Anda di halaman 1dari 113

FISIKA DASAR (2 SKS)

Dosen: Wayan Suparta, PhD


Email: drwaynesparta@gmail.com
•Rincian materi perkuliahan tiap pertemuan:

- Pertemuan 1 : Besaran dan Satuan


- Pertemuan 2 : Pengenalan Vektor
- Pertemuan 3 : Kinematika: Gerak lurus dan Melingkar
- Pertemuan 4 : Hukum Newton dan Gravitasi
- Pertemuan 5 : Aplikasi Hukum Newton dan Gaya Gesekan
- Pertemuan 6 : Gaya-gaya Kesetimbangan (konkuren)
- Pertemuan 7 : Kesetimbangan Benda Tegar dan Momen Puntir
- Pertemuan 8 : UTS
- Pertemuan 9 : Usaha, Energi, dan Daya
- Pertemuan 10 : Impuls dan Momentum
- Pertemuan 11 : Gerak Harmonik Sederhana dan Pegas
- Pertemuan 12 : Kerapatan, Elastisitas, Tegangan, dan Regangan
- Pertemuan 13 : Statika Fluida: Hidrostattika, Pascal dan Archimedes
- Pertemuan 14 : Dinamika Fluida: Debit, Kontinuitas, Bernoulli
- Pertemuan 15 : UAS
Sumber Bacaan:
1. Utama (download free)
1. Frederick J. Bueche, Eugene Hecht, 2006, “College Physics"
Schaum's outlines, Ninth edition, McGraw-Hill.
2. David Halliday and Robert Resnick, 2007, ”Fundamentals of
Physics" Fourth Edition, McGraw-Hill.

2.Tambahan
1. Blatt, F.J., Principles of Physics, 11nd ED
2. Miller, FJR, College Physics

Penilaian
No. Elemen Penilaian Bobot (%)
1. Ujian Tengah Semester 15 – 25
2. Ujian Akhir Semester 15 – 25
3. Tugas / Kuis (2 Tugas + 2 Kuis) 30 – 50
4. Presensi 10
Total 100
Kehadiran kurang dari 75% nilai maksimal C.
TUGAS I: Fisika Dasar
KLS: C, E & F
1. Tugas dikerjakan secara individu dan ditulis tangan
(gunakan kertas folio bergaris)
2. Materi I hingga ke VII (bahan UTS)
3. Sumber: Frederick J. Bueche, Eugene Hecht,
2006, “College Physics" Schaum's outlines, Ninth
edition, McGraw-Hill.
4. Dikumpulkan sebelum 9 November 2017.
SOAL-SOAL
Chapter 1 Chapter 3 Chapter 5
C E F C E F C E F
1. 1.20 1.19 1.18 1. 3.33 3.34 3.35 1. 5.13 5.12 5.14
2. 1.23 1.22 1.21 2. 3.36 3.37 3.38 2. 5.16 5.17 5.18
3. 1.26 1.25 1.24 3. 3.39 3.40 3.41 3. 5.19 5.22 5.20
4. 1.29 1.28 1.27 4. 3.42 3.43 3.44 4. 5.23 5.27 5.25
5. 1.31 1.30 1.33 5. 3.45 3.46 3.47 5. 5.26 5.29 5.28
6. 3.48 3.49 3.50
Chapter 2 7. 3.51 3.52 3.53
C E F
1. 2.25 2.24 2.23
Chapter 4
2. 2.29 2.28 2.27 C E F
3. 2.33 2.32 2.31 1. 4.10 4.9 4.12
4. 2.37 2.36 2.35 2. 4.13 4.11 4.15
5. 2.41 2.40 2.39 3. 4.16 4.13 4.17
6. 2.45 2.44 2.43 4. 4.19 4.16 4.20
7. 2.49 2.48 2.47 5. 4.22 4.19 4.23
8. 2.53 2.52 2.51
Pertemuan 1:

BESARAN
DAN
SATUAN
Pengukuran

Alat Ukur

Kuantitas
(Hasil Pengukuran)
Kalibrasi
Sistem Metrik SI
Penyajian
Harga Satuan

Standar ukuran Sistem satuan


Besaran Pokok
: besaran yang ditetapkan
dengan suatu standar ukuran
Konseptual

Besaran Turunan
: Besaran yang dirumuskan
Besaran dari besaran-besaran pokok
Fisika
Besaran Skalar
: hanya memiliki nilai
Matematis

Besaran Vektor
: memiliki nilai dan arah
Definisi standar besaran pokok dan Simbol

 Panjang (L) - meter :


Satu meter adalah panjang lintasan di dalam ruang hampa yang
dilalui oleh cahaya dalam selang waktu 1/299,792,458 sekon.
 Massa (M) - kilogram :
Satu kilogram adalah massa silinder platinum iridium dengan
tinggi 39 mm dan diameter 39 mm.
 Waktu (T) - sekon
Satu sekon adalah 9,192,631,770 kali periode (getaran) radiasi
yang dipancarkan oleh atom cesium-133 dalam transisi antara
dua tingkat energi (hyperfine level) yang terdapat pada aras dasar
(ground state).
Besaran Pokok dalam SI

Massa kilogram (kg)


Panjang meter (m)
Waktu sekon (s)
Arus listrik ampere (A)
Suhu kelvin (K)
Jumlah Zat mole (mol)
Intensitas kandela (cd)
SISTEM METRIK DALAM SI
Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
1018 exa- E 10-1 desi- d
1015 peta- P 10-2 senti- c
1012 tera- T 10-3 mili- m
109 giga- G 10-6 mikro- m
106 mega- M 10-9 nano- n
103 kilo- k 10-12 piko- p
102 hekto- h 10-15 femto- f
101 deka- da 10-18 ato- a
Besaran Turunan
 Contoh :
 Kecepatan  Analisa Dimensi
• pergeseran yang
dilakukan persatuan  Suatu besaran dapat
waktu
dijumlahkan atau dikurangkan
• satuan : meter per sekon apabila memiliki dimensi yang
-1
(ms ) sama.
 Percepatan
 Setiap suku dalam persamaan
• perubahan kecepatan per fisika harus memiliki dimensi
satuan waktu
yang sama.
• satuan : meter per sekon
kuadrat (ms-2)
 Gaya
• massa kali percepatan
• satuan : Newton (N) = kg
m s-2
Dimensi
• Dimensi menyatakan esensi dari suatu besaran fisika yang
tidak bergantung pada satuan yang digunakan.
Jarak antara dua tempat dapat dinyatakan dalam
meter, mil, langkah, dll. Apapun satuannya jarak pada
dasarnya adalah “panjang”.

Besaran Simbol Besaran Simbol


Pokok Dimensi Pokok Dimensi

Massa M Suhu 
Panjang L Jumlah Zat N
Waktu T Intensitas J
Arus listrik I
Contoh :
Perioda ayunan sederhana T dinyatakan dengan rumus
berikut ini :

T 2 gl
yang mana l panjang tali dan g percepatan gravitasi dengan
satuan panjang per kwadrat waktu. Tunjukkan bahwa per-
samaan ini secara dimensional benar !

Jawab :
L
Dimensi perioda [T] : T T
LT 2
Dimensi panjang tali [l] : L
Dimensi percepatan gravitasi [g] : LT-2 T
 : tak berdimensi
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Apa perdaan antara kelajuan dan kecepatan?
2. Seorang mahasiswa lupa akan hubungan antara kecepatan dan
percepatan. Perhatikan berikut mana hubungan yang benar:
v = ½ at2, v = ½ at, v2 = ½ at
3. Apakah dimensi untuk konstanta gravitasi?
4. Jika lapisan cairan melebar di atas jalan, dimana luas setiap lapisan
adalah A, tebal lapisan y, kecepatan lapisan adalah v, dan gaya
yang bekerja di atas lapisan adalah F. Hubungannya dapat
dirumuskan:
F =  A v / y, tentukan dimensi !
5. Sawah berbentuk empat persegi panjang dengan panjang 12,25 m
dan lebar 8.3 m. Berapa luasnya menurut angka penting?
6. Nyatakan besaran dan dimensi untuk mengukur kekuatan cahaya
lampu senter.
PENGENALAN
VEKTOR
Dosen: Wayan Suparta, PhD
Email: drwaynesparta@gmail.com
2.1 BESARAN SKALAR DAN VEKTOR

Sifat besaran fisis :  Skalar


 Vektor

 Besaran Skalar
Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh
bilangan dan satuan).

Contoh : waktu, suhu, volume, laju, energi


Catatan : skalar tidak tergantung sistem koordinat

 Besaran Vektor
z
Besaran yang dicirikan oleh besar dan arah.
k
Contoh : kecepatan, percepatan, gaya
Catatan : vektor tergantung sistem koordinat
y
j
x i
2.2 PENGGAMBARAN DAN PENULISAN (NOTASI) VEKTOR

Gambar :
A B

Titik A : Titik pangkal vektor


Titik B : Ujung vektor
Tanda panah : Arah vektor
Panjang AB = |AB| : Besarnya (panjang) vektor

Notasi Vektor Besar vektor A = A = |A|

A Huruf tebal (pakai tanda mutlak)



A Pakai tanda panah di atas
A Huruf miring

Catatan :
Untuk selanjutnya notasi vektor yang digunakan huruf tebal
Catatan

a. Dua vektor sama jika arah dan besarnya sama


A B A=B

b. Dua vektor dikatakan tidak sama jika :


1. Besar sama, arah berbeda

B
B
A A

2. Besar tidak sama, arah sama


A B
A B
3. Besar dan arahnya berbeda
A B A B
2.3 OPERASI MATEMATIK VEKTOR

1. Operasi jumlah dan selisih vektor


2. Operasi kali

2.3.1 JUMLAH DAN SELISIH VEKTOR


1. Jajaran Genjang
2. Segitiga
Metode : 3. Poligon
4. Uraian

1. Jajaran Genjang
R = A+ B

A =
+ A

Besarnya vektor R = | R | = A 2  B 2  2 AB cos 


Besarnya vektor A+B = R = |R| = A 2+ B 2 + 2 AB cos θ
Besarnya vektor A-B = S = |S| = A2 + B 2 - 2 AB cos θ
 Jika vektor A dan B searah  θ = 0o : R = A + B
 Jika vektor A dan B berlawanan arah  θ = 180o : R = A - B
 Jika vektor A dan B Saling tegak lurus  θ = 90o : R = 0
Catatan : Untuk Selisih (-) arah Vektor di balik

2. Segitiga

B
A =
+
A

3. Poligon (Segi Banyak)


D
A C
+ + + = A+B+C+D
D
B
A
4. Uraian

Vektor diuraikan atas komponen-komponennya (sumbu x dan sumbu y)

Y
A = Ax.i + Ay.j ; B = Bx.i + By.j
A
Ay
Ax = A cos θ ; Bx = B cos θ
By B
Ay = A sin θ ; By = B sin θ
Ax Bx X

Besar vektor A + B = |A+B| = |R| Rx = Ax + Bx Ry = Ay + By

|R| = |A + B| = Rx 2  R y 2
Ry
Arah Vektor R (terhadap sb.x positif) = tg θ =
Rx Ry
θ = arc tg
Rx
2.3.2 PERKALIAN VEKTOR
1. Perkalian Skalar dengan Vektor
2. Perkalian vektor dengan Vektor
a. Perkalian Titik (Dot Product)
b. Perkalian Silang (Cross Product)

1. Perkalian Skalar dengan Vektor Hasilnya vektor

C=kA k : Skalar
A : Vektor
Vektor C merupakan hasil perkalian antara skalar k dengan vektor A

Catatan :  Jika k positif arah C searah dengan A


 Jika k negatif arah C berlawanan dengan A

A C = 3A
k = 3,
2. Perkalian Vektor dengan Vektor
a. Perkalian Titik (Dot Product) Hasilnya skalar

AB=C C = skalar

Besarnya : C = |A||B| Cos θ


A = |A| = besar vektor A
C B = |B| = besar vektor B
θ Θ = sudut antara vektor A dan B
B
A cos θ

Catatan :
1. Jika A dan B saling tegak lurus  A  B = |A||B| cos90 = 0
2. Jika A dan B searah  A  B = |A||B| cos0 = A  B
3. Jika A dan B berlawanan arah AB =-AB
Sifat-sifat Perkalian Titik (Dot Product)
b. Perkalian Silang (Cross Product) Hasilnya vektor
C=AxB
B
θ
A
B
θ
A
C=BxA

Catatan :
Arah vektor C sesuai aturan tangan kanan
Besarnya vektor C = A x B = A B sin θ

Sifat-sifat :
1. Tidak komutatif  A x B  B x A 
2. Jika A dan B saling tegak lurus 
AxB=BxA
3. Jika A dan B searah atau berlawan
arah  A x B = 0
2.4 VEKTOR SATUAN

Vektor yang besarnya satu satuan

A A
Notasi Aˆ  Aˆ  Aˆ  1 Besar Vektor
A A

Dalam koordinat Cartesian (koordinat tegak)


Z


k A Arah sumbu x :

j Arah sumbu y : ĵ
Y
i Arah sumbu z : k̂
X

A  Axiˆ  Ay ˆj  Az kˆ
CONTOH SOAL
1.
Jawab:
(1)
Besarnya vektor a dan b adalah
(2)

