Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Alat Ukur dan Pengukuran Listrik


“OSILOSKOP”

DOSEN PEMBIMBING

Andriyani Akib, ST, M.Pd

DISUSUN OLEH :

TATMAINNAH AINUN HAQ. MH


NIM : 17.054

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK MUHAMMADIYAH MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang ‘OSILOSKOP’ ini .
Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Andryani
Akib, ST, M.Pd selaku dosen pembimbing kami.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi referensi kepada pembaca khususnya mahasiswa Akademi Teknik
Elektromedik Muhammadiyah Makassar. Saya sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing, saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
ini, dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Makassar, 21 Desember 2017

Tatmainnah Ainun Haq . MH


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Mengukur pada hakekatnya membandingkan sesuatu besaran yang belum
diketahui besarannya dengan besaran lain yang diketahui besarnya. Untuk
keperluan tersebut diperlukan alat ukur. Alat ukur digunakan untuk keperluan
sehari-hari maupun penilitian yang memerlukan keakuran data. Di kehidupan,
sudah sering kita jumpai alat ukur multimeter yang membantu manusia untuk
menyelesaikan permasalahan dan kebutuhannya, seperti alat ukur suhu yaitu
Termometer digunakan oleh Dokter untuk mengetahui suhu pasiennya atau
Termometer ruangan yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan tersebut.
Namun saat ini kami akan membahas materi mengenai alat ukur Osiloskop.
Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk mengetuhi polaritas arus dan
tegangan searah yang selalu tetap dan arus bolak balik yang selalu berubah-ubah.
Melalui Osiloskop juga diamati nilai frekuensi dan bentuk gelombang yang
dihasilkan.Jadi, Osiloskop adalah peralatan elekttronika yang digunakan untuk
memperlihatkan bentuk tegangan listrik. Misalnya, kita tidak pernah bisa melihat
signal yang dipancarkan oleh Hendphone yang kita gunakan. Dengan bantuan
Osiloskop, signal tersebut di perlihatkan di layar osiloskop, sehingga dapat dilihat
bentuk gelombang, panjang gelombang atau frekuensi gelombang, maupun cacat
gelombang. Berdasatkan cara kerja nya osiloskop dibedakan menjadi dua bagian
yaitu Osiloskop Analog dan Osiloskop Digital.Dalam makalah ini saya akan
membahas tentang pengertian osiloskop dan prinsip kerja Osiloskop.

B. TUJUAN
Tujuan dari penjelasan materi tentang Osiloskop ini adalah :
1. Mengetahui fungsi dari Alat Oskiloskop
2. Mengatahui cara mengukur tegangan AC dan DC.
3. Mengetahui prinsip kerja dari Oskiloskop
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Osiloskop
Menurut David Haliday (1992) : Osiloskop adalah suatu hal yang digunakan
untuk mengamati bentuk gelombang dan pengukuran nya. Komponen utama
osiloskop adalah tabung sinar katoda. Komponen utama sinar katoda (Cathode ray
tube) atau CRT adalah :
1. Perlengkapan senapan elektron.
2. Perlengkapan pelat defleksi.
3. Layar frouorosensi.
4. Tabung gelas dan dasar tabung.
Menurut Jeweet,dkk (2000) : Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu
display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja
tidak berwarna-warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada
layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontol yang
membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu
dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol.-tombol
yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan dilayar. Pada umumnya
osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang
berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua
untuk melihat sinyal keluaran.
Menurut Michel Tooley (2002) : Osiloskop sinar katoda dapat digunakan
untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik. Kompenen utama osiloskop
adalah tabung sinar katoda (CRT). Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai
berikut: elektron dipancarkan dan katoda akan menumbuk bidang gambar yang
dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berungsi sebagai
anoda.
Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan
magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk
mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh
lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal maka akan terbentuk garis lurus
vertikal didinding gambar. Selanjutnya, jika pada lempeng horizontal dipasang
tegangan periodik maka elektron yang pada mula nya bergerak secara vertikal kini
juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk
grafik sinusoidal.
Menurut Williamm B Cooper (1993) : Pada saat mengukur dengan
osiloskop, basis waktu secara periodik menggerakan bintik cahaya dari kiri
kekanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukan ke Y
atau masukan vertikal osiloskop menggunakan bintik keatas dan kebawah sesuai
dengan nilai tegangan yang dimasukkan.
Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan berkas gambar pada layar yang
menunjukan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan
masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai
sebuah pola yang diam pada layar.

