Anda di halaman 1dari 7

Peran Tasawuf Dalam Menghadapi Era Globalisasi

SulkifliI, Jumarni2, Riang Septiawansyah3


1
Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Parapare
Parepare, Indonesia
1
sulkifli.sakkirang027@gmail.com, 2jumarnimanni741@gmail.com, 3iankantik@gmail.com

ABSTRAK — Era globalisasi saat ini sangat lahirlah pribadi yang tangguh dengan memiliki
erat kaitannya dengan kehidupan modern, iman yang kuat dan akhlak yang baik.[1]
dimana segala kebutuhan materialis dapat
dengan untuk dipenuhi. Tapi disisi lain juga Era globalisasi adalah masa yang ruwet
memberikan berbagai macam problematika dimana terjadi proses transformasi yang cepat
yang membutuhkan solusi. Tasawuf merupakan dan tanpa batas di seluruh penjuru dunia dalam
dimensi esoteris dan juga sebagai inti ajaran waktu yang singkat sehingga meruntuhkan semua
islam diharapkan mampu memberikan solusi batas-batas di segala bidang. Selain memberikan
terhadap problematika terebut. Penelitian ini
keuntungan bagi kehidupan manusia, dengan
bertujuan untuk menggali problematika
mendasar yang dialami masyarakat “manusia”
ketersediaan segala fasilitas dalam menunjang
dan sejauh mana tasawuf mampu berperan aktivitas kehidupan manusia, bersamaan dengan
dalam mengatasi problematika terebut. itu muncul pula praktek-praktek kehidupan
Metode penelitian yang digunakan adalah materialisme dan hedonisme. Manusia dalam hal
kualitatif, teknik analisis menggunakan analisis memenuhi keinginannya cenderung menghalalkan
interpretatif dan analisis konten. Hasil dari segala cara tanpa peduli terhadap hak sesama.[2]
penelitian ini adalah 1. Problematika mendasar Dampak dari itu semua adalah terjadinya
yang dialami manusia di era globalisasi adalah kekeringan spiritual yang menyerang manusia,
kehampaan spiritual dan berakibat pada krisis
bukan hanya di daerah perkotaan tapi sudah
moral. 2. Tasawuf memiliki peran yang penting
dalam membimbing manusia untuk
merambat sampai ke pedesaan. Pada titik inilah
menemukan Tuhan-nya, menghilangkan ilmu tasawuf memiliki peluang yang besar untuk
perasaan hampa yang dialami manusia modern dijadikan rujukan dan solusi dalam menangani
dengan mengembalikan nilai-nilai spiritual yang persoalan tersebut.
telah hilang dari dirinya.

Kata Kunci — Tasawuf, Era Globalisasi B. Rumusan Masalah


Atas dasar itu pulalah permasalahan
dalam penelitian ini adalah apa problematika
I. PENDAHULUAN masyarakat di era globalisasi dan apa peran
tasawuf dalam mengatasi problematika
A. Latar Belakang masyarakat di era globalisasi?.
Sebagai sesuatu yang lahir dari rahim
peradaban Islam, tasawuf merupakan Khasanah C. Tujuan Penelitian
keilmuan yang memiliki perannya tersendiri dalam Adapun tujuan penelitian ini adalah
membimbing manusia agar tidak tersesat dari untuk mengetahui problematika kehidupan
fitrahnya. Pada dasarnya tasawuf berfokus pada masyarakat di era globalisasi dan Untuk
cara membersihkan jiwa sebersih mungkin agar mengetahui peran tasawuf dalam mengatasi
manusia bisa memperoleh kedekatan kepada problematika kehidupan masyarakat di era
Allah. Dari usaha pembersihan jiwa ada beberapa globalisasi.
tingkatan yang harus dilalui sehingga nantinya akan

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
173
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

