Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

Fisika Dasar

Nama / NPM

: Raden Ridzki Aditya K / 1306370530

Fakultas / Prodi

: Teknik / Teknik Kimia

Grup dan Kawan Kerja

: Grup B8
1. Nabila Salsabila
2. Nur Sharfan
3. Priska Jesika Monangin
4. Ria Aprilliyani
5. Prita Tri Wulandari
6. Pradhana Sadhu
7. Nur Arief Meyviawan

Nomor dan Nama Percobaan

: KR01 Disipasi Kalor Hot Wire

Minggu Percobaan

: Minggu ke-1

Tanggal Percobaan

: 25 Februari 2014

Laboratorium Fisika Dasar


UPP IPD
Universitas Indonesia
Depok, 2013

Disipasi Kalor Hot Wire


I.

Tujuan

Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.


II.

Alat

1. kawat pijar (hotwire)


2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III.

Teori

Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia senantiasa untuk mengembangkan suatu


alat yang digunakan sebagai alat sensor untuk pengukuran yang lebih akurat. Salah satunya
adalah pengembangan dari teknologi untuk mengukur kecepatan angin atau kecepatan dari aliran
udara turbulen yang dapat diukur dengan menggunakan prinsip dasar dari percobaan hot wire
yang menghubungkan antara kecepatan angin yang ada dengan besarnya tegangan yang
diberikan dan dihasilkan dari energi kalor yang berasal dari konversi energi listrik dari suatu
daya listrik yang dihubungkan dengan tegangan listrik. Salah satu jenis sensor yang banyak
digunakan adalah hot wire anemometer. Prinsip

kerja

hotwire

anemometer

adalah

perpindahan panas dari kawat yang dipanaskan menuju cairan yang bersuhu lebih rendah.
Dengan demikian,hubungan antara kecepatan aliran dan output listrik dapat dihubungkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kalor dapat mengalami proses disipasi. Disipasi kalor berarti
energi yang hilang dari suatu system, masuk ke dalam lingkungan karena adanya gesekan,
viskositas, hambatan listrik, dan lain-lain
Salah satu prinsip kerja alat yang sering digunakan dalam percobaan ini adalah prinsip kerja
dari tipe single normal hot wire yang merupakan jenis yang paling banyak digunakan dan juga

digunakan dalam eksperimen kali ini. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek
yang halus yang disatukan pada dua kawat baja yang dipanasi dengan arus listrik dan bekerja
berdasarkan prinsip perpindahan panas konveksi. Masing masing ujung probe dihubungkan ke
sebuah sumber tegangan.
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor
untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari
sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing
ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe
tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi
sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus
listrik mengalir.
P = v i t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan
sebagai :

Overheat ratio =

(2)

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).


Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Gambar Prinsip Kerja Aliran Udara dalam Hot Wire

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference
velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan
dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk
persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang hasilkan
oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan
yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.
IV.

Cara Kerja

Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah halaman
ini.
1. Mengaktifkan Web cam ! (klik icon video pada halaman web r-Lab) !
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik pilihan drop
down pada icon atur kecepatan aliran.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada icon
menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon
ukur.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s !
Gambar Prosedur Percobaan Disipasi Kalor Hot Wire.

Tugas & Evaluasi


1. Berdasarkan data yang didapat , Membuat grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran udara.
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, membuat grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin.
3. Membuat persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan kawat
Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Memberi analisis dari hasil percobaan ini.

V.

Hasil dan Evaluasi


Data Pengamatan

v=0 m/s

v=70 m/s

v=110 m/s

v=150 m/s

v=190 m/s

v=230 m/s

Waktu
(s)

V-HW

I-HW

V-HW

I-HW

V-HW

I-HW

V-HW

I-HW

V-HW

I-HW

V-HW

I-HW

2.112

54.2

2.062

54.2

2.043

55.7

2.035

55.2

2.030

54.9

2.027

55.4

2.112

54.2

2.059

54.2

2.043

55.9

2.035

54.9

2.030

54.8

2.027

55.6

2.112

54.2

2.060

54.2

2.042

55.9

2.034

54.8

2.030

54.8

2.027

55.7

2.112

54.3

2.060

54.2

2.042

56.0

2.034

54.7

2.030

54.6

2.027

55.9

2.112

54.3

2.061

54.2

2.042

56.1

2.034

54.6

2.030

54.6

2.027

56.1

2.112

54.3

2.059

54.3

2.042

56.2

2.034

54.5

2.031

54.7

2.026

56.2

2.112

54.3

2.060

54.3

2.042

56.3

2.034

54.6

2.029

54.9

2.027

56.4

2.112

54.3

2.060

54.3

2.042

56.3

2.035

54.7

2.030

55.2

2.027

56.5

2.112

54.3

2.062

54.3

2.042

56.4

2.034

54.8

2.029

55.6

2.026

56.5

10

2.112

54.3

2.061

54.4

2.042

56.4

2.034

55.0

2.029

56.1

2.027

56.6

V.I. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Waktu (dalam kecepatan


berbeda)
A.

Saat kecepatan aliran udara = 0 m/s

Tegangan vs Waktu
2,500

TEGANGAN (V)

2,000

y = 2112

1,500
1,000
500
0
1

10

WAKTU (s)

Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan waktu pada
saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 0 m/s. Dengan menggunakan garis linear sebagai
hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan linear dimana nilai y = 2,112
dengan nilai x adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai y tidak akan
berubah sesuai dengan persamaan linear segresinya. Maka, persamaan garis linearnya menjadi:
y=2,112

B. Saat Kecepatan aliran udara = 70 m/s

Tegangan vs Waktu
2,063
2,062

TEGANGAN (V)

2,062
2,061
2,061
y = 0.0606x + 2060.1

2,060
2,060
2,059
2,059
2,058
2,058
1

10

WAKTU (S)

Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan waktu pada saat nilai
dari kecepatan angin tersebut adalah 70 m/s. Dengan menggunakan garis linear sebagai
hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan linear dimana nilai y = 0.0606x
+ 2,060 dengan nilai x adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai y tidak

akan berubah sesuai dengan persamaan linear segresinya. Maka, persamaan garis linearnya
menjadi: y = 0.0606x + 2,060

C. Saat kecepatan aliran udara = 110 m/s

TEGANGAN (V)

Tegangan vs Waktu
2,043
2,043
2,043
2,043
2,042
2,042
2,042
2,042
2,042
2,041
2,041
2,041

y = -0.097x + 2042.7

10

WAKTU (s)

Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan waktu pada
saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 110 m/s. Dengan menggunakan garis linear
sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan linear dimana nilai y
= -0.097x + 2042.7 dengan nilai x adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai

y tidak akan berubah sesuai dengan persamaan linear segresinya. Maka, persamaan garis
linearnya menjadi: y = -0.097x + 2042.7
D. Saat kecepatan aliran udara = 150 m/s

TEGANGAN (V)

Tegangan vs Waktu
2,035
2,035
2,035
2,035
2,034
2,034
2,034
2,034
2,034
2,033

y = -0.0667x + 2034.7

WAKTU (s)

10

Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan waktu pada
saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 150 m/s. Dengan menggunakan garis linear
sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan linear dimana nilai y
= -0.0667x + 2034.7 dengan nilai x adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai

y tidak akan berubah sesuai dengan persamaan linear segresinya. Maka, persamaan garis
linearnya menjadi: y = -0.0667x + 2034.7
E. Saat kecepatan aliran udara = 190 m/s

Tegangan vs Waktu
2,032

TEGANGAN (V)

2,031
2,031
2,030

y = -0.1091x + 2030.4

2,030
2,029
2,029
2,028
1

10

WAKTU (s)

Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan waktu pada
saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 190 m/s. Dengan menggunakan garis linear
sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan linear dimana nilai y
= -0.1091x + 2030.4 dengan nilai x adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai

y tidak akan berubah sesuai dengan persamaan linear segresinya. Maka, persamaan garis
linearnya menjadi: y = -0.1091x + 2030.4

