Anda di halaman 1dari 280

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA


SISWA DI SMP N 1 SP PADANG

Diajukan kepada Program Reguler S1


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

YUSNIAR WULANDARI
NIM 12221116

SKRIPSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2016
Skripsi berjudul :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
DI SMP N 1 SP.PADANG

Yang ditulis oleh Saudara YUSNIAR WULANDARI, NIM 12221116


telah dimunaqosahkan dan dipertahankan
didepan Panitia Penguji Skripsi
Pada tanggal 29 September 2016

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh
Gelar sarjana pendidikan (S.Pd.)

Palembang, 29 Semptember 2016


Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Sekretaris

Hj. Agustiany Dumeva Putri, M.Si. Riza Agustiani, M. Pd


NIP. 19720812 2005012005 NIP. 198908052014032006

Penguji Utama : Amilda, MA


NIP.197701152006042003 ( )

Anggota Penguji : Rieno Septra Nery


NIP. 140201100842/BLU ( )

Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. H. Kasinyo Harto, M.Ag.


NIP. 19710911 199703 1 004
HALAMAN PERSETUJUAN

Hal : Persetujuan Pembimbing


KapadaYth.
Lamp : -
Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Fatah Palembang
di
Palembang
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Setelah melalui proses bimbingan, arahan dan koreksian baik dari segi isi
maupun teknik penulisan terhadap skripsi saudara:
Nama : Yusniar Wulandari
NIM : 12221116
Program Studi : S1 PendidikanMatematika
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa di SMP N1 SP.
Padang.
Maka, kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara
tersebut dapat diajukan dalam Sidang Skripsi Fakultas IlmuTarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Fatah Palembang.
Demikianlah harapan kami dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alakumWr. Wb.

Palembang, 2016
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amir Rusdi, M. Pd Syutaridho, M. Pd


NIP.195901141990031002 NIP. 140201100932/BLU
HALAMAN PERSEMBAHAN

Moto

Skripsi ini kupersembahkan :





HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawahini :


Nama : Yusniar Wulandari
Tempat dan tanggal lahir :Palembang, 04 Januari 1994
Program Studi : Pendidikan Matematika
NIM : 12 221 116
Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa :
1. Seluruh data, informasi, interpretasi serta pernyataan dalam pembahasan dan
kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan
sumbernya adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan serta
pemikiran saya dengan pengarahan dari para pembimbing yang ditetapkan.
2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapat gelar akademik baik di UIN Raden Fatah maupun perguruan tinggi
lainnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian
hari ditemukan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut di atas,
maka saya bersedia menerima sangsi akademis berupa pembatalan gelar yang
saya peroleh melalui pengajuan karya ilmiah ini.

Palembang, 2016
Yang membuat pernyataan,

Yusniar Wulandari
NIM. 12 221 116
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis


masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII
di SMP N 1 Sirah Pulau Padang. Jenis penelitian yang digunakan adalah true
exsperimental design dengan desain Pretest-Posttest control group design.
Populasi yang digunakan seluruh kelas VIII di SMP N 1 Sirah Pulau Padang
tahun 2015/2016. Dari 6 kelas populasi diambil 2 kelas yang dijadikan sampel
yakni kelas VIII. 2 dengan jumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIII. 6 dengan jumlah siswa 33 sebagai kelas kontrol dengan penentuan sampel
menggunakan teknik sampel random sampling. Penelitian ini dilaksanakan selama
8 kali pertemuan dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan maka dapat disimpulkan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada materi pythagoras selama diterapkan model problem based
learning di dapat thitung = 5,928 > ttabel = 1,67 maka H0 di tolak dan Ha diterima
artinya ada pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII di SMP N 1 Sirah Pulau Padang.

Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Masalah, Kemampuan Pemecahan


Masalah
ABSTRACT

The purpose of this research is to know the effect of model problem based
learning the ability to settlement mathematic student problem class VIII at SMP N
1 Sirah Pulau Padang. The kinds of this research used true experimental design
with desain pretest-posttest control group design, the population used all of class
VIII SMP N 1 Sirah Pulau Padang year of academic 2015/2016. From 6 class
taking 2 sample class there are VIII. 2 class with 33 students and VIII.6 class with
33 student as a control class with a random sampling. This research has done 8
meeting. Both of this class got a way is experimental class with model problem
based learning and control class with method conventional. At the eighth meeting
posttest for both of this class for get to know there is ability effect mathematica
problem after giving the way. With analysis and discussion so that of mathematic
problem is a studying mathematic as long as applying model problem based
learning to go thitung = 5,928 > ttabel = 1,67 so hypotheses could accept that means
there is effect model problem to ability solution of mathematic student class VIII
at SMP N 1 Sirah Pulau Padang.

Keyword : model problem based learning, problem solving ability


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN.....................................................................................v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR DIAGRAM ...............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah .....................................................7
1. Pengertian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah .............................7
2. Karakteristik Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah .........................9
3. Tujuan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah ................................11
4. Peranan Guru dalam Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah ...........12
5. Tahapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah ..............................13
6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah ....................................................................................................15
B. Kemampuan Pemecahan Masalah .................................................................15
1. Masalah Matematika ................................................................................15
2. Kemampuan Pemecahan Masalah ...........................................................13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan
Masalah ....................................................................................................19
C. Materi Pembelajaran ......................................................................................20
1. Penegrtian Teorema Pythagoras ..............................................................20
2. Menentukan Hubungan Antar Panjang Sisi Pada
Segitiga Istimewa .....................................................................................21
3. Menyelesaikan Masalah Bangun Datar Menggunakan
Teorema Pythagoras.................................................................................23
D. Kajian Relevan ...............................................................................................23
E. Hipotesis ........................................................................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ....................................................................... 27
B. Desain Penelitian .................................................................... 27
C. Variabel Penelitian .................................................................. 28
D. Definisi Oprasional Variabel .................................................. 29
E. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 30
F. Prosedur Penelitian ................................................................. 31
G. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 32
H. Teknik Analisis Data .............................................................. 36
1. Uji Normalitas.........................................................................................38
2. Uji Homogenitas .....................................................................................40
3. Uji Hipotesis ...........................................................................................41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ............................................................................44
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian ...................................................................44
2. Deskripsi Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ..........45
a) Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian .....................45
b) Hasil Analisis Uji Instrumen ...............................................................45
3. Dekripsi Pelaksanaan Tes Awal ( Pretest ) Pada Kelas Eksperimen ........47
4. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen .......................49
5. Deskripsi pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Kontrol .............................55
6. Deskripsi Pelaksanaan Tes Akhir ( Posttest ) Pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................................59
B. Analisis Data ................................................................................60
1. Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa .....................................................................................60
2. Analisis Data Tes ......................................................................................64
C. Pembahasan ..................................................................................70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ......................................................................................79
B. Saran ............................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................80
LAMPIRAN ...............................................................................................................82
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah......................................13
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................................25
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-Postest Control Group Design.........................28
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika...............................................................................................33
Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika .........................36
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat N-Gain ...........................................................................38
Tabel 4.1 Hasil Validasi Soal Pretest .......................................................................46
Tabel 4.2 Hasil Validasi Soal Posttest .....................................................................47
Tabel 4.3 Data Hasil Prestest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................48
Tabel 4.4 Rata-Rata Hasil LKS Kelas Eksperimen dari Pertemuan 2 s/d 7 .............55
Tabel 4.5 Rata-Rata Hasil Test Formatif Kelas Eksperimen
dari Pertemuan 2 s/d 7 ..............................................................................55
Tabel 4.6 Persentase Perindikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Kelas Eksperimen dari Pertemuan 2 s/d 7 ................................................55
Tabel 4.7 Rata-Rata Hasil Tes Formatif Siswa Kelas Kontrol dari
Pertemuan 2 s/d 7 .....................................................................................59
Tabel 4.8 Persentase Perindikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Kelas Kontrol dari Pertemuan 2 s/d 7 ......................................................59
Tabel 4.9 Data Hasil Posttest kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................60
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Selama 6 pertemuan ..................................................61
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas Eksperimen ......................................................61
Tabel 4.12 Nilai Tes Awal (Prestest) .........................................................................64
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tes Awal (Pretest) ....................64
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Tes Awal (Prestest) ..................................................65
Tabel 4.15 Hasil Tes Akhir (Posttest) ........................................................................66
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Test Akhir (Posttest) .................67
Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis Tes Akhir (Posttest) ..................................................68
Tabel 4.18 Nilai N-gain ..............................................................................................68
Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas N-gain .......................................69
Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis N-gain .......................................................................70
Tabel 4.21 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Tes Awal
(Pretest) ....................................................................................................71
Tabel 4.22 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada
Tes Akhir (Posttest) .................................................................................72
Tabel 4.23 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Tes Awal
(Pretest) ....................................................................................................75
Tabel 4. 24 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada
Tes Akhir (Posttest) .................................................................................76
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bangun Datar ABCD .............................................................................20


Gambar 4.1 Pelaksanaan Pretest di Kelas Eksperimen dan Kontrol .........................48
Gambar 4.2 Proses Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen .......................51
Gambar 4.3 Proses Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ..............................56
Gambar 4.4 Pelaksanaan Posttest di Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................60
Gambar 4.5 Jawaban Pretest Siswa Kelas Eksperimen yang Tidak Memenuhi
Indikator
Pemecahan Masalah...............................................................................72
Gambar 4.6 Jawaban Posttest Siswa Kelas Eksperimen yang Memenuhi Indikator
Pemecahan Masalah...............................................................................74
Gambar 4.7 Jawaban Pretest Siswa Kelas Kontrol yang Tidak Memenuhi
Indikator
Pemecahan Masalah...............................................................................76
DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah ..........................................................................62
Diagram 4.2 Rata-Rata Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pretest dan Posttest Pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ......................................................................................66
Diagram 4.3 Perbandingan Skor Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Pretest dan Posttest di Kelas Eksperimen ...............75
Diagram 4.4 Rata-Rata Perbandingan Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Pretest dan Posttest di Kelas Kontrol .....................77
Diagram 4.5 Rata-Rata Perbandingan Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.....................78
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 SK Pembimbing Skripsi ........................................................................82


Lampiran 2 SK Perubahan Judul...............................................................................83
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ` ............................................................................84
Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian ........................................................................85
Lampiran 5 Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................................86
Lampiran 6 Lembar Observasi ..................................................................................87
Lampiran 7 Komentar dan Saran Validator ..............................................................88
Lampiran 8 Hasil Validasi Pakar ..............................................................................89
Lampiran 9 Analisis Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Pretes .................................92
Lampiran 10 Analisis Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Posttest ............................96
Lampiran 11 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 2 .................................................100
Lampiran 12 RPP Kelas Kontrol Pertemuan 3 ........................................................107
Lampiran 13 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 4 .................................................113
Lampiran 14 RPP Kelas Kontrol Pertemuan 5 ........................................................119
Lampiran 15 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 6 .................................................124
Lampiran 16 RPP Kelas Kontrol Pertemuan 7 ........................................................130
Lampiran 17 LKS Pertemuan 2 ...............................................................................138
Lampiran 18 LKS Pertemuan 3 ...............................................................................140
Lampiran 19 LKS Pertemuan 4 ...............................................................................141
Lampiran 20 LKS Pertemuan 5 ...............................................................................142
Lampiran 21 LKS Pertemuan 6 ...............................................................................143
Lampiran 22 LKS Pertemuan 7 ...............................................................................144
Lampiran 23 Kunci Jawaban LKS Pertemuan 2 .....................................................145
Lampiran 24 Kunci Jawaban LKS Pertemuan 3 .....................................................146
Lampiran 25 Kunci Jawaban LKS Pertemuan 4 .....................................................149
Lampiran 26 Kunci Jawaban LKS Pertemuan 5 .....................................................150
Lampiran 27 Kunci Jawaban LKS Pertemuan 6 .....................................................151
Lampiran 28 Kunci Jawaban LKS Pertemuan 7 .....................................................152
Lampiran 29 Soal Pretest ........................................................................................153
Lampiran 30 Soal Posttest.......................................................................................154
Lampiran 31 Kunci Soal Pretest .............................................................................155
Lampiran 32 Kunci Soal Posttest ............................................................................162
Lampiran 33 Jawaban Siswa Pretest .......................................................................166
Lampiran 34 Jawaban Siswa Posttest .....................................................................168
Lampiran 35 Analisis Pretest Kelas Eksperimen ....................................................172
Lampiran 36 Analisis Pretest Kelas Kontrol ..........................................................173
Lampiran 37 Analisis Posttest Kelas Eksperimen ..................................................174
Lampiran 38 Analisis Posttest Kelas Kontrol ........................................................ 175
Lampiran 39 Analisis N-gain Kelas Eksperimen ....................................................176
Lampiran 40 Analisis N-gain Kelas Kontrol ...........................................................177
Lampiran 41 Daftar Nilai Tes Formatif Kelas Eksperimen ....................................178
Lampiran 42 Daftar Nilai Tes Formatif Kelas Kontrol ...........................................180
Lampiran 43 Analisi Data Pretest ...........................................................................182
Lampiran 44 Analisi Data Posttest..........................................................................190
Lampiran 45 Analisi Data N-gain ...........................................................................198
Lampiran 46 Rekapitulasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Tiap Pertemuan ...................................................206
Lampiran 47 Rata-Rata Nilai Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Selama 6 Pertemuan ...........................................208
Lampiran 48 Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Perindikator.........................................................210
Lampiran 49 Rekapitulasi dan Analisis Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Pretest Kelas Eksperimen .....................................211
Lampiran 50 Rekapitulasi dan Analisis Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Pretest Kelas Kontrol ...........................................213
Lampiran 51 Rekapitulasi dan Analisis Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Posttest Kelas Eksperimen ...................................215
Lampiran 52 Rekapitulasi dan Analisis Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Posttest Kelas Kontrol ..........................................217
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan. Melalui

pendidikan, siswa diharapkan dapat mengembangkan potensinya berupa

kemampuan, pengetahuan, keahlian, dan keterampilan. Hal ini tercantum

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk

mengembangkan potensi siswa.

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap proses pembelajaran. Pemerintah terus

berupaya untuk memperbaiki kualitas kurikulum di Indonesia, sehingga pada

saat ini telah mewajibkan sekolah dasar maupun sekolah menengah untuk

mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan usaha

yang terpadu antara (1) rekonstruksi kompetensi lulusan, (2) kesesuaian dan

kecukupan, kedalaman dan keluasan materi, (3) revolusi pembelajaran dan,

(4) repormasi penilaian (Depdiknas, 2013). Salah satu penyempurnaan pola

pikir dari Kurikulum 2013 adalah pola pembelajaran pasif menjadi pola

pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik aktif mencari


semakin diperkuat oleh model pembelajaran dengan pendekatan sains

(Depdiknas, 2013).

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan

belajar peserta didik secara mandiri, sehingga pengetahuan yang dikuasai

adalah hasil belajar yang dilakukannya sendiri. Oleh karena itu, pendekatan

yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya menciptakan dan

menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi mau tahu, sehingga Kurikulum

2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah untuk digunakan dalam

proses pembelajaran (Atsnan, 2013).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan

penting untuk mengembangkan kemampuan siswa. Berdasarkan peran

tersebut, matematika dipelajari pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia.

Menurut BSNP (2006: 140) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran

matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan pemahaman

konsep, penalaran, pemecahan masalah, komunikasi dan menghargai

kegunaan matematika dalam kehidupan. Senada dengan pendapat tersebut

menurut Hamzah (2008: 129) menyatakan bahwa matematika adalah sebagai

suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk

memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika,

analisis, dan individualitas. Mengingat pentingnya peran matematika ini,

upaya untuk meningkatkan sistem pengajaran matematika selalu menjadi

perhatian, khususnya bagi pemerintah dan ahli matematika. Salah satu upaya
nyata yang telah dilakukan oleh pemerintah terlihat pada penyempurnaan

kurikulum matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika

di SMP Negeri 1 SP. Padang dan beberapa siswa, diperoleh informasi bahwa

guru mata pelajaran matematika kelas VIII di SMP Negeri 1 SP. Padang

dalam menyampaikan materi menggunakan model pembelajaran langsung

yaitu model pembelajaran yang berpusat langsung dari guru, yaitu siswa

secara pasif menerima informasi dan pembelajarannya yang abstrak dan

teoritis. Kemudian kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika

masih kurang, yakni :

1) Sebagian besar mereka hanya dapat menghapal konsep tetapi tidak dapat

mengaplikasikan konsep ke dalam kehidupan nyata.

2) Sebagian besar mereka hanya bisa mengerjakan soal dengan tipe yang

sama diberikan oleh guru, mereka kurang lancar dalam mengerjakan soal

dengan tipe baru yang berbeda dengan contoh yang diberikan guru.

3) Siswa tidak bisa memecahkan permasalahan yang sifatnya non rutin,

karena soal yang biasa diberikan gurunya adalah berupa soal rutin.

Sehingga dalam hal ini menyebabkan kemampuan pemecahan masalah

siswa masih belum maksimal.

Dalam hal ini guru harus membantu siswa untuk menyelesaikan

masalah yang sedang dihadapinya. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009 :

90) menyatakan:

Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan


jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar,
guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tetapi
jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan
masalah.

Untuk itu diperlukan cara yang tepat untuk membantu siswa dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapinya, dan salah satunya adalah dengan

memberikan model pembelajaran yang tepat. Dalam interaksi belajar

mengajar, model pembelajaran dipandang perlu untuk meningkatkan

keterampilan dan sikap tertentu siswa. Model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto,

2009: 22).

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika adalah model

pembelajaran berdasarkan masalah atau yang dikenal dengan problem based

learning. Model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based

learning) merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya

permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan

yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata

(Trianto, 2009:90). Dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah ini sebuah

masalah yang dikemukakan kepada siswa harus dapat membangkitkan

pemahaman siswa terhadap masalah, sebuah kesadaran akan adanya

kesenjangan, pengetahuan, keinginan memecahkan masalah, dan adanya


persepsi bahwa mereka mampu memecahkan masalah tersebut (Rusman,

2014: 237).

Penelitian tentang pembelajaran menggunakan model ini pernah

dilakukan oleh Dinandar (2014) yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa di SMK Dharma Karya Jakarta”. Berdasarkan hasil

penelitiannya, pembelajaran dengan menggunakan model ini lebih baik dari

pada pembelajaran konvensional terutama dalam meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematika siswa. Menindak lanjuti penelitian Dinandar untuk

mendapatkan kemampuan pemecahan masalah yang baik, peneliti tertarik

untuk meneliti penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah

(problem based learning) pada pembelajaran matematika.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan

melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran

Berdasarkan Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa di SMP N 1 SP Padang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah

(problem based learning) di SMP Negeri 1 SP. Padang?


2. Apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP

Negeri 1 SP. Padang setelah di terapkan model pembelajaran berdasarkan

masalah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based

learning) di SMP Negeri 1 SP. Padang.

2. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP Negeri 1 SP.

Padang setelah di terapkan model pembelajaran berdasarkan masalah.

D. Manfaat Penelitian

a) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk

dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah pembelajaran

yang lebih baik.

b) Bagi Guru Matematika, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi guru dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan

keaktifan, pemecahan masalah, dan juga pemahaman siswa sehingga

tercapainya proses pembelajaran yang diinginkan.

c) Bagi Siswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa dan kepedulian untuk bekerjasama untuk

mencapai tujuan pembelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar

matematika.
d) Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam penggunaan

model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning)

sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai bahan, latihan dan

pengembangan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

1. Pengertian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem

Based Learning)

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2014: 133). Ada juga menurut

Soekamto (dalam Trianto, 2009: 22) model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukisan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana jangka panjang yang melukiskan prosedur

yang sistematis yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.


Model pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based

learning telah dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewey (dalam

Trianto, 2009: 91) belajar berdasarkan masalah secara umum adalah

pembelajaran yang terdiri atas menyajikan kepada siswa situasi masalah yang

otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka

untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri (Trianto, 2009: 91). Menurut

Dasna (dalam Adawiyah, 2011: 7) “PBL merupakan pelaksanaan

pembelajaran yang berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian di

analisis lebih lanjut guna untuk ditemukan masalahnya, dan merupakan salah

satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar

aktif kepada siswa.

Model pembelajaran berdasarkan masalah atau problem based

learning merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada

banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni

penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang

nyata (Trianto, 2009: 90). Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi

antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan.

Menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 92) menyebutkan


bahwa pembelajaran berdasarkan masalah atau problem based
learning merupakan model pembelajaran dimana siswa
mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan
kemandirian dan percaya diri.
Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2014) mengemukakan bahwa

pembelajaran berdasarkan masalah merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa

dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk

didalamnya belajar bagaimana belajar.

Menurut Tan (dalam Rusman, 2014: 229) pembelajaran

berdasarkan masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam

pembelajaran berdasarkan masalah kemampuan berfikir siswa betul-betul

dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,

sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan

mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah

suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah untuk di selidiki

sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengembangkan

pengetahuan baru bagi siswa melalui proses kerja kelompok yang

membutuhkan penyelesaian nyata sehingga membuat siswa berpartisipasi

aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem

Based Learning)
Menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 93), berbagai

pengembangan pembelajaran berbasis masalah telah memberikan model

pembelajaran yang memiliki karakteristik khusus sebagai berikut:

(1) Pegajuan Pertanyaan atau Masalah (memahami masalah)

Bukannya mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau

keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah

mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang

dua-duanya secara sosial penting dan secara bermakna untuk siswa.

(2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin

Meskipun pembelajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada

mata pengajaran tertentu (IPA, matematika, dan ilmu-ilmu sosial),

masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam

pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.

(3) Penyelidikan Autentik

Pembelajaran berbasis mengharuskan siswa melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap

masalah nyata. Mereka harus menganasilis dan mendefinisikan

masalah, mengembangan hipotesis, melakukan ekperimen (jika

diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.

(4) Menghasilkan produk dan memamerkannya.

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan


yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang

mereka temukan.

(5) Kolaborasi/kerja sama

Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja

sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau

dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk

secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan

memperbanyak peluang untuk berbagai inkuiri dan dialog dan untuk

mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir.

Menurut Dasna (dalam Adawiyah, 2011 : 10) pembelajaran

berdasarkan masalah (Problem based learning) memiliki karakteristik-

karakteristik sebagai berikut:

1) Belajar dimulai dengan suatu masalah

2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan

dunia nyata siswa.

3) Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah

4) Memeberikan tanggung jawab yang besar kepada pembelajar dalam

membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka

sendiri.

5) Menggunakan kelompok kecil.

6) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka

pelajari dalam bentuk suatu kinerja.


Berdasarkan uraian tersebut tampak jelas bahwa karakteristik

model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning):

1) Pembelajaran dimulai dengan pengajuan suatu masalah.

2) Masalah yang diajukan berhubungan dengan dunia nyata (keterkaitan

antardisiplin.

3) Menggunakan kelompok kecil untuk melakukan penyelidikan autentik.

4) Menghasilkan suatu produk.

5) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan produknya.

3. Tujuan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan sebagai berikut

(Trianto, 2009: 94) :

(1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan

keterampilan pemecahan masalah.

PBL (Problem Based learning) memberikan dorongan kepada

peserta didik untuk tidak hanya sekedar berfikir sesuai yang bersifat

konkret, tetapi lebih dari itu berfikir terhadap ide-ide yang abstrak

dan kompleks (keterampilan berfikir tingkat tinggi)

(2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik.

Berdasarkan pendapat Resnick (dikutip Trianto, 2009: 95) PBL

memiliki implikasi:

(a) Mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas

(b) Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong

pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara


bertahap siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau

yang di ajak dioalog (ilmuan, guru, dokter, dan sebagainya)

(c) Melibatkan siswa dalam menyelidiki pilihan sendiri, sehingga

memungkinkan mereka menginterprestasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata membangun pemahaman terhadap

fenomena tersebut secara mandiri.

(3) Menjadi pembelajaran yang mandiri

Pembelajaran Berbasis Masalah berusaha membantu siswa

menjadi pebelajaran yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan

guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarakan

mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian

terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk

menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.

4. Peranan Guru dalam Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2009: 97), peran guru dalam

kelas PBL (Problem Based learning) berbeda dengan kelas konvesional

antara lain sebagai berikut :

(1) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah

autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari.

(2) Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan

pengamatan atau melakukan eksperimen/percobaan.

(3) Memfasilitasi dialog siswa.


(4) Mendukung belajar siswa.

5. Tahapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Adapun tahapan-tahapan mengenai model Problem Based

Learning lihat tabel berikut:

Tabel 2.1 : Tahapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Tahap Kegiatan guru
Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan
Orientasi siswa kepada logistik yang dibutuhkan, serta memotivasi siswa untuk
masalah terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap-2 Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa mengorganisasikan kegiatan pembelajaran yang berhubungan
untuk belajar dengan masalah tersebut.
Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
Membimbing sesuai, melaksanakan observasi/eksperimen untuk
penyelidikan mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Individual maupun
kelompok
Tahap-4 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
Mengembangkan dan karya yang sesuai seperti laporan, poster, puisi dan model
Menyajikan hasil karya yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya.
Tahap-5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
Menganalisis dan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses
mengevaluasi yang mereka gunakan.
Proses pemecahan
masalah
Ibrahim (dalam Trianto, 2009: 98)

6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berdasarkan

Masalah
Kelebihan Pembelajaran Berdasarkan Masalah memiliki beberapa

kelebihan sebagai berikut (Trianto, 2009: 96):

1) Realistik dengan kehidupan siswa.

2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa.

3) Memupuk sifat inqury siswa.

4) Retensi konsep jadi kuat.

5) Memupuk kemampuan problem solving.

Menurut Gultom (2013 : 202) kelebihan pembelajaran berdasarkan

masalah (problem based learning), antara lain:

1) Pembelajaran menjadi bermakna. Peserta didik/maha peserta didik

yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan

menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui

pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan

dapat diperluas ketika peserta didik /maha peserta didik berhadapan

dengan situasi di mana konsep diterapkan.

2) Dalam situasi PBL, peserta didik/maha peserta didik

mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara stimultan dan

mengaplikasikannya dalam konteks yaang relevan.

3) Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) dapat

meningkatkan kemampuan berfikir kritis, menumbuhkan inisiatif

peserta didik/maha peserta didik dalam bekerja, motivasi internal

untuk belajar dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal

dalam berkerja kelompok.


Disamping kelebihan tersebut, Pembelajaran Berbasis masalah juga

memiliki beberapa kekurangan antara lain (Trianto, 2009: 97):

1) Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks.

2) Sulitnya mencari problem yang relevan.

3) Sering terjadi miss-konsepsi.

4) Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup

dalam proses penyelidikan.

B. Kemampuan Pemecahan Masalah

1. Masalah Matematika

Menurut Hartatiana dan Darmawijoyo (2011: 147), ada dua


jenis masalah yaitu masalah rutin dan non rutin. Masalah atau
soal rurin biasanya mencakup aplikasi prosedur matematika
yang sama atau mirip dengan hal yang baru dipelajari.
Sedangkan dalam masalah non rutin untuk sampai pada
prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang lebih
mendalam. Masalah nonrutin sering membutuhkan pemikiran
yang jauh, karena prosedur matematika untuk menyelesaikannya
tidak sejelas dalam masalah rutin. Soal-soal nonrutin merupakan
soal yang sulit dan rumit, serta tidak ada metode standar untuk
menyelesaikannya.

Dalam belajar matematika pada umumnya yang dianggap masalah

bukanlah soal yang biasa dijumpai siswa. Soal disebut masalah tergantng

kepada pengetahuan yangdimiliki penjawab. Dapat terjadi bagi seseorang,

pertanyaan itu dapat dijawab dengan menggunakan prosedur rutin baginya,

namun bagi orang lain untuk menjawab pertanyaan tersebut memerlukan

pengorganisasian pengetahuan yang telah dimiliki secara rutin ( Widjajanti,

2009: 403).

Senada dengan pendapat Hudoyo, Suherman, dkk


menyatakan bahwa suatu masalah biasanya memuat suatu situasi
yang mendorong seseorang untuk menyelesaikan tetapi tidak
tahu secara langsung apa yang harus dikerjaka untuk
menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai masalah yang baik bagi anak tesebut
(Widjajanti, 2009: 403).

2. Kemampuan Pemecahan Masalah

Masalah pada dasarnya merupakan suatu hambatan atau

rintangan yang harus disingkirkan atau pertanyaan yang harus dijawab

atau dipecahkan. Masalah diatikan pua sebagai kesenjangan antara

kenyataan dan apa yang seharusnya (Sumiati, 2009: 133).

Menurut Suriasumantri (2001) (dalam Narohita, 2010) salah

satu factor penting yang menjadi kunci dalam pemecahan masalah

matematika adalah kemampuan penalaran formal. Hal ini disebabkan

karena pemecahan masalah menurut kemampuan berfikir menurut alur

kerangka berfikir logis yang berdasarkan logika matematika.

Kemampuan berfikir logis menurut kerangka berfikir ini merupakan

suatu penalaran.

Menurut Arthur (dalam Mustafsiroh, 2008) pemecahan masalah

merupakan bagian dari berfikir. Sebagai bagian berfikir, latihan untuk

memecahkan masalah akan meningkatkan kemampuan berfikir pada

tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Wena ( dalam Herawan)

pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menentukan

kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya

mengatasi situasi baru.


Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pemecahan masalah adalah suatu kemampuan siswa untuk

menyelesaikan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan

siswa dalam memahami, memilih pendekatan, strategi, metode dalam

menyelesaikan masalah.

Menurut Iru (2012: 37) kemampuan guru yang harus

diperhatikan agar pemecahan masalah berhasil dengan baik

diantaranya:

a) Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis


sampai dengan pembuktian dan kesimpulan serta membuat
laporan pemecahan masalah.
b) Menguasai konsep yang di-problem solving-kan.
c) Mampu mengelola kelas.
d) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan
masalah secara efektif.
e) Mampu memberi penilaian secara proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk

menunjang pemecahan masalah adalah:

a) Memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui


pemecahan masalah.
b) Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah.
c) Memiliki sikap tekun, teliti, dan kerja keras.
d) Mampu menulis, membaca, menyimak dengan baik.
(Iru, 2012: 37).

