Abstrak - – Laporan Praktikum Fisika Dasar Program Studi Teknik Mesin Kelas C Kelompok 1.Tara
Kalor Listrik .Laboratorium Fisika Dasar Terpadu universitas Islam Indonesia.Pembimbing:Iman
Alfian.Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah mengubah energi listrik menjadi energi
kalor dalam suatu kawat tahanan atau penghantar logam yang tercelup dalam air yang berada dalam
kalorimeter.. Kesimpulan dari praktikum ini adalah Tara kalor listrik merupakan perbandingan antara
energi listrik yang akan diubah menjadi energi panas. Besar kecilnya suatu energi kalor yang dihasilkan
tergantung pada 3 faktor yaitu: massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu.
Kata kumci—Tara kalor listrik; listrik; resmi; kalorimeter, kalor, kalor listrik, perpindahan kalor
kata kunci mencakupi hal – hal penting dan yang paling sering muncul dalam jurnal
I. PENDAHULUAN
1. Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk memperagakan adanya hubungan energi listrik dan energi
panas, serta menentukan angka kesetaraan antara joule dan kalori.
2. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari manusia khususnya pada zaman sekarang tentu tidak terlepas dengan
kebutuhan pokok yaitu energi listrik. Baik di rumah, sekolah, maupun gedung-gedung tinggi
seperti perkantoran, hotel, dan masih banyak lagi tentu membutuhkan energi listrik untuk
menjalankan kegiatannya sehari-hari.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan,
akan tetapi energi dapat diubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Hukum
kekekalan energi ini berlaku juga pada energi listrik. Energi listrik dapat diubah ke energi panas.
Perubahan energi listrik menjadi energi panas ini dapat terjadi karena arus listrik pada suatu
rangkaian dengan jangka waktu tertentu akan menimbulkan panas. Beberapa alat yang
menggunakan prinsip perubahan energi ini adalah kompor listrik, setrika listrik, solder listrik, hair
dryer, dan semua alat-alat pemanas yang menggunakan sumber energi listrik.
Panas dalam merupakan identifikasi dari suatu energi ke energi lain karena perubahan suhu.
Perpindahan energi inilah yang disebut dengan kalor. Kalor dapat didefiniskan sebagai energi panas,
dan menentukan angka kesetaraan antara Jouledan Kalori
3. Dasar Teori
Arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian akan menghasilkan panas Pada peralatan-peralatan
yang menggunakan arus listrik sebagai sumber energinya, apabila diaktifkan dalam jangka waktu
tertentu, maka akan menimbulkan panas pada bagian rangkaian listrik yang merupakan tempat/
pusat aktifitas arus listrik (jati, 2007 275-276)
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energy tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan,
melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energy ke bentuk energy lainnya. Missal pada
peristiwa gesekan energy mekanık Demikian pula energy listrik dapat diubah menjadi panas atau
sebaliknya Sehingga, dikenal dengan kesetaraan antara panas dengan energy mekanik/ listrik
Kesetaraan panas energy mekanik pertama kali diukur oleh joule dengan mengambil energy
mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam calorimeter sehingga air menjadi panas Energy
listrik dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan
yang tercelup dalam air yang berada dalam calorimeter. Energy listrik yang hilang dalam kawat
tahanan besarnya adalah hasil kalitegangan listrik (volt) dengan arus listrik (ampere) dan lama
aliran listrik (sekon) (ishaq 2007.244).
Kalor didefinisikan sebagaienergi panas yang dimilki oleh suatu zat. Secara umum, untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimilki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhunya rendah, maka kalor yang dikandung oleh benda sedikit Begitu
jugasebaliknya. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor,
yaitu massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu (ishaq 2007:238-240)
Tara kalor listrik adalah perbandingan antara energy listrik yang akan diberikan panas terhadap
panas yang dihasilkan Teori yan melandasi kalor listrik adalah hokum joule dan aza black.
Kesetaraan panas - energy mekanik pertama kali diukur oleh joule dengan mengambil energy
mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam calorimeter, sehingga air menjadi panas Energy
listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah:
W =V .i .t
Keterangan: W = energi listrik (Joule)
V = tegangan/beda potensial listrik (Volt)
i = kuat arus listrik (ampere)
t = waktu (sekon)
Karena panas jens ai praktis konstan meliputi jangkauan temperature yang lebar Karena panas jenis
sebuah benda dapat diukur dengan menempatkan Maka, massa dalam bejana iar dan temperaturnya
diketahui dan dengan mengukur keseimbangan akhir Jika seluruh system terisolasi, maka panas
yang keluar sama dengan yang masuk ke air dan wadahnya (suharyanto 1982 83-84).
Pengunaan dalam kehidupan sehari-hari dari tara kalor listrik ini adalah pada perubahan energi
panas menjadi listrik, contohnya,diaplikasikan pada PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas), dan
sebaliknya perubahan energi listrik menjadi panas, contohnya : setrika listrik, solder listrik, hair
drayer, dan lain-lain.
4. Alasan
Praktikum ini bertujuan untuk dapat Memahami Konsep Energi Listrik dan Kalor, Penerapan dalam
Kehidupan Sehari-hari, Mengukur Efisiensi Konversi Energi,serta Menggunakan Persamaan Fisika
untuk menggambarkan hubungan antara tegangan, arus, waktu, massa air, dan perubahan suhu
kalorimeter. Ini memperkuat pemahaman kita tentang konsep-konsep ini.
II. METODE PRAKTIKUM
A. Langkah percobaan.
Menyiapkan Alat dan bahan
Ck
0,2220
Suhu ruang 24 ℃
100 ℃ = 0℃
100 ℃−0 ℃ 0,2297 kal/g ℃−0,2220 kal /g ℃
= Ck=… kal/ g ℃
100℃−suhu ruang 0,2297 kal /g ℃−Ck
100 ℃−0 ℃ 0,2297 kal/ g℃−0,2220 kal/g ℃
=
100℃−24 ℃ 0,2297 kal/g ℃−Ck
100℃ 0,0077 kal/ g ℃
=
76℃ 0,2297 kal/ g℃−Ck
0,5852=22, 97−100 ck
100 ck =22 , 97−0,5852
100 ck =22 , 97−0,5852
100 ck =22,3848
Ck=0,223 kal /g ℃
2. Menghitung Rerata Perubahan Suhu dan Ketidakpastiannya
dT =(t¿ ¿ a)−( t¿¿ m)¿ ¿
dT =26−21=5℃
dT =23−21=2 ℃
dT =23−20=3℃
a. Untuk Massa Air = 100 gr
dT dT −d T |dT−d T |
2
5℃ 1 ,7 2,89
2℃ −1 , 3 1,69
3℃ −0 , 3 0,09
∑ dT = 10 ∑|dT −d T|2 = 4,67
d T=
∑ dT = 10 =3 , 3 ℃
n 3
√ ∑|dT −d T | =
√ √
2
4 , 67 4 , 67
SD T = = = √ 2,335=1 ,53 ℃
n−1 3−1 2
1 1
Ures T = nst= ×0 , 1=0 , 05 ℃
2 2
∆ d T =( SDT +Ures T 2) =( 1 , 532 +0 , 052 )=…℃
2 2
( 2,341+0,0025 )=2,344 ℃
√
∆ d T = ( SD T 2 +Ures T 2 ) =√ 2,344=1,531℃
Jadi, d T ± ∆ d T =( 3 , 3℃ ± 1,531 ℃ )=4,831 volt
2℃ 0 0
2℃ 0 0
2℃ 0 0
∑ dT = 6 ∑|dT −d T|2 =0
d T=
∑ dT = 6 =2 ℃
n 3
√ ∑|dT −d T | =
√ √
2
0 0
SD T = = = √ 0=0 ℃
n−1 3−1 2
1 1
Ures T = nst= ×0 , 1=0 , 05 ℃
2 2
∆ d T =( SDT +Ures T 2) =( 0 2+ 0 ,05 2 )=… ℃
2 2
( 0+ 0,0025 )=0,0025 ℃
√
∆ d T = ( SD T 2 +Ures T 2 ) =√ 0,0025=0 , 05℃
Jadi, d T ± ∆ d T =( 2 ±0 ,05 )=2 , 05 volt
√
U Q = d T 2 ( Ures m2 )( C a2+ Ck 2 ) + ( ∆ d T 2 ) [ ( m a C a )2 + ( m k Ck )2 ]
UQ =√ d T ( Ures
2
m
2
)(C a2+ Ck 2 )+ ( SD T 2 +UresT 2 ) [ ( ma C a )2+ ( mk C k )2 ] =… kalori
Jadi,Q ±U Q=( …+ … ) kalori
√
U Q = d T 2 ( Ures m2 )( C a2+ Ck 2 ) + ( ∆ d T 2 ) [ ( m a C a )2 + ( m k Ck )2 ]
UQ =√ d T ( Ures
2
m
2
)(C a2+ Ck 2 )+ ( SD T 2 +UresT 2 ) [ ( ma C a )2+ ( mk C k )2 ] =… kalori
Jadi,Q ±U Q=( …+ … ) kalori
V V −V |V −V |
2
7,5 0 0
7,5 0 0
7,5 0 0
∑ V = 22,5 ∑|V −V |2 = 0
V=
∑ V = 22 ,5 =7 ,5 volt
n 3
√ ∑ |V −V| =
√ √
2
0 0
SD V = = =√ 0=0 volt
n−1 3−1 2
1 1
Ures V = nst= ×0 , 1=0 , 05 ℃
2 2
∆ V =( SDV +Ures V 2 )= ( 02 +0 , 052 )=… ℃
2 2
( 0+ 0,0025 )=0,0025 ℃
√
∆ V = ( SDV 2 +Ures V 2 )= √0,0025=0 , 05 ℃
Jadi, V ± ∆ V =( 7 , 5 ± 0 , 05 )=7 , 55 volt
V V −V |V −V |
2
7,4 −0 , 13 0,0169
7,6 0 , 07 0,0049
7,6 0 , 07 0,0049
∑ V =22,6 ∑|V −V |2 = 0,0267
V=
∑ V = 22 ,6 =7 , 53 volt
n 3
√ ∑ |V −V| =
√ √
2
0,0267 0,0267
SD V = = = √ 0,0134=0,1158 volt
n−1 3−1 2
1 1
Ures V = nst= ×0 , 1=0 , 05 ℃
2 2
∆ V =( SDV +Ures V 2 )= ( 0,1158 2+0 ,05 2) =… ℃
2 2
( 0,01341+0,0025 )=0,016 ℃
√
∆ V = ( SDV 2 +Ures V 2 )= √0,016=0,1265 volt