D. Manfaat penelitan menyucikan diri dari sifat alamiah, menghiasi diri


Penelitian ini diharapkan bisa dengan kebaikan, taat kepada Allah dan Rasul-Nya
memberikan sumbangsih terhadap pengembangan guna meraih hidup yang hakiki.
keilmuan khususnya mistisisme atau tasawuf Secara garis besar ada dua teori tentang
dalam islam, bisa menjadi referensi bagi penelitian asal-usul ajaran tasawuf, yaitu pendapat pertama
selanjutnya dan memberikan pengalaman yang mengatakan bahwa ajaran tasawuf bersumber dari
berharga bagi peneliti. agama islam itu sendiri, sedangkan pendapat
kedua mengatakan bahwa ajaran tasawuf tidak
E. Kajian Pustaka murni bersumber dari ajaran islam. Para sufi
meyakini bahwa tasawuf bersumber dari ajaran
1. Konsep Tasawuf
islam sementara para peneliti barat justru
Ada beberapa kata yang menjadi akar kata berpendapat lain bahwa tasawuf tidak murni
tasawuf diantaranya: ahl as-suffah merupakan bersumber dari ajaran islam.[5]
istilah yang diterapkan kepada sahabat Nabi yang a. Unsur Islam
tinggal di serambi Mesjid, shafa’ mengandung arti Para ilmuan muslim berpendapat bahwa
suci dan bersih, yakni orang-orang yang senantiasa tasawuf merupakan kekayaan intelektual islam
menyucikan dirinya di hadapan Allah, shaf yang yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadits.
berarti barisan, yakni orang-orang yang senantiasa Cendekiawan islam kontemporer sayid Husain
berada pada barisan terdepan dalam beribadah Nasr mengungkapkan bahwa tasawuf adalah
kepada Allah, shaufi bermakna kebijaksanaan, dimensi yang dalam dan merupakan unsur
shaufana diistilahkan pada tumbuhan berbulu yang esoteris dari ajaran islam yang bersumber dari
tumbuh di padang pasir dan shuf yang berarti bulu al-Qur‟an dan Hadits.[6] Karena di dalam al-
domba atau kain wol kasar, namun yang Qur‟an dijumpai beberapa rentetan ayat yang
dimaksudkan adalah kain wol kasar, bukan kain membicarakan pokok ajaran tasawuf di
wol yang digunakan saat ini. memakai wol kasar antaranya: khauf, raja’, tawakkal, taubat, suhud,
waktu itu adalah simbol kesederhanaan dan sabar dan sebagainya. Misalnya berkenaan
kemiskinan.[3] Dari sekian banyak akar kata dengan cinta (mahabbah) hamba dengan Allah
tasawuf, kata shuf yang berarti bulu domba atau terdapat dalam surat (al-Maidah ayat 54),
kain wol paling banyak diterima sebagai akar kata tentang taubat terdapat dalam surat (At-Tahrim
tasawuf, meskipun sebagian pakar yang lain lebih ayat 8), tentang Allah memberikan cahaya
memilih kata shafa yang berarti suci sebagai akar kepada hamba yang dikehendaki surat (An-Nur
kata tasawuf. ayat 35), peringatan agar tidak diperbudak
dunia surat (Al-Hadid dan Faathir ayat 5).
Dari segi istilah para ahli juga memberikan
Berkenaan dengan hal tersebut diatas juga
komentar yang beragam, seperti yang dikutip oleh
ditemukan Hadits yang berbicara tentang
M. Arifin Khoiruddin diantaranya Zakaria Al-
dimensi spiritual dintaranya dua Hadits yang
Anzari (852-925), memberikan definisi tasawuf
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
sebagai cara untuk menyucikan diri, meningkatkan
“sembahlah Allah seolah-olah engkau melihat-
akhlak dan membangun kehidupan jasmani dan
Nya, apabila engkau tak mampu melihat-Nya
rohani guna sampai pada kehidupan yang hakiki,
maka yakinlah bawa Dia melihatmu” dan hadis
selanjutnya al-Junaid al-Baghdadi (wafat-289 H),
lain berbunyi “siapa yang mengenal dirinya,
memberikan batasan yakni tasawuf adalah
niscaya dia mengenal Tuhan-Nya” menjadi
membersihkan diri dari sifat alamiah, menghindari
landasan yang kuat bagi kita untuk meyakini
dorongan hawa nafsu, memberikan peluang pada
bahwa tasawuf bersumber dari ajaran Islam.
sifat-sifat rohani, berbuat baik kepada sesama dan
[7]
taat kepada Allah serta mengikuti ajaran
Abu Nasr As-Sarraj juga memberikan
Rasulullah.[4] dari pengertian ini dapat dipahami
penjelasan bahwa sebenarnya ajaran tasawuf
bahwa tasawuf merupakan cara untuk

