dari 𝑘 adalah positif pada pertumbuhan eksponensial dan negatif pada peluruhan
eksponensial.
𝑑𝑡 1
Anda dapat menyelesaikan persamaan ini dengan menuliskannya sebagai = 𝑘𝑄 dan
𝑑𝑄
mengintegralkannya menjadi:
1
𝑑𝑡 = 𝑘𝑄 𝑑𝑄
1
∫ 𝑑𝑡 = ∫ 𝑘𝑄 𝑑𝑄
1
𝑡 + 𝐶1 = 𝑘 ln 𝑄 + 𝐶2
1
𝑡 = 𝑘 ln 𝑄 + 𝐶2 − 𝐶1
1
𝑡 = 𝑘 ln 𝑄 + 𝐶
𝑄
𝑘𝑡 = ln 𝑄
0
𝑄
= 𝑒 𝑘𝑡
𝑄0
𝑑𝑡 1
Sekarang 𝑄 dan 𝑄0 harus mempunyai tanda yang sama. Pada persamaan = 𝑘𝑄, nilai
𝑑𝑄
1
𝑄 = 0 harus dikeluarkan karena tidak mempunyai arti dalam matematika. Jadi jika
𝑘×0
penyelesaian dimulai dengan nilai 𝑄0 > 0, maka 𝑄 juga positif dan jika penyelesaian
𝑄
dimulai dengan nilai 𝑄0 < 0, maka 𝑄 juga negative. Jadi, 𝑄 selalu positif.
0
𝑑𝑄
Dengan demikian berlaku : Jika = 𝑘. 𝑄 di mana 𝑘 ≠ 0, dan 𝑄 = 𝑄0 jika 𝑡 = 0, maka
𝑑𝑡
𝑄 = 𝑄0 𝑒 𝑘𝑡 .
Contoh 1:
Pada permulaan tahun 1998, jumlah penduduk dunia diperkirakan sebanyak 5,9 miliar.
Dikatakan bahwa pada tahun 2020, penduduk akan mencapai 7,9 miliar. Bagaimanakah
orang dapat meramalkannya?
Untuk menyelesaikan persoalan ini secara matematis, kita andaikan 𝑄 = 𝑓(𝑡) adalah
banyaknya penduduk pada saat 𝑡, dengan 𝑡 adalah banyaknya tahun setelah tahun 1998.
Sebenarnya 𝑓(𝑡) berupa bilangan bulat dan grafiknya meloncat apabila ada seseorang yang
lahir atau meninggal dunia. Namun, untuk populasi besar, loncatan – loncatan ini demikian
kecil relative terhadap jumlah penduduk dan kita tidak akan terlalu salah jika menganggap
bahwa 𝑓 berupa suatu fungsi terdiferensiasi dengan baik. Nampaknya beralasan untuk
mengandaikan bahwa pertambahan populasi ∆𝑄 (kelahiran - kematian) dalam jangka
waktu pendek ∆𝑡 berbanding lurus dengan banyaknya penduduk pada awal jangka waktu
itu dan berbanding lurus dengan banyaknya jangka waktu itu sendiri. Jadi, ∆𝑄 = 𝑘𝑦. ∆𝑡
atau
𝑑𝑄
Dalam bentuk limit, ini memberikan persamaan diferensial = 𝑘. 𝑄.
𝑑𝑡
∆𝑄
Pada persamaan = 𝑘𝑄, Jika 𝑘 > 0 populasi bertambah, Jika 𝑘 < 0 populasi berkurang.
∆𝑡
Untuk populasi dunia, sejarah menunjukkan bahwa 𝑘 sekitar 0,0132 (dengan anggapan
bahwa 𝑡 diukur dalam tahun), walaupun beberapa statistikawan memberikan angka yang
berbeda.
ln 𝑄 = 𝑘𝑡 + 𝐶
Syarat 𝑄 = 𝑄0 apabila 𝑡 = 0 akan menghasilkan 𝐶 = ln|𝑄0 |. Sehingga, ln|𝑄| − ln|𝑄0 | =
𝑄 𝑄
𝑘𝑡 atau ln |𝑄 | = 𝑘𝑡. Perubahan ke bentuk eksponen menghasilkan = 𝑒 𝑘𝑡 atau akhirnya
0 𝑄0
= 𝑄0 𝑒 𝑘𝑡 .
Contoh 2 :
Dengan anggapan di atas, setelah berapa lamakah penduduk dunia akan menjadi dua kali
lipat?
Penyelesaian :
Penyelesaian tersebut sama dengan menanyakan “setelah berapa tahunkah, sesudah 1998,
penduduk dunia mencapai 11,8 miliar?”. Kita perlu menyelesaikan:
11,8 = 5,9. 𝑒 0,0132 𝑡
2 = 𝑒 0,0132 𝑡
Untuk 𝑡, dengan mengambil logaritma naturalis (𝑙𝑛) pada kedua ruas menghasilkan :
ln 2 = ln 𝑒 0,0132 𝑡
0,0132 𝑡 = ln 2
ln 2
𝑡 = 0,0132 ≈ 53 tahun
Jika populasi dunia akan dua kali lipat dalam 53 tahun pertama setelah tahun 1998,
populasi tersebut akan dua kali lipat dalam sembarang periode 53 tahun, sehingga populasi
akan berlipat empat dalam 106 tahun.
𝑦 = 𝑦0 𝑒 𝑘𝑡 . Kita mempunyai dua nilai awal dan syarat batas, yaitu: 𝑦0 = 10.000 dan
𝑦 = 40.000 pada saat 𝑡 = 2, sehingga dapat kita simpulkan bahwa :
40.000 = 10.000 𝑒 𝑘(2)
4 = 𝑒 𝑘(2)
Dengan mengambil logaritma naturalis (𝑙𝑛) pada kedua ruas menghasilkan :
ln 4 = 2𝑘
1
𝑘 = 2 ln 4 = ln √4 = ln 2
Jadi, 𝑦 = 𝑦0 𝑒 𝑘𝑡
𝑦 = 10.000 𝑒 (ln 2)𝑡
Dan pada 𝑡 = 5, ini memberikan :
𝑦 = 10.000 𝑒 (ln 2)5 ≈ 320.000
b. Karena yang ditanyakan adalah waktu pertumbuhan (𝑡), maka kita gunakan persamaan
penyelesaian 𝑦 = 𝑦0 𝑒 𝑘𝑡 .
Pada saat 𝑡 = 4, maka 𝑦 = 2𝑦0
Karena 𝑦 = 𝑦0 𝑒 𝑘𝑡 , maka 2𝑦0 = 𝑦0 𝑒 𝑘𝑡 .
2 = 𝑒 𝑘𝑡
2 = 𝑒 4𝑘
ln 2 = ln 𝑒 4𝑘
4𝑘 = ln 2
ln 2
𝑘= 4
ln 2
𝑡
Jadi, 𝑦 = 𝑦0 𝑒 4
ln 2
𝑦 𝑡
=𝑒 4
𝑦0
Interpretasi:
Bertambahnya bakteri sangat pesat dengan bertambahnya waktu karena fungsi 𝑦(𝑡)
adalah fungsi eksponen, yaitu 𝑦(𝑡) = 𝑦0 𝑒 𝑘𝑡 . Populasi menjadi 5 kali semula setelah 𝑡 =
4.ln 5
jam. (lihat Gambar 4.1 halaman 54)
ln 2
Contoh 4 :
Karbon 14, salah satu dari tiga isotof karbon adalah zat radioaktif dan meluruh dengan
laju yang sebanding dengan banyaknya zat yang ada. Waktu paruhnya (half life) adalah
5730 tahun, artinya zat tersebut memerlukan waktu 5730 tahun untuk menyusut menjadi
setengahnya. Apabila pada saat awal terdapat 10 gram, berapakah sisanya setelah 2000
tahun?
Bidang Fisika
Contoh 5 :
Menurut pengamatan, tekanan udara berkurang sesuai dengan ketinggian daerah dari
permukaan laut. Perbedaan tekanan udara itu mengikuti hukum berikut ini : Laju
perubahan tekanan udara terhadap suatu ketinggian, berbanding lurus dengan tekanan
udara pada ketinggian tersebut. Jika pada permukaan laut tekanan udara 𝑝0 mmHg dan
1
pada ketinggian 6000 m dari permukaan laut tekanan udara adalah 2 𝑝0 mmHg, tentukan
b. Penyelesaian Masalah
𝑑𝑝 𝑑𝑝
Dari 𝑑ℎ = 𝑘𝑝 diperoleh = 𝑘. 𝑑ℎ.
