Teknik logika
Dosen Pengampuh :
Teguh Ansyor Lorosae, S.Kom
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Suryadin ( 2019060025 )
2. Muhammad Fajarullah ( 2019060064 )
3. Fifi Anggriani ( 2019060068 )
4. Sri Endang ( 2020060133 )
5. Wardatul Nafisa (2019060089 )
6. muhammad Fauzan (2019060015 )
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita semua berlimpahan nikmat
yang tidak sembanding dengan rasa syukur yang kita ucapkan. Selawat dan salam kepada
Rasulullah yaitu Nabi Muhammad S.A.W. dengan perjuangannya kita bisa merasakan
kebebesan dalam menutut ilmu tanpa dibatasi oleh golongan ras dan suku. Selawat dan salam
juga kepada ahli keluarga dan sahabat beliau yang ikut membantu beliau dengan harta dan
tenaga.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Teguh Ansyor Lorosae, S.Kom sebagai dosen
pengampu mata kuliah “SISTEM PAKAR”, semoga ilmu yang beliau berikan diberkahi oleh
Allah S.W.T. dan segala jerih payah beliau dalam mentrasfer ilmunya kepada kami mendapat
balasan kebaikan yang lebih besar dari Allah S.W.T., Aamiin.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
SAMPUL...........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................
A. Penfertian Logika............................................................................................................
B. Sejarah Singkat Logika..................................................................................................
C.Prinsip-prinsip Logika.....................................................................................................
1.1 Prinsip Silogisme........................................................................................................
1.2 Modus Ponens.............................................................................................................
1.3 Modus Tollen..............................................................................................................
D. Logika dan Set Himpunan.............................................................................................
E. Kelebihan dan Kekurangan...........................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................
KESIMPULAN....................................................................................................................
DAFATAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Pakar merupakan salah satu area dari sistem kecerdasan buatan. Sistem ini
banyak dikembangkan dalam bidang ilmu komputer, yang mana dirancang untuk membantu
pengguna yang bukan merupakan seorang pakar untuk menyelesaikan suatu permasalahan
dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar yang telah diakuisisi
sebelumnya.
Sebagai salah satu dari sistem cerdas, tentunya didalam sistem pakar terdapat elemen
Basis Pengetahuan yang terdiri dari aturan (rule) dan fakta. Jika hanya terdapat basis
pengetahuan dari pakar saja tidaklah cukup untuk mengimplementasi suatu sistem menjadi
sebuah sistem pakar yang utuh, basis pengetahuan tersebut harus disesuaikan dengan
implementasi pada sistem dalam pemrograman komputer. Dikarenakan, Sistem Pakar sendiri
merupakan basis pengetahuan yang telah dilakukan inferensi sebelumnya.
Komputer tidak mengenal basis pengetahuan yang dirancang oleh kebanyakan manusia.
Basis pengetahuan sendiri biasanya ditulis dalam bahasa natural oleh manusia, yang mana
belum terbentuk seperti bahasa pemrograman pada umumnya yang dapat langsung diproses
oleh komputer.
Logika adalah bentuk representasi pengetahuan yang paling tua. Logika membentuk
kesimpulan atau menarik suatu inferensi berdasarkan fakta yang telah ada. Proses logika
berupa premis atau fakta-fakta yang diakui kebenarannya sehingga dengan melakukan
penalaran pd proses logika dapat dibentuk suatu inferensi yang benar juga.
Contoh :
Semua L → H
S→L
Maka : S →H
2000 tahun kemudian dikembangkan logika modern oleh George Boole dan De Morgan yg
disebut Logika Simbolik. Berinteraksi dengan konsep abstraksi ke dalam simbol-simbol &
terkoneksi dengan operator tertentu. Contoh:
If P is true
Q is false
Then P or Q is True
P and Q is false
Simbol logika terdapat 2 perbedaan:
a. Logika proposisi
1. Logika Proposional
Kata, frasa dan kalimat → menyajikan dan menalar tentang properti dan relasinya.
Komponen utama :
• P, Q, R, S, .. : simbol propositional
Mengelompokkan subekspresi
Mengatur urutan dalam mengevaluasinya dan dalam memaknainya
• Daftar semua kemungkinan nilai dari proposisi tunggal dan pemberian nilai
untuk ekspresi yang ada.
