Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KERANGKA TEORI PENELITIAN


Metode Penelitian Kuantitatif

Oleh :

KELOMPOK 2A

Roma Yuliana 2006506086


Widha Dianasari 2006506395

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metode Penelitian
Kuantitaif Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada: (1) Prof. Dr .Sudijanto Kamso, SKM,
selaku dosen pengampu Metode Penelitian Kuantitatif yang telah mengarahkan kami
dalam penyusunan makalah tentang “ Kerangka Teori Penelitian”, (2) Anggota
kelompok 2 yang telah saling berkontribusi dan mencurahkan kemampuannya dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat.

Depok, Maret 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Halaman
COVER..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Pengertian Teori dan Kerangka Teori 3

2.2 Macam-Macam Teori 5

2.3 Kriteria Teori dalam Penelitian 6

2.4 Fungsi Teori dan Kerangka Teori dalam Penelitian 7

2.4.1 Fungsi Teori dalam Penelitian.........................................................................7

2.4.2 Fungsi Kerangka Teori dalam Penelitian.........................................................8

2.4.3 Fungsi Teori Berdasarkan Jenis Penelitian......................................................9

2.5 Langkah dan Ketentuan Penyusunan Kerangka Teori Penelitian 10

2.6 Contoh Kerangka Teori dalam Penelitian 12

BAB III PENUTUP..............................................................................................................13


3.1 Kesimpulan 13

3.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi pada Anak
Balita” Modifikasi dari UNICEF (1998), FAO (2003), Mochtar (1998)..........11

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan penelitian, khususnya penelitian yang sifat nya uji hipotesis, maka
mau tidak mau kita harus menelaah teori-teori yang akan digunakan. Hal ini dilakukan,
karena suatu hipotesis, dugaan, asumsi, dibangun berdasarkan teori yang dihasilkan dari
suatu bacaan. Teori adalah alat terpenting suatu ilmu pengetahuan. Artinya, tanpa teori
berarti hanya ada serangkaian fakta atau data saja, dan tidak ada ilmu pengetahuan. Teori
itu menyimpulkan generalisasi fakta-fakta, memberi kerangka orientasi untuk analisis dan
klasifikasi fakta-fakta, meramalkan gejala-gejala baru, mengisi kekosongan pengetahuan
tentang gejala-gejala yang telah ada atau sedang terjadi.
Teori merupakan definisi yang dipakai peneliti untuk menggambarkan secara abstrak
suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami. Atau teori adalah serangkaian konsep,
definisi, dan proposisi yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran
sistematis tentang suatu fenomena sosial. Teori mengandung tiga hal: Pertama, teori
serangkaian proposisi antara konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori
menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan
sosial antara konsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara
menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana
bentuk hubungannya.
Suatu teori dalam penelitian amat berguna untuk menjelaskan, menginterpretasi dan
memahami suatu gejala atau fenomena yang dijumpai dari hasil penelitian. Kerangka atau
landasan teoritis membantu peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya dan
dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna membentuk hipotesis-hipotesisnya.
Kerangka atau landasan teori yang digunakan dalam penelitian sebenarnya muncul dari
hasil tinjauan kepustakan yang dilakukan peneliti. Maka, memperdalam pengetahuan kita
mengenai suatu masalah berarti juga memperoleh pengertian tentang teori-teori
bersangkutan dan membantu seorang peneliti untuk menyusun kerangka teori.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa pokok persoalan yang
berkaitan dengan kerangka teori dalam sebuah penelitian.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diketahui permasalahan yang
timbul, yaitu :
1. Apa pengertian teori dan kerangka teori?
2. Apa sajakah macam teori penelitian?
3. Apa sajakah kriteria teori dalam penelitian?
4. Apakah fungsi teori dan kerangka teori dalam penelitian?
5. Bagaimana langkah dan ketentuan dalam menyusun kerangka teori dalam
penelitian?
6. Gambarkan contoh dari kerangka teori dalam penelitian?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan dan manfaat dalam makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian teori dan kerangka teori
2. Untuk mengetahui macam teori dalam penelitian
3. Untuk mengetahui kriteria teori dalam penelitian
4. Untuk mengetahui fungsi teori dan kerangka teori dalam penelitian
5. Untuk mengetahui langkah dan ketentuan penyusunan kerangka teori dalam
penelitian
6. Untuk mengetahui contoh dari kerangka teori dalam penelitian.

2
BAB II PEMBAHASAN

1.4 Pengertian Teori dan Kerangka Teori


Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam
pelaksanaan penelitian adalah teori karena teori dengan unsur ilmiah inilah yang akan
mencoba menerangkan fenomena-fenomena sosial yang menjadi pusat perhatian peneliti.
Secara etimologi, teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan,
didukung oleh data dan argumentasi, penyelidikan eksperimental yang mampu
menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi, asas dan
hokum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan.
Adapun pengertian teori secara terminologi terdapat beberapa pendapat para ahli
berikut:
a. Kerlinger dalam Sugiyono (2010)
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk
menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antar variabel.
b. Cooper dan Schindler dalam Sugiyono (2010)
Teori merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara
sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
c. Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2010
Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.
d. Jonathan H. Turner
Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
e. Littlejohn & Karen Foss
Teori merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep
tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena.
f. King
Teori adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat
diamati dalam dunia nyata

3
Berdasarkan pada beberapa definisi menurut para pakar di atas, dapat penulis
katakan bahwa kerangka teori adalah garis besar atau rancangan seperangkat konsep
sistematis yang saling berhubungan dan berkaitan erat membentuk pandangan tentang
suatu masalah yang menjadi pegangan pokok peneliti untuk memprediksi jawaban atau
permasalahan penelitian.
Berdasar pengertian tersebut, definisi teori mengandung tiga hal:
a. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling
berhubungan.
b. Kedua, teori merangkan secara sistematis atau fenomena sosial dengan sosial dengan
cara menentukan hubungan antar konsep.
c. Ketiga, teori menerangkan fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan
konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk
hubungannya.
Teori perlu dikaji untuk menjadi landasan penelitian agar penelitian tidak dilakukan
tidak sekedar coba-coba dan tanpa landasan. Menurut Suryabrata dalam Purwanto, dalam
memilih teori harus memperhatikan kemutakhiran dan relevansi. Prinsip kemutakhiran,
kecuali penelitian historis, penelitian perlu menghindarkan dari penggunaan bacaan yang
sudah lama yang sudah tidak berlaku lagi, yang kebenarannya dapat dibantah dengan teori
yang lebih baru. Prinsip relevansi, sumber bacaan harus relevan terhadap permasalahan
yang sedang diteliti.
Tata fikir yang ditawarkan dalam penyusunan kerangka teori menggunakan logika
reflektif, yaitu logika yang mondar-mandir antara proses berfikir induktif dan proses
berfikir deduktif, dan tidak dipermasalahkan dari mana harus dimulai. Alat berfikir bukan
hanya sekedar mendasarkan pada generalisasi dari rerata keberagaman individul dan rerata
frekuensi kejadian, tetapi juga konteks, esensi, indikasi pragmatik, fungsional, atau yang
lainnya.
Oleh karena itu suatu teori tampil sebagai abstraksi, simplifikasi atau idealitas dari
fenomena, mungkin merupakan eksplanasi dan mungkin pula merupakan penafsiran atas
empiri. Pada dasarnya teori mengandung beberapa hal antara lain: asumsi, postulat, tesis,
hipotesis, proposisi dan sejumlah konsep. Dalam teori juga terdapat idealisasi tentang tata
hidup kemasyarakatan atau tata hidup alam semesta. Validasi suatu teori diuji atas
kemampuannya memberikan evidensi empirik.

4
Landasan teori adalah teori-teori yang dianggap paling relevan untuk menganalisis
objek. Sebagai alat, teori adalah yang paling memadai, paling tepat, baik dalam kaitannya
dengan hakikat objek maupun kebaruannya. Bagaimana cara menentukan teori yang
relevan, jawabannya jelas didasarkan atas hakikat objeknya. Artinya, objeklah yang
menentukan teori mana yang relevan, bukan sebaliknya.
Kerangka teori berasal dari kajian pustaka, berupa teori-konsep yang digunakan.
Berasal dari pemikiran para ahli yang terkait dengan masalah yang dibahan proposisi,
definisi, kerangka fikir, model, paradigma dari para ahli, hipotesis- asumsi-asumsi
diperoleh dari referensi berupa buku, jurnal, laporan hasil-hasil penelitian, kamus,
enseklopedia, dan sebagainya. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat bagi
peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok,
sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya.
Kerangka teori adalah kerangka yang dibangun dari berbagai teori yang ada dan
saling berhubungan sebagai dasar untuk membangun kerangka konsep. Kerangka teori
perlu diungkapkan, dan merupakan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep,
prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Kerangka teori atau kerangka pikir adalah hubungan antara konstruk berdasarkan
studi empiris. Jadi kerangka teori merupakan kerangka untuk menjawab pertanyaan
penelitian.

