Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FISIKA DASAR

HUKUM NEWTON

DOSEN PENGAMPU: Bu Rizka Hasmi Nst, M.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 9:

Miranti br. Tarigan NIM. 2201011022

Khamilla Azzahra Ritonga NIM. 2201011016

KELAS 1 A

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hukum
Newton” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan Bu Rizka Hasmi pada bidang studi Fisika Dasar. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Hukum Newton” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Rizka Hasmi, selaku Dosen Fisika
Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan tentang “Hukum Newton” ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Medan, 23 Oktober 2022

Kelompok 9

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................. 2

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Newton ........................................................................... 5
2.2 Hukum I Newton............................................................................................ 5
2.3 Hukum II Newton ......................................................................................... 7
2.4 Hukum III Newton........................................................................................ 10
2.5 Unsur-Unsur Dalam Hukum Newton ............................................................ 13
2.6 Contoh penerapan Hukum Newton Pada Kehidpuan Sehari-hari ................. 10
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum gerak Newton adalah hukum sains yang ditentukan oleh Sir Isaac Newton
mengenai sifat gerak benda.Hukum gerak Newton itu sendiri merupakan hukum
yang fundamental.Artinya, pertama hukum ini tidak dapat dibuktikan dari prinsip-
prinsip lain, kedua hukum ini memungkinkan kita agar dapat memahami jenis
gerak yang paling umum yang merupakan dasar mekanika klasik.

Dalam kehidupan sehari-hari, gaya merupakan tarikan atau dorongan. Misalnya,


pada waktu kita mendorong atau menarik suatu benda atau kita menendang bola,
dikatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya dorong pada mobil mainan.

Pada umumnya benda yang dikenakan gaya mengalami perubahan-perubahan


lokasi atau berpindah tempat.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud Hukum Newton?

Bagaimana bunyi Hukum I Newton?

Bagaimana bunyi Hukum II Newton?

Bagaimana bunyi Hukum III Newton?

3
1.3 Tujuan

1.    Untuk mengetahui pengertian Hukum Newton

2.    Untuk mengetahui bunyi Hukum I. Newton

3.    Untuk mengetahui bunyi Hukum II. Newton

4.    Untuk mengetahui bunyi Hukum III. Newton

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Newton

Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.


Hukum gerak Newton itu sendiri merupakan hukum yang fundamental. Artinya,
pertama hukum ini tidak dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain. Kedua, hukum
ini memungkinkan kita agar dapat memahami jenis gerak yang paling umum yang
merupakan dasar mekanika klasik.

Hukum gerak Newton adalah tiga hukum yang menjadi dasar mekanika
klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu
benda dan gerak yang disebabkannya. Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum
oleh Isaac Newton dalam karyanya Philosophi Naturalis Principa Mathematica,
pertama kali ditebitkan pada 05 Juli 1687.

2.2 Hukum I Newton

Hukum Newton I adalah menunjukkan resultan gaya yang bekerja pada


benda dengan komposisi yang sama dengan nol, maka benda yang awalnya diam
akan selamanya terus diam. Sedangkan benda awalnya bergerak lurus beraturan,
maka akan selamanya terus bergerak lurus beraturan dalam kecepatan yang tetap.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam Hukum Newton 1 percepatan benda
berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding
terbalik dengan massa atau berat benda itu sendiri. 

Sifat benda pada  Hukum Newton I  cenderung mempertahankan keadaannya


semula dengan sifat kelembaman atau kadar inersia yang sama. Itulah sebabnya
mengapa Hukum Newton 1 disebut juga dengan istilah Hukum Kelembaman.
Bentuk dari momen inersia pada Hukum Newton 1 terjadi beragam, misalnya
momen inersia linear, momen inersia massa, dan momen inersia polar atau kutub. 

5
2.2.1 Bunyi Hukum I Newton

“Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka
benda diam akan tetap diam dan benda bergerak lurus beraturan akan tetap
bergerak lurus beraturan“.

