Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KIMIA

PERCOBAAN 1
TARA KALOR LISTRIK

Disusun Oleh :
1. Viktoria Cosinta Anggreni (181444007)
2. Yosefina Ermy (181444011)
3. Maria Faustina Tai (181444014)
4. Dio Ganda P Damanik (181444024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA
SEMESTER GANJIL 2020/2021
PERCOBAAN 1
TARA KALOR LISTRIK
A. Judul Praktikum
Tara Kalor Listrik
B. Hari dan Tanggal Praktikum
Selasa, 19 Januari 2021
C. Tujuan Praktikum
1. Memahami konversi energi listrik menjadi energi panas.
2. Menghitung ekuivalensi kalori dengan Joule.
D. Landasan Teori
Arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian akan menghasilkan panas. Pada
peralatan-peralatan yang menggunakan arus listrik sebagai sumber energinya, apabila
diaktifkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan menimbulkan panas pada bagian
rangkaian listrik yang merupakan tempat/ pusat aktifitas arus listrik. (jati,2007: 275- 276).
Hukum kekekalan energy menyatakan bahwa energy tidak dapat dimusnahkan dan
diciptakan, melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energy ke bentuk energy
lainnya. Missal pada peristiwa gesekan energy mekanik. Demikian pula energy listrik dapat
diubah menjadi panas atau sebaliknya. Sehingga, dikenal dengan kesetaraan antara panas
dengan energy mekanik / listrik. Kesetaraan panas – energy mekanik pertama kali diukur
oleh joule dengan mengambil energy mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam
calorimeter sehingga air menjadi panas. Energy listrik dapat diubah menjadi panas dengan
cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada
dalam calorimeter. Energy listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah hasil
kalitegangan listrik (volt) dengan arus listrik (ampere) dan lama aliran listrik (sekon).
(ishaq.2007:244).
Kalor didefinisikan sebagaienergi panas yang dimilki oleh suatu zat. Secara umum, untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimilki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhunya rendah, maka kalor yang dikandung oleh benda sedikit. Begitu
jugasebaliknya. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3
faktor, yaitu massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu. (ishaq.2007:238 – 240)

1
Tara kalor listrik adalah perbandingan antara energy listrik yang akan diberikan panas
terhadap panas yang dihasilkan. Teori yan melandasi kalor listrik adalah hokum joule dan aza
black. Kesetaraan panas – energy mekanik pertama kali diukur oleh joule dengan mengambil
energy mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam calorimeter, sehingga air menjadi
panas. Energy listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah
W= V.i.t
Dimana: W = energy (joule)
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus listrik (ampere)
t= waktu (sekon)
energy ini merupakan energy mekanik yang hilang dari electron yang bergerak dari ujung
kawat berpotensial rendah ke potensial tinggi. Jika tidak ada panas yang keluar dari
calorimeter, maka panas yang timbul:
H= (M+Na). (ta – tm )
Dimana: M= m air. C air
Na = nilai air calorimeter (kal/g c)
Ta = suhu akhir iar
Tm= suhu mula-mula air
Karena panas jens ai praktis konstan meliputi jangkauan temperature yang lebar. Karena
panas jenis sebuah benda dapat diukur dengan menempatkan. Maka, massa dalam bejana iar
dan temperaturnya diketahui dan dengan mengukur keseimbangan akhir. Jika seluruh system
terisolasi, maka panas yang keluar sama dengan yang masuk ke air dan wadahnya.
( suharyanto,1982: 83 – 84).
Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan suhu (temperature).
Istilah thermometer berasal dari Bahasa latn thermos yang artinya panas, dan meter yang
artinya untuk mengukur. Prinsip kerja thermometer ada bermacam – macam yang paling
umum digunakan adalah thermometer air raksa (akbar,2010).
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup.
Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik dalam penelitian
sumber listrik arus searah. Amperemeter biasanya digunakan untuk mengukur besarnya arus
yang mengalir pada kawat penghantar (akbar,2010).