F. Saat kecepatan aliran udara = 230 m/s

Tegangan vs Waktu
2,027
2,027
2,027
2,027
y = -0.0485x + 2027.1

2,026
2,026
2,026
2,026
2,026
2,025
1

10

Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai hubungan antara tegangan dan waktu pada
saat nilai dari kecepatan angin tersebut adalah 230 m/s. Dengan menggunakan garis linear
sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan linear dimana nilai y
= -0.0485x + 2027.1 dengan nilai x adalah nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dan nilai

y tidak akan berubah sesuai dengan persamaan linear segresinya. Maka, persamaan garis
linearnya menjadi: y = -0.0485x + 2027.1

V.II. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Kecepatan Aliran Angin


Kecepatan
(m/s)
0
70
110
150
190
230

Tegangan
(V)
2.112
2.0604
2.0422
2.0343
2.0298
2.0268

Kecepatan vs Tegangan
2.112

2.12
2.1

Tegangan

2.08

2.0604

2.06

2.0422

2.04

2.0343

2.0298

2.0268

190

230

Kecepatan vs Tegangan

2.02
2
1.98
0

70

110

150

Kecepatan (m/s)

No

xy
y (tegangan) x2
y2
2.112
0 4.460544
0
2.0604
4900 4.245248 144.228
2.0422
12100 4.170581 224.642
2.0343
22500 4.138376 305.145
2.0298
36100 4.120088 385.662
2.0268
52900 4.107918 466.164
12.3055 128500 25.24276 1525.841

x (kecepatan)
1
2
3
4
5
6

0
70
110
150
190
230
750

Y=mx + b
(

m=

m=

m=

)
(

)
) (

) (

b=
)
)

b=

b=

)
) (

) (

)
)

m=

b=2,0953

m=-0,00035

Jadi, persamaan kecepatan angina sebagai fungsi hot wire adalah


y= -0,00035x + 2,0953
dengan x adalah tegangan hot wire dan y adalah kecepatan angin

V.IV. Analisa
V.IV.I. Analisa Percobaan dan Hasil
. Pada percobaan disipasi kalor hotwire bertujuan untuk memanfaatkan hotwire sebagai
alat sensor kecepatan aliran udara. Percobaan mengenai disipasi kalor hot wire ini tidak
dilakukan secara manual dengan datang ke laboratorium fisika dasar, tetapi dilakukan melalui
fasilitas remote laboratory sehingga praktikan tidak dapat mencoba alatnya secara langsung..
Untuk dapat melaksanakan praktikum, praktikan harus melakukan log in terlebih dahulu di
website sitrampil.ui.ac.id . Setelah melakukan log in ke RLAB, susunan peralatan dan cara
kerja percobaan akan terlihat. Namun, sebelum melakukan percobaan, link video webcam harus
diaktifkan terlebih dahulu.
Percobaan ini dimulai dengan cara mengatur terlebih dahulu kecepatan angin yang
diberikan pada kawat hot wire. Proses percobaan dilakukan sebanyak enam kali, dengan variasi
kecepatan udara yang berbeda beda. Variasi kecepatannya adalah 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s,
150m/s, 190 m/s, 230 m/s. Setelah melakukan percobaan secara online, praktikan dapat
mengunduh data percobaan dalam format file Microsoft Excel dan gambar grafiknya .
Setelah kipas dinyalakan, pengukuran tegangan hotwire dilakukan dengan menekan
tombol ukur. Data yang dihasilkan merupakan data tegangan hotwire selama 10 detik
pertama. Ketika hotwire mendapat aliran udara, nilai resistansi kawat akan berubah, sehingga
mengubah besarnya arus listrik yang mengalir. Hal tersebut juga akan berpengaruh pada
besarnya tegangan yang mengalir pada kawat hotwire. Besarnya tegangan dan arus listrik yang

