Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum “Tara Kalor Listrik”

Modul K3 – Tara Kalor Listrik


Alifanda Farid Luqmanul Hakiem/22522035
Asisten: Shalahuddin Azmi Abdul Hafizh
Tanggal praktikum: 15 September 2023
Teknik Industri – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui hubungan energi listrik dan energi panas dan juga
untuk mengetahui apa itu tara kalor listrik. Dengan menggunakan alat kalorimeter, dan menyusun
rangkaian arus dan tegangan listrik yang dihubungkan pada kalorimeter sehingga dapat menentukan
angka kesetaran antara Joule dan Kalori. Tara kalor listrik adalah perbandingan antara energi listrik
yang akan diberikan panas terhadap panas yang dihasilkan. Besar kecilnya kalor suatu benda atau zat
tergantung pada 3 faktor, yaitu: massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu.

Kata kumci—arus listrik, tegangan arus, suhu, kalor, panas

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Praktikum kali ini memiliki tujuan agar praktikan mengetahui perpindahan panas dari
energi listrik ke energi mekanik, memahami pengertian tara kalor listrik. Selain
itu, praktikan dapat menentukan tara kalor listrik sesuai dengan prosedur dan standar
keselamatan kerja. Berdasarkan praktikum ini, praktikan dapat memperagakan adanya
hubungan energi listrik dan energi panas, menggunakan kalorimeter dan pemanas, dan
menyusun rangkaian arus dan tegangan listrik yang dihubungkan pada kalorimeter sehingga
dapat menentukan angka kesetaraan antara Joule dan Kalori. Dalam kehidupan jaman
sekarang, manusia tidak terlepas dari kebutuhan pokok, yaitu listrik yang digunakan untuk
kehidupan sehari-hari manusia, dalam praktikum tara kalor listrik ini, kita akan belajar
bahwasannya semua listrik pasti mengalisrkan arus dan tegangan, sehingga dapat
menghasilkan panas, yang berguna untuk kehidupan manusia, seperti menanak nasi,
menyetrika, dll. tara kalor listrik, merupakan materi praktikum yang mempelajari mengenai
perbandingan antara besar energi listrik dengan panas yang dihasilkan pada kalorimeter,
maka tujuan laporan praktikum ini dibuat adalah untuk mengetahui prinsip kerja dari
kalorimeter,untuk mengetahui panas yang dihasilkan oleh kalorimeter setiap 2 menit dan
untuk mengetahui penghitungan tara kalor listrik dan untuk mengetahui penghitungan energi
kalor.
Kalor merupakan panas yang dimiliki oleh suatu zat atau benda. Cara untuk mengetahui
kalor pada suatu zat digunakan alat ukur suhu untuk mengukur suhu pada suatu zat atau
benda tersebut. Jika suhu rendah, maka kalor yang dimiliki oleh benda tersebut juga rendah.
Tetapi sebaliknya, jika suhu tinggi maka kalor yang dimiliki oleh benda atau zat tersebut juga
tinggi. Besar kecilnya kalor suatu benda atau zat tergantung pada 3 faktor, yaitu: massa
zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu (Ishaq, 2007).
Karena panas jenis pada sebuah benda dapat diukur dengan menempatkan, maka
massa dalam bejana air dan temperaturenya dapat diketahui dengan mengukur
kesetimbangan akhir. Jika seluruh sistem terisolasi, maka panas yang keluar sana dengan
panas yang masuk (Suharyanto, 1982).
Arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian akan menghasilkan panas. Pada
peralatan-peralatan yang menggunakan arus listrik sebagai sumber energinya, apabila
diaktifkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan menimbulkan panas pada bagian
rangkaian listrik yang merupakan tempat/pusat aktivitas arus listrik (Jati, 2007).
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik.
Voltmeter disusun secara parallel, sejajar dengan sumber tegangan. Cara menggunakan
voltmeter adalah dengan menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial
lebih tinggi kutub positif harus dihubungkan ke terminal positif voltmeter dan ujung sumber
tegangan yang memiliki potensial lebih rendah. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur
sumber tegangan seperti: baterai, aki, dan elemen volta (Akbar, 2010).
Percobaan kali ini cukup penting karena kalor listrik sering kita jumpai di kehidupan
sehari-hari. Selain itu, agar membantu untuk yang ingin melakukan percobaan tara kalor
listrik, yang mana dalam pengaplikasianya untuk membuat analisa suatu objek praktikum
sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Praktikum
- Memperagakan adanya hubungan energi listrik dan energi panas.
- Mengetahui cara meningkatkan suhu temperature pada air yang berada didalam
calorimeter.
- Dapat mengindetifikasi energi apa saja yang terlibat dalam pembentukan kesetaraan
kalor listrik.
- Menentukan angka kesetaraan antara Joule dan Kalori.

