Anda di halaman 1dari 14

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
ENERGI DAN KELISTRIKAN
(Osiloskop)

Oleh :
Nama : Utari Dwi Wulandari
NPM : 240110180052
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 29 November 2019
Waktu / Shift : 09.30 – 11.30 / B1
Asisten : 1. Charina Agnesia
2. Fiorent Rizky
3. Rafly Adri Septian
4. Rainer Adrian
5. Sarah Fitri Soerya
6. Taufik Ardiansyah

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osiloskop memegang peranan penting dalam dunia elektronika. Hal ini dapat
dipahami karena proses analisis maupun desain yang melibatkan perangkat keras
elektronika memerlukan perangkat instrumentasi. Osiloskop telah digunakan secara
luas di kalangan pendidikan maupun praktisi di bidang elektronika. Pengujian
kinerja terhadap suatu sistem elektronika akan semakin mudah jika menggunakan
osiloskop, karena karakteristik sinyal-sinyal masukan dan keluaran sistem dapat
dilihat secara langsung sehingga hasil pembacaan dapat digunakan untuk analisis
maupun desain lanjutan.
Proses pengukuran dalam elektronika merupakan salah satu prosedur standar
yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran
yang diperlukan, baikuntuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun
hasil yang diinginkan olehseorang pengguna (user). Salah satu alat ukur yang tidak
kalah penting untuk diketahui yaitu osiloskop. Osiloskopadalah alat ukur besaran
listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Dengan menggunakanosiloskop kita
dapat mengetahui besaran.
Besaran pada sinyal listrik seperti tegangan, frekuensi, periode dan bentuk
sinyal dari objek yang diukur. Oleh sebab itu osiloskop mestidiketahui karena
dengan menggunakan osiloskop dapat lebih memudahkan kita dalammengukur
banyak besaran sekaligus. Selain itu dengan osiloskop kita juga dapat
membedakangelombang AC dan gelombang DC, serta dapat juga melihat atau
mendeteksi gangguan-gangguan dalam sistem transmisi atau penyaluran
seperti gangguan noise.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan praktikum kali ini adalah:
1. Mampu mengenal alat ukur gelombang (osiloskop); dan
2. Praktikan dapat mengetahui hubunagn antara satuan listrik denga bentuk
gelombang dalam rangkaian listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Osiloskop
Osiloskop merupakan perangkat instrumentasi elektronika yang digunakan
untuk menampilkan grafik, yaitu menggambarkan grafik dari suatu sinyal listrik
Dalam kebanyakan aplikasi, grafik ini menunjukkan bagaimana sinyal berubah
terhadap waktu: sumbu vertika (Y) menyatakan tegangan, dan sumbu hrizontal (X)
menyatakan waktu. Intensitas atau kecerahan tampilan kadang-kadang disebut
sumbu Z. Osiloskop tampak seperti pesawat televisi kecil, tetapi memiliki kisi-kisi
(grid) pada layarnya dan lebih banyak kontrol dibanding televisi. Panel depan
biasanya memiliki bagian-bagian kontrol Vertikal, Horizontal, dan Trigger. Ada juga
kontrol tampilan dan konektor masukan. seperti dapat dilihat pada Gambar 1. Dari
grafik yang ditampilkan, diperoleh beberapa informasi tentang sinyal, antara lain:
(Yani, 2016).
1. Nilai-nilai waktu dan tegangan dari sinyal;
2. Frekuensi sinyal yang berosilasi;
3. Bagain-bagian yang bergerak dari rangkaian yang ditunjukkan oleh sinyal;
4. Adanya komponen rangkaian yang bermasalah yang merusak sinyal;
5. Besarnya arus searah (DC) atau arus bolakbalik (AC); dan
6. Besarnya sinyal noise yang dapat berubah terhadap waktu.

Gambar 1. Kompoen X, Y, dan Z dari bentuk gelombang yang ditampilkan


(Sumber: Yani, 2016)

2.2 Jenis-jenis osiloskop


Osiloskop dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu osiloskop analog dan osiloskop
digital. Osiloskop analog bekerja dengan secara langsung memberikan tegangan
yang diukur ke sinar katoda yang bergerak pada layar osiloskop. Tegangan ini
membelokkan sinar ke atas dan ke bawah secara proporsional, sehingga
meninggalkan jejak berupa bentuk gelombang pada layar. Hasilnya merupakan
gambar langsung dari bentuk gelombang. Sebaliknya, osiloskop digital mencuplik
bentuk gelombang dan menggunakan ADC (analog-todigital converter) untuk
mengkonversikan tegangan yang diukur menjadi informasi digital. Selanjutnya
informasi ini digunakan untuk merekonstruksi bentuk gelombang pada layar.
Berbagai aplikasi pengukuran dapat dilakukan dengan osiloskop analog atau
digital, tetapi masing-masing jenis osiloskop memiliki karakteristik yang unik yang
membuatnya hanya sesuai untuk hal-hal tertentu. Umumnya para praktisi lebih
menyukai osiloskop analog karena menginginkan untuk menampilkan sinayal yang
berubah cepat secara real time. Sementara itu, osiloskop digital memungkinkan
untuk „menangkap‟ (capture) dan melihat cuplikan sesaat yang hanya dapat muncul
sekali. Osiloskop digital di samping dapat mengolah data bentuk gelombang digital
atau mengirimkan data ke komputer untuk pengolahan, juga dapat menyimpan data
bentuk gelombang digital untuk diolah lebih lanjut dan dicetak (Yani, 2016).