2.2.2 Hukun Newton Pertama Sebagai Hukum Kelembaman

Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam
atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus bergerak
dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada benda itu.
Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai
kelembaman. Benda yang mula-mula diam akan mempertahankan keadaan
diamnya (malas bergerak), dan benda yang mula-mula bergerak akan
mempertahankan keadaan bergeraknya (malas berhenti). Sifat benda yang
cenderung mempertahankan keadaan geraknya (diam atau bergerak) inilah yang
disebut kelembaman atau inersia (kemalasan). Oleh karena itu hukum pertama
Newton disebut juga hukum Kelembaman atau Hukum inersia.

 Contoh penerapan hukum I Newton yaitu :


 Sediakan alat-alat antara lain Kelereng, kertas, dan meja!
 Letakkan kelereng di atas kertas pada meja yang mendatar hingga keadaan
kelereng diam!
 Tarik kertas dengan mendadak / sentakan!
 Ulangi langkah (ii) tetapi kertas ditarik perlahan-lahan, kemudian hentikan
kertas tersebut secara mendadak!
 Amati yang terjadi!    

Berdasarkan kegiatan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap benda yang diam
cenderung untuk tetap diam dan benda yang bergerak lurus beraturan cenderung
untuk tetap bergerak lurus beraturan (ingin mempertahankan keadaannya). Sifat
demikian itulah yang disebut sebagai kelembaman (inersia) suatu benda.

6
2.2.3 Rumus Hukun I Newton

Berikut ini rumus Hukum Newton 1 atau dikenal pula disebut sebagai Hukum
Kelembaman: ∑F = 0 atau Resultan Gaya (kg m/s2)

2.3 Hukum II Newton

Hukum Newton II adalah berkaitan dengan kondisi benda yang bergerak dalam
keadaan massa benda dan gaya yang ada pada benda tersebut juga diperhitungkan.
Hal ini menunjukan percepatan benda akan berbanding lurus dengan gaya total
yang bekerja pada benda tersebut,  sedangkan massanya akan berbanding terbalik
dengan percepatan benda. Arah percepatan benda akan sama dengan arah gaya
total yang bekerja pada benda tersebut. 

Melalui Hukum Newton II gaya benda kemudian akan menjadi semakin besar
jika memperoleh kekuatan gaya yang searah dengan laju benda tersebut bergerak.
Sebaliknya, jika diberikan gaya berlawanan atau bertolak belakang melawan gaya
benda, maka laju gaya akan semakin lambat atau kecepatannya mengecil karena
terjadi perubahan kecepatan dan laju yang berubah. 

Besar kecilnya lambat atau cepat yang dimiliki benda bergerak tersebut, maka
akan memengaruhi arah gerak benda. Hukum ini menjelaskan resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda tidak sama dengan nol, maka benda tersebut akan
bergerak dengan kecepatan tertentu, alias benda yang bergerak pasti memiliki
percepatan. 

2.3.1 Bunyi Hukum II Newton

“Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan besar gaya itu ( searah dengan gaya itu ) dan berbanding
terbalik dengan massa benda tersebut”.

7
Secara matematis dapat ditulis :

F
a=
m

Dimana :

F  = gaya, Satuannya N

m = massa, Satuannya Kg

a  =  Percepatan, Satuannya ms-2

2.3.2 Gaya, Massa, dan Hukum Kedua Newton

Hukum kedua Newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan
massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan, dan perpindahan. Gaya
adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda  mengubah
kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang
disebabkan jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda dan besarnya percepatan
yang dihasilkan gaya. Massa adalah sifat intristik sebuah benda mengukur
resistensinya terhadap percepatan.

 Contoh penerapan Hukum II Newton :

Pada gambar disamping, sebuah benda ditarik dengan gaya F. Dengan adanya
gaya F, maka benda bergerak dengan percepatan a. Pada kasus yang kedua, benda
dengan massa m ditarik oleh 2 orang dengan gaya 2F. Pada Kasus yang kedua ini,
benda bergerak dengan percepatan 2a, massa benda ditambah dan ditarik dengan
gaya F. Pada kasus yang ketiga benda bergerak dengan percepatana/2 .

Dalam hukum ini, Newton menyimpulkan sebagai berikut :

8
Percepatan benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda dengan
massa m berbanding langsung ( sebanding ) dengan besar resultan gaya. Makin
besar gaya, makin besar percepatan.

Percepatan benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda berbanding
terbalik dengan massa benda m. Makin besar massa, makin kecil percepatan.