= - 6.0 (3)
Substitusikan (2) = (3), maka
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Diberikan x = 3i + 4j km dan y = -4i + 5 j km. Jika z = 3x – 2y,
tentukan besar dan arah kedua vektor tersebut.
2. B bergerak dari selatan ke utara dengan kecepatan 60 m/s. A
bergerak dari barat ke timur dengan kecepatan 40 m/s. Tentukan
kecepatan relatif B terhadap A !
3. Dua buah vektor bernilai sama. Jika perbandingan resultan dan
selisih kedua vektor adalah 3, tentukan nilai  kedua vektor itu.
4. Sebuah kapal bergerak dengan kecepatan 50 km/jam dan kecepatan
aliran sungai 10 km/jam, yang masing-masing membentuk sudut
60 dan 30. Kedua vektor dinyatakan dengan A dan B. Berapakah
kecepatan resultan kapal ini?
5. Berapa resultan ketiga gaya dari
gambar di samping ini?
SOAL-SOAL LATIHAN
6. Benda A bergerak ke arah kanan dengan kecepatan 15 m/s. Benda B
bergerak ke arah kanan dengan kecepatan awal 0 dan percepatan 3 m/s2.
Tentukan :
a) Waktu yang dibutuhkan B untuk mengejar A
b) Kecepatan B saat menyusul A
c) Jarak yang telah ditempuh saat B menyusul A
7. Sebuah mobil menempuh jarak 60 km pertama dalam 2 jam, 60 km
berikutnya dalam 3 jam, dan 60 km berikutnya dalam 4 jam. Berapa
kelajuan rata-rata mobil tersebut?
8. Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya
berpindah menurut r = (4i + aj) m dan vektor i dan j berturut-turut adalah
vektor satuan yang searah dengan sumbu x dan sumbu y pada koordinat
kartesian. Bila usaha itu bernilai 26 J, maka berapakah nilai a?
9. Diberikan tiga buah vektor, A = 4i + 3j − 2k, B = 7i + 2j + 5k, dan C = 2i
+2j + k. Tentukan hasil dari (a) A × B, (b) (A  C) x B dan (c) (B + C) x A !
TUGAS I: Fisika Dasar
KLS: C, E & F
1. Kerjakan soal-soal dan beri jawaban
2. Tugas dikerjakan secara individu dan ditulis tangan
(gunakan kertas folio bergaris)
3. Sumber: Frederick J. Bueche, Eugene Hecht,
2006, “College Physics" Schaum's outlines, Ninth
edition, McGraw-Hill.
4. Dikumpulkan sebelum 9 November 2017.
5. Keterlambatan nilai kurang 5 per hari.
SOAL-SOAL
Chapter 1 Chapter 3 Chapter 5
C E F C E F C E F
1. 1.20 1.19 1.18 1. 3.33 3.34 3.35 1. 5.13 5.12 5.14
2. 1.23 1.22 1.21 2. 3.36 3.37 3.38 2. 5.16 5.17 5.18
3. 1.26 1.25 1.24 3. 3.39 3.40 3.41 3. 5.19 5.22 5.20
4. 1.29 1.28 1.27 4. 3.42 3.43 3.44 4. 5.23 5.27 5.25
5. 1.31 1.30 1.33 5. 3.45 3.46 3.47 5. 5.26 5.29 5.28
6. 3.48 3.49 3.50
Chapter 2 7. 3.51 3.52 3.53
C E F
1. 2.25 2.24 2.23
Chapter 4
2. 2.29 2.28 2.27 C E F
3. 2.33 2.32 2.31 1. 4.10 4.9 4.12
4. 2.37 2.36 2.35 2. 4.13 4.11 4.15
5. 2.41 2.40 2.39 3. 4.16 4.13 4.17
6. 2.45 2.44 2.43 4. 4.19 4.16 4.20
7. 2.49 2.48 2.47 5. 4.22 4.19 4.23
8. 2.53 2.52 2.51
KINEMATIKA:
GLB, GLBB, GMB,
GMBB
Kinematika
• Mempelajari tentang gerak benda tanpa
memperhitungkan penyebab gerak atau perubahan gerak.
• Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu ukuran,
bentuk, rotasi dan getarannya diabaikan tetapi
massanya tidak (Sarojo, 2002)
• Pengertian dasar dari kinematika benda titik adalah
pengertian lintasan hasil pengamatan gerak
• Keadaan gerak ditentukan oleh data (acuan) dari posisi
(letak) pada setiap saat
• Pergerakan suatu benda itu dapat berupa translasi atau
perpindahan, rotasi, atau vibrasi. Dalam bab ini, dibahas
mengenai gerak translasi dan rotasi saja. Sedangkan gerak
vibrasi akan dibahas pada bab selanjutnya yang berkaitan
dengan gerak harmonik.
Perpindahan
• Perpindahan dan kecepatan merupakan besaran-besaran
vektor
• Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan posisi sebuah
objek
• Contoh: perhatikan gerak benda A dari x1 ke x2 pada tayangan
berikut ini:
• Panjang lintasan yang ditempuh: 60 m
• Perpindahan : 40 m ke kanan

40 m 10 m

O
x1
x2
GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
Sebuah benda melakukan gerak lurus
beraturan (GLB) jika ia bergerak dalam
lintasan lurus dengan kecepatan konstan
(tetap).
Jarak, s yang ditempuh
selama waktu, t tertentu
adalah

s=vt
Apakah benda yang
jatuh bebas Sebuah kereta TGV Perancis
merupakan GLB? yang bergerak konstan 200 m/s
dalam lima detik menempuh
jarak 1 km!
FORMULASI GLB
Gerak lurus (gerak 1 dimensi)
• Gerak lurus oleh partikel/benda lintasannya berupa garis lurus,
maka perpindahan yang dialami adalah.

xt  x0  vt (1)

t : waktu (berubah)
x0 : posisi awal (tidak berubah)
v : kecepatan(tidak berubah besar maupun arahnya)
xt : posisi pada saat t (berubah bergantung waktu)
KECEPATAN
• Kecepatan didefinisikan sebagai perpindahan dibagi dengan
waktu yang diperlukan untuk perpindahan tersebut
• Kecepatan rata-rata: x2  x1 x
v 
t 2  t1 t
• Kecepatan sesaat: kecepatan untuk selang waktu mendekati
nol. x
v  lim v = dx/dt
t 0 t
X
Jika sebuah benda mengalami GLB, maka
grafik X – T berupa garis lurus. Kemiringan
fungsi x(t) dinyatakan oleh :
dx(t)
Xo
 v(t)  kons tan
t dt
PERCEPATAN
Definisi: Percepatan adalah perubahan kecepatan persatuan
waktu (laju kecepatan). Hubungan percepatan dengan waktu
memiliki analogi dengan hubungan kecepatan waktu.
v2  v1 v
Percepatan rata-rata: a 
t2  t1 t vX