Gambar Osiloskop

B. Fungsi Osiloskop
1. Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
2. Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
3. Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian
elektronika
4. Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal yang tidak
diketahui
5. Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun
bukan sinus
6. Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah
terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar
7. Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
8. Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
9. Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
10.Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi
C.Cara Kerja Osiloskop
Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda ( CRT ). Prinsip kerja
tabung sinar katoda adalah sebaga
berikut: Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang
dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai
anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan
magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk
mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh
lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus
vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang
tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini
juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap.Sehingga pada gambar terbentuk
grafik sinusoidal.
Sebuah benda bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super
posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu
getaran harmonik baru berfrekuensi sama dengan amplitudo dan fase tergantung
pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu
berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih sederhananya lagi dengan
menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super posisi yang
berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik.
Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri
kekananmelalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y
atau masukan vertikal osiloskop, menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai
dengan nilai tegangan yang dimasukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan
jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan
sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berkurang dengan laju yang
cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar.

D.Cara Mengkalibrasi Osiloskop


Langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu pengkalibrasian. Setelah
anda mengkoneksikan osiloskop ke jaringan listrik PLN dan menyalakannya, maka
yang harus anda amati pada layar monitor yang tampak di layar adalah harus garis
lurus mendatar (jika tidak ada sinyal masukan).
Langkah kedua atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position.
Dengan mengatur posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati hasil pengukuran
dengan jelas dan akan memperoleh hasil pengukuran dengan teliti.
Langkah ketiga gunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka
kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang
bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1
KHz.
Langkah keempat tempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka pada
layar monitor akan muncul tegangan persegi.
Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1
volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai
tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1
ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu
gelombang untuk satu kotak.
Apabila yang tampat pada layar belum tepat maka perlu diatur pada potensio
tengah di knob Volt/div dan time/div. Atau pada potensio dengan label “var”.

E. Bagian-Bagian Osiloskop

1. Volt atau div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.


2. CH1 (Input X) : Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur
atau pembacaan posisi horisontal.
3. AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
4. Ground : Untuk memilih besaran yang diukur.
5. Posisi Y : Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
6. Variabel : Untuk kalibrasi osciloskop.
7. Selektor pilih : Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
8. Layar : Menampilkan bentuk gelombang.
9. Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
10.Rotatin : Mengaur posisi garis pada layar.
11.Fokus : Menajamkan garis pada layar.
12.Position X : Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
13.Sweep time/ div : Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan
Frekwensi ( f ).
14.Mode : untuk memilih mode yang ada.
15.Variabel : Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
16.Level Menghentikan gerak tampilan layar.
17.Exi Trigger : Untuk trigger dari luar.
18.Power : untuk menghidupkan Osciloskop.
19.Cal 0,5 Vp-p : Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
20.Ground Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
21.CH2 ( input Y ): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur
atau pembacaan Vertikal.

E. Jenis-jenis Osiloskop
Dalam bidang elektronika, osiloskop merupakan instrument ukur yang memiliki
posisi yang sangat vital mengingat sifatnya yang mampu menampilkan bentuk
gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian yang sedang diamati. Dewasa ini secara
prinsip ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART – analog real time
oscilloscope), dan tipe digital (DSO – digital storage oscilloscope), masing-masing
memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang
bekerja di laboraturium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat
memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-
kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa
atau di uji kinerjanya. Untuk itulah disini akan ditinjau karakter masing-masing
tipe osiloskop tersebut.