 Rumus Hukum Newton 2

Berikut ini rumus Hukum Newton 2 : F = m.a, 

Keterangan: F”adalah gaya (N), m adalah massa benda (kg), dan a adalah
percepatan (m/s2).

Contoh soal :

         Mobil-mobilan bermassa 2 Kg diam diatas lantai licin, kemudian diberi gaya
tertentu dan bergerak dengan percepatan 10m/s2. Berapakah gaya yang diberikan
pada mobil-mobilan?

Diketahui :  m  =  2 Kg

                    a   =  10 m/s2

Ditanya :  F ?

Jawab :  F   = m.a

                   = 2 Kg . 10 m/s2  =  20 N

9
2.4 Hukum III Newton

Hukum Newton III adalah gaya aksi dan reaksi menunjukan tiap aksi akan
menimbulkan sebuah reaksi. Jika sebuah benda memberikan gaya pada benda
lain, maka benda yang mendapat gaya  tersebut akan memberikan gaya yang
besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama. Namun arah yang
dihasilkan akan berlawanan. 

Hukum Newton III juga menjelaskan tiap aksi akan berkonsekuensi memunculkan
reaksi, atau menimbulkan sebab dan akibat. Memberi gaya sebagai sebab akan
menghasilkan gaya akibat. Gaya aksi reaksi ini kemudian bekerja saling
berlawanan dan berproses pada benda yang berbeda-beda. 

Hukum III Newton tentang gerak menyatakan bahwa bila suatu benda melakukan
gaya pada benda lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang besarnya sama
dengan arah yang berlawanan. Dengan kata lain, Hukum III Newton ini berbunyi :

Gaya aksi        =  gaya reaksi.

Gaya aksi        =  gaya yang bekerja pada benda.

Gaya reaksi     =  gaya reaksi benda akibat gaya aksi.

Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan, atau gaya interaksi antara dua buah benda selalu sama
besar tetapi berlawanan arah. Harus selalu diingat bahwa pasangan gaya yang
dimaksudkan dalam Hukum III Newton ini bekerja pada dua benda yang berbeda.
Gaya mana yang merupakan gaya reaksi pada dasarnya tidak dapat ditentukan.
Namun demikian, biasanya dalam soal fisika disebutkan bahwa gaya aksi adalah
gaya yang kita lakukan, meskipun sebenarnya bisa dipertukarkan.

Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini,
tanpa keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika
sebuah gaya bekerja pada sebuah benda ( aksi ) maka benda itu akan mengerjakan
gaya yang sama besar namun berlawanan arah ( reaksi ).

10
Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang
muncul sendirian.

Sebagai Contoh, ketika kita berjalan, telapak kaki kita mendorong tanah
kebelakang ( aksi ). Sebagai reaksi, tanah mendorong telapak kaki kita ke depan,
sehingga kita berjalan kedepan.

Contoh lain, Ketika seseorang mendayung perahu, pada waktu mengayunkan


dayung, pendayung mendorong air ke belakang ( aksi ). Sebagai reaksi, air
memberi gaya pada dayung kedepan sehingga perahu bergerak kedepan.

          Secara matematis, Hukum III Newton ditulis sebagai berikut :

FA  =  -  FB Atau Faksi  = - Freaksi

          Yang bisa dibaca sebagai “ gaya benda A yang bekerja pada benda B sama
dengannegativ gaya benda B yang bekerja pada benda A ”

2.4.1 Rumus Hukum Newton 3

Hukum Newton 3 ditulis dengan persamaan F aksi = F reaksi.

Karena bentuk aksi dan reaksi bisa berwujud  lainnya, maka berikut ini rumus
Hukum Newton 3 yang dibagi menjadi tiga jenis: 

Rumus gaya gesek: Fg = u x N 

Keterangan: Fg = gaya gesek (N), u = koefisien gesekan, dan N = Gaya normal


(N)

Rumus gaya berat: w = m x g

11
Keterangan: w = Gaya berat (N), m = massa benda (kg), dan g = gravitasi Bumi
(m/s2) 

Rumus berat sejenis: s = p x g

Keterangan: s = berat jenis (N/m3),p = massa jenis (kg/m3), dan g = berat benda
(N).

Contoh Soal :

Sebuah buku diletakkan di atas meja. Pada sistem benda tersebut akan bekerja
gaya-gaya seperti pada gambar di bawah ini. Ada empat gaya yang bekerja pada
sistem tersebut yaitu:

w = berat buku;

N = gaya tekan normal meja terhadap buku;

N’= gaya tekan normal buku pada meja;

Fg = gaya gravitasi bumi pada buku;

Tentukan pasangan gaya yang termasuk aksi reaksi!

Penyelesaian:

Pasangan gaya aksi-reaksi memenuhi sifat: sama besar, berlawanan arah dan
bekerja pada dua benda. Dari sifat di atas dapat ditentukan dua pasangan aksi-
reaksi yaitu:

w dengan Fg

N dengan N’

12
w dan N bukan aksi-reaksi karena bekerja pada satu benda (buku) tetapi hubungan
N = w merupakan hukum Newton I yaitu ΣF = 0.

2.5 UNSUR-UNSUR DALAM HUKUM NEWTON

Dalam praktiknya, hukum ini juga melibatkan kajian ilmu fisika yang lebih luas
yang dipertemukan menjadi teori baru untuk menghasilkan persamaan tertentu.
Berikut ini unsur-unsur dalam hukum newton yang perlu diketahui:

 Gaya

Gaya adalah bentuk tarikan atau dorongan yang mengarahkan sebuah benda
tertentu terhadap benda yang lainnya. Dalam MKS, satuan gaya adalah Newton
( N ), dan dalam cgs adalah dyne. Gaya bisa dihitung langsung menggunakan
neraca pegas. Sedangkan besarnya gaya yang dihitung akan ditunjukkan oleh
jarum penunjuk yang ada pada neraca pegas tersebut. Gaya kemudian dibedakan
menjadi dua, yakni gaya sentuh dan tak sentuh. Gaya Sentuh adalah bentuk gaya
yang bekerja pada benda karena adanya sentuhan. Contoh gaya sentuhan yang
bisa kita temukan adalah gaya otot dan gaya gesek. Sedangkan Gaya Tak Sentuh
adalah gaya yang bekerja pada benda tanpa adanya sentuhan pada benda tersebut,
misalnya pada gravitasi bumi dan gaya listrik yang bisa membuat gaya benda
tanpa menyentuhnya. 

Berikut ini jenis-jenis gaya yang perlu Grameds ketahui kaitannya dengan hukum
newton:

 Berat Benda (w)

Berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda tertentu dengan rumus w =
m.g  

Keterangan m = massa benda, g = percepatan gravitasi bumi (g = 10 m/s2 )

 Gaya Normal

13
Gaya normal adalah gaya kontak atau gaya sentuh yang bekerja dengan arah tegak
lurus pada bidang sentuh tertentu jika dua benda tersebut saling bersentuhan

 Gaya Gesek (f)

Gaya gesek adalah bentuk gaya yang berlawanan arah dengan gerak benda
tertentu, yakni ada dua jenis gaya gesekan, seperti gaya gesekan kinetis dan gaya
gesekan statis. Gaya gesekan kinetis (fk) adalah gaya gesekan yang timbul saat
benda sedang bergerak, sedangkan gaya gesekan statis  (fs) adalah ketika benda
sedang diam.

Dalam praktiknya gaya gesekan ada yang merugikan, seperti gesekan antar
permukaan mesin, mesin cepat aus, gesekan udara dengan mobil, laju mobil
terhambat. Sedangkan contoh gaya gesekan yang menguntungkan seperti yang
terjadi pada gaya gesekan antara alas kaki dengan jalan agar orang tidak mudah
terpeleset saat berjalan dan gesekan jalan dengan permukaan ban motor agar ban
tidak slip ketika berjalan. 

 Tegangan Tali (t)

Tegangan tali adalah bentuk gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali.
Kemudian gaya tegang pada kedua ujungnya tali tersebut sama besar dan beratnya
akan diabaikan.

 Kelajuan Dan Kecepatan

Dalam kajian ilmu fisika, kelajuan dan kecepatan memiliki arti yang berbeda,
yakni kelajuan adalah cepat lambatnya benda bergerak yang memiliki besaran
skalar atau nilai pada jarak tertentu terhadap waktu tempuh. Sedangkan kecepatan
adalah cepat lambatnya perubahan posisi atau perpindahan benda pada waktu
tempuh tertentu dengan besaran vektor, yakni memiliki nilai dan arah. 

