Anda di halaman 1dari 28

TEORI TERPUSAT PADA

PRIBADI
CARL ROGERS

By :
Aprilya Dian Eky Anggraini (20081019)
Nur Rizki Haeni Fadhillah (20081020)
Hakekat Pribadi
Fenomenologis
Pendekatan humanistik sangat menghargai individu sebagai organisme yang potensial. setiap
orang memiliki potensi untuk berkembang mencapai aktualisasi diri. Rogers mengemukakan
19 rumusan mengenai hakekat pribadi (self) sebagai berikut:
1. Organisme berada dalam dunia pengalaman yang terus-menerus berubah, di mana dia
menjadi titik pusatnya.
2. Organisme menanggapi dunia sesuai dengan persepsinya.
3. Organisme mempunyai kecenderungan pokok yakni keinginan untuk mengaktualisasikan,
memelihara dan meningkatkan diri (self actualization-mintain-enhance)
.
4. Organisme mereaksi medan fenomena secara total (gestalt) dan berarah tujuan (goal
directed)
5. Pada dasarnya tingkah laku merupakan usaha yang berarah tujuan untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan mengaktualisasikan, mempertahankan dan memperluas diri ke dalam
medan fenomenanya.
6. Emosi akan menyertai tingkah laku yang berarah tujuan sehingga intensitas atau kekuatan emosi itu
tergantung kepada pengamatan subjektif seberapa penting tingkah laku itu dalam usaha aktualisasi,
memelihara dan mengembangkan diri.
7. Jalan terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang adalah dengan memakai kerangka pandangan
orang itu sendiri (internal frame of reference) yakni persepsi, sikap, dan perasaan yang dinyatakan
dalam suasana yang bebas atau suasana terapi berpusat klien.
8. Bagian dari medan fenomenal secara berangsur mengalami diferensiasi sebagai proses terbentuknya
self.
9. Struktur self adalah suatu pola pengamatan yang bersifat utuh, teratur, mudah bergerak, dan konsisten
dengan gambaran I atau me dan nilai-nilai lingkungan.
10. Apabila terjadi konflik antara nilai-nilai yang sudah dimiliki dengan yang akan diintrojeksi,
organisme akan meredakan konflik yaitu dengan merevisi gambaran dirinya serta mengaburkan nilai-
nilai yang ada di dalam dirinya atau dengan mendistorsi nilai-nilai yang akan diinterjeksi atau
diasimilasi.
11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang akan diproses oleh
kesadaran dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda, sebagai berikut:
a. Disimbolkan: diamati dan disusun dalam hubungannya dengan self
b. Dikaburkan: tidak ada hubungan dengan struktur self
c. Diingkari atau diabaikan: pengalaman itu sebenarnya disimbolkan tetapi
diabaikan karena kesadaran tidak memperhatikan pengalaman atau ingkari karena
tidak konsisten dengan struktur self.
12. Umumnya tingkah laku konsisten dengan konsep self.
13. Tingkah laku yang didorong oleh kebutuhan organis yang tidak dilambangkan,
bisa tidak konsisten dengan self.
14. Salahsuai psikologis (psichological maladjusment) akibat adanya tension, terjadi
apabila organisme menolak menyadari pengalaman sensorik yang tidak dapat
disimbolkan dan disusun dalam kesatuan struktur selfnya.
15. Penyesiauan psikologis ((psichological adjusment) terjadi apabila organisme dapat
menampung atau mengatur semua pengalaman sensorik sedemikian rupa dalam hubungan
yang harmonis dalam konsep diri.
16. Setiap pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self akan diamati sebagai
ancaman (threat).
17.Dalam kondisi tertentu, khususnya dalam kondisi bebas dari ancaman terhadap struktur
self, pengalaman-pengalaman untuk yang tidak konsisten dengan self dapat diamati dan
diuji untuk mencari konsistensinya dengan self dan struktur self direvisi untuk dapat
mengasimilasi pengalaman-pengalaman itu.
18. Apabila organisme mengamati dan menerima semua pengalaman sensoriknya ke dalam
sistem yang integral dan konsisten, maka dia akan lebih mengerti dan menerima orang lain
sebagai individu yang berbeda.
19. Semakin banyak individu mengamati dan menerima pengalaman sensorik ke dalam
struktur selfnya, kemungkinan terjadinya introjeksi atau revisi nilai-nilai semakin besar.
Struktur
Kepribadian
 Organism
Pengertian organisme itu sebagai berikut:
1. Makhluk hidup (organism)
2. Realitas subjektif (subyjective reality):
3. Holisme (holism):
 Medan Fenomena (Phenomenal field)
Medan fenomena adalah seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di
dunia, sebagimana persepsi subjektifnya. Beberapa deskripsi berikut dapat menjelaskan
pengertian medan fenomena:
Meliputi pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman
eksternal (persepsi mengenai dunia luar)
Meliputi pengalaman yang disimbulkan (diamati dan disusun dalam kaitannya dengan
diri sendiri), disimbulkan tetapi diingkari/dikaburkan (karena tidak konsisten
denganstruktur dirinya) serta tidak disimbulkan atau diabaikan (karena diamati tidak
rnempunyai hubungan dengan struktur diri).
Semua persepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri.
Medan: fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali melalui
inferensi empatik, itupun pengetahuan yang diperoleh tidak bakal sempurna.
 C. Self
Self concept menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya
sendiri ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.

