TEORI BILANGAN
“FAKTORISASI TUNGGAL”
OLEH KELOMPOK 2:
1. FITRI ELFRA
2. FADHILAH HASWENOVA
3. HAMIDAH
4. HANA ZAFIRAH
DOSEN PEMBIMBING:
1
KATA PENGANTAR
MakalahinidiajukanuntukmemenuhitugaskelompokdansebagaibahanPrese
ntasidiskusipadamatakuliahTeoriBilangandenganmateri “Faktorisasi
Tunggal”.Jikadalampenyusunan,
pembuatanataupundalampenulisanmakalahiniterdapatkesalahanataukekeliruan,
makapenulis memohonmaaf yang sebesar-besarnya, untukitukritikdan saran yang
membangundarisemuapihaksangat kami perlukan demi kesempurnaanmakalahini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktorisasi adalah pecahan bilangan komposit yang terdiri dari
bilanganbilangan pembagi yang lebih kecil, dan hasil perkalian dari bilangan
– bilangan tersebut dengan bilangan komposit yang disebutkan.
Suatu bilangan bulat, n > 1 disebut bilangan prima bila n hanya
mempunyai pembagi 1 dan n sendiri. Bilangan prima memiliki keunikan
karena sifat – sifatnya yang khas dalam teori bilangan, yaitu faktorisasi
tunggal yang menunjukkan bahwa bilangan – bilangan prima adalah faktor
penyusun bilangan – bilangan bulat positif. Setiap bilangan bulat positif dapat
dinyatakan secara tunggal sebagai bilangan prima atau hasil perkalian dari
bilangan – bilangan prima tanpa memperhatikan urutannya. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan membahas lebih dalam tentang “Faktorisasi
Tunggal”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini berdasarkan latar belakang
di atas adalah :
1. Bagaimana faktorisasi tunggal dalam bilangan prima ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktorisasi tunggal dalam bilangan prima.
3
BAB II
FAKTORISASI TUNGGAL
Pemfaktoran suatu bilangan bulat positif atas faktor-faktor prima adalah tunggal,
sehingga kita mengenalnya sebagai faktorisasi tunggal. Sebelum membicarakan
faktorisasi tunggal, kita akan mempelajari beberapa teorema pengantar untuk
mempelajari faktorisasi tunggal.
Teorema 4.5
Jika p suatu bilangan prima dan p|ab maka p|a atau p|b
Bukti:
Ambil a, b, p ∈Z dengan p bilangan prima dan p│ab.
Maka akan ditunjukkan bahwa p│aatau p│b.
Karena p bilangan prima, maka untuk sembarang bilangan bulat a berlaku
(a, p) = 1 atau (a, p) = p.
Kasus 1 : (a, p) = 1
Karena (a, p) = 1 dan p│ab ,menurut teorema 2.11 (Lemma Euclid)
(jika a │bc dan (a,b) = 1 maka a│c).
Maka terbukti bahwa p│b ...*)
Kasus 2 : (a, p) = p
Karena (a, p) = p ,menurut defenisi FPB (definisi 2.3)
(jika (a,b) = d maka berlaku d│a dan d│b)
Maka terbukti bahwa p│a ...**)
Dari *) dan **) terbukti bahwa p│a atau p│b.
4
Bukti:
Ambil p, a 1 , a2 , … , an ∈Z dengan p adalah bilangan prima dan p│a 1 . a2 .… . a n.
Maka akan ditunjukkan p│a 1atau p│a 2 ... atau p│a n
Bukti:
5
karena p bilangan prima maka p≠1 sehingga p = q
Kasus 2 : p│r
karena r bilangan prima maka pembagi dari r adalah 1 dan r itu sendiri,
sehingga p = 1, p = r
karena p bilangan prima maka p ≠ 1 sehingga p = r.
Dari kasus 1 dan 2, terbukti bawha p = q atau p = r .
Bukti :
Ambil p,q 1 , q 2 , … . , qn ∈bilangan prima dan p│q 1 . q 2 . … ..q n.
Akan ditunjukkan p =q 1atau p =q 2...... atau p =q n
Karena p│q 1 . q 2 . … ..q n, menurut teorema 4.5.1 maka p|q1 atau p|q2 ...atau p|qn
Karena p,q 1 , q 2 , … . , qn ∈bilangan prima, menurut teorema 4.5.2 maka
p =q 1atau p =q 2...... atau p =q n
Teorema 4.6
Jikan ∈ Z +¿, n>1 ¿ maka pemfaktoran atas faktor-faktor prima adalah
tunggal kecuali urutan dari faktor-faktornya
Bukti :
Pada teorema 4.2 kita telah membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif
yang lebih besar dari 1 adalah suatu bilangan prima atau bilangan itu dapat
6
dinyatakan sebagai perkalian dari bilangan-bilangan prima tertentu. Sekarang,
kita akan membuktikan bahwa faktor-faktor prima tersebut adalah tunggal.