v
Percepatan sesaat: a  lim
t 0 t

dv d2 x vXo
a  2
0
dt dt t

Perlambatan juga merupakan percepatan tapi arahnya berlawanan


dengan arah kecepatan.
FORMULASI GLBB
Gerak lurus dengan percepatan tetap:
 a = konstan Bagaimana jika percepatan tidak
vt = vo + at (1) tetap?
x-xo= vot + ½ at2 (2) a  f(t )
vt2-vo2= 2 a (x-xo) (3) a  dv / dt
v   a dt
Dimana:
t : waktu (berubah)
v0 : kecepatanawal (tidak berubah)
a : percepatan(tidak berubah besar maupun arahnya)
vt : kecepatanpada saat t (berubah bergantung waktu)
Penurunan Rumus GLBB
Waktu 0 t
v vt  v0
a 
Kecepatan v0 vt t t
v

vt  v0  at

vt

Δv=vt-v0 x  12 v0  vt t 

v0
x  v0t  at 1
2
2

0 t t (s)
CONTOH SOAL

Vtot = 0 + 1,5 + 3 – 1,3 = 3,2 m/s


2. Perhatikan tabel di bawah. Hitung kecepatan rata-rata pada t = 1 dan t = 4 s.

Kurva x vs t untuk GLB


Waktu (s) 0 1 2 3 4 5
Posisi (m) 2 5 8 11 14 17
x (m)
Tinjau gerak dari t=1 sampai t=4
20

Kemiringan kurva:
15
x 9 m
v   3 m/s
10 x = 9 m
t 3 s

5 Untuk GLB kemiringan kurva


t = 3 s posisi vs waktu adalah tetap

0 1 2 3 4 5 t (s)
3. Berapa kecepatan rata-rata pada t = 0 s/d t = 5 s?

Waktu (s) 0 1 2 3 4 5 6
Posisi (m) 2 5 8 10 12 16 20

x (m) Tinjau gerak dari t=4 sampai t=6


Tinjau gerak dari t=0 sampai t=2
20 Tinjau gerak dari t=2 sampai t=4
x
15 8m v  342 m/s
m/s
2s
t
10 4m
2s Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t
= 0 s/d t = 5 s:
5
x x5  x0 16m  2m
6m
2s v    2,8 m/s
t 5s 5s

0 1 2 3 4 5 6 t (s)
4. Hitung jarak yang ditempuh partikel GLBB dalam tabel dengan t =
0 s/d t = 5s.
Waktu (s) 0 1 2 3 4 5
Kecepatan (m/s) 2 5 8 11 14 17
v (m/s)
Tinjau gerak dari t=0 sampai t=5
20

Jarak yang ditempuh = Luas


15 bagian di bawah kurva:

10 x  12 2  17m/s  5 s  47,5 m
5

0 1 2 3 4 5 t (s)
Gerak 2 dimensi (Parabola)
Gerak peluru
Gerak peluru memiliki lintasan berbentuk parabola,
sehingga setiap saat terjadi perubahan posisi
mendatar dan vertikal secara bersamaan.
• Ciri gerak peluru:
– merupakan gabungan dua gerak satu dimensi.
– percepatan horisantal ax= 0
– percepatan vertikal ay = -g
• Jarak terjauh (x) adalah pada sudut 45 dengan
Lintasan Parabola
y
v • Gerak horisontal:
vox  vo coso 
vo 
v x  vox  vo coso  kons tan
o x  vo cosot 

x
• vo = kecepatan awal • Gerak vertikal:
• o = arah awal saat dilepas 
voy  vo sin o
• Arah peluru setiap saat: 

v y  vo sin o  gt 
 = arc tgn [y/x] 2
y  vo sin o  1
2 
gt
• Titik tertinggi  vy = 0.
Gerak Parabola(2)
• Persamaan gerak parabola:

• Tinggi tertinggi didapatkan pada kondisi:

• Titik terjauh (x maks):


CONTOH SOAL
1. Dimanakah posisi bola jatuh dari titik asalnya?
Keadaan awal:

Gerak dalam bidang datar:

Gerak dalam bidang vertikal (jika gerak ke bawah dianggap positif), maka

= (-12.9 m/s2) (3.27 s) + ½ (9.8 m/s2) (3.27 s)2 = 105 m

Jadi, bola jatuh pada jarak 105 m dari titik asalnya.


SOAL-SOAL LATIHAN
1. Pada suatu lintasan lurus, seorang pelari menempuh jarak 100 m dalam 10 s,
kemudian berbalik dan berjoging sejauh 50 m ke arah titik awal selama 20 s.
Berapakah kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata untuk seluruh
perjalanannya?
2. Sebuah batu dijatuhkan dari mulut sebuah sumur. Dua sekon kemudian
terdengar suara batu tersebut menyentuh permukaan air sumur. Tentukan
kedalaman permukaan air sumur tersebut!
3. Sebuah batu dijatuhkan dari ketinggian 20 m dari permukaan tanah. Tentukan
 waktu yang diperlukan untuk mencapai permukaan tanah
 Kecepatan batu saat menyentuh permukaan tanah

4. Sebuah bom dijatuhkan dari sebuah pesawat yang bergerak horizontal dengan
kecepatan 103 km/jam. Pesawat berada pada ketinggian 180 m. Tentukan jarak
horizontal dari titik awal dijatuhkan bom dengan posisi di mana bom mendarat !
5. Sebuah bola golf dipukul ke atas dari ketinggian 2 meter sehingga memiliki
kecepatan awal 150 m/s pada sudut 53o dengan horizontal. Tentukan Lama waktu
bola berada di udara dan ketinggian maksimum bola.
Gerak melingkar
Adalah gerakan suatu Percepatan radial : ar = v2/R
benda yang lintasanya Kecepatan sudut :  = d/dt
berupa lingkaran. v=R
• Gerak melingkar Gerak melingkar dipercepat.
beraturan :
Percepatan singgung
(percepatan tangensial) :
at = dv/dt
R = R d/dt
v
Percepatan sudut :
as = d/dt
at = R as 21
• Analogi persamaan gerak:
Gerak Melingkar(1)

Gerak sebuah benda titik


dengan lintasan melingkar
dengan jari-jari R

Persamaan gerak
melingkar
Gerak Melingkar(2)
Kecepatan total:

Komponen-komponen
kecepatan:

Besar
Gerak Melingkar(3)
Percepatan total:

Percepatan tangensial:

Percepatan radial:
RANGKUMAN
• Formulasi kinematika untuk GLB dan GLBB dapat diperluas
untuk gerak lurus tak beraturan dengan menggunakan
kalkulus diferensial dan integral.
• Dapat diperluas lagi untuk gerak dalam dua dimensi dan dalam
tiga dimensi.
• Kerjakan tugas yang diberikan, kumpulkan minggu depan,
sebelum kuliah dimulai dalam kelompok-kelompok yang
sudah disepakati.
• Dalam pertemuan selanjutnya akan dibahas soal-soal tugas
kinematika kemudian dilanjutkan dengan pembahasan
dinamika. Persiapkan diri anda dengan membaca terlebih
dahulu topik dinamika ini pada buku-buku teks yang tersedia
(bisa anda baca buku sma anda).
• Kenali istilah-istilah yang dipakai seperti dinamika, hukum-
hukum Newton, massa, berat, percepatan, gaya.
SOAL-SOAL LATIHAN
6. Sebuah peluru ditembakkan ke udara dengan v0 = 40m/s sudut
elevasi 37◦ terhadap horisontal pada ketinggian 20 m. Carilah
titik tertinggi dan terjauh.
7. Posisi sebuah partikel diberikan vektor

dengan  = 2 rad/s. Tunjukkan bahwa lintasan gerak partikel adalah


lingkaran, berapa kecepatan partikel dan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk satu putaran penuh?

8. Sebuah benda bergerak dalam bidang XY yang dinyatakan oleh : x(t) = 2t3 
t2 ; y(t) = 3t2 – 2t + 1
Tentukan :
a. Komponen kecepatan untuk masing-masing arah
b. Besar kecepatan pada t = 1 detik
9. Peluru ditembakkan dengan kecepatan awal vo = (3 i + 4 j) m/s dari
ketinggian 10 m. Tentukan :
a. Posisi tinggi maksimum
b. Lama peluru di udara
c. Posisi saat peluru sampai tanah
d. Kecepatan peluru saat sampai tanah
13. Sebuah partikel bergerak pada garis lurus (sumbu X). Percepatan
gerak berubah dengan waktu sebagai a(t) = 12 t2 ms-2.
a. Hitung v pada t = 2 s, jika pada t = 0 benda diam.
b. Tentukan x(t) jika diketahui pada saat t = 2 s benda ada pada
posisi x = 1 m.
c. Tentukan laju benda ketika benda tepat menempuh jarak 66 m.
Jawab :
a. Kecepatan v(t) =  a(t) dt   12t 2 dt  4t 3  v o
Nilai vo dapat ditentukan dari syarat awal pada t = 0 kecepatan v = 0. v(0) =
4(0)3 + vo = 0. Sehingga diperoleh vo = 0. Dengan demikian v(t) = 4t3 m/s.
Pada t = 2 detik, nilai kecepatan v(2) = 4.23 = 32 m/s
b. Posisi x(t) =  v(t)dt   4t 3dt  t 4  x o
Nilai xo dapat ditentukan dari syarat awal pada t = 2 detik posisi benda
pada x = 1 m. Nilai x(2) = 24 + xo = 1. Sehingga diperoleh xo = -15.
Dengan demikian diperoleh x(t) = t4 – 15.
c. x(t) = 66 = t4 – 15 t4 – 81 = 0 atau t = 3 detik
Kecepatan pada t = 3 detik adalah v(3) = 4.33 = 108 m/s
10. Sebuah batu dengan massa 60 mg diikat pada seutas tali yang panjangnya
¾ m dan terayun vertikal dengan kecepatan v yang tetap. Jika tegangan
maksimum pada tali sebesat 50 N, carilah v dan jumlah putaran per detik.
11. Seorang pengendara sepeda motor bergerak dengan kecepatan 8 m/s-1.
Kemudian dia masuk jalan tikungan dengan radius 24 m. Berapakah
besarnya sudut yang harus dia ambil supaya tidak masuk jurang?
12. Sebuah bola besi masanya 10 kg dan diikat dengan seutas benang yang
digerakan dalam arah mendatar dengan jari-jari 5 m. Berapa ketegangan
tali dan sudut yang dibentuknya?
13. Sebuah roda berputar terhadap sumbu Z dengan percepatan sudut:
 = 2 t + 5 rad s-3 . Tentukan kecepatan sudut pada t = 5 s dan persamaan
posisi sudut (t) jika posisi awal sudut adalah 5 rad.
14. Sebuah bor listrik dengan kecepatan sudut awal 15 rad/s dan kelajuannya
berubah dengan percepatan sudut tetap 5 rad/s2. Setelah 4 s, berapakah
sudut total yang ditempuh oleh mata bor itu?
15. Tentukan persamaan yang menyatakan posisi sebuah sudut dari meja putar
dengan kecepatan sudut tetap 50 rpm. Koordinat sudut awal adalah 4 rad.
16. Sebuah roda berjari-jari 50 cm bergulir dengan kecepatan sudut tetap 5
rad/s. Jika roda bergulir sebanyak 4 kali dalam 32 s, berapakah panjang
lintasan yang ditempuh selama 5 menit?
HUKUM-HUKUM NEWTON
DAN APLIKASINYA

Wayan Suparta, PhD


Email: drwaynesparta@gmail.com
1. Hukum Newton Tentang Gerak

HUKUM I NEWTON

Selama tidak ada resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
maka benda tersebut akan selalu pada keadaannya, yaitu benda
yang diam akan selalu diam dan benda yang bergerak akan bergerak
dengan kecepatan konstan.

F = 0 a=0

Hukum Sistem
Kelembaman Inersial
Massa Kelembaman

Sistem Inersial v = konstan

Jika pengaruh dari luar tidak dapat diabaikan,


seberapa jauh sebuah benda mampu
mempertahankan sifat kelembamannya ?

Satuan SI
MASSA (m) Skalar
kilogram (kg)
m1 a1

m2 a2
HUKUM II NEWTON
Percepatan pada sebuah benda sebanding dengan
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut.
a  F  F  ma  Fx  max  Fz  ma z
 Fy  ma y
HUKUM III NEWTON
Jika dua benda berinteraksi, gaya yang dilakukan
oleh benda pertama pada benda kedua sama dan
berlawanan arah dengan gaya yang dilakukan oleh
benda kedua pada benda pertama.

M1
F21 F12
M2 F12  F21
2. GAYA GESEK
N N
Benda diam Benda bergerak
Gaya normal
a

F fk F
fs
Gaya berat
Gaya gesek Gaya gesek
statik W kinetik
W
f s  F  f s ,maks F  f s ,maks

F  0  F  ma
f s,maks   s N statik kinetik
f k  k N
3. Gaya Kontak
Gaya yang terjadi hanya pada benda-benda yang bersentuhan:
Macam-macam gaya kontak: a. Gaya gravitasi
b. Gaya Listrik
c. Gaya Magnet
a. Gaya Normal
Gaya reaksi dari gaya berat yang dikerjakan benda terhadap bidang tempat benda
terletak (benda melakukan aksi, bidang melakukan reaksi). Arah gaya normal N
selalu tegak lurus pada bidang.

N F12 = mg = aksi
1 2

mg F21 = mg = aksi
(a) (b) (c)

Keterangan gambar : (a) : Benda (1) berada diatas bidang (2)


(b) : Gaya aksi pada bidang 1. Gaya gesekan statik
(c) : Gaya reaksi pada benda
fs < s N benda diam
N > 0 → Benda menekan bidang tempat benda terletak
N = 0 → Benda meninggalkan bidang lintasannya fs = s N benda akan
bergerak
N< 0 → tidak mungkin
2. Gaya Gesekan Kinetik (fk)
Gaya gesekan yang bekerja antara 2 permukaan benda yang saling
bergerak relatif

fk  k N fk = gaya gesekan statis


k = Koefisien gesekan statis
N N = Gaya Normal

F
f

W = mg
 Jika benda ditarik dengan gaya F, tapi benda belum bergerak
karena ada gaya gesekan fs melawan F
 Jika gaya F diperbesar hingga akhirnya benda bergerak, maka
gaya gesekan pada saat benda mulai bergerak

f k < fs
3. Gerak Benda pada Bidang Miring
3.1 Gerak benda pada bidang miring licin (tanpa ada gesekan)
Gaya yang bekerja pada benda: y

N x

1. Gaya Normal
mg sin  
N = mg cos  mg cos 
mg
2. Gaya Berat
Diuraikan menjadi 2 komponen :
W = mg
Fx = mg sin 
Fy = mg cos 

Gaya yang menyebabkan benda bergerak pada bidang


miring ke bawah (sumbu x)
Fx = ma, mg sin  = ma
3.2 Gerak benda pada bidang miring dengan
adanya gesekan
y x
Fk
N
F = ma
mg sin  
mg cos  mg sin  - Fk = ma
 mg

Gaya yang bekerja pada benda:


1. Gaya Normal N = mg cos 

2. Gaya Berat W = mg

3. Gaya Gesekan Fk = kN = kmg cos 


3.3 Sistem Katrol
NA
A a

k T T

fA
B a
mA g
mB g 

(a) Diagram bebas sistem (b)


benda A dan benda B

Jika benda bergerak maka berlaku hukum Newton II: F  ma


 Untuk kedua benda berlaku :
 Untuk bidang kasar :  Untuk bidang licin :

 mB   k mA   mB 
a    g a    g
 mA  mB   mA  mB 
3.4 Dua Buah Benda yang Bertumpuk pada
Bidang Horizontal
y
N1,2
=
m1
Pasangan
N2,1 M1 g
aksi reaksi
m2
=

N2,1

M2 g
(a) Balok m1 berada diatas balok (b) Diagram gaya-gaya vertikal untuk
m2 tiap balok
 Gaya Normal pada  Gaya Normal pada
benda m1 : benda m2 :

N1 = m1 g N2 = (m1 + m2) g
RANGKUMAN

DIAM BERGERAK

STATIKA DINAMIKA
  
F  0  F  ma
a=0
HUKUM GRAVITASI UNIVERSAL
1. Hukum Newton tentang Gravitasi
Semesta
Setiap partikel di alam menarik partikel lain dengan gaya yang besarnya
berbanding langsung dengan hasil kali masa kedua partikel tersebut dan
berbanding terbalik dengan kwadrat jarak antara kedua massa tersebut.

m1m2 m1m2
F F G
m1 r2 r2
r̂12 konstanta gravitasi F3  F31  F32
11 N  m2
r12 G  6.672  10
F12 kg 2
mm F3  F312  F322  2 F31F32 cos
m2 F12  G 1 2 2 r̂12
r12
F21
F21  F12
massa bumi
Bagaimana gaya gravitasi oleh massa berbentuk bola ?
M Bm
Gaya gravitasi pada massa m di permukaan bumi : F G
RB2
Jari-jari bumi
2. Berat Benda dan Gaya Gravitasi
11 N  m2
6.672  10
Berat benda pada  6.38  10 m
6 kg 2
permukaan bumi F  G M B m  5.98  1024 kg
RB2 MB
g G 2
 9.80 m s 2
W  mg RB

Bagaimana berat benda pada ketinggian h dari permukaan bumi ?


Jarak benda ke pusat bumi
M Bm
F G M Bm
r2 F G
r  RB  h ( RB  h ) 2 g  G
MB
W   mg  ( RB  h ) 2

Semakin jauh dari permukaan bumi, percepatan gravitasi


semakin kecil
3. Materi Pengayaan:
Hukum Kepler
1. Semua planet beredar dalam lintasan elip dengan matahari
sebagai fokus.
2. Vektor posisi setiap planet terhadap matahari dalam interval
waktu yang sama menyapu luasan yang sama pula.
3. Kwadrat perioda orbit setiap planet sebanding dengan
pangkat tiga dari sumbu mayor lintasannya.

Misal orbit planet terhadap matahari adalah lingkaran :


a
M M M P M Pv2 2r T
G 2
 KM c b
r r
 4 2  3
T  
2
r F1 F1
MM  GM M 
 2r T 
2
G
r
3.1 Hukum Kepler II dan Kekekalan Momentum
Sudut
MP Momen gaya :
v
r τ  r  F  r  F (r )rˆ  0
F
dL
MM Selalu menuju τ  0 L  konstan
ke pusat orbit dt
L  r  p  m(r  v) ?
Luasan yang disapu r dalam selang waktu dt
dA
dr  vdt
dA  12 rh
r
h  dr sin  dA  12 rdr sin   12 r  dr
 12 r  vdt
MM dA L
rv  2 
h dt m
 dA L
 = konstan
dr
dt 2m
r
Dalam interval waktu yang sama posisi r
menyapu luasan yang sama pula
3.2 Energi Gerak Planet dan Satelit
v Mm
E  12 mv 2  G
r
r m GMm mv 2
Hukum Newton II : 2 
r r
M GMm
2 mv 
1 2

2r
Mm Mm   GMm
E G G
2r r 2r
Berapakah kecepatan minimum benda untuk lepas dari gravitasi bumi?
vf  0
M Bm M m
1
2 mvi2  G  G B h  rmak  RB
RB rmak
h  1 1 
rmak vi2  2GM B   
vi  RB rmak 
m 2GM B
rmak   vesc 
M RB
4. Gaya Pasang – Surut
• Merupakan perbedaan gaya yang dialami sebuah
titik di permukaan planet dengan gaya yang bekerja
di pusat planet.

A’ C A
D
R r

 Menurut definisi di atas: Fps  FA  FC


• Terapkan Hukum Newton di titik A dan C untuk
memperoleh:

 1  1
Fps  GMm    GMm r2 
  r  R 2   
 
  R 
 2rR  1   
 2r  
Fps  GMm 
  R 
2 

 r4  1   
  r  

 Persamaan bentuk terakhir yang diperoleh di atas


merupakan persamaan untuk menghitung besarnya gaya
pasang – surut di daerah ekuator. Bagaimana untuk
daerah di kutub?
NILAI AKHIR FISIKA DASAR
 K1  K 2  K 3  T 1  T 2 
NA     50% 
 5 
UTS  25%  UAS  25%
Jika
K1=30 UTS = 90 NA = 70.25  B
K2=80 UAS = 80
K3=90
T1=90
T2=75
5. Keseimbangan Gaya - Konkuren
Ada beberapa macam komposisi gaya berdasarkan garis kerjanya,
yaitu:
 Gaya-gaya kolinier
Gaya-gaya yang bekerja di dalam satu garis lurus dan
besarnya resultan gaya dijumlah secara aljabar.
 Gaya koplanar
Gaya-gaya yang bekerja di dalam satu bidang rata dan
besarnya resultan gaya dijumlah secara vektor.
 Gaya-gaya konkuren
Beberapa gaya bertemu pada satu titik perpotongan dan
terletak di dalam bidang datar.
 Gaya sejajar
Beberapa gaya yang sejajar (garis kerjanya) dengan garis
kerja gaya yang lainnya.
 Gaya-gaya ruang
Gaya-gaya yang garis kerjanya dalam 3 dimensi.
5.1 Penguraian gaya–gaya dalam ruang
Gaya-gaya yang bekerja • Gaya dikatakan
dalam ruang terdiri dari: setimbang apabila
• Gaya terpusat F = 0 dan M = 0.
• Gaya yang terbagi: • Jadi syarat utama suatu
– Terbagi rata struktur stabil (persamaan
– Terbagi teratur kesetimbangan) jika:
– Terbagi tidak teratur  H = 0;
• Gaya momen:  V = 0;
– Momen lentur  K = 0;
– Momen puntir
 M = 0
– Kopel
5.2 Gaya-gaya Konkuren
(concurrent forces)
5.3 Metode Penyelesaian Gaya-
Gaya Konkuren
Konkuren = gaya-gaya yang berpotongan pada satu titik.

1. Pisahkan benda yang dibahas


2. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda yang
dipisahkan pada diagram (diagram benda bebas)
3. Tentukan komponen setiap gaya
4. Tulis syarat pertama keseimbangan dalam bentuk persamaan
5. Tentukan besaran yang sedang dicari.
CONTOH SOAL
Penyelesaian:
Sistem dalam keadaan seimbang:
F = 0.
 Gambarkan dulu gaya-gayanya
pada satu titik tangkap.

Tentukan tegangan tali


yang bekerja pada sistem
Terapkan Prinsip keseimbangan:

Fy = 0  T2 sin53 + T3 sin37 – T1 = 0 … (1)


T1 – W = 0  T1 = W = 400 N … (2)
F = 0
Fx = 0  T2 cos53 - T3 cos37 = 0 … (3)

Dari pers. (3): T3 = ¾ T2 … (4), lalu untuk persamaan (1) didapat:

3/5 T2 + 4/5 T3 = 400  3 T2 + 4 T3 = 2000

3 T2 + 4 (¾ T2) = 2000  T2 = 1000/3 N

Jadi, T1 = 400 N, T2 = 1000/3 N, dan T3 = ¾ (1000/3) = 250 N


Silakan latih diri anda
(a)
(b)

(c) (d)
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Dua buah balok yang masing-masing bermassa 1 kg (sebelah kiri) dan 3 kg
(sebelah kanan) diletakkan berdampingan di atas lantai horisontal dimana
koefisien gesekan antara lantai dan balok 1 kg adalah 0,2 sedangkan antara
lantai dan balok 3 kg adalah 0,1. Tentukan percepatan dari kedua balok tersebut
dan gaya aksi-reaksi bila balok 1 kg didorong ke kanan dengan gaya sebesar 12
N.
2. Sebuah balok bermassa 3 kg terletak di atas lantai dimana koefisien gesekan
antara balok tersebut dan lantai adalah 0,1. Diatas balok tersebut diletakkan
balok kedua yang bermassa 1 kg dimana koefisien gesekan antara kedua balok
adalah 0,2. Bila balok pertama ditarik dengan gaya sebesar 12 N, hitung
percepatan dari kedua balok trsebut.
3. Sebuah benda berada pada permukaan bumi, massa benda itu adalah 320 kg.
Bila benda tersebut dibawa pada ketinggian 3 R dari permukaan bumi.
Tentukanlah:
a. Massa benda pada ketinggian tersebut
b. Besar percepatan gravitasi pada ketinggian tersebut
b. berat benda pada ketinggian tersebut
5. Sebuah benda diukur beratnya di permukaan bumi 2500 N, jika benda
berada pada ketinggian 2 kali jari-jari bumi dari permukaan bumi, maka
tentukanlah berat benda pada ketinggian tersebut!
6. Dua buah benda berada pada bidang yang sejajar. Masing-masing benda
memiliki massa yang berbeda. Massa benda pertama adalah 2500 kg dan
900 kg. Ke dua benda ini terpisah sejauh 10 m. Tentukanlah letak benda ke
3 yang bermassa 4500 kg harus diletakkan agar gaya gravitasi yang
dialaminya nol!
7. Sebuah balok yang massanya 5 kg didorong dari keadaan diam dengan gaya
200N seperti pada gambar (A). Hitung percepatan balok jika koefisien
gesekan statis dan kinetis peti 0.6 dan 0.4.
8. Dua balok beratnya sama 50 N dihubungkan dengan tali melalui katrol pada
bidang seperti pada gambar (B). Koefisien gesekan kedua bidang sama
yaitu 0.2. Tentukanlah percepatan dan tegangan tali pada sistem tersebut!

(A) (B)
9. Dua buah benda digantungkan dengan seutas tali pada katrol silinder yang licin tanpa
gesekan. Massa m1 dan m2 masing- masing 5 kg dan 3 kg. Tentukan percepatan beban
dan tegangan tali.
10. Perhatikan gambar berikut:

Hitung tegangan tali T.

11. Perbandingan massa planet A dan B adalah 2 : 3 sedangkan perbandingan jari-


jari planet A dan B adalah 1 : 2. Jika berat benda di planet A adalah w maka
berapa berat benda tersebut di planet B?
12. Dalam sistem pada gambar, geskan dan massa dari katrol keduanya dapat
diabaikan. Berapakan percepatan m2, jika m1 = 500 g, m2 = 750 g, dan F =
2,5 N.

T1
T2 F
m2
m1 T1
37

T4
T3 53 T5
C B

T2 T1
60

750 N

Dapatkan nilai tegangan semua tali.


KUIS 1: FISIKA DASAR (Pilih 2 saja)
GANJIL GENAP
1. Apa beda F = 0 dan F  0. 1. Apa artinya Faksi = -Freaksi.
[40%] 2. Rumuskan resultan gaya
2. Rumuskan resultan gaya yang yang bekerja pada gambar:
bekerja pada gambar: F
[60%]

M
m
3. Gambarkan gaya-gayanya 3. Gambarkan gaya-gayanya
KESETIMBANGAN
BENDA TEGAR

Wayan Suparta, PhD


Email: drwaynesparta@gmail.com
Pengertian Benda Tegar
 Adalah benda yang tidak berubah bentuknya bila diberi gaya luar.
 Sebuah benda tegar dalam keseimbangan jika gaya luar yang beraksi
padanya membentuk sistem gaya ekivalen sama dengan nol.
 Fx  0  Fy  0  M  0   0
 Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yatu sebagai
berikut.
• Kesetimbangan Stabil
Ditandai dengan naiknya letak titik berat benda jika dberi gaya pengganggu.
Setelah gaya pengganggunya hilang, benda akan kembali pada keadaan semula.
Contoh: kursi malas.
• Kesetimbangan Labil
Ditandai dengan turunnya letak titik berat benda jika dberi gaya pengganggu.
Biasanya, setelah gaya pengganggunya hilang, benda tidak kembali pada
kedudukan semula. Contoh: sebuah batang kayu yang berdiri tegak.
• Kesetimbangan Indiferen
Ditandai dengan tidak berubahnya posisi titik berat benda sebelum dan sesudah
diberi gaya pengganggu. Biasanya, setelah gaya pengganggunya hilang, benda
tidak kembali pada kedudukan semula. Contoh sebuah silinder yang diletakkan
di lanta datar.
Kriteria dalam pembuatan Diagram Benda
Bebas (DBB);
• Identifikasi objek untuk (a)
DBB
• Masukkan semua Gaya
eksternal
• Tentukan arah dan
besarnya
• Gaya eksternal yg tidak
diketahui besar dan
arahnya biasanya berisi
(b)
gaya reaksi terhadap
dinding atau sambungan
• DBB juga berisi jarak
gaya untuk menghitung
momen.
DINAMIKA ROTASI
1. Momen Gaya ( Torsi = puntir)
Momen gaya ( Torsi ) adalah kemampuan suatu gaya menghasilkan
perputaran (rotasi) benda terhadap suatu poros/ sumbu putarnya.



 F
r θ m

Sebuah benda bermassa m, berjarak r dari sumbu putar


(sumbu rotasi) , dan mengalami gaya F. Momen gaya / torsi oleh gaya F
dalam merotasikan benda adalah :

τ=rF ( torsi merupakan suatu besaran vektor )


• Torsi τ tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh r
dan F. Besarnya torsi tersebut adalah
τ = r F Sin θ
• Karena F tegak lurus dengan r maka
τ = r x F = r F Sin θ  τ = r  F , r adalah lengan torsi

2. Pusat Gravitasi Benda


• Adalah suatu titik di mana seluruh berat benda dapat
diperkirakan terpusat. Dengan kata lain, garis kerja vektor
gaya berat selalu melalui titik pusat berat benda.
• Gaya tunggal seberat benda, berarah vertikal ke atas dengan
garis gaya melalui titik pusat berat benda, mampu
mengimbangi gaya berat benda, sehingga benda berada
dalam keadaan seimbang.
• Posisi suatu sumbu adalah sembarang, artinya jika torsi
resultan adalah nol maka sudut antara r dan F adalah nol.
Pusat Gravitasi Benda dan Letak Titik Berat
Momen Puntir
 Puntir adalah suatu kondisi
yang dialami oleh suatu benda
(biasanya poros) dimana terjadi
akibat adanya gaya yang bekerja
berlawanan arah terhadap kedua
ujungnya.
 Puntiran terjadi pada poros yang
dipasang mati pada salah satu
ujungnya dan pada ujung yang
lain bekerja gaya yang
mengakibatkan poros tersebut
terpuntir.
 Diameter poros tidak akan
berubah selama sudut puntir
yang dialami poros relatif kecil.
Momen Inersia
CONTOH SOAL

Batang homogen 50 N. Hitung


2 kNm 2 kNm 5 kNm tegangan kabel pendukung T yang
dikerjakan engsel pada batang.
T

TL TR 37
Engsel
2 2 1 2

100 cm 40 cm
  0 100
N

Jawab:
 F  0 dan   0
T = 292 N, H = 234, V = -25,2 N
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Pada gambar berikut batang AB beratnya
100 N. Jika sistem dalam keadaan
seimbang, berapa berat beban w?

2. Sebuah balok bermassa 10 kg diletakkan


diatas papan kayu yang bermassa 15 kg.
Papan tersebut bertumpu pada kaki A dan
C. Jika jarak beban dari kaki A 2 m dan
panjang papan kayu 5 m, maka hitunglah
gaya yang dialami oleh kaki A!
3. Dua buah ember dihubungkan dengan tali dan
katrol berjari-jari 20 cm, ditahan dalam
kondisi diam kemudian dilepas seperti
gambar berikut! Jika massa m1 = 5 kg , m2 =
3 kg dan massa katrol M = 5 kg, tentukan : a)
percepatan gerak ember, b) tegangan tali pada
ember 1, dan c) tegangan tali pada ember 2.
4. Pada sistem keseimbangan benda tegar, AB adalah batang homogen panjang 100
cm, beratnya 20N, berat beban 50 N. BC adalah tali. Berapa tegangan pada tali
jika jarak AC = 50 cm? (Catatan: gambar ini berbentuk siku-siku di A, B sejajar
horizontal dengan A, dan C sejajar vertikal dengan A. BC adalah sisi miring.
pada B, tergantung beban).
5. Cari koordinat titik berat dari gambar berikut:
3

6
4
2

6. Seutas tali dililitkan mengelilingi sebuah silinder pejal bermassa M dan berjari-
jari R, yang bebas berputar mengelilingi sumbunya. Tali ditarik dengan gaya F.
Silinder mula-mula diam pada t=0.
a. Hitung percepatan sudut dan kecepatan sudut silinder pada saat t
b. Jika M= 6 kg, R=10 cm, dan F= 9 N, hitung percepatan sudutdan kecepatan
sudut pada saat t=2 s.
7. Batang homogen beratnya 1000 N disangga oleh dua orang gadis A dan B.
Dimanakah beban 200 N harus digantungkan agar bebanyang dutanggung oleh
gadis A adalah 1/3 dari gadis B?
8. Perhatikan gambar berikut:
T Masing-masing gaya besarnya 10 N bekerja di
P
titik potong O.
a) Buktikan kelima gaya tersebut tidak dalam
R O keadaan setimbang
b) Jika gaya T dibalik arahnya, berapa resultan
Q semua gaya tersebut.
R
9. Dua segitiga sama sisi digabung secara berhadap-hadapan. Cari koordinat titik
berat kedua segitiga tersebut.
10. Momen puntir T diberikan ke poros pejal berdiameter 100 mm. Tegangan geser
tidak boleh melebihi 60 MPa. Hitunglah momen puntir izin maksimum T.
11. Sebuah Poros berongga mempunyai diameter luar D = 60 cm dan diameter dalam
d = 30 cm. Bila tegangan geser tidak melebihi 50 MPa, berapa momen puntir
maksimum T bisa ditahan poros dengan aman?
12. Batang AC homogen beratnya 800 N.
a) Dapatkan nilai tegangan semua tali
b) Hitung gaya yang bekerja pada engsel
A
C.
T2 T4
60
B
T3
15
500 N

T1

C
53

Anda mungkin juga menyukai