1. Osiloskop Analog
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk
gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran electron (electron beam) dalam
sebuah tabung sinar katoda (CRT – Cathode Ray Tube) dari kiri ke kanan.
Pancaran electron dari bagian senapan electron (electron gun) yang membentur
atau menumbuk dinding dalam tabung tersebut
Mengeksitasi electron dalam lapisan fosfor pada layar tabung mengeksitasi
electron dalam lapisan fosfor pada layar tabung sehingga terjadi perpendaran atau
nyala pada layar yang menggambarkan bentuk dasar gelombang. Dalam
perjalanannya dari senapan electron menuju layar yang berfosfor tadi, electron-
elektron dipengaruhi oleh medan listrik dalam arah vertical (ke atas maupun ke
bawah) oleh sepasang pelat pembelok (defleksi) vertical dan dalam arah horizontal
oleh sepasang pelat defleksi horizontal. Apabila tegangan pada semua pelat
tersebut nol Volt, electron akan berjalan lurus membentuk layar sehingga hanya
terlihat sebuah bintik nyala di ditengah layar saja. Untuk “membuat” gambar garis
pada layar, diperlukan gelombang gigi gergaji yang diberikan kepada pasangan
pelat horizontal tersebut. Tegangan gigi gergaji ini dihasilkan oleh time base
generator/sweep generator atau generator sapu, yang kemudian diperkuat oleh
penguat horizontal. Tegangan gigi gergaji ini naik secara linier terhadap waktu
sehingga berkas electron pada layar bergerak dari kiri ke kanan. Setelah sampai di
bagian paling kanan layar, tegangan gigi gergaji turun dengan cepat ke nol
sehingga memulai gerakan berulang dari bagian kiri layar. Gerakan balik yang
cepat ini tidak dapat ditangkap oleh mata sehingga yang terlihat adalah gambar
garis horizontal lurus pada layar yang tidak terputus. Agar osiloskop dapat
menggambarkan bentuk gelombang yang sedang diamati maka gelombang tersebut
diumpankan ke rangkaian vertical. Rangkaian vertical ini berfungsi memperkuat
atau melemahkan simpangan vertical dari gelombang masukan, sehingga tegangan
yan g diberikan ke pasangan pelat defleksi vertical menghasilkan medan listrik
yang dapat mempengaruhi gerakan vertical electron secara proposional selagi ia
bergerak menuju ke layar, yang berakibat bentuk gelombang pada layar dapat
diperbesar atau diperkecil. Karena arah gerak electron berdasar vector medan
listrik horizontal dan vertical, CRT nya disebut direcdt viev vector CRT.
Agar gambar pada layar dapat stabil, digunakan rangkaian picu (trigger).
Jika suatu gelombang listrik dihubungkan ke ART, rangkaian picu akan memonitor
gelombang masukan tersebut dan menunggu event – yakni saat terjadinya
peristiwa atau kondisi yang dapat dipakai untuk pemicuan. Event picu ini berupa
suatu sisi atau tebing gelombang yang memenuhi persyaratan yang telah
didefinisikan atau ditentukan melalui suatu pilihan tombol pada panel depan
osiloskop. Sekali event picu ini terjadi, osiloskop akan menstart generator sapu dan
meragakan bentuk gelombang yang sedang diukur. Proses ini akan berulang
sepanjang osiloskop tersebut dapat mendeteksi event-event picu.
Selain menyangkut vertical dan horizontal, osiloskop analog mempunyai
dimensi ketiga yang disebut dengan gray scaling (skala/tingkatan atau intensitas
kelabu). Tingkatan kelabu ini diciptakan intensitas pancaran electron pada tabung
gambar, yang meragakan detil gambar bagian tertentu secara sekilas saja. Kondisi
ini terjadi karena kecepatan pancaran electron mempengaruhi kecerahan jejaknya.
Makin cepat pancaran bergerak dari satu titik ke titik yang lain pada bagian
tertentu, makin sedikit waktu ia dapat mengeksitasi electron-elektron pada fosfor
yang terdapat pada dinding layar. Akibatnya jejak yang membentuk gambar
gelombang abgian tersebut akan lebih redup daripada gambar bagian gelombang
yang lainnya.
Skala kelabu ini juga menunjukan frekuensi relative dari event-event
individual (gejala khusus) yang terjadi dalam suatu gelombang yang sifatnya
berulang (repetitif). Pancaran electron yang menggambarkan bagian gelombang
yang bentuknya sama secara berulang akan menyebabkan bagian yang dapat
tergambar dengan terang di layar, sedangkan event lekuk gelombang yang jarang
terjadi akan mendapat lebih sedikit waktu eksitasi. Akhirnya menjadi jelas bahwa
daerah dari lapisan fosfor yang dirangsang/dieksitasi secara berulang Nampak
lebih terang daripada daerah yang kurang distimulasi.
“Kesimpulannya, gambar yang diragakan oleh ART kadang begitu
redupnya sehingga sulit untuk dilihat baik karena sinyal masukannya mempunyai
sisi-sisi yang begitu cepat (seperti halnya gelombang kotak dari suatu astable
multivibrator yang bagian sisi tegak gelombangnya hamper tak terlihat), atau
karena gelombang repetitive menghasilkan event-event tertentnu yang demikian
jarangnya.”
Cahaya yang dihasilkan oleh fosfor mempunyai waktu hidup yang sangat
pendek setelah pancaran electron berlalu. Untuk fosfor yang sering digunakan
pada CRT yakni P31, cahaya yang dihasilkan akan turun sampai ke suatu harga
masih dapat dilihat dengan nyaman dalam ruang yang bercahaya sedang, dalam
waktu 38 mikrodetik. Jika laju kecepatan pancaran electron untuk mengeksitasi
ulang terjadi di bawah 1/38 mikrodetik atau 26 kHz, maka akan terjadi penurunan
cahaya secara dramatis di layar.
Kedipan (flicker) merupakan suatu fenomena lain yang membatasi kinerja
CRT. Jika laju eksitasi ulang jatuh dibawah harga minimum tertentu, umumnya
sekitar 15 sampai 20 Hz, maka akan terjadi kedipan, yakni peragaan di layar akan
tampak nyala dan padam.
Peragaan bagian gelombang yang Nampak rdup baik karena sinyal yang
diamati mempunyai sisi-sisi atau tebing gelombang yang begitu cepat atau pada
gelombang repetitive yang menghasilkan event-event tertentu yang demikian
jarang. Kini dapat diatasi dengan teknologi MCP (microchannel plate) dari
Tektronix, yang mampu meningkatkan intensitas peragam bagian-bagian yang
redup dari sebuah gelombang sampai 1000 kali kecerahan aslinya tanpa menaikan
intensitas peragaan pada bagian-bagian yang lebih kuat.