1.5 Macam-Macam Teori


Mark dalam Sugiyono (2010) membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori
yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan
antara lain:
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang di mulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data.

5
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang
sebagai berikut:
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-
hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu
kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di
sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang
suatu konsep yang teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data
dan pendapat yang teoretis.
(Sugiyono, 2010).

1.6 Kriteria Teori dalam Penelitian


Kriteria teori yang digunakan dalam penelitian ( Surahman, 2016)
a. Relevan, berarti teori yang digunakan sesuai dengan variabel yang diteliti.
Makin sesuai/cocok antara variabel-variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan, makin baik studi kepustakaan tersebut
b. Mutakhir, yaitu sumber yang dipakai acuan hendaknya yang terbaru dan
mempunyai kualifikasi yang memadai, beberapa pendapat mengatakan biasanya
dari terbitan 10 tahun terakhir untuk buku teks dan 1 tahun untuk jurnal, kecuali
penelitian historis.
c. Kelengkapan, berkenaan dengan banyaknya kepustakaan yang dibaca, makin
banyak kepustakaan yang dibaca atau dikemukakan, berarti makin lengkap
kepustakaan, makin baik studi kepustakaan.
d. Asli, berarti teori-teori yang dikutip dari sumber aslinya Bila tidak diperoleh,
maka dapat mengutip dari tulisan yg sudah ada dengan mencantumkan
sumbernya (nama peneliti, tahun, dan hal yang dikutip).

6
1.7 Fungsi Teori dan Kerangka Teori dalam Penelitian
1.7.1 Fungsi Teori dalam Penelitian
Cooper and Schindler menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian,
sebagaimana di kutip oleh Sugiyono, adalah sebagai berikut:
1. Theory narrows the range of fact we need to study
Teori mempersempit rentang fakta yang perlu kita pelajari.
2. Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning
Teori menyarankan pendekatan riset yang mana cenderung menghasilkan makna
terbesar.
3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify
them in the most meaningful way
Teori menyarankan suatu sistem untuk riset untuk memaksakan data untuk
mengklasifikasikannya dengan cara yang paling berarti.
4. Theory summarizes what in known about object of study and states the uniformities
that lie beyond immediate observation
Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan
keseragaman yang berada di luar pengamatan langsung.
5. Theory can be used to predict futher fact that should be found.
Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus ditemukan.
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal
teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini
akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu
landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan
dipakai.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori:
a. Pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau
konstruk variable yang akan diteliti.
b. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah
untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada
dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.

7
c. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga (control) digunakan mencandra dan membahas
hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam
upaya pemecahan masalah.( Sugiyono, 2010).
Nanang Martono, juga mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi dari kerangka
teori dalam sebuah penelitian antara lain:
1. Memberikan pola dalam proses interpretasi data.
Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk menganalisis
atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah. Argumentasi
akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada.
2. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya.
Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk
menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
3. Menyajikan kerangka
Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau
variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta
memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita,
sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan.
4. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuan
yang diperoleh dari suatu penelitian.

1.7.2 Fungsi Kerangka Teori dalam Penelitian


Kerangka teori secara umum berfungsi untuk meramalkan atau memprediksi
jawaban atas permasalahan penelitian. Adapun fungsi kerangka teori dalam penelitian
menurut ahli adalah sebagai berikut :
a. Memperjelas dan membatasi permasalahan yang diteliti
b. Memandu peneliti untuk memilih metode yang sesuai dengan permasalahan dan
tujuan penelitian
c. Memandu peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang dinyatakan dalam
bentuk hipotesis penelitian
d. Memandu peneliti untuk menyusun instrument penelitian yang akan digunakan
untuk pengumpulan data

8
e. Memandu peneliti untuk analisis data guna menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis
f. Memandu peneliti untuk mendiskripsikan data hasil penelitian
g. Memandu peneliti untuk membuat kesimpulan dan saran.
Peranan kerangka teori dalam penelitian (Surahman, dkk, 2016)
1. Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian
2. Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian
3. Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta
4. Mendudukkan permaslahan penelitian secara logis dan runtut
5. Membantu dalam membangun ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian
6. Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka pemikiran
7. Memberikan dasar-dasar konseptual dlm merumuskan difinisi operasional
8. Membantu mendudukkan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan
mengintegrasikan gagasannya

