“KALORIMETER JOULE”
DISUSUN OLEH :
1. Amrida H. K (066117001)
2. Nur Shania (066117012)
3. Bela Rahmawati (066117034)
07 DESEMBER 2017
DOSEN PEMBIMBING :
ASISTEN DOSEN :
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu zat apabila diberi kalor terus menerus dan melepas kalor maksimum,
maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu
zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh
karena itu selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat juga dapat
digunakan untuk mengubah wujud zat (Soedojo, 1999).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimeter. Dengan menggunakan
hukum hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi. Pembentukan standart, energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar kedalam kalorimeter, dan hukum yang berlaku
pada proses ini adalah hukum azas black yaitu:
Qlepas = Qterima
Q = M.C.∆T
Keterangan:
Q = jumlah kalor (joule)
M = massa zat (gram)
C = kalor jenis (kal/groc)
∆T = perubahan suhu (oC)
(Zemansky, 1988).
Sebelum lebih jauh dijelaskan mengenai kalorimeter, terlebih dahulu
mengenal istilah dalam calorimeter sebagai berikut :
Kalor jenis zat adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu
satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat.
Kapasitas kalor adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
seluruh benda sebanyak satu derajat.
Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk melebur satu satuan
massa pada suhu tetap.
Kalor beku adalah kalor yang dilepaskan ketika zat membeku.
Kalor uap adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan satu
satuan massa cairan pada suhu tetap.
Kalor embun adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk berubah wujud
dari gas ke cair satu satuan massa cairan pada suhu tetap. (Bueche, 2006).
Azas black adalah hukum yang menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan
oleh zat bersuhu tinggi akan selalu sama dengan jumlah kalor yang diterima dan
zat lain yang bersuhu rendah.
(Giancoli, 2001)
2.1 Alat
1. Amperemeter
2. Beberapa buah thermometer
3. Hambatan depan
4. Kabel - kabel penghubung
5. Kalorimeter Joule
6. Sumber tegangan searah
7. Voltmeter
2.2 Bahan
1. Air
BAB III
METODE KERJA
DATA PENGAMATAN
Kalorimeter Joule
Mk Ma V I T1 T21 T3 ∆T1 T2
No W Q C
(gr) (gr) (Volt) (A) °C °C °C °C °C
1 30 30 3,4 0,8 34 38 36,5 1,5 39,5 1305,6 843,381 1,55
2 30 19 4,2 1 33 44 39 5 49 2016 1714,272 1,18
Percobaan I Percobaan II
∆T1℃ = T21℃ - T3
= 38 – 36,5
= 1,5℃
T2 = T21℃ + ∆T1℃
= 38 + 1,5
= 39,5℃
W =V.I.t
= 3,4 . 0,8 . 480
= 1305,6 J
Q = m . c . ∆𝑇
= (𝑀𝑎 . 𝐶𝑎 + 𝑀𝑘 . 𝐶𝑘 ) . C. (𝑇2 − 𝑇1 )
= (30 . 1 + 30 . 0,217) . 4,2 . (39,5 – 34)
= (30 + 6,51) . 4,2 . 5,5
= 36,51 . 4,2 . 5,5
= 843,381
𝑊
C = 𝑄
1305,6
= 843,381 = 1,55
Percobaan II
Diketahui
Mk = 30 gr T1℃ = 33℃
Ma = 19 gr T21℃ = 44℃
V = 4,2 Volt T3℃ = 39℃
I = 1 Ampere t = 480 s
∆T1℃ = T21℃ - T3
= 44 – 39
= 5℃
T2 = T21℃ + ∆T1℃
= 44 + 5
= 49℃
W =V.I.t
= 4,2 . 1 . 480
= 2016 J
Q = m . c . ∆𝑇
= (𝑀𝑎 . 𝐶𝑎 + 𝑀𝑘 . 𝐶𝑘 ) . C. (𝑇2 − 𝑇1 )
= (19 . 1 + 30 . 0,217) . 4,2 . (49 – 33)
= (19 + 6,51) . 4,2 . 16
= 25,51 . 4,2 . 16
= 1714,272
𝑊
C = 𝑄
2016
= 1714,272 = 1,18
BAB V
PEMBAHASAN