Anda di halaman 1dari 14

FUNGSI PEMBANGKIT

Fungsi Pembangkit adalah suatu konsep, suatu “alat” yang amat berguna, misalnya untuk
 menyelesaikan berbagai masalah, diantaranya masalah membilang, yaitu mencari
banyaknya cara untuk memilih/mengambil suatu obyek dari sejumlah obyek, atau
mencari banyaknya cara untuk melakukan suatu kegiatan tertentu
 menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pemilihan dan
penyusunan dengan pengulanganan, yang tidak memperhatikan urutan.

Terdapat beberapa cara untuk mencari fungsi pembangkit biasa, diantaranya dengan
pembagian biasa, penderetan, pengurangan, dan penjumlahan, atau gabungan dari cara-cara tersebut.
Nantinya ide deret kuasa akan banyak digunakan untuk memahami konsep dasar fungsi pembangkit
ini.

Perhatikan hal berikut:


Suatu permasalahan persamaan pada himpunan bilangan bulat mempertanyakan “ada berapa
banyak selesaian dari “𝑥1 + 𝑥2 + … + 𝑥𝑛 = 𝑟, dengan persyaratan tertentu pada 𝑥𝑖 .

Contoh 1.
Tentukan banyaknya selesaian bulat dari "𝑥1 + 𝑥2 = 𝑟", dengan 0 ≤ 𝑥1 ≤ 3 dan 1 ≤ 𝑥2 ≤ 2
Penyelesaian:

𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒓 = 𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 Dari tabel, terlihat bahwa terdapat


0 1 1  satu cara untuk mendapatkan jumlah 1
0 2 2  dua cara untuk mendapatkan jumlah 2
1 1 2  dua cara untuk mendapatkan jumlah 3
1 2 3  dua cara untuk mendapatkan jumlah 4
2 1 3  satu cara untuk mendapatkan jumlah 5
2 2 4
3 1 4
3 2 5

Cara penyelesaian seperti masalah di atas sangatlah sederhana, tetapi dapat menjadi sangat
panjang jika seandainya persyaratan 𝑥𝑖 semakin besar, misalnya”0 ≤ 𝑥1 ≤ 5, 1 ≤ 𝑥2 ≤ 5”.
Cara di atas dapat dipersingkat dengan memperhatikan dan menghitung banyaknya
pengerjaan yang menghasilkan jumlah yang sama. Sekarang perhatikanlah Contoh berikut:

1
Contoh 2.
Kalikan (𝑥 0 + 𝑥 1 + 𝑥 2 + 𝑥 3 ) dengan (𝑥 1 + 𝑥 2 ).
Dengan menggunakan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, dan kemudian suku-
suku dengan pangkat dari x yang sama dikumpulkan, diperoleh
(𝑥 0 + 𝑥 1 + 𝑥 2 + 𝑥 3 )(𝑥 1 + 𝑥 2 ).= 𝑥 1 + 2𝑥 2 + 2𝑥 3 + 2𝑥 4 + 𝑥 5
= 1𝑥 𝟏 + 𝟐𝑥 2 + 𝟐𝑥 3 + 𝟐𝑥 4 + 𝑥 5
Dari contoh 1 dan contoh 2, terlihat bahwa koefisien dari 𝒙𝒓 pada hasil perkalian dua
faktor “(𝒙𝟎 + 𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 + 𝒙𝟑 ) dan (𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )” (contoh 2), menunjukkan banyaknya
selesaian bulat dari 𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 = 𝒓, dengan 𝟎 ≤ 𝒙𝟏 ≤ 𝟑 𝐝𝐚𝐧 𝟏 ≤ 𝒙𝟐 ≤ 𝟐 (contoh 1)
Penjelasan:
 satu (koefisien dari 𝒙𝟏 ) cara untuk mendapatkan jumlah 1 (pangkat dari suku pertama)
 dua (koefisien dari 𝒙𝟐 ) cara untuk mendapatkan jumlah 2 (pangkat dari suku ke dua)
 dua (koefisien dari 𝒙𝟑 ) cara untuk mendapatkan jumlah 3 (pangkat dari suku ketiga),
 dua (koefisien dari 𝒙𝟒 ) cara untuk mendapatkan jumlah 4 (pangkat dari suku keempat),
 satu (koefisien dari 𝒙𝟓 ) cara untuk mendapatkan jumlah 5 (pangkat dari suku yang ke lima

Contoh 3.
Ada berapa cara Bu Endang membagi 12 jeruk kepada ketiga anaknya Ayu, Bayu, dan Citra, jika Ayu
mendapat paling sedikit 4 jeruk, Bayu dan Citra mendapat paling sedikit 2 jeruk, tetapi Citra tidak boleh
mendapat lebih dari 5 jeruk?
Penyelesaian:
Misalkan banyaknya jeruk yang didapatkan Ayu, Bayu, dan Citra berturut-turut diberi lambang
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , maka permasalahan di atas dapat ditulis sebagai ”tentukan banyaknya selesaian bulat dari
"𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = 12, dengan syarat 𝑥1 ≥ 4; 𝑥2 ≥ 2; 2 ≤ 𝑥3 ≤ 5”
Tabel berikut memperlihatkan seluruh kemungkinan pembagian jeruk untuk ketiga anak Bu Endang
“Ayu, Bayu, dan Citra”
𝑥1 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 7 7 8
𝑥2 3 4 5 6 2 3 4 5 2 3 4 2 3 2
𝑥3 5 4 3 2 5 4 3 2 4 3 2 3 2 2
𝑟 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Dari daftar, terdapat 14 kemungkinan pembagian jeruk kepada ketiga anak Ayu, Bayu, dan Citra.
Jika diperhatikan, membagi 12 jeruk saja kemungkinannya sudah cukup banyak (tabelnya panjang),
apalagi jika banyak anak dan banyak jeruknya lebih banyak lagi, oleh karena itu, perhatikan penjelasan
contoh berikut.

2
Contoh 4 a
“Tentukan banyaknya selesaian bulat dari 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = 12 dengan syarat 𝑥1 ≥ 4; 𝑥2 ≥ 2; 2 ≤
𝑥3 ≤ 5” (Contoh 3).
Penyelesaian:
Dengan memperhatikan persyaratan di atas, dapat disusun tiga polinomial berikut
(𝑥 4 + 𝑥 5 + 𝑥 6 + 𝑥 7 + 𝑥 8 ); (𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + 𝑥 5 + 𝑥 6 ); dan (𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + 𝑥 5 )
Jika ketiga faktor di atas dikalikan, maka didapatkan
(𝑥 4 + 𝑥 5 + 𝑥 6 + 𝑥 7 + 𝑥 8 ).(𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + 𝑥 5 + 𝑥 6 ).(𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + 𝑥 5 )
= 𝑥 4+2+2 + ⋯+ (𝒙𝟒+𝟑+𝟓 + 𝒙𝟒+𝟒+𝟒 + 𝒙𝟒+𝟓+𝟑 + 𝒙𝟒+𝟔+𝟐 + 𝒙𝟓+𝟐+𝟓 + 𝒙𝟓+𝟑+𝟒 + 𝒙𝟓+𝟒+𝟒 +
𝒙𝟓+𝟓+𝟐 + 𝒙𝟔+𝟐+𝟒 + 𝒙𝟔+𝟑+𝟑 + 𝒙𝟔+𝟒+𝟐 + 𝒙𝟕+𝟐+𝟑 + 𝒙𝟕+𝟑+𝟐 + 𝒙𝟖+𝟐+𝟐 ) + ⋯ + 𝑥 8+6+5
= 𝑥 8 + ⋯ + 𝟏𝟒𝒙𝟏𝟐 + … + 𝑥 19
Dari contoh ini terlihat bahwa koefisien dari 𝑥 12 pada
(𝑥 4 + 𝑥 5 + 𝑥 6 + 𝑥 7 + 𝑥 8 ).(𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + 𝑥 5 + 𝑥 6 ).(𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + 𝑥 5 ) yaitu 14 adalah
banyaknya selesaian bulat dari 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = 12, dengan syarat𝑥1 ≥ 4; 𝑥2 ≥ 2; 2 ≤ 𝑥3 ≤ 5”
(Selesaian contoh 3)

Contoh 4 b
Jika ada sejumlah jelly dengan warna merah, hijau, putih dan hitam (masing-masing warna minimum
ada 24 jelly). Berapa banyak cara mengambil/memilih 24 jelly tersebut dengan kondisi pilihan yang
diinginkan adalah jelly putih genap dan jelly warna hitam paling sedikit 6 jelly?
Penyelesaian
Polinomial yang terkait dengan kondisi jelly yang diinginkan:
 merah / hijau : 𝑥 0 + 𝑥 1 + 𝑥 2 + ⋯ + 𝑥 24 = 1 + 𝑥 + 𝑥 2 + 𝒙𝟑 + 𝑥 4 + 𝒙𝟓 … + 𝑥 24
 putih : 1 + 𝑥 2 + 𝑥 4 + 𝑥 6 + 𝒙𝟖 + ⋯ + 𝑥 24
 hitam : 𝑥 6 + 𝑥 7 + 𝑥 8 + 𝒙𝟗 + ⋯ + 𝑥 24
Jadi masalah tersebut menjadi menentukan koefisien 𝑥 24 dari fungsi pembangkit 𝑓(𝑥)sbb.
𝑓 𝑥 = 1 + 𝑥 + 𝑥 2 + … + 𝑥 24 2 1 + 𝑥 2 + 𝑥 4 + 𝑥 6 + ⋯ + 𝑥 24 ( 𝑥 6 + 𝑥 7 + 𝑥 8 + ⋯ + 𝑥 24 )
Salah satu pendukung selesaian adalah 5 jelly merah dari faktor ke-1, 3 jelly hijau dari faktor ke-2 , 8
jelly putih dari faktor ke-3 dan 8 jelly hitam dari faktor ke-4.
Jadi berapa koefisien 𝑥 24 dari fungsi pembangkit 𝑓(𝑥)
Sebagai latihan kerjakan Exercises 9.1 pada halaman 417
Yang dikumpulkan no. 1, dan no. 5

3
Contoh 5.
Banyaknya selesaian bulat tidak negatif dari “𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 = 𝒓” adalah “r + 1”, yaitu:
𝑥1 = 0 dan 𝑥2 = 𝑟
𝑥1 = 1 dan 𝑥2 = 𝑟 − 1
𝑥1 = 2 dan 𝑥2 = 𝑟 − 2

𝑥1 = 𝑟 dan 𝑥2 = 0
Perhatikan 𝑥 0 + 𝑥 1 + 𝑥 2 + ⋯ (𝑥 0 + 𝑥 1 + 𝑥 2 + ⋯ )
Koefisien 𝑥 𝑟 pada perkalian tersebut adalah banyaknya selesaian bulat dari persamaan 𝑥1 + 𝑥2 = 𝑟 ,
yaitu koef 𝑥 𝑟 diperoleh dari
𝑥 0 pada faktor pertama dan 𝑥 𝑟 pada faktor ke dua.
𝑥 1 pada faktor pertama dan 𝑥 𝑟−1 pada faktor ke dua.
𝑥 2 pada faktor pertama dan 𝑥 𝑟−2 pada faktor ke dua.