Jadi, V ± ∆ V =( 7 , 53 ± 0,1265 )=7 ,65 volt
I I −I |I −I |
2
√ ∑|I −I| =
√ √
2
3 , 44 3 , 44
SD I = = =√ 1 ,72=1, 31 mA=0,00131 A
n−1 3−1 2
1 1
Ures I = nst= ×0 , 1=0 ,05 mA =0,00005 A
2 2
∆ I =( SD I +Ures I 2 ) =( 0,001312 +0,000052 )=… mA=… A
2 2
( 0,00000171+0,00707 )=0,0070717 A
√
∆ I = ( SD I 2+ Ures I 2 )= √ 0,0070717=0,084 A
Jadi, I ± ∆ I =( 0,00106 ± 0,084 )=0,085 A
I I −I |I −I |
2
1 0,999 0,998
1 0,999 0,998
1 0,999 0,998
∑I =3 ∑|I −I|2 = 2,9
I=
∑ I = 3 =1 mA=0,001 A
n 3
√ ∑|I −I| =
√ √
2
2,9 2,9
SD I = = =√ 1 , 45=1 , 2 mA=0,0012 A
n−1 3−1 2
1 1
Ures I = nst= ×0 , 1=0 ,05 mA =0,00005 A
2 2
∆ I =( SD I +Ures I 2 ) =( 0,00122 +0,000052 )=… mA=… A
2 2
√
U W = |I . t| |∆ V 2|+|V .t | |∆ I 2|=√|0,00106 ×120| |0,0025|+|7 ,5 ×120| |0,0070717|
2 2 2 2
√ 2 2
= |0,1272| |0,0025|+|900| |0,0070717|
=√ 0,0162 ×0,0025+810000 × 0,0070717
=√ 0,00004+572 8 , 077=√ 5728,077 04=75 , 7 joule
√
U W = |I . t| |SDV 2 +Ures V 2|+|V . t| |SD I 2+ Ures I 2|=… joule
2 2
√
U W = |I . t| |∆ V 2|+|V .t | |∆ I 2|=√|0,001 ×120| |0,016|+|7 , 5 3 ×120| |0,00707144|
2 2 2 2
√ 2 2
= |0 , 12| |0,016|+|9 03 , 6| |0,00707144|
=√ 0 , 0 144 ×0,016+ 816.493 ×0,00707144
=√ 0,0002304+5 773 , 8=√ 5773 , 8 002304=75,985=76 joule
√
U W = |I . t| |SDV 2 +Ures V 2|+|V . t| |SD I 2+ Ures I 2|=… joule
2 2
V. PEMBAHASAN
Untuk nilai tara kalor listrik dalam literatur adalah 4,186 joule/kalori, sedangkan dalam praktikum ini
didapatkan nilai tara kalor listrik sebesar 2,995 joule/kalori.Oleh karena itu,ditemukan bahwa bahwa
nilai tara kalor listrik dalam praktikum dibandingkan dengan nilai tara kalor listrik pada literatur
berbeda satu sama lainnya, meskipun nilai tara kalor listrik dalam praktikum agak mendekati nilai tara
kalor listrik pada literatur jika keduanya dibulatkan hingga tanpa desimal (Jliteratur = 4,186 J/kalori ≈ 4
J/kalori. Jpraktikum = 2,995 J/kalori ≈ 3 J/kalori).
VI. KESIMPULAN
1. Kalor adalah bentuk energi yang mengalir atau berpindah karena adanya perbedaan temperatur atau
suhu.
2. Perubahan bentuk energi merupakan kesetaraan energi. Untuk perubahan bentuk energi listrik
menjadi energi kalor dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan ”kesetaraan listrik-panas”, adalah
tara kalor mekanik/listrik.
3. Tara kalor listrik (konstanta Joule) adalah perbandingan antara energi listrik yang digunakan
dengan kalor yang ditimbulkan. Tara kalor listrik dapat ditentukan melalui percobaan
menggunakan kalorimeter listrik. Nilai tara kalor listrik adalah 4,186 joule/kalori.
4. Nilai tara kalor listrik yang didapat pada praktikum adalah 2,995 J/kalori, berbeda dengan nilai tara
kalor listrik menurut teori yakni 4,186 J/kalori
DAFTAR PUSTAKA
[1] y. Z. Sumarno, "Tara Kalor Listrik," Laporan Praktikum Tara Kalor Listrik, 2021.
[2] E. setyani, "tara kalor listrik," praktikum tara kalor listrik, 2017.