𝑝
𝑑𝑝
Atau ∫ = ∫ 𝑘. 𝑑ℎ sehingga ln 𝑝 = 𝑘ℎ + 𝐶.
𝑝
Jadi, 𝑝 = 𝑒 𝑘ℎ+𝐶 .
Diketahui bahwa 𝑝 = 𝑝0 pada saat ℎ = 0, maka 𝑝0 = 𝑒 𝐶 .
Akibatnya, 𝑝 = 𝑝0 𝑒 𝑘ℎ .
1 1
Dari 𝑝 = 2 𝑝0 saat ℎ = 6000 diperoleh 2 𝑝0 = 𝑝0 𝑒 6000𝑘 .
1
= 𝑒 6000𝑘
2
1
ln 2 = ln 𝑒 6000𝑘
ln 2−1 = 6000𝑘
− ln 2 = 6000𝑘
ln 2
𝑘 = − 6000
ln 2
Maka, tekanan udara di setiap ketinggian adalah 𝑝 = 𝑝0 𝑒 −(6000ℎ) .
c. Interpretasi
Tekanan udara pada daerah yang tinggi di atas permukaan laut sangat kecil,
berkurangnya secara eksponensial.
Contoh 6 :
Diketahui bahwa setengah dari banyak semula inti radioaktif mengalami disintegrasi
dalam suatu periode 1500 tahun.
a. Berapa persen inti radioaktif semula akan tersisa setelah 4500 tahun?
b. Setelah berapa tahun hanya sepersepuluh dari banyak semula yang tersisa?
Penyelesaian :
1
Diketahui bahwa untuk 𝑡 = 1500, dipunyai 𝑁 = 2 𝑁0 . Karena itu,
𝑁 = 𝑁0 𝑒 𝑘𝑡
1
𝑁0 = 𝑁0 𝑒 𝑘𝑡
2
1
= 𝑒 1500𝑘
2
1
ln 2 = ln 𝑒 1500𝑘
1
ln 2 = 1500𝑘
1
ln
2
𝑘 = 1500
1 𝑡 𝑡
ln 𝑡 1 1
𝑘𝑡
2 𝑡 ln ln 1500 11500
Jadi, 𝑁 = 𝑁0 𝑒 = 𝑁0 𝑒 1500 = 𝑁0 𝑒 1500 2 = 𝑁0 𝑒 2 = 𝑁0 2
Jadi, sesaat setelah 4500 tahun, maka inti radioaktif akan menjadi 12,5% dari
semula.
1
b. Jika 𝑁 = 10 𝑁0 , maka
𝑡
1
𝑁 = 𝑁0 21500
𝑡
1 11500
𝑁0 = 𝑁0 2
10
𝑡
1 1
= 21500
10
𝑡
1 11500
ln 10 = ln 2
1 𝑡 1
ln 10 = 1500 ln 2
𝑡
ln 10−1 = 1500 ln2−1
𝑡
− ln 10 = − 1500 ln2
𝑡
ln 10 = 1500 ln2
ln 10
1500 =𝑡
ln2
𝑡 ≈ 4982,89
Jadi, inti radioaktif akan menjadi sepersepuluh dari semula sesaat setelah 4982,89
tahun.
2. Pertumbuhan Populasi
Asumsi : Perubahan populasi hanya dipengaruhi oleh kelahiran (birth) dan kematian
(deaths).
Misalkan :
𝛽(𝑡) adalah jumlah kelahiran per satuan populasi per satuan waktu (laju kelahiran)
𝛿(𝑡) adalah jumlah kematian per satuan populasi per satuan waktu (laju kematian)
Maka banyaknya kelahiran dan kematian yang terjadi selama interval waktu [𝑡, 𝑡 + ∆𝑡]
diberikan (aproksimasi) dengan
Kelahiran = 𝛽(𝑡). 𝑝(𝑡)∆𝑡
Kematian = 𝛿(𝑡). 𝑝(𝑡)∆𝑡
Di mana 𝑝(𝑡) adalah populasi pada waktu 𝑡.
Karena itu, perubahan populasi selama interval waktu [𝑡, 𝑡 + ∆𝑡] adalah:
∆𝑝 = 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 − 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 ≈ 𝛽(𝑡). 𝑝(𝑡)∆𝑡 − 𝛿(𝑡). 𝑝(𝑡)∆𝑡.