Menurut Hartatiana dan Darmawijoyo (2011: 147) secara umum

karakteristik soal pemecahan masalah adalah soal yang menuntut siswa

untuk:

a) Menggunakan beragam prosedur dimana para siswa dituntut untuk


menemukan hubungan antara pengalaman sebelumnya dengan
masalah yang diberikan untuk mendapatkan solusi.
b) Melibatkan manipulasi atau operasi dari pengetahuan yang telah
diketahui sebelumnya.
c) Memahami konsep-konsep dan istilah-istilah matematika.
d) Mencatat kesamaan, perbedaan dan perumpamaan.
e) Mengidentifikasi hal-hal kritis dan memilih prosedur dan data
yang benar.
f) Mencatat perincian yang tidak relevan.
g) Memvisualisasikan dan menginterpretasikan fakta-fakta yag
kuantitatif atau fakta-fakta mengenai tempat dan hubungan antar
fakta.
h) Membuat generalisasi dari contoh-contoh yang diberikan.
i) Mengestimasi dan mengalisa.
(Sovchik, 1996)

Menurut Polya (1985: 5) (dalam Sutanto, 2013: 202) menyebutkan

ada empat langkah dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah, yaitu:

a) Memahami masalah langkah ini meliputi: (1) apa yang diketahui,


keterangan apa yang diberikan, atau bagaimana keterangan soal;
(2) apakah keterangan yang diberikan cukup untuk mencari apa
yang ditanyakan; (3) apakah keterangan tersebut tidak cukup, atau
keterangan itu berlebihan; dan (4) buatlah gambar atau notasi yang
sesuai.
b) Merencanakan penyelesaian, langkah ini terdiri atas (1) pernahkan
anda menemukan soal seperti ini sebelumnya, pernahkan ada soal
yang serupa dalam bentuk lain; (2) rumus mana yang dapat
digunakan dalam masalah ini; (3) perlihatkan apa yang
ditanyakan; dan (4) dapatkah hasil dan metode yang lalu
digunakan di sini.
c) Melalui perhitungan, langkah ini menekankan pada pelaksanaan
rencana penyelesaian yang meliputi: (1) memeriksa setiap langkah
apakah sudah benar atau belum; (2) bagaimana membuktikan
bahwa langkah yang dipilih sudah benar; dan (3) melaksanakan
perhitungan sesuai dengan rencana yang dibuat.
d) Memeriksa kembali proses dan hasil. Langkah ini menekankan
pada bagaimana cara memeriksa kebenaran jawaban yang
diperoleh, yang terdiri: (1) dapatkah diperiksa kebenaran jawaban;
(2) dapatkah jawaban itu dicari dengan cara lain; dan (3) dapatkah
jawaban atau cara tersebut digunakan untuk soal- soal lain.

Adapun indikator pemecahan masalah menurut Jihad ( 2012: 150)

yaitu:
a) Menunjukkan pemahaman masalah.
b) Mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan
dalam pemecahan masalah.
c) Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk.
d) Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.
e) Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
f) Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
g) Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.

Menurut Depdiknas (dalam Asiah, 2009), aspek yang dinilai dari hasil

tes berdasarkan kemampuan pemecahan masalah antara lain sebagai berikut:

a. Kemampuan memahami masalah


Aspek yang dinilai : 1) pemahaman apa yang diketahui
2) pemahaman apa yang ditanyakan

b. Kemampuan merencanakan penyelesaian masalah


Aspek yang dinilai : 1) ketepatan strategi pemecahan masalah
2) Relevansi konsep yang dipilih dengan
permasalahan

c. Kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian masalah


Aspek yang dinilai : 1) ketepatan model matematika yang
digunakan.
2) kebenaran dalam melakukan operasi
hitung
d. Kemampuan memeriksa hasil yang diperoleh
Aspek yang dinilai : 1) kebenaran jawaban

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan indikator

kemampuan pemecahan masalah yaitu:

1. Kemampuan Memahami masalah yaitu siswa mampu menuliskan apa

yang diketahui dan ditanyakan soal.

2. Kemampuan merencanakan penyelesaian yaitu siswa mampu memilih

strategi apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.

3. Kemampuan melaksanakan penyelesaian yaitu siswa mampu untuk

menyelesaikan soal bangun ruang limas.


4. Kemampuan memeriksa kembali yaitu siswa melakukan kebenaran

jawaban.

C. Materi Pembelajaran

Standar Kompetensi 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan


masalah.
Kompetensi Dasar 3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan
panjang sisi-sisi segitiga siku-siku.
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang
berkaitan dengan teorema Pythagoras.

Materi Ajar

1. Pengertian Teorema Pythagoras

Teorema pythagoras adalah rumus yang berhubungan dengan segitiga

siku-siku. Nama teorema ini diambil dari nama seorang matematikawan

Yunani yang bernama Pythagoras. Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:

jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan

luas bujur sangkar di hipotenusa.

A E D

F H

B G C
Gambar 2.1. Bagun datar ABCD
Bangun datar ABCD adalah bangun persegi dengan panjang sisi 7

satuan panjang. Persegi ABCD tersusun dari 4 segitiga siku-siku dengan

ukuran sama (EAF, FBG, GCH, dan HDE) dan persegi (EFGH).

Perhatikan segitiga FBG.

Segitiga FBG adalah segitiga siku-siku, dengan sudut siku-siku di B. Oleh

karena itu, m < BGF + m < GFB = 900 ............................... (Pers. 1)

Oleh karena segitiga FBG dan GCH adalah dua segitiga yang

ukurannya sama, maka Perhatikan segitiga GCH. Segitiga GCH adalah

segitiga siku-siku, dengan ukuran yang sama dengan segitiga FBG.

FB = GC

BG = CH

GF = HG

sudut-sudut yang bersesuaian besarnya juga sama.

m < GFB = m < HGC .......................... (Pers. 2)

m < FBG = m < GCH

m < BGF = m < CHG

Dari pers.1 dan pers. 2 didapat bahwa :

m < BGF + m < HGC = 900

Perhatikan bahwa < BGF, < HGC dan < FGH. Ketiga sudut tersebut saling

berpelurus, sehingga :

m < BGF + m < HGC + m < FGH = 1800 karena m < BGF + m <

HGC = 900 Akibatnya m < FGH = 900.


Dengan kata lain < FGH adalah sudut siku-siku.

Apotema Teorema Pythagoras :

“pada segitiga siku-siku, jumlah kuadrat sisi siku-sikunya sama dengan

kuadrat sisi miringnya”.

2. Menemukan Hubungan Antar Panjang Sisi Pada Segitiga Istimewa

Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk melakukan peyelidikan

terhadap sifat menarik dari segitiga khusus atau istimewa seperti segitiga

sama kaki dan segitiga siku-siku yang besar sudutnya 300 – 600 – 900 . Dalam

sub bab ini akan ditemukan hubungan anatara panjang sisi pada segitiga siku-

siku sama kaki dengan segitiga siku-siku 300 – 600 – 900.

Contoh : P

a. Perhatikan gambar di samping !

Segitiga PQR siku-siku di Q dan ∠ R = 300

Panjang sisi QR = 5 cm, RP = 10 cm . Q R

Tentukan :

1) Besar ∠ P !

Jawab :

Besar ∠ P = 1800 - ∠ Q - ∠ R

= 1800 - 900 - 300

= 600

2) panjang sisi PQ !

Jawab:

PQ2 = PR2 – QR2


= 100 – ( 5 )2

= 100 – 75

PQ2 = 25

PQ = 5 cm

3) Bandingkan panjang sisi di depan sudut 300 dengan hipotenusa ∆

PQR

Jawab:

Perbandingan sisi di depan sudut 300 dengan hipotenusa ∆ PQR

adalah 1 : 2

4) Kesimpulannya!

Berdasarkan perbandingan panjang sisi di depan sudut 300 dengan

hipotenusa ∆ PQR nya 1 : 2 maka segitiga ∆ PQR disebut segitiga

siku-siku khusus yang besar sudutnya 300 – 600 – 900.

3. Menyelesaikan Masalah Bangun Datar Menggunakan Teorema

Pythagoras

Contoh :

a. Pak Budi mempunyai kebun berbentuk segitiga dengan panjang sisi-

sisinya adalah 8 m, 15 m dan 17 m. Maka tentukan bentuk segtiga

kebun pak budi dan tentukan luas kebun pak Budi?

Jawab :

1. 172 = 289 152 = 225 82 = 64


Karena 172 = 152 + 82 maka ketiga bilangan tersebut memenuhi

tripel pythagoras. Segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku.

a. Luas kebun pak Budi = ( 8 m x 15 m)

= 60 m2

Jadi, segitiga tersebut luasnya adalah 60 cm2.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang terdahulu yang dijadikan referensi

bagi peneliti, diantaranya yaitu:

1) Berdasarkan penelitian Robiatul Adawiyah (2011) dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa” menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran Problem Based learning dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa, dengan melihat Siklus I rata-rata persentase

aktivitas belajar sebesar 55,2% dan rata-rata hasil belajar sebesar 46,9.

Sedangkan pada siklus ke II, yaitu dari rata-rata persentase aktivitas

belajar sebesar 82%,dengan hasil belajar siswa sebesar 71,04.

2) Berdasarkan penelitian Denmas Gozali (2014) dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Problem Based Learning Tipe Creatif Problem

Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas

VA SDN 17 Kota Bengkulu” menunjukkan bahwa penerapan model PBL

tipe CPS dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar

siswa pada kelas V A SDN 17 Kota Bengkulu, dengan melihat dengan

pesentase, yaitu dari aktivitas siswa pada siklus I skor 29,5 kategori cukup,
dan skor meningkat menjadi 38,25 kategori baik pada siklus II; (3) hasil

tes pada siklus I rata 6,74 dengan ketuntasan belajar klasikal 60,53%,

meningkat menjadi 8,28 dengan ketuntasan belajar klasikal 97,37% pada

siklus II.

3) Berdasarkan penelitian Dinandar (2014) yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta” terbukti bahwa

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar dengan

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah, presentase ratarata

pada aspek memberikan penjelasan sederhana 72,06%, membangun

keterampilan dasar 71,32%, menyimpulkan 45,22%, dan rata-rata

kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah 63,41.

Tabel 2.2 : Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang


Dilakukan Peneliti

Nama Tahun Judul Penelitian Model/Metode yang di Aspek yang


Pakai di Ukur
Robiatul 2011 “Penerapan Model Model Pembelajaran aktivitas
Adawiyah Pembelajaran Problem Problem Based Learning belajar
Based Learning (PBL) (PBL)
untuk meningkatkan
siswa
aktivitas belajar siswa”
Denmas 2014 “Penerapan Model Model Pembelajaran Aktivitas
Gozali Pembelajaran Problem Problem Based Learning dan Hasil
Based Learning Tipe Tipe Creatif Problem Belajar IPA
Creatif Problem Solving Solving Siswa
untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas
VA SDN 17 Kota
Bengkulu”
Dinandar 2014 “Pengaruh Model Model Pembelajaran Kemampuan
Pembelajaran Berbasis Berbasis Masalah (PBM) Berpikir
Masalah Terhadap Kritis
Kemampuan Berpikir Matematis
Kritis Matematis Siswa Siswa
Di Smk Dharma Karya
Jakarta”
Yusniar 2015 “Penerapan Model Pembelajaran Kemampuan
Wulandari Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pemecahan
Berdasarkan Masalah Masalah
Terhadap Kemampuan Siswa
Pemecahan Masalah
Siswa di SMP N 1 SP
Padang
E. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis diatas maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran problem

based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

di SMP N 1 SP Padang.

Dari hipotesis tersebut maka dapat ditulis hipotesis nol dan hipotesis

alternatif sebagai berikut:

H0 = Tidak ada pengaruh model pembelajaran problem based learning

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP N 1

SP Padang.

Ha = Ada pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP N 1 SP

Padang.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian True-Eksperimental

Design, karena pada desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar

yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari true-experimental

design adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun

sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi

cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random

(Sugiyono, 2013: 109). Eksperimen yang dilakukan bermaksud untuk

mengetahui hasil penerapan model pembelajaran sebelum dan sesudah

diterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based

learning) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP N 1 SP.

Padang.

Proses percobaan dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

yang dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun penulis.

B. Desain Penelitian
Adapun desain penelitiannya yaitu Pretest-Postest Control group

Design dimana terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian

diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah

kelompok yang diberikan treatment, yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning). Sedangkan

kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan treatment. Jika

digambarkan desainnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 : Desain Penelitian Pretest – Posttest Control Group Design


Group Pretest Treatment postest
E O1 X O2
K O3 O4

Keterangan:
E : Kelompok Eksprimen yaitu kelas yang menggunakan
model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based
learning).
K : Kelas Kontrol yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
X : Treatment ( kelompok atas sebagai kelompok eksprimen diberi
treatment yaitu Model Pembelajaran berdasarkan masalah
(Problem based learning) sedangkan kelompok bawah yang
merupakan kelompok kontrol, yaitu menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan tanya
jawab).
O1 dan O3 : Tes awal untuk melihat kemampuan awal siswa
sebelum treatment dilakukan.
O2 dan O4 : Tes akhir untuk melihat kemampuan akhir siswa
setelah treatment dilakukan.
(Sugiyono, 2013:112)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013: 61). Variabel bebas adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011 :

38).

Jadi variabel yang di gunakan dalam penelitian ini oleh peneliti

dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2013:

61). Adapun variabel-variabel itu yaitu :

1. Variabel Bebas/ Independen (X)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab timbulnya variabel bebas. Variabel

bebas/independen dalam penelitian ini adalah penggunaan model

pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning).

2. Variabel Terikat/Dependen (Y)

Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Variabel

terikat/dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa kelas VIII di SMP N 1 SP. Padang.


D. Definisi Operasional Variabel

1. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based

Learning)

Model pembelajaran problem based learning adalah suatu model

pembelajaran yang dapat mendorong siswa belajar mengembangkan

keterampilan berpikir, memecahkan masalah, dan belajar mandiri melalui

pelibatan mereka dalam mengeksplorasi masalah nyata. Model pembelajaran

ini berorientasikan pada peran aktif siswa dengan cara menghadapkan siswa

pada suatu permasalahan dengan tujuan siswa mampu untuk menyelesaikan

masalah yang ada secara aktif dan kemudian menarik kesimpulan dengan

menentukan sendiri langkah apa yang harus dilakukan. Penelitian akan

dilaksanakan selama 8 kali pertemuan, dengan langkah-langkah memberikan

soal pretest pada siswa, kemudian siswa diberikan perlakuan berupa model

pembelajaran problem based learning dimana siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok diberikan materi kemudian siswa

mendiskusikan, menyelidiki, menganalisis dan mengevaluasi masalah yang

diberikan. Hasil belajar disini dilihat dari kegiatan menyelesaikan soal cerita,

menyelesaikan soal rutin, untuk melihat kemampuan siswa yang akan

dilaksanakan saat evaluasi atau post test.


2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kemampuan pemecahan masalah matematika kelas VIII di SMP N 1

SP. Padang adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal

pemecahan masalah yang dilihat dari prosedur atau langkah-langkah

pengerjaan soal-soal pemecahan masalah yang dikerjakan siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

berdasarkan masalah (Problem based learning). Kemampuan pemecahan

masalah siswa diperoleh dari tes tertulis baik pre-test maupun post-test secara

individu yang berupa soal-soal pemecahan masalah yang mengacu pada

karakteristik soal pemecahan masalah.

E. Populasi dan Sample Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP N

1 SP. Padang tahun ajaran 2015/2016. Adapun sampel penelitian ini adalah

siswa kelas IX di SMP N 1 SP. Padang tahun ajaran 2015/2016. Untuk teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random

sampling.

F. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Tahap Persiapan

a) Melakukan observasi ke sekolah dan siswa di sekolah yang akan

menjadi penelitian yaitu SMP N 1 SP. Padang.


b) Konsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan dan dosen

pembimbing.

c) Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.

d) Menentukan dan memilih subjek penelitian.

e) Menyusun instrumen penelitian kemudian dikonsultasikan dengan

dosen pembimbing. Instrumen penelitian ini diantaranya Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran

berdasarkan masalah (problem based learning), soal pre-test dan

post-test, LKS, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran,

lembar observasi kemampuan pemecahan masalah siswa sesuai

kebutuhan penelitian.

f) Uji instrumen penelitian

Untuk Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem

based learning), LKS serta lembar observasi di validasi

menggunakan validitas konstrak (Construct Validity). Menurut

Sugiyono (2013:177), untuk menguji validitas konstrak, dapat

digunakan pendapat dari para ahli (judgment experts), yang disebut

dengan validator. Dalam hal ini ada 3 validator, yaitu: Riza

Agustiani, M.Pd, Asyurina, dan Dina Gusti Hartati, S.Pd

Untuk soal Pre-test dan Post-test divalidasikan melalui pakar

dan uji coba soal Pre-test dan Post-test. Sebelum instrumen tersebut

diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu


instumen tersebut diuji coba. Setelah uji coba dilaksanakan,

selanjutnya dilakukan analisis mengenai validitas dan reliabilitas.

2) Tahap Pelaksanaan

Langkah- langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai

berikut:

a) Pelaksanan penelitian ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan

dengan alokasi waktu 2 x 40 menit.

b) Pada pertemuan pertama dilaksanakan pretest (tes awal), pertemuan

kedua sampai ketujuh dilaksanakan kegiatan pembelajaran dan pada

pertemuan kedelapan dilaksanakan posttest (tes akhir).

c) Pada pertemuan pertama kedua kelompok diberikan pretest.

d) Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

(1) Kelas Eksperimen

Pada pertemuan kedua sampai pertemuan ketujuh kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model

pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning)

pada materi Pythagoras.

(2) Kelas Kontrol

Pada pertemuan kedua sampai pertemuan ketujuh kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dengan metode ceramah pada materi

Pythagoras.

e) Pada pertemuan kedelapan kedua kelompok diberikan posttest.


3) Tahap Penyelesaian

Setelah diperoleh data hasil tes siswa, selanjutnya data dianalisis

kemudian melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah dilakukan di SMP N 1 SP Padang.

G. Teknik Pengumpulan Data


Dalam rangka pengumpulan data digunakan observasi, test dan

dokumentasi.

1) Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat kegiatan

pembelajaran dikelas. Observasi keterlaksanaan pembelajaran dan aktifitas

pemecahan masalah matematika siswa dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh berupa hasil

observasi keterlaksanaan pembelajaran dan hasil observasi aktifitas

pemecahan masalah matematika siswa.

2) Test

Test adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditetapkan

(Arikunto, 2010 : 53). Tes diberikan kepada siswa pada akhir siklus untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Pada penelitian ini tes yang digunakan terbagi

menjadi dua test, yaitu:

1. Pretest yaitu test yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan

untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa .

2. Posttest yaitu test yang dilakukan sesudah perlakuan diberikan

Aspek yang Dinilai Reaksi terhadap Soal/Masalah Skor


Tidak memahami soal/tidak ada jawaban 0
Memahami Memahami sebagian masalah/ salah
1
Masalah menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
Penyelesaian Perencanaan lengkap, benar, dan mengarah ke
2
solusi yang benar
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan
Ada penyelesaian tetapi prosedur tidak jelas 1
Perhitungan
Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2

untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa.

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah

digunakan aturan penskoran, adapun pedoman penskoran pemecahan masalah

matematika adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika


hasil benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa Pemeriksaan hanya pada jawaban (perhitungan) 1
Kembali
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2

Sebelum instrumen tersebut diujikan, terlebih dahulu instumen

tersebut diuji coba. Setelah uji coba dilaksanakan, selanjutnya dilakukan

analisis mengenai validitas dan reliabilitas.

(1) Validitas Instrumen Tes

Menurut Anas Sudijono (2013: 163) validitas adalah salah

satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik. Adapun

rumus yang digunakan untuk validitas data ini yaitu korelasi

product moment.

( )( )
rxy =
√* ( ) +* ( ) +

(Sudijono, A, 2013: 181)

Dimana :

rxy : koefisien korelasi tiap item


N : banyaknya subyek tiap isi
X : jumlah skor item
Y : jumlah skor total (seluruh item)
: jumlah kuadrat skor item
: jumlah kuadrat skor total (seluruh item)
: jumlah perkalian skor item dengan skor total
Kemudian hasil rxy dibandingkan dengan harga r Product

Moment dengan taraf signifikasi 5%. Jika dengan

maka item soal dikatakan valid atau dengan kata lain jika

harga lebih maka item soal tidak valid.

(2) Reliabilitas

Suatu instrumen disebut reliabilitas apabila instrumen

yang digunakan berfungsi untuk mengukur objek yang sama

akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012: 173).

Untuk mengetahui reliabilitas tes dengan soal uraian dapat

menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

( )( )
( )

(Arikunto, 2012: 122)

Keterangan :
: koefisien reliabilitas tes
: banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
: jumlah varians skor dari tiap butir soal
: varians skor item
: varians total

Rumus mencari varians :


( )

Keterangan :

: banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes


: Jumlah kuadrat skor butir soal.

: jumlah skor butir soal

Dalam bukunya, Sudijino (2009: 209) menjelaskan dalam

memberi interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes ( ) pada

umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

(a) Apabila sama dengan atau tidak lebih dari 0,70 berarti

tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya

dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi

(=reliabel).

(b) Apabila lebih kecil dari 0,70 berarti tes hasil belajar

yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum

memiliki reliabilitas yang tinggi (= un-reliabel).

Jadi, dalam penelitian ini r11 yang dipakai adalah ≥ 0, 70.

(3) Tingkat Kesukaran

Menentukan tingkat kesukaran (TK) digunakan rumus

sebagai berikut:

𝑋
TK =
𝑋𝑋𝑋𝑋
Keterangan:
Tk = Tingkat kesukaran
= Rata-rata siswa yang menjawab soal dengan betul.
Smak = Skor maksimal soal.

3) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara

dan observasi dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013 : 329).

H. Teknik Analisis Data

1. Observasi

Data hasil keterlaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran

berdasarkan masalah (Problem based learning) dan observasi aktifitas

pemecahan masalah siswa dianalisis secara kualitatif deskriptif untuk

memberikan gambaran pelaksanaan pembelajaran dan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa.

Observasi dilakukan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan skor siswa untuk masing-masing indikator

b. Menentukan skor total masing-masing siswa dengan cara:


Dari data analisis tersebut dikategorikan pada penilaian skor aktivitas

belajar akan dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika


Skor Kategori
86 – 100 Sangat Baik
71 – 85 Baik
56 – 70 Cukup
41– 55 Kurang
26 – 40 Sangat Kurang
(Modifikasi Arikunto, 2009: 245)

2. Test

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa dalam menyelesaikan soal. Data kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa didapat dengan memeriksa lembar jawaban siswa,

kemudian dianalisis untuk melihat kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran berdasarkan

masalah ( Problem based learning ).

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka data tersebut diolah

sehingga hasil pengolahan ini nantinya dapat diambil suatu kesimpulan untuk

membuktikan hipotesa yang telah dirumuskan. Menghitung nilai akhir yang

sistem penilaiannya menggunakan sistem penilaian standar yang dirumuskan:

a) Membuat tabel penskoran

b) Memeriksa dan memberi skor pada jawaban siswa sesuai dengan

tabel penskoran.

c) Menghitung skor akhir

Skor tes akhir =


Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

statistik terhadap hasil data pretest, posttest dan indeks gain (Normalized

gain) dari kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Indeks

gain ini dihitung dengan rumus indeks gain dari (Meltzer dalam Herlanti,

Yanti, 2006: 71) yaitu :

Dalam hal ini menyatakan skor tes, kriteria tingkat N-Gain berikut ini

(Melzer dalam JPMIPA, 2012):

Tabel 3.4 Kriteia Tingkat N-Gain


Batasan Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Adapun uji statistik yang digunakan adalah uji t-test yang terlebih

dahulu dianalisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut langkah-

langkah yang akan ditempuh untuk data pretest, posttes dan indeks gain

adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data

yang akan dianalisis terdistribusi normal atau tidak, karena uji t

statistik parametris baru dapat digunakan jika data terdistribusi

normal. Uji normalitas pada penelitian ini akan menggunakan uji

Kemiringan Kurva (Sudjana, 2005).

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Menghitung rentang data


Rentang = Data terbesar – Data terkecil

b) Menghitung banyak interval

K = 1 + 3,3 log n

Keterangan:

K = Banyak kelas interval

n = Banyak sampel penelitian

c) Menghitung panjang kelas interval

(Sudjana, 2005: 47)

d) Menyusun tabel distribusi frekuensi

e) Menghitung rata-rata dari masing-masing kelompok data


̅ ∑
(Sudjana,2005: 67)

Keterangan:
̅ = Nilai rata-rata
fi = Frekuensi masing-masing kelas interval
xi= Titik tengah kelas interval

f) Menentukan varians dan simpangan baku


∑ (∑ )

( )

∑ (∑ )
√ (Sudjana,2005: 95)
( )

Keterangan:
S2 = Varians sampel
S = Simpangan baku sampel
n = Jumlah sampel

g) Menentukan modus baku

* + (Sudjana,2005: 77)

Keterangan:

b = Batas bawah kelas interval dengan frekuensi terbanyak


p = Panjang kelas interval dengan frekuensi terbanyak
b1= Frekuensi pada kelas interval yang terbanyak dikurangi
frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi interval
berikutnya

h) Menguji kenormalan data dengan rumus Karl Pearson

dalam bentuk koefisien pearson:

(Sudjana, 2005: 109)

Keterangan:

Km = Kemiringan kurva

Mo = Modus

= Nilai rata-rata

S = Simpangan baku sampel

Data dikatakan berdistribusi normal apabila harga kemiringan

. Bila data berdistribusi normal, maka akan

dilanjutkan dengan uji homogenitas varians untuk mengetahui jenis


statistik uji yang sesuai dengan uji perbedaan dua rata-rata. Jika

populasi tidak berdistribusi normal maka di uji menggunakan

statistik nonparametrik yaitu menggunakan uji Wilcoxom atau

menggunakan uji U Man Whitney (Herlanti, Yanti, 2006: 66).

2) Uji Homogenitas

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, jika kedua kelompok telah

diketahui berdistribusi normal, maka langkah-langkah pengolahan

data selanjutnya adalah pengujian homogenitas. Pengujian

homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

sampel mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua

kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut

dikatakan homogen. Hipotesis yang akan diuji:

Keterangan:
varians data kelas eksperimen
varians data kelas kontrol

Untuk menguji kesamaan varians tersebut, rumus yang

digunakan:

(Sudjana, 2005: 250)

Untuk menguji apakah kedua varians tersebut homogen atau

tidak maka dibandingkan dengan dengan


dengan dk pembilang=( ) dan dk penyebut= ( )

Keterangan:

= banyaknya data yang variansnya terbesar

= banyaknya data yang variansnya terkecil

Jika ( )
maka dapat dikatakan kedua kelompok memiliki

kesamaan varians atau homogen.

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang

dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu adakah pengaruh model

pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning)

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP

N 1 SP Padang. Hipotesis yang akan diujikan adalah hipotesis

deskritif:

H0= Tidak ada pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah

(problem based learning) terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa di SMP N 1 SP Padang.

Ha= ada pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (problem

based learning) terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa di SMP N 1 SP Padang.

Hipotesis statistik:

H0 : = rata-rata N-gain kelas eksperimen kurang dari atau

sama dengan rata-rata kelas kontrol.


Ha : = rata-rata N-gain kelas eksperimen lebih dari rata- rata

kelas kontrol.

Keterangan :

= rata-rata N-Gain kelas eksperimen


= rata-rata N-Gain kelas kontrol
Teknik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis adalah

rumus statistik parametris dengan uji T-tes berdasarkan uji

normalitas dan homogenitas :

(1) Jika data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

dan varians dalam populasi bersifat homogen, maka untuk

uji t dilakukan uji kesamaan dua rata-rata yaitu uji t dengan

rumus:

̅ ̅
(Sudjana, 2005: 239)

dengan
()()
(Sudjana, 2005: 239)
Keterangan:

̅ = Rata-rata kelompok kelas eksperimen


̅ = Rata-rata kelompok kelas kontrol
1 = Jumlah peserta didik kelompok kelas eksperimen
2 = Jumlah peserta didik kelompok kelaskontrol

Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika thitung<ttabel

dengan menentukan dk = , taraf signifikan = 5%

dan peluang (1- ).(Sudjana, 2005: 239).


(2) Apabila data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

tetapi varians populasi tidak homogen maka pengujian

menggunakan statistik t’ yaitu sebagai berikut:

̅ ̅
(Sudjana, 2005: 241)

Keterangan:

̅ Rata-rata kelompok kelas eksperimen


̅ Rata-rata kelompok kelas kontrol
Varians kelompok kelas eksperimen
Varians kelompok kelas kontrol
Jumlah peserta didik kelompok kelas eksperimen
Jumlah peserta didik kelompok kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika t’hitung<ttabel dengan

menentukan dk = , taraf signifikan = 5% dan peluang (1-

).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Sirah Pulau Padang tahun ajaran

2015/2016 pada tanggal 8 April 2016 sampai 14 Mei 2016 dengan materi

Pythagoras. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelas VIII.2 sebagai

kelas eksperimen dengan jumlah 33 siswa dan kelas VIII.6 sebagai kelas

Kontrol dengan jumlah 33 siswa.

Penelitian dilaksanakan sebanyak delapan kali pertemuan, pertemuan

pertama diberikan pretest, pertemuan kedua sampai ketujuh pemberian materi

pembelajaran dan pertemuan kedelapan diberikan posttest. Setiap pertemuan

berlangsung selama 2 x 40 menit baik untuk kelas eksperimen maupun kelas

kontrol. Tes awal (pre-test) dilakukan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan permasalahan

soal terhadap materi yang akan di ajarkan dan tes akhir (post-test) dilakukan

untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menjawab

permasalahan soal setelah pembelajaran dilakukan baik kelas yang

menggunakan pembelajaran konvensional di kelas kontrol maupun kelas yang

menggunakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

berdasarkan masalah (Problem based learning) di kelas eksperimen. Peneliti

melaksanakan penelitian sesuai jadwal yang telah ditentukan. (Lampiran 5).

Peneliti didampingi langsung oleh guru matematika kelas VIII. 2

yaitu, Ibu Asyurina dan guru matematika kelas VIII.6 yaitu Ibu Dina Gusti

Hartati S.Pd yang merupakan kolaborator peneliti dalam melaksanakan

penelitian. Selain melalui tes untuk memperoleh data mengenai penggunaan

model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning) pada


siswa kelas VIII di SMP N 1 SP. Padang peneliti melakukan observasi, yaitu

peneliti membuat lembar observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. (Lampiran 6)

2. Deskripsi Hasil Uji Validitas dan Uji Reabilitas Instrumen Penelitian


a) Hasil Uji Validitas kepada Pakar

Instrumen penelitian dalam penelitian ini divalidasi dengan

membuat lembar validasi. Kemudian instrumen dikonsultasikan ke

pakar matematika (validator) untuk mendapatkan saran dari pakar

tersebut. Pakar yang terlibat dalam validasi instrumen penelitian

adalah satu orang dosen Pendidikan Matematika yaitu Ibu Riza

Agustiani, M.Pd dan dua orang guru matematika di SMP N 1 SP.

Padang yaitu Ibu Asyurina dan Ibu Dina Gusti Hartati, S.Pd.

