Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian


Fisika merupakan salah satu pilar utama dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi yang memberikan pemahaman mengenai fenomena alam
serta kemungkinan aplikasi nya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup
umat manusia. Fisika adalah salah satu dari sekian banyak cabang ilmu
pengetahuan sains seperti biologi, kimia, dll. Dahulu orang mengatakan
bahwa biologi tidak mungkin bisa digabungkan dengan fisika, namun kini
biofisika dikenal sebagai ilmu (cabang fisika) yang menerapkan fisika
dalam biologi. Dahulu orang sukar membayangkan hubungan antara
geologi dengan fisika, namun kini geofisika bukanlah menjadi bahasan
baru di Indonesia ini. Dahulu orang tidak pernah membayangkan
hubungan antara matematika dan ekonomi, kini para ekonom mengakui
bahwa ekonometri sangat bermanfaat dalam ilmu ekonomi. Bagaimana
dengan Ekonofisika yang menerapkan fisika untuk menganalisa data-data
ekonomi yang begitu kompleks? Sebagai suatu cabang fisika baru, tentu
wajar-wajar saja orang, termasuk sebagian fisikawan, curiga dengan ilmu
ini. Namun seperti pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu,
ekonofisika terus melaju dengan publikasi-publikasi ilmiahnya. Ratusan
publikasi ilmiah tentang ekonofisika telah dipublikasikan dalam berbagai
jurnal ilmiah termasuk Physical Review, suatu jurnal fisika yang sangat
bergengsi di dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah fisikawan mencoba
mengaplikasikan konsep-konsep fisika dalam menyelesaikan berbagai
persoalan di dunia ekonomi. Para ahli ekonofisika ini memusatkan
perhatian mereka dalam usaha memahami fenomena statistik yang
ditemui dalam fluktuasi harga di dunia ekonomi. Namun seiring
berjalannya waktu, banyak terjadi salah kaprah tentang ilmu baru ini.
Salah kaprah tentang ekonofisika biasanya berkitar pada pendapat bahwa
ekonofisika merupakan ilmu baru yang bisa meramal harga saham.
Kendati pendapat ini tidak sepenuhnya salah, tetapi pendapat ini telah
mengerdilkan keagungan ekofisika. Jika kita sepakat bahwa ekonofisika
merupakan gabungan economics-physics, maka sebenarnya kelahiran
ekonofisika adalah bersamaan dengan kelahiran ekonomi itu sendiri. Pada
awalnya ilmu ekonomi merupakan kajian filsafat moral tentang perilaku
manusia dalam mengatur rumah tangganya. Ketika lahir, ilmu ekonomi
belumlah merupakan disiplin yang mandiri. Selanjutnya sekitar 1930-an di
Amerika terjadi depresi ekonomi yang luar biasa (malaise) yang kemudian
melahirkan ekonomi Keynessian, revisi ekonomi neo klasik. Jika kita
cermat, sebenarnya depresi ekonomi tersebut telah diawali dengan krisis

paradigma fisika klasik pada 1900-an yang kemudian melahirkan fisika


kuantum.

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH


Agar pembahasan tidak terlalu meluas, penulis merasa perlu memberikan
batasan serta rumusan permasalahan sbg berikut:
BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah didalam memahami skripsi ini, penulis membatasi
bagaimana Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya
terhadap Cabang Ilmu Fisika : Ekonofisika
RUMUSAN MASALAH
Dari batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana sosialisasi tentang ekonofisika di malang khususnya warga
fakultas mipa jurusan fisika universitas brawijaya
2. Mampukah ekonofisika menyelesaikan permasalahan ekonomi di
Indonesia
3. Bagaimana prospek tentang ilmu ekonofisika di Indonesia

C. Tinjauan Pustaka
Ekonofisika adalah bidang penelitian interdisipliner, menerapkan teori dan
metode yang awalnya dikembangkan oleh fisikawan untuk memecahkan
masalah ekonomi, biasanya mereka termasuk ketidakpastian atau proses
stokastik dan dinamika nonlinier. Aplikasinya untuk studi pasar keuangan
juga telah disebut statistik keuangan mengacu ke akar-akarnya dalam
fisika statistik. Fisika memberikan sebuah jawaban esensial atas tren tidak
menguntungkan dalam ekonomi tersebut. Metode eksperimental secara
kokoh termapankan dalam fisika; ideologi (kebanyakan dalam bentuk
keyakinan religius Kristen) telah terpisahkan dari ilmu fisika sejak jaman
Galileo; dan para fisikawan tak punya predisposisi apapun untuk
menganggap sistem-sistem fisis maupun sosial senantiasa berada dalam
ekuilibrium. Hal ini beserta banyak lagi aspek lain dalam fisika secara
khusus (namun juga ilmu-ilmu seperti biologi evolusioner dan ilmu
komputer) sangat-sangat dibutuhkan jika kita ingin mengembangkan ilmu
ekonomi yang bermanfaat. Saya tidak yakin kalau para ekonom dapat
memperbaiki
rumahnya
sendiri.
Telah
lewat
seabad
untuk
melakukannya dan kemajuannya amat sangat kecil. Sehingga jelas,
masukan interdisipliner ke dalam bidang ekonomi amat sangat diperlukan.
Sejumlah metode analitik, yang sebelumnya digunakan dalam bidang lain,
digunakan untuk menyingkap fenomena-fenomena dalam ekonomi. Yang
paling vokal datang dari ranah fisika, khususnya mekanika statistik, yang
pada akhirnya terinstitusionalisasi dalam ekonofisika. Bagaimana
komentar Anda akan hal ini?
Aplikasi mekanika statistik pada ekonomi merupakan perkembangan yang
mengagumkan. Metode ini berhasil secara spektakuler dalam
mengkarakterisasi perilaku alamiah dari pergerakan harga di pasar modal
bersamaan ketika metode pilihan para ekonom, yakni Capital Assets
Pricing Model (CAPM) dan turunan-turunannya telah runtuh dan nyata
sebagai kesalahan. Sekarang hal ini sudah diakui oleh para ekonom
sekelas Eugene Fama, yang pada awalnya merupakan jagonya dalam
bidang CAPM; akhirnya asumsi-asumsi absurd yang mendasari model ini
digambarkan sebagai berikut. Ditulis dalam Journal of Economic
Perspectives tahun 2004, Fama (dan co-author Kenneth French) mengakui
bahwa CAPM ternyata bergantung pada sejumlah asumsi yang salah:
Asumsi pertama merupakan persetujuan yang utuh atas harga aset
clearing pasar pada waktu t-1, para investor setuju dalam distribusi
gabungan atas return aset dari waktu t-1 hinga t. Dan distribusi ini adalah
yang sebenarnya yakni, distribusi dari mana return yang kita gunakan
untuk menguji model tersebut ditarik. Asumsi kedua adalah bahwa

terdapat pinjaman dan utang dengan sebuah tingkat (bunga) bebas


resiko, yang sama bagi semua investor dan tidak bergantung pada jumlah
yang dipinjam atau diutangkan. (Eugene F. Fama dan Kenneth R. French,
The Capital Asset Pricing Model: Theory and Evidence, Journal of
Economic Perspectives-Volume 18, No.3 Musim Semi 2004 hal.25;hal26)

D. Konsep/metode
E. Referensi
F. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai