Anda di halaman 1dari 28

Aktualisasi diri dan gagasan fully

functioning person
Aprilian Farihatusy Syifa
(111211131037)
Sih Rineksa W N (111211132007)
Purani Galih R
(111211132011)
Rossallyta Bunga A ( 111211133067)
Novi Dwi Jayanti (111211133086)

KELAS B

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015

PENGERTIAN
Aktualisasi diri adalah kebutuhan
naluriah pada manusia untuk
melakukan yang terbaik dari
yang dia bisa. Maslow dalam
(Arinato,2009), menyatakan
aktualisasi diri adalah proses
menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan
potensi psikologis yang unik.

Menurut konsep Hirarki Kebutuhan


Abraham Maslow, manusia didorong
oleh kebutuhan-kebutuhan universal
dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini
tersusun dalam tingkatan-tingkatan
dari yang terendah sampai tertinggi.
Kebutuhan paling rendah dan paling
kuat harus dipuaskan terlebih dahulu
sebelum muncul kebutuhan tingkat
selanjutnya.

Faktor-faktor
yang mempengaruhi aktualisasi diri

Internal
merupakan bentuk
hambatan yang
berasal dari dalam
diri seseorang

1. Ketidaktahuan
akan potensi
diri
2. Perasaan ragu
dan takut
mengungkapk
an potensi diri

Eksternal
hambatan yang berasal dari
luar diri seseorang seperti :
1) Budaya masyarakat.
2) Faktor lingkungan,
lingkungan masyarakat
berpengaruh terhadap upaya
mewujudkan aktualisasi
diri.
3) Pola asuh Pengaruh
keluarga

Karakteristik aktualisasi diri menurut Maslow

Mampu melihat realitas secara lebih efisien


Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang
lain apa adanya
Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran
Melihat inti dari permasalahan
Membutuhkan kesendirian
Otonomi (kemandirian terhadap
kebudayaan dan lingkungan)
Kesegaran dan apresiasi yang
berkelanjutan

Kesadaran sosial
Hubungan interpersonal
Demokratis
Rasa humor yang bermakna
dan etis
Kreativitas
Independensi
Pengalaman puncak (peak
experiance)

Aktualisasi diri adalah proses


menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan
potensi -potensi psikologis yang unik.
Aktualisasi diri akan berubah sejalan
dengan perkembangan hidup

Perkembangan Kepribadian
Konsep diri(self
concept)menurut
Rogers adalah bagian
sadar dari ruang
fenomenal yang
disadari dan
disimbolisasikan,
dimanaakumerup
akan pusat referensi
setiap pengalaman.

self concept
adalah
kesadaran batin
yang tetap,
mengenai
pengalaman
yang
berhubungan
dengan aku dan
membedakan
aku dari yang
bukan aku.

True Self
Vs
Ideal Self

Congruence
Vs
Incongruence

need for positive regard


terbagi menjadi 2
yaitu:
conditional
positive
regard(bersyara
t)
unconditional
positive regard
(tak bersyarat).

Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka


ia akan mengembangkan penghargaan positif
bagi dirinya (unconditional positive
regard)dimana anak akan dapat
mengembangkan potensinya untuk dapat
berfungsi sepenuhnya.
Jika tidak terpenuhi, maka anak akan
mengembangkan penghargaan positif
bersyarat(conditional positive regard). Dimana ia
berfungsi
akan
mencela diri, menghindari tingkah laku yang
sepenuhnya
dicela,
merasa bersalah dan tidak berharga.
adalah pribadi
yang mengalami
penghargaan
positif tanpa
syarat.

Dinamika Kepribadian
Menurut Rogers, fully functioning person
(orang yang berfungsi sepenuhnya)
adalah orang yang berkembang secara
optimal.
Dia menjelaskan
bahwa kehidupan
di sebut baik
ketika organisme
tersebut terus
bertujuan untuk
memenuhi
potensinya
secara utuh.