Kemudian peneliti merevisi instrumen tersebut berdasarkan saran

yang telah diberikan oleh para pakar. Diantara saran yang diberikan

oleh para validator mengenai kevalidan RPP, LKS, lembar observasi,

dan soal tes dalam penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.1 Komentar/Saran Validator Mengenai RPP


Validator Komentar/Saran
Riza Agustiani, M.Pd Langkah-langkah pembelajaran model
(Dosen UIN Raden Fatah pembelajaran berdasarkan masalah
Palembang) (Probelm based learning) dimunculkan
di RPP dan perbaiki rubrik pensekoran
berdasarkan indikator kemampuan
pemecahan masalah matematika.
Asyurina (Guru Buat kolom kegiatan agar lebih mudah
Matematika SMP N 1 SP. dipahami (langkah-langkah dan waktu).
Padang)
Dina Gusti Hartati (Guru Perhatikan urutan dalam penyampaian
Matematika SMP N 1 SP. materi.
Padang)

Tabel 4.2 Komentar/Saran Validator Mengenai LKS


Validator Komentar/Saran
Riza Agustiani, M.Pd Usahakan membuat soal yang saling
(Dosen UIN Raden Fatah berhubungan antara satu soal dengan soal
Palembang) lain untuk membantu siswa dalam
menjawab.
Asyurina (Guru LKS`dibuat sesuai langkah-langkah
Matematika SMP N 1 SP. kemampuan pemecahan masalah, bentuk
Padang) soal juga disesuaikan.
Dina Gusti Hartati (Guru Penggunaan bahasa dalam soal agar
Matematika SMP N 1 SP. dibuat lebih jelas.
Padang)

Tabel 4.3 Komentar/Saran Validator Mengenai Lembar


Observasi
Validator Komentar/Saran
Riza Agustiani, M.Pd Sesuaikan deskriptor dengan RPP.
(Dosen UIN Raden Fatah
Palembang)
Asyurina (Guru Sesuaikan indikator dengan deskriptor
Matematika SMP N 1 SP. aktivitas belajar siswa.
Padang)
Dina Gusti Hartati (Guru Bahasa yang digunakan lebih
Matematika SMP N 1 SP. diperhatikan
Padang)

Tabel 4.4 Komentar/Saran Validator Mengenai Tes


Validator Komentar/Saran
Riza Agustiani, M.Pd Usahakan semua indikator kemampuan
(Dosen UIN Raden Fatah pemecahan masalah dapat muncul dalam
Palembang) setiap item soal.
Asyurina (Guru Pedoman pensekoran disesuaikan dengan
Matematika SMP N 1 SP. indikator kemampuan pemecahan
Padang) masalah.
Dina Gusti Hartati (Guru Pada soal yang akan diajukan samakan
Matematika SMP N 1 SP. struktur bahasanya. Pemaparan soal dulu
Padang) baru perintah soal.
Hasil validasi dari ketiga validator diperoleh bahwa RPP, LKS,

lembar observasi, dan soal tes serta pedoman penskoran dalam

penelitian ini dinyatakan valid (Lampiran 7).

b) Hasil Analisis Uji Instrumen


(1) Uji Validitas Pre-Test

Pretest diuji cobakan kepada 20 orang siswa kelas XI untuk

menguji secara empirik kevalidan soal tes. Dalam hal ini yang diuji

cobakan pada soal pretest. Uji validitas dilakukan dengan cara

menghitung korelasi masing-masing pertanyaan (item) dengan skor

totalnya. Rumus korelasi yang dipergunakan adalah korelasi product

moment. Hasil uji coba soal pretest dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Hasil Validasi Soal Pretest


Validitas
Item/Soal Kriteria
1 Valid
2 Valid
3 Valid
4 Valid
5 Valid
6 Tidak Valid
Dari hasil uji coba ini dapat disimpulkan bahwa soal tes awal

(pre-test) pada materi Pythagoras pada penelitian ini adalah berkriteria

valid kecuali pada Item/Soal 6.

2) Uji Reabilitas Pretest

Untuk melihat apakah instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengukur data, maka dilakukan uji reliabilitas.

Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha. Dari perhitungan didapat

r11= 0,667 dan = 0,441 maka > . Ini berarti instrumen

tes tersebut reliabel (Lampiran 8).

3) Uji Validitas Post-test

Setelah dilakukan uji validitas, soal posttest diuji cobakan

kepada 20 orang siswa kelas XI untuk menguji secara empirik


kevalidan soal tes. Dalam hal ini yang diuji cobakan pada soal post-

test. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing–

masing pertanyaan (item) dengan skor totalnya. Rumus korelasi yang

dipergunakan adalah korelasi product moment. Hasil ujicoba soal

post-test dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.6 Hasil Validasi Soal Post-test


Validitas
Item/Soal Kriteria
1 Valid
2 Valid
3 Valid
4 Valid
5 Valid
6 Tidak Valid
Dari hasil uji coba ini dapat disimpulkan bahwa soal tes akhir

(post-test) pada materi Pythagoras pada penelitian ini adalah

berkriteria valid kecuali pada Item/Soal 6 .

4) Uji Reliabilitas Post-test

Untuk melihat apakah instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengukur data, maka dilakukan uji reliabilitas.

Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha. Dari perhitungan didapat

= 0,790 dan = 0,441 maka > . Ini berarti instrumen

tes tersebut reliabel.

3. Deskripsi Pelaksanaan Tes Awal (Pre-Test) di kelas VIII.2


(Eksperimen) dan Kelas VIII.6 (Kontrol)

Pelaksanan pre-test pada pada pertemuan pertama di kelas

eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan pada Jumat, 8 April 2016.

Guru dan peneliti masuk kelas, dan serentak siswa mengucapkan salam.
Kemudian guru dan peneliti membalas salam, setelah itu guru

memberitahukan kepada siswa bahwa selama 8 pertemuan akan datang

siswa belajar dengan peneliti, guru pula menghimbau kepada siswa agar

mengikuti pembelajaran dengan baik. Kemudian guru menyerahkan

proses pembelajaran kepada peneliti.

Peneliti mengucapkan salam dilanjutkan dengan memperkenalkan

diri dan mengabsen siswa yang tidak hadir. Peneliti melakukan tes awal

untuk memperoleh data mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa

pada pokok bahasan Pythagoras. Tes awal dilaksanakan selama

menit. Tes berbentuk essay sebanyak 5 soal yang sudah di validasi

Gambar 4.1 Pelaksanaan Pretest dikelas Eksperimen dan Kontrol

Setiap soal dibuat berdasarkan aspek kemampuan pemacahan

masalah. Tujuan peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui tingkat

kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas eksperimen dan kontrol.

Berikut hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol:

Tabel 4.7 Data Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Nilai
Eksperimen 60 13 29,97
Kontrol 38 8 23,03

4. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen dengan


Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)

Pada pertemuan kedua, sebelum peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem

Based Learning) di kelas eksperimen yaitu kelas VIII.2, peneliti

membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menjelaskan

langkah-langkah model pembelajaran yang akan dilaksanakan pada

penelitian ini, yaitu pada pelaksanaan proses pembelajaran akan

dilaksanakan secara kelompok melalui berbagai tahapan. Peneliti

menjelaskan bahwa materi yang akan dipelajari yaitu materi Pythagoras.

Peneliti juga menginfomasikan bahwa masing-masing siswa harus

mencapai nilai minimal 75. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakan

tes formatif awal secara individual. Semua siswa diminta untuk

mengumpulkan hasil kerjanya ketika waktu yang disediakan telah habis.

Pada tahap inti, proses pembelajaran mengikuti langkah-langkah

pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) sesuai

dengan RPP yang telah dibuat. Pada tahap akhir, siswa diminta untuk

mengerjakan latihan tes formatif akhir.

Pada pertemuan kedua ini peneliti mengalami kesulitan dalam hal

alokasi waktu. Peneliti mengalami kesulitan mengatur waktu pada saat


menjelaskan materi. Selain itu, terdapat sedikit kendala pada LKS yang

diberikan. Peneliti kurang cermat dalam menuliskan permasalahan dalam

LKS sehingga mengakibatkan muncul pertanyaan dari siswa “maksud

dari soal nomor 1 pada LKS Untuk menjawab kekeliruan siswa, peneliti

memberikan penjelasan yang benar agar kegiatan belajar kembali

berjalan dengan baik. Nilai rata-rata tes formatif awal 25,4 dan tes

formatif akhir yaitu 78,9. Untuk persentase masing-masing indikator

kemampuan pemecahan masalah pada pertemuan kedua adalah

memahami masalah (85,4), merencanakan penyelesaian (86,8),

menyelesaikan masalah (89,9), dan memeriksa kembali (49,4). Dapat

dilihat bahwa persentase terendah terdapat pada indikator memeriksa

kembali.

Gambar 4.2 Proses Pembelajaran dengan metode PBL

Pertemuan ketiga materi pembelajaran yang diajarkan pada kelas

eksprimen yaitu menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi

lain diketahui. Peneliti juga memberitahu kepada siswa bahwa mereka

harus mencapai minimal nilai 75 pada latihan mandiri/tes formatif awal

untuk dapat dikatakan tuntas. Pada pertemuan ini tidak terjadi kendala
semua berjalan lancar, itu dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan

tahapan-tahapan belajar yang ada. Pada pertemuan ini peneliti juga sudah

menggunakan media tambahan dalam menjelaskan materi dengan tujuan

untuk mengatur penggunaan waktu. Pada tahap akhir, siswa diminta

untuk mengerjakan tes formatif akhir. Nilai rata-rata tes formatif awal

41,3 dan tes formatif akhir yaitu 83,3. Pada pertemuan ketiga ini semua

siswa dinyatakan tuntas karena mencapai nilai diatas 75. Untuk

persentase masing-masing indikator kemampuan pemecahan masalah

pada pertemuan ketiga adalah memahami masalah (86), merencanakan

penyelesaian (82), menyelesaikan masalah (86), dan memeriksa kembali

(55). Dapat dilihat bahwa persentase terendah masih terdapat pada

indikator memeriksa kembali, tetapi jika dibandingkan dengan pertemuan

sebelumnya ada peningkatan pada indikator memeriksa kembali.

Gambar 4.3 Proses Pembelajaran PBL dengan Media Pembelajaran


Pertemuan keempat materi yang diajarkan pada kelas eksprimen

yaitu menerapkan teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku dengan

sudut istimewa. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakan tes formatif

awal secara individual. Semua siswa diminta untuk mengumpulkan hasil

kerjanya ketika waktu yang disediakan telah habis. Pada tahap inti,
proses pembelajaran mengikuti langkah-langkah pembelajaran

berdasarkan masalah (Problem based learning) sesuai dengan RPP yang

telah dibuat. Semua siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik

karena mereka sudah terbiasa dengan langkah-langkah pembelajaran

yang ada. Pada pertemuan keempat terdapat kendala dimana pada awal

penjelasan suasana kelas sedikit ribut, peneliti mengambil tindakan untuk

mengamankan suasana terlebih dahulu. Setelah suasana baik peneliti

mengajak siswa untuk fokus kepada LKS. Semua siswa mengikuti

pembelajaran dengan baik. Namun, pada saat mengerjakan LKS suasana

kembali ramai. Hal itu dikarenakan siswa masih membutuhkan bantuan

peneliti untuk menyelesaikan tugasnya. Setelah berhasil mengerjakan

tugas semua siswa diberikan tes formatif akhir. Pada tes formatif ini

suasana kembali tenang karena semua siswa mengerjakan latihannya

tanpa bimbingan. Nilai rata-rata tes formatif awal 41,3 dan tes formatif

akhir yaitu 83,8. Pada pertemuan keempat ini semua siswa dinyatakan

tuntas karena mencapai nilai 75. Untuk persentase masing-masing

indikator kemampuan pemecahan masalah pada pertemuan keempat

adalah memahami masalah (89), merencanakan penyelesaian (79),

menyelesaikan masalah (85), dan memeriksa kembali (61). Dapat dilihat

bahwa persentase terendah masih terdapat pada indikator memeriksa

kembali.

Pertemuan kelima materi yang diajarkan pada kelas eksprimen

yaitu menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa


(salah satu sudutnya 300, 450, 600). Peneliti juga memberitahu kepada

siswa bahwa mereka harus mencapai minimal nilai 75 pada tes formatif

akhir untuk dapat dikatakan tuntas. Peneliti meminta siswa untuk

mengerjakan tes formatif awal secara individual. Semua siswa diminta

untuk mengumpulkan hasil kerjanya ketika waktu yang disediakan telah

habis. Pada tahap inti, proses pembelajaran mengikuti langkah-langkah

pembelajaran berdasarkan massalah (Problem based learning) sesuai

dengan RPP yang telah dibuat. Selanjutnya, semua siswa mengikuti

latihan pembelajaran dengan baik. Selanjutnya, peneliti memberikan

tugas melalui LKS kepada siswa. Pada pertemuan kelima ada beberapa

siswa yang masih salah dalam membuat menjawab soal pada LKS.

Setelah berhasil mengerjakan LKS semua siswa diberikan tes formatif

akhir. Pada pertemuan kelima ini semua siswa dapat mencapai nilai 75

bahkan ada siswa yang nilainya diatas 80. Akibatnya nilai rata-rata tes

formatif awal 48,5 dan latihan mandiri/ tes formatif akhir yaitu 90,2.

Untuk persentase masing-masing indikator kemampuan pemecahan

masalah pada pertemuan kelima adalah memahami masalah (91),

merencanakan penyelesaian (97), menyelesaikan masalah (92), dan

memeriksa kembali (74). Pada pertemuan ini telihat bahwa kemampuan

siswa dalam memeriksa kembali mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.

Pada pertemuan keenam peneliti meminta siswa untuk

mengerjakan tes formatif awal secara individual. Semua siswa diminta


untuk mengumpulkan hasil kerjanya ketika waktu yang disediakan telah

habis. Kemudian peneliti melanjutkan pada kegiatan inti. Pada tahap inti,

proses pembelajaran mengikuti langkah-langkah pembelajaran

berdasarkan masalah (problem based learning) sesuai dengan RPP yang

telah dibuat. Semua siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik,

tetapi ada sebagian siswa yang terlihat kurang bersemangat. Setelah

mengerjakan tes formatif, siswa melanjutkan dengan mengerjakan latihan

terbimbing melalui LKS. Dalam mengerjakan LKS masih banyak siswa

yang bertanya dan membutuhkan bantuan. Peneliti membimbing siswa

secara keseluruhan dan menjawab pertanyaan yang muncul dari siswa.

Pada tes formatif akhir suasana tampak tenang karena semua siswa

mengerjakan latihannya tanpa bimbingan. Akibatnya nilai rata-rata tes

formatif awal 29,9 dan latihan mandiri/ tes formatif akhir yaitu 78,6.

Untuk persentase masing-masing indikator kemampuan pemecahan

masalah pada pertemuan keenam adalah memahami masalah (82),

merencanakan penyelesaian (94), menyelesaikan masalah (93), dan

memeriksa kembali (32). Dapat dilihat bahwa persentase terendah masih

terdapat pada indikator memeriksa kembali.

Pertemuan ketujuh materi yang diajarkan pada kelas eksprimen

yaitu menghitung panjang diagonal pada bangun datar menggunakan

Pythagoras. Peneliti juga memberitahu kepada siswa bahwa mereka

harus mencapai minimal nilai 75 pada latihan mandiri/tes formatif akhir

untuk dapat dikatakan tuntas.. Pada tahap awal, peneliti meminta siswa
untuk mengerjakan tes formatif awal secara individual. Semua siswa

diminta untuk mengumpulkan hasil kerjanya ketika waktu yang

disediakan telah habis. Pada tahap inti, proses pembelajaran mengikuti

langkah-langkah pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based

learning) sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Semua siswa mengikuti

proses pembelajaran dengan baik, Selanjutnya, semua siswa mengikuti

latihan terstuktur dengan baik. Setelah mengerjakan latihan terstruktur,

siswa melanjutkan dengan mengerjakan latihan terbimbing melaluli LKS.

Dalam mengerjakan latihan terbimbing masih banyak siswa yang

bertanya dan membutuhkan bantuan. Peneliti membimbing siswa secara

keseluruhan dan menjawab pertanyaan yang muncul dari siswa. Setelah

berhasil mengerjakan latihan terbimbing semua siswa diberikan latihan

mandiri /tes formatif akhir. Nilai tes formatif awal 38,3 dan latihan

mandiri/ tes formatif akhir yaitu 83,3. Untuk persentase masing-masing

indikator kemampuan pemecahan masalah pada pertemuan ketujuh

adalah memahami masalah (83), merencanakan penyelesaian (83),

menyelesaikan masalah (85), dan memeriksa kembali (49). Dapat dilihat

bahwa persentase terendah masih terdapat pada indikator memeriksa

kembali.

Tabel 4.8 Rata-rata Hasil LKS Kelas Eksperimen dari Pertemuan 2 s/d 7
Pertemuan ke-
Rata-Rata
2 3 4 5 6 7
76 79 88,3 78 89,5 90 83,5

Tabel 4.9 Rata-rata Hasil Tes Formatif Siswa Kelas Eksperimen dari Pertemuan
2 s/d 7
Pertemuan ke-
Tes Rata-Rata
2 3 4 5 6 7
Formatif Awal 25,4 41,7 41,3 48,5 29,9 38,3 37,5
Formatif Akhir 72,4 77,3 78,4 88,6 75,5 75 77,9

Tabel 4.10 Persentase Per-indikator Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika Siswa Kelas Eksperimen dari Pertemuan 2 s/d 7
Pertemuan Ke-
Indikator Pemecahan Masalah
2 3 4 5 6 7
Memahami Masalah 80 86 89 91 82 83
Merencakan Penyelesaian 86 82 79 97 94 83
Penyelesaian Masalah 97 86 85 92 93 85
Memeriksa Kembali 26 55 61 74 32 49

5. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Kontrol dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua sama dengan materi

yang diajarkan pada kelas eksprimen. Pada tahap awal peneliti masuk

kelas dan mengucapkan salam serta berdoa sebelum memulai pelajaran

dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Guru memulai pembelajaran

dengan terlebih dahulu memberikan tes formatif awal kepada semua

siswa secara individual. Pada tahap inti, di kelas kontrol ini peneliti

menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah, tanya jawab. Namun dalam proses pembelajaran peserta didik

terlihat pasif, tidak ada yang bertanya ketika peneliti memberikan

kesempatan untuk bertanya. Selanjutnya, peneliti membuat contoh soal di

papan tulis dan mengajak siswa secara bersama-sama membahas contoh

soal tersebut agar semua siswa dapat mengerti. Setelah semua mengerti,

peneliti melanjutkan pembelajaran dengan memberikan tes formatif akhir

kepada semua siswa. Nilai rata-rata tes formatif awal 18,4 dan tes
formatif akhir yaitu 62,5. Untuk persentase masing-masing indikator

kemampuan pemecahan masalah pada pertemuan kedua adalah

memahami masalah (76), merencanakan penyelesaian (85),

menyelesaikan masalah (75), dan memeriksa kembali (9). Dapat dilihat

bahwa persentase terendah terdapat pada indikator memeriksa kembali.

Gambar 4.2 Proses Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol


Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga sama dengan proses

pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Materi pada pertemuan ini

sama dengan materi di kelas eksperimen. Guru melanjutkan

pembelajaran dengan terlebih dahulu memberikan tes formatif awal

kepada semua siswa secara individual. Pada tahap inti, peneliti

melaksanakan pembelajaran dengan metode konvensional. Peneliti

menjelaskan materi pembelajaran di papan tulis mengenai penyelesaian

menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui.

Selanjutnya, peneliti membuat contoh soal dipapan tulis dan mengajak

siswa secara bersama-sama membahas contoh soal tersebut agar semua

siswa dapat mengerti. Setelah semua mengerti, peneliti melanjutkan


pembelajaran dengan memberikan tes formatif akhir kepada semua

siswa. Nilai rata-rata tes formatif awal 34,8 dan tes formatif akhir yaitu

74,6. Untuk persentase masing-masing indikator kemampuan pemecahan

masalah pada pertemuan ketiga adalah memahami masalah (82),

merencanakan penyelesaian (74), menyelesaikan masalah (86), dan

memeriksa kembali (36). Dapat dilihat bahwa persentase terendah masih

terdapat pada indikator memeriksa kembali.

Proses pembelajaran pertemuan keempat sama dengan proses

pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Materi pada pertemuan ini

mengenai penyelesaian masalah menerapkan teorema Pythagoras pada

segitiga siku-siku dengan sudut istimewa. Peneliti melanjutkan

pembelajaran dengan terlebih dahulu memberikan tes formatif awal

kepada semua siswa secara individual. Setelah selesai menjelaskan

materi peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Selanjutnya, peneliti membuat contoh soal di papan tulis dan mengajak

siswa secara bersama-sama membahas contoh soal tersebut agar semua

siswa dapat mengerti. Setelah semua mengerti, peneliti melanjutkan

pembelajaran dengan memberikan tes formatif akhir kepada semua

siswa. Nilai rata-rata tes formatif awal 34,1 dan tes formatif akhir yaitu

76,1. Untuk persentase masing-masing indikator kemampuan pemecahan

masalah pada pertemuan keempat adalah memahami masalah (79),

merencanakan penyelesaian (83), menyelesaikan masalah (83), dan


memeriksa kembali (45). Dapat dilihat bahwa persentase terendah masih

terdapat pada indikator memeriksa kembali.

Proses pembelajaran pertemuan kelima sama dengan proses

pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Materi pada pertemuan ini

mengenai menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa

(salah satu sudutnya 300, 450, 600). Nilai rata-rata tes formatif awal 41,7

dan tes formatif akhir yaitu 84,8. Untuk persentase masing-masing

indikator kemampuan pemecahan masalah pada pertemuan kelima adalah

memahami masalah (68), merencanakan penyelesaian (79),

menyelesaikan masalah (83), dan memeriksa kembali (62). Dapat dilihat

bahwa persentase terendah masih terdapat pada indikator memeriksa

kembali namun, ada peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan

sebelumnya.

Proses pembelajaran pada pertemuan keenam sama dengan proses

pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Materi yang diajarkan sama

dengan materi di kelas eksperimen. Nilai rata-rata tes formatif awal 23,6

dan tes formatif akhir yaitu 61,8. Untuk persentase masing-masing

indikator kemampuan pemecahan masalah pada pertemuan keenam

adalah memahami masalah (82), merencanakan penyelesaian (83),

menyelesaikan masalah (66), dan memeriksa kembali (16). Dapat dilihat

bahwa persentase terendah masih terdapat pada indikator memeriksa

kembali.
Proses pembelajaran pertemuan ketujuh sama dengan proses

pembelajaran pada pertemuan sebelumnya menghitung panjang diagonal

pada bangun datar menggunakan Pythagoras. Nilai rata-rata tes formatif

awal 32,5 dan tes formatif akhir yaitu 69,7. Untuk persentase masing-

masing indikator kemampuan pemecahan masalah pada pertemuan

ketujuh adalah memahami masalah (77), merencanakan penyelesaian

(83), menyelesaikan masalah (85), dan memeriksa kembali (27). Dapat

dilihat bahwa persentase terendah masih terdapat pada indikator

memeriksa kembali.

Tabel 4.11 Rata-rata hasil tes formatif siswa kelas kontrol dari pertemuan 2 s/d 7
Tes Pertemuan ke- Rata-Rata
2 3 4 5 6 7
Formatif Awal 18,4 34,8 34,1 41,7 23,6 32,5 30,9
Formatif Akhir 62,5 74,6 76,1 84,8 61,8 69,7 71,6

Tabel 4. 12 Persentase per-indikator kemampuan pemecahan masalah matematika


siswa kelas kontrol dari pertemuan 2 s/d 7
Indikator Pemecahan Masalah Pertemuan ke-
2 3 4 5 6 7
Memahami masalah 76 82 79 68 82 77
Merencanakan Penyelesaian 85 74 83 79 83 83
Penyelesaian Masalah 75 86 83 92 66 85
Memeriksa kembali 9 36 45 62 16 27

6. Deskripsi Pelaksanaan Tes Akhir (Post-Test) di Kelas VIII.2


(Eksprimen) dan Kelas VIII.6 (Kontrol)
Pelaksanan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dilaksanakan pada Sabtu, 14 Mei 2015. Peneliti melakukan tes akhir

untuk memperoleh data yang mengenai peningkatan kemampuan


pemecahan masalah siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras. Tes

awal dilaksanakan selama menit. Tes berbentuk essay sebanyak 5

soal yang sudah di Validasi. Setiap soal dibuat berdasarkan aspek

kemampuan pemacahan masalah.

Pada pertemuan terakhir peneliti melaksanakan tes akhir (post-

test) baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tujuan peneliti

melakukan tes akhir (post-test) dikelas eksperimen untuk mengetahui

tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa serta pengaruh

penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based

learning). Sedangkan tujuan peneliti melakukan tes akhir (post-test)

dikelas kontrol untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan

masalah siswa setelah diberikan perlakuan.

Gambar 4.3 Pelaksanaan Posttest di kelas Eksperimen dan Kontrol

Tabel 4.13 Data Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Nilai
Eksperimen 93 70 80,76
Kontrol 78 60 71,36

B. Analisis Data
1. Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa

Observasi dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

aktivitas kemampuan pemecahan masalah matematika. Observasi dilakukan

selama proses pembelajaran berlangsung selama 6 kali pertemuan yang

dibantu oleh empat orang pengamat dengan melihat indikator kemampuan

pemecahan masalah matematika pada kelas VIII.2. Berikut hasil analisis

pengamatan yang diperoleh dari 6 kali pertemuan dengan menggunakan

panduan instrumen lembar observasi.

Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika Siswa Selama 6 Pertemuan
Skor Kategori Frekuensi Persentase
86 – 100 Sangat Baik 1 3,0
71 – 85 Baik 23 69,7
56 – 70 Cukup 8 24,2
41 – 55 Kurang 1 3,0
26 – 40 Sangat Kurang 0 0
Jumlah 33 100
Pada lembar observasi aktivitas kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa terdapat 4 indikator yaitu memahami masalah,

merencanakan masalah, melaksanakan penyelesaian, dan memeriksa kembali.

Berikut data aktivitas kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah

(Problem based learning) setiap pertemuannya:

Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan


Masalah Siswa Kelas Eksperimen
Indikator Lembar Skor Aktivitas Belajar Siswa Per-Indikator Selama
Aktivitas 6 Kali Pertemuan Rata-rata
Kemampuan Per
Pemecahan Masalah 2 3 4 5 6 7 Indikator
Siswa
Memahami Masalah 84 86 86 87 80 82 84,2
Merencanakan
73 78 77 81 67 73 74,8
Penyelesaian
Menyelesaikan
66 73 73 77 63 69 70,2
Masalah
Memeriksa Kembali 70 76 71 69 60 69 69,2
Rata-Rata 73,3 78,3 76,8 78,5 67,5 73,3 74,6
Kategori Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
Berikut diagram aktivitas kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan

masalah (Problem based learning) setiap pertemuannya:

Series 1
80
75
70
Series 1
65
60
P2 P3 P4 P5 P6 P7

Diagram 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran berdasarkan masalah
(Problem based learning)

Terlihat pada tabel dan grafik diatas, bahwa aktivitas kemampuan

pemecahan masalah siswa cendrung tidak stabil hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor yang mempengaruhinya, menurut Muhibinsyah (2012: 146)

menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar digolongkan

kedalam tiga macam, yaitu faktor internal (faktor dari dalam peserta didik),

faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik) dan faktor dari pendekatan

belajar (approach to learning). Faktor internal peserta didik, merupakan

faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang meliputi : a) asfek

fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.


b) aspek psikologis, yang terdiri dari : inteligensi, sikap, bakat, minat dan

motivasi. faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri siswa yakni

lingkungan disekitar siswa (misalnya: lingkungan sosial dan non sosial).

Faktor pendekatan belajar, merupakan segala cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses

pembelajaran materi tertentu.

Senada dengan pendapat tersebut menurut Abu Ahmadi (2008: 78)

faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa diklasifikasikan menjadi

dua macam, yakni: faktor interen (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri )

yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis; serta faktor ekstern (faktor dari

luar manusia) yang meliputi faktor sosial dan non sosial. Dengan denikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas

belajar siswa dalam proses belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal.

Pada tabel dan grafik diatas, terlihat kemampuan pemecahan masalah

yang paling baik pada pertemuan kelima yaitu materi perbandingan sisi-sisi

segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300, 450, 600) hal ini

disebabkan oleh karena pengetahuan (inteligensi) siswa dalam memahami

materi prasyarat yaitu sudut-sudut istimewa sudah baik hal ini dikarenakan

mereka telah mempelajari materi tersebut di kelas VII dan juga peneliti

menambahkan media pembelajaran pada pertemuan ke lima ini untuk

memudahkan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran berdasarkan

masalah (problem based learning). Dari gafik diatas juga terlihat bahwa

aktivitas kemampuan pemecahan masalah siswa terendah pada pertemua ke


enam yaitu menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa hal

ini disebabkan karena sebagian besar siswa keliru dalam membuat

perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku sehingga aktivitas kemamuan

pemecahan masalah matematika menjadi rendah.

2. Analisis Data Tes


a) Hasil Pre-test
Indikator dari tiap butir soal tes awal/pre-test berdasarkan indikator

kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami masalah, merencanakan

penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan memeriksa kembali. Hasil

tes awal/pre-test siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.16 Nilai Tes Awal (Pretest)


Kelompok Nilai tertinggi Nilai rendah Mean
Eksperimen 60 13 29,70
Kontrol 38 8 23,03
Hasil pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

selengkapnya pada lampiran. Langkah selanjutnya yaitu hasil uji

normalitas masing – masing kelompok dan uji homogenitas pada tes awal

dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Dan Homogenitas Tes Awal (Pretest)

Ftabel Uji
Uji Homogen-
Kelas Varians Km Rentang Fhitung (
Normalitas itas
)
Eksperimen 44,939 -0,6 -1< km<1 Distribusi Homogen
1,429 1,76
Normal
Kontrol 64,252 0,003 Distribusi
Normal

Selain harus berdistribusi normal, data juga harus berasal dari

populasi yang homogen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian

homogenitas. Pada penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan uji F

yaitu:

Dari penghitungan di atas diperoleh Fhitung= dan dari daftar

distribusi F dengan dk pembilang = 33-1 = 32, dan dk penyebut = 33-1 =

32, dengan α = 0.05, karena untuk dk pembilang 32 tidak terdapat dalam

distribusi f maka besarnya ditentukan dengan menggunakan rumus

interpolasi. Dimana dk untuk pembilang 32 dan penyebut 32 dengan α =

0,05 dari daftar distribusi diperoleh F0,025(32,32)=1,76. Karena Fhitung =

maka Fhitung ( ) sehingga H0 diterima, dengan demikian sampel

yang digunakan dalam penelitian merupakan sampel yang homogen. Hasil

uji normalitas masing – masing kelompok dan uji homogenitas pada tes

awal/pre-test dapat dilihat pada lampiran.

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas pre-test,

selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui nilai selisih dari

pre-test selama penelitian. Adapun uji hipotesis yang normalitas dan

homogenitas menggunakan uji t yang dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Tes Awal (Pretest)
thitung Ttabel (taraf kepercayaan 5%) Keterangan
thitung ttabel

Maka diperoleh thitung dengan , dk = 64 tidak

terdapat dalam tabel distribusi frekuensi, maka harus dicari dengan

rumus interpolasi linier. Hasil perhitungan interpolasi linear

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil interpolasi tersebut

didapat harga ttabel = 1,67 sehingga thitung= ttabel=1,67 maka

kesimpulannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh/ perbedaan yang signifikan antara

kemampuan awal (Pretest) siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b) Hasil Post-test

Indikator dari tiap butir soal tes akhir/post-test berdasarkan

indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami masalah,

merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan memeriksa

kembali. Hasil tes akhir/post-test siswa dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.19 Nilai Tes akhir (Posttest)


Kelompok Nilai tertinggi Nilai rendah Rata - Rata
Eksperimen 93 70
Kontrol 78 60 71,36

Jika dibandingkan dengan hasil pretest, maka terdapat peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan masalah

(Problem based learning) dan begitu juga pada kelas kontrol mengalami
peningkatan rata-rata. Peningkatan rata-rata kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat dari diagram berikut ini.

100
80
60
Pretest
40
Posttest
20
0
Eksperimen Kontrol

Diagram 4.2 Rata-Rata Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika


Siswa Pretest Dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil Posttest untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

selengkapnya pada lampiran. Langkah selanjutnya yaitu hasil uji

normalitas masing – masing kelompok dan uji homogenitas pada tes

akhir dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Dan Homogenitas Tes Akhir (Posttest)
Ftabel Uji
Uji
Kelas Varians Km Rentang Fhitung ( Homoge
Normalitas
) nitas
Distribusi
Eksperimen 28,939 0,169
Normal Homo-
-1< km<1 1,437 1,76
Distribusi gen
Kontrol 41,591 -0,706
Normal
Selain harus berdistribusi normal, data juga harus berasal dari

populasi yang homogen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian

homogenitas. Pada penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan uji F

yaitu:
Dari penghitungan di atas diperoleh Fhitung= dan dari daftar

distribusi F dengan dk pembilang = 33-1 = 32, dan dk penyebut = 33-1 =

32, dengan α = 0.05, karena untuk dk pembilang 32 tidak terdapat dalam

distribusi f maka besarnya ditentukan dengan menggunakan rumus

interpolasi. Hasil perhitungan interpolasi selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran. Dimana dk untuk pembilang 32 dan penyebut 32 dengan α =

0,05 dari daftar distribusi diperoleh F0,025(32,32)=1,76. Karena Fhitung

= maka Fhitung ( )
sehingga H0 diterima, dengan demikian sampel

yang digunakan dalam penelitian merupakan sampel yang homogen.

Hasil uji normalitas masing – masing kelompok dan uji

homogenitas pada tes akhir/post-test dapat dilihat pada lampiran.

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas posttest,

selanjutnya dilakukan hipotesis untuk mengetahui nilai selisih dari

posttest selama penelitian. Adapun uji hipotesis yang normalitas dan

homogenitas menggunakan uji t yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.21 HasilUji Hipotesis Tes Akhir (Posttest)


thitung Ttabel (taraf kepercayaan 5%) Keterangan
6,336 thitung> ttabel

Maka diperoleh thitung dengan , dk = 64 tidak

terdapat dalam tabel distribusi frekuensi, maka harus dicari dengan

rumus interpolasi linier. Hasil perhitungan interpolasi linear

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil interpolasi tersebut

didapat harga ttabel = 1,67 sehingga thitung= > ttabel=1,67 maka


kesimpulannya adalah Ho ditolak artinya ada pengaruh pembelajaran

dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based

learning) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP N 1

SP. Padang.

c) Data N-Gain

Indikator dari tiap butir soal tes awal/pre-test dan tes akhir/posttest

berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami

masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan

memeriksa kembali. Hasil N-gain siswa dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.22 Nilai N-gain


Kelompok Nilai tertinggi Nilai rendah Mean
Eksperimen 0,87 0,56 0,73
Kontrol 0,73 0,47 0,63
Hasil N-gain untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

selengkapnya pada lampiran. Langkah selanjutnya yaitu hasil uji

normalitas masing – masing kelompok dan uji homogenitas pada data n-

gain dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Dan Homogenitas N-gain


Ftabel Uji
Uji
Kelas Varians Km Rentang Fhitung ( Homoge
Normalitas
) nitas
Distribusi
Eksperimen 0,0047 0,058
Normal Homo-
-1< km<1 0,94 1,76
Distribusi genitas
Kontrol 0,005 0,042
Normal
Selain harus berdistribusi normal, data juga harus berasal dari

populasi yang homogen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian

homogenitas. Pada penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan uji F

yaitu:

Dari penghitungan di atas diperoleh Fhitung= dan dari daftar

distribusi F dengan dk pembilang = 33-1 = 32, dan dk penyebut =33-1 =

32, dengan α = 0.05, karena untuk dk pembilang 32 tidak terdapat dalam

distribusi f maka besarnya ditentukan dengan menggunakan rumus

interpolasi. Dimana dk untuk pembilang 32 dan penyebut 32 dengan α =

0,05 dari daftar distribusi diperoleh F0,025(32,32)= 1,76. Karena Fhitung

= maka Fhitung ( )
sehingga H0 diterima, dengan demikian sampel

yang digunakan dalam penelitian merupakan sampel yang homogen.

Hasil uji normalitas masing – masing kelompok dan uji homogenitas

pada N-gain dapat dilihat pada lampiran.

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas N-gain,

selanjutnya dilakukan hipotesis untuk mengetahui nilai selisih dari N-

gain selama penelitian. Adapun uji hipotesis yang normalitas dan

homogenitas menggunakan uji t yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.24 Hasil Uji Hipotesis N-gain


thitung Ttabel (taraf kepercayaan 5%) Keterangan
5,928 thitung> ttabel
Maka diperoleh thitung dengan , dk = 64 tidak

terdapat dalam tabel distribusi frekuensi, maka harus dicari dengan

rumus interpolasi linier. Hasil perhitungan interpolasi linear

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil interpolasi tersebut

didapat harga ttabel = 1,67 sehingga thitung= 5,928 >ttabel=1,67 maka

kesimpulannya adalah Ho ditolak artinya ada pengaruh pembelajaran

dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (peoblem based

learning) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di

SMP N 1 SP Padang.

C. Pembahasan

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

a. Kelas Eksperimen

Kemampuan pemecahan masalah matematika dikelas eksperimen

dilihat sebelum dan sesudah peneliti menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem

based learning). Dari hasil analisis data pretest yang berjumlah 33

siswa di kelas eksperimen, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.25 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada


Tes Awal (Pretest)
Rata-Rata
Aspek Pemecahan Soal
Per Indikator
Masalah
1 2 3 4 5
Kemampuan memahami
41 89 73 85 61 69,8
masalah
Kemampuan merencanakan
24 36 14 6 14 18,8
penyelesaian
Kemampuan menyelesaikan
8 24 9 11 24 15,2
masalah
Kemampuan memeriksa
6 42 8 9 11 15,2
kembali
Jumlah 79 191 104 111 110
Rata-Rata Per Butir Soal 19,75 47,75 26 27,75 27,5

Berdasarkan tabel diatas skor kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa yang rendah terdapat pada indikator ke 3 yaitu

kemampuan menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, siswa hanya

memberikan penjelasan apa yang diketahui/ditanya pada soal tersebut

tanpa menjelaskan lebih rinci permasalahan soal selain itu, siswa juga

mengesampingkan langkah-langkah dalam penyelesaian masalah. Dari

hasil pretest terlihat bahwa siswa banyak yang langsung menuliskan

jawaban. Kemudian, siswa juga belum mempelajari materi ini

sebelumnya sehingga rata-rata siswa tidak bisa menyelesaikan

permasalahan soal dengan benar. Ada siswa kelas eksperimen yang

hanya memberikan penjelasan apa yang diketahui dari soal sehingga

siswa tersebut hanya mendapat jumlah skor 13 dan 15 dari jumlah skor

maksimum 40.
Gambar 4.4 Jawaban Pretest Siswa Kelas Eksperimen yang Tidak Memenuhi
Indikator Pemecahan Masalah

Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas eksperimen,

maka diadakan tes akhir. Dari hasil posttest maka diperoleh hasil

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berikut:

Tabel 4.26 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Tes
Akhir (Posttest)
Indikator Pemecahan Nomor Soal
Rata -
Masalah 1 2 3 4 5 Total Rata
Memahami Masalah 86 86 86 82 91 431 86,2
Merencanakan Penyelesaian 82 86 89 94 79 430 86
Penyelesaian Masalah 98 94 98 94 41 425 85
Memeriksa kembali 70 91 73 82 12 328 65,6
Jumlah 336 357 346 352 223
Rata - Rata 84 89,25 86,5 88 55,75

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa indikator ke 4 yaitu

kemampuan memeriksa kembali jawaban masih berada pada hasil skor

kemampuan yang terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Hal

ini dikarenakan waktu yang tersedia cukup singkat saat post-test dan

pada materi Pythagoras ini, terlalu banyak langkah-langkah yang harus

dituliskan, sehingga untuk memeriksa kembali kebenaran jawaban


sebagian siswa tidak melakukannya dan juga sebagian besar siswa

merasa yakin bahwa jawaban mereka sudah benar sehingga mereka tidak

mau memeriksa kembali jawaban mereka. Meskipun demikian, rata-rata

siswa kelas eksperimen mampu dalam memecahkan permasalahan soal

dengan benar.

Pada posttest di kelas eksperimen ada siswa yang memenuhi 4

indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami masalah,

merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan memeriksa

kembali jawaban.
Gambar 4.5 Jawaban Posttest Siswa Kelas Eksperimen yang Memenuhi
Indikator Pemecahan Masalah

Dari hasil post-test terlihat peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berdasarkan Masalah (problem based

learning). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa pada tes awal dan tes akhir dapat dilihat dari grafik berikut ini.

100
80
60
Prestest
40
Posttest
20
0
A B C D

Diagram 4.3 Perbandingan Skor Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika pada Pretest dan Posttest di Kelas Eksperimen

Keterangan aspek:
A : Kemampuan memahami masalah
B : Kemampuan merencanakan penyelesaian
C : Kemampuan menyelesaikan masalah
D : Kemampuan memeriksa kembali

b. Kelas Kontrol

Kemampuan pemecahan masalah matematika dikelas kontrol

dilihat sebelum dan sesudah peneliti menerapkan pembelajaran

konvensional. Dari hasil analisis data pretest yang berjumlah 32 siswa di

kelas kontrol, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.27 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Tes
Awal (Pretest)
Nomor Soal Rata
Indikator Pemecahan Total -
Masalah 1 2 3 4 5 Rata
Memahami Masalah 55 88 58 73 56 330 66
Merencanakan penyelesaian 2 23 6 9 6 46 9,2
Penyelesaian Masalah 17 8 2 5 9 41 8,2
Memeriksa Kembali 3 15 0 2 5 25 5
Jumlah 77 134 83,3 86,4 75,8
Rata - Rata 19,25 33,5 20,8 21,6 18,9

Berdasarkan tabel diatas skor kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa yang terendah terdapat pada indikator ke 4 yaitu

menyelesaikan masalah. Sama seperti kelas eksperimen, siswa hanya

memberikan penjelasan apa yang diketahui/ditanya pada soal tersebut

tanpa menjelaskan lebih rinci permasalahan soal dan tanpa memeriksa

kembali. Selain itu, karena ini adalah tes awal maka siswa belum

mempelajari materi ini sebelumnya. Sehingga rata-rata siswa tidak bisa

menyelesaikan permasalahan soal dengan benar. Ada siswa kelas kontrol

yang hanya memberikan penjelasan apa yang diketahui dari soal


sehingga siswa tersebut hanya mendapat jumlah skor 8 dan 10 dari

jumlah skor maksimum 40.

Gambar 4.6 Jawaban Pretest Siswa Kelas Kontrol yang Tidak Memenuhi
Indikator Pemecahan Masalah

Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas eksperimen,

maka diadakan tes akhir. Dari hasil posttest maka diperoleh hasil

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berikut:

Tabel 4.28 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Tes
Akhir (Posttest)
Indikator Pemecahan Nomor Soal Rata -
Masalah 1 2 3 4 5 Total Rata
Memahami Masalah 79 77 80 74 95 405 81
Merencanakan Penyelesaian 80 86 82 80 61 389 77,8
Penyelesaian Masalah 85 88 91 80 32 376 75,2
Memeriksa kembali 59 67 59 53 15 253 50,6
Jumlah 303 318 312 287 203
Rata - Rata 75,75 79,5 78 71,75 50,75
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa indikator ke 4 yaitu

kemampuan memeriksa kembali jawaban masih berada pada hasil skor

kemampuan yang terendah dari pada indikator lainnya. Hal ini

dikarenakan waktu yang tersedia cukup singkat saat posttest dan pada

materi Pythagoras ini, terlalu banyak langkah-langkah yang harus

dituliskan, sehingga untuk memeriksa kembali kebenaran jawaban

sebagian siswa tidak melakukannya dan ini juga disebabkan karena siswa

merasa yakin dengan jawaban mereka sehingga mereka tidak lagi

memeriksa kembali jawaban mereka. Tetapi hasil posttest siswa sudah

meningkat jika dibandingkan dengan hasil pretest.

Berbeda dari siswa kelas eksperimen yang sudah bisa memecahkan

permasalahan soal dengan benar, rata-rata siswa kelas kontrol masih

keliru dalam menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali jawaban

mereka. Berikut jawaban posttest salah satu siswa pada soal nomer 5

yang hanya memenuhi 2 indikator pemecahan masalah yaitu memahami

masalah dan merencanakan penyelesaian. Sedangkan pada soal nomer 2

memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah.

Dari hasil posttest terlihat peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran

konvensional. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa pada tes awal dan tes akhir dapat dilihat dari grafik berikut ini.
100
80
60
Pretest
40
Posttest
20
0
A B C D

Diagram 4.4 Rata-Rata Perbandingan Skor Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika pada Pretest dan Posttest di Kelas Kontrol

Keterangan aspek:
A : Kemampuan memahami masalah
B : Kemampuan merencanakan pemecahan masalah
C : Kemampuan menyelesaikan masalah
D : Kemampuan memeriksa kembali

Dari hasil yang diperoleh, kedua kelas mengalami peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi Pythagoras

setelah diterapkan pembelajaran konvensional dan model pembelajaran

berdasarkan masalah (problem based learning). Untuk mengetahui

perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah

diberi perlakuan pada kedua kelas maka hasil tes akhir (posttest) pada

kedua kelas dapat dilihat pada grafik berikut.

100

80

60
Eksperimen
40 Kontrol
20

0
A B C D

Diagram 4.5 Rata-rata Perbandingan Skor Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan grafik diatas, tampak bahwa dari setiap aspek

pemecahan masalah pada kelas eksperimen sedikit lebih besar dari pada

kelas kontrol. Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajanan berdasarkan masalah (Problem based learning) terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. hal ini disebabkan

oleh model pembelajaran berdasarkan masalah realistik dengan kehidupan

siswa, konsep pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk

sifat inquiry dan problem solving dan membuat retensi konsep menjadi

lebih kuat sehingga akan membuat siswa lebih mudah untuk memahami

materi (Trianto, 2009:96).


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

sebaga berikut:

1. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa penerapan

model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) yang

dilakukan di SMP N 1 SP. Padang adalah baik.

2. Berdasarkan data hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan peneliti

setelah ke lapangan diketahui bahwa rata-rata kempampuan pemecahan

masalah siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

berdasarkan masalah (Problem based learning) mengalami peningkatan

yaitu 23,03 menjadi 80,8.

B. Saran

Bedasarkan kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah diperoleh

pada penelitian ini, maka peneliti memberikan saran yang dapat disampaikan

anatara lain sebagau berikut:

1. Diharapkan kepada pihak sekolah agar pembelajaran dengan mode ini

dapat menjadi alternatif pembelajaran matematika dan dapat

dilaksanakan secara bergantian dengan model pembelajaran yang lain.


2. Guru sebaiknya membuat perencanaan yang matang sehingga

pembelajaran dapat berjalan secara sistematis dan sesuai dengan rencana

dan pemanfaatan waktu yang efektif

3. Dalam diskusi, penghargaan kelompok mPerupakan salah satu cara untuk

memotivasi siswa agar lebih antusias dalam pembelajaran.


Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Jadwal Kegiatan Penelitian

Tahap Tanggal Kegiatan Penelitian


Kegiatan
Perencanaan 2 April 2016 Peneliti menghubungi pihak sekolah yang akan
dijadikan tempat penelitian selanjutnya peneliti
diizinkan untuk melakukan penelitian
3 April 2016 Peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata
pelajaran matematika yaitu Ibu Asyurina dan Ibu
Dina Gusti Hartati, S. Pd
Peneliti melakukan bimbingan dan validasi RPP,
LKS, Pretest, Posttest serta lembar observasi
dengan dosen matematika dan guru mata pelajaran
matematika SMP N 1 SP.Padang
Peneliti menyerahkan surat penelitian kepada pihak
SMP N 1 SP.Padang
Peneliti melakukan validasi kepada siswa kelas IX,
yaitu validasi soal pretest dan posttest masing-
masing sebanyak 6 soal yang divalidasi
Peneliti berkonsultasi dengan guru matematika Ibu
Asyurina dan Ibu Dina Gusti Hartati untuk
menentukan waktu dan kelas yang digunakan pada
saat penelitian
Peneliti melaksanakan pretest pada kelas X2
Peneliti melaksanakan pretest pada kelas X6
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
pertama di kelas eksperimen (X2)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
pertama di kelas kontrol (X6)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
kedua di kelas eksperimen (X2)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
kedua di kelas kontrol (X6)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
ketiga di kelas eksperimen (X2)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
ketiga di kelas kontrol (X6)
Pelaksanaan Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
keempat di kelas eksperimen (X2)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
keempat di kelas kontrol (X6)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
Kelima di kelas eksperimen (X2)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
kelima di kelas kontrol (X6)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
Keenam di kelas eksperimen (X2)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pertemuan
keenam di kelas kontrol (X6)
Peneliti melaksanakan posttest pada kelas X2
Peneliti melaksanakan posttest pada kelas X6
Pelaporan Peneliti melakukan analisis data untuk menguji
hipotesis dan menyimpulkan hasil penelitian.
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MASALAH MATEMATIKA SISWA

Bacalah indikator dibawah ini. Berikan skor stiap aktivitas siswa!


Nama Siswa Indikator Deskriptor Skor
Kemampuan
Pemecahan 1 2 3 4
Masalah

Memahami 1. Siswa mengidentifikasi kecakupan data dengan


Masalah memahami soal.
2. Siswa mengidentifikasi apa yangdiketahui dari soal.
3. Siswa mengidentifikasi apa yang ditanyakan dari soal.
Merencanakan 1. Siswa membuat permisalan sesuai yang diketahui dari
Penyelesaian soal dengan menggunakan variable.
2. Siswa membuat model matematika dari informasi yang
diketahui.
3. Siswa menggunakan rumus yang sesuai.
Menyelesaikan 1. Siswa mensubtitusikan nilai yang diketahui ke dalam
Masalah rumus.
2. Siswa melibatkan manipulasi atau oprasi dari
pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya.
3. Siswa melaksanakan perhitungan sesuai dengan
rencana.
Memeriksa 1. Siswa memeriksa setiap langkah-langkah
Kembali penyelesaian.
2. Siswa mensubtitusikan nilai yang diperoleh kedalam
persamaan awal yang diketahui dari soal.
3. Siswa membuat kesimpulan akhir dari hasil yang
sudah dibuktikan.

Ket : Sangat Baik 4 = Jika deskriptor muncul


Baik 3 = Jika 2 deskriptor muncul
Tidak baik 2 = jika 1 deskriptor muncul
Sangat Tidak Baik 1 = Jika tidak ada deskriptor muncul.

SP. Padang, 2016


Mengetahui,
Observer

( )
Lampiran 8

Hasil Validasi Pakar


tentang Kevalidan dan Kepraktisan Bahan Ajar Berupa LKS

No Aspek Indikator Skor Rata- Ket


1 2 3 rata
1. Isi yang 1. LKS disajikan secara 4 4 4 4 Valid
disajikan sistematis
2. Merupakan materi/ tugas 5 4 5 4,7 Sangat
yang esensial. valid
3. Masalah yang diangkat 3 4 4 3,7 Valid
sesuai dengan tingkat
kognisi siswa
4. Setiap kegiatan yang 4 5 3 4 Valid
disajikan mempunyai
tujuan yang jelas
5. Kegiatan yang disajikan 3 4 5 4 Valid
dapat menimbulkan rasa
ingin tahu siswa.
6. Penyajian LKS dilengkapi 4 4 3 3,7 Valid
dengan gambar dan
ilustrasi.
2. Bahasa 1. Penggunaan bahasa sesuai 5 5 5 5 Sangat
dengan EYD valid
2. Bahasa yang digunakan 4 3 3 3,3 Valid
sesuai dengan tingkat
perkembangan kognisi
siswa.
3. Bahasa yang digunakan 4 4 3 3,7 Valid
komunikatif
4. Kalimat yang digunakan 4 4 4 4 Valid
jelas dan mudah
dimengerti.
5. Kejelasan petunjuk atau 4 4 4 4 Valid
arahan.
Skor rata-rata Kriteria Kevalidan LKS 4 Valid
Hasil Validasi Pakar
tentang Kevalidan dan Kepraktisan Lembar Observasi
No Indikator Deskriptor Skor Rata- ket
Kemampuan Rata
Pemecahan 1 2 3
Masalah
1 Memahami Siswa mengidentifikasi kecakupan data dengan 4 4 4 4 valid
Masalah memahami soal.
Siswa mengidentifikasi apa yangdiketahui dari soal. 4 5 4 4,3 Sangat
valid
Siswa mengidentifikasi apa yang ditanyakan dari soal. 4 4 4 4 valid
2 Merencanak- Siswa membuat permisalan sesuai yang diketahui dari 4 4 4 4 valid
an soal dengan menggunakan variable.
Penyelesaian Siswa membuat model matematika dari informasi yang 3 4 4 3,6 valid
diketahui.
Siswa menggunakan rumus yang sesuai. 4 4 4 4 valid
3 Menyelesaik- Siswa mensubtitusikan nilai yang diketahui ke dalam 4 4 4 4 valid
an Masalah rumus.
Siswa melibatkan manipulasi atau oprasi dari 3 4 4 3,6 valid
pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya.
Siswa melaksanakan perhitungan sesuai dengan 4 4 4 4 valid
rencana.
4 Memeriksa Siswa memeriksa setiap langkah-langkah penyelesaian. 4 4 4 4 valid
Kembali Siswa mensubtitusikan nilai yang diperoleh kedalam 3 4 4 3.6 valid
persamaan awal yang diketahui dari soal.
Siswa membuat kesimpulan akhir dari hasil yang sudah 4 4 5 4,3 Sangat
dibuktikan. valid
Skor rata-rata Kriteria Kevalidan Lembar Observasi 3,9 valid

Hasil Validasi Pakar


tentang Kevalidan dan Kepraktisan Soal Test
No Aspek Indikator Skor Rata- Ket
Rata
1 2 3
1. Isi (content) a. Kesesuaian butir soal dengan tujuan 4 4 4 4 valid
pembelajaran dan indikator pemecahan
masalah.
b. Kejelasan pedoman penskoran yang sesuai 4 5 4 4,3 Sangat
dengan indikator pemecahan masalah. Valid
2. Struktur dan a. Kejelasan pertanyaan dan jawaban yang 4 4 4 4 valid
navigasi diharapkan.
(construct) b. Kejelasan petunjuk cara mengerjakan soal. 5 4 4 4,3 Sangat
Valid
3. Bahasa a. Ketepatan kata Tanya atau perintah. 5 4 4 4,3 Sangat
Valid
b. Kesederhanaan penggunaan bahasa. 5 4 4 4,3 Sangat
Valid
Skor rata-rata Kriteria Kevalidan Soal Test 4.2 Sangat
Valid
Keterangan :
Rr : Rata – rata validitas
1 = Riza Agustiani, M. Pd (Dosen pendidikan matematika)
2 = Asyurina (Guru Matematika SMP N 1 SP. Padang)
3 = Dina Gusti Hartati (Guru Matematika SMP N 1 SP. Padang)

Skor Interval Kriteria


1 0,1 < Rr ≤ 1,0 Tidak valid
2 1,1 < Rr ≤ 2,0 Kurang valid
3 2,1 < Rr ≤ 3,0 Cukup valid
4 3,1 < Rr ≤ 4,0 Valid
5 4,1 < Rr ≤ 5,0 Sangat valid
Lampiran 8
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN REABILITAS PRE-TEST

Nomor soal Y X.Y


Nama Siswa 2
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y Y X1.Y X2.Y X3.Y X4.Y X5.Y X6.Y
Ade Candra 7 5 8 7 5 5 37 1369 259 185 296 259 185 185
Ajeng Aprila 7 6 8 7 5 4 37 1369 259 222 296 259 185 148
Dwi Wahyuni 7 6 7 7 5 5 37 1369 259 222 259 259 185 185
Efriana 6 5 5 5 0 0 21 441 126 105 105 105 0 0
Endrawan 5 6 7 7 5 4 34 1156 170 204 238 238 170 136
Fransisko 7 6 5 7 5 5 35 1225 245 210 175 245 175 175
Gilang 6 6 5 0 0 0 17 289 102 102 85 0 0 0
Intan Violana 6 6 6 6 0 0 24 576 144 144 144 144 0 0
Marisa Tri U 7 6 7 6 5 6 37 1369 259 222 259 222 185 222
Nurul Aisyah 6 6 4 5 4 3 28 784 168 168 112 140 112 84
Pratiwi 6 6 7 5 1 0 25 625 150 150 175 125 25 0
Rado 7 6 5 6 5 6 35 1225 245 210 175 210 175 210
Rafli 6 6 7 4 0 0 23 529 138 138 161 92 0 0
Sandira 6 6 4 0 0 0 16 256 96 96 64 0 0 0
Sintia Aryani 6 5 4 3 0 0 18 324 108 90 72 54 0 0
Soni 6 6 2 2 0 0 16 256 96 96 32 32 0 0
Toni 0 0 4 4 4 6 18 324 0 0 72 72 72 108
Wanda 0 0 4 4 6 6 20 400 0 0 80 80 120 120
Wanda Aprila 2 0 0 4 4 6 16 256 32 0 0 64 64 96
Windi M 4 0 2 2 0 6 14 196 56 0 28 28 0 84
Jumlah 107 93 101 91 54 62 508 14338 2912 2564 2828 2628 1653 1753

UJI VALIDITAS PRE-TEST

∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Dengan menghitung dari rumus diatas sebagai berikut:


( ) ( )( ) ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) + √* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
( ) ( )
√* +* + √* +* +

√* +* + √* +* +
( ) ( )( ) ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) + √* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
( ) ( )
√* +* + √* +* +

√* +* + √* +* +

( ) ( )( ) ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) + √* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
( ) ( )
√* +* + √* +* +

√* +* + √* +* +

Interpretasi db = N - (A. Sudijono, 2009: 181)


= 20 – 2
= 18
Dengan db sebesar 18, diperoleh harga “r” tabel sebagai berikut:
Pada taraf signifikan 5 % : t = 0,441
Jadi hasil perhitungan yang didapat 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berturut-turut
adalah 0,539; 0,507; 0,743; 0,859; 0,698 dan 0,398 serta harga rtabel pada
signifikasi 5% dengan n = 20 adalah 0,441. Harga dalam hal ini 1, 2, 3, 4 dan
5 > sedangkan 6 < . dapat disimpulkan bahwa butir soal tes awal pada
item soal nomer 1, 2, 3, 4, dan 5 pada materi Pythagoras adalah valid sedangkan
butir soal nomer 6 pada tes awal materi Pythagoras adalah tidak valid.

UJI REABILITASI PRE-TEST

Varian analisis butir soal dicari dengan menggunakan rumus sebagai


berikut:
(∑ )

………………….(A. Sudijono, 2009: 2009)
( ) ()
1. 2.

= 4,5275 = 5,5275

() ()
4.

= 4,3475 = 4,7475

() ( )
6.

= 5,71 = 6,99
∑=
= 4,5275 + 5,5275 + 4,3475 + 4,7475 + 5,71 + 6,99
= 31,85

(∑ )
∑ ∑
r11 = ( )( )

( )

r11 = ( ) ( )

r11 = ( ) ( )

r11 = ( ) ( )

r11 = 0,667243

= 71, 74

Harga sebesar 0,667 lebih besar dari dengan jumlah n = 20 untuk


taraf signifikan = 5% atau > sehingga dapat disimpulkan soal tes
awal siswa pada materi Pythagoras adalah reliabel.
Lampiran 9
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN REABILITAS POST-TEST

Nomor Soal Y X. Y
2
Nama Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y Y X1Y X2Y X3Y X4Y X5Y X6Y
Agensa 7 6 7 6 7 4 37 1369 259 222 259 222 259 148
Ajeng F. 6 2 7 8 5 4 32 1024 192 64 224 256 160 128
Alda Mayanti 7 6 7 7 5 2 34 1156 238 204 238 238 170 68
Bela Sapira 7 6 7 6 0 7 33 1089 231 198 231 198 0 231
Dedek Rizal 4 4 4 0 0 0 12 144 48 48 48 0 0 0
Edo Aditya P 6 6 7 5 4 3 31 961 186 186 217 155 124 93
Fernando 2 4 4 4 2 4 20 400 40 80 80 80 40 80
Fitri Nadila 7 6 8 8 8 6 43 1849 301 258 344 344 344 258
Fransiska N 2 4 4 4 4 0 18 324 36 72 72 72 72 0
Helsi F. 2 4 4 2 5 0 17 289 34 68 68 34 85 0
Indah 7 5 7 5 5 3 32 1024 224 160 224 160 160 96
M. khalilur 8 6 7 7 7 0 35 1225 280 210 245 245 245 0
Nadila 7 6 4 6 6 2 31 961 217 186 124 186 186 62
Ratna Dewi 7 5 7 7 3 2 31 961 217 155 217 217 93 62
Rohaji 7 6 8 6 6 0 33 1089 231 198 264 198 198 0
Safna 6 4 4 0 0 0 14 196 84 56 56 0 0 0
Tarisa 7 6 7 6 8 2 36 1296 252 216 252 216 288 72
Teppi 7 6 5 8 4 2 32 1024 224 192 160 256 128 64
Usliadi 6 4 4 0 0 5 19 361 114 76 76 0 0 95
Yola Arista 7 6 6 5 4 3 31 961 217 186 186 155 124 93
Jumlah 119 102 118 100 83 49 571 17703 3625 3035 3585 3232 2676 1550

UJI VALIDITAS POST-TEST

∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Dengan menghitung dari rumus diatas sebagai berikut:


( ) ( )( ) ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) + √* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
( ) ( )
√* +* + √* +* +

√* +* + √* +* +
( ) ( )( ) ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) + √* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
( ) ( )
√* +* + √* +* +

√* +* + √* +* +

( ) ( )( ) ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) + √* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
( ) ( )
√* +* + √* +* +

√* +* + √* +* +

Interpretasi db = N - (A. Sudijono, 2009: 181)


= 20 – 2
= 18

Dengan db sebesar 18, diperoleh harga “r” tabel sebagai berikut:


Pada taraf signifikan 5 % : t = 0,441
Jadi hasil perhitungan yang didapat 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berturut-turut
adalah 0,743; 0,646; 0,853; 0,883; 0,716 dan 0,438 serta harga rtabel pada
signifikasi 5% dengan n = 20 adalah 0,441. Harga dalam hal ini 1, 2, 3, 4
dan 5 > sedangkan 6 < . Dapat disimpulkan bahwa butir soal tes akhir
pada item soal nomer 1, 2, 3, 4, dan 5 pada materi Pythagoras adalah adalah valid
sedangkan butir soal nomer 6 pada tes akhir pada materi Pythagoras adalah tidak
valid.