Dasar Teori
Angka kesetaraan kalor listrik dapat dinyatakan dalam bilangan yang menyatakan
besarnya tenaga listrik yang setaradengan satuan tenaga panas. Salah satu cara yang
dapatdilakukan untuk mendapatkan angka kesetaraan kalor listrikadalah denganmengubah
tenaga listrik menjadi tenaga panasdalam suatu kawat atau penghantar logam yang tercelup
dalamair yang berada di dalam kalorimeter. Kawat sebagai penghantar yang dialiri arus listrik
dengan waktu tertentu akanmenimbulkan panas. Panas tersebut merupakan perubahan
darienergi listrik ke energi kalor yang dapat difomulasikan menggunakan persamaan:
W=V.I.t
Keterangan:
W = energi listrik (Joule)
V =tegangan/beda potensial listrik (Volt)
I = kuat arus listrik (ampere)
t = waktu (sekon)

Besarnya energi listrik yang berubah menjadi energi kaloryang terjadi pada air yang berada dalam
kalorimeter dapatdicari menggunakan persamaan:
H = ( N A + m c. ) . ΔT
Keterangan :
H = panas (harga kalorimeter dan isinya)
NA = nilai air kalorimeter (kal/g.°C)
M = massa air (gram)
c = kalor jenis air (kal/kg.°C)
ΔT = perubahan temperatur kalorimeter = TA - TB
TA = suhu akhir sistem dalam kalorimeter (oC)
TB = suhu awal sistem dalam calorimeter (oC)

Tara kalor listrik ini merupakan pembanding antara energilistrik yang digunakan dengan panas yang
dihasilkan, makadidapatkan persamaan:
𝑾
Joule =
𝑯
Keterangan:
J = joule (joule/kalori)
W = energi listrik (joule)
H = panas

Energi kalor dinyatakan dalam kalori dan energi listrikdinyatakan dalam joule. Agar energi kalor dan
energi listrikdapat setara maka nilai energi listrik yang masih satuan jouledikonversi ke satuan kalori.
Dengan hal tersebut maka tarakalor listrik dapat ditentukan melalui persamaan:
Q = ( H + W ). ΔT ( kalori )
Keterangan :
H = kapasitas panas air dalam calorimeter (𝒎𝒂 × 𝒄𝒂)
W = kapasitas panas kalorimeter dan pengaduk (𝒎𝒌 × 𝒄𝒌)

ΔT = Perubahan suhu kalorimeter (𝑇𝐴 − 𝑇𝐵)

T2 = suhu akhir (oC)

T1 = suhu mula-mula (oC)


𝒎𝒂 = massa air (gram)
𝒎𝒌 = massa calorimeter (gram)
𝒄𝒂 = panas jenis air (kal/g.oC)
𝒄𝒌 = panas jenis kalorimeter + pengaduk (kal/g.oC)
dengan α didefinisikan sebagai nilai dari kesetaraan antaraenergi listrik yang diberikan terhadap panas
yang dihasilkan

II. METODE PRAKTIKUM


Langkah pengerjaan yang dilakukan pada praktikum tara kalor listrik adalah:
Mulai
Menyiapkan alat dan bahan