Jadi akan salah besar jika Grameds menyamakan kelajuan dan kecepatan dalam
ilmu fisika. Dalam persamaan rumusnya kelajuan berarti jarak dibagi waktu,
sedangkan kecepatan adalah perpindahan dibagi waktu. Pada hukum newton,

14
kelajuan dan kecepatan digunakan semua karena hukum ini berkaitan dengan
benda yang bergerak yang pasti memiliki kelajuan atau percepatan.  

 Berat dan Massa

a. Berat

         Gaya yang paling umum dalam pengalaman sehari-hari adalah gaya tarikan
gravitasi bumi pada sebuah benda. Gaya ini dinamakanberat benda, w. Jika kita
menjatuhkan sebuah benda dekat permukaan bumi dan mengabaikan resistensi
udara sehingga satu-satunya gaya yang bekerja pada benda itu adalah gaya karena
gravitasi (keadaan ini dinamakan jatuh bebas), benda dipercepat ke bumi dengan
percepatan 9,81 m/s2. Pada tiap titik di ruang, percepatan ini sama untuk semua
benda, tak tergantung massanya. Kita namakan nilai percepatan ini g. Dari hukum
kedua Newton, kita dapat menulis gaya gravitasi Fg pada benda bermassa m
sebagai :

Fg = ma

Dengan menggunakan a = g dan menulis w untuk gaya gravitasi, kita


dapatkan :                                          

w = mg

         Karena g adalah sama untuk semua benda di suatu titik, kita dapat
menyimpulkan bahwa berat benda sebanding dengan massanya. Namun
pengukuran g yang teliti di berbagai tempat menunjukkan bahwa g tidak
mempunyai nilai yang sama di mana-mana.

15
         Gaya tarikan bumi pada benda berubah dengan lokasi. Secara khusus, di
titik-titik di atas permukaan bumi, gaya karena gravitasi berubah secara terbalik
dengan kuadrat jarak benda dari pusat bumi. Jadi, sebuah benda memiliki berat
sedikit lebih kecil pada ketinggian yang sangat tinggi dibandingkan pada
ketinggian laut. Medan gravitasi juga sedikit berubah dengan garis lintang karena
bumi tidak tepat bulat tetapi agak datar di kutub-kutubnya. Jadi,berat tidak seperti
massa,bukan sifat intrinsik benda itu sendiri. Satuan SI untuk berat adalah N
(Newton).

b.   Massa

         Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan


resistensinya terhadap percepatan. Massa sebuah benda dapat dibandingkan
dengan massa benda lain dengan menggunakan gaya yang sama pada masing-
masing benda dan dengan mengukur percepatannya. Dengan demikian rasio
massa benda-benda itu sama dengan kebalikan rasio percepatan benda-benda itu
yang dihasilkan oleh gaya yang sama :

m1/m2 = a1/a2

Satuan SI untuk massa adalah kg (kilogram)

     Untuk lebih jelasnya perbedaan antara berat dan massa dapat kita lihat pada
tabel berikut :

No Massa Berat
.

Massa adalah jumlah / Berat adalah gaya tarik bumi


1.
banyaknya zat itu sendiri. terhadap benda.

Disemua tempat harganya Harganya tidak tetap,


2.
tetap tergantung dari tempat itu.

16
3. Satuan ( SI ) Kg Satuan Newton ( N )

4. Merupakan besaran skala Merupakan besaran vektor

 Dapat diukur dengan neraca Dapat diukur dengan neraca


5.
ohauss dan neraca pegas. pegas.

2.6 Contoh Penerapan Hukum Newton Pada Kehidupan Sehari-hari

Sebagai disiplin ilmu, hukum newton tentu dapat kita temukan dalam dalam
kehidupan sehari-hari penerapannya. Berikut ini contoh kasus hukum newton 1, 2,
dan 3 yang perlu Grameds ketahui:

1. Contoh Penerapan Hukun Newton I

Contoh kasus pada penerapan Hukum Newton 1 adalah ketika Grameds naik
mobil yang bergerak cepat lalu tiba-tiba direm, maka penumpang di kursi mobil
akan otomatis terdorong ke depan. Sebaliknya, saat mobil berjalan pelan lalu tiba-
tiba digas mendadak maka penumpang di kursi mobil dalamnya akan terdorong ke
arah belakang. 