UJI REABILITASI POST-TEST

Varian analisis butir soal dicari dengan menggunakan rumus sebagai


berikut:
(∑ )

………………….(A. Sudijono, 2009: 2009)
( ) ( )
1. 2.

= 3,3475 = 1,29

() ()
4.

= 2,29 = 6,5

() ()
6.
= 6,52 = 4,24

∑=
= 3,3475 + 1,29 + 2,29 + 6,5 + 6,52 + 4,24
= 23,91

(∑ )
∑ ∑
r11 = ( )( )

( )

r11 = ( ) ( )

r11 = ( ) ( )

r11 = ( ) ( )

r11 = 0,790348

= 70,04

Harga sebesar 0,790 lebih besar dari dengan jumlah n = 20 untuk


taraf signifikan = 5% atau > sehingga dapat disimpulkan soal tes
akhir siswa pada materi Pythagoras adalah reliabel.
Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. PADANG


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 2

Standar Kompetensi
3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi
segitiga siku-siku.
Indikator
3.1.1 Siswa dapat menemukan teorema Pythagoras

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menemukan
teorema Pythagoras.

B. Materi Ajar
Teorema pythagoras adalah rumus yang berhubungan dengan segitiga
siku-siku. Teorema Pythagoras menyatakan bahwa: jumlah luas bujur sangkar
pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di
hipotenusa.
A E D

H
F

B G C B G
BG 2 = GF 2 - BF 2
BF 2 = FG 2 - BG 2
GF 2 = BF 2 + BG 2

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan kelompok.
Model pembelajaran : pembelajaran berdasarkan masalah (PBL).

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran

Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit


pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru menceritakan tentang pembuatan siku pada
rumah sebagai apersepsi.
e. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes formatif
awal secara individual.
Kegiatan inti Fase 1 : mengorientasikan peserta didik pada 50 menit
masalah
a. Guru mengajak siswa memperhatikan media kertas
berpetak.
b. Guru mengajak siswa membuat segitiga yang terdiri
dari 3 satuan, 4 satuan dan 5 satuan.
c. Guru mengajak siswa membuktikan bahwa bagun
tersebut adalah segitiga siku-siku.

Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar
a. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Guru membagikan lembar kerja siswa.
c. Guru mengorientasikan siswa pada masalah dan
menetapkan sub topik yang spesifik dengan tugas-
tugas penyelidikan.
d. Siswa melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok
untuk menjawab pertanyaan dari guru.
e. Guru memonitor dan mengevaluasi masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja kelompok.

Fase 3 : membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
a. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dengan
kelompoknya.
b. Guru mempersilahkan siswa membuat segitiga siku-
siku pada kertas berpetak.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan hipotesisnya.
d. Guru mengawasi setiap kelompok untuk memberikan
arahan jika siswa mengalami kesulitan.
e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengrahkan kepada pemecahan masalah.

Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil


karya
a. Siswa membuat kesimpulan masing-masing
mengenai materi yang dipelajari
b. Siswa mempersentasikan dan menyajikan hasil
karyanya.

Fase 5 : menganalisa dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
a. Siswa mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajarannya.
b. Siswa memperbaki kesalahan atau kekurangan dalam
proses pembelajaran
c. Siswa menyimpulkan materi pembeajaran dengan
kata-katanya sendiri
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 15 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII
SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasio
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator soal Kunci Skor Indikator
Pembelajaran kemampuan
pemecahan masalah
1. Menemukan Seorang anak menaikan Diketahui: 2 Memahami masalah
teorema laying-layang dengan benang Panjang benang 250 meter.
Pythagoras yang panjangnya 250 meter. Jarak anak dari titik bawah laying-layang 70 meter.
Jarak anak dengan titik yang Ditanyakan : ketinggian laying-layang dari anak?
tepat berada di bawah laying- Jawab:
layang adalah 70 meter.
Hitunglah ketinggian laying- 2 Merencanakan
layang tersebut kemudian masalah
simpulkan jawabanmu.

BC =
BC = 2 Melakukan
BC = perhitungan.
BC =
BC = 240 meter

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar 2 Memeriksa kembali


maka: BC = 240 meter dan AB = 70 meter kedalam
persamaan :
AC =
AC =

125
AC =
AC =
AC = 250 Meter
Jadi, ketinggian layang-layang tersebut adalah 240 m

2 Menemukan Seorang anak akan Diketahui : 2 Memahami masalah


teorema mengambil sebuah layang- Lebar kali adalah 5 m
Pythagoras layang yang tersangkut di Tinggi tembok 12 m
atas sebuah tembok yang Ditanyakan :
berbatasan langsung dengan Panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga
sebuah kali. Anak tersebut bertemu dengan bagian atas tembok.
ingin menggunakan sebuah Jawab :
tangga untuk mengambil 2 Merencanakan
laying-layang tersebut masalah
dengan cara meletakkan kaki
tangga di pinggir kali. Jika
lebar kali tersebut 5 meter
dan tinggi tembok 12 meter, XZ = 2 Melakukan
hitunglah panjang tangga perhitungan.
minimal yang diperlukan XZ =
agar ujung tangga bertemu XZ =
dengan bagian atas tembok. XZ =
XZ = 13 m
2 Memeriksa kembali
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar
maka: XZ = 13 meter dan XY = 5 meter kedalam persamaan :
YZ =
YZ=
YZ =
YZ =

126
YZ = 12 Meter
Jadi, panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung
tangga bertemu dengan bagian atas tembok adalah 13 m
3. Dua buah tiang Diketahui :
berdampingan berjarak 24 m. Tinggi tiang 1 = 22 m 2 Memahami masalah
jika tinggi tiang masing- Tinggi tiang 2 = 12 m
masing adalah 22 m dan 12 Jarak antar tiang 24 m
m, hitunglah panjang kawat Ditanyakan :
penghubung antara ujung Panjang kawat penghubung antara ujung tiang tersebut.
tiang tersebut. Jawab : 2
Merencanakan
masalah

AD = CE – AB 2
AD = 22 m – 12 m
AD = 10 cm
2
AE =
Melakukan
AE = perhitungan.
AE = √
AE =
AE = 26 meter
Memeriksa kembali
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar
maka: AE = 26 meter dan AD = 24 meter kedalam
persamaan:

127
DE =
YZ =
YZ =
YZ =
YZ = 10 Meter

Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama


dengan tiang kedua adalah 26 m.
Skor Maksimal 24
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke 2
solusi yang benar
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1

128
penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2
hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2
SP. Padang, 15 April 2016
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

ASYURINA YUSNIAR WULANDARI


NIP : 196705092007012002 NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

129
NIP : 19720602199802100
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 3

Standar Kompetensi
3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi
segitiga siku-siku.
Indikator
3.1.2 Siswa dapat menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain
diketahui.

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menghitung
panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui.

B. Materi Ajar
Panjang sisi suatu segitiga siku-siku jika dua sisi telah diketahui
panjangnya maka sisi yang ketiga dapat dicari dengan menggunakan teorema
Pythagoras.
Rumus Pythagoras :
C. Pembelajaran
Metode Pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan kelompok.
Model pembelajaran : pembelajaran berdasarkan masalah (PBL).

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran

Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit


pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru mengingatkan kembali kepadaa siswa tentang
teorema Pythagoras.
e. Guru memberikan tes formatif awal kepada siswa.
Kegiatan inti Fase 1 : mengorientasikan peserta didik pada masalah 50 menit
a. Guru memberikan kartu pada setiap kelompok.
b. Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
c. Guru mengamati dan segera memberi solusi terhadap
situasi yang dihadapi siswa.

Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar
a. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Guru membagikan lembar kerja siswa.
c. Guru mengorientasikan siswa pada masalah dan
menetapkan sub topik yang spesifik dengan tugas-
tugas penyelidikan.
d. Siswa melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok
untuk menjawab pertanyaan dari guru.
e. Guru memonitor dan mengevaluasi masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja kelompok.

Fase 3 : membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
a. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dengan
teman kelompokknya
b. Guru mempersilahkan siswa membuat segitiga siku-
siku pada kertas berpetak.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan hipotesisnya.
d. Guru mengawasi setiap kelompok untuk memberikan
arahan jika siswa mengalami kesulitan dan jika siswa
menemukan segitiga yang bukan siku-siku.
e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengrahkan kepada pemecahan masalah.
Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Siswa membuat kesimpulan masing-masing
mengenai materi yang dipelajari
b. Siswa mempersentasikan dan menyajikan hasil
karyanya.

Fase 5 : menganalisa dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
a. Siswa mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajarannya.
b. Siswa memperbaki kesalahan atau kekurangan dalam
proses pembelajaran
c. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan
kata-katanya sendiri
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 10 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII
SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Alat
Kertas berpetak dan LKS.
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator Soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. Menghitung Seorang anak akan Diketahui : 2 Memahami masalah
panjang sisi mengambil sebuah Lebar kali adalah 10 m
segitiga siku- layang-layang yang Tinggi tembok 24 m
siku jika dua tersangkut di atas sebuah Ditanyakan :
tembok yang berbatasan Panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga
sisi lain
langsung dengan sebuah bertemu dengan bagian atas tembok.
diketahui.
kali. Anak tersebut ingin Jawab :
menggunakan sebuah z
tangga untuk mengambil 2 Merencanakan
laying-layang tersebut x y masalah
dengan cara meletakkan
kaki tangga di pinggir XZ =
kali. Jika lebar kali XZ =
tersebut 10 meter dan 2 Melakukan
XZ = perhitungan.
tinggi tembok 24 meter,
hitunglah panjang tangga XZ =
minimal yang diperlukan XZ = 26 m
agar ujung tangga
bertemu dengan bagian Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar
atas tembok. maka: XZ = 13 meter dan XY = 5 meter di subtitusikan 2 Memeriksa kembali
kedalam persamaan :
YZ =
YZ=

133
YZ =
YZ =
YZ = 24 Meter

Jadi, panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung


tangga bertemu dengan bagian atas tembok adalah 26 m
Skor Maksimal 8
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke solusi 2
yang benar
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1
penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2
hasi benar

134
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2

SP. Padang, 16 April 2016


Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

ASYURINA YUSNIAR WULANDARI


NIP : 196705092007012002 NIM : 12221116

Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

135
NIP : 19720602199802100
Lampiran 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 4

Standar Kompetensi
3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi
segitiga siku-siku dengan sudut istimewa.
Indikator
3.1.3 Siswa dapat menerapkan teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku
dengan sudut istimewa.

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menerapkan
teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa.

B. Materi Ajar
Segitiga ABC siku-siku di B dengan panjang sisi
AC 6√2 cm. Jika < BAC = 450 tentukan panjang
sisi AB dan BC!

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan kelompok.
Model pembelajaran : pembelajaran berdasarkan masalah (PBL).
D. Langkah – Langkah Pembelajaran
Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran

Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit


pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru mengingatkan kembali pythagoras pada sudut
istimewa.
e. Guru memberikan tes formatif kepada siswa.
Kegiatan inti Fase 1 : mengorientasikan peserta didik pada 50 menit
masalah
a. Guru membagikan soal-soal kepada siswa

Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar
a. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Guru membagikan lembar kerja siswa.
c. Siswa melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok
untuk menjawab pertanyaan.
d. Guru memonitor dan mengevaluasi masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja kelompok.

Fase 3 : membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
a. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dengan
anggota kelompokknya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan hipotesisnya.
c. Guru mengawasi setiap kelompok untuk memberikan
arahan jika siswa mengalami kesulitan.
d. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengrahkan kepada pemecahan masalah.

Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil


karya
a. Siswa membuat kesimpulan masing-masing mengenai
materi yang dipelajari.
b. Siswa mempersentasikan dan menyajikan hasil
karyanya.

Fase 5 : menganalisa dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
a. Siswa mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajarannya.
b. Siswa memperbaki kesalahan atau kekurangan dalam
proses pembelajaran
c. Siswa menyimpulkan materi pembeajaran dengan
kata-katanya sendiri
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada 15 menit
penutup siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat perkembangan
belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII
SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Alat
kertas berpetak dan LKS
F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator Soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. Siswa dapat Segitiga ABC siku-siku di Diketahui : 2 Memahami masalah
menghitung B. Sudut A = 300 dan Panjang AC = 6 cm
perbandingan panjang AC = 6 cm. Sudut A = 300
sisi-sisi Hitunglah panjang sisi Ditanyakan :
segitiga siku- BC! Panjang sisi BC
Jawab : C
siku istimewa
(salah satu 2 Merencanakan
sudutya 300, A B masalah
450, 600)
< A = 300
< B = 900
< C = 600 2 Melakukan
perhitungan.
Sin A =

Sin 30 =
2 Memeriksa kembali
BC = 6 x Sin 300
BC =6x

139
BC = 3 cm
Untuk membuktikan apakah hasil yang di peroleh benar
dapat pula menggunakan < C = 600
Cos 60 =

Cos 60 =

BC = 6 x Cos 600
BC =6x
BC = 3 cm

Jadi panjang sisi BC adalah 3cm


Skor Maksimal 8
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke solusi 2
yang benar

140
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1
penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2
hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2
SP. Padang, 30 April 2016

Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

ASYURINA YUSNIAR WULANDARI


NIP : 196705092007012002 NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

141
NIP : 19720602199802100
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke :5

Standar Kompetensi
4. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi
segitiga siku-siku.
Indikator
3.1.4 Siswa dapat menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku
istimewa (salah satu sudutya 300, 450, 600)

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menghitung
perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutya 300,
450, 600).
B. Materi Ajar
Dalam setiap segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 300, panjang
sisi di hadapan sudut 300 adalah ⁄ hipotenusa (sisi miring).

Perbandingan antara panjang sisi miring, sisi dihadapan 300 dan sisi
dihadapan 600 adalah 2 : 1 : √3

Jika segitiga ABC adalah segitiga siku-siku sama kaki, sehingga AB = AC


dan < ABC = < ACB = 450
C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan kelompok.
Model pembelajaran : pembelajaran berdasarkan masalah (PBL).

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran

Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit


pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru mengingatkan kembali rumus pythagoras.
e. Guru memberikan tes formatif awal kepada siswa
Kegiatan inti Fase 1 : mengorientasikan peserta didik pada masalah 50 menit
a. Guru mengajak siswa memperhatikan media kertas
berpetak yang telah di beri sudut.
b. Mengajak siswa menentukan besar sudutnya

Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar
a. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Guru membagikan lembar kerja siswa.
c. Guru mengorientasikan siswa pada masalah dan
menetapkan sub topik yang spesifik dengan tugas-
tugas penyelidikan.
d. Siswa melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok
untuk menjawab pertanyaan.
e. Guru memonitor dan mengevaluasi masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja kelompok.

Fase 3 : membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
a. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dengan
anggota kelompokknya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan hipotesisnya.
c. Guru mengawasi setiap kelompok untuk memberikan
arahan jika siswa mengalami kesulitan.
d. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengrahkan kepada pemecahan masalah.

Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil karya


a. Siswa membuat kesimpulan masing-masing mengenai
materi yang dipelajari
b. Siswa mempersentasikan dan menyajikan hasil
karyanya.
Fase 5 : menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
a. Siswa mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajarannya.
b. Siswa memperbaki kesalahan atau kekurangan dalam
proses pembelajaran
c. Siswa menyimpulkan materi pembeajaran dengan
kata-katanya sendiri
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada 15 menit
penutup siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat perkembangan
belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator Soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. menerapkan Perhatikan gambar segitiga Diketahui :
teorema ABC berikut ini! Panjang AC = 12 cm 2 Memahami masalah
Pythagoras Sudut C = 300
pada segitiga
siku-siku Ditanyakan :
dengan sudut Panjang sisi AB
istimewa.. 2 Merencanakan
Jawab :
Perbandingan AB : BC : AC = 1 : 2 : masalah
Tentukanlah panjang AB!
=

AB = x AC
2 Melakukan
perhitungan.
AB = x 12 cm

AB = cm

Untuk membuktikan apakah hasil yang di peroleh 2 Memeriksa kembali


benar dapat pula menggunakan < C = 300

145
Sin 30 =
Sin 30 =

AB = 12 x Sin 300

AB = 12 x

AB =6 cm

Jadi panjang sisi AB adalah 6 cm


Skor Maksimal 8
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke 2
solusi yang benar
Tidak ada penyelesaian 0

146
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1
penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2
hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2
SP. Padang, 29 April 2016
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

ASYURINA YUSNIAR WULANDARI


NIP : 196705092007012002 NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

147
NIP : 19720602199802100
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 6

Standar Kompetensi
3 Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras.
Indikator
3.2.1 Siswa dapat menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku
istimewa.

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menghitung
perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa.

B. Materi Ajar
C Perbandingan antara panjang sisi miring, sisi
dihadapan 300, dan sisi dihadapan 300 adalah 2 :
1 : √3
Atau
BC : AC : AB = 2 : 1 : √3
A √3 B
C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan kelompok.
Model pembelajaran : pembelajaran berdasarkan masalah (PBL).

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran

Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit


pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru menyampaikan apersepsi.
e. Guru memberikan tes formatif awal kepada siswa.
Kegiatan inti Fase 1 : mengorientasikan peserta didik pada 50 menit
masalah
a. Guru membagikan lembar kerja ke pada siswa

Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar
a. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Guru mengorientasikan siswa pada masalah dan
menetapkan sub topik yang spesifik dengan tugas-
tugas penyelidikan.
c. Siswa melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok
untuk menjawab pertanyaan.
d. Guru memonitor dan mengevaluasi masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja kelompok.

Fase 3 : membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
a. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dengan
anggota kelompoknya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan hipotesisnya.
c. Guru mengawasi setiap kelompok untuk
memberikan arahan jika siswa mengalami kesulitan.
d. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mengrahkan kepada pemecahan masalah.

Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil


karya
a. Siswa membuat kesimpulan masing-masing
mengenai materi yang dipelajari
b. Siswa mempersentasikan dan menyajikan hasil
karyanya.

Fase 5 : menganalisa dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
a. Siswa mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajarannya.
b. Siswa memperbaki kesalahan atau kekurangan
dalam proses pembelajaran
c. Siswa menyimpulkan materi pembeajaran dengan
kata-katanya sendiri
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 10 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa.
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas
VIII SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Alat
kertas berpetak dan LKS.
151

F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator Soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. Menghitung Perhatikan gambar persegi Diketahui :
perbandingan ABCD di bawah ini. Panjang diagonal AC = 10 cm 2 Memahami masalah
sisi-sisi < BAC = 450
segitiga siku-
Ditanyakan :
siku istimewa
Panjang sisi AB

Jawab : 2 Merencanakan
Perbandingan AB : AC = 1: masalah
Tentukan panjang AB !
=

AB = x AC 2 Melakukan
perhitungan.
AB = x 10 cm

AB = cm

Untuk membuktikan apakah hasil yang di peroleh 2 Memeriksa kembali


benar dapat pula menggunakan < A = 450

151
152

Cos 45 =

Cos 45 =

AB = 10 x Cos 450

AB = 10 x

AB = 5 cm

Jadi panjang sisi AB adalah 5 cm


Skor Maksimal 8
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke 2

152
solusi yang benar
Tidak ada penyelesaian 0
153

Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1


penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2
hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2
SP. Padang, 7 Mei 2016
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

ASYURINA YUSNIAR WULANDARI


NIP : 196705092007012002 NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

153
NIP : 19720602199802100
154
Lampiran 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 7

Standar Kompetensi
3 Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.3 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras.
Indikator
3.3.1 Siswa dapat menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal
persegi panjang, persegi, belah ketupat, dsb.

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menemukan
teorema Pythagoras.

B. Materi Ajar

Pada kubus ABCD. EFGH rusuk EB merupakan salah satu diagonal sisi
pada kubus dan rusuk HB merupakan salah satu diagonal rungnya. Jika
panjang sisi kubus ABCD. EFGH adalah a satuan panjang maka kita dapat
menentukan panjang rusuk EB dan HB.
155

A a B

EB2 = AB2 + AE2


= a2 + a2
= 2 a2
=2

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : diskusi, tanya jawab dan kelompok.
Model pembelajaran : pembelajaran berdasarkan masalah (PBL).

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran

Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit


pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru melakukan apersepsi.
e. Guru memberikan tes formatif awal kepada siswa.
Kegiatan inti Fase 1 : mengorientasikan peserta didik pada 50 menit
masalah
a. Guru membagikan lembar kerja siswa.

Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar
a. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Guru mengorientasikan siswa pada masalah dan
menetapkan sub topik yang spesifik dengan tugas-
tugas penyelidikan.
c. Siswa melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok
untuk menjawab pertanyaan dari
d. Guru memonitor dan mengevaluasi masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja kelompok.

Fase 3 : membimbing penyelidikan individu dan


kelompok
156

a. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dengan


anggota kelompoknya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan hipotesisnya.
c. Guru mengawasi setiap kelompok untuk
memberikan arahan jika siswa mengalami kesulitan.
d. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mengrahkan kepada pemecahan masalah.

Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil


karya
a. Siswa membuat kesimpulan masing-masing
mengenai materi yang dipelajari.
b. Siswa mempersentasikan dan menyajikan hasil
karyanya.

Fase 5 : menganalisa dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah
a. Siswa mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajarannya.
b. Siswa memperbaki kesalahan atau kekurangan
dalam proses pembelajaran
c. Siswa menyimpulkan materi pembeajaran dengan
kata-katanya sendiri
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 15 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa.
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII
SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Alat
kertas berpetak dan LKS.
157

F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator Soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. Menghitung Ukuran layar monitor Diketahui :
panjang komputer biasanya diukur Diagonal monitor = 19 inch 2 Memahami masalah
diagonal pada berdasarkan panjang Tinggi monitor = 11,5 inch
bangun datar, diagonalnya. Sebuah monitor Ditanyakan :
misal persegi 19 inch berarti mempunyai Lebar monitor ?
panjang, panjang diagonal 19 inch. Jika
persegi, belah tinggi layar monitor 11,5 inch, Jawab :
ketupat, dsb. berapakah lebarnya. XZ = 2 Merencanakan
masalah
XZ = √
XZ = 2 Melakukan
XZ = √ perhitungan.
XZ = 15,1 Inch

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh 2 Memeriksa kembali


benar maka: XZ = 15,1 meter dan XY = 19 meter di
subtitusikan kedalam persamaan :
YZ =
YZ= √
YZ =
YZ =

157
YZ = 11,5 inch
158

Jadi, lebar monitor tersebut adalah 15, 1 inch.


2. Menghitung Diketahui :
panjang Panjang AB adalah 4 cm 2 Memahami masalah
diagonal pada Panjang AD adalah 3 cm
bangun datar, Panjang BF adalah 12 cm
misal persegi Ditanyakan :
panjang, Panjang BF?
persegi, belah Jawab :
ketupat, dsb. Menentukan panjang BD
BD = 2 Merencanakan
= masalah
Tentukan nilai d pada
=
gambar di atas!
=
= 5 cm

Menentukan panjang d = DF
DF = 2 Melakukan
= perhitungan.
=
=
= 13 cm

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh 2 Memeriksa kembali


benar maka: DF = 13 cm dan BF = 12 meter di
subtitusikan kedalam persamaan :
DB =
=

158
=
=
159

YZ = 5 cm

Jadi,panjang d pada bangun tersebut adalah 13 cm.


3. Menghitung Pada bangun datar Diketahui :
panjang trapesium sama kaki ABCD panjang AD = 20 cm
diagonal pada diketahui panjang AD = 20 panjang CD = 20 cm 2 Memahami masalah
bangun datar, cm, CD = 20 cm dan AB = panjangAB = 44 cm
misal persegi 44 cm. tentukan panjang Ditanya:
panjang,
DE! Panjang DE?
persegi, belah
ketupat, dsb. Jawab:

2 Merencanakan
masalah

Karena trapesium sama kaki maka AD = BC, AE


= BF, dan EF = CD.

Menentukan panjang AE:


AE = AB – EF – BF
AE = 44 cm – 20 cm – AE
2 x AE = 24 cm
AE = 12 cm

DE =
DE =

159
DE = 2 Melakukan
perhitungan.
160

DE =
DE =

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh


benar maka: DE = 16 meter dan AD = 20 meter di
2 Memeriksa kembali
subtitusikan kedalam persamaan :
AE =
AE=
AE =
AE =
AE= 12 cm

Jadi, panjang DE adalah 16 cm.


Skor Maksimal 24
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke solusi 2
yang benar

160
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1
161

penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2


hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2
SP. Padang, 13 Mei 2016

Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

ASYURINA YUSNIAR WULANDARI


NIP : 196705092007012002 NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

161
NIP : 19720602199802100
162

Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. PADANG


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 2

Standar Kompetensi
3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi
segitiga siku-siku.
Indikator
3.1.1 Siswa dapat menemukan teorema Pythagoras

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menemukan
teorema Pythagoras.

B. Materi Ajar
Teorema pythagoras adalah rumus yang berhubungan dengan segitiga
siku-siku. Teorema Pythagoras menyatakan bahwa: jumlah luas bujur sangkar
pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di
hipotenusa.
163

A E D

H
F

B G C B G
BG 2 = GF 2 - BF 2
BF 2 = FG 2 - BG 2
GF 2 = BF 2 + BG 2

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya jawab
Model pembelajaran : konvensional

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran

Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit


pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru menceritakan tentang pembuatan siku pada
rumah sebagai apersepsi.
e. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes formatif
awal secara individual.
Kegiatan inti Eksplorasi 50 menit
a. Guru menjelaskan cara menemukan teorema
pythagoras.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait cara
menemukan teorema Pythagoras.
c. Dengan Tanya jawab guru bersama siswa membahas
contoh-contoh Pythagoras.
d. Guru mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik .

Elaborasi
a. Guru mempasilitasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran
164

b. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal

Konfirmasi
a. guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan kepada siswa.
b. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
c. Guru memberkan motivasi kepada siswa yang
kurang atau belum berpartisifasi aktif.
d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada
siswa.
Kegiatan e. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 15 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
f. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa
g. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
h. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII
SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Alat
Ubin pada lantai, kertas berpetak, LKS.
165

F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator Soal Kunci Skor Indikator
Pembelajaran kemampuan
pemecahan masalah
1. Menemukan Seorang anak menaikan Diketahui: 2 Memahami masalah
teorema laying-layang dengan benang Panjang benang 250 meter.
Pythagoras yang panjangnya 250 meter. Jarak anak dari titik bawah laying-layang 70 meter.
Jarak anak dengan titik yang Ditanyakan : ketinggian laying-layang dari anak?
tepat berada di bawah laying- Jawab:
layang adalah 70 meter.
Hitunglah ketinggian laying- 2 Merencanakan
layang tersebut kemudian masalah
simpulkan jawabanmu.

BC =
BC = 2 Melakukan
BC = perhitungan.
BC =
BC = 240 meter

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar 2 Memeriksa kembali


maka: BC = 240 meter dan AB = 70 meter kedalam
persamaan :
AC =

165
AC =
AC =
166

AC =
AC = 250 Meter

Jadi, ketinggian layang-layang tersebut adalah 240 m


2 Menemukan Seorang anak akan Diketahui : 2 Memahami masalah
teorema mengambil sebuah layang- Lebar kali adalah 5 m
Pythagoras layang yang tersangkut di Tinggi tembok 12 m
atas sebuah tembok yang Ditanyakan :
berbatasan langsung dengan Panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga
sebuah kali. Anak tersebut bertemu dengan bagian atas tembok.
ingin menggunakan sebuah Jawab :
tangga untuk mengambil 2 Merencanakan
laying-layang tersebut masalah
dengan cara meletakkan kaki
tangga di pinggir kali. Jika
lebar kali tersebut 5 meter
dan tinggi tembok 12 meter, 2 Melakukan
XZ =
hitunglah panjang tangga perhitungan.
minimal yang diperlukan XZ =
agar ujung tangga bertemu XZ =
dengan bagian atas tembok. XZ =
XZ = 13 m
2 Memeriksa kembali
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar
maka: XZ = 13 meter dan XY = 5 meter kedalam persamaan :
YZ =
YZ=
YZ =

166
YZ =
YZ = 12 Meter
167

Jadi, panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung


tangga bertemu dengan bagian atas tembok adalah 13 m
3. Dua buah tiang Diketahui :
berdampingan berjarak 24 m. Tinggi tiang 1 = 22 m 2 Memahami masalah
jika tinggi tiang masing- Tinggi tiang 2 = 12 m
masing adalah 22 m dan 12 Jarak antar tiang 24 m
m, hitunglah panjang kawat Ditanyakan :
penghubung antara ujung Panjang kawat penghubung antara ujung tiang tersebut.
tiang tersebut. Jawab : 2
Merencanakan
masalah

AD = CE – AB 2 Melakukan
AD = 22 m – 12 m perhitungan
AD = 10 cm
2 Memeriksa kembali
AE =
AE =
AE = √
AE =
AE = 26 meter

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar


maka: AE = 26 meter dan AD = 24 meter kedalam

167
persamaan:
DE =
168

YZ =
YZ =
YZ =
YZ = 10 Meter

Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama


dengan tiang kedua adalah 26 m.
Skor Maksimal 24
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke solusi 2
yang benar
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1

168
penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2
169

hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2
SP. Padang, 15 April 2016
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

DINA GUSTI HARTATI, S. Pd YUSNIAR WULANDARI


NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

169
NIP : 19720602199802100
170

Lampiran 17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 3

Standar Kompetensi
4. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi
segitiga siku-siku.
Indikator
3.1.2 Siswa dapat menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi
lain diketahui.
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menghitung
panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui.
B. Materi Ajar
Panjang sisi suatu segitiga siku-siku jika dua sisi telah diketahui
panjangnya maka sisi yang ketiga dapat dicari dengan menggunakan teorema
Pythagoras.
Rumus Pythagoras :

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab .
Model pembelajaran : Konvensional
171

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru mengingatkan kembali kepadaa siswa tentang
teorema Pythagoras.
e. Guru memberikan tes formatif awal kepada siswa.
Kegiatan inti Eksplorasi 50 menit
a. Guru menjelaskan cara menemukan sisi lain jika dua
sisi segitiga siku-siku diketahui.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait cara
menemukan teorema Pythagoras.
c. Dengan Tanya jawab guru bersama siswa membahas
contoh-contoh Pythagoras.
d. Guru mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik .

Elaborasi
a. Guru mempasilitasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran
b. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal.
Konfirmasi
a. guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
kepada siswa.
b. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
c. Guru memberkan motivasi kepada siswa yang kurang
atau belum berpartisifasi aktif.
d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 15 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII
SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Alat
kertas berpetak dan LKS.
172

F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. Menghitung Seorang anak akan Diketahui : 2 Memahami masalah
panjang sisi mengambil sebuah Lebar kali adalah 10 m
segitiga siku- layang-layang yang Tinggi tembok 24 m
siku jika dua tersangkut di atas sebuah Ditanyakan :
tembok yang berbatasan Panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga
sisi lain
langsung dengan sebuah bertemu dengan bagian atas tembok.
diketahui. Jawab :
kali. Anak tersebut ingin
menggunakan sebuah z
tangga untuk mengambil 2 Merencanakan
laying-layang tersebut x y masalah
dengan cara meletakkan
kaki tangga di pinggir XZ =
kali. Jika lebar kali XZ =
tersebut 10 meter dan 2 Melakukan
XZ =
tinggi tembok 24 meter, perhitungan.
hitunglah panjang tangga XZ =
minimal yang diperlukan XZ = 26 m
agar ujung tangga
bertemu dengan bagian Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar
atas tembok. maka: XZ = 13 meter dan XY = 5 meter di subtitusikan 2 Memeriksa kembali
kedalam persamaan :
YZ =

172
YZ=
YZ =
173

YZ =
YZ = 24 Meter

Jadi, panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung


tangga bertemu dengan bagian atas tembok adalah 26 m
Skor Maksimal 8
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke solusi 2
yang benar
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1
penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2

173
hasi benar
174

Tidak ada pemeriksaan jawaban 0


Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2

SP. Padang, 16 April 2016


Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

DINA GUSTI HARTATI, S. Pd YUSNIAR WULANDARI


NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

174
NIP : 19720602199802100
175

Lampiran 18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 4

Standar Kompetensi
4. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
4.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi
segitiga siku-siku dengan sudut istimewa.
Indikator
3.1.3 Siswa dapat menerapkan teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku
dengan sudut istimewa.

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menerapkan
teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa.

B. Materi Ajar
Segitiga ABC siku-siku di B dengan panjang sisi
AC 6√2 cm. Jika < BAC = 450 tentukan panjang
sisi AB dan BC!

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab.
Model pembelajaran : Konvensional.
176

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru mengingatkan kembali pythagoras pada sudut
istimewa.
e. Guru memberikan tes formatif kepada siswa.
Kegiatan inti Eksplorasi 50 menit
a. Guru menjelaskan cara menerapkan teorema
Pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut
istimewa.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait cara
menemukan teorema Pythagoras.
c. Dengan Tanya jawab guru bersama siswa membahas
contoh-contoh Pythagoras.
d. Guru mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik .

Elaborasi
a. Guru mempasilitasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran
b. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal

Konfirmasi
a. guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan kepada siswa.
b. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
c. Guru memberkan motivasi kepada siswa yang
kurang atau belum berpartisifasi aktif.
d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada
siswa.
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 15 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII
SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
177

F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. Siswa dapat Segitiga ABC siku-siku di Diketahui : 2 Memahami masalah
menghitung B. Sudut A = 300 dan Panjang AC = 6 cm
perbandingan panjang AC = 6 cm. Sudut A = 300
sisi-sisi Hitunglah panjang sisi Ditanyakan :
segitiga siku- BC! Panjang sisi BC
Jawab : C
siku istimewa
(salah satu 2 Merencanakan
sudutya 300, A B masalah
450, 600)
< A = 300
< B = 900
< C = 600 2 Melakukan
perhitungan.
Sin A =

Sin 30 =
2 Memeriksa kembali
BC = 6 x Sin 300
BC =6x

177
BC = 3 cm
178

Untuk membuktikan apakah hasil yang di peroleh benar


dapat pula menggunakan < C = 600
Cos 60 =

Cos 60 =

BC = 6 x Cos 600
BC =6x
BC = 3 cm

Jadi panjang sisi BC adalah 3cm


Skor Maksimal 8
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke solusi 2
yang benar

178
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1
179

penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2


hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2

SP. Padang, 30 April 2016


Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

DINA GUSTI HARTATI, S. Pd YUSNIAR WULANDARI


NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

179
NIP : 19720602199802100
180
Lampiran 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke :5

Standar Kompetensi
5. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi
segitiga siku-siku.
Indikator
3.1.5 Siswa dapat menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku
istimewa (salah satu sudutya 300, 450, 600)

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menghitung
perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutya 300,
450, 600).

B. Materi Ajar
Dalam setiap segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 300, panjang
sisi di hadapan sudut 300 adalah ⁄ hipotenusa (sisi miring).

Perbandingan antara panjang sisi miring, sisi dihadapan 300 dan sisi
dihadapan 600 adalah 2 : 1 : √3

Jika segitiga ABC adalah segitiga siku-siku sama kaki, sehingga AB = AC


dan < ABC = < ACB = 450
181

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab.
Model pembelajaran : Konvensional

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru mengingatkan kembali rumus pythagoras.
e. Guru memberikan tes formatif awal kepada siswa
Kegiatan inti Eksplorasi 50 menit
a. Guru menjelaskan cara menghitung perbandingan
sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu
sudutya 300, 450, 600)
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait cara
menemukan teorema Pythagoras.
c. Dengan Tanya jawab guru bersama siswa membahas
contoh-contoh Pythagoras.
d. Guru mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik .

Elaborasi
a. Guru mempasilitasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran
b. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal

Konfirmasi
a. guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
kepada siswa.
b. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
c. Guru memberkan motivasi kepada siswa yang kurang
atau belum berpartisifasi aktif.
d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
Kegiatan e. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada 15 menit
penutup siswa tentang konsep yang belum dipahami.
f. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa
g. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
h. Guru memberikan tugas untuk melihat perkembangan
belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII SMP.
Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
182

F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. menerapkan Perhatikan gambar segitiga Diketahui :
teorema ABC berikut ini! Panjang AC = 12 cm 2 Memahami masalah
Pythagoras Sudut C = 300
pada segitiga
siku-siku Ditanyakan :
dengan sudut Panjang sisi AB
istimewa.. 2 Merencanakan
Jawab :
Perbandingan AB : BC : AC = 1 : 2 : masalah
Tentukanlah panjang AB!
=

AB = x AC
2 Melakukan
perhitungan.
AB = x 12 cm

AB = cm

Untuk membuktikan apakah hasil yang di peroleh 2 Memeriksa kembali


benar dapat pula menggunakan < C = 300

182
Sin 30 =
183

Sin 30 =

AB = 12 x Sin 300

AB = 12 x

AB =6 cm

Jadi panjang sisi AB adalah 6 cm


Skor Maksimal 8
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke 2
solusi yang benar
Tidak ada penyelesaian 0

183
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1
184

penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2


hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2

SP. Padang, 29 April 2016


Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

DINA GUSTI HARTATI, S. Pd YUSNIAR WULANDARI


NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

184
KAMRAN, S. Pd
NIP : 19720602199802100
185

Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP N 1 SP. Padang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 6

Standar Kompetensi
4 Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras.
Indikator
3.2.1 Siswa dapat menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku
istimewa.

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menghitung
perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa.

B. Materi Ajar
C Perbandingan antara panjang sisi miring, sisi
dihadapan 300, dan sisi dihadapan 300 adalah 2
: 1 : √3
Atau
BC : AC : AB = 2 : 1 : √3
A √3 B
186

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab.
Model pembelajaran : Konvensional.

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru menyampaikan apersepsi.
e. Guru memberikan tes formatif awal kepada siswa.
Kegiatan inti Eksplorasi 50 menit
a. Guru menjelaskan cara menghitung perbandingan
sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait cara
menemukan teorema Pythagoras.
c. Dengan Tanya jawab guru bersama siswa membahas
contoh-contoh Pythagoras.
d. Guru mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik .

Elaborasi
a. Guru mempasilitasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran
b. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal

Konfirmasi
a. guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
kepada siswa.
b. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
c. Guru memberkan motivasi kepada siswa yang
kurang atau belum berpartisifasi aktif.
d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada
siswa.
Kegiatan e. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 10 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
f. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa.
g. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran.
h. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


1. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas
VIII SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
187

F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. Menghitung Perhatikan gambar persegi Diketahui :
perbandingan ABCD di bawah ini. Panjang diagonal AC = 10 cm 2 Memahami masalah
sisi-sisi < BAC = 450
segitiga siku-
Ditanyakan :
siku istimewa
Panjang sisi AB

Jawab : 2 Merencanakan
Perbandingan AB : AC = 1: masalah
Tentukan panjang AB !
=

AB = x AC 2 Melakukan
perhitungan.
AB = x 10 cm

AB = cm

Untuk membuktikan apakah hasil yang di peroleh 2 Memeriksa kembali


benar dapat pula menggunakan < A = 450

187
188

Cos 45 =

Cos 45 =

AB = 10 x Cos 450

AB = 10 x

AB = 5 cm

Jadi panjang sisi AB adalah 5 cm


Skor Maksimal 8
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke 2

188
solusi yang benar
Tidak ada penyelesaian 0
189

Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1


penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2
hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2
SP. Padang, 7 Mei 2016
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

DINA GUSTI HARTATI, S. Pd YUSNIAR WULANDARI


NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd

189
NIP : 19720602199802100
190

Lampiran 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas : VIII. 2
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 7

Standar Kompetensi
4 Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
3.3 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras.
Indikator
3.3.1 Siswa dapat menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal
persegi panjang, persegi, belah ketupat, dsb.

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menemukan
teorema Pythagoras.

B. Materi Ajar

Pada kubus ABCD. EFGH rusuk EB merupakan salah satu diagonal sisi
pada kubus dan rusuk HB merupakan salah satu diagonal rungnya. Jika
panjang sisi kubus ABCD. EFGH adalah a satuan panjang maka kita dapat
menentukan panjang rusuk EB dan HB.
191

E
a

A a B
EB2 = AB2 + AE2
= a2 + a2
= 2 a2
=2

C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab.
Model pembelajaran : Konvensional.

D. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu
pembelajaran
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 15 menit
pendahuluan b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru melakukan apersepsi.
e. Guru memberikan tes formatif awal kepada siswa.
Kegiatan inti Eksplorasi 50 menit
a. Guru menjelaskan cara menghitung panjang diagonal
pada bangun datar, misal persegi panjang, persegi,
belah ketupat, dsb.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait cara
menemukan teorema Pythagoras.
c. Dengan Tanya jawab guru bersama siswa membahas
contoh-contoh Pythagoras.
d. Guru mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik .

Elaborasi
a. Guru mempasilitasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran
b. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal

Konfirmasi
a. guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
kepada siswa.
b. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
c. Guru memberkan motivasi kepada siswa yang
192

kurang atau belum berpartisifasi aktif.


d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada
siswa.
Kegiatan a. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya 15 menit
penutup kepada siswa tentang konsep yang belum dipahami.
b. Guru memberikan tes formatif akhir kepada siswa.
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran.
d. Guru memberikan tugas untuk melihat
perkembangan belajar mereka.

E. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


Sumber
1. Sugijono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga.
2. Nunik Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika Untuk SMP Kelas VIII
SMP. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Alat
kertas berpetak dan LKS
193

F. Penilaian
Teknik : Tertulis
Bentuk instrumen : Essay
No Indikator soal Kunci Skor Indikator kemampuan
Pembelajaran pemecahan masalah
1. Menghitung Ukuran layar monitor Diketahui :
panjang komputer biasanya diukur Diagonal monitor = 19 inch 2 Memahami masalah
diagonal pada berdasarkan panjang Tinggi monitor = 11,5 inch
bangun datar, diagonalnya. Sebuah monitor Ditanyakan :
misal persegi 19 inch berarti mempunyai Lebar monitor ?
panjang, panjang diagonal 19 inch. Jika
persegi, belah tinggi layar monitor 11,5 inch, Jawab :
ketupat, dsb. berapakah lebarnya. XZ = 2 Merencanakan
masalah
XZ = √
XZ = 2 Melakukan
XZ = √ perhitungan.
XZ = 15,1 Inch

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh 2 Memeriksa kembali


benar maka: XZ = 15,1 meter dan XY = 19 meter di
subtitusikan kedalam persamaan :
YZ =
YZ= √
YZ =
YZ =

193
YZ = 11,5 inch
194

Jadi, lebar monitor tersebut adalah 15, 1 inch.


2. Menghitung Diketahui :
panjang Panjang AB adalah 4 cm 2 Memahami masalah
diagonal pada Panjang AD adalah 3 cm
bangun datar, Panjang BF adalah 12 cm
misal persegi Ditanyakan :
panjang, Panjang BF?
persegi, belah Jawab :
ketupat, dsb. Menentukan panjang BD
BD = 2 Merencanakan
= masalah
Tentukan nilai d pada
=
gambar di atas!
=
= 5 cm

Menentukan panjang d = DF
DF = 2 Melakukan
= perhitungan.
=
=
= 13 cm

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh 2 Memeriksa kembali


benar maka: DF = 13 cm dan BF = 12 meter di
subtitusikan kedalam persamaan :
DB =
=

194
=
=
195

YZ = 5 cm

Jadi,panjang d pada bangun tersebut adalah 13 cm.


3. Menghitung Pada bangun datar Diketahui :
panjang trapesium sama kaki ABCD panjang AD = 20 cm
diagonal pada diketahui panjang AD = 20 panjang CD = 20 cm 2 Memahami masalah
bangun datar, cm, CD = 20 cm dan AB = panjangAB = 44 cm
misal persegi 44 cm. tentukan panjang Ditanya:
panjang,
DE! Panjang DE?
persegi, belah
ketupat, dsb. Jawab:

2 Merencanakan
masalah

Karena trapesium sama kaki maka AD = BC, AE


= BF, dan EF = CD.

Menentukan panjang AE:


AE = AB – EF – BF
AE = 44 cm – 20 cm – AE
2 x AE = 24 cm
AE = 12 cm

DE =
DE =

195
DE = 2 Melakukan
perhitungan.
196

DE =
DE =

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh


benar maka: DE = 16 meter dan AD = 20 meter di
2 Memeriksa kembali
subtitusikan kedalam persamaan :
AE =
AE=
AE =
AE =
AE= 12 cm

Jadi, panjang DE adalah 16 cm.


Skor Maksimal 24
Nilai Perolehan Siswa = ( JPS/JSM) x 100 ….

Rubrik Penskoran
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Memahami masalah Tidak memahami soal / tidak ada jawaban 0
Memahami sebagian masalah/ salah 1
menginterpretasikan masalah
Memahami soal dengan baik 2
Tidak ada rencana penyelesaian 0
Merencanakan Sebagian perencanaan sudah benar 1
penyelesaian Perencanaan lengkap, benar dan mengarah ke solusi 2
yang benar

196
Tidak ada penyelesaian 0
Melaksanakan Ada penyelesaian tetap prosedur tidak jelas 1
197

penyelesaian Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan 2


hasi benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0
Memeriksa kembali Pemeriksaan hanya pada jawaban 1
Pemeriksaan pada proses dan jawaban 2
SP. Padang, 13 Mei 2016
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti

ASYURINA YUSNIAR WULANDARI


NIP : 196705092007012002 NIM : 12221116
Mengetahui
Kepala SMP N 1 SP. Padang

KAMRAN, S. Pd
NIP : 19720602199802100

197
198

Lampiran 22
LEMBAR KERJA SISWA 2

Ilustrasi
Budi menapakkan kaki di tanah sebanyak 3 tapak ke timur kemudian 4 tapak ke
utara dan membentuk sudut 900 (tapak kaki tersebut selalu menempel antara tumit
dan ujung kaki ). Ia berencana kembali ketempat semula dengan membentuk garis
lurus, namun sebelum berjalan ia memikirkan berapa jumlah tapak sampai di
tempat semula.

Kegiatan I
Jika perjalanan Budi digambar pada
kertas berpetak dengan memisalkan satu
kotak mewakili satu tapak kaki Budi.
Maka dengan mudah digambar seperti
gambar disamping.
Perhatikan gambar disamping! Tuliskan
satuan panjang
sisi a = ...... kotak.
sisi b = ...... kotak.
sisi c = .......kotak.
Jadi Budi memerlukan ........ tapak kaki untuk kembali ke tempat semula.

Kegiatan II
Perhatikan gambar di samping!
Hitunglah,
luas persegi a2 = 3 × 3 = 9
luas persegi b2 = .... × .... = 16
luas persegi c2 = .... × .... = .....
maka, a2 + b2 = c2
Jika persegi a2 dan b2 digabung maka
jumlahnya sama dengan c2
199

Jika segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku maka berlaku teorema pythagoras
dalam bentuk

rumus a2 + b2 = c2 . sisi yang membetuk sudut siku-siku disebut sisi siku-siku


sedangkan sisi yang paling panjang adalah sisi miring disebut hepotenuesa.

Kegiatan III

Dengan menggunakan kertas berpetak ekplorasi kegiatan I dan II. Jika Budi
menapakkan kakinya di tanah sebanyak 8 tapak ke timur, kemudian 6 tapak ke
utara yang membentuk sudut 900 dan hitung berapa jumlah tapak kaki Budi jika ia
kembali ke tempat semula dengan membentuk garis lurus.

Kegiatan IV

Nyatakan dalam bentuk rumus!

Z2 = .....

X2 = .....

AB2= ......

AC2= ......
200

Lampiran 23
LEMBAR KERJA SISWA 3

1. Lengkapilah tabel segitiga ABC berikut dengan AC adalah hipotenusanya!


No AB BC AC
1 3 4 ....
2 6 .... 10
3 .... 24 25
4 14 .... 50
5 9 12 ....

2.

Markus seorang mahasiswa harus berjalan dari asramanya di wisma nusantara


menuju gedung Bhayangkara untuk mengikuti kelas matematika. Biasanya
dia berjalan 500 meter ke timur dan 600 meter ke utara. Namun hari ini dia
terlambat bangun. Dia memutuskan untuk mengambil jalan pintas melalui
padang rumput. Berapakah panjang jalan pintas yang ia tempuh?
201

Lampiran 24
LEMBAR KERJA SISWA 4

1. Perhatikan gambar segitiga berikut!

Tentukan panjang segitiga AB!

2. Perhatikan gambar segitiga ABC berikut ini!

Jika panjang AC 12√3 cm dan sudut C sebesar 30°, tentukan panjang AB


dan panjang BC!
202

Lampiran 25
LEMBAR KERJA SISWA 5

Segitiga siku-siku dengan sudut 300 dan 600

C
600 ∆ 𝑋𝑋𝑋 sama sisi dengan sisi 2a
satuan, maka besar sudutnya masing-
2a 2a masing 600, dimana CM garis tinggi,
garis berat, sekaligus garis bagi
sudut.
600 600
A B
M
2a

∆ 𝑋𝑋𝑋 siku-siku di M
C
Maka:
300 𝑋𝑋
2a

600 a
A M

AM : AC = =
AM :CM = =
CM : AC = =

Segitiga siku-siku dengan sudut 450

C Segitiga ABC siku-siku sama kaki dimana


AB = AC = a satuan panjang.

a ∆ 𝑋𝑋𝑋 siku-siku di A

Maka
A B
a 𝑋𝑋

AB : AC = =
AB : BC = =
AC : BC = =
203

Lampiran 26
LEMBAR KERJA SISWA 6

1. Segitiga ACB diatas merupakan segitiga sama sisi , dan apabila di potong
menjadi dua menghasilkan dua segitiga siku – siku yaitu ∆ ADC , Siku –
siku di D dan ∆ BDC , siku – siku di D juga . dan di hasilkan juga ∠CAD =
∠CBD =60° , ∠ACD = ∠BCD = 30° , ∠ADC = ∠BDC = 90° . Serta
diketahui panjang AC = 2x. Tentukan panjang AD dan CD kemudian
bandingkan sudut istimewa tersebut.
204

Lampiran 27
LEMBAR KERJA SISWA 7

1. Dodi memiliki sebuah aquarium


berbentuk kubus yang cukup besar di
rumahnya, aquarium itu berisi berbagai
jenis ikan dengan beragam bentuk dan
ukuran. Jika panjang aquarium tersebut 8
cm dan lebar 6 cm serta panjang diagonal
ruangngya 5 cm. hitunglah tinggi
aquarium tersebut ?

2. Dodi memiliki sebuah aquarium berbentuk kubus yang cukup besar di


rumahnya, aquarium itu berisi berbagai jenis ikan dengan beragam bentuk
dan ukuran. Jika panjang sisi aquarium adalah 30 cm. Hitunglah panjang
diagonal sisi ruangnya.
205

Lampiran 28
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 2

1. Diketahui:
Sisi a = 8 kotak
Sisi b = 6 kotak
Sisi c = 10 kotak
Ditanya:
Jumlah telapak kaki Budi jika ia kembali ketempat semula?
Jawab:
a2 = 8 x 8 = 64
b2 = 6 x 6 = 36
c2 = 10 x 10 = 100
maka a2 + b2 = c2
Jadi Budi memerlukan 10 tapak kaki untuk kembali ketempat semula.

2. Diketahui :

Ditanya :
1) Z2 = ..... 3) AB2 = .....
2) X2= ..... 4) AC2= ......
Jawab :
1) Z2 = X2 + Y2
2) X2 = Z2 - Y2
3) AB2 = AC2 - BC2
4) AC2 = AB2 + BC2
206

Lampiran 29

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 3

1. Lengkapilah tabel segitiga ABC berikut dengan AC adalah hipotenusanya!


1) Diketahui : 2) Diketahui :
AB = 3 AB = 6
BC = 4 AC = 10
Ditanya : Ditanya :
AC = ……? BC = …….?
Jawab : Jawab :

AC = BC =
= =
= =
= =
=5 =8

Bukti : Bukti :

AB = AB =
= =
= =
= =
=3 =6

Jadi, AC adalah 5. Jadi, BC adalah 8.

3) Diketahui : 4) Diketahui :
AC = 25 AB = 14
BC = 24 AC = 50
Ditanya : Ditanya :
AB = ……? BC = …….?
Jawab : Jawab :

AB = BC =
= =
= =
= =
=7 = 48
207

Bukti : Bukti :

BC = AB =
= =
= =
= =
= 24 = 14

Jadi, AB adalah 7. Jadi, BC adalah 48.

5) Diketahui :
AB = 9
BC = 12
Ditanya :
AC = ……?
Jawab :

AC =
=
=
=
= 15

Bukti :

AB =
=
=
=
=9

Jadi, AC adalah 15.

2. Diketahui :
BC = Perjalanan melalui timur = 500 m.
AB = Peralanan melalui utara = 600 m.
Ditanya:
AC = Perjalanan melalui jalan pintas ?
Jawab :

AC =
208

= √( ) ( )
=
=

Bukti :

AB =

=√
=
=
= 600

Jadi, AC adalah .
209

Lampiran 30
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 4

1. Diketahui:
AC = 20 cm
< A = < B = 450
Ditanya :
AB = ……….?
Jawab :
Cos 45 =

Cos 45 =

= 20 ( )

= 10 cm

Jadi AB adalah 10 cm.

2. Diketahui :
AC = 12 cm
< C = 300
Ditanya :
1) AB = ………?
2) BC = ……….?
Jawab:
1) Sin 30 = 2) Cos 30 =

Sin 30 = Cos 30 =

= ( ) BC = ( )

=6 cm = 18 cm

Jadi AB adalah 6 cm. Jadi BC adalah 18 cm.


210

Lampiran 31
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 5
1. Diketahui :
AC = 2a < A = 600
AM = a < C = 300
Ditanya :
1) AM : AC =
2) AM : CM =
3) CM : AC =
Jawab :
CM =
= √( ) ( )
=
=
=
1) AM : AC = a : 2a = 1 : 2

2) AM : CM = a : = 1 :

3) CM : AC = a : 2a = : 2
2. Diketahui :
AB = a
AC = a
Ditanya :
1) AB : AC =
2) AB : BC =
3) AC : BC =
Jawab :

BC =
= √( ) ( )
=
=
=
1) AB : AC = a : a = 1: 1

2) AB : BC = a : = 1:

3) AC : BC = a : = 1:
211

Lampiran 32
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 6

1. Diketahui :
AC = CB = AB = 2x cm.
< A = < B = < C = 600
Ditanya :
a. Panjang AD dan CD ?
b. Bandingkan sudut istimewa tersebut?
Jawab :
Cos 600 = CD =

Cos 600 = = √( ) ( )

AD = 2x ( ) =

=x =

=x
Jadi panjang AD = x dan CD = x .
AD : AC = x : 2x = 1 : 2
AD : CD = x : x =1:

AC : CD = 2x : x = 2 :
212

Lampiran 33
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 7

1. Diketahui :
Panjang 8 cm
Lebar 6 cm
Panjang diagonal ruangnya 5 cm
Ditanya:
Tinggi aquarium ?
Jawab :
D2 = p2 + l2 + t2
(5 )2 = 82 + 62 + t2
125 = 642 + 362 + t2
125 = 100 + t2
t2 = 125 – 100

t =
t = 5 cm
Jadi tinggi balok tersebut 5 cm.

2. Diketahui:
Panjang sisi 30 cm
Ditanya :
Panjang diagonal sisi ruang?
Jawab:

EB =

=
213

= cm

BH =

= √( )

= cm

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka: BH=


cm dan EB = cm kedalam persamaan : EH

= √( ) (

=
= 30 cm

Jadi panjang diagonal sisi ruangnya adalah ( ) cm


214

Lampiran 34

Soal pre-test

Mata Pelajaran : Matematika


Sekolah : SMP N 1 SP. Padang
Nama :
Kelas :
Petunjuk
1. Isilah idenditas anda ke dalam lembar jawaban yang tersedia
2. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar dan jelas.
3. Kerjakan secara individual atau perseorangan.
4. jika mengalami kesulitan dalam menjawab soal maka tanyakan kepada guru.

KERJAKAN SOAL- SOAL DIBAWAH INI DENGAN BAIK DAN BENAR !

1. Seorang tukang kayu akan menebang pohon pinus. Dia memanjat pohon
tersebut dan memasang tali yang nantinya akan ditarik oleh teman-temannya
di bawah agar pohon tersebut jatuh sesuai arah yang diinginkan. Jika panjang
tali 26 meter dan jarak orang-orang yang menarik tali ke pohon 10 meter.
Tentukan tinggi pohon tersebut.

2. R

P 4 cm S 9 cm Q
Jika diketahui panjang RS adalah 6 cm. Hitunglah panjang QR !

3. Pada persegi panjang ABCD, diketahui AB = 30 cm dan ∠ , hitunglah


: panjang BC.
215

4. Perhatikan gambar dibawah ini :

Segitiga ABC di atas merupakan segitiga siku – siku sama sisi , dengan sudut
siku – siku di B dan ∠CAB= ∠ BCA = 45° dan panjang BC = 2x . Dengan
demikan , panjang BC = AB , dan BC = 2x . Lalu berapakah panjang AC ?

5. Dodi memiliki sebuah aquarium berbentuk kubus yang cukup besar di


rumahnya, aquarium itu berisi berbagai jenis ikan dengan beragam bentuk
dan ukuran. Jika panjang sisi aquarium adalah 30 cm. Hitunglah panjang
diagonal sisi ruangnya.
216

Lampiran 35

Soal POST-TEST

Mata Pelajaran : Matematika


Sekolah : SMP N 1 SP. Padang
Nama :
Kelas :
Petunjuk
1. Isilah idenditas anda ke dalam lembar jawaban yang tersedia
2. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar dan jelas.
3. Kerjakan secara individual atau perseorangan.
4. jika mengalami kesulitan dalam menjawab soal maka tanyakan kepada guru.

KERJAKAN SOAL- SOAL DIBAWAH INI DENGAN BAIK DAN BENAR !

1. Seorang tukang kayu akan menebang pohon kelapa. Dia memanjat pohon
tersebut dan memasang tali yang nantinya akan ditarik oleh teman-temannya
di bawah agar pohon tersebut jatuh sesuai arah yang diinginkan. Jika panjang
tali 15 meter dan jarak orang-orang yang menarik tali ke pohon 9 meter.
Tentukan tinggi pohon tersebut!

2. Perhatikan gambar di bawah ini!


M

K N L
Pada gambar diatas KL ┴ MN, KM = LM , panjang KM = 13 dan KL = 10.
Hitunglah panjang MN!

3. Pada persegi panjang ABCD, dengan panjang di diagonal AC = 10 cm dan


∠ , hitunglah panjang BC!
217

4. Perhatikan gambar dibawah ini :

Jika panjang sisi miring segitiga ABC adalah 80 cm dan panjang BC adalah
x. Tentukan pajang x!

