Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STATISTIKA PENDIDIKAN
Dosen Pengampu: Defita Permata Sari, S.Pd, M.Pd

Kelompok : 10
1. RIZARUL IMRON (201191684)
2. FERDI PUTRA JHOVIANSYAH (201191664)
3. MURSYID ANWAR QOLBI (201190257)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS / PRODI : TARBIYAH / PAI

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

assalamualaikumWr.Wb.

puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita semua. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat
GUNAKAN RATA KANAN
dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. “ TEKNIK KORELASI
KOEFISIEN KONTINGENSI” ini sengaja dibahas karena sangat penting untuk
kita semua khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai
statistika pendidikan.

Kemudian, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


memberikan pengarahan-pengarahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tidak juga kepada ibu dosen dan teman-teman
yang lain untuk memberikan sarannya kepada penyusun agar penyusunan makalah
ini lebih baik lagi.

Demikian, semoga maklah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan


umumnya semua yang membaca makalah ini.

Wassallamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI

Kata
pengantar-------------------------------------------------------------------------------

Dafta isi----------------------------------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang----------------------------------------------------------------------
B. Rumusan masalah------------------------------------------------------------------
C. Tujuan penulisan-------------------------------------------------------------------

BAB II pembahasan -----------------------------------------------------------------------

A. TEKNIK KORELASI KOEFISIEN KONTINGENSI---------------------


1. Pengertian TEKNIK KORELASI KOEFISIEN KONTINGENSI
2. Lambang TEKNIK KORELASI KOEFISIEN KONTINGENSI
3. Rumus TEKNIK KORELASI KOEFISIEN KONTINGENSI
4. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi
kontingensi.
5. Contoh cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi
kontingensi

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN------------------------------------------------------------------------------

Cantumkan nomor halaman dan


cek kembali aturan penulisan
skripsi mahasiswa UIN Jambi.
Apakah semuanya di bold
ataukah tidak.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Telah sama-sama kita ketahui bahwasannya dalam setiap kita
melakukan penelitian, maka kita telah mendapatkan data yang belum
tersusun atau tertata dengan baik boleh dikatakan masih berbentuk data
yang belum sempurna, maka dari itu dibutuhkan proses lanjut salah satu
nya mengubah data-data kedalam bentuk yang diinginkan dengan
menggunakan teknik analisis korelasional.
Agar dapat memberikan informasi yang tepat, ringkas dan jelas.
Karena merupakan hal yang sangat merugikan apa bila kita sebagai
peneliti tidak mengetahui apa arti dan bagaimana cara mengola data yang
telah kita dapatkan agar menjadi data yang bisa memberikan informasi
yang jelas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian teknik korelasi koefisien kontingensi
2. Apa kegunaan teknik korelasi koefisien kontingensi
3. Bagaimana rumus teknik korelasi koefisien kontingensi
4. Contoh penggunaan teknik korelasi koefisien kontingensi
5. Cara menguji hipotesis teknik korelasi koefisien kontingensi
Apakah semua hurufnya di bold ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari teknik korelasi
koefisien kontingensi
2. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana kegunaan dan rumus
dari teknik korelasi koefisien kontingensi
3. Mahasiswa mampu mengetahui cara penggunaan dan mampu
menguji hipotesis korelasi kontingensi

BAB II

PEMBAHASAN

A. TEKNIK KORELASI KOEFISION KONTINGENSI


1. Pengertiannya

Teknik korelasi koefision kontingensi (contingency coefficient


correlation) adalah salah satu teknik analisis korelasional bivariate, yang
dua buah variable yang dikorelasikan adalah berbentuk kategori atau
merupakan gejala ordinal, misalnya : tingkat pendidikan tinggi, menengah,
rendah: pemahaman terhadap ajaran agama islam: baik, cukup, kurang:
dan sebagainya.

Apabila variable itu hanya terbagi menjadi dua kategori, dan kedua
kategori itu sifatnya diskrit (terpisah menjadi dua kutub yang ekstrem),
maka selain menggunakan teknik analisis korelasional koefisien
kontingensi, dapat pula dipergunakan teknik analisis korelasional phi
koefisien. Akan tetapi apabila kategori itu lebih dari dua buah, maka
teknik analisis korelasional phi koefisien tidak dapat diterapkan disini.

2. Lambangnya

Kuat-lemah, tinggi-rendah, atau besar-kecilnya korelasi antar dua


variable yang sedang kita selidiki korelasinya, dapat diketahui dari besar-
kecilnya angka indeks korelasi yang disebut coefficient contingency, yang
umumnya diberi lambing dengan huruf C atau KK (singkatan dari
koefisien kontingensi).

3. Rumusnya

Rumus untuk mencari koefisien korelasi kontingensi adalah:

x2
C = x2 + N

X 2 : dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

x 2=Σ ¿¿

4. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi


kontingensi.

Pemberian interpretasi terhadap angka indeks korelasi kontingensi C


atau KK itu adalah dengan jalan terlebih dahulu mengubah harga C
menjadi Phi, dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:

C
ɸ = √1−C2

Setelah harga ɸ diperoleh, selanjutnya kita konsultasi dengan tabel


nilai “r” product moment dengan df sebesar N-nr. Jika angka indeks
korelasi yang kita peroleh dalam perhitungan (dalam hal ini adalah C yang

telah diubah menjadi phi dan “dianggap” r y .) itu sama dengan atau lebih
besar dari pada r, maka hipotesis nihil ditolak dan apabila lebih kecil dari
pada r maka hipotesis nihil diterima atau disetujui.

5. Contoh cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi


kontingensi
Misalkan akan diteliti, apakah terdapat korelasi positif yang signifikan
antara semangat berolah-raga dan kegairahan belajar. Sejumlah 200 orang
subjek ditetapkan sebagai sampel penelitian. Hasil pengumpulan data
menunjukan angka sebagaimana tertera pada tabel 5.19.

Karena angka indeks korelasi kontingensi C atau KK itu harus dihitung


dengan kai kuadrat, maka langkah pertama yang harus kita tempuh adalah
mengetahui besarnya kai kuadrat tersebut. Untuk keperluan itu kita
siapkan tabel kerjanya.

TABEL 5.19. Data mengenai semangat berolah-raga dan kegairahan belajar dari
sejumlah 200 orang subjek.

Besar Sedang Kecil Jumah

Besar 18 12 10 40
Sedang 34 43 33 110
Kurang 10 10 30 50
Jumlah 62 65 73 200=N

Dari TABEL 5.20. Telah berhasil kita peroleh Σ¿ ¿= 18,7194. Karena itu Kai
kuadrat ( x 2 ¿ = 18,7194

Setelah harga Kai kuadrat kita ketahui, maka selanjutnya kita subtitusikan
kedalam rumus koefisien kontingensi:

x2 18,7194
C atau KK =
√ 2
x +N
=

18,7194 +200
=¿ ¿

18,1792

=
218,7192
= √ 0,0856 = 0,293

Interpretasi:

H a = ada korelasi positif yang signifikan antara semangat berolahraga dan


kegairahan belajar
H o = tidak ada korelasi positif yang signifikan antara semangat berolahraga dan
kegairahan belajar.

Untuk memberikan interpretasi terhadap C atau KK itu, harga C terlebih


dahulu kita ubah menjadi Phi (ϕ ¿, dengan rumus:

C
ɸ=
√ 1−2
0,093 0,283 0,293 0,293
ɸ = 1−¿ ¿ = = = =0,306
√ 1−0,086 √ 0,914 0,956

Tabel 5.20. tabel kerja untuk mengetahui harga Kai kuadrat, dalam rangka
mencari angka indeks korelasi kontingensi C.

Sel fo ft ( f 0−f t ¿ ( f 0−f t ¿2 ¿¿


1 18 62 x 40 +5,6 31,36 2,5290
=12,4
200
2 12 65 x 40 -1,6 1,00 0,0770
=13,0
200
3 10 73 x 40 -4,6 21,16 1,4490
=14,6
200
4 34 62 x 110 -0,1 0,01 0,0003
=34,1
200
5 43 65 x 110 +7,25 52,5625 1,4703
=35,75
200
6 33 73 x 110 -7,15 51,1225 1,2733
=40,15
200
7 10 62 x 50 -5,5 30,25 1,9516
=15,5
200
8 10 65 x 50 -6,25 39,0625 2,4038
=16,25
200
9 30 73 x 50 +11,75 138,0625 7,5651
=18,25
200
jum 200=N 200=N 0= - 18,7194 =
lah ∑¿ f o −¿f
∑ t
¿
ft

Selanjutnya harga ϕ yang telah kita peroleh itu kita konsultasikan dengan
tabel nilai “r” product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya: df=N-nr =
200 – 2 = 198 (dalam tabel nilai “r” product moment tidak di peroleh df sebesar
198, karena itu digunakan df sebesar 200). Dengan df sebesar 200, diperoleh
harga r pada taraf signifikansi 5% = 0,138; sedangkan pada tariff signifikansi 1%
diperoleh harga r = 0,181.

Dengan demikian ϕ (yang berasal dari perubahan terhadap C itu) lebih


besar dari pada r, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan ini maka
hipotesis nol ditolak; berarti ada korelasi positif yang signifikan antara semangat
berolahraga dan kegairahan belajar; makin besar semangat berolahraga tumbuh
dalam diri anak, diikuti dengan semakin besarnya kegiatan belajar mereka.

Sebagai contoh tambahan perlu kiranya dikemukakan disini bahwa dalam


rangka mengubah harga C menjadi ϕ (untuk diberikan interpretasi dengan
menggunakan tabel niali “r” product moment itu), ad acara lain yang dapat
dipergunakan, yaitu dengan menggunakan rumus:

x2
ɸ=
√ N

diatas tadi telah kita peroleh harga Kai kuadrat = 18,7194; jika harga kai kuadrat
itu kita substitusikan kedalam rumus di atas, maka:

x 2 = 18,7194 =
ɸ=
√ √
N 200
√ 0,093597

= 0,306 (hasilnya persis sama)


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Korelasi koeifisien kontingensi (contingency coefficient correlation) adalah


salah satu teknik analisis korelasional bivariate, yang dua variable yang akan
di korelasikan adalah berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal.
Koefisien ini fungsinya sama dengan beberapa jenis koefisien korelasi
lainnya,Seperti koefisien korelasi
phi,cramer,lambda,uncertainty,spearman,kendalltau,gamma,sommer’s. namun
dalam hal ini, kontingensi C adalah uji korelasi yang spesifik untuk data
berskala nominal, selain itu uji ini juga palinh sering atau lazim digunakan
dibandingkan uji koefisien korelasi data nominal lainnya

Anda mungkin juga menyukai