Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TARA KALOR MEKANIK

Oleh :
Mellinda Septia Wati
H1C019020

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PURBALINGGA
2019
1. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana menentukan kesetaraan antara gerak mekanik dengan perubahan kalor?
2.Bagaimana cara membuktikan nilai kesetaraan joule dengan kalori?
A. Konsep dasar
Tara kalor mekanik adalah kesetaraan energi mekanik dengan energi panas,
untukmenentukan panas jenis suatu zat ialah dengan cara persentuhan/
pencampuran. Panas jenis air konstan meliputi jangkauan temperatur yang lebar,
sedangkan panas jenis suatu benda dengan mudah dapt diukur dengan
memanaskan benda sampai temperatur tertentu yang mudah di ukur, dengan
menempatkannya dalam bejana air yang massa dan temperaturnya diketahui, dan
dengan mengukur temperature kesetimbangan akhir. Jika seluruh system terisolasi
dari sekitarnya, maka panas yang keluar dari benda sama dengan panas yang
masuk ke air dan wadahnya. Prosedur ini dinamakan calorimetri, dan wadah yang
terisolasi dinamakan kalorimater.
Qkeluar = Qmasuk
Menurut joule, jika kawat logam berhambatan R ohm dialiri arus listrik I
ampere selama tdetik, kawat tersebut melepaskan energy sebesar :
E = 𝑖 2 Rt
Jika kawat tersebut berada dalam bejana calorimeter berpengaduk yang berisi
air, maka energy tersebut akan diterima oleh calorimeter,, pengaduk dan air,
sehingga manaikkan suhunya dari T1menjadi T2. Energi yang diterima tersebut
adalah :
Q = W (T2-T1) kalori
Dengan W harga air calorimeter beserta pengaduk dan air di dalamnya. Jika
massa calorimeter dan pengaduk ( tersebut dari bahan logam yang sama) = mk
dan kalo jenisnya ck,sedangkan massa air = ma dan kalor jenisnya ca, maka :
W = ( mkck+ maca) kalori/° C
Dengan ck= 0,215 kalori /𝑔° C, ca=1 kalori /° C.Jika 1 joule = A kalori, dalam
hal ini A dinamakan Tara Kalor Mekanik, maka:
W (T2-T1) = A𝑖 2 Rt
Atau
A =W(T2−T1)𝑖 2 Rt
B. Hubungan energi mekanik dan energi kalor
Kalor memiliki keterkaitan dengan energi (Dalam hal ini, kalor merupakan
“energi yang berpindah”), karenanya kita perlu mengetahui hubungan antara
satuan kalor dengan satuan energi. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh
Joule dan percobaan-percobaan sejenis lainnya, diketahui bahwa usaha alias kerja
sebesar 4,186 Joule setara dengan 1 kalori kalor.
1 kalori = 4,186 Joule
1 kkal = 1000 kalori = 4186 Joule
1 Btu = 778 ft.lb = 252 kalori = 1055 Joule
(1 kalori = 4,186 Joule dan 1 kkal = 4186 dikenal dengan julukan tara kalor
mekanik)
Kalori bukan satuan Sistem Internasional. Satuan Sistem Internasional untuk kalor
adalah Joule.
Dalam termodinamika, kita selalu menganalisis proses perpindahan energi
dengan mengacu pada suatu sistem. Sistem adalah sebuah benda atau sekumpulan
benda yang hendak diteliti. Benda-benda lainnya di alam semesta dinamakan
lingkungan.
Sebelum membahas mengenai hubungan antara energi, kerja dan kalor.
akan dibahas tentang energi. Yang dimaksud dengan energi disini adalah energi
dalam (ΔU). Adapun yang dimaksud dengan energi dalam ini sendiri adalah
jumlah seluruh energi kinetik atom atau molekul, ditambah jumlah seluruh energi
potensial yang timbul akibat adanya interaksi antara atom atau molekul.
Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap atau membebaskan
kalor. Jika sistem menyerap energi kalor, berarti lingkungan kehilangan kalor,
energi dalamnya bertambah (ΔU > 0), dan sebaliknya, jika lingkungan menyerap
kalor atau sistem membebasakan kalor maka energi dalam sistem akan berkurang
(ΔU < 0), dengan kata lain sistem kehilangan kalor dengan jumlah yang sama.
Energi dalam juga akan berubah jika sistem melakukan atau menerima kerja.
Walaupun sistem tidak menyerap atau membebaskan kalor, energi dalam sistem
akan berkurang jika sistem melakukan kerja, sebaliknya akan bertambah jika
sistem menerima kerja.
Nilai kesetaraan (ekuivalensi) energi panas dan energi mekanis ( dalam hal
ini yang digunakan energi gerak) yaitu apabila energi panas yang diterima oleh air
dan kalorimeter tidak jauh berbeda dengan energi termal yang dilepaskan oleh
elemen listrik atau dengan kata lain apabila energi listrik dapat diubah manjadi
panas atau sebaliknya sehingga dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan
energy makanik/listrik.Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh
joule dengan mengambil energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam
calorimeter sehingga air menjadi panas.Energi listrik dapat diubah menjadi panas
dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan yang tercelup
dalam air yang bertada dalam kalorimeter.Sehingga kita dapat menentukan nilai
kesetaraan energi panas dan energi mekanis yaitu untuk besar usaha untuk
memanaskan air atau dikenal dengan kalor joule yaitu dinyatakan dengan W = VIt
sedangkan besar energy panas yangdibutuhkan air yaitu dinyatakan dengan Q =
mc∆t
C. Hubungan Hambatan dengan suhu

Semakin tinggi temperature suhu pengantar,semakin tinggi pula getaran


electron – electron bebas dalam penghantar tersebut. Getaran electron – electron
bebas yang akan menghambat jalannya muatan listrik (arus listrik) dalam
penghantar tersebut. Adapun hambatan jenis penghantar (P) akan berubah seiring
dengan perubahan temperature. Semakin tinggi temperatur penghantar, hambatan
jenisnya akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Diikuti oleh perubahan hambatan
total (R) penghantar itu sendiri (Giancoli, 2001)
D.Penyebab yang mempengaruhi nilai tara kalor mekanik
Perbedaan pengukuran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kelembapan
ruangan, tekanan, suhu ruangan yang dipengaruhi oleh AC ataupun pemanas ruangan yang
akan mempengaruhi hasil ukur,karena membuat perubahan pada suhu awal maupun suhu
akhir. Kelalaian penelitian seperti tidak tepatnya pengamat memencet tombol stopwatch yang
akan menambah atau mengurangi hasil ukur,salahnya perhitungan nilai tara kalor mekanik
yang tidak sesuai, dan lain sebagainya.
E.Grafik hubungan R dan T
Dimana nilai hambatan / resistensi berbanding lurus dengan nilai suhu, apabila nilai
hambatan suatu benda semakin tinggi maka suhunyapun semakin tinggi, begitu sebaliknya.
Grafik yang menghubungkan antara resistensi ( R ) dan suhu ( T ) adalah sebagai berikut :

2. Pembahasan
Kesetaraan tara kalor mekanik merupakan kesetaraan energi mekanik dan
energi panas atau perbandingan antara usaha dan kalor. Untuk mengetahui nilai dari
suatu tara kalor dilakukan suatu uji coba, dimana hasil energi kinetik disalurkan untuk
menghasilkan suatu energi panas yang akan diukur nilainya. Pada uji coba dilakukan
menggunakan mesin tara kalor, neraca digital dan sebuah beban.. Usaha yang
diakukan pada sistem yaitu tara kalor yang dapat dinyatakan W = V x I x t adalah
beda potensial ujung-ujung elemen adalah arus listrik dalam rangkaian,dan t adalah
waktu pengaliran arus ke tara kalor.Energi panas yang dilepaskan oleh elemen listrik
tersebut akan diterima oleh system sehingga temperatur sistem menjadi meningkat.
Dan besar energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur sebanding
dengan perubahan temperatur yang dinyatakan Q= mc∆𝑡 dimana c adalah kalor
benda. hasil usaha atau kalor joule serta besar energi yang dihasilkan berbeda-beda
karena suhu awal,suhu akhir serta waktu yang dibutuhkan berbeda setiap
pengukuran, lingkungan disekitar pengamatan juga berpengaruh seperti kelembapan,
tekanan, suhu dan lain sebagainya.
Meskipun pada hasil percobaan yang telah dilakukan ada yang memiliki suhu
awal,tegangan dan kuat arus yang sama namun waktu yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhunya. Perbedaan pengukuran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya kelembapan ruangan, tekanan, suhu ruangan yang dipengaruhi oleh AC
ataupun pemanas ruangan yang akan mempengaruhi hasil ukur,karena membuat
perubahan pada suhu awal maupun suhu akhir. Kelalaian penelitian seperti tidak
tepatnya pengamat memencet tombol stopwatch yang akan menambah atau
mengurangi hasil ukur,salahnya perhitungan nilai tara kalor mekanik yang tidak
sesuai, dan lain sebagainya.

3.Kesimpulan
Prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi panas dan energi mekanis ( dalam hal ini
yang digunakan energi mekanik) yaitu apabila energi panas yang diterima oleh air dan
kalorimeter tidak jauh berbeda dengan energi termal yang dilepaskan oleh elemen
listrik atau dengan kata lain apabila energi listrik dapat diubah manjadi panas atau
sebaliknya sehingga dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan energy
makanik/listrik.Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh joule
dengan mengambil energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam
calorimeter sehingga air menjadi panas.Energi listrik dapat diubah menjadi panas
dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan yang tercelup dalam
air yang bertada dalam kalorimeter.Sehingga kita dapat menentukan nilai keasetaraan
energi panas dan energi mekanis yaitu untuk besar usaha untuk memanaskan air atau
dikenal dengan kalor joule yaitu dinyatakan dengan W = VIt
sedangkan besar energy panas yang dibutuhkan air yaitu dinyatakan dengan Q =
mc∆𝑡
Dan berdasarkan teori eksperimen joule dibutuhkan 4,18 joule untuk
meningkatkan q 1 gram air dengan 1 atau 4,18 joule energi mekanis atau listrik adalah
ekuivalen denagn 1 kal energy panas.

3.Daftar Pustaka
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999.Fisika jilid 1 edisi terjemahan, Jakarta:Erlangga.

Tipler, Paul A. 2001 .Fisika untuk sains dan teknik jilid 1

(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Wulandari, Chatib H. 2014. “Tara kalor Mekanik”. Kimia Sains UNM 2014. Volume No 1 : 2-3.

Anda mungkin juga menyukai