Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Mengenal Lebih Jauh Tentang Bios

Oleh:
H. Chairul Anam1
Sekolah Tinggi Komputer PGRI Banyuwangi
1anam.stikom@gmail.com

Abstraksi

BIOS merupakan program pertama yang diakses oleh prosesor ketika proses start
up untuk memastikan bahwa semua basic program, hard drive, port-port, peripheral dan
CPU dalam kondisi baik. BIOS juga bekerja untuk memberikan basic information kepada
komputer untuk dapat menjalankan device yang ada, seperti drive dan memori, yang perlu
diload dalam sistem operasi. Setelah basic instruction telah diload dan self-test telah
selesai, komputer dapat melanjutkan dengan me-loading sistem operasi dari salah satu
drive terpasang.

BIOS berbeda dari sistem operasi komputer. BIOS program, dapat ditemukan di
sebuah chip memori flash atau ROM yang terletak di motherboard. BIOS merupakan basic
requirement (element utama) dalam proses booting komputer. BIOS umumnya dibuat
dengan menggunakan bahasa pemrograman assembler. Sistem operasi tersimpan di hard
drive dan menyediakan user interface yang dapat dilihat setelah proses start up. semua
bagian yang diperlukan dan fungsi yang dibutuhkan untuk berhasil memulai itu sendiri,
seperti penggunaan memori, keyboard dan bagian lain. Jika kesalahan terdeteksi selama
self test, BIOS memerintahkan komputer untuk memberikan kode kesalahan. Kode
kesalahan biasanya serangkaian bunyi yang terdengar ketika startup.

BIOS merupakan program pertama yang diakses oleh prosesor ketika proses start
up untuk memastikan bahwa semua basic program, hard drive, port-port, peripheral dan
CPU dalam kondisi baik. BIOS berbeda dari sistem operasi komputer. Sistem operasi
tersimpan di hard drive dan menyediakan user interface yang dapat dilihat setelah proses
start up. BIOS program, dapat ditemukan di sebuah chip memori flash atau ROM yang
terletak di motherboard. BIOS merupakan basic requirement (element utama)dalam
proses booting komputer. BIOS umumnya dibuat dengan menggunakan bahasa
pemrograman assembler.
I. PENDAHULUAN

BIOS, singkatan dari Basic Input Output System, dalam sistem komputer IBM PC atau
kompatibelnya (komputer yang berbasis keluarga prosesor Intel x86) merujuk kepada
kumpulan rutin perangkat lunak yang mampu melakukan hal-hal berikut:

1. Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang
disebut dengan Power On Self Test, POST)

2. Memuat dan menjalankan sistem operasi

3. Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi


media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)

4. Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan
menggunakan BIOS Runtime Services.

Power On Self Test (POST) berfungsi untuk memastikan bahwa komputer memiliki

Contoh dari CMOS Setup (Phoenix BIOS)

Booting adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu
kepada proses awal menyalakan komputer dimana semua register prosesor disetting
kosong, dan status mikroprosesor/prosesor disetting reset. Kemudian address 0xFFFF
diload di segment code (code segment) dan instruksi yang terdapat pada alamat address
0xFFFF tersebut dieksekusi. Secara umum program BIOS (Basic Input Output System),
yaitu sebuah software dasar, terpanggil. Sebab memang biasanya BIOS berada pada alamat
tersebut. Kemudian BIOS akan melakukan cek t[erhadap semua error dalam memory,
device-device yang terpasang/tersambung kepada komputer -- seperti port-port serial dan
lain-lain. Inilah yang disebut dengan POST (Power-On Self Test). Setelah cek terhadap
sistem tersebut selesai, maka BIOS akan mencari [Sistem Operasi], memuatnya di memori
dan mengeksekusinya. Dengan melakukan perubahan dalam setup BIOS (kita dapat
melakukannya dengan menekan tombol tertentu saat proses booting mulai berjalan), kita
dapat menentukan agar BIOS mencari Sistem Operasi ke dalam floppy disk, hard disk, CD-
ROM, USB dan lain-lain, dengan urutan yang kita inginkan.

BIOS sebenarnya tidak memuat Sistem Operasi secara lengkap. Ia hanya memuat
satu bagian dari code yang ada di sektor pertama (first sector) pada media disk yang kita
tentukan tadi. Bagian/fragmen dari code Sistem Operasi tersebut sebesar 512 byte, dan 2
byte terakhir dari fragmen code tersebut haruslah 0xAA55 (disebut juga sebagai boot
signature). Jika boot signature tersebut tidak ada, maka media disk dikatakan tidak
bootable, dan BIOS akan mencari Sistem Operasi pada media disk berikutnya.

