Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum

Fisika Dasar

Nama / NPM

: Raden Ridzki Aditya Kurniawan /1306370530

Fakultas / Prodi

: Teknik / Teknik Kimia

Grup dan Kawan Kerja

: Grup B8
1. Nabila Salsabila
2. Nur Sharfan
3. Priska Jesika Monangin
4. Ria Aprilliyani
5. Prita Tri Wulandari
6. Pradhana Sadhu
7. Nur Arief Meyviawan

Nomor dan Nama Percobaan

: KR02 Calori Work

Minggu Percobaan

: Minggu ke-3

Tanggal Percobaan

: 13 Maret 2014

Laboratorium Fisika Dasar


UPP IPD
Universitas Indonesia
Depok, 2013

KR02 Calori Work

I. Tujuan Percobaan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor

II. Alat Percobaan


Sumber tegangan yang dapat divariasikan
Kawat konduktor (bermassa 2 gr)
Termometer
Voltmeter dan Ampermeter
Adjustable power supply
Camcorder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori Dasar


Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu
benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil
percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat)
bergantung pada 3 faktor, yaitu:
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan:
Q = m.c.(T1-T2)
Dimana :
Q = Kalor yang dibutuhkan (J)
m = Massa benda (kg)
c = Kalor jenis (J/kgC)
(T1-T2) = Perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
* Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu

* Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan
dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg)
dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu
kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah
kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
H = m.c
Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau
diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali
ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas.

Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam
suatu rangkaian listrik tertutup. Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang yang
digunakan untuk menggunakan peralatan listrik ataupun untuk menggerakkan suatu peralatan
mekanik sehingga mengubah energi menjadi bentuk energi lain. Energi listrik juga diartikan
sebagai kemampuan untuk menghasilkan usaha listrik atau kemampuan untuk memindahkan
muatan dari satu titik ke titik yang lain.
Kelistrikan merupakan sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik
merupakan kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang
menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Biasanya, listrik mengalir dalam
bentuk energi listrik dengan media perantara kabel. Fenomena-fenomena fisika banyak
terjadi berasal dari listrik. Fenomena-fenomena yang terkenal adalah seperti petir, medan
listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri
seperti elektronik dan tenaga listrik.
Satuan tegangan listrik disebut Volt (V). Alat untuk mengukur tegangan listrik adalah
Voltmeter. Sedangkan Watt (W) adalah satuan energi listrik setiap detik. Disebut juga dengan
daya listrik. Alat untuk mengukur arus listrik adalah Amperemeter. Satuan arus listrik disebut

Ampere (A). Selain hambatan dan tegangan, energi listrik juga melibatkan satu komponen
lain, yaitu hambatan listrik. Satuan hambatan listrik disebut Ohm () dan alat untuk
mengukur hambatan listrik adalah Ohmmeter. Alat gabungan untuk mengukur arus listrik,
tegangan listrik dan hambatan listrik adalah multimeter.
Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai
resistansi dinyatakan dengan persamaan :
W=v.i.t
W=

Energi listrik ( joule )

v =

Tegangan listrik ( volt )

Arus listrik ( Ampere )

Waktu / lama aliran listrik ( sekon )

Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan
temperatur.
Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus
listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati
oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat
dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang
diberikan.
Tabel 1. Nilai-nilai Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Molar untuk beberapa benda
padat
(pada temperatur kamar dan p = 1,0 atm)
Berat

Kapasitas

Kapasitas

Molekul

kalor molar

kalor molar

g/mol

(kal/moloC)

(J/moloC)

0,900

27,0

5,82

24,4

0,121

0,507

12,0

1,46

6,11

Tembaga

0,0923

0,386

63,5

5,85

24,5

Timbal

0,0305

0,128

207

6,32

26,5

Perak

0,0564

0,233

108

6,09

25,5

Tungsten

0,0321

0,134

184

5,92

24,8

Kalor Jenis

Kalor Jenis

(kal/goC)