Untuk bisa disebut fully functioning


person, seseorang harus memiliki
kriteria-kriteria berikut:
1.Keterbuka pada pengalaman
2.Kehidupan eksistensial
3.Kepercayaan terhadap organisme
orang itu sendiri
4.Persaaan bebas
5.Kreativitas

Aplikasi : Client Centered


Therapy

Sikap konselor :

Menerima(Acceptance).
Kehangatan(Warmth).
Tampil apa adanya(Genuine).
Empati(Emphaty).
Penerimaan tanpa
syarat(Unconditional positive
regard).
Transparansi(Transparancy).
Kongruensi(Congruence).

Kelemah
an Teori
Rogers

Kelemahan atau
kekurangan pandangan
Rogers terletak pada
perhatiannya yang semata
mata melihat kehidupan diri
sendiri dan bukan pada
bantuan untuk
pertumbuhan
sertabahwa seseorang harus dapat
gagasan
perkembangan
orang lain
memberikan
respon secara realistis

terhadap dunia sekitarnya masih sangat


sulit diterima.Semua orang tidak bisa
melepaskan subjektivitas dalam
memandang dunia karena kita sendiri
tidak tahu dunia itu secara objektif.

Contoh Kasus
Bissu
Bugis

Suku Bugis memiliki upacara adat yang melibatkan para bissu


untuk memimpin upacara tersebut. Setiap orang berhak menjadi
bissu dengan syarat harus mampu memenuhi sejumlah peraturan
yang berlaku dalam masyarakat bissu dan adat istiadat Bugis.
Peluang terbesar untuk menjadi bissu adalah para calabai. Seorang
calabai bernama Jamila mengatakan belum siap menjadi bissu.
Jamila bekerja sebagai juru rias sebuah salon kecantikan di salah
satu desa Suku Bugis. Dia telah lama berhasrat untuk menjadi
bissu, tetapi dia belum mempunyai keberanian untuk menjadi
seorang bissu karena dia belum berani melakukan salah satu
prasyaratnya. Selain itu Jamila masih ingin mejeng dan berhurahura menikmati dunia yang dianggapnya masih bisa untuk
dijelajahi keindahannya. Hal ini berbeda dengan calabai Baso yang
sehari-harinya mangkal di salon kecantikan. Baso suatu waktu
pernah meminta untuk diritual menjadi bissu. Basso meminta
kepada bissu Umasse untuk mengajarinya tari bissu sambil
melaksanakan prasyarat mabissu, tetapi Baso ditolak karena
dianggap belum pantas menjadi bissu. Basso dinilai masih senang
hura-hura hingga akhirnya Baso mengabdi di Arajang Segeri agar
dinobatkan menjadi bissu dikemudian hari. Pada pengalaman yang
dialami Juleha, karena dia dianugerahi oleh Tuhan dengan
diberikan kecerdasan dan kecepatan dalam memahami pelajaran
saat magang menjadi bissu dia dinobatkan menjadi bissu dalam

Syarat menjadi Bissu:


Tidak lagi mejeng
Mendengar pernyataan ghaib dan
mendapat berkah
Tidak lagi dicela oleh komunitasnya
Bisa menjalankan proses mabissu

Oleh karena itu syarat-syarat untuk


menjadi Bissu atau proses untuk
menjadi Bissu (irreba) adalah:
1. Niat;
2. Puasa;
3. Mattinjak (mempunyai nazar);
4. Wuju;
5. Taat pada aturan-aturannya.
(http://raniansyahpelangimerahputih.blogspot.com/2011/1
1/bissu-dan-informasi-lengkapnya.html)

Analisis
Dari kasus di atas, Jamila dan Baso belum
mengalami aktualisasi diri karena menurut
konsep aktualisasi diri Maslow dan Roger
seseorang dikatakan sudah mencapai aktualisasi
diri apabila kebutuhan dalam hirarki telah
dipenuhi. Dalam hal ini Baso dan Jamila masih
berhenti di tahap kebutuhan akan cinta dan
kasih sayang. Sedangkan Juleha sudah sampai di
tahap aktualisasi diri dan fully functioning person
dengan proses mengabdi dan merasa puas
dengan kehidupan terdahulunya sebagai calabai.

Thankyou..!!

Anda mungkin juga menyukai