𝑥 𝑟 pada faktor pertama dan 𝑥 0 pada faktor ke dua.
Akibatnya:
𝑥 0 + 𝑥 1 + 𝑥 2 + ⋯ 𝑥 0 + 𝑥 1 + 𝑥 2 + ⋯ = 𝑥 0 + 2𝑥 1 + 3𝑥 2 + 4𝑥 3 + ⋯
Dengan alasan seperti pada Contoh 5, diperoleh bahwa banyaknya selesaian bulat dari “𝑥1 + 𝑥2 +
𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛 = 𝑟 dengan 𝑥𝑖 = 𝑏𝑖,1 , 𝑏𝑖,2 , 𝑏𝑖,3 , … adalah koefisien dari 𝑥 𝑟 pada
(𝑥 𝑏1,1 + 𝑥 𝑏1,2 + 𝑥 𝑏1,3 + ⋯ )(𝑥 𝑏2,1 + 𝑥 𝑏2,2 + 𝑥 𝑏2,3 + ⋯ ) … (𝑥 𝑏𝑛 ,1 + 𝑥 𝑏𝑛 ,2 + 𝑥 𝑏𝑛 ,3 + ⋯ )
Uraian ini memunculkan ide untuk definisi-definisi berikut:

Definisi 1
 Suatu deret kuasa adalah suatu ekspresi dalam bentuk:

𝑎0 𝑥 0 + 𝑎1 𝑥 1 + 𝑎2 𝑥 2 + 𝑎3 𝑥 3 + ⋯, dengan 𝑎𝑖 adalah koefisien ke-i (i = 1, 2, 3, …)


 Identitas konvolusi: Perkalian

“ 𝑎0 𝑥 0 + 𝑎1 𝑥 1 + 𝑎2 𝑥 2 + 𝑎3 𝑥 3 + ⋯ (𝑏0 𝑥 0 + 𝑏1 𝑥 1 + 𝑏2 𝑥 2 + 𝑏3 𝑥 3 + ⋯ )”
didefinisikan dengan penerapan
“𝑎0 𝑏𝑟 + 𝑎1 𝑏𝑟−1 + 𝑎2 𝑏𝑟−2+ … + 𝑎𝑟 𝑏0 ” sebagai koefisien dari 𝑥 𝑟
 Penjumlahan
“ 𝑎0 𝑥 0 + 𝑎1 𝑥 1 + 𝑎2 𝑥 2 + 𝑎3 𝑥 3 + ⋯ + (𝑏0 𝑥 0 + 𝑏1 𝑥 1 + 𝑏2 𝑥 2 + 𝑏3 𝑥 3 + ⋯ )”
didefinisikan dengan penerapan
“𝑎𝑟 + 𝑏𝑟 ” sebagai koefisien dari 𝑥 𝑟

4
“Polinom” dan “Deret Kuasa dengan koefisien 𝑥 𝑟 ” yang telah dibicarakan di atas, merupakan
selesaian dari suatu permasalahan kombinatorik. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka
dibuatlah definisi berikut:

Definisi 2
Misalkan 𝑎𝑟 adalah selesaian dari suatu permasalahan kombinatorik, r = 1, 2, 3, 4, ….

𝑔 𝑥 = 𝑎0 𝑥 0 + 𝑎1 𝑥 1 + 𝑎2 𝑥 2 + … + 𝑎𝑘 𝑥 𝑘 + … = 𝑘=0 𝑎𝑘 𝑥
𝑘
disebut fungsi pembangkit
(biasa) dari barisan tak berhingga bilangan real 𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑘 , …
Fungsi pembangkit biasa dari barisan berhingga bilangan real 𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 ditentukan
dengan memperluas barisan menjadi 𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 , 𝑎𝑛+1 , 𝑎𝑛+2 , … dengan 𝑎𝑛+1 = 𝑎𝑛 +2 = ⋯ = 0,
dan fungsi pembangkitnya adalah:
𝑛
“𝑔 𝑥 = 𝑎0 𝑥 0 + 𝑎1 𝑥 1 + 𝑎2 𝑥 2 + … + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑘
𝑘=0 𝑎𝑘 𝑥 ”

Contoh 6.
Untuk sebarang 𝑛 ∈ 𝑍 +
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
(1 + 𝑥)𝑛 = 𝑟=0 𝑟 𝑥 𝑟 . 1𝑛 −𝑟 = 𝑟=0 𝑟 𝑥𝑟 = 0
𝑥0 + 1
𝑥1 + 2
𝑥2 + ⋯ + 𝑛
𝑥𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
Sehingga didapatkan 𝑔 𝑥 = (1 + 𝑥)𝑛 adalah fungsi pembangkit dari barisan 0
, 1
, 2
,…, 𝑛
,
0,0, 0, ...