• Digunakan untuk menilai gabungan proposisi
• Beberapa aturan untuk melakukan pembuktian ekuivalensi:
¬ (¬P) ≡ P
(P ∨ Q) ≡ (¬P ∨ ¬Q)
Kontrapositif: (P → Q) ≡ (¬P → ¬Q)
De Morgan: ¬(P ∨ Q) ≡ ¬P ∧ ¬Q dan ¬(P ∧ Q) ≡ ¬P ∨ ¬Q
Komutatif: (P ∧ Q) ≡ (Q ∧ P) dan (P ∨ Q) ≡ (Q ∨ P)
Asosiatif: ((P ∧ Q) ∧ R) ≡ (P ∧ (Q ∧ R))
Asosiatif: ((P ∨ Q) ∨ R) ≡ (P ∨ (Q ∨ R))
Distributif: P ∨ (Q ∧ R) ≡ (P ∨ Q) ∧ (P ∨ R)
Distributif: P ∧ (Q ∨ R) ≡ (P ∧ Q) ∨ (P ∧ R)
Contoh
• Dua ekspresi dianggap ekuivalen jhj semua nilai yang diberikan tabel
kebenaran bernilai sama.
• Dengan menggunakan tabel kebenaran, buktikan bahwa
(¬P ⋁ Q) ≡ (P → Q )
Operator Logika 1
Setiap perangkai pada logika memiliki nilai kebenarannya masing-masing sesuai
jenis perangkai logika yang digunakan
Perangkai logika atauo perator dalam bentuk simbol digunakan untuk membuat
bentuk-bentuk logika atau ekspresi logika.
Digunakan konstanta proposisional T untuk TRUE dan F untuk FALSE.
Operator Logika 2
Contoh Konjungsi
Jawab:
p Benar (T)
q Salah (F)
Operator ini akan menghasilkan pernyataan yang bernilai benar (T) jika salah satu komponen
proposisi bernilai benar (T), dan akan bernilai salah (F) jika semua komponennya bernilai salah
(F)
Contoh Disjungsi
Tentukannilaikebenarandariproposisi“p˅q”
p : 2 adalah bilangan prima
q : 4 adalah bilangan prima
p˅q : 2 atau 4 adalah bilangan prima
Jawab:
p Benar(T)
q Salah(F)
p˅q Benar(T) lihat tabel kebenaran
Negasi ( ~ )
Negasi (negation) digunakan untuk menggantikan operator “tidak(not)”.
Negasi suatu pernyataan Padalah pernyataan baru yang bernilai salah (F) jika P benar (T) dan
bernilai benar (T) jika P bernilai salah (F).
Negasi berarti hanya kebalikan darinilai variabel proposisi yang dinegasinya.
Perangkai ~ disebut Perangkai Unary atau monadic → karena hanya dapat merangkai satu
variabel proposisional.
Contoh Negasi
Tentukan nilai kebenaran dari proposisi “~p” jika:
p : 2 adalah bilangan prima
~p : 2 bukan bilangan prima
Implikasi ( → )
Implikasi (implication) merupakan pernyataan bersyarat.
Digunakan untuk menggantikan operator “jika...maka...(if...then)”.
Implikasi dinyatakan dengan “p→q”
Proposisi “p” disebut sebagaian tecedent atau hipotesis atau premis,
Proposisi “q” disebut consequent atau konklusi atau kesimpulan
Operator ini akan menghasilkan pernyataan yang bernilai benar (T) jika kensekuensinya bernilai
benar (T), atau premis dan kesimpulan keduanya bernilai salah (F), dan akan bernilai salah (F)
jika premis bernilai benar (T), sedangkan kesimpulan bernilai salah (F).
Pembahasan Implikasi
Implikasi juga disebut conditional karena mengondisikan satu kemungkinan saja sebab dan
akibat.
Implikasi dapat menimbulkan salah pengertian jika dipahami dengan bahasa sehari-hari.
Contohpernyataan:
Jika hari hujan, maka saya akan membawa payung
PERHATIKAN TABELKEBENARANNYA ,HANYA ADA SATU NILAI F pada (p→q) yaitu
jika p bernilai True dan q bernilai False.