Karena itu bagi Rogers kesadaran dan simbolisasi adalah sinonim.


Ada tiga tingkatan simbol atau kesadaran:
 Suatu peristiwa dialami di bawah ambang kesadaran sehingga
diabaikan atau diingkari
 Suatu peristiwa dialami dengan kesadaran penuh, disimbolkan ke
dalam struktur self.
 Suatu peristiwa dialami dalam bentuk pengaburan.
Dinamika
Kepribadian
Penerimaan Positif
(Positive regard) 1
Kesadaran memiliki konsep diri kemudian
mengembangkan positive regard yakni kebutuhan diri
agar diterima baik; dicintai dan diakui lingkungan.
Perkernbangan pengalaman menempatkan positive
regard timbal balik. Orang merasa puas menerima
positive regard, kemudian juga merasa puas dapat
memberi positive regard kepada orang lain. Ketika
positive regard itu diinternalisasi, orang dapat
memperoleh kepuasan dari menerima dirinya sendiri,
atau positive self regard.
Konsisten dan Salingsuai Self
2 (Self Consistency and Congruence)
Menurut Rogers, organisme berfungsi untuk memelihara consistency (keajegan =
keadaan tanpa konftik) dan persepsi diri, dan congruence (kesesuaian) antara
persepsi self dengan pengalaman. Apabila ada diskrepansi antara self
structure dengan pengalaman aktual, orang akan merasa incongruence.

Akibat dari diskrepansi dan inconqruence itu adalah:


• Individu menyadari dan mengizinkan pengalaman itu masuk ke kesadaran.
• Individu yang tidak menyadari keadaan inconqruencenya, dia rentan
mengalami anxiety akibat incongruence itu.
• Individu tidak mengizinkan pengalaman masuk ke kesadaran. Individu juga
mengalami kecemasan masuknya discrepancy kekesadaran.
• Individu berusaha mempertahankan self-conceptnya dengan defense;
distortion (mengaburkan makna asli suatu pengalaman) atau denial (mengingkari
pengalaman yang pernah masuk kekesadaran).
Aktualisasi Diri
(Self Actualization) 3
Aktualisasi diri berlangsung mengikuti apa yang digariskan
keturunan. Ketika organism itu masak, dia menjadi semakin
berbeda dengan orang lain, semakin luas, otonom, dan
tersosialisasi.

Secara alami kecenderungan aktualisasi itu akan menunjukkan


diri melalui rentangan luas tingkah laku, yakni:
a. Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologik
b. Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologik untuk
menjadi diri sendiri
c. Tingkah laku yang alih-alih meredakan tegangan justru
meningkatkan tegangan
Perkembangan
Kepribadian
Pribadi yang berfungsi utuh
1 (Fully Functioning Person)
Rogers memerinci 5 ciri kepribadian orang yang berfungsi sepenuhnya, sebagai
berikut:

1.Terbuka untuk mengalami (Openess to experience)

2.Hidup menjadi (Existential living)

3.Keyakinan organismik (Organismic trusting)

4.Pengalaman kebebasan (Experiental freedom)