5. Ina memiliki kaleng coklat yang berbentuk kubus, kaleng tersebut berisi
berbagai jenis coklat. Jika panjang sisi kaleng coklat adalah 45 cm. hitunglah
panjang diagonal sisi ruangnya.
218

Kunci Jawaban Pre-test


No Soal Kunci Skor Indikator kemampuan

Lampiran 36
pemecahan masalah
1. Seorang tukang kayu akan Diketahui: 2 Memahami masalah
menebang pohon pinus. Dia Panjang tali 26 meter.
memanjat pohon tersebut dan Jarak orang dari pohon 10 meter.
memasang tali yang nantinya Ditanyakan : Tinggi pohon?
akan ditarik oleh teman- Jawab:
temannya di bawah agar 2 Merencanakan masalah
pohon tersebut jatuh sesuai AC =
arah yang diinginkan. Jika 2 Melakukan perhitungan.
panjang tali 26 meter dan =
jarak orang-orang yang =
menarik tali ke pohon 10 =
meter. Tentukan tinggi pohon = 24 meter
tersebut. Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:
BC = 24 meter dan AB = 10 meter kedalam persamaan : 2 Memeriksa kembali
BC =
=
=
=
= 26 Meter
Jadi, ketinggian layang-layang tersebut adalah 24 m
2. R Diketahui: 2 Memahami masalah
PS = 4 cm RS = 6 cm
SQ = 9 cm
Ditanya:
Panjang QR ?
P 4 cm S 9 cm Q
Jawab:
Jika diketahui panjang RS QR = √ 2 Merencanakan masalah

218
adalah 6 cm. Hitunglah =
2 Melakukan perhitungan.
panjang QR ! =
219

= cm
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:
2 Memeriksa kembali
QR = cm dan RS= 6 cm kedalam persamaan :
SQ = √

=√
=
=
= 9 cm
Jadi panjang QR adalah cm
3. Pada persegi panjang ABCD, Diketahui: 2 Memahami masalah
diketahui AB = 30 cm dan AB = 30 cm
∠ , hitunglah : ∠ Ditanya
panjang BC. : panjang BC
? jawab :
tan 30 = 2 Merencanakan masalah

tan 30 = 2 Melakukan perhitungan.


BC = 30 ( tan 300)
= 30 ( )
= 10 cm

sin 30 =

sin 30 =

AC =

219
= 20 cm
220

Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:


cm dan AC =20 cm kedalam persamaan : AB 2 Memeriksa kembali
=

= √( ) ( )
=
=
= 30 cm
4. Diketahui : 2 Memahami masalah
∠CAB= ∠BCA = 45°
BC = AB = 2x
Ditanya:
Panjang AC ?
Segitiga ABC di atas
Jawab? 2 Merencanakan masalah
merupakan segitiga siku –
siku sama sisi , dengan sudut AC =
2 Melakukan perhitungan.
siku – siku di B dan ∠CAB= = √( ) ( )
∠BCA = 45° panjang BC = =
AB , dan BC = 2x . Lalu
=
berapakah panjang AC ?
= cm
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:
AC = cm dan AB = 2x cm kedalam persamaan : 2 Memeriksa kembali
BC =
= √( ) ( )
=
=
= 2x cm
5. Dodi memiliki sebuah Diketahui: 2 Memahami masalah
aquarium berbentuk kubus Panjang sisi 30 cm

220
yang cukup besar di Ditanya :
rumahnya, aquarium itu berisi Panjang diagonal sisi ruang?
221

berbagai jenis ikan dengan Jawab:


beragam bentuk dan ukuran.
Jika panjang sisi aquarium
adalah 30 cm. Hitunglah
panjang diagonal sisi
ruangnya. 2 Merencanakan masalah
EB =
=
=
=
=
= cm

BH = 2 Melakukan perhitungan.

= √( )
=
=
=
= cm
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:
BH= cm dan EB = cm kedalam persamaan : 2 Memeriksa kembali
EH =

= √( ) (
=
=
= 30 cm

221
Jadi panjang diagonal sisi ruangnya adalah ( ) cm
222

Kunci Jawaban Post-test


No soal Kunci Skor Indikator kemampuan pemecahan masalah

Lampiran 37
1. Seorang tukang kayu akan Diketahui: 2 Memahami masalah
menebang pohon kelapa. Dia Panjang tali 15 meter.
memanjat pohon tersebut dan Jarak orang dari pohon 9 meter.
memasang tali yang nantinya Ditanyakan : Tinggi pohon?
akan ditarik oleh teman- Jawab:
temannya di bawah agar AC = 2 Merencanakan masalah
pohon tersebut jatuh sesuai
= Melakukan perhitungan.
arah yang diinginkan. Jika 2
panjang tali 15 meter dan =
jarak orang-orang yang =
menarik tali ke pohon 9 meter. = 12 meter
Tentukan tinggi pohon Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:
tersebut. AC = 12 meter dan AB = 9 meter kedalam persamaan :
2 Memeriksa kembali
BC =
=
=
=
= 15 Meter
Jadi, tinggi pohon tersebut adalah 15 m
2. Perhatikan gambar di bawah Diketahui: 2 Memahami masalah
ini! KM = LM = 13 cm
M KL = 10 cm
Ditanya:
Panjang MN ?
Jawab:
MN = 2 Merencanakan masalah

K N L = 2 Melakukan perhitungan.

222
=
Pada gambar diatas KL ┴ MN, =
KM = LM , panjang KM = 13 = 12 cm 2 Memeriksa kembali
223

dan KL = 10. Hitunglah Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:
panjang MN! MN = 12 cm dan KN = 5 cm kedalam persamaan :
KM =
=
=
=
= 13 cm
Jadi panjang MN adalah cm
3. Pada persegi panjang ABCD, Diketahui: 2 Memahami masalah
dengan panjang di diagonal AC = 10 cm
AC = 10 cm dan ∠ ∠ Ditanya
, hitunglah panjang BC! : panjang BC
? jawab :
Cos 30 = 2 Merencanakan masalah

Cos 30 = 2 Melakukan perhitungan.


AB = 10 ( Cos 300)
= 10 ( )
= 5 cm

sin 30 =

sin 30 =

BC = 10 ( Sin 300)
= 10 ( )
= 5 cm
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:

223
cm dan AB = 5 cm kedalam persamaan :
2 Memeriksa kembali
224

AC =
= √( ) ( )
=
=
= 10 cm
Jadi panjang BC adalah 5 cm.
4. Perhatikan gambar dibawah Diketahui : 2 Memahami masalah
ini : ∠CAB= ∠BCA = 45°
BC = AB = x
Ditanya:
Panjang x ?
Jawab? 2 Merencanakan masalah
AB2 + AC2 = BC2
Jika panjang sisi miring + = 2 Melakukan perhitungan.
segitiga ABC adalah 80 cm = 6400
dan panjang BC adalah x.
=
Tentukan pajang x! = 3200
=
= 40 2 Memeriksa kembali
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:
AC = 80 cm dan AB = 40 cm kedalam persamaan :
BC =
=√()
=
=
= cm

224
Jadi panjang x adalah cm.
225

5. Ina memiliki kaleng coklat Diketahui: 2 Memahami masalah


yang berbentuk kubus, kaleng Panjang sisi 45 cm
tersebut berisi berbagai jenis Ditanya :
coklat. Jika panjang sisi Panjang diagonal sisi ruang?
kaleng coklat adalah 45 cm. Jawab:
hitunglah panjang diagonal
sisi ruangnya.

2 Merencanakan masalah
EB =
=
=
=
=
= cm
BH =
2 Melakukan perhitungan.
= √( )
=
=
=
= cm
Untuk membuktikan apakah jawaban yang diperoleh benar maka:
BH= cm dan EB = cm kedalam persamaan :
2 Memeriksa kembali
EH =

= √( ) ( √ )
=

225
=
= 45 cm
Jadi panjang diagonal sisi ruangnya adalah ( ) cm
226

Lampiran 38

Jawaban Siswa Pretest


227
228

Lampiran 39
Jawaban Siswa Post-test
229
230
231
232

Lampiran 40
ANALISIS PRETEST KELAS EKSPERIMEN

Nomor Soal
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai KKM KET
8 8 8 8 8
1 ALDO 2 3 1 2 1 9 23 75 TT
2 DESPI 2 3 1 2 1 9 23 75 TT
3 EGO 0 6 3 2 0 11 28 75 TT
4 ELITA 4 3 1 1 0 9 23 75 TT
5 FITRIANA 3 3 1 2 1 10 25 75 TT
6 HAINU 0 6 3 2 5 16 40 75 TT
7 HARDIAL 3 2 3 3 6 17 43 75 TT
8 HERU 2 0 1 2 1 6 15 75 TT
9 INDRI 0 6 3 3 2 14 35 75 TT
10 IRMANSA 2 3 1 2 1 9 23 75 TT
11 LALA 2 3 3 3 2 13 33 75 TT
12 LENI 1 6 3 2 2 14 35 75 TT
13 LESI 0 4 3 3 0 10 25 75 TT
14 LIA 4 2 2 2 7 17 43 75 TT
15 M. NASIRI 2 3 3 3 2 13 33 75 TT
16 M. RANGGA 0 3 1 2 2 8 20 75 TT
17 M.REZA 0 3 2 2 1 8 20 75 TT
18 M.RIZKY 1 3 1 1 0 6 15 75 TT
19 MERLIN 2 3 3 3 2 13 33 75 TT
20 MIFTHA 0 3 1 2 0 6 15 75 TT
21 ORIZA 2 2 2 2 2 10 25 75 TT
22 PURI 2 3 3 3 2 13 33 75 TT
23 RAHMA 0 8 3 2 0 13 33 75 TT
24 REKA 1 3 1 2 1 8 20 75 TT
25 RENALDI 0 2 1 2 0 5 13 75 TT
26 RENIA 2 2 2 2 4 12 30 75 TT
27 RHAMA 4 8 3 3 1 19 48 75 TT
28 RONAL 0 7 1 2 3 13 33 75 TT
29 SILVIA 3 7 3 3 8 24 60 75 TT
30 SINSEK 0 8 3 2 4 17 43 75 TT
31 SONIA 2 2 1 1 1 7 18 75 TT
32 TIARA K 2 6 3 3 4 18 45 75 TT
33 TIARA Z 4 1 2 2 6 15 38 75 TT
JUMLAH 52 127 68 73 72 392 989
Skor Maksimal 264 264 264 264 264
Rata - Rata 1.58 3.85 2.06 2.21 2.18 11.88 29.97
% Persoal 19.70 48.11 25.76 27.65 27.27
% Rata - Rata 29.6969697
233

Lampiran 41
ANALISIS PRETEST KELAS KONTROL

Nomor Soal
Nama
No 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai KKM KET
Siswa
8 8 8 8 8
1 ADE 0 3 1 2 1 7 18 75 TT
2 AFRI 2 3 1 2 1 9 23 75 TT
3 ALDO 0 3 1 1 0 5 13 75 TT
4 ALI 0 2 1 0 0 3 8 75 TT
5 ALPRI 0 2 1 1 0 4 10 75 TT
6 AMELIA 0 2 1 2 0 5 13 75 TT
7 ANGGA 2 5 1 2 1 11 28 75 TT
8 ANGGI 2 3 2 2 1 10 25 75 TT
9 ANISAH 0 3 2 2 2 9 23 75 TT
10 ATINA 2 3 3 1 2 11 28 75 TT
11 BHIKO 4 3 1 4 1 13 33 75 TT
12 CANTIKA 2 2 2 0 2 8 20 75 TT
13 DEVI O 4 2 2 3 1 12 30 75 TT
14 DEVI P 0 3 1 1 1 6 15 75 TT
15 DHEA 2 2 2 0 2 8 20 75 TT
16 FELICIA 0 2 1 2 0 5 13 75 TT
17 FIKRI 4 2 3 3 2 14 35 75 TT
18 JUNIALITA 4 3 2 0 1 10 25 75 TT
19 LEVINA 0 3 1 2 1 7 18 75 TT
20 MARINI 2 2 2 1 1 8 20 75 TT
21 MITA 2 1 2 2 2 9 23 75 TT
22 MUTIARA 2 3 2 1 1 9 23 75 TT
23 FRENGKI 4 3 2 2 1 12 30 75 TT
24 PUJA 0 3 2 2 2 9 23 75 TT
25 RANDI 0 3 1 2 1 7 18 75 TT
26 RENTI 2 5 1 4 1 13 33 75 TT
27 REVI 2 3 3 3 2 13 33 75 TT
28 RIRIN 2 5 1 0 1 9 23 75 TT
29 TESI 2 0 2 2 0 6 15 75 TT
30 WENDI 0 2 1 2 3 8 20 75 TT
31 WILLI 2 1 2 2 8 15 38 75 TT
32 YOSEPH 0 5 2 2 6 15 38 75 TT
33 YUDA 2 1 3 2 2 10 25 75 TT
JUMLAH 50 88 55 57 50 300 760
Skor Maksimal 264 264 264 264 264
Rata - Rata 1.52 2.67 1.67 1.73 1.52 9.09 23.03
% Persoal 18.94 33.33 20.83 21.59 18.94
% Rata - Rata 22.72727273
234

Lampiran 42
ANALISIS POST-TEST KELAS EKSPERIMEN

Nomor Soal
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai KKM KET
8 8 8 8 8
1 ALDO 5 5 7 7 7 31 78 75 T
2 DESPI 7 8 8 8 0 31 78 75 T
3 EGO 7 7 7 7 4 32 80 75 T
4 ELITA 8 8 8 4 5 33 83 75 T
5 FITRIYANA 7 7 8 6 4 32 80 75 T
6 HAINU 3 6 8 6 7 30 75 75 T
7 HARDIAL 7 8 3 8 4 30 75 75 T
8 HERU 6 4 7 8 5 30 75 75 T
9 INDRI 7 8 6 8 5 34 85 75 T
10 IRMANSA 7 6 7 8 4 32 80 75 T
11 LALA 6 8 8 8 4 34 85 75 T
12 LENI 7 8 7 8 2 32 80 75 T
13 LESI 8 8 4 8 4 32 80 75 T
14 LIA 7 8 7 8 5 35 88 75 T
15 M. NASIRI 7 8 7 3 4 29 73 75 TT
16 M. RANGGA 7 6 7 7 4 31 78 75 T
17 M. REZA 7 8 8 6 4 33 83 75 T
18 M. RIZKY 6 6 5 4 7 28 70 75 T
19 MERLIN 7 8 7 8 3 33 83 75 T
20 MIFTHA 7 4 6 5 6 28 70 75 T
21 ORIZA 7 6 8 7 4 32 80 75 T
22 PURI 8 8 7 8 5 36 90 75 T
23 RAHMA 7 8 7 7 4 33 83 75 T
24 REKA 7 7 7 7 3 31 78 75 T
25 RENALDI 6 6 8 7 5 32 80 75 T
26 RENIA 7 8 7 8 4 34 85 75 T
27 RHAMA 7 8 8 8 4 35 88 75 T
28 RONAL 7 6 7 7 5 32 80 75 T
29 SILVIA 7 8 8 8 5 36 90 75 T
30 SINSEK 7 8 7 7 6 35 88 75 TT
31 SONIA 7 8 4 7 4 30 75 75 T
32 TIARA K 7 8 8 8 6 37 93 75 T
33 TIARA Z 5 8 8 8 4 33 83 75 T
JUMLAH 222 236 229 232 147 1066 2665
Skor Maksimal 264 264 264 264 264
Rata – Rata 6.7273 7.1515 6.9394 7.0303 4.4545 32.303 80.76
% Persoal 84.091 89.394 86.742 87.879 55.682
% Rata - Rata 80.75757576
235

Lampiran 43
ANALISIS POST-TEST KELAS KONTROL

Nomor Soal
Nama
No 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai KKM KET
Siswa
8 8 8 8 8
1 ADE 3 5 6 6 6 26 65 75 TT
2 AFRI 6 4 6 7 3 26 65 75 TT
3 ALDO 6 6 8 6 4 30 75 75 TT
4 ALI 6 4 4 7 5 26 65 75 TT
5 ALPRI 6 7 7 6 4 30 75 75 T
6 AMELIA 5 4 4 7 6 26 65 75 TT
7 ANGGA 7 7 6 7 3 30 75 75 TT
8 ANGGI 5 8 5 6 6 30 75 75 TT
9 ANISAH 7 8 7 2 2 26 65 75 TT
10 ATINA 7 7 5 7 4 30 75 75 TT
11 BHIKO 7 6 8 6 2 29 73 75 TT
12 CANTIKA 7 7 7 6 3 30 75 75 TT
13 DEVI O 6 6 6 8 4 30 75 75 TT
14 DEVI P 2 6 6 4 6 24 60 75 TT
15 DHEA 7 2 5 4 6 24 60 75 TT
16 FELICIA 7 6 7 4 6 30 75 75 TT
17 FIKRI 4 6 8 6 4 28 70 75 TT
18 JUNIALITA 7 7 7 6 2 29 73 75 TT
19 LEVINA 5 5 5 6 5 26 65 75 TT
20 MARINI 7 8 8 5 3 31 78 75 TT
21 MITA 7 4 7 4 2 24 60 75 TT
22 MUTIARA 8 8 6 4 4 30 75 75 TT
23 FRENGKI 7 6 6 4 2 25 63 75 TT
24 PUJA 7 6 6 2 6 27 68 75 TT
25 RANDI 6 6 8 6 2 28 70 75 TT
26 RENTI 7 8 6 6 4 31 78 75 TT
27 REVI 8 7 5 6 4 30 75 75 TT
28 RIRIN 6 8 6 7 4 31 78 75 TT
29 TESI 7 7 7 4 5 30 75 75 T
30 WENDI 6 8 6 8 2 30 75 75 TT
31 WILLI 5 7 6 8 5 31 78 75 TT
32 YOSEPH 4 8 5 8 6 31 78 75 TT
33 YUDA 5 8 7 7 4 31 78 75 T
JUMLAH 200 210 206 190 134 940 2355
Skor Maksimal 264 264 264 264 264
Rata - Rata 6.061 6.364 6.242 5.758 4.061 28.485 71.36
% Persoal 75.76 79.55 78.03 71.97 50.76
% Rata - Rata 71.21212121
236

Lampiran 44
ANALISIS NILAI N-GAIN KELAS EKSPERIMEN

No Nama Siswa Pretest posttest N-gain Kategori

1 ALDO AGUSTIAN 23 78 0.71 Tinggi


2 DESPI 23 78 0.71 Tinggi
3 EGO TRI ILHAM 28 80 0.72 Tinggi
4 ELITA 23 83 0.78 Tinggi
5 FITRIYANA 25 80 0.73 Tinggi
6 HAINU RAHMAN 40 75 0.58 Sedang
7 HARDIAL 43 75 0.56 Sedang
8 HERU SAPUTRA 15 75 0.71 Tinggi
9 INDRI SRIMULYA 35 85 0.77 Tinggi
10 IRMANSA 23 80 0.74 Tinggi
11 LALA 33 85 0.78 Tinggi
12 LENI MARLINA 35 80 0.69 Sedang
13 LESI ARSITA 25 80 0.73 Tinggi
14 LIA ANGGRAINI 43 88 0.79 Tinggi
15 M. NASIRI 33 73 0.60 Sedang
16 M. RANGGA 20 78 0.73 Tinggi
17 M. REZA 20 83 0.79 Tinggi
18 M. RIZKY 15 70 0.65 Sedang
19 MERLIN MARTA 33 83 0.75 Tinggi
20 MIFTA 15 70 0.65 Sedang
21 ORIZA SATIPA 25 80 0.73 Tinggi
22 PURI 33 90 0.85 Sangat tinggi
23 RAHMA AL 33 83 0.75 Tinggi
24 REKA 20 78 0.73 Tinggi
25 RENALDI 13 80 0.77 Tinggi
26 RENIA ANGGITA 30 85 0.79 Sedang
27 RHAMA 48 88 0.77 Tinggi
28 RONAL 33 80 0.70 Tinggi
29 SILVIA APRIZA 60 90 0.75 Tinggi
30 SINSEK 43 88 0.79 Tinggi
31 SONIA 18 75 0.70 Tinggi
32 TIARA K 45 93 0.87 Sangat tinggi
33 TIARA Z 38 83 0.73 Tinggi
Jumlah 989 2665 24.10
Rata - Rata 29.97 80.76 0.73
Kategori Nilai N-gain :
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 Sedang
g < 0,3 Rendah
237

Lampiran 45
ANALISIS NILAI N-GAIN KELAS KONTROL

No Nama Siswa Pretest posttest N-gain Kategori

1 ADE 18 65 0.57 Sedang


2 AFRI 23 65 0.55 Sedang
3 ALDO 13 75 0.71 Tinggi
4 ALI 8 65 0.62 Sedang
5 ALPRI 10 75 0.72 Tinggi
6 AMELIA 13 65 0.60 Sedang
7 ANGGA 28 75 0.65 Sedang
8 ANGGI 25 75 0.67 sedang
9 ANISAH 23 65 0.55 Sedang
10 ATINA 28 75 0.65 Sedang
11 BHIKO 33 73 0.60 Sedang
12 CANTIKA 20 75 0.69 Sedang
13 DEVI O 30 75 0.64 Sedang
14 DEVI P 15 60 0.53 Sedang
15 DHEA 20 60 0.50 Sedang
16 FELICIA 13 75 0.71 Tinggi
17 FIKRI 35 70 0.54 sedang
18 JUNIALITA 25 73 0.64 Sedang
19 LEVINA 18 65 0.57 Sedang
20 MARINI 20 78 0.73 Tinggi
21 MITA 23 60 0.48 Sedang
22 MUTIARA 23 75 0.68 Tinggi
23 FRENGKI 30 63 0.47 Sedang
24 PUJA 23 68 0.58 Sedang
25 RANDI 18 70 0.63 Sedang
26 RENTI 33 78 0.67 Sedang
27 REVI 33 75 0.63 Sedang
28 RIRIN 23 78 0.71 Tinggi
29 TESI 15 75 0.71 Tinggi
30 WENDI 20 75 0.69 Sedang
31 WILLI 38 78 0.65 Sedang
32 YOSEPH 38 78 0.65 Tinggi
33 YUDA 25 78 0.71 Tinggi
Jumlah 760 2350 20.70
Rata - Rata 23.03 71.21 0.63
Kategori Nilai N-gain :
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 Sedang
g < 0,3 Rendah
238

DAFTAR NILAI TES FORMATIF SISWA KELAS EKSPERIMEN

Lampiran 46
Tes Formatif Awal Pertemuan ke- Rata- Tes Formatif Akhir Pertemuan ke- Rata-
No Nama 1 2 3 4 5 6 Rata 1 2 3 4 5 6 Rata
1 ALDO AGUSTIAN 25 50 25 50 33.4 0 30.6 66.7 50 50 87.5 75 0 54.9
2 DESPI 29.1 37.5 50 50 12.5 37.5 36.1 79.2 87.5 62.5 100 62.5 87.5 79.9
3 EGO TRI ILHAM 20.8 37.5 37.5 50 25 25 32.6 71 62.5 100 75 79.2 75 77.1
4 ELITA 25 37.5 50 50 25 50 39.6 71 62.5 75 87.5 83.3 75 75.7
5 FITRIYANA 41.6 62.5 50 50 45.8 50 50.0 75 100 75 100 75 87.5 85.4
6 HAINU RAHMAN 20.8 25 37.5 50 25 25 30.6 71 37.5 100 75 75 75 72.3
HARDIAL
7 NOPRIANSYAH 33.4 37.5 50 50 33.4 50 42.4 54.2 87.5 62.5 87.5 75 87.5 75.7
8 HERU SAPUTRA 37.5 37.5 50 50 29.1 37.5 40.3 79.2 87.5 87.5 100 83.3 75 85.4
9 INDRI SRIMULYA 25 37.5 37.5 62.5 50 37.5 41.7 75 100 87.5 100 100 100 93.8
10 IRMANSA 33.4 50 50 50 45.8 62.5 48.6 87.5 87.5 75 100 75 87.5 85.4
11 LALA 25 50 50 50 45.8 50 45.1 79.2 100 75 100 79.2 75 84.7
12 LENI MARLINA 16.6 37.5 37.5 50 37.5 37.5 36.1 71 75 87.5 87.5 79.2 75 79.2
13 LESI ARSITA 33.4 25 25 37.5 0 50 28.5 75 87.5 87.5 100 75 75 83.3
14 LIA ANGGRAINI 25 37.5 37.5 50 20.8 37.5 34.7 75 75 62.5 87.5 54.2 75 71.5
15 M. NASIRI 16.6 37.5 37.5 50 25 50 36.1 46 100 50 100 79.2 12.5 64.6
16 M. RANGGA 16.6 25 37.5 50 25 50 34.0 79.2 87.5 100 75 75 75 82.0
17 M. REZA 20.8 37.5 37.5 50 25 25 32.6 75 75 87.5 75 75 75 77.1
18 M. RIZKY ANANDA 16.6 50 37.5 50 37.5 0 31.9 66.7 62.5 87.5 87.5 79.2 75 76.4
19 MERLIN MARTA 25 37.5 37.5 50 45.8 50 41.0 79.2 87.5 50 75 50 75 69.5

238
20 MIFTA KHULJANNAH 16.6 25 37.5 50 37.5 0 27.8 66.7 62.5 75 75 79.2 75 72.2
21 ORIZA SATIPA 25 37.5 37.5 50 20.8 50 36.8 42 50 75 75 75 75 65.3
239

22 PURI DAMAYANTI 29.1 50 37.5 50 45.8 62.5 45.8 92 87.5 100 100 95.8 100 95.9
23 RAHMA AL MUSLIMAH 37.5 50 50 37.5 25 37.5 39.6 46 87.5 62.5 75 75 12.5 59.8
24 REKA ARDIANSYAH 37.5 50 37.5 50 16.6 25 36.1 83.3 75 50 75 75 62.5 70.1
25 RENALDI 0 37.5 37.5 50 0 37.5 27.1 79.2 37.5 87.5 100 75 87.5 77.8
26 RENIA ANGGITA 29.1 50 50 50 25 50 42.4 70.8 87.5 75 100 75 75 80.6
27 RHAMA NAPANZA 25 37.5 50 50 41.6 50 42.4 75 87.5 100 87.5 79.2 87.5 86.1
28 RONAL 29.1 50 50 50 45.8 37.5 43.7 79.2 75 87.5 100 75 75 82.0
SILVIA APRIZA
29 CHOIRUNISA 33.4 50 50 50 37.5 62.5 47.2 83.3 87.5 87.5 100 75 100 88.9
30 SINSEK PRAYOGA 29.1 50 37.5 50 45.8 25 39.6 66.7 37.5 87.5 75 75 87.5 71.5
31 SONIA 16.6 50 50 25 33.4 25 33.3 66.7 87.5 75 75 83.3 75 77.1
32 TIARA K 20.8 50 37.5 50 0 37.5 32.6 87.5 87.5 62.5 100 50 100 81.3
33 TIARA Z 20.8 37.5 25 37.5 25 37.5 30.6 75 87.5 100 87.5 75 100 87.5

Jumlah 836.8 1375 1363 1600 987.2 1262.5 1237.3 2389.5 2550.0 2587.5 2925 2492 2475 2569.8
Rata - Rata 25.4 41.7 41.3 48.5 29.9 38.3 37.5 72.4 77.3 78.4 88.6 75.5 75.0 77.9

239
240

DAFTAR NILAI TES FORMATIF SISWA KELAS KONTROL

Lampiran 47
Tes Formatif Awal Pertemuan ke- Rata- Tes Formatif Akhir Pertemuan ke- Rata-
No Nama 2 3 4 5 6 7 Rata 2 3 4 5 6 7 Rata
1 ADE 16.6 25 0 37.5 20.8 0 16.7 70.8 75 87.5 87.5 66.6 75 77.1
2 AFRI 25 37.5 37.5 25 0 25 25.0 75 62.5 75 75 62.5 62.5 68.8
3 ALDO 16.6 25 37.5 50 25 25 29.9 66.6 75 75 75 50 75 69.4
4 ALI 12.5 25 37.5 50 25 50 33.3 75 75 75 75 0 75 62.5
5 ALPRI 16.6 37.5 37.5 50 45.8 37.5 37.5 75 75 0 75 75 0 50.0
6 AMELIA 12.5 25 37.5 37.5 16.6 25 25.7 50 50 75 75 66.6 87.5 67.4
7 ANGGA 0 25 37.5 50 33.4 50 32.7 0 75 75 87.5 75 87.5 66.7
8 ANGGI 37.5 37.5 50 50 29.1 37.5 40.3 75 87.5 87.5 100 83.3 75 84.7
9 ANISAH 12.5 25 25 25 20.8 37.5 24.3 45.8 75 75 87.5 50 75 68.1
10 ATINA 25 25 37.5 50 20.8 33.4 32.0 75 87.5 75 87.5 66.6 75 77.8
11 BHIKO 25 50 37.5 37.5 45.8 50 41.0 79.1 87.5 75 100 79.1 75 82.6
12 CANTIKA 16.6 37.5 37.5 50 25 37.5 34.0 54.1 75 75 87.5 75 75 73.6
13 DEVI O 20.8 25 25 37.5 25 25 26.4 75 87.5 75 100 66.6 75 79.9
14 DEVI P 20.8 37.5 25 50 0 25 26.4 70.8 75 75 87.5 0 87.5 66.0
15 DHEA 0 37.5 37.5 37.5 25 0 22.9 0 75 75 75 79.1 0 50.7
16 FELICIA 16.6 25 37.5 25 0 50 25.7 75 87.5 87.5 75 50 75 75.0
17 FIKRI 20.8 37.5 37.5 50 50 25 36.8 75 75 87.5 75 75 75 77.1
18 JUNIALITA 16.6 25 37.5 37.5 20.8 25 27.1 66.6 75 75 75 50 75 69.4
19 LEVINA 25 50 37.5 25 0 25 27.1 66.6 75 75 87.5 0 75 63.2
20 MARINI 16.6 25 37.5 50 20.8 25 29.2 75 75 87.5 75 79.1 75 77.8

240
21 MITA 0 37.5 25 37.5 20.8 37.5 26.4 0 50 75 87.5 70.8 75 59.7
241

22 MUTIARA 25 50 37.5 50 41.6 50 42.4 83.3 87.5 75 87.5 75 87.5 82.6


23 FRENGKI 0 50 50 37.5 25 0 27.1 0 87.5 75 100 75 0 56.3
24 PUJA 37.5 50 37.5 25 16.6 25 31.9 50 75 75 75 75 50 66.7
25 RANDI 20.8 0 37.5 50 25 37.5 28.5 66.6 0 75 87.5 75 75 63.2
26 RENTI 12.5 50 25 37.5 25 50 33.3 79.1 87.5 75 87.5 75 75 79.9
27 REVI 25 50 37.5 50 20.8 50 38.9 75 100 87.5 87.5 75 87.5 85.4
28 RIRIN 16.6 37.5 25 50 12.5 37.5 29.9 75 87.5 75 87.5 66.6 75 77.8
29 TESI 29.1 50 37.5 37.5 37.5 62.5 42.4 79.1 100 87.5 100 75 75 86.1
30 WENDI 29.1 0 37.5 50 45.8 25 31.2 75 0 87.5 75 75 87.5 66.7
31 WILLI 16.6 50 25 37.5 33.4 25 31.3 75 87.5 75 75 79.1 75 77.8
32 YOSEPH 20.8 50 37.5 50 0 25 30.6 83.3 87.5 87.5 100 0 87.5 74.3
33 YUDA 20.8 37.5 25 37.5 25 37.5 30.6 75 87.5 75 87.5 75 75 79.2
Jumlah 607.4 1150 1125 1375 779 1071 1017.8 2062 2463 2513 2800 2041 2300 2363.0
Rata - Rata 18.4 34.8 34.1 41.7 23.6 32.5 30.8 62.5 74.6 76.1 84.8 61.8 69.7 71.6