1.7.3 Fungsi Teori Berdasarkan Jenis Penelitian


1) Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif teori ditempatkan di awal rencana penelitian (deduktif)
yang tujuannya untuk menguji suatu teori. Dengan kata lain menentukan teori terlebih
dahulu, kemudian mengumpulkan data untuk menguji dan menguji teori dengan hasil
penelitian. Peneliti menguji teori dengan membuat sebuah hipotesa yang mengandung
variabel yang diukur menggunakan unsur-unsur instrument.
Ada empat penempatan teori dalam penelitian kuantitatif, yaitu:
a. Dalam pendahuluan, merupakan pendekatan deduktif yang dapat ditemui di jurnal.
Namun pembaca akan sulit membedakan dasar teori dari bagian-bagian lain.
b. Dalam tinjauan pustaka, merupakan perluasan logis atau bagian dari pustaka.
Namun pembaca akan sulit memandang teori karena terpisah dengan tinjauan
ilmiah pustaka.
c. Setelah hipotesa, dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa variabel-variabel itu
berhubungan. Namun penulis dapat memasukkan lebih banyak teori setelah
hipotesa dan menghilangkan diskusi tambahan tentang asal dan penggunaan teori.

9
d. Dalam bagian yang terpisah, pembaca akan lebih memahami teori dan
memungkinkan pembaca untuk dapat menidentifikasi penelitian. Namun pembaca
tidak akan mudah menghubungkan dengan bagian-bagian lain proses penelitian.
2) Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, tidak dimulai dengan sebuah teori untuk menguji
atau membuktikan. Sebuah teori dapat muncul selama pengumpulan data dan tahap-
tahap analisa penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian sebagai dasar
perbandingan dengan teori lain. Seorang peneliti harus menyusun suatu teori baru
dengan menggunakan model induktif pemikiran atau logika.
Peneliti memulai dengan mengumpulkan informasi rinci dan membentuk
kategori atau tema hingga muncul sebuah teori atau pola. Penempatan dan perencanaan
teori atau pola dalam penelitian adalah untuk membandingkan penelitian dengan
penelitian lain. Teori dapat menjadi hasil akhir penelitian kualitatif. Jika teori
ditemukan di bagian awal suatu penelitian dapat dipandang sebagai teori yang sedang
berkembang.
1.8 Langkah dan Ketentuan Penyusunan Kerangka Teori Penelitian
Dalam landasan teori perlu dikemukakan kerangka teori dan kerangka berpikir,
sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian. Kerangka teori
dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan hanya sekedar
pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel
yang diteliti. Kerangka teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap hubungan
antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Langkah-langkah menyusun kerangka teori adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan
dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel
yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul

10
penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber
data, tekhnik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan sarana yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
dibandingkan anatara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber data yang di baca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber kedalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan
sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
Adapun prosedur penyusunan kerangka teori (Surahman,dkk, 2016)
a. Melakukan kajian pustaka.
b. Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori yang satu dengan yang lain.
c. Menyusun sendiri kerangka pemikiran secara logis, runtut, dan rasional; setelah
mengemukakan beberapa teori tentang variabel yang diteliti.
Agar bagian kerangka teori dapat baik sesuai dengan ketentuan, (calon) peneliti
dapat menggunakan pedoman sebagai berikut:
a. Kerangka teori hendaknya lengkap, meliputi konsep-konsep variabel pokok yang
ada dalam permasalahan penelitiannya. Yang dimaksud dengan “lengkap” adalah
bahwa semua konsep yang tercakup dalam permasalahan atau judul penelitian
diberi dukungan teori.
b. Kerangka teori bukan hanya langsung memberikan penjelasan tentang variabel
yang dimaksud, tetapi mulai dari beberapa penjelasan umum kemudian mengarah
pada alternatif yang dimaksudkan.
c. Kerangka teori tidak selalu hanya dicari dari sumber yang menyangkut bidang yang
diterangkan tetapi dapat diambil dari bidang-bidang lain yang relevan.
d. Hendaknya diusahakan agar sumber kajian pustaka bukan hanya yang berbahasa
Indonesia saja tetapi juga buku-buku yang berbahasa asing, agar informasi yang
didapat adalah yang “up to date”.
e. Hendaknya diusahakan agar terdapat imbangan yang serasi antara jumlah kutipan
yang bersifat teori dengan kutipan yang bersifat analitis.

11
1.9 Contoh Kerangka Teori dalam Penelitian
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Faktor risiko kurang gizi (stunting) pada balita.
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Penyebab
langsung yang berpengaruh terhadap status gizi pada balita yaitu asupan makanan dan
penyakit infeksi. Status gizi kurang pada dasarnya disebabkan oleh interaksi antara asupan
makanan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi. Penyebab lain yaitu ketersediaan
pangan di keluarga, khususnya pangan untuk bayi usi 0-6 bulan (ASI Eksklusif), usia enam
bulan keatas (MP-ASI), dan pangan yang bergizi seimbang khususnya untuk ibu hamil.
Semua itu terkait dengan pola asuh anak. Pola asuh anak, sanitasi lingkungan, ketersediaan
pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan merupakan penyebab tidak langsung yang
berpengaruh terhadap status gizi yang dipengaruhi oleh kemiskinan, pendapatan,
pendidikan, keterampilan, ketersediaan pangan dan kesempatan kerja sebagai akibat dari
keadaan sosial ekonomi yang merupakan akar masalah gizi (UNICEF, 1998).
Kondisi status sosial ekonomi memengaruhi konsumsi makanan. Konsumsi makanan
yang rendah berakibat pada gizi buruk. Gizi buruk pada ibu hamil mengakibatkan anak
yang dikandungnya mengalami BBLR (FAO, 2003). BBLR secara tidak langsung
dipengaruhi oleh status gizi ibu buruk. Riwayat berat badan lahir rendah dapat
memengaruhi secara langsung status gizi anak balita. Secara tidak langsung berat badan
lahir rendah dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan ibu, paritas, jarak kelahiran, usia
hamil pertama dan status sosial ekonomi ibu sebelum hamil (Mochtar, 1998).

12
Gambar 1. Kerangka Teori “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi pada
Anak Balita” Modifikasi dari UNICEF (1998), FAO (2003), Mochtar (1998)

BAB III PENUTUP

1.10 Kesimpulan
Kerangka teori adalah garis besar atau rancangan seperangkat konsep sistematis yang
saling berhubungan dan berkaitan erat membentuk pandangan tentang suatu masalah yang
menjadi pegangan pokok peneliti untuk memprediksi jawaban atau permasalahan
penelitian. Kriteria teori yang digunakan dalam penelitian adalah relevan, mutakhir,
lengkap dan asli. Relevan berarti teori yang digunakan sesuai dengan variebel yang diteliti.
Mutakhir, berarti teori-teori terbaru yang dikutip dari buku yang diterbitkan maksimum 10
tahun terakhir. Lengkap, meliputi konsep-konsep variabel pokok yang ada dalam
permasalahan penelitiannya. Asli berarti teori-teori yang dikutip dari sumber aslinya. Bila
tidak diperoleh, maka dapat mengutip dari tulisan yg sudah ada dengan mencantumkan
sumbernya (nama peneliti, tahun, dan hal yang dikutip).
Fungsi dari kerangka teori antara lain: pertama digunakan untuk memperjelas dan
mempertajam ruang lingkup atau konstruk variable yang akan diteliti. Fungsi teori yang
kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk merumuskan
hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu
merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga

13
(control) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah
1.11 Saran
Disarankan dalam menyusun kerangka teori untuk melakukan penelusuran dan
pemilihan studi kepustakaan, sebagai upaya memperoleh sejumlah referensi yang
mendukung dan tepat untuk membahas lingkup tujuan penelitian yang dilakukan.
Kemudian memilih teori yang relevan, mutakhir, lengkap dan asli.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nanang Martono. (2011). Metode penelitian Kuantitatif, Cet Ke-2. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Purwanto (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif  Kualitatif dan R&D, Cet Ke-14.


Bandung: Alfabeta.

Surahman, dkk. (2016). Metodologi Penelitian. Pusdik SDM Kesehatan.

https://andybudicahyono.blogspot.com/2018/06/makalah-kerangka-toritik-dalam.html

https://awasmary.blogspot.com/2017/06/makalah-kerangka-teori-atau-landasan.html

http://antpoers.blogspot.com/2017/04/kerangka-teori.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57498/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=D68F46552106F6D1D78DF4683E063E5E?sequence=4

15

Anda mungkin juga menyukai