Anda di halaman 1dari 17

HOMESCHOOLING

PERTEMUAN 13
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Oleh :
Nur
Irmayanti,S.Psi
.,M.Psi.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
HOMESCHOOLING
 Munculnya ide penyelenggaraan sekolah rumah atau
Homeschooling baik di Amerika Serikat maupun Kanada
khususna di Quebec dilatar belakangi pemikiran tentang
pendidikan keluarga yang sangat beragam atau sangat luas.
 Pemerintahan Provinsi Quebec Kanada sejak tahun 1943
mewajibkan anak usia sekolah untuk mengikuti pendidikan di
sekolah umum.
 Tetapi kumpulan Pastor khatolik berhasil menahan
implementasi wajib sekola disekolah umum selama hampir 50
tahun, hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar para pemuda
tetap berpegang pada pendidikan spiritual dan keagamaan ang
tela lama diterapkan untuk pemuda Quebec.
 Adelard Goabout Perdana Menteri Quebec (1939-1944)
mengistruksikan wajib belajar disekolah umum berdasarkan
adanya kebutuhan sumber daya manusia untuk mendukung
Perang Dunia II.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
HOMESCHOOLING
 Dalam perkembangan selanjutnya pembebasan belajar disekolah
umum dilakukan untuk menghindari potensi kemarahan dari
masyarakat yang religius ang tidak senang terhadap sekolah
umum , akiibatnya pendidikan rumah atau homeschooling ang
sebenarna bukan hal baru menjadi alternatif selain sekolah
umum pada provinsi Quebec
 Penelitian terhadap 203 keluarga di Quebec tahun 2003
menyimpulkan motivasi mereka memilih pendidikan keluarga
adalah “keinginan membangun pendidikan keluarga berdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma yang dilaksanakan dalam keluarga,
struktur organisasi dan sistem sekolah ang tidak sesuai dengan
pandangan mereka, keinginan untuk melakukan pengayaan
kurikulum dan keinginan untuk membangun lebih awal
perkembangan sosio-efeksi terhadap anak-anak mereka”
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
HOMESCHOOLING
 Dasar filosof orangtua lebih memilih untuk Homeschooling
1. Dasar religiusitasna adalah sekolah umum tidak
memperhhatikan pendidikan moral dan agama. Sekolah umum
lebih fokus pada penanaman dan pengembangan pengetahuan
tentang realitas alam dan lingkungan agama. Sementara
orangtua mengharapkan anak-anak mereka menjadi individu
yang bermoral dan taat pada ajaran-ajaran agama seperti
agama yang dianut oleh orangtua.
2. Dasar pedagogisnya adalah orangtua kecewa terhadap kualitas
hasil pendidikan umum. Menurut orangtua sekolah umum
hanya menghasilkan individu dengan pengetahuan ang bersifat
teoritis tidak aplikatif. Orangtua pada zaman itu cenderung
menginginkan anaknya mempunyai pengetahuan palikatif ang
dibutuhkan menghadapi tantangan hidup sehari-hari.
PROSES DAN KURIKULUM
PEMBELAJARAN
HOMESCHOOLING
Click icon to add picture

1.
ORANGTUA
PROSES DAN KURIKULUM
PEMBELAJARAN HOMESCHOOLING
 Peran Orangtua; orangtua mempunyai peran penting dalam
mendidik anak-anaknya karena dasar pemikiranya sebagai
berikut; tidak ada yang lebih mengetahui kecuali orangtua
tentang kekuatan, kelemahan anaknya dan keberhasilan,
kegagalan anaknya. Dengan menjadi bagian dari kegiatan
mendidik anak, orangtua secara alami akan terhubung dengan
anak-anaknya. Aktifitas yang harus orangtua laksanakan;
 Terlibat dalam diskusi
 Bermain bersama dalam strategi belajar
 Menyediakan permainan, PR yang merangsang perkembangan kreativitas
anak
 Mendorong anak melakukan eksperimen, menggali dan menemukan
permasalahan
 Menunjukkan cara (buku) untuk mencari jawaban
 Menjelajai lingkungan, bisnis dan pusat budaya
Click icon to add picture

2.
PEMBELAJAR
AN
PADA
HOMESCHOOL
ING
PROSES DAN KURIKULUM
PEMBELAJARAN HOMESCHOOLING
 Pembelajaran pada Homeschooling; pembelajaran pada
Homeschooling tidak struktur karena penjadwalan waktu yang
tidak ketat sesuai pandangan filosof, orangtua anak-anak yang
homeshooling yang menyatakan kurikulum dan jadwal pelajaran
yang ketat tidak dapat mengembangkan siswa sebagai individu
yang memiliki kamampuan berfikir, menyatakan pendapat,
membuat keputusan, secara mandiri, berperilaku secara bebas
tetapi bertanggung jawab. Misalnya waktu belajar beragam;
 Pra sekolah – TK : 30-60 Menit
 Sekola Menengah : 1,5-3 Jam
 Sekola Tinggi : 2-4 Jam
 Waktu di luar itu digunakan untuk kegiatan pendidikan yang lain misal
membaca, belajar seni musik, dan kegiatan mendukung hobinya, atau
mengunjungi tempat-tempat yang bernuansa pendidikan seperti kunjungan
musium, pabrik-pabrik dll.
Click icon to add picture