Kasus 2: Jika n suatu bilangan komposit, menurut teorema 4.2 (Bab bilangan
prima) makan dapat dinyatakan dengan perkalian bilangan bilangan-prima.
p1 ≥ p2 ≥ p3 ≥ … ≥ pt
Misalkan q 1,q 2,q 3 , …,q r adalah bilangan prima dengann=q1 ,q 2,q 3 , …,q r
q 1 ≥ q2 ≥ q3 ≥ …≥ q r
Dengant ≤ r
7
Selanjutnya menurut teorema 4.5.3 makaq 1= p1 atau q 1=p 2 … atau q1 =p t Karena
p1 ≥ p2 ≥ p3 ≥ … ≥ pt , maka q 1 ≤ p 1
Tulisn1 =p 2 . p 3 …. pt
n1 =q1 . q2 … .q r
Selanjutnya menurut teorema 4.5.3 maka p2=q2 atau p2=q 3 … atau p2=q r Karena
q 1 ≥ q2 ≥ q3 ≥ …≥ q r maka p2 ≤q 2
p3=q3 ,… … , p t=qr
Akan ditunjukkant=r
Andaikant <r
Maka
n= p1 . p2 . p3 … .. pt
n=q1 . q2 . q3 … ..q t . qt +1 … qr
Perhatikanbahwa
8
p1 . p2 . p3 … .. p t=q1 . q 2 . q 3 … .. qt . q t +1 … q r
Maka1=qt +1 . q t +2 … . qr
makaharuslaht=r
Iniberartibahwapemfaktorandaribilanganbulatpositif yang
lebihbesardari1atasfaktor-faktor prima adalahtunggal.
Contoh :
150=2.3.5 .5
¿ 3.5 .2.5
¿ 5.5 .3.2
Bukti :
Andaikan bilangan prima itu berhingga banyaknya, sehingga dapat dibuat barisan
bilangan yaitu:
9
Pada pembuktian Teorema Euclides ini yang menarik adalah pembentukan
bilangan bulat positif N sebagai hasil kali semua bilangan prima ditambah 1.
N = p1 . p2 . p3 … .. p n + 1
N >1menurut teorema 4.1 (Bab bilangan prima) makaN dapat dibagi oleh suatu
bilangan prima.
Karena pk ∨N dan pk ∨ p 1 . p 2 . p2 …. pn
Maka, pk ∨( N− p1 . p2 . p3 … .. p n ) atau pk ∨1
Oleh karena itu pengandaian salah. Dengan kata lain banyaknya bilangan prima
adalah tak berhingga.
Teorema 4.8
Jika pn menyatakan bilangan prima ke-n dalam suatu barisan
n−1
Bukti :
Misalkan pn ≤22
10
Untuk n=1
n−1
p1=22
2−1
¿ 22 =2
n−1
n−1 k−1
pk +1 ≤ 22
k
pk +1 ≤ 22
Perhatikan bahwa:
pk +1 ≤ p 1 . p2 . p3 … .. pk +1
Sehingga
pk +1 ≤ p 1 . p2 . p3 … .. pk +1
1−1 2−1 3−1 k−1
pk +1 ≤ 22 .22 . 22 … 22 +1
0 1 2 k−1
pk +1 ≤ 22 . 22 . 22 … 22 +1
pk +1 ≤ ¿
2 3 k−1
Pk +1 ≤ ( 21+2 +2 +2 +. ..+2 ) + 1
Perhatikan bahwa
1 1 2 3 k−1
1 +2 + 2 +2 + …+2
a (r k −1)
Membentuk deret geometri dengan r =2 , maka Sk =
r −1
1(2k −1)
¿
2−1
¿ 2k −1
Maka
k
pk +1 ≤ 22 −1+1
11
k
Karena 22 −1 >1untuk setiap k ∈ bilangan asli, maka ketidaksamaannya
menjadi:
k k
pk +1 ≤ 22 −1+22 −1
k
pk +1 ≤ 2 ( 22 −1 )
k
pk +1 ≤ 21+2 −1
k
pk +1 ≤ 22
n−1
Soal Latihan :
1. Buktikanlah bahwa jika p suatu bilangan prima, dan p∨an dengan n suatu
bilangan asli, maka p∨a.
2. Tentukan suatu bilangan prima p sedemikian hingga 17 p+1 adalah suatu
bilangan kuadrat
3. Untuk
4. Jika n ≥ 1, tunjukkan bahwa ada tak berhingga banyaknya bilangan prima
yang berbentuk ( 4 n+1 ) , demikian pula untuk bilangan prima yang
berbentuk ( 4 n+3 )
12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jika p suatu bilangan prima dan p|ab maka p|a atau p|b
1
DAFTAR PUSTAKA