Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IKLIM DAN BUDAYA ORGANISASI

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM


STAI AL GAZALI BULUKUMBA
DI SUSUN OLEH:
SUDIRMAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


AL-GAZALI BULUKUMBA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, atas segla

karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “iklim dan budaya organisasi “ dapat

di selesaikan. Shalawat dan salam di tujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah memberikan petunjuk bagi kita semua agar tetap beraktivitas sebagai seorang

hamba yang di ridhoi oleh allah SWT. Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang

dihadapi dalam menyelesaikan makalah ini.Meskipun demikian, atas petunjuk dan

limpahan rahmat-Nya I hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi dengan adanya

uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak.sehingga pada saat makalah ini dapat

terwujud meskipun dalam bentuk sederhana. Untuk itu sudah sepantasnya jika saya

menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih

yangsebesar-besarnya kepada ibu sri handari yang telah memberikan atau

mentransferkan ilmu-ilmunya kepada kami.

Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di

Indonesia.Salah satunya yang cukup marak akhir-akhir ini adalah kasus kekerasan

atau agresivitas baik oleh guru terhadap siswa, maupun antar sesama siswa

sendiri.Kekerasan yang ditemui tersebut tak hanya secara fisik namun juga secara

psikologis.Kekerasan seperti ini (kekerasan yang dilakukan oleh pihak yang merasa

diri lebih berkuasa atas pihak yang dianggap lebih lemah) disebut dengan bullying.
Harapan penyusun kepada para pembaca, kiranya tidak jemu-jemu

memberikan koreksi dan kritik untuk memperbaiki materi ini.Sebab kekurangan

sudah barang tentu selalu terdapat pada insan yang dhaif.

Untuk itu, penyusun akan menunggu dan menerima dengan segala senang

hati, diiringi ucapan ribuan terima kasih. Semoga Allah SWT jugalah yang akan

memberi imbalan pahala yang tidak terhingga kepada segenap pihak yang suka

membantu untuk mencari kebenaran dalam ajaran agama yang diridhaiNya. Amin.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Pengertian Iklim Organisasi

Iklim atau Climate berasal dari bahasa Yunani yaitu incline, kata ini tidak

hanya memberikan arti yang terbatas pada hal-hal fisik saja seperti temperatur atau

tekanan, tetapi juga memiliki arti psikologis bahwa orang-orang yang berada di dalam

organisasi menggambarkan tentang lingkungan internal organisasi tersebut.

Istilah iklim organisasi (organizational climate) pertama kali dipakai oleh

Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah iklim psikologi

(psychological climate).Kemudian istilah iklim organisasi dipakai oleh R. Tagiuri dan

G. Litwin. Tiaguri mengemukakan sejumlah istilah untuk melukiskan perilaku dalam

hubungan dengan latar atau tempat (setting) dimana perilaku muncul: lingkungan

(environment), lingkungan pergaulan (milieu), budaya (culture), suasana

(atmosphere), situasi (situation), pola lapangan (field setting), pola perilaku

(behaviour setting) dan kondisi (conditions)

Definisi mengenai iklim organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli.Para ahli

Barat mengartikan iklim sebagai unsur fisik, dimana iklim sebagai suatu atribusi dari

organisasi atau sebagai suatu atribusi daripada persepsi individu sendiri. Menurut

Lussier (2005:486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai

mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif dirasakan oleh

anggota organisasi yang kemudian akan mempengaruhi perilaku mereka berikutnya.


Kemudian dikemukakan oleh Simamora (2004:81) bahwa iklim organisasi

adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Sedangkan menurut Stinger

(2002:122) mendefenisikan iklim sebagai “...collection and pattern of environmental

determinant of aroused motivation”, iklim organisasi adalah sebagai suatu koleksi

dan pola lingkungan yang menentukan motivasi. Wirawan (2008:122)

mendefenisikan iklim secara luas.Ia menjelaskan bahwa iklim organisasi adalah

persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang

secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di

lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku

organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja

organisasi.

Dari pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa iklim organisasi merupakan

suatu konsep yang menggambarkan tentang kualitas lingkungan internal organisasi

yang mempengaruhi perilaku anggota organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya.

