Oleh :
KELOMPOK 2A
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metode Penelitian
Kuantitaif Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada: (1) Prof. Dr .Sudijanto Kamso, SKM,
selaku dosen pengampu Metode Penelitian Kuantitatif yang telah mengarahkan kami
dalam penyusunan makalah tentang “ Kerangka Teori Penelitian”, (2) Anggota
kelompok 2 yang telah saling berkontribusi dan mencurahkan kemampuannya dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Halaman
COVER..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Pengertian Teori dan Kerangka Teori 3
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi pada Anak
Balita” Modifikasi dari UNICEF (1998), FAO (2003), Mochtar (1998)..........11
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diketahui permasalahan yang
timbul, yaitu :
1. Apa pengertian teori dan kerangka teori?
2. Apa sajakah macam teori penelitian?
3. Apa sajakah kriteria teori dalam penelitian?
4. Apakah fungsi teori dan kerangka teori dalam penelitian?
5. Bagaimana langkah dan ketentuan dalam menyusun kerangka teori dalam
penelitian?
6. Gambarkan contoh dari kerangka teori dalam penelitian?
2
BAB II PEMBAHASAN
3
Berdasarkan pada beberapa definisi menurut para pakar di atas, dapat penulis
katakan bahwa kerangka teori adalah garis besar atau rancangan seperangkat konsep
sistematis yang saling berhubungan dan berkaitan erat membentuk pandangan tentang
suatu masalah yang menjadi pegangan pokok peneliti untuk memprediksi jawaban atau
permasalahan penelitian.
Berdasar pengertian tersebut, definisi teori mengandung tiga hal:
a. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling
berhubungan.
b. Kedua, teori merangkan secara sistematis atau fenomena sosial dengan sosial dengan
cara menentukan hubungan antar konsep.
c. Ketiga, teori menerangkan fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan
konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk
hubungannya.
Teori perlu dikaji untuk menjadi landasan penelitian agar penelitian tidak dilakukan
tidak sekedar coba-coba dan tanpa landasan. Menurut Suryabrata dalam Purwanto, dalam
memilih teori harus memperhatikan kemutakhiran dan relevansi. Prinsip kemutakhiran,
kecuali penelitian historis, penelitian perlu menghindarkan dari penggunaan bacaan yang
sudah lama yang sudah tidak berlaku lagi, yang kebenarannya dapat dibantah dengan teori
yang lebih baru. Prinsip relevansi, sumber bacaan harus relevan terhadap permasalahan
yang sedang diteliti.
Tata fikir yang ditawarkan dalam penyusunan kerangka teori menggunakan logika
reflektif, yaitu logika yang mondar-mandir antara proses berfikir induktif dan proses
berfikir deduktif, dan tidak dipermasalahkan dari mana harus dimulai. Alat berfikir bukan
hanya sekedar mendasarkan pada generalisasi dari rerata keberagaman individul dan rerata
frekuensi kejadian, tetapi juga konteks, esensi, indikasi pragmatik, fungsional, atau yang
lainnya.
Oleh karena itu suatu teori tampil sebagai abstraksi, simplifikasi atau idealitas dari
fenomena, mungkin merupakan eksplanasi dan mungkin pula merupakan penafsiran atas
empiri. Pada dasarnya teori mengandung beberapa hal antara lain: asumsi, postulat, tesis,
hipotesis, proposisi dan sejumlah konsep. Dalam teori juga terdapat idealisasi tentang tata
hidup kemasyarakatan atau tata hidup alam semesta. Validasi suatu teori diuji atas
kemampuannya memberikan evidensi empirik.
4
Landasan teori adalah teori-teori yang dianggap paling relevan untuk menganalisis
objek. Sebagai alat, teori adalah yang paling memadai, paling tepat, baik dalam kaitannya
dengan hakikat objek maupun kebaruannya. Bagaimana cara menentukan teori yang
relevan, jawabannya jelas didasarkan atas hakikat objeknya. Artinya, objeklah yang
menentukan teori mana yang relevan, bukan sebaliknya.
Kerangka teori berasal dari kajian pustaka, berupa teori-konsep yang digunakan.
Berasal dari pemikiran para ahli yang terkait dengan masalah yang dibahan proposisi,
definisi, kerangka fikir, model, paradigma dari para ahli, hipotesis- asumsi-asumsi
diperoleh dari referensi berupa buku, jurnal, laporan hasil-hasil penelitian, kamus,
enseklopedia, dan sebagainya. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat bagi
peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok,
sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya.
Kerangka teori adalah kerangka yang dibangun dari berbagai teori yang ada dan
saling berhubungan sebagai dasar untuk membangun kerangka konsep. Kerangka teori
perlu diungkapkan, dan merupakan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep,
prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Kerangka teori atau kerangka pikir adalah hubungan antara konstruk berdasarkan
studi empiris. Jadi kerangka teori merupakan kerangka untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
5
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang
sebagai berikut:
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-
hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu
kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di
sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang
suatu konsep yang teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data
dan pendapat yang teoretis.
(Sugiyono, 2010).
6
1.7 Fungsi Teori dan Kerangka Teori dalam Penelitian
1.7.1 Fungsi Teori dalam Penelitian
Cooper and Schindler menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian,
sebagaimana di kutip oleh Sugiyono, adalah sebagai berikut:
1. Theory narrows the range of fact we need to study
Teori mempersempit rentang fakta yang perlu kita pelajari.
2. Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning
Teori menyarankan pendekatan riset yang mana cenderung menghasilkan makna
terbesar.
3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify
them in the most meaningful way
Teori menyarankan suatu sistem untuk riset untuk memaksakan data untuk
mengklasifikasikannya dengan cara yang paling berarti.
4. Theory summarizes what in known about object of study and states the uniformities
that lie beyond immediate observation
Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan
keseragaman yang berada di luar pengamatan langsung.
5. Theory can be used to predict futher fact that should be found.
Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus ditemukan.
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal
teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini
akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu
landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan
dipakai.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori:
a. Pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau
konstruk variable yang akan diteliti.
b. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah
untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada
dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.
7
c. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga (control) digunakan mencandra dan membahas
hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam
upaya pemecahan masalah.( Sugiyono, 2010).
Nanang Martono, juga mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi dari kerangka
teori dalam sebuah penelitian antara lain:
1. Memberikan pola dalam proses interpretasi data.
Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk menganalisis
atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah. Argumentasi
akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada.
2. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya.
Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk
menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
3. Menyajikan kerangka
Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau
variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta
memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita,
sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan.
4. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuan
yang diperoleh dari suatu penelitian.
8
e. Memandu peneliti untuk analisis data guna menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis
f. Memandu peneliti untuk mendiskripsikan data hasil penelitian
g. Memandu peneliti untuk membuat kesimpulan dan saran.
Peranan kerangka teori dalam penelitian (Surahman, dkk, 2016)
1. Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian
2. Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian
3. Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta
4. Mendudukkan permaslahan penelitian secara logis dan runtut
5. Membantu dalam membangun ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian
6. Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka pemikiran
7. Memberikan dasar-dasar konseptual dlm merumuskan difinisi operasional
8. Membantu mendudukkan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan
mengintegrasikan gagasannya
9
d. Dalam bagian yang terpisah, pembaca akan lebih memahami teori dan
memungkinkan pembaca untuk dapat menidentifikasi penelitian. Namun pembaca
tidak akan mudah menghubungkan dengan bagian-bagian lain proses penelitian.
2) Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, tidak dimulai dengan sebuah teori untuk menguji
atau membuktikan. Sebuah teori dapat muncul selama pengumpulan data dan tahap-
tahap analisa penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian sebagai dasar
perbandingan dengan teori lain. Seorang peneliti harus menyusun suatu teori baru
dengan menggunakan model induktif pemikiran atau logika.
Peneliti memulai dengan mengumpulkan informasi rinci dan membentuk
kategori atau tema hingga muncul sebuah teori atau pola. Penempatan dan perencanaan
teori atau pola dalam penelitian adalah untuk membandingkan penelitian dengan
penelitian lain. Teori dapat menjadi hasil akhir penelitian kualitatif. Jika teori
ditemukan di bagian awal suatu penelitian dapat dipandang sebagai teori yang sedang
berkembang.
1.8 Langkah dan Ketentuan Penyusunan Kerangka Teori Penelitian
Dalam landasan teori perlu dikemukakan kerangka teori dan kerangka berpikir,
sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian. Kerangka teori
dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan hanya sekedar
pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel
yang diteliti. Kerangka teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap hubungan
antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Langkah-langkah menyusun kerangka teori adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan
dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel
yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul
10
penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber
data, tekhnik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan sarana yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
dibandingkan anatara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber data yang di baca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber kedalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan
sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
Adapun prosedur penyusunan kerangka teori (Surahman,dkk, 2016)
a. Melakukan kajian pustaka.
b. Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori yang satu dengan yang lain.
c. Menyusun sendiri kerangka pemikiran secara logis, runtut, dan rasional; setelah
mengemukakan beberapa teori tentang variabel yang diteliti.
Agar bagian kerangka teori dapat baik sesuai dengan ketentuan, (calon) peneliti
dapat menggunakan pedoman sebagai berikut:
a. Kerangka teori hendaknya lengkap, meliputi konsep-konsep variabel pokok yang
ada dalam permasalahan penelitiannya. Yang dimaksud dengan “lengkap” adalah
bahwa semua konsep yang tercakup dalam permasalahan atau judul penelitian
diberi dukungan teori.
b. Kerangka teori bukan hanya langsung memberikan penjelasan tentang variabel
yang dimaksud, tetapi mulai dari beberapa penjelasan umum kemudian mengarah
pada alternatif yang dimaksudkan.
c. Kerangka teori tidak selalu hanya dicari dari sumber yang menyangkut bidang yang
diterangkan tetapi dapat diambil dari bidang-bidang lain yang relevan.
d. Hendaknya diusahakan agar sumber kajian pustaka bukan hanya yang berbahasa
Indonesia saja tetapi juga buku-buku yang berbahasa asing, agar informasi yang
didapat adalah yang “up to date”.
e. Hendaknya diusahakan agar terdapat imbangan yang serasi antara jumlah kutipan
yang bersifat teori dengan kutipan yang bersifat analitis.
11
1.9 Contoh Kerangka Teori dalam Penelitian
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Faktor risiko kurang gizi (stunting) pada balita.
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Penyebab
langsung yang berpengaruh terhadap status gizi pada balita yaitu asupan makanan dan
penyakit infeksi. Status gizi kurang pada dasarnya disebabkan oleh interaksi antara asupan
makanan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi. Penyebab lain yaitu ketersediaan
pangan di keluarga, khususnya pangan untuk bayi usi 0-6 bulan (ASI Eksklusif), usia enam
bulan keatas (MP-ASI), dan pangan yang bergizi seimbang khususnya untuk ibu hamil.
Semua itu terkait dengan pola asuh anak. Pola asuh anak, sanitasi lingkungan, ketersediaan
pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan merupakan penyebab tidak langsung yang
berpengaruh terhadap status gizi yang dipengaruhi oleh kemiskinan, pendapatan,
pendidikan, keterampilan, ketersediaan pangan dan kesempatan kerja sebagai akibat dari
keadaan sosial ekonomi yang merupakan akar masalah gizi (UNICEF, 1998).
Kondisi status sosial ekonomi memengaruhi konsumsi makanan. Konsumsi makanan
yang rendah berakibat pada gizi buruk. Gizi buruk pada ibu hamil mengakibatkan anak
yang dikandungnya mengalami BBLR (FAO, 2003). BBLR secara tidak langsung
dipengaruhi oleh status gizi ibu buruk. Riwayat berat badan lahir rendah dapat
memengaruhi secara langsung status gizi anak balita. Secara tidak langsung berat badan
lahir rendah dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan ibu, paritas, jarak kelahiran, usia
hamil pertama dan status sosial ekonomi ibu sebelum hamil (Mochtar, 1998).
12
Gambar 1. Kerangka Teori “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi pada
Anak Balita” Modifikasi dari UNICEF (1998), FAO (2003), Mochtar (1998)
1.10 Kesimpulan
Kerangka teori adalah garis besar atau rancangan seperangkat konsep sistematis yang
saling berhubungan dan berkaitan erat membentuk pandangan tentang suatu masalah yang
menjadi pegangan pokok peneliti untuk memprediksi jawaban atau permasalahan
penelitian. Kriteria teori yang digunakan dalam penelitian adalah relevan, mutakhir,
lengkap dan asli. Relevan berarti teori yang digunakan sesuai dengan variebel yang diteliti.
Mutakhir, berarti teori-teori terbaru yang dikutip dari buku yang diterbitkan maksimum 10
tahun terakhir. Lengkap, meliputi konsep-konsep variabel pokok yang ada dalam
permasalahan penelitiannya. Asli berarti teori-teori yang dikutip dari sumber aslinya. Bila
tidak diperoleh, maka dapat mengutip dari tulisan yg sudah ada dengan mencantumkan
sumbernya (nama peneliti, tahun, dan hal yang dikutip).
Fungsi dari kerangka teori antara lain: pertama digunakan untuk memperjelas dan
mempertajam ruang lingkup atau konstruk variable yang akan diteliti. Fungsi teori yang
kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk merumuskan
hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu
merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga
13
(control) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah
1.11 Saran
Disarankan dalam menyusun kerangka teori untuk melakukan penelusuran dan
pemilihan studi kepustakaan, sebagai upaya memperoleh sejumlah referensi yang
mendukung dan tepat untuk membahas lingkup tujuan penelitian yang dilakukan.
Kemudian memilih teori yang relevan, mutakhir, lengkap dan asli.
14
DAFTAR PUSTAKA
Nanang Martono. (2011). Metode penelitian Kuantitatif, Cet Ke-2. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
https://andybudicahyono.blogspot.com/2018/06/makalah-kerangka-toritik-dalam.html
https://awasmary.blogspot.com/2017/06/makalah-kerangka-teori-atau-landasan.html
http://antpoers.blogspot.com/2017/04/kerangka-teori.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57498/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=D68F46552106F6D1D78DF4683E063E5E?sequence=4
15