Fragmen code yang harus berada pada boot sector tadi disebut sebagai boot-strap
loader. berupa sebuah Non-Volatile Random Access Memory (NVRAM). NVRAM juga sering
disebut sebagai Complimentary Metal-Oxide Random Access Memory (CMOS RAM), karena
menggunakan metode pembuatan CMOS. Karena menggunakan metode pembuatan CMOS,
NVRAM membutuhkan daya yang sangat kecil agar dapat bekerja. Meskipun disebut non-
volatile, NVRAM sebenarnya merupakan sebuah chip yang volatile, sehingga data yang
tersimpan di dalamnya dapat terhapus dengan mudah jika daya listrik yang
menghidupinya terputus. Oleh karena itu, NVRAM "dihidupi" oleh sebuah baterai (mirip
baterai kalkulator atau jam) dengan bahan Litium dengan seri CR-2032. Sebuah baterai
Litium CR-2032 dapat menghidupi NVRAM selama tiga hingga lima tahun. Jika daya dalam
baterai habis, atau daya yang disuplainya terputus (akibat dicabut dari slotnya), maka
semua konfigurasi akan dikembalikan ke kondisi standar, sesuai ketika BIOS tersebut
diprogram oleh pabrikan. BIOS umumnya memberikan laporan CMOS Checksum Error
atau NVRAM Checksum Error.
II. KOMPONEN BIOS

Dalam BIOS, terdapat beberapa komponen dasar, yakni sebagai berikut:

 Program BIOS Setup yang memungkinkan pengguna untuk mengubah konfigurasi


komputer (tipe harddisk, disk drive, manajemen daya listrik, kinerja komputer, dll)
sesuai keinginan. BIOS menyembunyikan detail-detail cara pengaksesan perangkat
keras yang cukup rumit apabila dilakukan secara langsung.
 Driver untuk perangkat-perangkat keras dasar, seperti video adapter, perangkat input,
prosesor dan beberapa perangkat lainnya untuk sistem operasi dasar 16-bit (dalam hal
ini adalah keluarga DOS).
 Program bootstraper utama yang memungkinkan komputer dapat melakukan proses
booting ke dalam sistem operasi yang terpasang.

BIOS akan memuat boot-strap loader tersebut ke dalam memory diawali pada alamat
0x7C00, kemudian menjalankan boot-strap loader tadi. Akhirnya sekarang kekuasaan
berpindah kepada boot-strap loader untuk memuat Sistem Operasi dan melakukan setting
yang diperlukan agar Sistem Operasi dapat berjalan. Rangkaian proses inilah yang
dinamakan dengan booting.

III. ROM dan NVRAM

BIOS juga sering disebut sebagai ROM BIOS karena pada awalnya BIOS disimpan
dalam chip memori hanya baca (ROM) dalam motherboard. Mengapa disimpan di dalam
ROM, adalah agar BIOS dapat dieksekusi pada waktu komputer dinyalakan, tanpa harus
menunggu untuk menyalakan perangkat media penyipanan terlebih dahulu (yang
memakan waktu lama). BIOS dalam komputer PC modern disimpan dalam chip ROM yang
dapat ditulisi ulang secara elektrik atau Flash ROM. Karena itulah, sekarang sebutan Flash
BIOS lebih populer dibandingkan dengan ROM BIOS. Berikut ini adalah beberapa chip ROM
yang digunakan sebagai tempat penyimpanan BIOS.
Jenis BIOS

Tipe ROM Cara Penulisan Dapat Dihapus

Mask ROM Fotolitografi Tidak ROM

BIOS

Programmable ROM BIOS


ROM (PROM)
PROM Writer Tidak

Ya, dengan menggunakan EPROM

Rewriter atau menyinarinya


dengan sinar ultraviolet tepat
Erasable PROM EPROM/PROM ROM BIOS
pada lubang
Writer
kuarsa bening.

Ya, dengan menggunakan


EEPROM

Rewriter, atau secara langsung


Electricly EPROM EEPROM/EPROM ROM BIOS
secara elektrik dari papan
/PROM
sirkuit (PCB) dengan
Writer
menggunakan

perangkat lunak EEPROM

Programmer.

Ya, dengan menggunakan


Flash ROM EEPROM Writer EEPROM Flash BIOS
atau software
Writer, atau langsung secara
yang dapat
elektrik dari papan sirkuit
menulisi Flash
dengan
ROM
menggunakan perangkat lunak
Flash BIOS Programmer.