2
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik. Voltmeter
disusun secara parallel, sejajar dengan sumber tegangan. Cara menggunakan voltmeter
adalah dengan menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih tinggi
kutub positif harus dihubungkan ke terminal positif voltmeter dan ujung sumber tegangan
yang memiliki potensial lebih rendah. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur
sumber tegangan seperti: baterai, aki, dan elemen volta (akbar,2010).
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Neraca
b. Termometer
c. Amperemeter
d. Catu daya
e. Voltmeter
f. Kalorimeter
g. Stopwatch
2. Bahan
a. Air
F. Prosedur Kerja
1. Mengukur Massa Air
Massa kalorimeter kosong diukur

Air dimasukkan ke dalam kalorimeter

Massa kalorimeter yang berisi air diukur

2. Mengukur Suhu Awal Air


Suhu awal air diukur

3
3. Merangkai Alat
Alat dirangkai sesuai gambar

4. Mengatur Tegangan Air dan Arus Listrik


Tegangan air dan arus listrik di ukur

Tegangan air dan arus listrik di catat

5. Mengamati Perubahan Suhu


Setiap perubahan suhu dicatat

G. Data Pengamatan
1. Data yang Diperlukan dalam Tabel
Massa kalorimeter kosong 120.2
Massa kalorimeter yang diisi air 252.4
Tegangan listrik 1.7 A
Kuat arus listrik 8V
2. Data Suhu yang Terukur Termometer
No Suhu Waktu (detik)
Awal 27 0
1 30 232 detik
2 33 539 detik
3 36 864 detik
4 39 1.210 detik
5 42 1.572 detik
6 45 1.920 menit
7 48 2.452 detik
8 51 3.005 detik
9 54 3.662 detik
10 57 4.565 detik
3. Kalor Diterima dan Tenaga Listrik yang Hilang
Selisih Energi(Kalor) Energi Selisih Kesetaraan
Kalorimeter Air Total
Suhu Listrik Waktu Kalor
(Joule) Listrik
30 54.09 396.6 450.69 4175.2 307 9.26
33 54.09 396.6 450.69 4420 325 9.81

4
36 54.09 396.6 450.69 4705.6 346 10.44
39 54.09 396.6 450.69 4923.2 362 10.92
42 54.09 396.6 450.69 4732.8 348 10.50
45 54.09 396.6 450.69 7235.2 532 16.05
48 54.09 396.6 450.69 7520.8 553 16.69
51 54.09 396.6 450.69 8935.2 657 19.83
54 54.09 396.6 450.69 12280.8 903 27.25
57 54.09 396.6 450.69
Perhitungan:
 W= V.I.t
W = 1.7 v. 8 A. 307 s
W = 4175,2 J
 𝐐 =(𝐦𝐚𝐢𝐫∙𝐂𝐚𝐢𝐫) 𝚫𝐓 + (𝐦𝐤𝐚𝐥∙𝐜𝐤𝐚𝐥)𝚫𝐓𝐤𝐚𝐥𝐨𝐫𝐢
Q = ( 132.2 . 1) 3 + (120.2. 1,05) 3 Kal
Q = 450.69 Kal
 a = W/Q
a = 4175,2/450.69
a = 9,26
Harga rerata−Harga seharusnya
 % kesalahan = 100%
Harga seharusnya
13.08−4.186
= 100%
4.186
= 2.123
= 212.3 %
H. Pembahasan
Kalor adalah energi yang terjadi dari suatu zat yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu rendah ketika benda tersebut saling bersentuhan. Sedangkan tara kalor listrik adalah
perbandingan antara energy listrik dengan energy kalor yang dihasilkan. Untuk mencari tara
kalor listrik adalah
a = Q/W
dimana Q itu sendiri adalah jumlah energy kalor dengan satuan kalori. Namun, W itu sndr
adalah energy listrik dengan satuan joule. Sehingga, dari rumus diatas diperoleh satuan tara
kalor listrik adalah kalori / joule.

