Disusun Oleh :
Siti Maesaroh (11210161000015)
Kelompok 12 :
Nabila Dhiya Futuha (11210161000023)
Siti Atiah (11210161000013)
Siti Fadhlatul Farihah (11210161000045)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah manusia berespirasi dengan respirasi aerob?
C. HIPOTESIS
1. Ya, manusia berespirasi dengan respirasi aerob.
2. Respirasi anaerob terjadi pada manusia, ketika tubuh melakukan pekerjaan yang berat
sehingga membutuhkan energi yang cepat. Dan terjadi pada mikroorganisme yang
memiliki kondisi lingkungan yang minim oksigen dan belum memiliki sistem
metabolisme yang kompleks.
3. Faktor yang mempengaruhi respirasi aerob dan anaerob yaitu oksigen, suhu,
karbondioksida, glukosa, dan kondisi lingkungan.
D. LANDASAN TEORI
Sel hidup membutuhkan tranfusi energi dari sumber-sumber luar untuk melakukan
tugas-tugasnya yang sedemikian banyak. Hampir semua ekosistem di bumi energi tersebut
berasal dari matahari. Energi mengalir ke dalam ekosistem sebagai cahaya matahari dan
meninggalkan ekosistem sebagai panas sedangkan bahan-bahan kimia didaur ulang
(disiklus ulang). Yang kemudian terjadi fotosintesis menghasilkan oksigen dan molekul
lain yang akhirnya menjadi bahan bakar untuk respirasi selular yang menghasilkan ATP
(Campbell & Reece, 2008).
Respirasi selular adalah suatu proses kimia pemanenan energi yang disimpan dalam
ikatan kimia pada gula dan molekul-molekul lainnya. Repirasi selular menggunakan
oksigen untuk mengkonversi energi yang disimpan dalam ikatan kimia pada bahan organik
menjadi sumber lain energi kimia (ATP). Dalam respirasi selular terdiri dari banyak
langkah kimia, dengan total lebih dari dua lusin reaksi yang melibatkan satu enzim satu
enzim spesifik untuk mengkatalis setiap reaksi. Dan respirasi selular menyusun jalur
metabolik yang penting nyaris bagi sel eukariotik. Energi yang dihasilkan digunakan oleh
sel-sel untuk mempertahankan fungsi-fungsi kehidupan. Sehingga respirasi selular
memiliki fungsi utama, yaitu membangkitkan ATP untuk kerja. Yang dalam setiap
prosesnya mampu menghasilkan 32 molekul ATP dari setiap molekul glukosa yang
dikonsumsi. Prosesnya berlangsung di mitokondria. Pada respirasi tingkat selular terbagi
menjadi 2 macam yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob (Simon et al., 2017).
Respirasi aerob adalah proses pemanenan energi dari molekul bahan bakar organik
dengan melibatkan oksigen. Oksigen pada respirasi aerob dibutuhkan untuk menghasilkan
ATP dan transport elektron. Terjadi melalui 4 tahap, yaitu glikolisis, dekarboksilasi
oksidasi, siklus asam sitrat, dan transport elektron yang menghasilkan 36 ATP (Simon et
al., 2017). Kader (1987) menyatakan bahwa secara keseluruhan proses, respirasi secara
aerob ini meliputi regenerasi ATP (adenosine diphosphate) dan Pa (phospat anorganik)
dengan membebaskan CO2 dan H2O.
Respirasi anaerob adalah proses pemanenan energi tanpa melibatkan oksigen.
Repirasi anaerob dikenal juga dengan fermentasi, pada manusia repirasi anaerob terjadi
pada sel otot. Saat respirasi anaerob sel otot akan membangkitkan ATP melalui proses
fermentasi yang mengandalkan glikolisis dan menghasilkan dua molekul ATP untuk setiap
molekul glukosa yang diuraikan. Pada mikroorganisme fermentasi sudah cukup untuk
mempertahankan kehidupan. Pada proses respirasi anaerob dapat dibagi menjadi 2 macam,
yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat (Simon et al., 2017).
Respirasi anaerob dapat berlangsung di dalam udara yang bebas, tetapi prosesnya
tidak menggunakan oksigen yang tersedia di dalam udara tersebut. Respirasi anaerob lazim
disebut fermentasi, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerob. Tujuan fermentasi sama
dengan tujuan respirasi yaitu untuk memperoleh energi energi yang didapat melalui
fermentasi lebih sedikit dibandingkan respirasi biasa. Fermentasi banyak terjadi pada
peragian alcohol atau alkoholisasi. Meskipun pembuatan minuman keras itu telah dikenal
sejak permulaan sejarah manusia, namun baru pada abad ke-19 yang ditemukan oleh
Pasteur (1857) diketahui bahwa alkohol timbul disebabkan oleh mikroorganisme bersel
satu yang disebut ragi (Saccharomyces). Buchner (1896) membuktikan bahwa alkoholisasi
tidak mutlak dilakukan oleh sel-sel ragi yang masih hidup, namun yang sudah mati juga
dapat melakukannya (Rahmaninda & Febriani, 2017).
E. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. 3 buah botol bekas air mineral 300 ml
2. 3 buah gelas bekas air mineral
3. 3 buah balon
4. Sedotan plastik
Bahan :
1. Ragi kue
2. Gula
3. Air hangat
4. 1 buah kapur tulis
5. Air suhu ruang
5 Kapur 1 buah
4 Ragi(fermipan) 1 bungkus
5 Balon 3 buah
F. LANGKAH KERJA
A. Percobaan 1 (Respirasi aerob):
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Gerus 1 buah kapur dan campurkan dengan 200 ml air, tunggu hingga kapur
mengendap, pisahkan
3. Sediakan 3 buah gelas bekas air mineral
4. Pada masing-masing gelas diberikan perlakuan berupa:
a. Gelas A ditambahkan air sebanyak 100 ml
b. Gelas B ditambahkan air 100 ml yang mengandung kapur
c. Gelas C ditambahkan air 100 ml yang mengandung kapur
5. Tiuplah air di gelas C dengan menggunakan sedotan
6. Amati perubahan yang terjadi, bandingkan dengan gelas A dan B yang tidak ditiup
G. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan menghasilkan data sebagai
berikut, yang sudah terlampir dalam tabel.
Perlakuan
Karakteristik
yang diamati
Botol A Botol B Botol C
Bau khas ragi (tidak Berbau agak asam Berbau tidak sedap dan
Bau yang tercium menyengat) dan sedikit sangat menyengat
menyengat
Tidak ada perubahan Hangat Semakin lama semakin
Suhu suhu air panas
I. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob terletak pada ada tidaknya keterlibatan
oksigen didalamnya, yang mana pada respirasi aerob terlibat dengan oksigen sedangkan
respirasi anaerob tidak. Dari percobaan respirasi aerob dihasilkan bahwa air kapur keruh
karena adanya pertemuan antara air kapur dengan karbondioksida, hal ini membuktikan
bahwa respirasi menghasilkan energi berupa karbondioksida dan pada manusia mengalami
respirasi aerob dan faktor yang mempengaruhi terjadinya respirasi aerob adalah oksigen.
Percobaan respirasi anaerob termasuk ke dalam fermentasi alkohol karena
pengubahan senyawa glukosa pada gula menjadi etanol dan karbondioksida dibantu oleh
bakteri Saccharomyces cerevisae yang ada pada ragi. Dari percobaan yang telah dilakukan
pada 3 botol berbeda dapat disimpulkan bahwa semakin banyak glukosa (gula) yang
ditambahkan maka semakin banyak gas karbondioksida dan etanol yang dihasilkan,
sehingga pada percobaan botol dengan glukosa terbanyak balon mengembang lebih besar
karena peran gula sebagai bahan baku dalam proses fermentasi ini. Dan dapat diketahui
juga faktor yang mempengaruhi terjadinya respirasi anaerob adalah suhu, glukosa, dan
kondisi lingkungan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2008). Biologi (8th ed.). Jakarta: Erlangga.
Energi, M. (2016). Respirasi Selular: Memperoleh Energi dari Makanan.
Rahmaninda, & Febriani, H. (2017). Buku Biologi Sel. Surabaya: CV. Selembar Papyrus.
Rumanta, M. (n.d.). Pengantar Fisiologi Hewan. 1–36.
Simon, E. J., Dickey, J. L., Hogan, K. A., & Reece, J. B. (2017). Intisari Biologi (6th ed.).
Jakarta: Erlangga.
Suyitno. (2006). Materi disampaikan pada kegiatan pembinaan Tim Olimpiade Biologi SMAN
Kalasan, Yogyakarta pada 27 Februari 2006 di SMAN Kalasan 2 Staf Pengajar di Jurdik.
Biologi FMIPA – UNY.