Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PERILAKU BULLYING DI PONDOK


PESANTREN BAITUSSALAM KELURAHAN WONOLOPO
KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG 

Disusun oleh:
NIZAR IBNU MAULANA
NIM : 1607037
 
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bullying terjadi dalam berbagai bentuk diantaranya yaitu bullying secara verbal perilaku berupa kritikan kejam, fitnah, penghinaan.
Bullying secara fisik dengan memukuli, menendang, menampar. Bullying secara relasional merupakan pelemahan harga diri korban
secara sistematis melalui pengucilan, pengabaian, atau penghindaran. Sedangkan bullying secara elektronik bisa dengan mengirimkan
pesan atau image melalui internet atau telepon seluler (Coloroso dalam Rofik, 2014).
Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), kasus bullying di sekolah menduduki tingkat teratas pengaduan masyarakat ke komisi
perlindungan anak (KPAI) di sektor pendidikan. Berawal dari 2011 sampai Agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait
masalah tersebut. Jumlah tersebut sekitar 25 % dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480 kasus. Kasus yang di
laporkan hanya sebagian kecil dari kasus yang terjadi, tidak sedikit tindak kekerasan terhadap anak yang tidak dilaporkan. (KPAI dalam
Setyawan, 2015). Bullying merupakan fenomena yang tersebar di seluruh dunia. Prevalensi bullying diperkirakan 8 hingga 50% di
beberapa negara Asia, Amerika, dan Eropa. Sebuah riset yang dilakukan oleh LSM Plan International dan International Center for
Research on Women (ICRW) yang di rilis awal maret 2015 ini juga menunjukkan fakta mencengangkan terkait kekerasan anak di
sekolah (Soedjatmiko dkk, 2013).
Dunia pendidikan di Indonesia baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal seperti pondok pesantren juga terdapat hal yang
hampir serupa. Bedanya, pondok dengan karakteristiknya sebagai wadah pendidikan moral bagi santrinya, mampu memberikan
antisipasi akan hal-hal yang memungkinkan terjadi seperti pada pendidikan formal
Menurut hasil studi pendahuluan yang di lakukan pada bulan Februari 2020 di Pondok Pesantren Baitussalam. Berdasarkan wawancara
terhadap santri didapati dari 30 santri umur 15 tahun s.d 17 tahun terdapat 3 santri pernah menjadi korban bullying, 7 menjadi pelaku
bullying dan 20 santri pernah melihat kejadian bullying berupa verbal dan non verbal.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian “Faktor – Faktor Penyebab Perilaku Bullying di Pondok Pesantren
Baitussalam Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang”
B. Rumusan Masalah

Apasajakah faktor – faktor penyebab perilaku Bullying di Pondok Pesantren


Baitussalam Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengeksplor faktor-faktor penyebab kejadian bullying di pondok pesantren Islam Baitussalam
Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan waktu, frekuensi, dan jenis perilaku bullying yang terjadi di pondok pesantren
Islam Baitussalam Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang.
b. Mendeskripsikan faktor perilaku bullying kelompok teman sebaya yang terjadi di pondok pesantren
Islam Baitussalam Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang.
c. Mendeskripsikan faktor keluarga yang berkaitan dengan perilaku bullying yang terjadi di pondok
pesantren Islam Baitussalam Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang.
d. Mendeskripsikan kondisi lingkungan sosial berkaitan dengan perilaku bullying yang terjadi di
pondok pesantren Islam Baitussalam Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang.
 
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Remaja Santri 3. Bagi bidang- bidang keperawatan
2. Bagi Institusi Pendidikan 4. Bagi Penelitian

E. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan antara lain :
Bahwa faktor- faktor yan menyebabkan terjadinya bullying di asrama Al-Risalah adalah
faktor keluarga, teman sebaya, sekolah, lingkungan, media, empati, agresifitas yang tinggi,
riwayat korban bullying,melampiaskan masalah pribadi, dan efek rasa jenuh. Santri
mengatakan semasa kecil juga pernah dimarahi oleh orang tuanya, melihat orang tua
bertengkar dan saling memukul. Teman sebaya yang menjadi satu geng pembuli juga menjadi
penyebab seseorang menjadi pelaku bullying dan guru disekolah cenderung bersikap acuh
dengan keberadaan bully di sekolah. (Amri, 2019 )
BAB II
KERANGKA TEORI
Faktor penyebab
perilaku Bullying :
1. Internal Tempat terjadi
a. Faktor psikologis Jenis Perilaku
Bullying : tindakan bullying:
pelaku 1. Sekolah
1. Eksternal 1. Verbal
2. Fisik 2. Pondok
a. Iklim lingkungan pesantren
b. Senioritas 3. Psikis
 

Dampak bullying terhadap pelaku:


1. Merasa tidak nyaman Faktor- faktor penyebab
2. Rendah diri kejadian perilaku bullying di
3. Merasa takut Pondok Pesantren
4. Menarik diri dari pergaulan

Karakteristik Santri Pondok Pesantren :


1. Takzim kepada ustadz dan Kyai
2. Sikap tunduk kepada peraturan pondok pesantren Sumber : Desiree (2013), Mushlih(2018), Selaras
3. Suka berkelompok (2015),Sudan (2018), (Zamakhsyari,2011).
4. Budaya senioritas
 
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan


A. Jenis penelitian metode kualitatif, Penelitian kualitatif
selalu berusaha mengungkapkan suatu masalah,
Penelitian keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya.

Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren


B. Tempat dan Baitussalam Kelurahan Wonolopo Kecamatan
Mijen Semarang pada bulan Februari sampai
Waktu Penelitian bulan September 2020.
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Santri berusia 15 sampai 17 tahun

di Pondok Pesantren Baitussalam Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang

2. Sampel

Sampel dari penelitian ini yaitu pelaku bullying di pondok pesantren yang jumlahnya lebih

dari 7 santri sesuai studi pendahuluan yang dilakukan bulan februari.


Kriteria Inklusi

 Kriteria inklusi merupakan karakterisitk umum subjek penelitian pada populasi target
dan sumber (Agus Riyanto, 2011), adapun syarat dari pada subjek penelitian ini
adalah sebagai berikut:

a. Santri yang bersetatus aktif menuntut ilmu di Pondok Pesantren Baitussalam


Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang

b. Pernah atau sering terlibat dalam melakukan tindakan bullying berdasarkan informasi
pengurus asrama dan guru Bimbingan Konseling.
Kriteria Eksklusi

 Kriteria eksklusi merupakan kriteria dari subjek penelitian yang tidak boleh ada, dan
jika subjek mempunyai kriteria eksklusi maka subjek harus dikeluarkan dari penelitian
(Agus Riyanto, 2011), kriteria eksklusi dalam penelitian ini :

a. Santri yang terlibat dan hanya menyaksikan atau membiarkan perilaku bullying di
pondok Pesantren.

b. Santri yang menjadi pelaku sekaligus korban bullying.


D. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2012) menyebutkan yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Peneliti harus paham terhadap metode kualitatif, menguasai teori dan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, serta memiliki kesiapan untuk memasuki lapangan. Ciri khas penelitian
kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan, dimana pengamat memungkinkan melihat dan
mengamati sendiri situasi yang mungkin terjadi. Dalam pengambilan data di lapangan, peneliti
dibantu oleh pedoman wawancara, alat rekam dan alat dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan peneliti dalam pengambilan dan pengumpulan data. Dalam upaya memperoleh data
yang valid dan akurat dalam penelitian ini, disini peneliti menggukan dua metode sebagai alat untuk
mengumpulkan data:
2. Cara Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Tehnik Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (in depth interview). Menurut Bungin
(2010), metode wawancara mendalam (in depth interview) adalah sama seperti metode wawancara lainnya,
hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda
dengan wawancara pada umumnya.
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian dengan cara pengamatan, dengan
tujuan memperoleh data penelitian sebagaimana tujuan penelitian tersebut. (Ahmadi, 2016).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh berdasarkan sistem pengelolaan
data yang disebut dengan proses dokumentasi. Menurut para ahli, dokumentasi adalah proses yang
dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan hingga pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan
dokumen (Sugiono, 2015).
E. Teknik Analisa Data
Menurut Creswell (2010) terdapat beberapa langkah dalam menganalisis data sebagaimana berikut ini:
a. Mengolah data dan mengintrepetasikan data untuk dianalisis.
b. Langkah ini melibatkan transkrip wawancara, menscaning materi, mengerti data lapangan atau memilah-
milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung sumber informasi
c. Membaca keseluruhan data.
d. Dalam tahap ini, menulis catatan - catatan khusus atau gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.
e. Menganalisis lebih detail dengan mengkoding data.
f. Koding merupakan proses mengolah materi atau informasimenjadi segmen-segmen tulisan sebelum
memaknainya.
g. Menerapkan proses koding untuk mendeskripsikan setting, orang - orang,kategori, dan tema-tema yang
akan dianalisis.
h. Menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akandisajikan kembali dalam narasi atau laporan
kualitatif
i. Menginterpretasi atau memaknai data.
F. Reliabilitas Dan Validitas Data

Validasi penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Menurut Creswell (2010) menjelaskan
bahwa validitas kualitatif merupakan pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan
prosedur - prosedur tertentu, sementara reliabilitas kualitatif mengindikasikan bahwa pendekatan yang
digunakan peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti - peneliti lain, sebagaimana yang dikutip oleh
Creswell (2010) memerinci sejumlah prosedur reliabilitas sebagai berikut:
a. Mengecek hasil transkrip untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang dibuat selama proses
transkripsi.
b. Memastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai kode-kode selama proses
koding. Hal ini dapat dilakukan dengan terus membandingkan data dengan kode-kode atau dengan
menulis cacatan tentang kode-kode dan definisi-definisinya.
c. Untuk penelitian yang berbentuk tim, mendiskusikan kode-kode bersama partner satu tim dalam
pertemuan rutin sharing analisis.
d. Melakukan cross-check dan membandingkan kode-kode yang dibuat oleh peneliti lain dengan kode-
kode yang telah dibuat sendiri.
Validasi data

Menurut Creswell (2010) ada delapan strategi validitas atau keabsahan data yang dapat digunakan dari yang

mudah sampai dengan yang sulit, yaitu :

1.Mentriangulasi (triangulate) sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal

dari sumber - sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema - tema secara

koheren. Tema-tema yang dibangun berdasarkan sejumlah sumber data atau perspektif dari partisipan akan

menambah validitas penelitian.

Jenis - jenis triangulasi yaitu :


Triangulasi sumber data
Triangluasi pengumpul data
Triangulasi metode
Triangulasi teori
2. Member check

Member check merupakan langkah yang dilakukan peneliti dalam pengecekan data yang sudah
diperoleh peneliti kepada pemberi data, dengan maksud informasi yang sudah diperoleh dan
yang akan digunakan dalam penulisan laporan selaras dengan yang disampaikan oleh subjek
(Sugiyono, 2013).
Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Kepala Sekolah Pondok Pesantren
Baitussalam dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip etika penelitian yaitu The five right of
human subjects in research (Polit & Beck dalam Kurniawan, 2015) lima hak tersebut adalah :

1. Respect for Autonomy

2. Privacy atau dignity

3. Anonymity dan Confidentialy

4. Justice

5. Beneficence dan Nonmaleficence

Anda mungkin juga menyukai