5
Teori yang melandasi tara kalor listrik adalah hokum joule dan asas black. Hukum joule
berbunyi : “pembentukan panas per satuan waktu berbanding langsung dengan kuat arus”.
Sedangkan asas black berbunyi :” pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas
sama dengan banyaknya kalor yang diterima”.
Dalam percobaaan ini, kita mengambil data sebanyak 10 kali dengan massa air yang
sama, yaitu 132.2 gr. Adapun variable bebas yang kita gunakan adalah beda tegangan, suhu
dan kuat arus listrik. Kemudia variable kontrolnya adalah massa calorimeter, serta massa air.
Lalu, variable terikatnya adalah waktu. Setiap massa air yang kita pakai, kita mengambil data
kuat arus, beda potensial serta suhunya sebanyak 10 kali. Adapun untuk massa calorimeter
kosong adalah 120.2 dan masa calorimeter dan air sebesar 252.4 gr. Dalam percobaan ini,
selama proses waktu berjalan, kita terus memperhatikan kenaikan suhu setiap 3 oC dan
mencatat waktunya.
Dalam percobaan kali ini, prinsip kerjanya adalah menghubungkan calorimeter dengan
sumber tegangan. Seperti yang kita ketahui bahwa calorimeter adalah alat untuk menentukan
kalor. Dari sumber tegangan yang dihbungkan dengan calorimeter berisi yang berkawat
tahanan akan timbul arus listrik. Sehingga, dari perubahan ini akan timbul energy listrik yang
dilepaskan kedalam calorimeter dan terjadi perubahan energy panas / kalor kedalam
calorimeter.
Berdasarkan hasil percobaan yang kita dapatkan, setiap massa air memiliki suhu air
mula-mula yaitu 27◦C. kemudian juga memiliki kesamaan suhu air akhir yaitu 57 C. dan
memiliki kuat arus yang sama juga yaitu 8 A. lalu, memilki tegangan yang 1.7 V. Dengan
menggunakan metode interpolasi, diperoleh kalor jenis calorimeter sebesar 0,15 kal/grC.
Kemudian untuk nilai kalor air bermasa 132.2gr, memiliki nilai kalor (Q) yang sama pada 10
percobaan yaitu sebesar 450,69 kalori. Nilai kalor sama dikarenakan adanya perubahan suhu,
kalor jenis calorimeter+air sama pada 10 percobaan.
Perubahan arus menjadi kalor ini akan menimbulkan energy listrik yang besarnya dapat
diperoleh dengn persamaan W= V.i.t. Dalam praktikum ini, salah satu tujuannya yaitu untuk
menentukan angka kesetaraan antara kalori dengan joule. Agar nilai kalori dan joule setara,
kita harus merubah W yang asal mulanya joule menjadi kalori. Pada massa air 132.2 gr,
diperoleh W yang berbeda-beda. Sehingga kita ubah ke kalori yang mana 1 kalori = 4,186

6
joule. Sehinga, besar W nya adalah W Joule / 4,186 joule. Namun, nilai Q pada air bermassa
132.2 gr sebesar 450.69 kalori. Sehingga, antara kalori dengan joule tidak setara.
Menurut teori yang ada, besarnya tara kalor listrik adalah 4,186 joule/kalori. Namun,
pada percobaan kita nilai tara kalor listrik berbeda atau tidak sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan Praktekyang dilakukan diperoleh persen kesalahan sebesar 212,3%. Perbedaan
ini dikarenakan beberapa penyebab yaitu:
a. Ketidaktelitian dari alat ukur untuk menimbang calorimeter,pengaduk dan air yang
sulit dikalibrasi akan berpengaruh pada hasil pengukuran.
b. Perngaruh dari perlakuan yang serig dan terlalu cepat, kemungkinan dari efek
pengadukan itu sendiri akan timbul panas,sehinga mempengaruhi hasil.
c. Pembulatan angka pada hasil analisis akan berpengaruh pada hasil akhir.
d. Ketidaktelitian dalam membaca thermometer.
I. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1.Arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian akan menghasilkan panas dalam
jangka waktu tertentu.
2. Hokum kekekalan energy menyatakan bahwa energy tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Tapi, bias diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain.
3. Teori yang melandasi tara kalor listrik adalah hokum joule dan asas black.
4. Menurut teori yang ada, besarnya tara kalor listrik adalah 4,186 joule/kalori. Namun
hasil percobaan kita tidak sesuai dg teori. Kedua massa air yang kita gunakan memiliki
tara kalor dibawah tara kalor teori.

7
Daftar Pustaka
Labdasar.unand.ac.id/files/modul-fisika/L4_tarakalorlistrik.pdf. diakses pada tanggal 24 maret 2017
pukul 17.07 wib.
Eprints.uny.ac.id/11695/1/12.tarakalorlistrik(suharnoL,dkk).pdf. diakses pada tanggal 25 msret
2017 pukul 13.05 WIB.

8
9

Anda mungkin juga menyukai