Contoh Implikasi
Tentukan nilai kebenaran dari p → q
p : manusia memiliki sayap
q : manusia bisa terbang
p→q : jika manusia memiliki sayap maka bisa terbang
Bukti :
Proposisi “p” merupakan suatu proposisi yang bernilai salah.
Proposisi “q” merupakan suatu proposisi yang bernilai salah.
Sehingga proposisi “p→q” bernilai benar. Lihat tabel kebenaran.
Biimplikasi /Ekuivalensi(↔ )
Biimplikasi (biimplication) digunakan untuk menggantikan operator “...jika dan hanya jika...
(...ifonlyif...)”.
Biimplikasi dapat disebut sebagai bicondisional karena ia mengkondisi kandua ekspresi logika.
Operator ini akan menghasilkan pernyataan yang bernilai benar (T) jika pasangan proposisi
penyusunnya bernilai sama. Jika pasangannya memiliki nilai berbeda, maka nilai proposisi yang
tersusun bernilai salah (F).
Contoh Biimplikasi
Tentukan nilai kebenaran dari p ↔ q
p : manusia memiliki sayap False
q : manusia bisa terbang False
p ↔q : manusia memiliki sayap jika dan hanya jika bisa terbang
Lihat tabel kebenaran.
p : False,
q : False
p ↔ q : True
Operator nand ( | )
Merupakan kebalikan dari operator Dan, dibaca operator “tidakdan”(notand)
Operator nand kadang disebut Sheffer Stroke, sehingga simbol dari operator nanddi sebut vertica
lstroke (|).
Operator ini akan menghasilka npernyataan yang bernilai salah (F) jika semua komponennya
bernilai benar (T), dan akan bernilai benar (T) jika salah satu komponennya bernilai salah (F).
Pernyataan tersebut menghasilkan pernyataan yang terbalik dari operator and.
Operator nor (↓)
Merupakan kebalikan dari operator Atau, dibaca operator “tidakatau”(notor)
Disebut juga Peirce Arrow( ↓)
Operator ini akan menghasilkan pernyataan yang bernilai benar (T) jika semua komponen
proposisi bernilai salah (F), dan akan bernilai salah (F) jika salah satu komponennya bernilai
benar (T).
Pernyataan tersebut menghasilkan pernyataan yang terbalik dari operatoror.
aritas 2 : f(x,y)
Simbol KalkulusPredikat:
2. Simbol konstan adalah simbol ekspresi dengan karakter awal adalah huruf besar
3. Simbol variabel adalah simbol ekspresi dengan karakter awal adalah huruf kecil
4. Simbol fungsi adalah simbol ekspresi dengan karakter awal adalah huruf
kecil.Fungsi dilengkapi dengan aritas yang mengindikasikan banyaknya elemen
domain yang dipetakan ke setiap elemen range. Ekspresi fungsi terdiri dari konstanta
fungsi aritas
n, diikuti n term t1 , t2 , … ,t𝑛 yang ada di dalam tanda kurung dan dipisahkan oleh
tanda koma
Constant .
o Ditulis menggunakan huruf besar: A, X1 , Anto
Variable
Conto
h
Kasus
:
•
Co
nto
h:
ba
gai
2.3 Kalimat Berquantor
adalah pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas. ada dua macam kuantor,
yaitu kuantor Universal dan kuantor Eksistensial . kuantor Universal dinotasikan ∀ dan
kuantor Eksistensial dinotasikan ∃.
Contoh :
a. Pernyataan : semua sapi bernafas dengan paru-paru
Simbolnya : ∀p
Ingkarannya : ~(∀p)≡ ∃(~p)
Ingkarannya dibaca: “tidak semua sapi bernafas dengan paru-paru”. atau
“bukan semua sapi bernafas dengan paru-paru”. atau “ada sapi
bernafastidak dengan paru-paru”. atau “terdapat sapi bernafas tidak
dengan paru-paru”.
b. Pernyataan : Beberapa siswa SMA rajin belajar
Simbolnya : ∃p
Ingkarannya : ~(∃p)≡ ∀ (~p)
Ingkarannya dibaca: “tidak ada siswa SMA rajin belajar”. atau “semua
siswa SMA tidak rajin belajar”. atau “setiap siswa SMA tidak rajin
belajar”. atau “seluruh siswa SMA tidak rajin belajar”.