Contoh Newton 1 lainnya saat Grameds meletakan sebuah koin di atas kain,
kemudian kain ditarik dengan cepat, maka koin tersebut akan tetap berada di
tempat asalnya. 

Hukum ini sudah dibuktikan oleh para astronot saat berada di luar angkasa
mencoba mendorong sebuah pensil (pensil mengambang karena tidak ada gaya
gravitasi), maka pensil tersebut bergerak lurus dengan kecepatan yang tetap,
kemudian baru berhenti bergerak setelah menabrak dinding pesawat luar angkasa.
Hal ini terjadi karena di luar angkasa tidak ada udara, sehingga tidak
menimbulkan adanya gaya gesek yang menghambat pensil tersebut untuk
bergerak.

17
2. Contoh Penerapan Hukum Newton II

Contoh kasus pada penerapan Hukum Newton 2 adalah  terlihat saat Grameds
mencoba melempar batu secara vertikal ke atas. Pada awalnya batu akan melaju
dengan kecepatan konstan ke atas, kemudian akan melambat dan berhenti karena
adanya gaya gravitasi. Batu itu akan turun ke permukaan bumi dengan kecepatan
dari massa batu ditambah dengan gaya gravitasi yang mempengaruhi percepatan
geraknya. 

Contoh lainnya saat Grameds memiliki sebuah mobil mainan, kemudian coba
tarik mobil mainan itu ke belakang, maka mobil mainan tersebut akan mulai
bergerak. Semakin kuat Grameds menarik mobil mainannya, maka akan semakin
cepat mobil itu bergerak ke depan. Jadi dapat dikatakan bahwa hukum newton 3
menunjukan semakin besar gaya yang diberikan pada benda, maka percepatan
benda juga akan semakin besar. 

Kemudian jika Grameds mencoba memberi beban pada mobil mainan tersebut,
maka gerak mobil tersebut semakin melambat. Jadi dapat dikatakan pula bahwa
semakin besar massa suatu benda, maka juga akan mempengaruhi kecepatan
benda tersebut menjadi lebih kecil. 

3. Contoh Penerapan Hukum Newton III

Contoh kasus pada penerapan Hukum Newton 3 adalah saat Grameds mencoba
memukul paku dengan palu, maka palu sebagai benda yang memberi gaya aksi
dan menghasilkan gaya dari paku yang merupakan gaya reaksi dari pemukulan
melalui palu tersebut.

Contoh lainnya dari Hukum 3 adalah saat Grameds mendayung perahu di air. Saat
menggerakkan dayung ke arah belakang, maka perahu akan bergerak ke depan.
Begitupun  sebaliknya, jika Grameds mendayung kea rah depan, maka perahu
akan bergerak mundur. Hal ini terjadi karena ada gaya aksi yang Grameds berikan
lewat dayung untuk memberi gaya aksi, sehingga perahu akan memberikan gaya
reaksi yang sama besar dengan arahnya yang berlawanan. 

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.

Hukum I Newton berbunyi “ Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada
benda sama dengan  nol maka benda diam akan tetap diam dan benda bergerak
lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan”.

Hukum II Newton berbunyi “ Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang


bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan besar gaya itu dan berbanding
terbalik dengan massa benda itu “.

Hukum III Newton berbunyi “ bila suatu benda melakukan gaya pada benda
lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan arah yang
berlawanan”. Dimana :

Faksi = - Freaksi

3.2

19
DAFTAR PUSTAKA

http://thamaro.blogspot.com/2012/12/makalah-hukum-newton.html

Ruwanto, Bambang. 2009. Asas-asas Fisika 2A. Yogyakarta:Yudhistira

Sugijono, dkk. 1996. Konsep-konsep Fisika. Klaten: PT Intan Pariwara

https://www.gramedia.com/literasi/hukum-newton/

https://tirto.id/contoh-soal-hukum-newton-1-2-3-jawaban-materi-fisika-kelas-10-
gikL

20

Anda mungkin juga menyukai