5.Kreatifitas (Creativity)
Psikopatologi 2
Menurut Rogers orang-maladjusment sepertinya tidak sadar dengan
perasaan yang mereka ekspresikan (yang ditangkap jelas oleh orang
luar). Mereka juga tidak sadar dengan pernyataan yang bertentangan
dengan self-nya dan berusaha menolak ekspresi yang dapat mengungkap
hal itu.
a.Tak saling suai (incongruence)
b.Kecemasan dan ancaman

c.Tingkah laku bertahan (defensiveness)


d.Disorganisasi
Aplikasi
1 Teknik riset
Pendekatan dipakainya antara lain content analysis,
rating scale dan Q-techniques. Content analysis adalah
prosedur menganalisis verbalisasi klien (merekam,
mengklasifikasi, menghitung pernyataan klien) untuk
menguji berbagai hipotesis atau proposisi mengenai
hakekat kepribadian, atau meneliti perubahan self-
concept yang terjadi dalam terapi. Rating scale dipakai
untuk meneliti kualitas hubungan terapi, dilakukan oleh
klien secara bebas menurut apa yang dirasakannya. Q-
techniques adalah model asesmen untuk meneliti
pandangan orang mengenai dirinya sendiri.
Psikoterapi 2
Rogers menamakan teknik terapinya: terapi
berpusat pada klien. Secara singkat pendekatan
berpusat klien berpendapat, agar orang yang
rentan dan cemas dapat mengembangkan
jiwanya, mereka harus mengadakan kontak
dengan terapis yang kongruen dan dapat
menciptakan suasana penerimaan tanpa syarat
dan empati yang akurat.
Kondisi 3
Menurut Roger skema agar proses terapeutik dapat berlangsung
dibutuhkan tiga kondisi yang harus ada dalam bentuk yang
memenuhi syarat:
a. Klien yang mengalami kecemasan atau kerentanan memiliki
motivasi mendatangi terapis untuk mencari bantuan.

b. Terapis dapat menunjukkan kepada klien bahwa konsep dirinya


kongruen, menerima positif klien tanpa syarat, dan bersikap empati.
Klien harus dapat menangkap karakteristik yang ditunjukkan
kepadanya.

c. Kontak antara klien dengan terapis dalam suasana kongruen,


penerimaan positif tanpa syarat, dan empati itu berlangsung dalam
waktu panjang.
Proses 4
Proses perbaikan kepribadian dapat diletakkan dalam suatu kontinum
dari yang sangat desfensif menjadi sangat integratif, yang dibagi dalam
tujuh tahapan:
Tahap pertama
Klien tidak mau
mengkomunikasikan dirinya.

Tahap kedua
Sikap kakunya berkurang, mereka membahas
kejadian eksternal dan orang lain tetapi masih
belum menyadari perasaan-perasaannya sendiri.

Tahap ketiga
Klien semakin bebas membicarakan
dirinya sendiri, masih sebagai objek.
Tahap kelima
Klien mulai mengalami perubahan
dan pertumbuhan yang penting.

Tahap ketujuh
terjadi diluar suasana
teraputik, klien mencapai
fungsi seutuhnya (become fully
functioning).

Tahap keenam
Ditandai dengan pertumbuhan yang
dramatis klien bergerak mantap
mendekati fungsi yang utuh atau
aktualisasi diri
Tahap keempat
Klien mau berbicara tentang
perasaannya secara mendalam
tetapi bukan perasaannya
sekarang
5 Hasil
Rogers mengemukakan terapi yang berhasil akan
menggerakkan klien untuk berubah menjadi :

a. Semakin kongruen
b. Semakin kurang defensif
c. Menjadi semakin terbuka untuk mengalami hal
baru
d. Semakin realistis dalam memandang dunia
e. Mengembangkan penerimaan diri positif
Evaluasi
Teori Rogers dikritik terutama karena
anggapan bahwa self-report secara sadar
cukupuntuk mengungkap diri orang dan
mengabaikan fenomena ketidaksadaran
yang menimbulkan fenomena tingkahlaku
defensive. Namun teori Rogers merangsang
kegiatan penelitian, karena Rogers
memelopori riset psikoterapi.
Arigatōgozaimashita

@haenifadhillah
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
@aprilya_eky
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai