Anda di halaman 1dari 3

1.

Standar kebersihan wilayah lingkungan kerja (laboratorium)


Laboratorium memiliki beberapa kelengkapan dasar yang harus dibersihkan secara rutin. Meja
kerja merupakan kelengkapan dasar laboratorium. Meja ini sebaiknya terbuat dari bahan yang
kuat, kedap air dan tahan bahan kimia. Bagian permukaa mej ker halus dan rata sehingga mudah
dibersihkan.
Selain kondisi meja, pengaturan jarak antar meja juga perlu diperhatikan. Jarak antar meja harus
diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktivitas laboratorium.
2. Jenis-jenis pengotor ruangan
 Noda besi : berwana kuning dibersihkan dengan larutan HCI
 Noda belerang : berwarna kuning dibersihkan dengan larutan amonium sulfide
 Noda lodium : berwarna kuning kecokelatan dibersihkan dengan larutan natrium tiosulfat
 Noda karbon : berwarna hitam dibersihkan dengan larutan NaOH
 Noda mangan : berwarna hitam/abu-abu dibersihkan dengan larutan asam oksalat atau
asam sitrat
 Minyak dan lemak : berwarna kilap minyak dibersihkan dengan larutan detergen hangat
atau pelarut hidrokarbon misalnya alkohol atau aseton
 Kerak : berwarna putih dibersihkan dengan larutan 5% natrium
 Noda tulisan spidol : dibersihan dengan pelarut organik misalnya spiritus, aseton, atau
etanol
 Nod ter : dibersihkan dengan benzen tau pelrut lain mislankan minyak tanah
3. Bahan pembersih ruangan
Bahan bahan pembersih laboratorium yaitu membersihkan wilayah kerja minimal dilakukan
pada lantai, meja, dan peralatan praktikum, baik dari debu, bakteri, maupun dari sisah
tumpahan pereaksi.
proses yang harus dilakukan untuk menangani tumpahan pereaksi dibahas pada penanganan
bahan tumpahan. Setelah bahan tumpahan dibersihkan, lantai dapat dipel dengan air dan cairan
pembersih lantai, sementara meja dapat di bersihkan dengan kain basah.
4. Teknik pembersihan ruangan laboratorium
 Siapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhanpeerjaan yang akan diaksanakan
 Gunakan aat safaty (alat pelindung diri) seperti sarung tangan, maskerdan sepatu pada
waktu berkerja.
 Angkat kantong plastik ari dalam kantong sampah dan bersihkan jika sampah telah penuh
ganti dengan kantong plastik baru pada tempat sampah medis dn non medis. Kemudian
beri atau tempelkan label ruangan pada sampah medis
 Dusting atau mengelap dengan mmenggunakan kain lap pada bagian seluruh ruangan
seperti jendela, pintu, lemari, meja, buffet, kursi dan gunakan larutan century/savlon atau
bisa menggunakan botol sprayer.
 Menyapu dengan menggunakan loby duster dan usahakan seluruh bagian dapat di
bersihkan seperti kolong kolong meja dan lemari bisa juga menggunkan sapu nion
 Bersihkan washtafel dengan cara percikkan chemical yang sudah dilarutkan dengan air
kemudian gosok dengan spon bilas dan keringkan pastikan bebas dari kotoran atau lendir
5. Parameter lingkungan kerja yang baik di laboratorium

Dengan parameter kimia :

a. Debu total
b. Debu personal (PDS)
c. Debu Asbes
d. Sulfur Dioksida (SO2)
e. Nitrogen Dioksida (NO2)
f. Karbon Monoksida (CO)
g. Hidrokarbon (Benzene, Toluene, Xylene, gol. Alkohol, gol. Acetat, dll)
h. Amonia (NH3)
i. Asam Sulfida (H2S)
j. klorin (Cl2)
k. Formaldehide
l. Logam Berat (Pb, Zn, Cr, Cd, As, dll)

Dengan parameter fisika :

a. Intensitas Kebisingan : jangan berbicara dengan keras keras itu akan menganggu tingkat
pendengaran kita
b. Kebisingan Personal : kebisingan setiap orang orang berbeda
c. Intensitas Pencahayaan : intensitas cahaya harus di perhitungan agar cahaya sesuai dengan
ruangan
d. Intensitas Getaran (hand arm & whole body) : getaran yang berada di luar ruangan harus
kita cegah dengan insulasi agar suara dari luar tidak masuk ke ruanagan.
e. Iklim Kerja setempat : iklim di ruangan agar tidak panas atau dingin bisa menggunakan AC.

6. Teknik penanganan tumpahan bahan- bahan berbahaya di laboratorium


Tumpahan bahan kimia harus segera ditangani untuk menghindari bahaya yang mungkin
ditimbulkan. Penanganan bahan tumpahan harus memperhatikan sifat bahan yang tumpah,
sehingga teknik penanganan yang dilakukan menyesuaikan dengan sifat bahan tersebut. Setiap
bahan dengan sifat yang berbeda akan ditangani dengan cara yang berbeda
 Tumpahan Asam-asam Anorganik 
a. asam-asam anorganik seperti HCI, HF, HNO₃, H₃PO₄, H₂SO₄
b.  b. Bahan tumpahan tersebut permukaannya ditutup dengan NaHCO₃ atau campuran
NaOH dan Ca(OH)₂ dengan perbandingan 1:1. Selanjutnya diencerkan dengan air supaya
berbentuk bubur dan selanjutnya dibuang ke bak pembuangan air limbah.
 Basa Akali dan Amonia
a. basa-basa alkali dan ammonia seperti amonia anhidrat, Ca(OH)₂ dan NaOH
b. Tumpahan bahan tersebut ditangani dengan mengencerkannya dengan air dan
dinetralkan dengan HCI 6 M. 5emudian diserap dengan kain dan dibuang.
 Bahan-Bahan Kimia Oksidator 
a. seperti amonium dikromat, amonium perklorat, asam perklorat,
b. dicampur dengan reduktor (seperti garam hypo, bisulfit, ferro sulfat) dan ditambahkan
sedikit asam sulfat 3 M. selanjutnya campuran tersebut dinetralkan dan dibuang.
 Bahan-Bahan Kimia Reduktor 
a. Tumpahan bahan-bahan kimia reduktor ditutup atau dicampurkan dengan NaHCO₃
(reaksi selesai) dan dipindahkan ke suatu wadah.
b.  b. Selanjutnya kedalam campuran tersebut ditambahkan Ca(OCI)₂ secara perlahan-lahan
dan air (biarkan reaksi selesai). Setelah reaksi selesai campuran diencerkan dan
dinetralkan sebelum dibuang ke perairan.

Anda mungkin juga menyukai