Anda di halaman 1dari 14

MODUL 7

KOORDINAT KERTASIUS, VEKTOR DAN PERSAMAAN BIDANG DALAM RUANG DIMENSI

a. koordinat kertasius dan vector dalam ruang dimensi tiga

soal dan pembahasan :

Diketahui titik P(3,4-2) dan Q(-4,-2,5) tentukan jarak titik P ke Q atau  

penyelesaian:
Diketahui P(3,4-2) dan Q(-4,-2,5), maka jarak kedua titik itu
adalah :

b. persamaan bidang datar

soal dan pembahasan

Cari persamaan bidang melalui ( -2, 1, 5 ) yang tegak lurus bidang 4x – 2y + 2z +1 = 0 dan 3x + 3y – 6z
=5

Jawab :

Bidang – bidang 4x – 2y + 2z +1 = 0 dan 3x + 3y – 6z = 5 memiliki normal n1 (4, -2, 2 ) dan n2 ( 3, 3,


-6 ).

Bidang yang tegak lurus bidang 4x – 2y + 2z +1 = 0 dan 3x + 3y – 6z = 5 adalah bidang yang vector
normalnya, dimisalkan n3 ( a, b, c ) orthogonal dengan vector n1 (4, -2, 2 ) dan n2 (3, 3, -6 ).

n3.n1 = 0 atau 4a – 2b +2c = 0 ……………………………… (1)

n3.n2 = 0 atau 3a + 3b – 6c = 0 ………………………………(2)

Dari persamaan (1) dan (2) didapatkan ,

Jadi

Bila c dipilih sama dengan 3, maka n = ( 1, 5, 3 ) dan persamaan bidangnya menjadi x + 5y + 3z + d = 0

Karena bidang melalui titik ( -2, 1, 5 ) maka :

(1) (-2) + (5) (1) + (3) (5) + d = 0, d = -18

Persamaan bidang yang dicari adalah x + 5y + 3z – 18 = 0


MODUL 8

PERSAMAAN GARIS LURUS DAN BOLA

a. persamaan garis lurus

soal dan pembahasan :

b. persamaan bola

soal dan pembahasan :

carilah persamaan bola yang berpusat di (1,3,2) dan melalui titik (4,7,2)

jawab :

jari – jari bola adalah jarak dua titik tersebut yaitu :


2 2 2
√ ( 4−1 ) +( 7−3 ) + ( 2−2 ) = √ 9+16+ 0 = 5
Persamaan bola yang dicari adalah persamaan bola dengan jari – jari 5 dan berpusat di titik (1,3,2)
yaitu :

( x−1)2+ ( y−3)2+( z−2)2= 25  X 2 + Y 2 + Z2 – 2x – 6y – 4z – 11 = 0

MODUL 9

RANGKUMAN, SOAL DAN PEMBAHASAN (LUAS PUTARAN BERDERAJAT DUA)

1. Pada bidang XOY terletak ellips dengan persamaan

z=0

{ x y2 2
¿ 2 + 2 =1
a b

Pada bidang YOZ terletak ellips dengan persamaan

x=0

{ y z2 2
¿ 2 + 2 =1
b c

Kedua ellips diatas mempunyai puncak –puncak yang sama pada sumbu y

Selanjutnya ellips yang terletak pada bidang XOY digerakkan dengan aturan sebagai berikut

a) Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY


b) Titik pusatnya tetap pada sumbu z
c) Dua dari puncaknya selalu terletak pada ellips yang terletakpada bidang YOZ
d) Sellips tetap sebagun dengan ellips yang digerakkan

Berarti ellips pada bidang YOZ merupakan garis arah dari ellips yang bergerak. Adapun persamaan
luasan yang terjadi dapat dicari sebagai berikut :

z=0
Misalkan ellips x y2
{ 2
¿ 2 + 2 =1
a b
digerakkan sehingga terletak pada bidang z=λ dan setengah sumbu-

sumbunya adalah x 0 dan y 0 berturut-turut sumbu yang sejajar sumbu x dan sumbu y

x=0
Karena memenuhi aturan a,b,c maka titik ( 0 , y 0 , λ ) terletak pada ellips
{y z2
2
¿ 2 + 2 =1
b c
sehingga

y 20 λ2 2 λ2 x0 a
memenuhi 2 + 2 =1 atau y 20 = b (1− 2 ) karena aturan a, b, dan d maka dipenuhi = atau
b c c y0 b
2
a2 2 a 2 λ2 λ2
x 0=
2