(J/goC)

Aluminium

0,215

Karbon

Zat

Hubungan Energi listrik dan kalor


Apa yang terjadi ketika kabel penghubung dari sebuah teko listrik yang berisi air kita
hubungkan ke sumber tegangan (stop kontak)? Beberapa lama kemudian suhu air naik karena
air menerima energy kalor Q=mcT, dengan m adalah massa air, c adalah kalor jenis air, dan
T adalah kenaikan suhu. Darimana energy kalor berasal ? Tentu saja energy kalor berasal
dari energy listrik yang didisipasikan ketika arus listrik dari sumber tegangan melalui elemen
pemanas dalam teko listrik. Telah anda ketahui bahwa energy listrik yang didisipasikan ini
dirumuskan oleh W=Pt=VIt=I2Rt=V2/Rt
Perhatikan, yang berperan sebagai masukan untuk teko listrik adalah energy listrik W,
dan sebagi keluarannya adalah energy kalor Q, yang digunakan untuk menaikkan suhu air.
Jika di dalam soal tidak ditentukan, maka efesiensi alat (misalnya teko listrik) diaggap seratus
persen sehingga berlaku
Keluaran = masukan
Q=W
m.c.T = P.t
m.c.T = V.I.t
m.c.T=I2.R.t
m.c.T=V2.t/R
m.c.(Ta-T)=V2.t/R
Dimana
W = energi listrik ( joule )
v = Tegangan listrik ( volt )
i = Arus listrik ( Ampere )
t = waktu / lama aliran listrik ( sekon )

Dimana
Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori )
m = massa zat ( gram )
c = kalor jenis zat ( kal/gr0C)
Ta = suhu akhir zat (K)
T= suhu mula-mula (K)
Selain dari contoh teko di atas , kita bisa melihat dari kawat konduktor. Energi kalor
yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan temperatur.
Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus
listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan
diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang
diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai
dengan tegangan yang diberikan.

IV. Cara Kerja


Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab pada bagian
bawah halaman percobaan pada www.sitrampil.ui.ac.id/elaboratory

1. Mengaktifkan webcam dengan mengklik icon video pada halaman web rLab.
2. Memberikan tegangan sebesar V0 pada kawat konduktor

3. Menghidupkan power supply dengan mengklik radio button pada icon seperti pada gambar
berikut.

4. Mengambil data perubahan temperatur, tegangan, dan arus listrik pada kawat konduktor
setiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur.

5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat pada webcam dan menunggu temperatur
kawat hingga mendekati temperatur awal saat diberi V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2, dan V3.

V. Tugas dan Evaluasi


1. Berdasarkan

data

yang

didapat,

membuat

grafik

yang

mengggambarkan

hubungan antara temperatur dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan ke
kawat konduktor.
2. Untuk tegangan V1, V2, dan V3 menghitung nilai kapasitas kalor ( c ) dari
kawat konduktor yang digunakan.
3. Berdasarkan nilai c yang didapat, menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan
4. Memberi analisis dari hasil percobaan.

VI. Pengolahan Data


A. Data Percobaan
Waktu

Temp

3
6
9
12
15
18
21

23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

17.1
17.1
17.1
17.1
17.1
17.1
17.1

24
27
30
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

23.84
23.84
23.84
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
35.36
51.56
51.56
51.45
51.56
51.56
51.56
51.56
51.56
51.56
51.56
42.32
42.32
42.32
42.32
42.32
42.32
42.32
42.32
42.32
42.32

0.00
0.00
0.00
0.66
0.66
0.66
0.66
0.66
0.66
0.66
0.66
0.66
0.66
1.59
1.59
1.59
1.59
1.59
1.59
1.59
1.59
1.59
1.59
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07
1.07