Sehingga;
∆𝑝
≈ (𝛽(𝑡) − 𝛿(𝑡))𝑝(𝑡)
∆𝑡
Contoh:
Andaikan jumlah populasi pemangsa (aligator) pada awal pengamatan (𝑡0 = 0) dan laju
kematiannya berturut-turut 100 dan 0. Jika laju kelahiran aligator adalah 0,0005 𝑝(𝑡).
Tentukan :
a. Jumlah populasi aligator pada waktu 𝑡 (tahun).
b. Kapan jumlah populasi aligator menjadi dua kali jumlah populasi pada awal
pengamatan?
Jawab :
a. Diketahui 𝑝(𝑡0 = 0) = 100, 𝛿 = 0, dan 𝛽 = 0,0005 𝑝(𝑡), sehingga diperoleh masalah
nilai awal adalah:
𝑑𝑝
= (𝛽(𝑡) − 𝛿(𝑡))𝑝(𝑡)
𝑑𝑡
𝑑𝑝
= (0,0005 𝑝(𝑡) − 0)𝑝(𝑡)
𝑑𝑡
𝑑𝑝
= 0,0005 𝑝2 (𝑡)
𝑑𝑡
𝑝(𝑡0 = 0) = 100
Dengan menggunakan metode pemisahan variabel, solusi umum persamaan di atas
𝑑𝑝
adalah = 0,0005 𝑝2, misalkan 𝑘 = 0,0005.
𝑑𝑡
𝑑𝑝
= 𝑘𝑑𝑡
𝑝2
𝑑𝑝
∫ 𝑝2 = ∫ 𝑘𝑑𝑡
1
− 𝑝 = 𝑘𝑡 + 𝑐
1
𝑝(𝑡) = − 𝑘𝑡+𝑐
1
𝑝(𝑡) = −
0,0005𝑡+𝑐
1 2000
𝑝(𝑡) = − 0,0005𝑡+𝑐 × 2000
2000
𝑝(𝑡) = − 𝑡+2000𝑐
2000
𝑝(𝑡) = dengan 𝑐 = −2000𝑐
𝑐−𝑡
100𝑐 = 2000
2000
𝑐= = 20
100
2000
Persamaan di atas menjadi 𝑝(𝑡) = 20−𝑡.
b. Misalkan 𝑡 waktu di mana populasi alligator menjadi dua kali jumlah populasi awal,
maka
𝑝(𝑡1 ) = 2. 𝑝(𝑡0 ) = 2.100 = 200
2000
𝑝(𝑡) = 20−𝑡, pada saat 𝑡1 diperoleh
2000
200 = 20−𝑡
1
10
1 = 20−𝑡
1
20 − 𝑡1 = 10
𝑡1 = 10
Jadi, jumlah populasi aligator menjadi dua kali jumlah populasi pada awal pengamatan
setelah 10 tahun.
3. Elektronika
Rangkaian listrik paling sederhana adalah rangkaian seri. Dalam rangkaian ini dipunyai
satu sumber tegangan listrik (gaya elektromotif) seperti generator, aki atau baterei, dan
sebuah resistor, yang memanfaatkan energi, misalnya lampu listrik (Gambar 3.2 hal 68).
Kalau sakelar ditutup, arus 𝐼 akan mengalir melalui resistor, dan ini akan menyebabkan
turunnya tegangan, sehingga mengakibatkan terjadinya perbedaan tegangan antara kedua
ujung resistor. Percobaan menunjukkan berlakunya hukum berikut:
Selisih tegangan 𝐸𝑅 antara kedua ujung resistor sebanding dengan kuat arus 𝐼.
𝐸𝑅 = 𝑅𝐼
Konstanta kesebandingan 𝑅 disebut tahanan resistor. Kuat arus 𝐼 diukur dalam ampere,
tahanan 𝑅 dalam ohm, dan tegangan 𝐸𝑅 dalam volt. Dua elemen penting lainnya dalam
rangkaian yang lebih rumit adalah inductor dan kapasitor. Percobaan telah menghasilkan
hukum berikut:
Selisih tegangan 𝐸𝐿 antara kedua ujung inductor sebanding dengan laju perubahan kuat
arus 𝐼 terhadap waktu.