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


174 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

itu digali dari al-Qur‟an dan Hadits, dan dilalui oleh seorang sufi, seperti yang
tentunya para sahabat tidak mungkin diungkapkan oleh Abu Bakar al-Khlabadzi yang
mengamalkan sesuatu yang melenceng dari merupakan tokoh sufi dari Bukhara.
ajaran islam. Sehingga bisa dipahami bahwa Setidaknya ada tujuh tingkatan yang harus
ajaran tersebut benar-benar bersumber dari dilalui diantaranya: tobat, zuhud, sabar, tawakal,
ajaran islam. ridlah, mahabbah, dan ma’rifah.[11]
b. Unsur luar islam
Menurut Ignal Gildzher, ajaran tasawuf 2. Globalisasi
sangat identik dengan ajaran agama terdahulu
Pengertian globalisasi: dari asal katanya
yakni Nasrani, Hindu-Budha, Yunani dan
globalisasi diambil dari kata “global” yang berari
Persia. Menurut para peneliti orientalis bahwa
universal atau mendunia.[12] Ada juga yang
praktek suhud dan pakir merupakan ajaran
mengatakan bahwa globalisasi berasal dari bahasa
yang di anut oleh para Pendeta Kristen.[8]
inggris “the globe” yang berarti dunia, sehingga
Peneliti orientalis yang lain yang memiliki
globalisasi bermakna suatu proses menjadikan
pendapat bahwa ajaran tasawuf tidak
semuanya menjadi satu bumi atau dunia.[13] Dari
bersumber dari ajaran Islam adalah Nicholson,
segi istilah ada banyak pendapat tentang
dengan berpendapat bahwa para sufi generasi
globalisasi di antaranya yang diungkapkan oleh
awal banyak bersentuhan dengan teks-teks
Ahmad Suparman bahwa globalisasi ialah suatu
Injil bahkan para Pendeta yang menjadi
proses menjadikan sesuatu menjadi ciri oleh
pembimbing spiritual bagi mereka yang
setiap individu di dunia, tanpa terbatas oleh sekat
mempraktikkan hidup asketis, selanjutnya dia
apapun termasuk budaya dan agama. Sementara
mengungkapkan bahwa kebiasaan memakai
Malcolm Waters mengungkapkan bahwa
kain wol kasar yang terbuat dari bulu domba
globalisasi berarti suatu proses dimana
adalah kebiasaan umat Kristen.[9]
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya
Pernyataan para orientalis bisa saja
tidak begitu penting, ini berarti bahwa globalisasi
diterima dari sisi akademik tapi dalam sisi
berdampak pada runtuhnya batas-batas sosial
akidah diperlukan kehati-hatian. Selain itu
budaya dan ideologi.[14]
sepertinya mereka terburu-buru dalam
memberikan kesimpulan dengan hanya melihat Selain itu beberapa ahli juga memiliki
dari satu sisi, misalnya dari segi praktis. Tapi pendapat masing-masing: Emmanuel Ritcher,
tidak melihat lebih jauh terhadap landasan bahwa globalisasi sebagai jaringan kerja global
normatif tasawuf yakni al-Qur‟an dan Hadits. yang bersamaan menyatukan masyarakat yang
Sementara dari sisi historis misalnya, belum sebelumnya terpencar dan terisolasi menjadi
ditemukan sumber yang terpercaya mengenai saling membutuhkan. Jadi globalisasi dalam hal ini
agama Hindu-Budha pernah tumbuh subur di berfungsi sebagai penghubung masyarakat dunia.
jazirah Arab.[10] Thomas L. Priedman berpendapat globalisasi
c. Ajaran Pokok Tasawuf bermuatan ideologi dan teknologi. Sisi ideologi
Maqamat, berasal dari kata maqam yang bermuatan pasar bebas dan kapital sedangkan
berarti kedudukan, posisi, tingkatan. Harun teknologi berperan menyatukan dunia.[15] Atas
Nasution mengungkapkan maqamat adalah jasa teknologi informasi dan media komunikasi
stasiun atau tempat pemberhentian dalam sehingga saat ini segala hal di penjuru dunia bisa
perjalanan panjang menuju Allah. Sementara diakses dengan mudah, meliputi budaya, ideologi,
Abu Nasar menjelaskan bahwa maqamat agama, politik, sejarah, ilmu pengetahuan dan
adalah kedudukan seorang hamba dihadapan masih banyak lagi. Sehingga hampir tidak ada batas
Allah. setelah melakukan usaha yang keras diantara semuanya. Tidak terkecuali masyarakat
dengan berbagai macam rintangan dan godaan muslim juga ikut terseret dari pusaran global ini.
serta ibadah yang konsisten kepada Allah. Ada Namun patut disadari bahwa keniscayaan
beberapa maqamat atau tingkatan yang harus