17.2
17.2
17.2
17.3
17.3
17.5
17.7
17.9
18.1
18.2
18.4
18.5
18.6
17.4
17.9
18.8
19.8
20.8
21.8
22.6
23.3
23.9
24.5
17.2
17.4
17.8
18.3
18.6
19.0
19.4
19.8
20.0
20.3

B. Perhitungan Nilai C (Kalor Jenis Kawat)

Temperatur (oC)

Grafik Hubungan antara Temperatur dan


Waktu pada V0
17.22
17.2
17.18
17.16
17.14
17.12
17.1
17.08
17.06
17.04

Grafik Hubungan antara


Temperatur dan Waktu pada
V1

12

15

18

21

24

27

30

Waktu (s)

Grafik Hubungan antara Temperatur dan


Waktu pada V1
Temperatur (oC)

19
y = 0.1594x + 17.073
R = 0.9864

18.5

Grafik Hubungan antara


Temperatur dan Waktu pada
V1

18
17.5

Linear (Grafik Hubungan


antara Temperatur dan
Waktu pada V1)

17
16.5
3

12

15

18

Waktu (s)

21

24

27

30

Grafik Hubungan antara Temperatur dan


Waktu pada V2
30

y = 0.8352x + 16.487
R = 0.9925

Temperatur (oC)

25
20

Grafik Hubungan antara


Temperatur dan Waktu

15
10

Linear (Grafik Hubungan


antara Temperatur dan
Waktu)

5
0
3

12

15

18

21

24

27

30

Waktu (s)

Grafik Hubungan antara Temperatur dan Waktu


pada V3
21

y = 0.3624x + 16.787
R = 0.9945

Temperatur (oC)

20
19

Grafik Hubungan antara


Temperatur dan Waktu pada
V3

18
17

Linear (Grafik Hubungan


antara Temperatur dan Waktu
pada V3)

16
15
3

12

15

18

21

24

27

30

Waktu (s)

Untuk mencari nilai c pada tegangan V0, V1, V2, V3, kita dapat menggabungkan persamaaan
antara W dan Q sehingga kita dapat memperoleh persamaan berikut:
W=Q
V I t = m c (T2 T1)

Dari persamaan di atas kita dapat menggunakan metode least square dengan T sebagai y, t
sebagai x, dan
sebagai b

Berikut adalah perhitungan nilai c untuk tegangan V0:


T0=17.1
No

x2

y2

xy

1
2
3
4
5
6

3
6
9
12
15
18

0
0
0
0
0
0

9
36
81
144
225
324

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

7
8
9
10

21
24
27
30
165

0
0.1
0.1
0.1
0.3

441
576
729
900
3465

0
0.01
0.01
0.01
0.03

0
2.4
2.7
3
8.1

Persamaan Least Square yang didapat,yaitu y = 0.0042x 0.04


Nilai c pada V0 adalah sebagai berikut

C0 =
C0 = 0 J / Kg oC

Perhitungan nilai c untuk tegangan V1:


No

x2

y2

xy

1
2
3
4
5
6

3
6
9
12
15
18

0.2
0.2
0.4
0.6
0.8
1

9
36
81
144
225
324

0.04
0.04
0.16
0.36
0.64
1

0.6
1.2
3.6
7.2
12
18

7
8
9
10

21
24
27
30
165

1.1
1.3
1.4
1.5
8.5

441
576
729
900
3465

1.21
1.69
1.96
2.25
9.35

23.1
31.2
37.8
45
179.7

Persamaan Least Square yang didapat,yaitu y = 0.0531x 0.026


Nilai c pada V1 adalah sebagai berikut

C1 =
C1 = 223,08 J / Kg oC

Perhitungan nilai c untuk tegangan V2:


No

x
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

y
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
165

x2
0.3
0.8
1.7
2.7
3.8
4.7
5.5
6.2
6.8
7.4
39.9

y2
9
36
81
144
225
324
441
576
729
900
3465

0.09
0.64
2.89
7.29
14.44
22.09
30.25
38.44
46.24
54.76
217.13

Persamaan Least Square yang didapat,yaitu y = 0.278x 0.6


Nilai c pada V2 adalah sebagai berikut

C2 =
C2 = 147,45 J / Kg oC

xy
0.9
4.8
15.3
32.4
57
84.6
115.5
148.8
183.6
222
864.9

Perhitungan nilai c untuk tegangan pada V3:


No

x
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

y
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
165

x2
0.1
0.3
0.7
1.2
1.5
1.9
2.3
2.7
2.9
3.2
16.8

y2
9
36
81
144
225
324
441
576
729
900
3465

xy
0.01
0.09
0.49
1.44
2.25
3.61
5.29
7.29
8.41
10.24
39.12

Persamaan Least Square yang didapat,yaitu y = 0.12x 0.313


Nilai c pada V3 adalah sebagai berikut

C3 =
C3 = 188.67 J / Kg oC

0.3
1.8
6.3
14.4
22.5
34.2
48.3
64.8
78.3
96
366.9

Setelah semua nilai c didapatkan, kita dapat menghitung nilai c rata-rata. Nilai c rata-rata
adalah sebagai berikut:

C = 186.4 J / Kg oC
Dalam percobaan ini, praktikan tidak diberitahu mengenai jenis kawat apa yang
digunakan dalam percobaan. Namun, ketika praktikan mencari data mengenai kalor jenis
logam, praktikan menemukan bahwa kawat perak memiliki nilai c yang paling mendekati
dengan hasil perhitungan. Kalor jenis kawat perak adalah sebesar 230 J/kg 0C. Jadi, praktikan
mengasumsikan bahwa kawat yang digunakan adalah kawat perak.
Nilai kesalahan literatur pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Kesalahan Literatur =
Kesalahan Literatur =

= 18.95 %

VII. Analisis

Analisis Percobaan
Pada percobaan calori work ini, praktikan bertugas untuk menghitung nilai kapasitas
kalor suatu kawat konduktor dengan menggunakan prinsip hukum kekekalan energi.
Percobaan ini tidak dilakukan langsung di laboratorium fisika dasar, melainkan dilakukan
secara online melalui website www.sitrampil.ui.ac.id/elaboratory. Hal yang dilakukan oleh
praktikan adalah dengan memberi tegangan pada kawat konduktor dengan menggunakan
power supply. Tegangan yang diberikan bervariasi, mulai dari 0 volt, 0,66 volt, 1,59 volt, dan
1,07 volt. Perubahan temperatur yang terjadi diamati selama 30 detik dengan pencatatan
setiap 3 detik. Setelah itu, diperoleh data berupa waktu, besar arus listrik, besar tegangan
listrik, dan temperatur. Apabila data diambil dengan rentang waktu terlalu kecil
dikhawatirkan data tersebut belum bisa memiliki perbedaan yang begitu berarti dan tidak
dapat mewakili data secara meyeluruh.

Untuk benar-benar dapat melakukan percobaan ini dengan baik dan benar maka
praktikan harus memperhatikan video yang teradapat pada website. Saat kita meng-klik ukur
dengan tegangan Vo misalnya, maka pada video akan terlihat suhu akan naik, lalu praktikan
akan mendapatkan data. Tetapi ada yang harus diperhatikan sebelum praktikan mencoba
kembali dengan variasi tegangan yang berbeda, praktikan harus menunggu hingga suhu turun
atau kembali seperti semula baru kemudian dapat mengukur data lainnya. hal ini dilakukan
untuk membuat data seakurat mungkin karena data akan sangat jauh berbeda ketika tidak
menunggu suhu turun. Menunggu suhu turun harus selalu dilakukan untuk setiap variasi
tegangan yang dilakukan.