b2
, y 0 =
b2
b ( ) ( )
1−
c2
=a 2
1−
c2
jadi persamaan ellips yang terletak pada bidang z=λ

tersebut adalah :
z=λ

{ x y2 2
¿ 2 + 2 =1 atau
x0 y0

z=λ

{(
¿
2 λ2
a 1− 2
c
x2
+

) ( )
2
y2
λ2
b 1− 2
c
=1

Dengan mengeleminasi λ dan persamaan ellips ini, kita memperoleh persamaan

x2 y 2 z 2
+ + =1 persamaan ini merupakan persamaan ellipsoida dengan titik pusat O dan sumbu-
a2 b 2 c2
sumbunya berimpit dengan sumbu-sumbu koordinat .

Jika dua diantara a, b, dan c adalah sama, maka ellipsoida tersebut merupakan suatu ellipsoida
putaran. Jika a = b = c, maka ellipsoida tersebut merupakan bola

2. Ellips yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan

z=0

{ x y2 2
¿ 2 + 2 =1
a b
dan persamaan garis arah dari ellips yang bergerak adalah hiperbola pada bidang YOZ

dengan persamaan
z=0

{ y z2 2
¿ 2 − 2 =1
b c

Selanjutnya ellips digerakkan dengan aturan

a) Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY


b) Titik pusat ellips selalu terletak pada sumbu z
c) Dua titik puncaknya selalu terletak pada garis arah
d) Ellips yang digerakkan tetap sebangun dengan ellips semula

Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak pada bidang z=λ dan setengah sumbu-sumbunya x 0
dan y 0 berturut – turut sumbu yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y

y 20 λ 2
Karena memenuhi aturan a, b, dan c , maka untuk titik ( 0 , y 0 , λ ) berlaku − =1 atau
b2 c2
λ2
2
y =b 1+ 2
0
c
2
( )
x0 a a2 a2 λ2 λ2
Dari aturan a, b, dan d maka harus dipenuhi
y0 b b b c ( ) ( )
= atau x 20= 2 , y 20= 2 b2 1+ 2 =a2 1+ 2
c

z=λ

jadi persaman ellips apda bidang z=λ tersebut adalah ¿


{( 2
x
λ2
a 1+ 2
c
2
+

) ( )
2
y2
λ2
b 1+ 2
c
=1 dengan

x2 y 2 z 2
mengeleminasi λ dari persamaan ellips ini, kita memperoleh persamaan + − =1 persaman
a2 b 2 c 2
ini merupakan persamaan hiperboloida berdaun satu dengan titik O dan pusat sumbu-sumbunya
berimpit dengan sumbu-sumbu koordinat . jika a =b , maka kita memperoleh hiperboloida putaran

3. Ellips yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan


z=0

{ x y2
2
¿ 2 + 2 =1
a b

dan garis arah dari ellips yang digerakkan adalah hiperbola dengan persamaan

x=0

{ y2 z2
¿− 2 + 2 =1
b c

aturan untuk menggerakkan ellips sama seperti pada 1.2

Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak di bidang z=λ dan setengah sumbu-sumbunya yang
sejajar dengan sumbu x dan sumbu y berturut-turut x 0 dan y 0

y 20 λ2
Karena memenuhi aturan a, b, dan c maka untuk titik ( 0 , y 0 , λ ) berlaku - 2 + 2 =1 atau
b c
λ2 x0 a
( )
y 20=b2 −1+ 2 dari aturan a, b, dan d maka harus memenuhi 2 = atau ,
c y0 b
a2 2 λ2 λ2
x 20=
b2
b −1+ (
c2
=a 2
−1+) (
c2 )
jadi persamaan ellips yang terletak pada bidang z=λ adalah

z= λ

{(
¿
2
x
λ2
a −1+ 2
c
2
+

) ( 2
y2
λ2
b −1+ 2
c
x2 y 2 z 2
)
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan ellips diatas kita dapat

memperoleh persamaan − + =1 persamaan ini merupakan persamaan hiperboloida


a2 b2 c 2
berdaun dua dengan titik pusat O dan sumbunya adalah sumbu z

Jika a = b maka persamaan itu menjadi persamaan hiperboloida putaran berdaun dua dengan sumbu
z sebagai sumbu putarnya
4. ellips yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan
z=0

{x y 2 dan garis arah dari ellips yang bergerak adalah parabola pada bidang YOZ dengan
2
¿ 2 + 2 =1
a b
persamaan

x=0
{
¿ y 2=2 pz
aturan untuk menggerakkan ellips sama seperti aturan 1.2

Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak pada bidang z=λ dan setengah sumbu-sumbunya yang
sejajar dengan sumbu x dan sumbu y berturut-turut x 0 dan y 0
2
Karena memenuhi aturan a, b, dan c maka untuk titik ( 0 , y 0 , λ ) memenuhi y 0=2 pλ

x0a 2 2
dari aturan a, b, dan d harus dipenuhi = atau x 20= a2 y 20 = a2 2 pλ jadi persamaan ellips yang
2
y b
0 b b
z= λ

terletak pada bidang z=λ adalah ¿


{ a2
b2
x

2 pλ
2
+
y2
2 pλ
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan

x2 y 2 2 p
ellips diatas kita dapat memperoleh persamaan + = z persamaan ini merupakan
a2 b 2 b2
persamaan paraboloida ellips dengan titik puncak di O. jika a = b maka kita memperoleh persamaan
peraboloida putaran dengan sumbu z sebagai sumbu putarnya

Kita telah mencari persamaan luasan yang terjadi dari ellips yang digerakkan pada suatu kurva.
Berikut ini kita akan mencari persamaan luasan yang terjadi dari hiperbola yang digerakkan pada
suatu kurva.

I.
1. Misalkan hiperbola digerakkan terletak pada bidang YOZ dengan persamaan
x=0

{y z2
2
¿ 2 − 2 =1
b c
Dan garis arahnya berupa ellips pada bidang XOY dengan persamaan
z=0

{x y2
2
¿ 2 + 2 =1
a b
Aturan menggerakkan hiperbola adalah sebagai berikut
a) Bidangnya selalu sejajar dengan bidang YOZ
b) Titik pusatnya selalu terletak pada sumbu x
c) Hiperbolanya selalu tetap sebangun dengan hiperbola semula
d) Titik-titik puncaknya selalu terletak pada garis arah
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang x=λ dan setengah sumbu-
sumbunya yang sejajar dengan sumbu y dan sumbu z berturut-turut adalah y 0 dan z 0
Dan garis aturan diatas , titik puncak ( 0 , y 0 , λ ) terletak pada garis arah sehingga harus
dipenuhi
2
λ2 y 0 λ2
+ =1
a2 b2
atau y 2
0 =b 2
1−
a2 ( )
dan juga

y0 b c2 2 λ2
2 2 2
= sehingga z 0= 2 y 0 atau z 0=c 1− 2
z0 c b a ( )
jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x=λ adalah

x=λ

{(
¿
2
y
λ2
b 1− 2
c
2

) ( )2
z2
λ2
c 1− 2
c
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan hiperbola di atas

x2 y 2 z 2
kita memperoleh persamaan 2 + 2 − 2 =1 persamaan ini merupakan persamaan
a b c
hiperbola berdaun satu
2. Misalkan hiperbola digerakkan terletak pada bidang YOZ dengan persamaan
x=0

{ y z22
¿ 2 − 2 =1
b c
Dan garis arahnya berupa suatu hiperbola pada bidang XOY dengan persamaan
z=0

{ x y2
2
¿ 2 − 2 =1
a b
Aturan untuk menggerakkan hiperbola seperti aturan pada 11.1
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang x=λ dan setengah sumbu-
sumbunya yang sejajar dengan sumbu y dan sumbu z berturut-turut adalah y 0 dan z 0
Dan garis aturan diatas , titik puncak ( 0 , y 0 , λ ) terletak pada garis arah sehingga harus
dipenuhi
2
λ2 y 0 λ2

a2 b2
=1 atau y 2
0 =b 2
( )
1+
a2
dan juga

y0 b c2 2 λ2
=
z 20 c
sehingga z
2
0 =
b2
y 0 atau z 2
0 =c( )
2
1+
a2
jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x=λ adalah

x =λ

{(
¿
2
y2
λ2
b 1+ 2
c

) ( )
2
z2
λ2
c 1+ 2
c
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan hiperbola di atas

−x 2 y 2 z 2
kita memperoleh persamaan + − =1 persamaan ini merupakan persamaan
a2 b 2 c 2
hiperboloida berdaun dua dengan sumbu y sebagai sumbunya
3. Misalkan hiperbola digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan
z=0

{ −x 2 y 2
¿ 2 + 2 =1
a b
Dan garis arahnya berupa suatu hiperbola pada bidang XOY dengan persamaan