Gambar 1. Kalorimeter dan pemanas Gambar 2. Amperemeter Gambar 3. Voltmeter

Gambar 4. Kabel Jumper Gambar 5. Stopwatch Gambar 6. Termometer

Gambar 7. Timbangan Neraca Ohaus Gambar 8. Gelas Beker Gambar 10. Air

Gambar 9. Piplet Tetes Gambar 11. Kulkas


Membuat rangkaian kalorimeter seperti video tutorial

Menimbang kalorimeter kosong & pengaduk

Menimbang air 100 gr dan masukkan air tersebut kedalam kalorimeter

Mendinginkan kalorimeter (sudah berisi air) sampai suhubeberapa derajat dibawah suhu kamar

Menghubungkan kalorimeter dengan rangkaian

Mencatat suhu awalnya dan sambungkan rangkaian ke sumber

Menyalakan rangkaian dan aduk kalorimeter secara kontinyu

Mengamati dan catat arus, tegangan dan suhu akhirnya setiap 2 menit

Lakukan sebanyak tiga kali untuk massa air yang sama

Ulangi langkah 5 – 9 dengan massa air 100 gr

Selesai
III. DATA PERCOBAAN
Setelah dilakukan percobaan, berikut catatan hasil pengamatan yang telah dirangkum dalam tabel di bawah
ini:
Massa Massa Massa Suhu Suhu Arus Tegangan dT
Kalori Pengaduk Tiap 2 (T2-T1)
No. air (gr) Awal Akhir Tiap 2
meter (gr) (gr) menit (℃)
(TI)(°C) (TI)(°C) menit (Volt)
(A)
1. 25 28 1,4 7,5 3
2. 50 26 28 1,4 7,5 2
3. 120,2 22,75 26 29 1,4 7,5 3
4. 26 29 1,3 7,4 3
5. 100 27 29 1,2 7,4 2
6. 27 29 1,2 7,3 2
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sementara
Diketahui suhu ruangan: 26°C
IV. ANALISIS DATA
Berikut ini adalah tahapan analisis data dari percobaan yang telah dilakukan sebelumnya
1. Metode Interpolasi
Metode ini digunakan untuk menghitung kalor jenis dari Kalorimeter (Ck) berbahan alumunium (Al) dan
kalor jenis dari pengaduk (Cp) berbahan besi (Fe), dengan suhu kamar saat percobaan 26ºC.
a. Kalor Jenis Kalorimeter (1)

100° − 0 0,2297 − 0,2220


=
100° − 26 0,2297 − 𝐶𝑘

100° 0,0077
=
74° 0,2297 − 𝐶𝑘

22,97 – 100Ck = 0,5698

−100𝐶𝑘 = −22,4002

22,4002
𝐶𝑘 = = 0,22 𝑘𝑎𝑙/𝑔°C
100

b. Kalor Jenis Pengaduk (2)

100° − 0 0,1168 − 0,1055


=
100° − 26 0,1168 − 𝐶𝑝

100° 0,0113
=
74° 0,1168 − 𝐶𝑝

11,68 – 100Ck = 0,8362

−100𝐶𝑝 = −10,8438

10,8438
𝐶𝑘 = = 0,11 𝑘𝑎𝑙/𝑔°C
100

2. Ralat Perubahan Suhu


Pada ralat perubahan suhu, rumus yang digunakan adalah,
̅̅̅̅
∑𝑑𝑇
̅̅̅̅
𝑑𝑇 =
𝑛

2
̅̅̅̅ = √∑|δ𝑑𝑇|
𝛥𝑑𝑇
𝑛−1
̅̅̅̅ ± ̅̅̅̅
𝛥𝑑𝑇 𝑑𝑇
a. Pada massa air 50 gram (3)
dT 𝛿𝑑𝑇 |𝛿𝑑𝑇|2
3 0,34 0,1156
2 -0,66 0,4356
3 0,34 0,1156
∑ 𝑑𝑇 = 8 ∑|δdT 2 = 0,6668
Table 1. Ralat perubahan suhu pada massa air 50 gram
∑𝑑𝑇 8
• ̅̅̅̅
𝑑𝑇 = = = 2,66°C
𝑛 3
∑|δ𝑑𝑇|2 0,6668
• ̅̅̅̅ = √
𝛥𝑑𝑇 =√ = √0,3334
𝑛−1 3−1
̅̅̅̅ = 0,577°C
𝛥𝑑𝑇
• ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = (2,83 ± 0,577)°C
𝑑𝑇 ± 𝛥𝑑𝑇