Analisis Hasil Percobaan


Dari data yang telah didapatkan, nilai c dihitung dengan menggunakan metode least
square. Untuk mendapatkan persamaan dasar least square, pertama, praktikan melakukan
penyederhanaan persamaan dengan mengacu pada hukum kekekalan energi. Energi listrik
akan berubah menjadi energi kalor. Setelah mendapatkan bentuk persamaan yang dicetak
tebal, kita dapat mendapatkan persamaan dasar least square dengan T sebagai y, t sebagai x,
dan

sebagai b.
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh nilai c sebesar 186.4 J/kg oC. Dengan

mengasumsikan kawat yang digunakan merupakan kawat perak, nilai kesalahan literatur yang
diperoleh adalah sebesar 18.95%. Angka kesalahan yang diperoleh menurut praktikan cukup
tinggi.

Analisis Grafik
Setelah mengolah data tersebut, praktikan dapat membuat grafik. Ada empat grafik
yang dibuat dalam percobaan ini. Keempat grafik tersebut menunjukan hubungan antara
temperatur dan waktu pada setiap tegangan yang diberikan. Pada grafik pertama (grafik V0)
terjadi hanya terjadi kenaikan grafik pada detik ke 21 sampai 24, sedangkan yang lainnya
tetap. Pada grafik kedua, ketiga, dan keempat grafik menunjukkan kenaikan. Kenaikan grafik
ini menggambarkan terjadinya peningkatan temperatur seiring dengan berjalannya waktu.
Kemiringan yang dimiliki oleh grafik ke-2 cenderung lebih tajam dibandingkan dengan
grafik ke-1 maupun ke-3. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan temperatur yang lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi grafik lainnya.
Akan tetapi, pada grafik ke-4 menunjukkan terjadinya penurunan temperatur.
Seharusnya pada pokok bahasan ini, temperatur akan terus meningkat sesuai dengan

berjalannya waktu. Penurunan yang ditunjukkan oleh grafik bisa menjadi suatu kesalahan
dalam percobaan yang dapat disebabkan oleh banyak hal. Kesalahan tersebut akan dijelaskan
pada bagian analisis kesalahan. Kemungkinan kesalahan yang disebabkan cukup besar karena
grafik yang ditunjukkan seharusnya mengalami kenaikan temperatur yang berbanding lurus
dengan waktu
Analisis Kesalahan
Data yang diperoleh belum tentu 100% benar karena pada percobaan, hal ini dapat
disebabkan oleh timbulnya kesalahan dalam melakukan percobaan. Kesalahan-kesalahan
tersebut dapat berupa energi yang tidak terkonversi 100% (energi terbuang dari sistem),
ketelitian alat ukur, pengkalibrasian alat yang kurang sempurna. Energi yang tidak
terkonversi tersebut menyebabkan timbulnya berbagai ragam variasi energi dalam bentuk
lainnya sehingga hal tersebut dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam pengamatan
kuantitatif.
Komponen terpenting lainnya dalam percobaan ini adalah tidak dilakukan
pengkalibrasian alat terlebih dahulu. Ini dikarenakan percobaan ini dilakukan secara online
melalui komputer sehingga praktikan tidak mengetahui kondisi alat yang sebenarnya baik
atau tidak. Oleh karena itu, praktikan melakukan penghitungan kesalahan dengan
membandingkan hasil percobaan dengan nilai literatur yang ada. Besar angka kesalahan
literatur adalah sebesar 18.95%, sebuah angka yang cukup besar namun masih membuat hasil
yang diperoleh bisa digunakan.

VIII. Kesimpulan
1. Energi dapat berubah bentuk menjadi energi dalam bentuk lain. Namun, energi belum tentu
terkonversi sepenuhnya, melainkan dapat dilepas dari sistem menjadi energi seperti energi
bunyi, energi thermal, dsb.
2. Besar perubahan temperatur menjadi semakin besar seiring dengan bertambahnya besar
tegangan listrik yang diberikan.
3. Energi yang dibuang dari sistem dapat menyebabkan kesalahan dalam pengolahan data.

IX. Referensi

Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Anda mungkin juga menyukai