{¿ yx=0
2
=2 pz
Aturan untuk menggerakkan hiperbola seperti aturan pada 11.1
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang z=λ dan setengah sumbu-
sumbunya yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y berturut-turut adalah x 0 dan y 0
Dan garis aturan diatas , titik puncak ( 0 , y 0 , λ ) terletak pada garis arah sehingga harus
dipenuhi
2
λ2 y 0 λ2
2 2
− =1 atau y 0=b 1+ 2 dan juga
a2 b2 a ( )
y0 b c2 2 λ2
=
z 20 c
sehingga z
2
0 =
b2
y 0 atau z 2
0 =c 2
1+
a2 ( )
jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x=λ adalah

x =λ

{(
¿
2
y
λ2
b 1+ 2
c
2

) ( )2
z2
λ2
c 1+ 2
c

−x 2 y 2 z 2
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan hiperbola di atas

kita memperoleh persamaan + − =1 persamaan ini merupakan persamaan


a2 b 2 c 2
2
x0 a
hiperboloida berdaun dua dengan sumbu y sebagai sumbunya y 0=2 pλ ddan juga =
y0 b
2 a2 2 a2
atau x 0= y 0 = 2 2 pλ
b2 b
jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang z=λ adalah
z =λ

{−¿
a2
b2
x

2 pλ
2
+
y2
2 pλ
=1

Dengan mengeleminasi λ dari persamaan hiperbola di atas kita mempunyai persamaan

−x 2 y 2 2 p
+ = z
a2 b 2 b 2
persamaan ini merupakan persamaan paraboloida hiperbolis dengan sumbu z sebagai
sumbunya
selanjutnya, jika kurva yang digerakkan berupa suatu parabola, maka kita akan mendapatkan
luasan-luasan seperti yang telah kita peroleh. Pada bagian berikut ini, kita akan melihat
beberapa sifat sederhana ellipsoida, hiperboloida, dan paraboloida.
Sifat-sifat sederhana ellipsoida, hiperboloida, dan paraboloida
Ellipsoida
x2 y 2 z 2
Pandang persamaan ellipsoida + + =1 titik ellipsoida ini adalah ( 0 , 0 , 0 ).
a2 b 2 c2
Sumbu-sumbu simetrinya adalah sumbu , sumbu y dan sumbu z yang masing-masing
panjangnya 2a, 2b , dan 2c.
Titik-titik puncaknya ada enam yaitu ( a, 0, 0), ( -a, 0, 0), ( 0, b, 0), ( 0, -b, 0), ( 0, 0, c), ( 0, 0,
-c) persamaan bidang singgung pada ellipsoida dapat dicari sebagai berikut. Misalkan T (x 1 ,
y1, z1) merupakan titik singgung tersebut. Persamaan garis yang melalui T dengan bilangan-
bilangan arah p , q , dan r adalah
x−x 1 y− y 1 z−z 1
= = =λ
p q p
Koordinat-koordinat titik potong garis ini dengan ellipsoida diatas diperoleh sebagai berikut
(x ¿¿ 1+ pλ)2 ( y ¿¿ 1+qλ)2 (z ¿¿ 1+ rλ)2
= = =1¿ ¿ ¿
p q p
Setelah dijabarkan, persamaan diatas menjadi
p2 q 2 r 2 2 2 p x 1 2 q y 1 2r z 1 ❑
( + +
a2 b2 c 2
λ+) (
a2
+ 2 + 2 λ =0
b c )
Salah satu akar dari persamaan kuadrat ini adalah λ 1=0
Agar garis ini menyinggung ellipsoida maka haruslah λ 1 ¿ λ2=0 hal ini hanya terjadi untuk
2 p x 1 2q y 1 2r z 1
+ 2 + 2
a2 b c

Dari kedua persamaan diatas kita mengeleminasi p, q, dan r sehingga kita memperoleh
x1 ( x−x 1 ) y 1 ( y− y 1 ) z1 ( z−z 1 )
+ + =0
a2 b2 c2
Persamaan ini merupakan persamaan garis yang menyinggung ellipsoida di T . jadi
x1 x y1 y z1 z
persamaan bidang singgung di T pada ellipsoida adalah + + 2 =1 misalkan (x1 ,
a2 b2 c
y1, z1) suatu titik diluar ellipsoida. Dari titik T dibuat bidang-bidang yang menyinggung
ellipsoida.
Misalkan P(x1 , y1, z1) suatu titik singgung dari bidang singgung yang melalui titik T.
x0 x y0 y z0 z
berdasarkan uraian diatas, persamaan bidang singgung di titik P adalah 2
+ + 2 =¿
a b2 c
1 karena bidang singgung melalui T maka dipenuhi
x0 x 1 y 0 y 1 z 0 z1
+ + 2 =1
a2 b2 c
Ini berarti setiap titik di bidang singgung dari bidang singgung pada ellipsoida yang melalui T,
x1 x y1 y z1 z
terletak pada bidang dengan persamaan 2
+ + 2 =1
a b2 c
Persamaan ini merupakan persamaan bidang kutub dari titik T terhadap ellipsoida
x2 y 2 z 2
+ + =1 tampak bahwa, jika T terletak pada ellipsoida maka persamaan bidang
a2 b 2 c2
kutub dari T merupakan persamaan bidang singgung di T. persamaan batas bayangan

x1 x y1 y z1 z

ellipsoida oleh sinar-sinar yang melalui T(x 1 , y1, z1) adalah

hiperbola berdau satu


{
a2
+ 2 + 2 =1
2
b
x y z 2 2
+ + =1
a2 b 2 c 2
c

persamaan hiperboloida berdaun satu


x2 y 2 z 2
+ − =1 sumbu-sumbu simetrinya adalah sumbu x sumbu y dan sumbu z . Titik-
a2 b 2 c 2
titik puncaknya yang terletak di sumbu-sumbu koordinatada empat yaitu ( a, 0, 0), ( -a, 0, 0),
( 0, b, 0), ( 0, -b, 0). Dengan cara seperti pada ellipsoida diperoleh persamaan bidang
singgung pada hiperboloida berdau satu di titik singgung T(x 1 , y1, z1) yaitu
x1 x y1 y z1 z
2
+ 2
− =1
a b c2
Demikian juga dengan persamaan bidang kutub dari titik T(x 1 , y1, z1)terhadap hiperboloida
berdaun satu yaitu
x1 x y1 y z1 z
2
+ 2
− =1
a b c2
Berikut ini, kita akan mengubah bentuk persamaan hiperboloida berdaun satu. Misalkan
2 2 2
x y z
persamaan hiperboloida berdaun satu adalah 2
+ 2 − 2 =1 bentuk ini dapat
a b c
x2 z 2 y2 x z
dinyatakan sebagai 2 − 2 =1− 2 atau
a c b a

c ( )( xa + cz )=(1− by )( 1+ by ) berarti ada

dua susunan garis pada hiperboloida berdaun satu yaitu

( xa − cz )=β (1− by )

x z
β ( + )=α ( 1+ )
a c

x z
b

y
y

γ ( − )=μ ( 1+ )

{ a c
x z
μ ( + )=γ ( 1− )
a c
b
y
b
Dengan α,β,γ,μ suatu parameter
Akan dibuktikan bahwa garis-garis dalam suatu susunan saling bersilangan. Misalakan
persamaan garis-garis dalam satu susunan itu adalah

( ax − zc )=β (1− by ) dan α ( ax − zc )=β (1− by ) andaikan kedua garis tersebut


{
α1

x z
1

β ( + )=α ( 1+ )
1
a c 1
y
b
{ 2

x z
β ( + )=α (1+ )
2
a c
2

berpotongan, maka terdapat harga x, y dan z sehingga


y
b

x z β1 y β y β β β1 β2 y
1. − =
a c α1( ) ( )
1− = 2 1− dengan 1 ≠ 2 berarti
b α2 b α1 α2 ( )( )

α1 α2
1− =0 atau y=b
b
x z α y α y α α α α y
+ = ( 1+ ) = ( 1− ) dengan ≠ berarti ( − ) ( 1+ )=0 atau y=−b
1 2 1 2 1 2
2.
a c β b β
1 b β β
2 β β 1 b 2 1 2

Dari 1 dan 2 kita memperoleh suatu kontradiksi yaitu b= y=−b karena (b ≠ 0) jadi pengandaian
salah dan haruslah kedua garis dalam satu susunan adalah bersilangan

Selanjutnya kita akan membuktikan juga bahwa garis-garis dalam susunan garis yang berlainan
adalah berpotongan

Misalkan persamaan garis-garis dalam susunan garis yang berlainan itu adalah

( xa − cz )=β (1− by ) dan γ ( xa − cz )=μ( 1− by ) dari keempat persamaan ini kita memperoleh

x z
β ( + )=α ( 1+ )
a c
harga x dan z .
b
y
{ x z
μ ( + )=γ (1− )
a c b
y

Akan ditunjukkan bahwa untuk harga x dan z yang kita peroleh akan memberikan hanya satu harga y
sehingga x, y dan z memenuhi keempat persamaan tersebut