2.3 Tegangan
Sebuah benda bermuatan positif kalau benda tersebut kehilangan elektron dan
bermuatan negatif kalau benda tersebut kelebihan elektron. Dalam keadaan berbeda
muatan inilah munculnya tenaga potensial yang berada di antara benda – benda itu.
Karena itu bila sepotong kawat penghantar dihubungkan diantara kedua benda yang
berbeda muatan menyebabkan terjadinya perpindahan energi diantara benda – benda
itu. Peralihan energi ini berlangsung terus selama ada beda tegangan. Terjadinya
tegangan disebabkan adanya beda tiap muatan mempunyai tenaga potensial untuk
menggerakkan suatu muatan lain dengan cara menarik atau menolak.
Beda tegangan dapat dihasilkan dengan memberikan tekanan listrik dari suatu
pembangkit listrik pada salah satu tempat penghantar. Satuan untuk mengukur
tegangan listrik adalah volt. Beda tegangan dapat berubah – ubah, dari seperjuta volt
sampai beberapa juta volt. Beda tegangan diantara terminal – terminal dari PLN ada
yang 110 volt atau 220 volt, beda tegangan diantara dua terminal aki adalah 6 volt
atau 12 volt, sedangkan beda tegangan pada baterai umumnya 1,5 volt (Repository,
2019).
2.4 Regangan
Perubahan pada ukuran sebuah benda karena gaya-gaya atau kopel dalam
kesetimbangan dibandingkan dengan ukuran semula disebut regangan. Regangan
juga disebut derajat deformasi. Kata regangan berhubungan dengan perubahan
relatif dalam dimensi atau bentuk suatu benda yang mendapat tekanan. Gambar 2,
melukiskan suatu batang yang panjang normalnya 0  dan memanjang menjadi  
   0 bila pada kedua ujungnya ditarik oleh gaya F. Pertambahan panjang  ,
tentu saja tidak hanya pada ujung-ujung saja; setiap elemen-elemen batang tertarik
pada proporsi yang sama seperti batang seluruhnya. Ada tiga macam regangan,
yakni (a) Regangan tarik, (b) Regangan kompresi, dan (c) Regangan geser.

Gambar 2. Regangan membujur


(Sumber: Souisa, 2011)

Regangan tarik pada batang didefinisikan sebagai perbandingan antara


pertambahan panjang dengan panjang semula, yang harganya lebih besar dari 0.
Regangan tekan suatu batang yang ditekan didefinisikan dengan cara yang sama
sebagai pembanding antara berkurangnya panjang batang dengan panjang semula,
yang harganya lebih kecil dari 0. Jadi perubahan pembanding pada panjang batang 0
 /  dinamakan regangan atau disebut regangan longitudinal (Souisa, 2011).

2.5 Arus listrik


Arus Listrik merupakan aliran elektron-elektron dari atom ke atom yang terjadi
pada sebuah penghantar dengan kecepatan dalam waktu tertentu. Penyebab
timbulnya arus listrik tersebut dikarenakan adanya beda potensial pada kedua ujung
penghantar yang terjadi karena mendapatkan suatu tenaga untuk mendorong
elektron-elektron tersebut berpindah-pindah tempat. Umumnya gerakan aliran
elektron ini akan menuju tempat yang lebih lemah tekanannya. Sedangkan besar
kecilnya arus listrik yang terjadi tentu saja bergantung pada pembangkit listrik yang
mengeluarkan tenaga tersebut Agar alat-alat elektronika dapat kita gunakan maka
tenaga dorong listrik yang dibutuhkan haruslah mencukupi dan sesuai dengan yang
dibutuhkan. Arus listrik tersebut juga haruslah dapat dialirkan atau diputuskan agar
aliran listrik aman dengan kecepatan yang stabil. Kecepatan perpindahan arus listrik
ini dapat disebut laju arus yang dapat ditulis dengan I dengan satuan ampere. Dan
arus listrik tersebut terjadi jika muatan listrik tersebut mengalir setiap detik.
Sehingga dapat kita tuliskan hubungan muatan listrik, arus listrik, dan waktu,
dengan rumus: (Repository, 2019).
I = Q/t atau Q = I x t (2.1)
Keterangan:
I = Kuat arus listrik (A)
Q = Banyaknya muatan Listrik (Coulomb)
T = waktu (s)
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Peralatan yang dibutuhkan padapraktikum kali ini adalah:
1. Breadboard;
2. Dioda;
3. Jumper;
4. Kapasitor;
5. Multitester;
6. Osiloskop;
7. Power supply;
8. Probe; dan
9. Resistor 470 ohm.
3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk praktikum kali ini adalah: arus listrik.

3.2 Prosedur Percobaan


Langkah-langkah yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2. Melakukas kalibrasi osiloskop;
3. Mengoperasikan audio generator dan melakukan set up pada output 50 Hz;
4. Menghubungkan audio generator dengan osiloskop;
5. Mengamati bentuk gelombang pada display;
6. Menghitung tegangan peak to peak (vpp)
7. Menghitung tegangan root mean square;
8. Melakukan pengulangan untuk step 5-7 pada set up output 250 Hz dan 1000
Hz;
9. Menyusun rangkaian sesuai skema; dan
10. Mengamati bentuk gelombang untuk setiap komponen yang berbeda.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel Hasil


Tabel 1. Hasil pengukuran osiloskop
FAG (Hz) DIV Volt/div Vpp (V) VRMS (V)
(vertical)
I. 50 4 2 8 5,65
II. 50 4,2 2 8,4 5,93

4.2 Perhitungan

4.2.1 Perhitungan kalibrasi


Tegangan: 2×1 = 2 volt
2 × 0,5 × 10-3 = 0,001 = 1/0,001 = 1000 hz = 1 khz
T = 4 × 5 × 10-3 = 0,02
F = 1/0,02 = 50 hz
Tegangan AC = 3,8 × 5 = 19 volt
Tegangan DC = 4,2 × 2 = 8,4 volt
4.2.2 Perhitungan vpp
a. Vpp kapasitor 1 = 4 × 2 = 8 volt
b. Vpp kapasitor 2 = 4,2 × 2 = 8,4 volt
4.2.3 Perhitungan Vrms
a. Vrms kapasitor 1 = Vpp/2√2 = 8/2√2 = 5,65 volt
b. Vrms kapasitor 2 = Vpp/2√2 = 8,4/2√2 = 5,93 volt

BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas mengenai osiloskop. Osiloskop adalah alat ukur
besaran listrik yang dapat memetakan sinya listri. Ada beberapa jenis osiloskop
digital berbasis computer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis osiloskop
digital berbasis computer menggunakan sound card yang dikendalikan dibawah
system operasi linux. Perangkat keras maupun perangkat yang mengendalikannya
telah diuji fungsi dan kebenarannya, dan sudah dapat berfungsi baik dan benar,.
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk
sinyal yang sedang diamati. Dengan osiloskop maka kita akan mengetahui berapa
frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal dan mengukur sinyal.
Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan
bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital sehingga sinyal-sinyal
tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung dan dianalisa sesuai dengan bentuk sinyal
keluaran yang diharapkan. Dalam bidang elektronika, perangkat osiloskop
merupakan instrument alat ukur yang memiliki posisi yang sangat vital mengingat
sifatnya yang mampu menampilkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh
rangkaian. Secara prinsip terdapat 2 tipe osiloskop yakni osiloskop analog dan
osiloskop digital. Pada osiloskop analog gelombang yang ditampilkan pada layar
langsung diberikan dari rangkaian lapisan pembelok pancaran electron vertikal, maka
pada osiloskop digital gelombang yang akan ditampilkan terlebih dahulu melalui
tahap pencuplikan sinyal.
Berdasarkan percobaan osciloskop ini, dapat diketahui prinsip kerja
osciloskop. Pada percobaan menggunakan sumber tegangan AC diperoleh hasil
bahwa sumber dan volt/div yang digunakan berpengaruh terhadap skala dan bentuk
gelombang yang dihasilkan. Karena apabila sumber dan volt/div yang digunakan
semkain tinggi maka skala yang dihasilkan pada gelombang AC di layar osciloskop
akan semakin besar. Kemudian apabila kita menggunakan tegangan positif pada
gelombang, maka titik gelombang akan naik dan sebaliknya jika menggunakan
tegangan negative maka titik gelombang tersebut akan turun. Sama seperti halnya
pada percobaan menggunakan tegangan AC, prinsip kerja pada osciloskop dengan
menggunakan tegangan DC juga mengalami perubahan skala gelombang sesuai
dengan sumber dan volt/div yang diinginkan. Frekuensi gelombang pada osciloskop
dipengaruhi oleh besarnya time/div yang digunakan karena semakin tinggi time/div
yang digunakan maka semakin besar skala gelombang yang dihasilkan sehingga hal
tersebut dapat menyebabkan periode dan frekuensi gelombang pada osciloskop juga
meningkat.
Praktikum kali ini sebelum melakukan pengukuran harus mengkalibrasi
osiloskop terlebih dahulu. Selanjutnya mengatur frekuensi hingga dihasilkan
frekuensi sebesar 50 Hz. Periode sebesar 0,02. Dihasilkan pula tegangan pada
rangkaaian AC sebesar 19 volt dan tegangan pada rangkaian DC sebesar 8,4 volt.
Setelah itu menentukan nilai Vpp sebanyak 2 kali percobaan, yaitu pada kapasitor
percobaan pertama dan pada kapasitor percobaan kedua. Pada percobaan yang
pertama, div vertikalnya adalah 4. Untuk volt/div menggunakan 2 volt/div. sehingga
didapat Vpp, dimana nilai Vpp dihasilkan dari perkalian div vertikal dengan volt/div.
Nilai Vpp yang dihasilkan adalah 8 volt, sedangkan pada percobaan yang kedua div
vertikalnya adalah 4,2. Untuk volt/div menggunakan 2 volt/div. sehingga didapat
Vpp, dimana nilai Vpp dihasilkan dari perkalian div vertikal dengan volt/div. Nilai
Vpp yang dihasilkan adalah 8,4 volt. Selanjutnya menentukan nilai Vrms sebanyak 2
kali percobaan, yaitu pada kapasitor percobaan pertama dan pada kapasitor
percobaan kedua. Pada percobaan yang pertama, setelah dihitung dihasilkan nilai
Vpp sebesar 8 volt sehingga Vrms nya dapat diketahui dari Vpp dibagi 2√2 yaitu
5,65 volt. Pada percobaan yang kedua, setelah dihitung dihasilkan nilai Vpp sebesar
8,4 volt sehingga Vrms nya dapat diketahui dari Vpp dibagi 2√2 yaitu 5,93 volt.
Sementara itu kegunaan atau fungsi dari alat ukur osiloskop cukup banyak,
terutama untuk keperluan di bindang industri. Osiloskop juga banyak digunakan
untuk pengukuran rangkaian elektronik seperti radio, TV, atau memonitor frekuensi
elektronik. Namun secara praktis, osiloskop memiliki kegunaan Mengukur frekuensi
sinyal yang berosilasi, Mengukur besar tegangan listrik dan juga relasi terhadap
waktu, Membedakan arus AC dengan arus DC, Mengecek jalannya suatu sinyal pada
sebuah rangkaian elektro, dan Mengetahui noise pada sebuah rangkaian elektronika.
Error yang dihasilkan pada praktikum kali ini biasanya karena sebelum melakukan
percobaan osiloskop belum di kalibrasi atau salah dalam peritungan.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Osiloskop merupakan alat ukur yang dapat menganalisis dan menampilkan
suatu gelombang AC, DC, dan Lissajour pada layar;
2. Cara menggunakan osiloskop dengan baik dan benar yaitu dengan cara
mengkalibrasi atau mengembalikan posisi kearah nol sebelum memulai
percobaan;
3. Besar kecilnya gelombang yang dihasilkan dipengaruhi oleh sumber
tegangan dan volt/div atau time/div yang digunakan;
4. Jenis gelombang yang muncul pada layar monitor yaitu gelombang
sinusoida, squer dan lissajous dimana bergantung pada besaran yang kita
ukur;
5. Besar kecilnya gelombang yang dihasilkan dipengaruhi oleh sumber
tegangan dan volt/div atau time/div yang digunakan

6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah sebaiknya sebelum menggunakan
osiloskop dilakukan kalibrasi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam
perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Yani, Achmad. 2016. Pembuatan Osiloskop Berbasis Personal Komputer


Menggunakan Sound Card. Jurnal volume 1 No 1. Politeknik Negeri Medan.

Souisa, Matheus. 2011. Analisis Modulus Elastis dan Angka Poisson Bahan dengan Uji
Tarik. Jurnal volume 5 No 2. Universitas Pattumura. Ambon.

Repository. 2019. Arus Listrik. Terdapat pada: http://repository.usu.ac.id/bitstream/


handle/123456789/42010/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=AE7D2A11B749FEA292B8EC558684B295?
sequence=4 (Diakses pada Kamis, 5 Desember 2019 pukul 20.25 WIB).
LAMPIRAN

Gambar 3. Osiloskop
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019)

Gambar 4. Gelombang kapasitor


(Sumber: Dokumentasi pribadi. 2019)
Gambar 5. Gelombang resistor
(Sumber: Dokumentasi pribadi. 2019)

Gambar 6. Gelombang dioda


(Sumber: Dokumentasi pribadi. 2019)

Anda mungkin juga menyukai