Oiloskop Analog
2. Osiloskop Digital (DSO)

DSO mempunyai dua cara untuk menangkap atau mencuplik gelombang,


yakni dengan teknik single shot atau real time sampling. Dengan kedua teknik ini,
osiloskop memperoleh semua cuplikan dengan satu event picu. Sayangnya laju
cuplik DSO membatasi lebar pita osiloskop ketika beroperasi dalam waktu nyata
(real time). Secara teori (sesuai dengan Nyquist samplinjg theorema), osiloskop
digital membutuhkan masuka dengan sekurang-kurangnya dua cuplikan per
periode gelombang untuk merekontruksi suatu bentuk gelombang. Dalam praktek,
tiga atau lebih cuplikan per periode menjamin akurasi akuisisi. Jika pencuplik tidak
dapat sama cepat dengan sinyal masukannya, osiloskop tidak akan dapat
mengumpulkan suatu jumlah yang cukup berakibat menghasilkan suatu peragaan
yang lain dari bentuk gelombang aslinya. Yakni osiloskop akan menggambarkan
struktur keseluruhan sinyal masukan pada suatu frekuensi yang jauh lebih rendah
dari frekuensi sinyal sesungguhnya.
Kebanyakan DSO, apakah ia menggunakan teknik real time atau equivalent
time akan mencuplik pada laju maksimum tanpa mengacu berapa dasar waktu
(time base) yang dipilih. Pada kecepatan sapuan yang lebih rendah osiloskop
digital menerima jauh lebih banyak cuplikan daripada yang dapat disimpannya.
Tergantung pada model akuisisi yang kita pilih, suatu DSO akan membuang
cuplikan ekstra atau menggunakannya untuk pemprosesan sinyal-sinyal tambahan
seperti deteksi puncak gelombang (peak detect), maupun sampul gelombang
(envelope).

Osiloskop Digital
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk


sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari

2. Fungsi osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran
yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat
bentuk sinyal yang sedang diamati.

3. Ada dua jenis osiloskop yaitu:


Osiloskop Analog : Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur
untuk menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang
diukur. Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
Osiloskop Digital : Osiloskop digital umumnya tidak lagi menggunakan tabung
CRT, melainkan diukur oleh microprocessor didalamnya. Lalu hasil outputnya
ditampilkan ke layar LCD, dipermanis tampilannya, memakai warna segala
gelombangnya jika LCD osiloskop tersebut berwarna.

4. Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian


menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position, setelah probe
dikalibrasi maka dengan menempelkan p robe pada terminal tegangan acuan
maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Layar osiloskop dibagi atas 8
kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.
DAFTAR PUSTAKA

https://faiksmk1.wordpress.com/2014/11/10/pengenalan-
osiloskop/
http://www.bjgp-rizal.com/2011/10/jenis-jenis-
osiloscope.html
http://pribadiasik.blogspot.co.id/2015/07/makalah-osiloskop-
teori.html
http://baimlaisouw.blogspot.co.id/2014/12/makalah-
osiloskop.html

Anda mungkin juga menyukai