Anda di halaman 1dari 5

Kekayaan Alam DKI jakarta

Sumber Daya Alam Provinsi DKI Jakarta adalah sektor perdagangan dan jasa.
Sektor itu memberikan kontribusi terhadap perekonomian Provinsi DKI Jakarta
tetapi juga mampu menyerap tenaga kerja yang relatif lebih besar.
Provinsi DKI Jakarta pada 2005 juga memiliki pertanian yang cukup baik. Produk
pertanian diri dari palawija, sayuran, anggrek, dan tanaman obat. Produksi ini
pada umumnya merupakan hasil pemanfaatan lahan tidur dan lahan pekarangan
http://belanusakita.blogspot.co.id/2009/08/sumber-daya-alam-indonesia.html

Wilayah DKI Jakarta merupakan daerah yang berpenduduk sangat padat, namun
demikian masih ada beberapa jenis tumbuhan yang dibudidayakan. Ada
beberapa koleksi tumbuhan yang merupakan komoditas pertanian. Menurut
Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta, koleksi tersebut adalah sebagai
berikut:

Anggrek/tanaman hias terutama jenis anggrek bulan, wilayah


penyebarannya ada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta
Pusat.
Anggrek Srikandi, Wilayah penyebarannya berada di wilayah Jakarta Timur.
Belimbing Dewa, berasal dari Jakarta Selatan (Jagakarsa). Wilayah
penyebarannya ada di Jakarta Selatan.
Duku Condet, merupakan jenis duku unggul yang wilayah penyebarannya
ada di Jakarta Timur.
Jambu Bol Harman, berasal dari cipinang dan berjenis super. Wilayah
penyebarannya ada di Jakarta Timur.
Rambutan rapiah, berasal dari pasar minggu. Wilayah penyebarannya ada
di Jakarta Selatan.
Salak Condet, banyak tumbuh di kawasan cagar budaya Condet. Wilayah
penyebarannya berada di Jakarta Timur.
Sukun, merupakan komoditas yang tergolong langka di Jakarta, wilayah
penyebarannya berada di Jakarta Utara.
Jenis tumbuhan yang hidup bebas ada di kawasan hutan. Hutan di Propinsi DKI
Jakarta dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu kawasan hutan dan
hutan kota. Hutan kota adalah adalah areal yang ditumbuhi pohon-pohon di
wilayah perkotaan. Areal tersebut bisa merupakan tanah milik negara atau
masyarakat. Hutan kota tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk iklim mikro
baik di dalam maupun di luar lingkungan sekitarnya, mengatur tata air dan
udara, serta sebagai habitat burung.

2. GLOBALISASI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar
masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa
Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara
(sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
mempengaruhi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain,
berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan
oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi.
Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait
dengan masalah lingkungan hidup dimana nilai dan makna yang terlekat di
dalamnya masih tetap berarti. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan
alam, dan wilayah geografisnya. Keadaan lingkungan Indonesia yang sangat
beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk
mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Lingkungan hidup
Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat
bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman,
menimbulkan perubahan pola hidup dan pola pikir masyarakat yang lebih
modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih memanfaatkan sumber daya alam
secara berlebihan sehingga lupa akan kelestariannya. Banyak faktor yang
menyebabkan kelestarian lingkungan hidup tersebut dilupakan dimasa sekarang
ini, misalnya masuknya investor asing yang menanamkan modal di Indonesia
dengan memanfaatkan lingkungan hidup Indonesia dengan kata lain
mengeksploitasi SDA. Masuknya investor asing ke suatu negara sebenarnya
merupakan hal yang wajar dan menguntungkan, asalkan investor tersebut
memiliki kecintaan terhadap alam sehingga pemanfaatannya tidak merugikan
Indonesia terutama dalam hal lingkungan. Namun pada kenyataannya investor
asing mulai mendominasinya dengan cara eksploitasi secara besar-besaran yang
berlebihan, pelestarian alam Indonesia semakin dilupakan. Faktor lain yang
menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
lingkungan hidup terhadap kehidupan sekarang dan yang akan datang.
Lingkungan hidup adalah aset atau kekayaan bangsa. Sebagai aset bangsa,
lingkungan hidup harus terus dijaga keasrian maupun keanekaragamannya agar
tidak dibabat habis oleh investor asing. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan investor asing masuk asalkan pemanfaatannya tidak merugikan
alam serta bangsa Indonesia itu sendiri karena suatu negara juga membutuhkan
investor asing untuk dapat membantu menaikkan pendapatan devisa negara.

Peran Ruang Konservasi di DKI JAKARTA


Tata ruang memiliki peran penting dalam kegiatan konservasi alam karena hal ini
merupakan upaya dalam pelestarian kawasan konservasi. Penataan ruang dan
wilayah diharapkan dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan
masyarakat, namun tidak boleh mengacuhkan kelestarian sumber daya alam
yang ada. Penataan ruang merupakan pencitraan dari adanya konservasi
lingkungan alam karena ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas
keaneka-ragaman dan nilainya.
http://evaibrahim5.blogspot.co.id/2013/05/peran-rtrw-terhadap-tamannasional.html
Adanya berbagai perubahan kondisi dan kualitas lingkungan tentunya akan bisa
berpengaruh buruk terhadap manusia. Beragam bentuk kerusakan lingkungan,
seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan menurunnya kualitas
lingkungan akibat bencana alam, banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis air
bersih. Hal ini lama kelamaan akan dapat berdampak global pada lingkungan,
khususnya bagi kesehatan masyarakat sendiri.

jika gerakan ramah lingkungan pun bisa kembali digalakkan melalui Pemerintah
Daerah (Pemda) kepada masyarakat secara menyeluruh. Sebab, dalam rangka
menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, sangatlah perlu adanya
kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat sendiri. Berbagai
bencana alam yang sering melanda sebagian wilayah di negara kita pada
dasarnya merupakan akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata
dan memelihara kelestarian lingkungan.
Pembangunan di berbagai daerah di Indonesia hendaklah bisa memperhatikan
ekosistem di sekitarnya. Janganlah, eksistensi lingkungan dikesampingkan oleh
dalih penataan kota tanpa menghiraukan kelestarian dan kenyamanan
lingkungannya.
Di wilayah Jakarta yang menjadi daerah ibu kota negara Indonesia sudah
selayaknya di lakukan penghijauan, melihat lahannya yang selalu di bangun
gedung-gedung baru. Sehingga hanya sedikit lahan kosong, tetapi lahan kosong
tersebut seharusnya di buat sebagai lahan untuk penghijauan agar wilayah
Jakarata bisa lebih asri. Penghijauan ini juga dapat sebagai solusi agar tidak
terkena banjir, melihat hanya sedikit daerah resapan air di Jakarta.
Kembalikan penyimpangan peruntukan dan penggunaan lahan di sepanjang
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai areal terbuka hijau.
Penyempitan alur sungai akibat bantarannya banyak digunakan untuk
permukiman penduduk juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
Idealnya, lahan di sepanjang DAS ini ditertibkan dan peruntukannya
dikembalikan sebagai jalur areal terbuka hijau minimal 5 meter ditambah jalan
inspeksi untuk perawatan sungai dan penghijauan agar tetap berfungsi secara
optimal.
Penghijauan Lingkungan sebagai area resapan air dan paru-paru kota.
Untuk mendukung habitat lingkungan perkotaan, menurut PBB, idealnya
disediakan ruang terbuka hijau sekitar 30 % dari luas kota yang bersangkutan.
Kota Jakarta sekarang ini hanya memiliki ruang terbuka hijau tidak lebih dari 10
%. Minimnya area resapan air mengakibatkan aliran air hujan di permukaan
tanah akhirnya akan menggenang dan menimbulkan banjir.
Hutan dan taman kota seperti di Monas dan taman lingkungan seperti Taman
Menteng dan yang lainnya, sangat diperlukan bahkan diperbanyak agar
penghijauan di Kota Jakarta mencapai prosentase ideal atau setidaknya
mendekati ideal angka 30 %.
Perluas Areal Penghijauan Mangrove.
Perlunya ditinjau lagi Amdal dari kebijakan reklamasi pantai di Utara kota Jakarta,
terutama yang menggusur areal hutan bakau (Mangrove) yang sangat berperan
menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati yang ada di
sepanjang pantai utara Jakarta.
Hutan bakau merupakan perisai alam utama untuk menghadapi badai dan
kenaikan muka air laut (Rob). Oleh karena itu penanaman kembali Mangrove,

sangat mendesak dilakukan, khususnya dalam rangka mengatasi masalah banjir


di Jakarta.
Green Building
Penerapan green building pada Ibukota Jakarta, khususnya pada bangunan
perkantoran baik pemerintah mau pun swasta, jika perlu juga diterapkan pada
perumahan warganya. Pada bangunan hijau ramah lingkungan ini, sumber energi
menggunakan energi baru dari alam seperti panel matahari atau kincir angin.
Hemat energi dan air diterapkan pada operasional sehari-hari. Pada halaman dan
dak atap bangunan bisa diolah menjadi taman dengan berbagai tanaman untuk
menciptakan lingkungan hijau.
http://rahmaisama.blogspot.co.id/2011/08/upaya-penghijauan-danpelestarian.html

Anda mungkin juga menyukai

  • JDKH
    JDKH
    Dokumen3 halaman
    JDKH
    Farah Ahlamia Wardi
    Belum ada peringkat
  • Ekonofisika
    Ekonofisika
    Dokumen6 halaman
    Ekonofisika
    Farah Ahlamia Wardi
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen9 halaman
    1 SM
    Farah Ahlamia Wardi
    Belum ada peringkat
  • Ecotect - Analisis
    Ecotect - Analisis
    Dokumen7 halaman
    Ecotect - Analisis
    Farah Ahlamia Wardi
    Belum ada peringkat
  • Masa Praksara
    Masa Praksara
    Dokumen54 halaman
    Masa Praksara
    Farah Ahlamia Wardi
    Belum ada peringkat