1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi adalah:

a. Karakteristik internal
Terdiri dari kondisi dalam organisasi yang diatur dan telah ditetapkan dalam

mencapai tujuan organisasi. Karakteristik internal dikenal melalui beberapa

dimensi:

1. Formalisasi, yaitu tingkat penggunaan dokumentasi tertulis


2. Spesialisasi, yaitu derajat pembagian tugas

3. Sentralisasi, yaitu berupa pembagian kekuasaan dan proses pengambilan

keputusan

4. Otoritas, yaitu berupa pembagian tugas dan pengambilan keputusan

5. Profesionalisme, yaitu menggambarkan tingkat pendidikan anggota

6. Konfigurasi, yaitu menunjukkan pembagian anggota ke dalam bagian-bagian.

b. Karakteristik organisasi secara keseluruhan


Organisasi sebagai suatu sistem terbuka, dalam upaya pencapaian tujuan

memiliki karakteristik tertentu sebagai totalitas dapat dilakukan melalui

penelaahan terhadap ukuran organisasi, teknologi yang digunakan dan

lingkungan yang dihadapi organisasi, faktor umum organisasi, ukuran

organisasi, teknologi dan lingkungan akan mempengaruhi iklim yang

dirasakan anggota, karena secara langsung ataupun tidak, anggota pun

berinteraksi dengan faktor-faktor tersebut.

c. Karakteristik individu
1. Seperti yang diungkapkan di atas, bahwa iklim organisasi tercipta dari

hasil interaksi individu dalam organisasi. iklim merupakan suasana yang

dirasakan orang-orang yang terlibat dalam organsiasi. Dengan demikian

karakteristik individu seperti persepsi, sifat, kemampuan, akan

mempengaruhi iklim organisasi. demikian juga dengan pengalaman masa

lalu, harapan serta nilai-nilai yang dianut setiap individu akan berpengaruh
terhadap proses interkasi. Karakteristik individu yang satu dengan yang

lain berbeda, akan memberi warna pada iklim yang terbentuk.

B. PENGERTIAN BUDAYA DAN ORGANISASI

a. Budaya
Budaya adalah salah satu dasar dari asumsi untuk mempelajari dan

memecahkan suatu masalah yang ada didalam sebuah kelompok baik itu

masalah internal maupun eksternal yang sudah cukup baik dijadikan bahan

pertimbangan dan untuk diajarkan atau diwariskan kepada anggota baru

sebagai jalan yang terbaik untuk berpikir dan merasakan didalam suatu

hubungan permasalahan tersebut.

b. Organisasi

Menurut dimock Organisasi adalah perpaduan secara sistematis

daripada bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu

kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan pengawasan

dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Herbert G Hicks Organisasi adalah proses yang terstruktur

dimana orang-orang berinteraksi untuk mencapai tujuan

Menurut Mc Farland Organisasi adalah suatu kelompok manusia yang

dapat dikenal yang menyumbangkan usahanya terhadap tercapainya suatu

tujuan. Jadi, organisasi itu adalah sekumpulan orang yang terstruktur secara

sistematis yang berfingsi untuk mencapai suatu tujuan.


B. Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

Menurut Susanto Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman

sember daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha

penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota

organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus

bertingkah laku atau berprilaku.

Menurut Robbins Budaya organisasi adalah suatu system makna bersama

yang dianut oelh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang

lain.

Menurut Gareth R. Jones Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama

yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu system dari makna bersama.

Jadi budaya organisasi itu adalah suatu budaya yang dianut oleh suatu

organisasi dan itu menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang

lain dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di

sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan

sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini

mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.

Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap

budaya awal organisasi tersebut.Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena

kebiasaan atau ideologi sebelumnya.Ukuran kecil yang biasanya mencirikan

organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada
seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara.

Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan

seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan

menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku

pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk

mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai,

dan asumsi pendiri tersebut.Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu

dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu.Di titik ini,

seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.

1. Karakteristik budaya organisasi

Inovasi dan keberanian mengambil risiko.Sejauh mana karyawan didorong

untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.

1. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan

presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.

2. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang

pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

3. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-

keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang

yang ada di dalam organisasi.

4. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim

ketimbang pada indvidu-individu.


5. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang

santai.

2. dominan dan subbudaya organisasi

Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota

organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama.

Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang

memiliki latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam

organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.

Sebagian besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak

subbudaya.Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki

bersama oleh mayoritas anggota organisasi.Ketika berbicara tentang budaya sebuah

organisasi, hal tersebut merujuk pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan

makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam

organisasi.Subbudaya cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk

merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi para

anggota. Subbudaya mencakup nilai-nilai inti dari budaya dominan ditambah nilai-

nilai tambahan yang unik.

Jika organisasi tidak memiliki budaya dominan dan hanya tersusun atas banyak

subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan

berkurang secara signifikan karena tidak akan ada keseragaman penafsiran mengenai

apa yang merupakanperilaku semestinya dan perilaku yang tidak semestinya. Aspek
makna bersama dari budaya inilah yang menjadikannya sebagai alat potensial untuk

menuntun dan membentuk perilaku.Itulah yang memungkinkan seseorang untuk

mengatakan, misalnya, bahwa budayaMicrosoft menghargai keagresifan dan

pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk lebih

memahami perilaku dari para eksekutif dan karyawan Microsoft.Tetapi, kenyataan

yang tidak dapat diabaikan adalah banyak organisasi juga memiliki berbagai

subbudaya yang bisa memengaruhi perilaku anggotanya.


BAB 11

KESIMPULAN

Setiap organisasi mempunyai budaya dan iklim yang berbeda-beda. Tidak

akan ada dua organisasi yang mempunyai budaya dan iklim yang sama persis. Ini

biasanya sangat berpengaruh pada siapa pendirinya.Telah kita ketahui bahwa Budaya

organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman sember daya manusia untuk

menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam

perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai

yang ada dan bagaimana mereka harus bertingkah laku atau berprilaku.

Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada

di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan

sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini

mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.

Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal

organisasi tersebut.Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan

atau ideologi sebelumnya.Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru

lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota

organisasi.

Jika organisasi tidak memiliki budaya dominan dan hanya tersusun atas

banyak subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan

berkurang secara signifikan karena tidak akan ada keseragaman penafsiran mengenai
apa yang merupakanperilaku semestinya dan perilaku yang tidak semestinya. Aspek

makna bersama dari budaya inilah yang menjadikannya sebagai alat potensial untuk

menuntun dan membentuk perilaku.Itulah yang memungkinkan seseorang untuk

mengatakan, misalnya, bahwa budayaMicrosoft menghargai keagresifan dan

pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk lebih

memahami perilaku dari para eksekutif dan karyawan Microsoft.Tetapi, kenyataan

yang tidak dapat diabaikan adalah banyak organisasi juga memiliki berbagai

subbudaya yang bisa memengaruhi perilaku anggotanya.

Kita juga telah mengetahui tentang apa itu Iklim atau Climate yang berasal

dari bahasa Yunani yaitu incline, kata ini tidak hanya memberikan arti yang terbatas

pada hal-hal fisik saja seperti temperatur atau tekanan, tetapi juga memiliki arti

psikologis bahwa orang-orang yang berada di dalam organisasi menggambarkan

tentang lingkungan internal organisasi tersebut.

Seperti yang diungkapkan di atas, bahwa iklim organisasi tercipta dari hasil

interaksi individu dalam organisasi.iklim merupakan suasana yang dirasakan orang-

orang yang terlibat dalam organsiasi. Dengan demikian karakteristik individu seperti

persepsi, sifat, kemampuan, akan mempengaruhi iklim organisasi. demikian juga

dengan pengalaman masa lalu, harapan serta nilai-nilai yang dianut setiap individu

akan berpengaruh terhadap proses interkasi.


DAFTAR PUSTAKA

Modul Budaya Organisasi

http://irman-musafir-sufi.blogspot.com/2011/11/pengaruh-budaya-perusahaan-

terhadap.html

http://strategimanajemen.net/2010/03/08/melacak-strategi-bisnis-lion-air/

http://romailprincipe.com/daftar-standar-gaji-perusahaan-indonesia

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-juanita3.pdf

http://dinny182.multiply.com/journal/item/2

Anda mungkin juga menyukai