dihasilkan dalam percobaan memiliki relasi dengan daya listrik yang sebanding dengan besarnya
energi kalor yang akan didisipasi. Peningkatan kecepatan udara tidak diimbangi dengan
peningkatan besar tegangan sebab peningkatan kecepatan udara akan meningkatkan resistansi,
yang berakibat pada penurunan daya maupun energi kalor yang akan didisipasi
Hasil dari percobaan ini membuktikan bahwa seiring dengan penambahan kecepatan
angin, maka nilai tegangan juga akan semakin turun, namun terjadi kesalahan dalam pengukuran
tegangan. Seharusnya semakin lama waktu yang digunakan oleh angin untuk mendisipasi kalor
hot wire maka nilai dari tegangan juga akan semakin berkurang. Namun dalam percobaan ini
menunjukkan bahwa nilai yang tidak stabil seiring bertambahnya waktu. Hasil percobaan
menunjukkan kesalahan perhitungan sebagai akibat dari alat yang digunakan dalam pengukuran
dan juga kecepatan angin yang diberikan tidaklah konstan dengan kecepatan tertentu sehingga
nilai yang didapat juga akan berubah-ubah sesuai dengan hasil pengukuran tegangan yang
berbeda-beda..
Pada percobaan diatas, dapat dikatakan bahwa semakin besar kecepatan angin, maka
tegangan akan turun, namun penurunan nilai tegangannnya semakin lama akan semakin kecil
dimana jika penurunannya sangat kecil dapat dianggap tidak berubah, karena tidak
memengaruhi.
V.IV.II. Analisa Grafik
A. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Waktu
Dalam grafik ini ditunjukkan hubungan antara tegangan dan waktu yang diberikan sesuai
dengan kecepatan angin yang berfungsi sebagai variabel bebas. Grafik dari percobaan ini dalam
persamaan linearnya umumnya merupakan persamaan yang nilainya negatif pada persamaan
linear y = mx + b. Nilai negatif ini menunjukkan bahwa grafik yang dihasilkan merupakan
persamaan linear yang menuju ke arah kanan bawah dimana nilai yang dihasilkan akan semakin
kecil dengan penambahan dari variabel x.
Variabel x sebagai waktu dan y sebagai tegangan menunjukkan bahwa pada kecepatan
angin yang tetap, semakin lama angin bertiup maka nilai energi kalor akan menjadi lebih kecil
yang berdampak pada nilai energi listrik yang akan semakin kecil pula seiring dengan

penambahan waktu yang ada. Penurunan ini terjadi karena adanya disipasi dari kalor hot wire
yang terjadi pada kecepatan angin tertentu.
B. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Kecepatan Aliran Angin
Variabel nilai x didefinisikan sebagai kecepatan angin dan variabel nilai y didefinisikan
sebagai besar tegangan pada waktu tertentu. Grafik menunjukkan nilai tegangan yang semakin
kecil pada kecepatan angin yang semakin besar untuk nilai pada waktu berapa pun. Ini
ditunjukkan pada persamaan y= -0,00035x + 2,0953. Nilai gradien yang negatif menandakan
bahwa semakin besar nilai kecepatan, semakin berkurang nilai tegangannya.
V.IV.III. Analisa Kesalahan
Dalam melaksanakan percobaan, terdapat faktor-faktor kesalahan yang dapat mempengaruhi
hasil percobaan yang diperoleh. Faktor faktor tersebut adalah :
1. Percobaan dilakukan secara online, sehingga peralatan tidak di kalibrasi terlebih dahulu.
Akibatnya data berubah-ubah dalam setiap percobaan. Selain itu praktikan sulit
menentukan factor lain secara menyeluruh
2. Kesalahan

dalam

proses

penghitungan

akibat

kesalahan

pembulatan maupun

penggunaan aturan angka penting.


3. Kesalahan dalam memasukkan data pada perhitungan persamaan grafik sehingga data
hasil perhitungan yang didapat tidaklah benar.

VI.

Kesimpulan

Kesimpulan dapat ditarik dari percobaan ini:


a. Energi listrik yang dihasilkan oleh tegangan serta arus dan perubahan suhu yang
terjadi mengakibatkan energi kalor pada hot wire.
b. Resistansi dalam tegangan yang digunakan ini akan semakin membesar sesuai dengan
penambahan kecepatan angin yang ada.

c. Tegangan pada kawat hot wire dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin
yang digunakan dalam percobaan karena semakin besar kecepatan angin maka
semakin kecil tegangan yang akan dihasilkan

VII. Referensi
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John
Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Anda mungkin juga menyukai