𝑑𝐼
𝐸𝐿 = 𝐿
𝑑𝑡
Konstanta kesebandingan 𝐿 disebut induktansi dan diukur dalam henry; waktu 𝑡 diukur
dalam detik.
Selisih tegangan 𝐸𝐶 antara kedua ujung kapasitor sebanding dengan muatan listrik 𝑄 dalam
kapasitor.
1
𝐸𝐶 = 𝑄
𝑐
Kostanta 𝐶 disebut kapasitansi dan diukur dalam farad; muatan 𝑄 diukur dalam coulomb,
𝑑𝑄
karena 𝐼(𝑡) = , maka:
𝑑𝑡
1 𝑡
𝐸𝐶 = ∫ 𝐼(𝑡) 𝑑𝑡
𝑐 𝑡0
Arus 𝐼(𝑡) dalam suatu rangkaian dapat ditentukan melalui penyelesaian persamaan-
persamaan yang diperoleh dari penerapan hukum tegangan Kirchoff: Jumlah semua selisih
tegangan dalam suatu rangkaian tertutup adalah nol, atau selisih tegangan antara kedua
ujung rangkaian sama dengan jumlah selisih tegangan di tempat laon dalam rangkaian
tersebut.
4. Masalah Nilai Awal Syarat Batas dengan Persamaan Diferensial Biasa Order Dua dan
Linear
Suatu persamaan diferensial orde dua yang dilengkapi dengan Nilai Awal 𝑦"(𝑡) =
𝑓(𝑡, 𝑦, 𝑦′), 𝑦(𝑡0 ) = 𝑦0 , 𝑦′(𝑡0 ) = 𝑦1 disebut masalah nilai awal /syarat batas (NASB). Solusi
dari MNA adalah fungsi diferensiabel 𝑦(𝑡) sedemikian hingga 𝑦"(𝑡) = 𝑓(𝑡, 𝑦(𝑡), 𝑦′(𝑡))
untuk setiap 𝑡 dalam suatu selang yang memuat 𝑡0 dengan 𝑦(𝑡0 ) = 𝑦0 dan 𝑦 ′ (𝑡) = 𝑦1 .
Contoh :
𝑑2 𝑦(𝑡)
Diberikan masalah nilai awal sebagai berikut: − 𝑦(𝑡) = 0 dengan 𝑦(0) = 0 dan
𝑑𝑡 2
𝑦 ′ (0) = 1.
a. Tentukan solusi umumnya!
b. Tentukan solusi masalah nilai awalnya!
Jawab :
a. Persamaan diferensial biasa tersebut adalah linear dengan koefisien konstan, maka
solusinya diperoleh dari akar-akar persamaan karakteristiknya:
𝑦" − 𝑦 = 0
Persamaan karakteristiknya :
(𝑚2 − 1)𝑒 𝑚𝑡 = 0
𝑚2 − 1 = 0
𝑚2 = 1
𝑚 = ±1
Solusi umumnya adalah 𝑦(𝑡) = 𝑐1 𝑒 −𝑡 + 𝑐2 𝑒 𝑡 .
b. 𝑦(𝑡) = 𝑐1 𝑒 −𝑡 + 𝑐2 𝑒 𝑡
𝑦 ′ (𝑡) = −𝑐1 𝑒 −𝑡 + 𝑐2 𝑒 𝑡
Sehingga, dengan 𝑦(0) = 0 dan 𝑦′(0) = 1, maka:
𝑦(0) = 𝑐1 𝑒 −0 + 𝑐2 𝑒 0 = 0
𝑐1 + 𝑐2 = 0 … (∗)
𝑦 ′ (0) = −𝑐1 𝑒 −0 + 𝑐2 𝑒 0 = 1
−𝑐1 + 𝑐2 = 1 … (∗∗)
Berdasarkan persamaan (∗), 𝑐1 = −𝑐2
−𝑐1 + 𝑐2 = 1
−(−𝑐2 ) + 𝑐2 = 1
𝑐2 + 𝑐2 = 1
2𝑐2 = 1
1
𝑐2 = 2
1
𝑐1 = −𝑐2 = − 2
1 1
Jadi, solusi masalah nilai awal adalah 𝑦(𝑡) = − 2 𝑒 −𝑡 + 2 𝑒 𝑡 .