b. Pada massa air 100 gram (4)


dT 𝛿𝑑𝑇 |𝛿𝑑𝑇|2
3 0,67 0,4489
2 -0,33 0,1089
2 -0,33 0,1089
∑ 𝑑𝑇 = 7 ∑|δdT 2 = 0,6667
Table 2. Ralat perubahan suhu pada massa air 100 gram
∑𝑑𝑇 7
• ̅̅̅̅
𝑑𝑇 = = = 2,33°C
𝑛 3
∑|δ𝑑𝑇|2 0,6667
• ̅̅̅̅ = √
𝛥𝑑𝑇 =√ = √0,3335
𝑛−1 3−1
̅̅̅̅ = 0,577°C
𝛥𝑑𝑇
• ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ = (2,33 ± 0,577)°C
𝑑𝑇 ± 𝛥𝑑𝑇

3. Menghitung Energi Kalor


Energi kalor pada tiap variasi massa air dapat dihitung menggunakan rumus berikut
̅̅̅̅ )
𝑄 = (ma. ca + mk. ck + mp. cp). (𝑑𝑇

̅̅̅̅ |2
∆𝑄̅ = √|ma. ca + mk. ck + mp. cp|2 |∆𝑑𝑇

a. Energi kalor pada massa air 50 gram


• 𝑄 = (ma. ca + mk. ck + mp. cp). (𝑑𝑇̅̅̅̅ )
Q = (50 . 1 + 120,2 . 0,22 + 22,75 . 0,11). (2,66)
Q = (50 + 26,44 + 2,502). (2,66)
𝑄 = (78,94). (2,66)
𝑄 = 209,98 𝑘𝑎𝑙

• ̅̅̅̅ |2
∆𝑄̅ = √|ma. ca + mk. ck + mp. cp|2 |∆𝑑𝑇
∆𝑄̅ = √|78,94|2 |0,577|2

∆𝑄̅ = √2074,65
∆𝑄̅ = 45,54 𝑘𝑎𝑙
b. Energi kalor pada massa 100 gram
• 𝑄 = (ma. ca + mk. ck + mp. cp). (𝑑𝑇
̅̅̅̅ )

Q = (100 . 1 + 120,2 . 0,22 + 22,75 . 0,11). (2,33)


Q = (100 + 26,44 + 2,502). (2,33)
𝑄 = (128,94). (2,33)
𝑄 = 300,43 𝑘𝑎𝑙

• ̅̅̅̅ |2
∆𝑄̅ = √|ma. ca + mk. ck + mp. cp|2 |∆𝑑𝑇

∆𝑄̅ = √|128,94|2 |0,577|2

∆𝑄̅ = √5535,11
∆𝑄̅ = 74,39 𝑘𝑎𝑙

4. Ralat arus listrik (I)


Pada ralat arus listrik digunakanlah rumus sebagai berikut:
∑𝐼
𝐼̅ =
𝑛

∑|𝛿𝐼|2
∆𝐼 ̅ = √
𝑛−1

𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅

a. Pada massa air 50 gram


I 𝛿I |𝛿I|2
1,4 0 0
1,4 0 0
1,4 0 0
∑I = 7 ∑|δI 2 = 0
Table 3. Ralat arus listrik pada massa air 50 gram
∑𝐼 4,2
• 𝐼̅ = = = 1,4𝐴
𝑛 3
∑|𝛿𝐼|2 0
• ∆𝐼 ̅ = √ =√
𝑛−1 3−1
∆𝐼 ̅ = 0𝐴
• 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (1,4 ± 0) A