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
175
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

globalisasi itu tidak dapat dihindari dan rela atau D. Metode Pengumpulan Data
tidak kita harus terlibat di dalamnya. Metode pengumpulan data yang digunakan
Menurut hemat penulis globalisasi ibarat adalah metode dokumentasi. Dokumentasi
sebuah koin yang memiliki dua sisi. Pada satu sisi merupakan catatan peristiwa yang telah lalu,
memberikan dampak yang positif bagi umat dalam hal ini dokumentasi dapat berarti catatan
manusia sementara pada sisi yang lain justru atau hasil penelitian yang terdahulu. Dengan cara
memberikan dampak negatif. Diantara dampak mendownload referensi dalam bentuk jurnal
positif globalisasi antara lain: kemajuan teknologi ilmiah yang relevan dengan judul penelitian
informasi dan komunikasi khususnya internet melalui internet pada situs Google cendekia.
memudahkan dalam bersilaturahmi dengan E. Metode Analisi Data
keluarga dan teman yang jauh. [16] memudahkan
Proses menganalisis data, menggunakan
dalam mengakses informasi dan pengetahuan,
metode deskriptif analisis yang terdiri dari tiga
mobilitas yang tinggi, memacu dalam
kegiatan, yakni reduksi data, penyajian data dan
meningkatkan kualitas diri dan memudahkan
penarikan kesimpulan. Pertama, setelah
dalam memenuhi kebutuhan. Semenara dampak
pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya
negatif globalisasi antara lain: informasi yang tidak
adalah mereduksi data yang telah diperoleh, yaitu
tersaring atau hoax, perilaku konsumtif,
dengan menggolongkan, mengarahkan, serta
individualisme, munculnya perilaku hedonisme,
mengorganisasi data dan meninggalkan data yang
materialisme, sekularisme, terjadi akulturasi
tidak perlu. Kedua data disajikan dalam bentuk
bahkan asimilasi antar budaya.[17] Selain itu,
narasi. Ketiga dilakukan penarikan kesimpulan.
dampak negatif dari globalisasi adalah eksploitasi
perekonomian dunia oleh negara-negara donor Data yang telah diperoleh dianalisis
terhadap negara yang menerima bantuan, menggunakan analisis konten, metode ini
masuknya teknologi dan juga tingkat sistem menekankan bagaimana memperoleh keterangan
produksi terhadap komsumsi negara.[18] dari data-data yang terkumpul kemudian akan
disintesiskan dalam konstruksi yang teratur.
II. METODE PENELITIAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari jenisnya penelitian ini termasuk A. Problematika Masyarakat di Era
dalam penelitian kualitatif. Dikatakan kualitatif Globalisasi
karena penelitian ini lebih menekankan pada Era globalisasi pada sadarnya sering
penyajian data-data yang ada secara deskriptif. diidentikkan dengan kemoderenan, dimana dalam
B. Sifat Penelitian kemoderenan ciri khas yang bisa diamati adalah
rasionalitas, materialisme, individualisme dan
Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif
industrialisasi atau perkembangan ilmu
analisis, karena mencoba menjelaskan dan
pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan
menggambarkan bentuk pemikiran tasawuf di era
kemajuan yang dicapai oleh perkembangan
globalisasi, juga memiliki sifat analisis interpretatif,
teknologi, lahirlah teknologi informasi dan
karena berhubungan dengan upaya penguraian
komunikasi yang merupakan alat utama dalam
dan interpretasi pemikiran tersebut.
proses global tersebut. Media informasi dan
C. Sumber Data komunikasi memberikan jasa yang luar biasa
Metode penentuan subjek sering juga disebut dalam proses interaksi masyarakat dunia.
sebagai metode penentuan sumber data. Maksud Lahirnya jaringan internet misalnya,
dari sumber data penelitian adalah subjek dari memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
mana data itu diperoleh. Dalam hal ini yang berkomunikasi, dan mengakses informasi dari
menjadi subjek penelitian adalah jurnal. segala penjuru dunia dalam bentuk apapun. Bisa