3.
PERPUSTA
KAAN
HOMESCHOOLING KAK SETO
LATAR BELAKANG PENYELENGGARA
 Penyelenggaraan Homeschooling Kak Seto (HKS) pada dasarna
mempunyai alasan yang sama dengan penyelenggaraan
homeschoolong di Amerika Serikat, kanada maupun di Quebec.
 Sistem tutorial adalah tata kelola pembelajaran di mana guru
berfungsi ssebagai tutor, jadi siswalah yang menggali dan
menemukan pokok-pokok materi pelajaran, guru yang
berfungsi sebagai fasilitator dan bukan instruktur.
 Tutor memberikan tugas belajar berdasarkan kurikulum yang
ditetapkan pemerintah, kemudian siswa mengerjakan tugas-
tugas tersebut diruma dengan bimbingan orangtua.
 Pembelajaran bukan menekankan banyakna materi pelajaran
tetapi proses bagaimana materi pelajaran tetapi proses
bagaimana materi pelajaran yang dikuasai oleh siswa.
LATAR BELAKANG KELUAR MEMILIH
HOMESCHOOLING
1. Kurang terpenuhinya kebutuhan anak/keluarga dari
pendidikan formal atau nonformal misal; berkaitan dengan
ajaran agama yang berbeda
2. Ketidaknamanan anak dalam pergaulan, peraturan dan tata
cara belajar dipensdidikan formal; misal anak mengalami
tindaka bullying
3. Anak berkebutuhan khusus yang tidak dilayani dengan
memadai di pendidikan formal
4. Anak lebih menginginkan pendidikanyang sesuai dengan
bakat dan minatna misalnya; atlet, seniman, dll
5. Anak ingin mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan
program pendidikan lebih cepat dari umumnya.
TIGA BENTUK HOMESCHOOLING YANG
DAPAT DISKLASIFIKASIN
 Homeschooling Tungga l; layanan pendidikan berbasis keluarga
yang dilaksanakan ole orangtua dalam satu keluarga untuk
peserta didik dan tidak bergabung dengan keluarga lain.
 Homeschooling Majemuk ; layanan pendidikan berbasis lingkungan
ang diselenggarakan oleh orangtua dari 2 atau lebih keluarga lain
dengan melakukan 1 atau lebih kegiatan pembelajaran bersama
dan kegiatan pembelajaran inti tetap dilaksanakan dalam
keluarga
 Homeschooling Komunitas ; kelompok belajar berbasis gabungan
sekolahh rumah majemuk yang menyelenggarakan pembelajaran
bersama berdasarkan silabus, fasilitas belajar, waktu
pembelajaran dan bahan ajaryang disusun berdasarkan ruma
majemuk bagi anak-anak sekola rumah , termasuk menentukan
beberapa kegiatan pembelajaran yang meliputi; olahraga,
musik/seni, bahasa, dll.
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

 Dalam homeschooling syarat yang paling penting bukan anya


kurikulum, tehnik atau tata cara belajar mengajar, tetapi
peranan penuh tanggung jawab dan komitmen dari ayah dan
ibun sebagai kunci keberadaan dan keberasilan
homeschooling.
 Pembelajaran homeschooling kak seto ada tiga tahapan;
1. Tatap muka; interaksi langsung antara peserta didik dengan
pendidik
2. Tutorial; pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar dan
lembar kerja
3. Mandiri; pembelajaran yang menekankan peserta didiknya bebas
menentukan pilihan pembelajaran dalam mencapai kompetensi.
Tidak terikat dalam menentukan bahan ajar, ruang, waktu
pembelajaran dan narasumber
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

 Ada 3 proses kegiatan pembelajaran dalam homeschooling;


1. Kegiatan pendahuluan; tutor menyiapkan pembelajaran melalui
permainan agar secara psikis siswa tidak tegang dan merasa
senang dalam memulai pembelajaran, selain itu tutor
menampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti; tutor memberikan proses pembelajaran untuk
mencapai kopetensi dasar yang dilakukan melalui pembelajaran
aktif, inovasi, kreatif, dan menyenangkan
3. Kegiatan penutup; secara bersama-sama mengambil kesimpulan,
refleksi, dan memberikan umpan balik teradap proses dan hasil
belajar.
HASIL UJIAN NASIONAL

 Siswa homeschooling harus mengikuti ujian nasional dengan


ujian paket B dan C harus memenuhi persaratan sebagai
berikut;
1. Peserta terdaftar pada Pusat Kegiatan Belajar Masarakat (PKBM),
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), pesantren, atau kelompok belajar
sejenis yang memiliki izin dan memiliki laporan hail belajar
lengkap
2. Memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar setiap derajat
kopetensi pada masing-masing jenjang pendidikan kesetaraan
satuan pendidikan non formal
3. Peserta didik dari kelompok belajar lainnya dapat mendaftar pada
PKBM, SKB, Pondok Pesantren ang memiliki izin.

Anda mungkin juga menyukai