b. Pada massa air 100 gram


I 𝛿I |𝛿I|2
1,3 0,07 0,0049
1,2 -0,03 0,0009
1,2 -0,03 0,0009
∑ I = 3,7 ∑|δI 2 = 0,0067
Table 4. Ralat arus listrik pada massa air 100 gram
∑𝐼 3,7
• 𝐼̅ = = = 1,23𝐴
𝑛 3
∑|𝛿𝐼|2 0,0067
• ∆𝐼 ̅ = √ =√
𝑛−1 3−1
∆𝐼 ̅ = 0,057𝐴
• 𝐼 ̅ ± ∆𝐼 ̅ = (1,23 ± 0,057) A

5. Ralat tegangan Listrik (V)


Persamaan rumus yang berlaku untuk ralat tegangan adalah,
∑𝑉
𝑉̅ =
𝑛

∑|𝛿𝑉|2
∆𝑉̅ = √
𝑛−1

𝑉̅ ± ∆𝑉̅
a. Pada massa air 50 gram
V 𝛿V |𝛿V|2
7,5 0 0
7,5 0 0
7,5 0 0
∑ I = 22,5 ∑|δI 2 = 0
Table 5. Ralat tegangan listrik pada massa air 50 gram
∑𝑉 22,5
• 𝑉̅ = = = 7,5𝐴
𝑛 3
∑|𝛿𝑉|2 0
• ∆𝑉̅ = √ = 𝑉̅ = √
𝑛−1 3−1
∆𝑉̅ = 0𝐴
• 𝑉̅ ± ∆𝑉̅ = (7,5 ± 0)Volt

b. Pada massa air 100 gram


V 𝛿V |𝛿V|2
7,4 0,04 0,0016
7,4 0,04 0,0016
7,3 -0,06 0,0036
∑ I = 22,1 ∑|δI 2 = 0,0068
Table 6. Ralat tegangan listrik pada massa air 100 gram
∑𝑉 22,1
• 𝑉̅ = = = 7,36𝐴
𝑛 3
∑|𝛿𝑉| 2 0,0068
• ∆𝑉̅ = √ = 𝑉̅ = √
𝑛−1 3−1
∆𝑉̅ = 0,058𝐴
• 𝑉̅ ± ∆𝑉̅ = (7,36 ± 0,058)Volt

6. Menghitung Energi Listrik (W)


Energi listrik pada tiap variasi massa air dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
𝑊 = 𝑉̅ . 𝐼 .̅ 𝑡

∆𝑊 = √|𝐼 .̅ 𝑡|2 |∆𝑉̅ |2 + |𝑉̅ . 𝑡|2 |∆𝐼 |̅ 2


a. Pada massa air 50 gram
• W = 𝑉̅ . 𝐼 .̅ 𝑡
W = (7,5) . (1,4) . (120)
W = 1260 joule
• ∆𝑊 = √|𝐼 .̅ 𝑡|2 |∆𝑉̅ |2 + |𝑉̅ . 𝑡|2 |∆𝐼 |̅ 2
∆𝑊 = √|(1,4). (120)|2 |0|2 + |(7,5). (120)|2 |0|2
∆𝑊 = √0 + 0
∆𝑊 = 0 joule
• 𝑉̅ ± ∆𝑉̅ = (7,5 ± 0)𝑉𝑜𝑙𝑡

b. Pada massa air 100 gram


• W = 𝑉̅ . 𝐼 .̅ 𝑡
W = (7,36) . (1,23) . (120)
W = 1086,3 joule
• ∆𝑊 = √|𝐼 .̅ 𝑡|2 |∆𝑉̅ |2 + |𝑉̅ . 𝑡|2 |∆𝐼 |̅ 2
∆𝑊 = √|(1,23). (120)|2 |0,058|2 + |(7,36). (120)|2 |0,057|2

∆𝑊 = √73,59 + 2,86
∆𝑊 = 8,74 joule
• 𝑉̅ ± ∆𝑉̅ = (7,5 ± 0,058)𝑉𝑜𝑙𝑡

7. Menghitung Tara Kalor Listrik (α)


Persamaan rumus yang digunakan untuk mengetahui besarnya tara kalor listrik pada tiap variasi
massa air adalah, sebagai berikut:
𝑄
α=
𝑊

1 2 𝑄 2
∆α = √| | |∆𝑉̅ |2 + |− | |∆𝐼 |̅ 2
𝑊 𝑊

a. Pada massa air 50 gram


𝑄
• α=
𝑊

209,98
α= = 0,166
1260

1 2 𝑄 2
• ∆α = √| | |∆𝑉̅ |2 + |− | |∆𝐼 |̅ 2
𝑊 𝑊
1 2 209,98 2
∆α = √| | |0|2 + |− | |0|2
1260 1260

∆α = √0 + 0
∆α = 0 kal/joule
• α ± ∆α = (0,166 ± 0) kal/joule
b. Pada massa air 100 gram
𝑄
• α=
𝑊

300,43
α= = 0,276
1086,3

1 2 𝑄 2
• ∆α = √| | |∆𝑉̅ |2 + |− | |∆𝐼 |̅ 2
𝑊 𝑊
1 2 300,43 2
∆α = √| | |0,058|2 + |− | |0,057|2
1086,3 1086,3

∆α = √0,0000000028 + 0, 0002485059
∆α = √0,0002485087
∆α = 0,0157
• α ± ∆α = (0,166 ± 0) kal/joule

V. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah praktikum tara kalor listrik. Berdasarkan praktikum ini, praktikan
dapat memahami pengertian tara kalor listrik. Selain itu, praktikan dapat menentukan tara kalor listrik
sesuai dengan prosedur dan standar keselamatan kerja. Praktikan dapat memperagakan adanya
hubungan energi listrik dan energi panas, menggunakan kalorimeter dan pemanas, mengetahui
perpindahan panas dari energi listrik ke energi mekanik dengan menyusun rangkaian arus dan tegangan
listrik yang dihubungkan pada kalorimeter sehingga dapat menentukan angka kesetaraan antara Joule dan
Kalori.
Dalam praktikum kali ini, diambil data percobaan sebanyak 6 kali dengan massa air yang
berbeda, yaitu 50 gram dan 100 gram. Variable bebas yang digunakan adalah beda tegangan (V), suhu
(℃), dan kuat arus listrik. Adapun variable kontrol yang digunakan adalah massa kalorimeter dan
pengaduk, serta massa air. Variable terkaitnya adalah waktu, yaitu 2 menit.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan data percobaan. Data percobaan yang didapatkan,
percobaan pertama setiap massa air (50 gram dan 100 gram) memiliki suhu air mula-mula, yaitu
25℃ untuk 50 gram, sedangkan untuk 100 gram suhu air mula mula nya 26℃. Dan terdapat
perbedaan selisih suhu akhir, yaitu massa air 50 gram 28℃, sedangkan massa air 100 gram 29℃.
Pada percobaan kedua dan ketiga, pada masing-masing massa air terdapat perbedaan suhu air mula-
mula, namun selisihnya tidak begitu besar. Hal ini akan menyebabkan perbedaan suhu akhir,
tegangan yang dihasilkan, dan kuat arus yang dihasilkan. Namun, perbedaan selisih sangat kecil.
Dengan menggunakan metode interpolasi, didapatkan kalor jenis kalorimeter sebesar 0,22
𝑘𝑎𝑙/𝑔℃ dan kalor jenis pengaduk sebesar 0,11 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃. Nilai kalor air bermassa 50 gram pada
percobaan 1, 2, 3, memiliki nilai kalor (Q) sebesar 209,98 𝑘𝑎𝑙, sedangkan nilai kalor (Q) air bermassa
100 gram sebesar 300,43 𝑘𝑎𝑙. Dikarenakan adanya selisih suhu, maka didapatkan ∆𝑄̅ . ∆𝑄̅ air
bermassa 50 gram adalah 45,54 𝑘𝑎𝑙, sedangkan air bermassa 100 gram adalah 74,39 𝑘𝑎𝑙.
Perubahan arus listrik menjadi kalor akan menimbulkan energi listrik yang besarnya dapat
diperoleh dengan persamaan W = 𝑉̅ . 𝐼 .̅ 𝑡. Berdasarkan analisis perhitungan yang didapatkan, untuk
massa air 50 gram diperoleh energi listrik (W) sebesar 1260 joule, sedangkan untuk massa air 100
gram diperoleh energi listrik (W) sebesar 1086,3 joule. Karena terdapat selisih besar tegangan dan
arus listrik, maka diperoleh energi listrik rata-rata (∆𝑊) pada air bermassa 50 gram sebesar 0 joule,
dan (∆𝑊) pada air bermassa 100 gram sebesar 8,74 joule.
Inti dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai tara kalor listrik. Dari data dan analisis
perhitungan yang telah didapatkan, air yang bermassa 50 gram memiliki tara kalor listrik sebesar
sebesar 0,166 kal/joule, sedangkan air yang bermassa 100 gram memiliki tara kalor listrik sebesar
0,276 kal/joule.
Saat melakukan praktikum, praktikan harus melakukan sesuai dengan prosedur yang ada dan
dengan tertib. Karena bisa saja terjadi kesalahan yang akan mengakibatkan hasil praktikum tidak
sesuai dengan yang seharusnya. Kesalahan dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya
ketidaktelitian dari alat ukur untuk menimbang kalorimeter, pengaduk, dan air yang berpengaruh pada
hasil pengukuran, kemudian pengaruh dari perlakuan saat pengadukan yang terlalu cepat, ketidaktelitian
dalam membaca termometer, dan kesalahan praktikan dalam menghitung analisis data sehingga
terdapat perbedaan pada hasil akhir dengan teori yang ada.
Tara kalor listrik dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Di kehidupan sehari-hari kita tidak
terlepas dari kebutuhan pokok yaitu listrik yang digunakan untuk kelancaran dalam kebutuhan rumah
tangga, pekerjaan, dan aktivitas yang memerlukan energi listrik yang dapat berubah ke energi panas.
Semua peralatan listrik pasti mengalirkan arus dan tegangan, sehingga kita bisa memanaskan air
melalui listrik, bisa menyetrika, dan memasak nasi dengan rice cooker.