Contoh:
”Semua tanaman hijau membutuhkan air untuk tumbuh ”.
Jika x adalah tanaman hijau, maka x membutuhkan air untuk tumbuh Tanaman
hijau(x) ⇒ membutuhkan air untuk tumbuh(x)
(∀x) (Tanaman hijau(x) ⇒ membutuhkan air untuk tumbuh(x))
(∀x)(T(x) ⇒A(x))
Exitenstial quantifier (∃)
Simbol $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling sedikit satu”
disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada x$himpunana
tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan) maka ( Î A) p(x) atau x!
p(x) atau$ x p(x) adalah suatu pernyataan yang$ dibaca “Ada x elemen A,
sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan” atau “Untuk beberapa x, p(x)”. ada
yang menggunakan simbol ! Untuk$ menyatakan “Ada hanya satu”.
Contoh
“Beberapa orang rajin beribadah”.
Jika ditulis dengan menggunakan logika predikat, maka:
”Ada x yang adalah orang, dan x rajin beribadah”.
(∃x)(Orang(x) ∧ rajin beribadah(x))
(∃x)(O(x) ∧ I(x))
Hubungan antara ∀ dan ∃.
2.4Kalimat Predikat
Contoh:
Diketahui domain permasalahan adalah kumpulan
relasi kekeluargaan berikut:
mother(eve,abel)
mother(eve,cain)
father(adam,abel)
father(adam,cain)
father(adam,cain)
∀X∀Y father(X,Y) ⋁ mother(X,Y) → parent(X,Y)
1.
2. ∀X∀Y ∀Z parent (X,Y) ⋁ parent (X,Z) → sibling(Y,Z)
Predikatnya adalah….
Implikasi -> menyimpulkan -> algoritma inference
semantik predicate calculus -> inference rule
C.Prinsip-prinsip Logika
Prinsip-prinsip logika ialah prinsip yang digunakan untuk menurunkan pernyataan gres
berupa kesimpulan atau konklusi dari premis-premis yang diketahui nilai kebenarannya.
Dalam penarikan kesimpulan, terdapat prinsip-prinsip logika yang harus digunakan yaitu :
1. Argumentasi dikatakan sah atau berlaku bila konjungsi dari premis-premisnya
diberimplikasi konklusi
2. Argumentasi dikatakan tidak sah atau tidak berlaku bila konjungsi dari premis-
premisnya tidak diberimplikasi konklusi.
Suatu argumentasi dikatakan sah bila premis-premisnya benar, sehingga kesimpulannya
juga benar. Untuk menarikdanunik kesimpulan menurut metode logika, suatu argumentasi
disusun baris demi baris dari atas ke bawah sampai diperoleh kesimpulan yang sah.
Aturan silogisme memakai sifat transitif (menghantar) dari pernyataan implikasi. Kaidah
silogisme tebilang praktis dipahami bila premis-premisnya sudah tersedia dalam bentuk
yang umum menyerupai dua premis yang sebelumnya dibahas. Ada kalanya kita harus
mencari bentuk yang ekuivalen terlebih lampau sebelum sanggup menarikdanunik
kesimpulan.
Premis 1 : a ⇒ b
Premis 2 : b ⇒ c
∴a⇒
Kesimpulan :
c
Proses penarikan kesimpulan sanggup kita lakukan dengan cara memisalkan pernyataan
atau premis-premis dalam soal menjadi simbol tertentu (jika soalnya dalam bentuk cerita).
Untuk lebih jelasnya, diberikut pola soal penarikan kesimpulan dengan silogisme.
misal soal :
1. Tentukan kesimpulan dari premis diberikut ini :)
Jika x bilangan real, maka x2 ≥ 0
Jika x2 ≥ 0, maka (x2 + 2) > 0
Pembahasan :
Untuk mempergampang, lakukan pemisalan sebagai diberikut :
» x bilangan real = A
» x2 ≥ 0 = B
» (x2 + 2) > 0 = C
A⇒B
B⇒C
∴A⇒C
Pembahasan :
Rihanna konser di Jakarta : P
Saya menonton : Q
Saya sangat bahagia : R
P⇒Q
Q⇒R
∴P⇒
R
a⇒
Premis 1 :
b
Premis 2 : a
Kesimpulan
∴b
:
misal Soal :
Pembahasan :
Lia rajin mencar ilmu = P
Lia akan naik kelas = Q
Berdasarkan modus ponens, maka premis-premis di atas sanggup disusun sebagai diberikut :
P⇒
Q
∴Q
melaluiataubersamaini demikian, kesimpulan dari premis di atas ialah : Lia akan naik kelas.
Pembahasan :
Bulan ramadahn sekolah diliburkan = A
Dea akan berlibur ke Jepang = B
A⇒
B
∴B
melalui atau bersama ini demikian, kesimpulannya ialah : Dea akan berlibur ke Jepang.
Premis 1 : a ⇒ b
Premis 2 : b
Kesimpulan : ∴a
Sama menyerupai kaidah silogisme dan modus Ponens, kita sanggup melaksanakan
pemisalan untuk mempergampang penarikan kesimpulan. Agar lebih jelas, diberikut pola
soal menarikdanunik kesimpulan dengan modus tollens.
misal Soal :
Tentukan kesimpulan dari premis diberikut :
Jika hari tidak hujan, maka kami akan pergi ke taman
Kami tidak akan pergi ke taman.
Pembahasan :
Hari tidak hujan : P
Kami akan pergi ke taman : Q
Kami tidak akan pergi ke taman : Q
P⇒
Q
∴P
Terpisahnya representasi dan pengolahan, tidak efisien dengan set data yang
besar, sangat lambat dengan basis pengetahuan besar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
[1] Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan
Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta : Penerbit Andi
[2] Kusrini. 2006. Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi
[3] Rohman, Feri Fahrur and Fauzijah, Ami, “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk
Menentukan Jenis Gangguan Pada Perkembangan Anak” in Media Informatika, Vol. 6, No.
1, Juni 2008, hal 1-23
[4] H. S Suryadi. "Pengantar Sistem Pakar ". Penerbit: Universitas Gunadarma Depok. Tanpa
Tahun
[5] 2013. Representasi pengetahuan menggunakan kaidah produksi dalam Sistem Pakar ,
(Online), (http://ilmuti.org/2013/03/representasi-pengetahuan-menggunakan-kaidah-produksi-
dalam-sistem-pakar/, diakses pada tanggal 05 Oktober 2013)
[6] 2010. Representasi Pengetahuan Kaidah Produksi , (Online),
(http://koleksipengetahuan.wordpress.com/2010/01/15/representasi-pengetahuan-kaidah-
produksi/, diakses pada tanggal 05 Oktober 2013)
[7] 2009. Representasi Pengetahuan (Jaringan Semantik) , (Online),
(http://spukswkelasbkelompok3.blogspot.com/2009/02/representasi-pengetahuan-
jaringan.html, diakses pada tanggal 05 Oktober 2013)
[8] 2010. Representasi Pengetahuan , (Online),
http://ianspace.wordpress.com/2010/10/25/representasi-pengetahuan/, diakses pada tanggal 06
Oktober 2013)
[9] Tanpa Tahun. Mengenal Ginjal Lebih Dalam , (Online), diakses pada tanggal 07 Oktober
2013)
[10] Latumakulita, Luther and Montolalu, Chriestie, “Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit
Ginjal” in Jurnal Ilmiah Sains, Vol. 11, No. 1, Juni 2011, hal 131-139
[11] Wijaya, Rahmadi, “Penggunaan Sistem Pakar dalam Pengembangan portal Informasi
untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi” in Jurnal Informatika, Vol. 3, No. 1, Juni 2007, hal
63-88
[12] Andrianto, Wahyu, Anggraeni, Wiwik, Mukhlason, Ahmad , “Pembuatan Sistem Pakar
Untuk Pendeteksian dan Penanganan Dini Pada Penyakit Sapi Berbasis Mobile Android
Dengan Kajian Kinerja Teknik Knowledge Representation” in Jurnal Teknik ITS, Vol. 1,
September 2012, hal 310-315
[13] Eviyanti, Ade, “Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pencernaan Pada
Orang Dewasa”. Tanpa Tahun
[14] Syatibi, Ahmad, “Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit Sapi BErbasis WEB
Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor”. Thesis. 2012