Meskipun BIOS disimpan dalam Read Only Memory, konfigurasi BIOS tidak
disimpan dalam ROM, (hal ini disebabkan oleh sifat ROM yang statis) melainkan sebuah
chip terpisah yang disebut sebagai Real-time clock (RTC), yang memory yang dapat
diubah oleh pengguna, sehingga dapat di-upgrade (untuk mendukung prosesor yang baru
muncul, adanya bug yang mengganggu kinerja atau alasan lainnya). Meskipun demikian,
proses update BIOS yang tidak benar (akibat dieksekusi secara tidak benar atau ada hal
yang mengganggu saat proses upgrade dilaksanakan) dapat mengakibatkan motherboard
mati mendadak, sehingga komputer pun tidak dapat digunakan karena perangkat yang
mampu melakukan proses booting (BIOS) sudah tidak ada atau mengalami kerusakan.

Oleh karena itu, untuk menghindari kerusakan (korupsi) terhadap BIOS, beberapa
motherboard memiliki BIOS cadangan . Selain itu, kebanyakan BIOS juga memiliki sebuah
region dalam EEPROM/Flash memory yang tidak dapat di-upgrade, yang disebut sebagai
"Boot Block". Boot block selalu dieksekusi pertama kali pada saat komputer dinyalakan.
Kode ini dapat melakukan verifikasi terhadap BIOS, bahwa kode BIOS keseluruhan masih
berada dalam keadaan baik-baik saja (dengan menggunakan metode pengecekan
kesalahan seperti checksum, CRC, hash dan lainnya) sebelum mengeksekusi BIOS. Jika
boot block mendeteksi bahwa BIOS ternyata rusak, maka boot block akan meminta
pengguna untuk melakukan pemrograman BIOS kembali dengan menggunakan floppy
disk yang berisi program flash memory programmer dan image BIOS yang sama atau lebih
baik. Pembuat motherboard sering merilis update BIOS untuk menambah kemampuan
produk mereka atau menghilangkan beberapa bug yang mengganggu.
IV. UPDATE BIOS

BIOS, khususnya pada komputer lama, dapat diperbarui dari waktu ke waktu. Hal
ini agar program BIOS dapat mengenali perangkat baru yang telah diproduksi baru-baru
ini. Untuk meningkatkan atau mengubah komputer BIOS, diperlukan sebuah program
khusus dari BIOS Manufacturer tersebut. Program untuk update BIOS tersebut harus
disesuaikan dengan tipe varian dari BIOS yang akan di update.

Pembaruan dilakukan dengan memeriksa BIOS revisi tanggal dan informasi yang
diberikan pada layar selama start up dan membandingkan ini dengan memperbarui daftar
di website BIOS tersebut. Upgrade biasanya datang dengan utilitas program pembaruan
namun kadang-kadang dapat di-download secara terpisah. Utilitas program ini dan
update harus disalin ke dalam sebuah floppy disk dan dimasukkan ke dalam disk drive
pada saat boot komputer Anda. Ini akan menghapus BIOS lama dan memasang program
baru.

BIOS kadang-kadang juga disebut sebagai firmware karena merupakan sebuah


perangkat lunak yang disimpan dalam media penyimpanan yang bersifat hanya-baca. Hal
ini benar adanya, karena memang sebelum tahun 1995, BIOS selalu disimpan dalam
media penyimpanan yang tidak dapat diubah. Seiring dengan semakin kompleksnya
sebuah sistem komputer , maka BIOS pun kemudian disimpan dalam EEPROM atau Flash.
V. KESIMPULAN

Salah satu penggunaan yang paling umum dari memori Flash adalah untuk input
dasar / output sistem komputer Anda, umumnya dikenal sebagai BIOS. Pada hampir
setiap komputer yang tersedia, BIOS akan memastikan semua chip lain, hard drive, port
dan CPU dapat berfungsi secara bersama-sama.

Meskipun BIOS disimpan dalam Read Only Memory, konfigurasi BIOS tidak
disimpan dalam ROM, (hal ini disebabkan oleh sifat ROM yang statis) melainkan sebuah
chip terpisah yang disebut sebagai Real-time clock (RTC), yang berupa sebuah Non-
Volatile Random Access Memory (NVRAM).
VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] Kb.iu.edu, 2008, Basic Input Output System, 23 Oktober

2008.

URL : http://kb.iu.edu/data/ahtz.html

[2] Tech-faq.com, 2008, What Is BIOS, 23 Oktober 2008.

URL : http://www.tech- faq.com/bios.shtml

[3] William Stalling, 2003, Computer Organization and

Architecture: Designing for Performance, Sixth Edition,

Prentice-Hall Inc., London

[4] Wikimedia Foundation Inc, 2008, BIOS, 15 Agustus 2008.

URL : http://id.wikipedia.org/wiki/BIOS

Anda mungkin juga menyukai