VI. KESIMPULAN
Praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa praktikan telah mengetahui perpindahan panas
dari energi listrik ke energi mekanik, praktikan dapat memperagakan adanya hubungan energi listrik
dan energi panas, menggunakan kalorimeter dan pemanas, dan menyusun rangkaian arus dan tegangan
listrik yang dihubungkan pada kalorimeter sehingga dapat menentukan angka kesetaraan antara Joule
dan Kalori. Sehingga, praktikan telah memahami pengertian tara kalor listrik. Tara kalor listrik adalah
perbandingan antara energi listrik yang akan diberikan panas terhadap panas yang dihasilkan. Besar
kecilnya kalor suatu benda atau zat tergantung pada 3 faktor, yaitu: massa zat, kalor jenis zat, dan
perubahan suhu.
Pada percobaan kali ini, air yang bermassa 50 gram memiliki tara kalor listrik sebesar 0,166
kal/joule, sedangkan air yang bermassa 100 gram memiliki tara kalor listrik sebesar 0,276 kal/joule.
Untuk mendapatkan hasil yang tepat, praktikan harus teliti dan mengikuti prosedur praktikum secara
benar dan tertib.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Akbar, Fauzi, Suhu, Kalor, dan Pemuaian, 2010 [Online]. Tersedia: http://www.akujagoan.com
[Diakses 14 Juni 2020].

[2] Jati, Bambang Murdaka Eka, Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer dan Informatika.
Yogyakarta: Andi Karya, 2007, 275-276.
[3] Ishaq, Mohammad, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

[4] Suharyanto, Petunjuk Praktikum Fisika, Yogyakarta: P3T IKIP Yogyakarta, 1982.

Anda mungkin juga menyukai