi Hukum I Newton

“Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan
nol maka benda diam akan tetap diam dan benda bergerak lurus beraturan
akan tetap bergerak lurus beraturan“.

2.2.2 Hukun Newton Pertama Sebagai Hukum Kelembaman

Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam


keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau
akan terus bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal
yang bekerja pada benda itu. Kecenderungan ini digambarkan dengan
mengatakan bahwa benda mempunyai kelembaman. Benda yang mula-mula
diam akan mempertahankan keadaan diamnya (malas bergerak), dan benda
yang mula-mula bergerak akan mempertahankan keadaan bergeraknya (malas
berhenti). Sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaan geraknya
(diam atau bergerak) inilah yang disebut kelembaman atau inersia
(kemalasan). Oleh karena itu hukum pertama Newton disebut juga hukum
Kelembaman atau Hukum inersia.

Contoh penerapan hukum I Newton yaitu :

(i) Sediakan alat-alat antara lain Kelereng, kertas, dan meja!


(ii) Letakkan kelereng di atas kertas pada meja yang mendatar hingga
keadaan kelereng diam!
(iii) Tarik kertas dengan mendadak / sentakan!
(iv) Ulangi langkah (ii) tetapi kertas ditarik perlahan-lahan, kemudian
hentikan kertas tersebut secara mendadak!
(v) Amati yang terjadi!
Berdasarkan kegiatan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap benda
yang diam cenderung untuk tetap diam dan benda yang bergerak lurus
beraturan cenderung untuk tetap bergerak lurus beraturan (ingin
mempertahankan keadaannya). Sifat demikian itulah yang disebut sebagai
kelembaman (inersia) suatu benda.
2.3 Hukum II Newton

2.3.1 Bunyi Hukum II Newton

“Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu


benda berbanding lurus dengan besar gaya itu ( searah dengan gaya itu ) dan
berbanding terbalik dengan massa benda tersebut”.
Secara matematis dapat ditulis :

a= F
m

Dimana :

F = gaya, Satuannya N

m = massa, Satuannya Kg

a = Percepatan, Satuannya ms-2

2.3.2 Gaya, Massa, dan Hukum Kedua Newton

Hukum kedua Newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika


gaya dan massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan, dan
perpindahan. Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang
menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya
adalah arah percepatan yang disebabkan jika gaya itu adalah satu-satunya
gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa
benda dan besarnya percepatan yang dihasilkan gaya. Massa adalah sifat
intristik sebuah benda mengukur resistensinya terhadap percepatan. Contoh
penerapan Hukum II Newton :

Pada gambar disamping, sebuah benda ditarik dengan gaya F. Dengan


adanya gaya F, maka benda bergerak dengan percepatan a. Pada kasus yang
kedua, benda dengan massa m ditarik oleh 2 orang dengan gaya 2F. Pada
Kasus yang kedua ini, benda bergerak dengan percepatan 2a, massa benda
ditambah dan ditarik dengan gaya F. Pada kasus yang ketiga benda bergerak
dengan percepatana/2 .

Dalam hukum ini, Newton menyimpulkan sebagai berikut :

1. Percepatan benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda


dengan massa m berbanding langsung ( sebanding ) dengan besar
resultan gaya. Makin besar gaya, makin besar percepatan.
2. Percepatan benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda
berbanding terbalik dengan massa benda m. Makin besar massa, makin
kecil percepatan.

Contoh soal :

Mobil-mobilan bermassa 2 Kg diam diatas lantai licin, kemudian diberi gaya


tertentu dan bergerak dengan percepatan 10m/s2. Berapakah gaya yang diberikan
pada mobil-mobilan?
Diketahui : m = 2 Kg

a = 10 m/s2
Ditanya : F ?

Jawab : F = m.a

= 2 Kg . 10 m/s2 = 20 N

2.4 Hukum III Newton

Hukum III Newton tentang gerak menyatakan bahwa bila suatu benda
melakukan gaya pada benda lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang
besarnya sama dengan arah yang berlawanan. Dengan kata lain, Hukum III
Newton ini berbunyi :
Gaya aksi = gaya reaksi.

Gaya aksi = gaya yang bekerja pada benda.

Gaya reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi.

Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan, atau gaya interaksi antara dua buah
benda selalu sama besar tetapi berlawanan arah. Harus selalu diingat bahwa
pasangan gaya yang dimaksudkan dalam Hukum III Newton ini bekerja pada
dua benda yang berbeda. Gaya mana yang merupakan gaya reaksi pada
dasarnya tidak dapat ditentukan. Namun demikian, biasanya dalam soal fisika
disebutkan bahwa gaya aksi adalah gaya yang kita lakukan, meskipun
sebenarnya bisa dipertukarkan.
Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam
semesta ini, tanpa keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan
gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda ( aksi ) maka benda itu
akan mengerjakan gaya yang sama besar namun berlawanan arah ( reaksi ).
Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada
gaya yang muncul sendirian.

Sebagai Contoh, ketika kita berjalan, telapak kaki kita mendorong


tanah kebelakang ( aksi ). Sebagai reaksi, tanah mendorong telapak kaki kita
ke depan, sehingga kita berjalan kedepan.
Contoh lain, Ketika seseorang mendayung perahu, pada waktu
mengayunkan dayung, pendayung mendorong air ke belakang ( aksi ).
Sebagai reaksi, air memberi gaya pada dayung kedepan sehingga perahu
bergerak kedepan.

Secara matematis, Hukum III Newton ditulis sebagai berikut :

FA = - FB Atau Faksi = - Freaksi

Yang bisa dibaca sebagai “ gaya benda A yang bekerja pada benda B sama
dengannegativ gaya benda B yang bekerja pada benda A ”
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.

Hukum I Newton berbunyi “ Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja


pada benda sama dengan nol maka benda diam akan tetap diam dan benda

bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan”.


Hukum II Newton berbunyi “ Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya
yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan besar gaya itu dan

berbanding terbalik dengan massa benda itu “.


Hukum III Newton berbunyi “ bila suatu benda melakukan gaya pada
benda lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan
arah yang berlawanan”. Dimana :

Faksi = - Freaksi
Contoh Soal dan Jawaban

1.) Hukum Newton I

Sebuah balok bermassa 5 kg (berat w = 50 N) digantung dengan tali dan diikatkan pada atap.
Jika balok diam maka berapakah tegangan talinya?

Penyelesaian:

Diketahui: w = 50 N

Ditanya: T?

Jawab:

 ΣF = 0
 T–w=0
 T – 50 = 0
 T = 50 N

Jadi, gaya tegangan tali yang bekerja pada balok tersebut adalah 50 Newton.

2.) Hukum Newton II

Mobil-mobilan bermassa 2 Kg diam diatas lantai licin, kemudian diberi gaya tertentu dan
bergerak dengan percepatan 10m/s2. Berapakah gaya yang diberikan pada mobil-mobilan?

Penyelesaian:

Diketahui: m = 2 Kg

a = 10 m/s2

Ditanya: F ?

Jawab:

F = m.a

= 2 Kg . 10 m/s2

= 20 N

Jadi, gaya yang diberikan pada mobil-mobilan tersebut adalah sebesar 20 Newton.

3.) Hukum Newton III

Sebuah buku diletakkan di atas meja. Pada sistem benda tersebut akan bekerja gaya-gaya
seperti pada gambar di bawah ini. Ada empat gaya yang bekerja pada sistem tersebut yaitu:

w = berat buku;
N = gaya tekan normal meja terhadap buku;

N’= gaya tekan normal buku pada meja;

Fg = gaya gravitasi bumi pada buku;

Tentukan pasangan gaya yang termasuk aksi reaksi!

Penyelesaian:

Pasangan gaya aksi-reaksi memenuhi sifat: sama besar, berlawanan arah dan bekerja pada
dua benda. Dari sifat di atas dapat ditentukan dua pasangan aksi-reaksi yaitu:

 w dengan Fg
 N dengan N’

w dan N bukan aksi-reaksi karena bekerja pada satu benda (buku) tetapi hubungan N = w
merupakan hukum Newton I yaitu ΣF = 0.
1. Sebuah balok bermassa 5 kg (berat w = 50 N) digantung dengan tali dan
diikatkan pada atap. Jika balok diam maka berapakah tegangan talinya?
Penyelesaian:
Gaya-gaya yang bekerja pada balok seperti gambar di bawah ini, karena balok
diam, maka berlaku hukum I Newton yaitu sebagai berikut.

ΣF = 0
T – w = 0
T – 50 = 0
T = 50 N
Jadi, gaya tegangan tali yang bekerja pada balok tersebut adalah 50 Newton.

2. Sebuah benda bermassa 40 kg ditarik melalui katrol sehingga memiliki posisi


seperti yang diperlihatkan pada gambar (a) di bawah ini. Jika sistem itu diam,
maka berapakah gaya F?

Penyelesaian:
Benda yang bermassa akan memiliki berat.
w = mg
w = 40 kg × 10 m/s 2

w = 400 N
pada sistem itu bekerja tiga gaya yaitu w, F, dan T yang tidak segaris, sehingga
menentukan resultannya dapat digunakan sumbu koordinat XY (metode
analisis) seperti pada gambar (b) di atas. Sistem diam berarti berlaku Hukum 1
Newton sebagai berikut.
■ Pada sumbu-Y
ΣF  = 0 y

T sin 53  – w = 0 o

T(0,8) – 400 = 0
0,8T = 400
T = 400/0,8
T = 500 N
■ Pada sumbu-X
ΣF  = 0 x

F – T cos 53  = 0 o

F – (500)(0,6) = 0
F – 300 = 0
F = 300 N
Jadi, gaya F yang bekerja pada sistem tersebut adalah 300 Newton.

3. Benda bermassa 10 kg diikat tali dan dibentuk sistem seperti pada gambar
(a) berikut ini. Jika sistem itu diam dan percepatan gravitasi g = 10 m/s maka 2

tentukan tegangan tali T  dan T ! 1 2

Penyelesaian:
Berat benda adalah sebagai berikut.
w = mg
w = 10 kg × 10 m/s 2

w = 100 N
Dengan menggunakan metode analisis sama seperti pada contoh soal
sebelumnya di mana diagram gaya ditunjukkan pada gambar (b), maka
resultan gaya yang bekerja pada sistem ini adalah sebagai berikut.
■ Pada sumbu-Y
ΣF  = 0 y

T  sin 60  + T  sin 30  – w = 0


1
o
2
o

T  ( / √3) + T  sin ( / ) – 100 = 0


1
1
2 2
1
2

1
/ √3 T +  /  T  = 100
2 1 
1
2 2

(Kedua ruas dikali 2)


√3 T + T  = 200 1  2

T  = 200 – √3 T  ……….. pers. (a)


2 1

■ Pada sumbu-X
T cos 30  – T  cos 60  = 0

o
1
o
T ( / √3) – T  ( / ) = 0

1
2 1
1
2

1
/ √3 T  –  / T  = 0 ……….. pers. (b)
2 2
1
2 1

{subtitusikan persamaan (a) ke persamaan (b)}


1
/ √3(200 – √3 T ) –  / T  = 0
2 1
1
2 1

100√3 –  / T  –  / T  = 0 3
2 1
1
2 1

3
/ T  +  / T  = 100√3
2 1
1
2 1

4
/ T  = 100√3
2 1

2T  = 100√3
1

T  = 50√3 N
1

Untuk memperoleh nilai T , kita subtitusikan nilai T  = 50√3 ke persamaan (a) 2 1

sehingga kita peroleh nilai sebagai berikut.


T  = 200 – √3 T
2 1

T  = 200 – √3(50√3)
2

T  = 200 – 150
2

T  = 50 N
2

Dengan demikian, nilai T  dan T  berturut-turut adalah 50√3 N dan 50 N. 1 2

Anda mungkin juga menyukai