Dari empat persamaan diatas, kita mempunyai

β y x z μ y α y x z γ y
α ( )
1− = − = 1+
b a c γ b
dan
β ( ) ( )
1+ = + = 1− karena
b a c μ b ( )
β
(α 1− by )= μγ (1+ by ) ekuivalen dengan μγ ( 1− by )= αβ (1+ by ) maka kita memperoleh satu harga y
Jadi terdapat nilai x, y, dan z yang memenuhi keempat persamaan diatas, yang berarti bahwa kedua
garis tersebut berpotongan

x2 y 2 z 2
Setiap titik pada hiperboloida 2 + 2 − 2 =1 tentu memenuhi persamaan susunan garis
a b c

( xa − cz )=β (1− by ) ( xa − cz )=μ( 1+ by )


{
α

x z
β ( + )=α ( 1+ )
a c b
y
{
γ

x z
μ ( + )=γ ( 1− )
a c b
y
III. HIPERBOLOIDA BERDAUN DUA

Persamaan hiperboloida berdaun dua

x2 y 2 z 2
− − =1
a2 b2 c 2

Hiperboloida ini hanya mempunyai satu sumbu simetri yaitu sumbu x . Titik-titik puncakada dua yaitu
(a,0,0) dan (-a,0,0)

Panjang sumbu-sumbunya adalah 2a, 2b, dan 2c . dengan cara seperti ellipsoida, kita memperoleh
x1 x y1 y z1 z
persamaan bidang singgung di T ( x1 , y1 , z1 ) yaitu 2
− 2
− =1 demikian juga persamaan
a b c2
x1 x y1 y z1 z
bidang kutub dari titik T ( x1 , y1 , z1 ) terhadap hiperboloida berdaun dua, yaitu 2
− 2
− =1
a b c2
Jika titik T terletak pada hiperboloida berdaun dua maka bidang kutub dari T menjadai bidang
singgung di T

IV. PARABOLOIDA ELLIPTIS

Persamaan paraboloida elliptis


x2 y 2 2 p
+ = z
a2 b 2 b
Titik puncak ada satu dan sumbu simetrinya adalah sumbu .

Dengan cara seperti ellipsoida, kita memperoleh persamaan bidang singgung di T ( x 1 , y1 , z1 ) pada
x1 x y1 y p
paraboloida eliptis yaitu : 2
− 2
= ( z + z 1) persamaan bidang kutub dari T menjadi bidang
a b b2
singgung di T

V. PARABOLOIDA HIPERBOLIS

Persamaan paraboloida hiperbolis

−x 2 y 2 2 p
+ = z ,( p> 0)
a2 b 2 b

Dengan cara seperti pada ellipsoida, kita memperoleh persamaan bidang singgung di T ( x 1 , y1 , z1 )
pada paraboloida hiperbolis yaitu:

−x1 x y1 y p
2
− 2
= (z + z 1)
a b b2
Persamaan bidang kutub dari titik T ( x1 , y1 , z1 ) terhadap paraboloida hiperbolis adalah

−x1 x y1 y p
2
− 2
= (z + z 1)
a b b2
Jika titik T pada paraboloida hiperbolis, maka bidang kutub menjadi bidang singgung. Seperti pada
hiperboloida berdaun satu, paraboloida hiperbolis mempunyai dua susunan garis yang diperoleh
−x 2 y 2 2 p −x y
dari
a 2
+ 2=
b b
z atau +
a b ( )( ax + by )= 2bp z
2

Persamaan susunan garisnya adalah

(−xa + by )=βz (−xa − by )= 2bp μ


1.
{ α

x y 2p
β ( + )=
a b 2
b
α
2.
{
γ

x y
μ ( + ) =γz
a b
2

Dengan cara sama seperti pada hiperboloida berdaun satu kita mempunyai sifat – sifat

1) Setiap dua garis dari satu susunan sumbu tentu bersilangan


2) Setiap dua garis dari susunan sumbu yang berlainan tentu berpotongan
3) Setiap titik pada paraboloida hiperbolik dilalui oleh satu garis dari susunan I dan satu garis
dari susunan II

TUGAS GEOMETRI ANALITIK RUANG


SOAL, PEMBAHASAN , DAN RANGKUMAN

H
NAMA : YANDIKA PRATAMA SAPUTRA
NIM : E1R117028
KELAS/SMESTER : C SMESTER V

Anda mungkin juga menyukai