Contoh 7.
1−𝑥 7
Tentukan barisan fungsi 𝑔 𝑥 = 1−𝑥

Penyelesaian
1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 + 𝑥6
(1-x) 1 + 0. 𝑥 1 + 0. 𝑥 2 + 0. 𝑥 3 + 0. 𝑥 4 + 0. 𝑥 5 + 0. 𝑥 6 − 𝑥 7
1−𝑥
𝑥 + 0. 𝑥 2
𝑥 − 𝑥2

𝑥 2 + 0. 𝑥 3
𝑥2 − 𝑥3

𝑥 3 + 0. 𝑥 4
𝑥3 − 𝑥4

𝑥 4 + 0. 𝑥 5
𝑥4 − 𝑥5
5
𝑥 5 + 0. 𝑥 6
𝑥 5 − 0. 𝑥 6
𝑥6 − 𝑥7
𝑥6 − 𝑥7
0

1−𝑥 7
Sehingga = 1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 + 𝑥6
1−𝑥

Hal ini dikatakan:


1−𝑥 7
𝑔 𝑥 = adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0, 0, ...
1−𝑥

Contoh 8
1−𝑥 𝑛 +1 1−𝑥 𝑛 +1
Dengan cara yang sama, jika 𝑔 𝑥 = = 1 + 𝑥 + 𝑥 2 + ⋯ + 𝑥 𝑛 sehingga 𝑔 𝑥 =
1−𝑥 1−𝑥

adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan 1, 1, 1, ... , 0, 0, 0, ...

Contoh 9
1
Jika , dengan cara pembagian biasa, didapat:
1−𝑥

1 + x + x² ...
1-x 1
1-x
x
𝑥 − 𝑥2
𝑥2
𝑥2 − 𝑥3
..... dst ......

1
Dengan demikian 1−𝑥 = 1 + 𝑥 + 𝑥 2 + ⋯
1
Hal ini dikatakan: 𝑔 𝑥 = 1−𝑥 adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan 1, 1, 1, 1, ...
1
Dikatakan 𝑔 𝑥 = 1−𝑥 adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan 𝒂𝒏 = 𝟏, dengan n = 0, 1, 2, ...

1
Apakah 𝑎𝑛 = 1, 𝑛 = 0,1,2, .. adalah selesaian dari fungsi pembangkit 𝑓 𝑥 = 1−𝑥 ?

Contoh 10 a
1
Jika kedua ruas dari = 1 + 𝑥 + 𝑥 2 + ⋯ diturunkan terhadap x, maka didapatkan:
1−𝑥

6
𝑑 1 𝑑
= 1 + 𝑥 + 𝑥2 + ⋯
𝑑𝑥 1 − 𝑥 𝑑𝑥
1
= 𝟏 + 𝟐𝑥 + 𝟑𝑥 2 + 𝟒𝑥 3 + ⋯
(1 − 𝑥)2
1
Dikatakan 𝑓 𝑥 = 𝑔′ 𝑥 = (1−𝑥)2 adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan 1, 2, 3, 4, ....
1
Dapat juga dikatakan 𝑓 𝑥 = (1−𝑥)2 adalah sungsi pembangkit biasa dari barisan 𝒂𝒏 = 𝒏 + 𝟏

dengan n = 1, 2, 3, 4, ...

Contoh 10 b
1
Apakah 𝑎𝑛 = 𝑛 + 1 dengan 𝑛 ∈ 𝑍 + ∪ {0} adalah selesaian dari fungsi pembangkit 𝑓 𝑥 = (1−𝑥)2 ?

Penyelesaian
𝑎𝑛 = 𝑛 + 1 dengan 𝑛 ∈ 𝑍 + ∪ {0}
Jika n= 0, maka 𝑎0 = 1
Jika n= 1, maka 𝑎1 = 2
Jika n= 2, maka 𝑎2 = 3
Jika n= 3, maka 𝑎3 = 4
dst ...
1
𝑓 𝑥 = (1−𝑥)2 = 1𝑥 0 + 2𝑥 1 + 3𝑥 2 + 4𝑥 3 + … = 1 + 2𝑥 + 3𝑥 2 + 4𝑥 3 + ⋯
1
Jadi 𝑎𝑛 = 𝑛 + 1 dengan 𝑛 ∈ 𝑍 + ∪ {0} adalah selesaian dari fungsi pembangkit 𝑓 𝑥 = (1−𝑥)2
1
Apakah 𝑎𝑛 = 𝑛 dengan 𝑛 ∈ 𝑍 + ∪ {0} adalah selesaian dari fungsi pembangkit 𝑓 𝑥 = (1−𝑥)2 ?

Contoh 11
1
Jika kedua ruas yang didapatkan di atas, yaitu (1−𝑥)2 = 1 + 2𝑥 + 3𝑥 2 + 4𝑥 3 + ⋯ dikalikan dengan

“x” maka didapatkan


𝑥
= 𝑥 + 2𝑥 2 + 3𝑥 3 + 4𝑥 4 + ⋯ = 0 + 𝑥 + 2𝑥 2 + 3𝑥 3 + 4𝑥 4 + ⋯
(1−𝑥)2

Dikatakan 𝑕 𝑥 = 𝑥𝑔′ 𝑥 = 𝟎 + 𝟏. 𝑥 + 2𝒙𝟐 + 𝟑𝑥 3 + 𝟒𝑥 4 + ⋯ adalah fungsi pembangkit biasa


dari barisan 0, 1, 2, 3, 4, ...

Contoh 12 a
𝑥
Jika kedua ruas dari (1−𝑥)2 = 𝑥 + 2𝑥 2 + 3𝑥 3 + 4𝑥 4 + ⋯ diturunkan terhadap x yaitu:
𝑑 𝑥 𝑑
𝑑𝑥
( 1−𝑥 2)
) = 𝑑𝑥 (𝑥 + 2𝑥 2 + 3𝑥 3 + 4𝑥 4 + ⋯), maka didapatkan:

1+𝑥
= 1 + 22 𝑥 + 32 𝑥 2 + 42 𝑥 3 + ⋯
(1 − 𝑥)3
7
1+𝑥
Dikatakan 𝑝 𝑥 = (1−𝑥)3 adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan 12 , 22 , 32 , 42 , …,

Lanjutan Contoh 12 halaman 420


𝑥(1+𝑥)
b. Cari barisan dari fungsi 𝑓 𝑥 = ?
(1−𝑥)3

𝑥 3 +4𝑥 2 +𝑥
c. Cari barisan dari fungsi 𝑓 𝑥 = ?
(1−𝑥)4

𝑥 4 +11𝑥 3 +11𝑥 2 +𝑥
d. Cari barisan dari fungsi 𝑓 𝑥 = ?
(1−𝑥)5

Contoh 13
1
Dari contoh 9, yaitu 𝑔 𝑥 = 1−𝑥 =1 + 𝑥 + 𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + ⋯dapat ditentukan

𝑓 𝑥 = 𝑔 𝑥 − 𝑥 2 , yaitu:
1
− 𝑥 2 =(1 + 𝑥 + 𝑥 2 + 𝑥 3 + 𝑥 4 + ⋯ ) − 𝑥 2
1−𝑥

1 − (1 − 𝑥)𝑥 2
= 1 + 𝑥 + 𝑥3 + 𝑥4 + ⋯
1−𝑥
1 − 𝑥2 + 𝑥3
= 1 + 𝑥 + 𝑥3 + 𝑥4 + ⋯
1−𝑥
1−𝑥 2 +𝑥 3
Dikatakan bahwa 𝒇 𝒙 = adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan 1, 1, 0, 1, 1, 1, ...
1−𝑥

Contoh 14
Carilah fungsi pembangkit biasa dari barisan 0, 2, 6, 12, 20, 30, 42, ...
Penyelesaian:
𝑎0 = 0 = 0 + 0 = 02 + 0
𝑎1 = 2 = 1 + 1 = 12 + 1
𝑎2 = 6 = 4 + 2 = 22 + 2
𝑎3 = 12 = 9 + 3 = 32 + 3
𝑎4 = 20 = 16 + 4 = 42 + 4
𝑎5 = 30 = 25 + 4 = 52 + 5
𝑎6 = 42 = 36 + 6 = 62 + 6
...
Sehingga didapatkan 𝑎𝑛 = 𝑛2 + 𝑛, dengan n≥0.
Sehingga didapatkan:
𝑓 𝑥 = 0 + 2𝑥 + 6𝑥 2 + 12𝑥 3 + 20𝑥 4 + 30𝑥 5 + 42𝑥 6 + ⋯ atau

8
𝑓 𝑥 = (02 + 0)𝑥 0 + (12 + 1)𝑥 + (22 + 2)𝑥 2 + (32 + 3)𝑥 3 + 42 + 4 𝑥 4 + 52 + 5 𝑥 5
+ (62 + 6)𝑥 6 + ⋯
𝑓 𝑥 = (02 𝑥 0 + 12 𝑥 + 22 𝑥 2 + 32 𝑥 3 + 42 𝑥 4 + 52 𝑥 5 + 62 𝑥 6 + ⋯) +( 0𝑥 0 + 1𝑥 + 2𝑥 2 +
3𝑥 3 + 4𝑥 4 + 5𝑥 5 + 6𝑥 6 + ⋯ ).
Dari persamaan terakhir dan dari contoh 12b dan contoh 12a didapatkan
𝑥(1 + 𝑥) 𝑥 𝑥 1 − 𝑥 + 𝑥(1 − 𝑥) 𝑥 − 𝑥 2 + 𝑥 − 𝑥 2 2𝑥
𝑓 𝑥 = 3
+ 2
= 3
= 3
=
(1 − 𝑥) (1 − 𝑥) (1 − 𝑥) (1 − 𝑥) (1 − 𝑥)3
Dengan demikian maka fungsi pembangkit biasa dari barisan 0, 2, 6, 12, 20, 30, 42, ... adalah 𝑓 𝑥 =
2𝑥
(1−𝑥)3

Bab 1 telah dibicarakan tentang teorema binomial


𝒏 𝒏! 𝒏 𝒏−𝟏 𝒏−𝟐 (… 𝒏− 𝒓−𝟏 𝒏−𝒓 ! 𝒏 𝒏−𝟏 𝒏−𝟐 … 𝒏−𝒓+𝟏
𝒓
= 𝒓! 𝒏−𝒓 ! = = ,
𝒓! 𝒏−𝒓 ! 𝒓!

dengan n, r ∈ 𝑍 + dan n ≥ r >0

Untuk n ∈ 𝑍 + , dapat
−𝒏 −𝒏 −𝒏−𝟏 −𝒏−𝟐 … −𝒏−𝒓+𝟏 𝑛 𝑛+1 𝑛+2 𝑛+3 … 𝑛+𝑟−1
ditentukan: 𝒓
= = (−1)𝑟 =
𝒓! 𝑟!

𝑟 1.2.3… 𝑛−1 𝑛 𝑛+1 𝑛+2 … 𝑛+𝑟−1 𝑟 𝑛+𝑟−1 !) 𝑛+𝑟−1


−1 = −1 = (−1)𝑟 𝑟
1.2.3… 𝑛−1 .𝑟! 𝑟! 𝑛−1 !
−𝒏 𝒏+𝒓−𝟏
Sehingga didapatkan 𝒓
= (−𝟏)𝒓 𝒓

Latihan.
1. Carilah barisan yang dibangkitkan oleh:
1 1
a. 𝑔 𝑥 = d. 𝑔 𝑥 =
1+𝑥 2+𝑥
2𝑥 2𝑥
b. 𝑔 𝑥 = e. 𝑔 𝑥 =
1+𝑥 4+𝑥
4𝑥 3
c. 𝑔 𝑥 = 1+𝑥

Penyelesaian:
1 1
a. 𝑔 𝑥 = = 1−(−𝑥) = 1 + (−𝑥)1 + (−𝑥)2 + (−𝑥)3 + …
1+𝑥
1
Jadi yang dibangkitkan oleh 𝑔 𝑥 = adalah barisan 1, -1, 1, -1, 1, ...
1+𝑥
2𝑥 1
b. 𝑔 𝑥 = = 2𝑥 1+𝑥 = 2𝑥 1 − 𝑥 + 𝑥 2 − 𝑥 3 + 𝑥 4 − ⋯ ..... (lihat 1a di atas)
1+𝑥

= 2𝑥 − 2𝑥 2 + 2𝑥 3 − 2𝑥 4 + 2𝑥 5 − ⋯
= 0𝑥 0 + 2𝑥 1 − 2𝑥 2 + 2𝑥 3 − 2𝑥 4 + 2𝑥 5 − ⋯
2𝑥
Jadi barisan yang dibangkitkan oleh 𝑔 𝑥 = adalah 0, 2, -2, 2, -2, ...
1+𝑥
9
4𝑥 3 1
c. 𝑔 𝑥 = = 4𝑥 3 = 4𝑥 3 1 − 𝑥 + 𝑥 2 − 𝑥 3 + ⋯ (lihat 1a di atas)
1+𝑥 1+𝑥

= 4𝑥 3 − 4𝑥 4 + 4𝑥 5 − 4𝑥 6 + ⋯
= 0𝑥 0 + 0𝑥 1 + 0𝑥 2 + 4𝑥 3 − 4𝑥 4 + 4𝑥 5 − 4𝑥 6 + ⋯
4𝑥 3
Jadi barisan yang dibangkitkan oleh 𝑔 𝑥 = adalah 0, 0, 0, 4, -4, 4, -4,...
1+𝑥

2. Carilah barisan yang dibangkitkan oleh


1 1
a. 𝑓 𝑥 = 1−3𝑥 d. 𝑓 𝑥 = 2−3𝑥
1 1
b. 𝑓 𝑥 = 1+3𝑥 e. 𝑓 𝑥 = 5+3𝑥
1 1
c. 𝑓 𝑥 = 1−𝑥 2 f. 𝑓 𝑥 = 4−𝑥 2

Penyelesaian:
1 0 1 2 3
a. 𝑓 𝑥 = 1−3𝑥 = 3𝑥 + 3𝑥 + 3𝑥 + 3𝑥 + …

=1 + 3𝑥 + 32 𝑥 2 + 33 𝑥 3 + …
1
Jadi barisan yang dibangkitkan oleh 𝑓 𝑥 = 1−3𝑥 adalah 1, 3, 32 , 33 , 34 , …
1 1 0 1 2 3
b. 𝑓 𝑥 = = = −3𝑥 + −3𝑥 + −3𝑥 + −3𝑥 + …
1+3𝑥 1−(−3𝑥)
0 1 2 3
= −3𝑥 + −3𝑥 + −3𝑥 + −3𝑥 + …
= 1 − 3𝑥 + 32 𝑥 2 − 33 𝑥 3 + …
1
Jadi barisan yang dibangkitkan oleh 𝑓 𝑥 = 1+3𝑥 adalah 1, -3, 32 , -33 , …

1
c. 𝑓 𝑥 = 1−𝑥 2 = 1 + 𝑥 2 + 𝑥 2 2
+ 𝑥2 3
+ …

= 1𝑥 0 + 0𝑥 1 + 1𝑥 2 + 0𝑥 3 + 1𝑥 4 + 0𝑥 5 + 1𝑥 6 + ⋯
1
Jadi barisan yang dibangkitkan oleh 𝑓 𝑥 = 1−𝑥 2 adalah 1, 0, 1, 0, 1, 0, 1, ...

3. Carilah barisan yang dibangkitkan oleh


1
a. 𝑕 𝑥 = 3−𝑥
1
b. 𝑕 𝑥 = 5𝑥−2
Penyelesaian:
1 1 1 1
a. 𝑕 𝑥 = 3−𝑥 = 𝑥 =3 𝑥
3 1− 1−
3 3

1 𝑥 0 𝑥 1 𝑥 2 𝑥 3
=3 3
+ 3
+ 3
+ 3
+ …
3
1 1 1 2 1 1 4 1 5
= + 𝑥+ 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 + …
3 3 3 3 3
10
1 1 1 1 2 1 3 1 4
Jadi barisan yang dibangkitkan oleh 𝑕 𝑥 = 3−𝑥 adalah , , , ,…
3 3 3 3

1 1 1
𝑕 𝑥 = = = =
5𝑥 − 2 −2 + 5𝑥 −2 1 − 5 𝑥
2

1 1 1 5 0 5 1 5 2 5 3
= -2 5 = −2 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 +⋯
1− 𝑥 2 2 2 2
2

1 5 1 5 2 5 3
= -2 1 + 𝑥+ 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯
2 2 2
1
Jadi barisan yang dibangkitkan oleh 𝑕 𝑥 = 5𝑥−2 adalah
1 1 5 1 1 5 2 1 5 3
−2,−2 ,−2 ,−2 ,…
2 2 2

4. Carilah fungsi pembangkit biasa dari barisan 1, -5, 25, -125, 625, ...
Penyelesaian:
0 1 2 3 4
𝑓 𝑥 = −5𝑥 + −5𝑥 + −5𝑥 + −5𝑥 + −5𝑥 + …
= 1 − 5𝑥 + 25𝑥 2 − 125𝑥 3 + 625𝑥 4 − ⋯
1 1
= 1−(−5𝑥) = 1+5𝑥

5. Carilah fungsi pembangkit biasa dari barisan 2, 8, 32, 128, ...


Penyelesaian:
𝑓 𝑥 = 2 + 8𝑥 + 32𝑥 2 + 128𝑥 3 + ⋯
= 2(1 + 4𝑥 + 16𝑥 2 + 64𝑥 3 + ⋯
0 1 2 3
= 2 4𝑥 + 4𝑥 + 4𝑥 + 4𝑥 +⋯
1 2
= 2 1−4𝑥 = 1−4𝑥

6. Carilah:
−4
a. 2
−8
b. 3
−5
c. 4

Sebagai bahan referensi, akan diberikan beberapa definisi dan identitas berikut:
1. Koefisien dari 𝑥 𝑟 pada (𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ ) 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + ⋯ adalah
“𝑎0 𝑏𝑟 + 𝑎1 𝑏𝑟 −1 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑏0. ”
𝑛 𝑛 𝑛
2. Teorema Binomial: (1 + 𝑥)𝑛 = 0
𝑥+ 1
𝑥2 + ⋯ + 𝑛
𝑥𝑛
𝑛−1+0 𝑛−1+1 𝑛−1+𝑟
3. (1 + 𝑥 + 𝑥 2 + … )𝑛 = 0
+ 1
𝑥 + ⋯+ 𝑟
𝑥 𝑟 + ...

11
4. (1 + 𝑥 + 𝑥 2 + … + 𝑥 𝑚 −1 )𝑛 = 1 − 𝑥 𝑚 𝑛
(1 + 𝑥 + 𝑥 2 + … )𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
5. (1 − 𝑥 𝑚 )𝑛 = 0
− 1
𝑥𝑚 + 2
𝑥 2𝑚 + ⋯ + (−1)𝑛 𝑛
𝑥 𝑛𝑚
1
6. = 1 + 𝑥 + 𝑥2 + …
1−𝑥

Proposisi
Misal 𝑔 𝑥 adalah fungsi pembangkit dari barisan 𝑎𝑛 , dan 𝑕(𝑥) adalah fungsi pembangkit dari barisan
𝑏𝑛 .
𝒈(𝒙)
a. 𝑓 𝑥 = adalah fungsi pembangkit dari (𝑎0 + 𝑎1 + ⋯ 𝑎𝑛 )
𝟏−𝒙

b. 𝑓 𝑥 = 𝐶1 𝑔 𝑥 + 𝐶2 𝑕(𝑥) adalah fungsi pembangkit dari 𝐶1 𝑎𝑛 + 𝐶2 𝑏𝑛 , dengan


𝐶1 𝑑𝑎𝑛 𝐶2 adalah konstanta
c. 𝑓 𝑥 = 1 − 𝑥 𝑔 𝑥 adalah fungsi pembangkit dari 𝑎𝑛 − 𝑎𝑛−1
d. 𝑓 𝑥 = 𝑥𝑔′ 𝑥 adalah fungsi pembangkit dari 𝑛𝑎𝑛 dengan 𝑔′ (𝑥) adalah turunan dari 𝑔(𝑥)
e. 𝑓 𝑥 = 𝑕(𝑥)𝑔(𝑥) adalah fungsi pembangkit dari (𝑎0 𝑏𝑛 + 𝑎1 𝑏𝑛 −1 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑏0

Pelajari contoh 9.7 – 9.12 halaman 422 – 423 dan Tabel 9.2 halaman 424

Contoh 15
Carilah fungsi pembangkit dari barisan 𝑎𝑛 = 1.
Penyelesaian:
Misal 𝑔 𝑥 = 𝑎0 𝑥 0 + 𝑎1 𝑥 1 + 𝑎2 𝑥 2 + … + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 adalah fungsi pembangkit dari barisan 𝑎𝑛
Karena 𝑎𝑛 = 1, maka: Untuk n = 0 =>𝑎1 = 1,
Untuk n = 1 =>𝑎1 = 1,
Untuk n = 2 =>𝑎2 = 1,
Untuk n = 3 =>𝑎3 = 1,
... dst;
Untuk n = n =>𝑎𝑛 = 1
...
Karena itu fungsi pembangkit dari 𝑎𝑛 = 1 adalah:
𝑔 𝑥 = 1. 𝑥 0 + 1. 𝑥 1 + 1. 𝑥 2 + 1. 𝑥 3 + … + 1. 𝑥 𝑛 + ⋯, atau
1
𝑔 𝑥 = 1 + 𝑥 + 𝑥 2 + 𝑥 3 + … + 𝑥 𝑛 +...= 1−𝑥 .
𝟏
Jadi fungsi pembangkit dari barisan 𝒂𝒏 = 𝟏 adalah 𝒈 𝒙 = 𝟏−𝒙

12
Contoh 16.
Carilah fungsi pembangkit dari 𝑏𝑛 = 𝑛.
Penyelesaian:
𝑏𝑛 = 𝑛 dapat ditulis sebagai 𝑏𝑛 = 𝑛𝑎𝑛 (dari contoh soal di atas 𝑎𝑛 = 1).
Berdasarkan Proposisi.d di atas, maka fungsi pembangkit dari 𝑏𝑛 = 𝑛𝑎𝑛 adalah 𝒙𝒈′(𝒙), dengan
𝑔′ (𝑥) adalah turunan dari 𝑔(𝑥)
1 0. 1−𝑥 +1 1
𝑔 𝑥 = 1−𝑥 , maka 𝑔′ (𝑥) = = (1−𝑥)2
(1−𝑥)2
𝒙
Jadi fungsi pembangkit dari 𝒃𝒏 = 𝒏.adalah 𝒇 𝒙 = 𝒙. 𝒈′ (𝒙) =(𝟏−𝒙)𝟐

Contoh 17
Carilah fungsi pembangkit dari 𝑎𝑛 = 𝑛2
Penyelesaian:
𝑥
Dari contoh di atas, fungsi pembangkit dari 𝑏𝑛 = 𝑛 adalah 𝑓 𝑥 = (1−𝑥)2

Menurut proposisi .fungsi pembangkit dari 𝑎𝑛 = 𝑛𝑏𝑛 = 𝑛2 adalah 𝑔 𝑥 = 𝑥𝑓 ′ (𝑥)


Sekarang mari mencari 𝑓 ′ 𝑥 , yaitu:
1(1 − 𝑥)2 − 2 1 − 𝑥 −1 . 𝑥 (1 − 𝑥)2 + 2𝑥(1 − 𝑥) 1 − 𝑥 ( 1 − 𝑥 + 2𝑥)
𝑓′ 𝑥 = = =
((1 − 𝑥)2 )2 (1 − 𝑥)4 1−𝑥 4
1+𝑥
=
(1 − 𝑥)3
1+𝑥 (𝑥+𝑥 2 )
Jadi fungsi pembangkit dari 𝑎𝑛 = 𝑛2 adalah 𝑔 𝑥 = 𝑥𝑓 ′ 𝑥 = 𝑥. (1−𝑥)3 = (1−𝑥)3

Contoh 18
Carilah fungsi pembangkit dari 𝑎𝑛 = 2𝑛 + 3
Penyelesaian:
𝑥 1
Fngsi pembangkit dari 𝑎𝑛 = 2𝑛 + 3 adalah 𝑔 𝑥 = 2 (1−𝑥)2 + 3 1−𝑥 atau

2𝑥 3
𝑔 𝑥 = 2
+
(1 − 𝑥) 1−𝑥
Pelajari contoh 9.13 – 9.16 pada halaman 425 - 427
Contoh 19
2𝑥
Carilah barisan yang dibangkitkan oleh 1−𝑥 1−2𝑥 2

Penyelesaian
2𝑥 𝐴 𝐵 𝐶
= 1−𝑥 + + (1−2𝑥)2
1−𝑥 1−2𝑥 2 1−2𝑥

13
𝐴(1−2𝑥)2 +𝐵 1−2𝑥 1−𝑥 +𝐶(1−𝑥) 𝐴 4𝑥 2 −4𝑥+1 +𝐵 2𝑥 2 −3𝑥+1 +𝑐(1−𝑥)
= =
1−𝑥 (1−2𝑥)2 1−𝑥 (1−2𝑥)2

4𝐴+2𝐵 𝑥 2 − 4𝐴+3𝐵+𝐶 𝑥+(𝐴+𝐵+𝐶)


= 1−𝑥 (1−2𝑥)2

Dari identitas di atas, didapatkan:


4A+2B = 0 ........................................................(1)
4A+3B+C=-2 ..........(2) A =2......(5)
3A+2B=-2 .....(4)
A+B+C = 0 ..............(3)

Dari (1) dan (5) didapat B = -4, dan dari (3) didapatkan C = 2, sehingga:
2𝑥 𝟐 𝟒 𝟐
= − + (1−2𝑥)2 ,
1−𝑥 1−2𝑥 2 1−𝑥 1−2𝑥

2𝑥 2 1−2𝑥 2 4 1−2𝑥 1−𝑥 2 1−𝑥


= − +
1−𝑥 1−2𝑥 2 1−𝑥 1−2𝑥 2 1−2𝑥 1−2𝑥 1−𝑥 (1−2𝑥)2 1−𝑥

2 1−2𝑥 2 4 1−2𝑥 1−𝑥 2 1−𝑥


= − +
1−𝑥 1−2𝑥 2 1−𝑥 1−2𝑥 2 1−𝑥 1−2𝑥 2

2 1− 4𝑥 +4𝑥 2 −4 1−3𝑥+2𝑥 2 +2(1−𝑥)


= 1−𝑥 1−2𝑥 2

2−8𝑥+8𝑥 2 −(4−12𝑥+8𝑥 2 )+2−2𝑥


= 1−𝑥 1−2𝑥 2

0+2𝑥+0𝑥 2 +0𝑥 3 2𝑥
= =
1−𝑥 1−2𝑥 2 1−𝑥 1−2𝑥 2

Lanjutkan ...
𝟐
=2(1 + 𝑥 + 𝑥 2 + …)
1−𝑥
𝟒
= 4(1 + 2𝑥 + 4𝑥 2 + …)
1−2𝑥

𝟐
= ...
(1−2𝑥)2

Pelajari contoh 9.17 – 9.20 pada halaman 427 - 430


Diskusikan dengan temanmu lewat grup wa EXERCISES 9.2 atau soal no. 1,2, 5,6, 7, 8, 9 hal 431

14

Anda mungkin juga menyukai