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


176 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

berupa budaya, pendidikan, gaya hidup, ideologi, langsung, ketika mereka mengalami tekanan batin
hiburan, kesenian, bisnis dan sebagainya. akibat tuntutan pekerjaan, justru memilih obat-
obat terlarang dan minuman keras sebagai jalan
Melihat kemajuan yang luar bisa yang telah
pintas dalam menghilangkan stres. Namun hal itu
dicapai oleh manusia modern secara global
tidak akan membantu banyak, karena hanya
tersebut, juga memberikan dampak negatif bagi
bersifat sementara, bahkan hasilnya bisa menjadi
eksistensi manusia itu sendiri, di antaranya:
lebih parah. Mereka bisa mati secara perlahan
1. Kehampaan spiritual juga bisa berakhir pada persoalan hukum. Dari
pemaparan tersebut memberikan sedikit
Salah satu problem mendasar yang dialami
penjelasan betapa manusia saat ini tengah dilanda
manusia saat ini adalah kehampaan spiritual, hal
krisis spiritual.
ini terjadi karena manusia telah kehilangan visi
keilahian. Sehingga dengan mudah manusia akan 2. Krisis Moral
stres dan gelisah karena tidak mempunyai arah
Krisis moral yang terjadi pada bangsa kita
dan pegangan hidup.[19] Setiap hari kita bisa
saat ini semestinya menjadi perhatian kita
menyaksikan praktek kehidupan saat ini banyak
bersama, sebab jika ditinjau secara historis
di warnai dengan gaya hidup materialisme dan
bangsa ini menjadikan agama sebagai bagian dari
hedonisme, hal ini bisa dilihat dari tolak ukur
ideologinya. Bahkan penganut agama islam
kesuksesan adalah materi.
terbesar didunia ada di indonesia, namun pada
Masyarakat berlomba-lomba dalam kenyataannya kita disuguhkan dengan berbagai
mencari harta tanpa mempedulikan hak-hak fenomena di media sosial diantaranya:
orang lain, dengan kata lain menggunakan segala pelanggaran HAM, korupsi, kolusi, prostitusi,
cara demi mendapatkan materi.[20] Pada saat ini peredaran narkoba yang tidak terkendali,
segala kebutuhan jasmani bisa terpenuhi, namun pembegalan, perampokan, bahkan yang baru-baru
tidak memberikan kebahagiaan secara spiritual. terjadi pembunuhan Guru oleh siswanya,
Sementara nilai-nilai dan ajaran agama banyak penyerangan terhadap tokoh agama oleh “orang
ditinggalkan bahkan dilupakan, padahal itu gila yang cerdas”, hingga pada upaya pembunuhan
merupakan kebutuhan spiritual. Akibat dari ini penyidik KPK seolah memberikan gambaran
semua timbullah krisis kemanusiaan.[21] betapa rusaknya moralitas bangsa kita.[22]
Materi yang berlimpah, perhiasan yang Ketika kita ingin mengamati dalam skala
mewah dan kebutuhan jasmani yang selalu yang lebih luas tentang krisis moral atau krisis
terpenuhi ternyata tidak memberikan kemanusiaan yang dialami oleh manusia, maka
kebahagiaan kepada manusia. Betapa banyak kita bisa mengamati apa yang terjadi di Timur
selebriti dengan popularitas yang cukup Tengah, disana pelanggaran hak-hak asasi manusia
gemilang, justru dikabarkan meninggal bunuh diri, seolah sesuatu yang biasa saja. Pembantaian
dan alasannya sangat mengejutkan, yakni mereka terhadap anak-anak dan perempuan yang lebih
memilih mengakhiri hidup karena beban mirip memanen gandum dari ladang. Disana
pekerjaan yang selalu memaksa mereka untuk pembantaian, pembunuhan dan pelecehan adalah
tampil sempurna di hadapan publik. Hari-hari santapan sehari-hari bagi mereka yang telah
mereka hanya dihabiskan untuk menghibur kehilangan moralitas dan sisi kemanusiaannya.
penggemar sementara tidak ada peluang untuk
Pelanggaran HAM yang lain akibat Krisis
berdialog dengan Tuhan. Akhirnya yang muncul
moral yang sekarang ini melanda manusia adalah
adalah kegelisahan, stres dan berujung pada
KDRT dan perdagangan manusia, dan juga
bunuh diri, karena mereka tidak menemukan
berlaku secara global. Kekerasan dalam rumah
sesuatu yang bisa menolong.
tangga adalah segala tindakan seseorang yang bisa
Pada kasus yang lain, ada juga publik figur merugikan orang lain secara pisik, psikis, dan
yang tidak sampai pada bunuh diri secara seksual, serta dapa membawa trauma. Sementara

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
177
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

perdagangan manusia berarti tindakan yang Melihat persoalan mendasar manusia yang
mengandung perekrutan, pengiriman baik antar begitu memprihatinkan maka John Naisbit dan
daerah maupun antar negara. Baik KDRT Patricia Burdene sebagaimana yang dikutip oleh
maupun perdagangan manusia pada umumnya Nulyani mengatakan bahwa Agamalah yang bisa
menarget perempuan dan anak-anak.[23] menjadi solusi dari kehampaan tersebut. Lebih
lanjut Nulyani menambahkah bahwa kondisi
Krisis moral ini sebenarnya muncul sebagai
kekinian telah membuat manusia jauh dari
akibat dari kehampaan spiritual yang dialami oleh
Tuhannya. Untuk itu, diperlukan internalisasi
manusia. Hilangnya nilai-nilai ke-Ilahian dari diri
nilai-nilai spiritual “dalam islam disebut Tasawuf”.
manusia menyebabkan mereka menjadi rapuh
Sayid Husein Nasr merupakan salah seorang
dan mudah tergoda oleh kehidupan dunia.
tokoh yang gigih dalam memperjuangkan
B. Peran Tasawuf dalam Mengatasi internalisasi nilai-nilai spiritualitas islam.[26]
Problematika Masyarakat di Era
Menurut Komaruddin hidayat sufisme atau
Globalisasi
tasawuf dalam islam perlu di masyarakatkan
Arus globalisasi yang begitu deras, dengan tujuan menyelamatkan manusia dari
merobohkan batas-batas ideologi dan budaya. kondisi kebingungan akibat kehilangan nilai-nilai
Media informasi dan komunikasi menjadi sarana spiritual, memperkenalkan ajaran esoteris islam
yang utama dalam penyebaran modernitas yang dan sebagai penegasan bahwa tasawuf sebagai
bermula dari Barat. Dengan demikian gaya hidup jantung ajaran islam.[27]
modern telah menjadi gaya hidup bersama secara
Dalam pandangan yang lain Said Aqil Siraj
global.
mengungkapkan, bahwa ajaran tasawuf dalam
Gaya hidup modern memang islam sangat kontekstual dan relevan dengan
menguntungkan bagi manusia karena segala aspek kondisi saat ini. Menurutnya, sejak awal budaya
kehidupan dengan mudah dipenuhi. Namun hal manusia, pendidikan spiritual merupakan proses
itu juga identik dengan perilaku materialisme dan sosialisasi dan inkulturisasi dalam masyarakat.
individualisme. Gaya hidup materialisme ini Tasawuf sebenarnya bukan penyikapan yang
menuntut orang-orang untuk bekerja tanpa henti apatis terhadap kenyataan sosial. Tetapi
demi mendapatkan barang-barang yang diinginkan sebaliknya, tasawuf berperan pening dalam
dan agama jarang dipedulikan. Relasi hanya mewujudkan sebuah perubahan moral-spiritual
dilakukan kepada orang lain jika itu bisa dalam masyarakat.[28]
menguntungkan secara materialis. Karena waktu
Penerapan ajaran tasawuf dalam kehidupan
hanya habis digunakan untuk mencari harta
sehari-hari akan menciptakan lingkungan yang
kekayaan, manusia jarang berinteraksi dengan
kondusif dan berakhlak. Konsep tahalli yakni
sesamanya kalaupun berinteraksi itu karena ada
membersihkan diri dari perilaku dan sifat yang
motifnya sehingga muncullah sifat
tercelah. Konsep ini bisa berfungsi sebagai sarana
individualisme.[24]
untuk membersihkan jiwa dari penyakit
Menurut para ahli sosial, ciri-ciri batin.[29] Konsep, lain yang ditawarkan dalam
masyarakat modern ialah mereka mengalami tasawuf adalah zuhud yang bermakna
prustasi eksistensial yang ditandai dengan membebaskan diri dari ketertarikan materi.
keinginan yang berlebihan akan kekuasaan, Dalam konteks kekinian penerapan konsep zuhud
keinginan untuk menumpuk harta, menghabiskan ini sangan relevan dengan kondisi manusia
waktu untuk bekerja, memiliki libido sex yang modern yang begitu materialistis. Namun, perlu
tinggi. Akibat dari semua ini adalah kekosongan, ditekankan bahwa konsep ini bukan berarti kita
kegelisahan dan kehampaan sehingga benar-benar memisahkan diri dari dunia, tapi
memunculkan berbagai macam perilaku yang lebih kepada menghilangkan kecintaan yang
negatif.[25] berlebihan kepada dunia. Sebab, dalam dunia

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


178 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

modern saat ini kita tidak mampu menghindar [3] M. Hafiun, “Teori Asal Usul Tasawuf,” J. Dakwah, vol.
dari kebutuhan tersebut. XIII, pp. 241–253, 2012.
[4] Badrus, “Kajian Ilmu Tasawuf,” Tribakti, vol. 14, pp. 1–
Pada intinya tasawuf bertujuan untuk 10, 2005.
membimbing manusia agar dapat memperoleh
[5] Soediro, “Hubungan Hukum dan Globalisasi: Upaya
kedekatan yang hakiki dengan Tuhan-nya. Dengan Mengantisipasi Dampak Negatifnya,” J. Kosmik Huk., vol.
cara menghilangkan perilaku yang buruk dalam 17, pp. 1–21, 2017.
diri, kemudian menghiasinya dengan akhlak yang
[6] A. Syaiful, “Pendidikan Islam di Pesantren,” Kariman,
mulia, sehingga terciptalah ketenangan dalam diri vol. 1, pp. 17–32, 2013.
seseorang. Kondisi kejiwaan yang stabil tersebut
[7] U. Islam, N. Raden, and F. Palembang, “Peran Madrasah
memberikan spirit dalam berinteraksi dengan dalam Menangkal Dampak Negatif Globalisasi terhadap
dunia kemoderenan yang penuh dengan Perilaku Remaja Arjoni,” JIP, vol. 3, pp. 1–14, 2017.
tantangan dan godaan. Selain itu tasawuf juga
[8] Nurhayati, “Tantangan dan Peluang Guru Pendidikan
berperan sebagai penyembuh terhadap Agama Islam di Era Globalisasi,” J. Pendidik. Islam IQRA,
kehampaan spiritual yang dialami manusia vol. 15, pp. 1–34, 2015.
modern.
[9] U. F. Thohir, “Tasawuf Sebagai Solusi Bagi
Problematika Kemoderenan  : Studi Pemikiran Tasawuf
M . Amin Syukur,” Teologia, vol. 24, pp. 1–27, 2013.

IV. KESIMPULAN [10] N. N. Hamang, “Terapi Islam Atas Krisis


Kemanusiaan,” Komunida, vol. 5, pp. 171–179, 2009.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik
[11] H. M. Achlami HS, “Tasawuf Sosial dan Solusi Krisis
kesimpulan bahwa, persoalan mendasar yang Moral,” Ijtimayyah, vol. 8, pp. 90–102, 2015.
dialami manusia modern saat ini adalah
kehampaan spiritual yang berujung pada krisis [12] A. Tohari, “Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan
Trafficking Era Globalisasi,” J. Lisan Al-Hal, vol. 4, pp.
moral. Hal ini disebabkan oleh arus budaya 125–140, 2012.
golobal yang merubah gaya hidup ke arah
[13] A. Nurcholis, “Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi
kemoderenan. Era modern ini dengan segala Krisis Spiritualitas Manusia Modern,” Sosio-Religia, vol.
kenikmatan yang ditawarkan, memaksa manusia 10, pp. 110–132, 2012.
yang religius menjadi manusia hedonis, materialis,
[14] A. E. Putra, “Tasawuf Sebagai Terapi Atas Problem
individualis dan rasionalis. Pada kondisi ini, Spiritual Masyarakat Modern,” Al-AdYaN, vol. 8, pp. 45–
tasawuf sebagai inti ajaran agama islam, sangat 57, 2013.
dibutuhkan bukan hanya sebagai pembimbing bagi
manusia untuk menemukan Tuhan-nya. Tapi juga
berfungsi untuk mengembalikan nilai-nilai spiritual
yang telah lama hilang dari dalam diri manusia.
Dengan cara tasawuf menyentuh aspek esoteis
yang merupakan inti dari manusia. Oleh karena
itu tasawuf sangat dibutuhkan dalam era
globalisasi saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Nulyanti, “Peranan Tasawuf Dalam Kehidupan


Modern,” Tajdid, vol. XIV, pp. 119–142, 2015.
[2] M. Arif Khoruddin, “Peran Tasawuf Dalam Kehidupan
Masyarakat Modern,” IAIT Kediri, vol. 27, pp. 113–130,
2016.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
179

Anda mungkin juga menyukai