241
242

Lampiran 48
A. Hasil Analisis Data Pretest
1. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang


akan dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Data dapat dikatakan
berdistribusi normal jika -1 < kemiringan < +1.

a) Kelas Eksperimen
Dari data hasil pretest pada kelas eksperimen dengan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) yang
berjumlah 33 siswa diperoleh :
Nilai tertinggi = 60
Nilai terendah = 13
Rentang Data (R) = Nilai tertinggi - Nilai terendah
= 60 – 13
= 47
Banyaknya interval (K) = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (33)
= 1 + 3,3 (1,518)
= 1 + 5, 0094
= 6,0094 = 6
Panjang Kelas (P) =

= 7,8 = 8
Tabel nilai Pretest sisiwa kelas VIII.2
No Interval fi xi xi2 fxi fxi2
1 13 – 20 8 16,5 272,25 132 2178
2 21 – 28 8 24,5 600,25 196 4802
3 29 – 36 9 28,5 812,25 256,5 7310,25
4 37 – 44 5 32,5 1056,25 162,5 5281,25
5 45 – 52 2 36,5 1332,25 73 2664,5
6 53 – 60 1 40,5 1640,25 40,5 1640,25
Jumlah 33 860,5 23876,3
(1) Rata-rata (mean)

X = = 26,076
243

(1) Simpangan Baku


∑ (∑ )

( )

()( )
( )
()( )
( )

( )

(2) Modus
B = 28,5 b1 = 9 – 8 = 1 b2 = 9 – 5 = 4

* +

*+

(3) Kemiringan

- 0, 6
Karena nilai kemiringan sebesar – 0,6 berarti terletak diantara (-1)
dan (+1) atau -1 < - 0,6 < +1.

b) Kelas Kontrol
Dari data hasil pretest pada kelas eksperimen dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang berjumlah 33
siswa diperoleh :
Nilai tertinggi = 38
244

Nilai terendah = 8
Rentang Data (R) = Nilai tertinggi - Nilai terendah
= 38 – 8
= 30
Banyaknya interval (K) = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (33)
= 1 + 3,3 (1,518)
= 1 + 5, 0094
= 6,0094 = 6
Panjang Kelas (P) =

=5
Tabel nilai Pretest sisiwa kelas VIII.2
No Interval f xi xi2 fxi fxi2
1 8 – 12 2 10 100 20 200
2 13 – 17 5 15 225 75 1125
3 18 – 22 7 20 400 140 2800
4 23 – 27 9 25 625 225 5625
5 28 – 32 4 30 900 120 3600
6 33 – 37 4 35 1225 140 4900
7 38 – 42 2 40 1600 80 3200
Jumlah 33 800 21450

(1) Rata-rata (mean)


X = = 24,2424

(2) Simpang
()( )
( )
()( )
( )

( )
245

(3) Modus
B = 22,5 b1 = 9 – 7 = 2 b2 = 9 – 4 = 5

* +

*+

(4) Kemiringan

0,003
Karena nilai kemiringan sebesar 0,003 berarti terletak diantara (-1)
dan (+1) atau -1 < 0,003 < +1.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakana untuk mengetahui apakah sampel
yang digunakan dalam penelitian merupakan sampel yang homogen atau
dengan hipotesis :

Kriteria pengujiannya adalah jika maka Ho


diterima (homogen) dimana ( ) ( dk varians terbesar -1,

dk varians terkecil -1). Dari perhitungan pada uji normalitas kelas


eksperimen dan kelas kontrol telah diperoleh :
= 44,939
= 64,2519
246

F = 1,42975
Dari perhitungan data diatas diperoleh = 1,3 dan dari daftar
distribusi F dengan dk pembilang = 33 – 1 = 32 dan dk penyebut 33 – 1 =
32, dengan karena dk pembilang 32 tidak terdapat dalam
distribusi F maka besarnya ditentukan menggunakan rumus interpolasi
sebagai berikut :
Pembilang kelas eksperimen : 33 -1 = 32
Pembilang kelas kontrol : 33 – 1 = 32
( )
( )
( )

Keterangan
B : nilai db yang dicari
: nilai db pada awal nilai yang sudah ada
: nilai db pada akhir nilai yang sudah ada
C : nilai yang dicari
: nilai pada awal nilai yang sudah ada
: nilai pada akhir nilai yang sudah ada

Diketahui:
B = 33
= 1,78
= 40 = 1,72
( )( )
( )

() ( )
()

() ()
()

Dimana dk untuk pembilang 36 dan dk penyebut 36, dengan


dengan diperoleh ( ) = 1, 76. Karena =1,42975 diperoleh ( )

sehingga Ho diterima, dengan demikian sample yang digunakan dalam


penelitian merupakan sampel yang homogen.
247

3. Uji Hipotesis Pretest Eksperimen dan Kontrol


Analisis selanjutya adalah dengan menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam hal ini apakah terdapat pengaruh penggunaan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning) pada materi
Pythagoras.
Hipotesis Deskriptif :
Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem based learning) terahadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa di SMP N 1 SP. Padang
Ha : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem based learning) terahadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa di SMP N 1 SP. Padang

Hipotesis Statistik :
H0 : = rata-rata Pretest kelas eksperimen sama dengan rata- rata

kelas kontrol.

Ha : = rata-rata pretest kelas eksperimen tidak sama rata-rata


kelas kontrol.
Apabila data berasal dari sampel yang berdistribusi normal dan
varians dalam sampel bersifat homogen, maka uji t dilakukan uji
kesamaan dua rata-rata yaitu uji t dengan rumus berikut langkah-langkah
perhitungannya:
̅ ̅

dengan
()()

Dari hasil perhitungan sebelumnya maka diperoleh :


= 33 ̅ = 26,076 = 44,939
= 33 ̅ = 24,2424 = 64,2519
Maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
248

()()

( )( ) ( )( )

( )( ) ( )( )

Jadi simpangan baku gabungan adalah 7,4 kemudian dilakukan


pengujian hipotesis :
̅ ̅

()

Maka diperoleh = 1,007 dengan dk = 33 + 33 – 2


= 64 tidak terdapat dalam tabel distribusi frekuensi, maka harus dicari
dengan rumus interpolasi linier yaitu sebagai berikut:
( )
( )
( )

Keterangan
B : nilai db yang dicari
: nilai db pada awal nilai yang sudah ada
: nilai db pada akhir nilai yang sudah ada
C : nilai yang dicari
249

: nilai pada awal nilai yang sudah ada


: nilai pada akhir nilai yang sudah ada

Dengan menggunakan = 1 -
= 1 – 0,05
= 0,95
Diketahui:
B = 64
= 1,67
= 120 = 1,66
( )( )
( )

() ( )
( )

() ()
()

Dari hasil interpolasi tersebut didapat harga = 1,67 sehingga


< = 1,67 maka kesimpulannya adalah Ho diterima dan
Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh/perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal (pretest)
sisiwa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
250
Lampiran 49

A. Hasil Analisis Data Posttest


1. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang


akan dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Data dapat dikatakan
berdistribusi normal jika -1 < kemiringan < +1.

a) Kelas Eksperimen
Dari data hasil posttest pada kelas eksperimen dengan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) yang
berjumlah 33 siswa diperoleh :
Nilai tertinggi = 93
Nilai terendah = 70
Rentang Data (R) = Nilai tertinggi - Nilai terendah
= 93 – 70
= 23
Banyaknya interval (K) = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (33)
= 1 + 3,3 (1,518)
= 1 + 5, 0094
= 6,0094 = 6
Panjang Kelas (P) =

= 3,8
Tabel nilai Pretest sisiwa kelas VIII.2
No Interval f Xi Xi2 fxi fxi2
1 70 – 73 3 71.5 5112.25 214.5 15336.75
2 74 – 77 4 75.5 5700.25 302 22801
3 78 - 81 12 79.5 6320.25 954 75843
4 82 – 85 8 83.5 6972.25 668 55778
5 86 – 89 3 87.5 7656.25 262.5 22968.75
6 90 – 93 3 91.5 8372.25 274.5 25116.75
Jumlah 33 2675.5 217844.3
(1) Rata-rata (mean)
X = = 81,076
251

(2) Simpangan Baku


∑ (∑ )

( )

()( )
( )
()()
( )

( )

(3) Modus
B = 77,5 b1 = 12 – 4 = 8 b2 = 12 – 8 = 4

* +

*+

(4) Kemiringan

0,169
Karena nilai kemiringan sebesar 0,169 berarti terletak diantara (-1)
dan (+1) atau -1 < 0,169 < +1.

b) Kelas Kontrol
Dari data hasil posttest pada kelas eksperimen dengan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) yang
berjumlah 33 siswa diperoleh :
Nilai tertinggi = 78
252

Nilai terendah = 60
Rentang Data (R) = Nilai tertinggi - Nilai terendah
= 78 – 60
= 18
Banyaknya interval (K) = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (33)
= 1 + 3,3 (1,518)
= 1 + 5, 0094
= 6,0094 = 6
Panjang Kelas (P) =

=3
Tabel nilai Pretest sisiwa kelas VIII.6
No Interval F Xi xi2 fxi fxi2
1 60 - 62 3 61 3721 183 11163
2 63 - 65 7 64 4096 448 28672
3 66 - 68 1 67 4489 67 4489
4 69 - 71 2 70 4900 140 9800
5 72 - 74 2 73 5329 146 10658
6 75 - 77 12 76 5776 912 69312
7 78 - 80 6 79 6241 474 37446
Jumlah 33 2370 171540

(1) Rata-rata (mean)


X = = 71,8182

(2) Simpangan Baku


∑ (∑ )

( )

()( )
( )
()()
( )

( )
253

(3) Modus
B = 74,5 b1 = 12 – 2 = 10 b2 = 12 – 6 = 6

* +

*+

(4) Kemiringan

-0,706
Karena nilai kemiringan sebesar -0,706 berarti terletak diantara (-1)
dan (+1) atau -1 < -0,706 < +1.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakana untuk mengetahui apakah sampel
yang digunakan dalam penelitian merupakan sampel yang homogen atau
dengan hipotesis :

Kriteria pengujiannya adalah jika maka Ho


diterima (homogen) dimana ( ) ( dk varians terbesar -1,

dk varians terkecil -1). Dari perhitungan pada uji normalitas kelas


eksperimen dan kelas kontrol telah diperoleh :
= 41,591
= 28,939
254

F = 1,437
Dari perhitungan data diatas diperoleh = 1,437 dan dari daftar
distribusi F dengan dk pembilang = 33 – 1 = 32 dan dk penyebut 33 – 1 =
32, dengan karena dk pembilang 32 tidak terdapat dalam
distribusi F maka besarnya ditentukan menggunakan rumus interpolasi
sebagai berikut :
Pembilang kelas eksperimen : 33 -1 = 32
Pembilang kelas kontrol : 33 – 1 = 32
( )
( ) (Riduwan,237: 2013)
( )

Keterangan
B : nilai db yang dicari
: nilai db pada awal nilai yang sudah ada
: nilai db pada akhir nilai yang sudah ada
C : nilai yang dicari
: nilai pada awal nilai yang sudah ada
: nilai pada akhir nilai yang sudah ada

Diketahui:
B = 33
= 1,78
= 40 = 1,72
( )( )
( )

() ( )
()

() ()
()

Dimana dk untuk pembilang 36 dan dk penyebut 36, dengan


dengan diperoleh ( ) = 1, 76. Karena =1,42975
255

diperoleh ( ) sehingga Ho diterima, dengan demikian sample yang

digunakan dalam penelitian merupakan sampel yang homogen.

3. Uji Hipotesis Posttest Eksperimen dan Kontrol


Analisis selanjutya adalah dengan menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam hal ini apakah terdapat pengaruh penggunaan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning) pada materi
Pythagoras
Hipotesis Deskriptif :
Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem based learning) terahadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa di SMP N 1 SP. Padang
Ha : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem based learning) terahadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa di SMP N 1 SP. Padang
Hipotesis Statistik :
H0 : = rata-rata Posttest kelas eksperimen sama dengan rata- rata

kelas kontrol.

Ha : = rata-rata pretest kelas eksperimen tidak sama dengan rata-


rata kelas kontrol.

Apabila data berasal dari sampel yang berdistribusi normal dan


varians dalam sampel bersifat homogen, maka uji t dilakukan uji
kesamaan dua rata-rata yaitu uji t dengan rumus berikut langkah-langkah
perhitungannya:
̅ ̅

dengan
()()

Dari hasil perhitungan sebelumnya maka diperoleh :


256

= 33 ̅ = 81,076 = 28,939
= 33 ̅ =71,8182 = 41,5909
Maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
()()

( )( ) ( )( )

( )( ) ( )( )

Jadi simpangan baku gabungan adalah 5,938 kemudian dilakukan


pengujian hipotesis :
̅ ̅

()

6,336
Maka diperoleh = 6,336 dengan dk = 33 + 33 – 2
= 64 tidak terdapat dalam tabel distribusi frekuensi, maka harus dicari
dengan rumus interpolasi linier yaitu sebagai berikut:
( )
( )
( )
257

Keterangan
B : nilai db yang dicari
: nilai db pada awal nilai yang sudah ada
: nilai db pada akhir nilai yang sudah ada
C : nilai yang dicari
: nilai pada awal nilai yang sudah ada
: nilai pada akhir nilai yang sudah ada

Dengan menggunakan = 1 -
= 1 – 0,05
= 0,95
Diketahui:
B = 64
= 1,67
= 120 = 1,66
( )( )
( )
() ( )
( )

() ()
()

Dari hasil interpolasi tersebut didapat harga = 1,67 sehingga


> = 1,76 maka kesimpulannya adalah Ho ditolak dan
Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh/perbedaan
yang signifikan antara kemampuan awal (posttest) sisiwa kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
258

Lampiran 50
A. Hasil Analisis Data N-Gain
1. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang


akan dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Data dapat dikatakan
berdistribusi normal jika -1 < kemiringan < +1.

a) Kelas Eksperimen
Dari data hasil posttest pada kelas eksperimen dengan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) yang
berjumlah 33 siswa diperoleh :
Nilai tertinggi = 0,87
Nilai terendah = 0,74
Rentang Data (R) = Nilai tertinggi - Nilai terendah
= 0,87 – 0,56
= 0,31
Banyaknya interval (K) = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (33)
= 1 + 3,3 (1,518)
= 1 + 5, 0094
= 6,0094 = 6
Panjang Kelas (P) =

= 0,05
Tabel nilai Pretest sisiwa kelas VIII.2
No Interval F xi xi2 fxi fxi2
1 0,56 – 0,60 3 0,58 0,3364 1.74 1.0092
2 0,61 - 0,65 2 0,63 0,3969 1.26 0.7938
3 0.66 – 0,70 3 0,68 0,4624 2.04 1.3872
4 0.71 - 0,75 14 0,73 0,5329 10.22 7.4606
5 0.76 – 0,80 9 0,78 0,6084 7.02 5.4756
6 0.81- 0,85 1 0,83 0,6889 0.83 0.6889
7 0.86 – 0,90 1 0,88 0,7744 0.88 0.7744
Jumlah 23.99 17.5897
259

(1) Rata-rata (mean)


X = = 0,727

(2) Simpangan Baku


∑ (∑ )

( )

()( )
( )
()( )
( )

( )

(3) Modus
B = 0,65 b1 = 14 – 3 = 11 b2 = 14 – 10 = 4

* +

*+

()

(4) Kemiringan

0,058
Karena nilai kemiringan sebesar 0,058 berarti terletak diantara (-1)
dan (+1) atau -1 < 0,058 < +1.
260

b) Kelas Kontrol
Dari data hasil posttest pada kelas eksperimen dengan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) yang
berjumlah 33 siswa diperoleh :
Nilai tertinggi = 0,73
Nilai terendah = 0,47
Rentang Data (R) = Nilai tertinggi - Nilai terendah
= 0,73 – 0,47
= 0,26
Banyaknya interval (K) = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (33)
= 1 + 3,3 (1,518)
= 1 + 5, 0094
= 6,0094 6
Panjang Kelas (P) =

= 0,04
Tabel nilai Pretest sisiwa kelas VIII.6
No Interval f xi xi2 fxi fxi2
1 0,47 – 0,51 3 0,49 0,2401 1,47 0,7203
2 0,52 – 0,56 4 0,54 0,2916 2,16 1,1664
3 0,57 – 0,61 5 0,59 0,3481 2,95 1,7405
4 0,62 – 0,66 9 0,64 0,4096 5,76 3,6864
5 0,67 – 0,71 10 0,69 0,4761 6,9 4,761
6 0,72 – 0,76 2 0,74 0,5476 1,48 1,0952
Jumlah 20,72 13,1698

(1) Rata-rata (mean)


X = = 0,628

(2) Simpangan Baku


∑ (∑ )

( )

()()
( )
( ) ( )
( )
261

( )

(3) Modus
B = 0,62 b1 = 10 – 9 = 1 b2 = 10 – 2 = 8

* +

*+

(4) Kemiringan

0,042
Karena nilai kemiringan sebesar 0,042 berarti terletak diantara (-1)
dan (+1) atau -1 < 0,042 < +1.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakana untuk mengetahui apakah sampel
yang digunakan dalam penelitian merupakan sampel yang homogen atau
dengan hipotesis :

Kriteria pengujiannya adalah jika maka Ho


diterima (homogen) dimana ( ) ( dk varians terbesar -1,

dk varians terkecil -1). Dari perhitungan pada uji normalitas kelas


eksperimen dan kelas kontrol telah diperoleh :
262

= 0,0047
= 0,005

F = 0,94
Dari perhitungan data diatas diperoleh = 0,94 dan dari daftar
distribusi F dengan dk pembilang = 33 – 1 = 32 dan dk penyebut 33 – 1 =
32, dengan karena dk pembilang 32 tidak terdapat dalam
distribusi F maka besarnya ditentukan menggunakan rumus interpolasi
sebagai berikut :
Pembilang kelas eksperimen : 33 -1 = 32
Pembilang kelas kontrol : 33 – 1 = 32
( )
( ) (Riduwan,237: 2013)
( )

Keterangan
B : nilai db yang dicari
: nilai db pada awal nilai yang sudah ada
: nilai db pada akhir nilai yang sudah ada
C : nilai yang dicari
: nilai pada awal nilai yang sudah ada
: nilai pada akhir nilai yang sudah ada

Diketahui:
B = 33
= 1,78
= 40 = 1,72
( )( )
( )

() ( )
( )

() ()
()
263

Dimana dk untuk pembilang 36 dan dk penyebut 36, dengan


dengan diperoleh ( ) = 1, 76. Karena = 0,94 diperoleh ( )

sehingga Ho diterima, dengan demikian sample yang digunakan dalam


penelitian merupakan sampel yang homogen.

3. Uji Hipotesis N-Gain Eksperimen dan Kontrol


Analisis selanjutya adalah dengan menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam hal ini apakah terdapat pengaruh penggunaan model
pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning) pada materi
Pythagoras.

Hipotesis Deskriptif :
Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem based learning) terahadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa di SMP N 1 SP. Padang
Ha : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem based learning) terahadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa di SMP N 1 SP. Padang

Hipotesis Statistik :
H0 : = rata-rata Posttest kelas eksperimen sama dengan rata- rata

kelas kontrol.

Ha : = rata-rata pretest kelas eksperimen tidak sama dengan rata-


rata kelas kontrol.

Apabila data berasal dari sampel yang berdistribusi normal dan


varians dalam sampel bersifat homogen, maka uji t dilakukan uji
kesamaan dua rata-rata yaitu uji t dengan rumus berikut langkah-langkah
perhitungannya:
̅ ̅

264

dengan
()()

Dari hasil perhitungan sebelumnya maka diperoleh :


= 33 ̅ =0,727 = 0,0047
= 33 ̅ =0,628 = 0,005
Maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
()()

( )( ) ( )( )

( )( ) ( )( )

Jadi simpangan baku gabungan adalah 0,069 kemudian dilakukan


pengujian hipotesis :
̅ ̅

()

5,928
Maka diperoleh = 5,928 dengan dk = 33 + 33 – 2
265

= 64 tidak terdapat dalam tabel distribusi frekuensi, maka harus dicari


dengan rumus interpolasi linier yaitu sebagai berikut:
( )( )
( )

Keterangan
B : nilai db yang dicari
: nilai db pada awal nilai yang sudah ada
: nilai db pada akhir nilai yang sudah ada
C : nilai yang dicari
: nilai pada awal nilai yang sudah ada
: nilai pada akhir nilai yang sudah ada

Dengan menggunakan = 1 -
= 1 – 0,05
= 0,95
Diketahui:
B = 64
= 1,67
= 120 = 1,66
( )( )
( )

() ( )
( )
()
()
( )

Dari hasil interpolasi tersebut didapat harga = 1,67


sehingga > = 1,76 maka kesimpulannya adalah Ho ditolak
dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh/perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal (posttest)
sisiwa kelas eksperimen dan kelas kontr.
266

OBSERVASI AKTIVITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS EKSPERIMEN

Lampiran 51
Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 Pertemuan 7
Nama 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Skor Skor Skor Skor Skor Skor

ALDO 4 3 1 3 11 3 2 3 3 11 2 3 3 3 11 4 3 2 3 12 3 3 3 3 12 0 0 0 0 0
DSP 4 3 3 4 14 4 3 3 2 12 4 3 3 3 13 4 3 3 4 14 4 3 3 3 13 4 3 3 4 14
EGO 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 3 4 3 2 12 4 3 2 2 11 4 3 3 3 13
ELTA 3 3 2 2 10 2 2 3 4 11 4 2 3 3 12 2 4 2 3 11 3 3 3 3 12 2 4 3 3 12
FTRN 3 3 3 3 12 4 4 3 4 15 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13
HNU 2 2 2 3 9 3 2 2 3 10 4 3 3 3 13 3 4 3 3 13 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12
HRDL 3 4 3 3 13 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 3 3 2 3 11 4 3 4 3 14
HERU 3 3 3 3 12 4 3 4 2 13 4 3 3 3 13 4 3 4 3 14 3 3 4 3 13 4 3 3 4 14
IDRI 4 4 4 3 15 4 4 3 3 14 4 3 3 3 13 4 4 3 3 14 3 4 2 3 12 4 3 3 2 12
IRNS 3 3 3 3 12 4 4 3 3 14 4 3 3 2 12 4 4 3 3 14 4 4 3 3 14 4 3 3 2 12
LALA 4 4 3 4 15 4 4 3 4 15 4 3 3 3 13 3 3 4 3 13 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12
LENI 3 3 2 3 11 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13
LESI 3 3 3 2 11 4 3 3 3 13 4 3 2 3 12 4 2 3 3 12 0 0 0 0 0 3 3 3 3 12
LIA 3 3 3 3 12 4 2 3 3 12 4 3 3 2 12 4 3 4 2 13 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12
M.NSR 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 4 3 3 2 12 3 3 3 2 11 4 3 2 3 12 4 3 3 3 13
M. RNG 4 3 3 2 12 2 3 3 3 11 2 3 2 3 10 2 3 3 3 11 4 2 3 3 12 2 4 2 2 10
M.RZA 3 2 2 3 10 4 3 3 3 13 2 3 2 3 10 4 2 3 2 11 4 2 3 2 11 3 4 2 3 12
M.RZK 4 3 2 3 12 2 3 3 3 11 3 4 2 3 12 4 2 2 2 10 2 3 3 3 11 0 0 0 0 0
MRLN 4 4 2 3 13 3 3 3 4 13 3 4 3 2 12 4 3 4 2 13 4 3 3 2 12 4 4 3 3 14

266
MFTA 3 2 3 3 11 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 3 3 3 2 11 0 0 0 0 0 4 2 2 3 11
267

ORZA 3 3 3 3 12 4 4 3 3 14 4 3 3 3 13 3 4 3 2 12 4 3 3 3 13 4 2 3 3 12
PURI 4 4 3 3 14 4 4 3 3 14 4 4 4 3 15 4 4 4 3 15 4 4 3 3 14 4 3 3 4 14
RHMA 4 3 3 2 12 4 4 3 4 15 4 4 3 3 14 2 3 3 3 11 3 3 3 2 11 4 3 3 2 12
REKA 4 2 1 3 10 3 3 2 3 11 3 3 3 2 11 2 3 3 3 11 4 3 2 3 12 3 3 3 2 11
RNLD 0 0 0 0 0 3 3 2 2 10 2 3 2 3 10 3 3 3 3 12 0 0 0 0 0 4 3 3 3 13
RNIA 3 3 3 3 12 4 4 3 3 14 3 3 3 3 12 4 4 3 3 14 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12
RHMA 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 4 4 3 2 13 4 3 3 2 12 3 3 3 3 12
RNL 4 3 3 2 12 3 3 3 4 13 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 4 3 3 2 12 3 3 3 3 12
SLVA 4 3 3 2 12 3 3 3 2 11 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 4 3 3 2 12 4 3 3 3 13
SNSK 3 3 3 3 12 4 3 2 4 13 4 3 3 3 13 4 4 3 3 14 4 4 3 3 14 4 4 3 3 14
SNIA 3 3 3 3 12 3 3 3 2 11 3 3 4 3 13 3 3 3 2 11 3 3 3 2 11 3 3 3 3 12
TRA K 4 3 3 3 13 4 3 3 2 12 3 3 3 3 12 4 4 3 3 14 0 0 0 0 0 3 3 3 3 12
TRA Z 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12 4 3 3 4 14 4 3 3 3 13 3 3 3 3 12
Jumlah 111 97 87 92 387 114 103 96 100 413 114 102 96 94 406 115 107 101 91 414 105 89 83 79 356 108 96 91 91 386
Rata-
3,4 2,9 3 2,8 12 3,5 3,1 3 3 13 3,5 3,1 3 2,8 12 3,5 3,2 3,1 2,8 13 3,2 2,7 2,5 2,4 11 3,3 2,9 2,8 2,8 12
Rata
Skor
84 73 66 70 293 86 78 73 76 313 86 77 73 71 308 87 81 77 69 314 80 67 63 60 270 82 73 69 69 292
Indikator

267
268

RATA – RATA NILAI AKTIVITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SELAMA 6 PERTEMUAN

Lampiran 52
Pertemuan Ke-
Rata-
No Nama 2 3 4 5 6 7 Kriteria
Rata
Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai
1 ALDO 11 69 11 69 11 69 12 75 12 75 0 0 59 Cukup
2 DSP 14 88 12 75 13 81 14 88 13 81 14 88 83 Baik
3 EGO 13 81 12 75 13 81 12 75 11 69 13 81 77 Baik
4 ELTA 10 63 11 69 12 75 11 69 12 75 12 75 71 Baik
5 FTRN 12 75 15 94 13 81 12 75 13 81 13 81 81 Baik
6 HNU 9 56 10 63 13 81 13 81 13 81 12 75 73 Baik
7 HRDL 13 81 13 81 13 81 13 81 11 69 14 88 80 Baik
8 HERU 12 75 13 81 13 81 14 88 13 81 14 88 82 Baik
9 IDRI 15 94 14 88 13 81 14 88 12 75 12 75 83 Baik
10 IRNS 12 75 14 88 12 75 14 88 14 88 12 75 81 Baik
11 LALA 15 94 15 94 13 81 13 81 12 75 12 75 83 Baik
12 LENI 11 69 12 75 13 81 13 81 12 75 13 81 77 Baik
13 LESI 11 69 13 81 12 75 12 75 0 0 12 75 63 Cukup
14 LIA 12 75 12 75 12 75 13 81 13 81 12 75 77 Baik
15 M.NSR 13 81 13 81 12 75 11 69 12 75 13 81 77 Baik
16 M. RNG 12 75 11 69 10 63 11 69 12 75 10 63 69 Cukup
17 M.RZA 10 63 13 81 10 63 11 69 11 69 12 75 70 Cukup
18 M.RZK 12 75 11 69 12 75 10 63 11 69 0 0 58 Cukup

268
19 MRLN 13 81 13 81 12 75 13 81 12 75 14 88 80 Baik
20 MFTA 11 69 12 75 12 75 11 69 0 0 11 69 59 Cukup
269

21 ORZA 12 75 14 88 13 81 12 75 13 81 12 75 79 Baik
Sangat
PURI 14 14 15 15 14 14
22 88 88 94 94 88 88 90 Baik
23 RHMA 12 75 15 94 14 88 11 69 11 69 12 75 78 Baik
24 REKA 10 63 11 69 11 69 11 69 12 75 11 69 69 Cukup
25 RNLD 0 0 10 63 10 63 12 75 0 0 13 81 47 Kurang
26 RNIA 12 75 14 88 12 75 14 88 13 81 12 75 80 Baik
27 RHMA 13 81 12 75 12 75 13 81 12 75 12 75 77 Baik
28 RNL 12 75 13 81 12 75 13 81 12 75 12 75 77 Baik
29 SLVA 12 75 11 69 13 81 13 81 12 75 13 81 77 Baik
30 SNSK 12 75 13 81 13 81 14 88 14 88 14 88 83 Baik
31 SNIA 12 75 11 69 13 81 11 69 11 69 12 75 73 Baik
32 TRA K 13 81 12 75 12 75 14 88 0 0 12 75 66 Cukup
33 TRA Z 12 75 13 81 12 75 14 88 13 81 12 75 79 Baik
Jumlah 387 2419 413 2581 406 2538 414 2588 356 2225 386 2413 2460
Rata - Rata 73 78 77 78 67 73 75 Baik
kriteria Baik Baik Baik Baik cukup Baik

Skor Kategori
86 - 100 sangat Baik
71 - 85 Baik
56 - 70 Cukup
41 - 55 Kurang

269
26 - 40 Sangat Kurang
270

Lampiran 53
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA SISWA PERINDIKATOR

Indikator Lembar
Aktivitas Skor Aktivitas Belajar Siswa Per-Indikator Selama Rata-rata
Kemampuan 6 Kali Pertemuan Per
Pemecahan Masalah Indikator
Siswa 2 3 4 5 6 7
Memahami Masalah 84 86 86 87 80 82 84,2
Merencanakan
73 78 77 81 67 73 74,8
Penyelesaian
Menyelesaikan
66 73 73 77 63 69 70,2
Masalah
Memeriksa Kembali 70 76 71 69 60 69 69,2
Rata-Rata 73,3 78,3 76,8 78,5 67,5 73,3 74,6
Kategori Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
271

Lampiran 48

271
272

Lampiran 48

ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR PRET-TEST KELAS EKSPERIMEN


Nomor Soal Rata -
Total
Indikator Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5 Rata
Memahami Masalah 41 89 73 85 61 349.0 69.8
Merencanakan penyelesaian 24 36 14 6 14 94.0 18.8
Penyelesaian Masalah 8 24 9 11 24 76.0 15.2
Memeriksa Kembali 6 42 8 9 11 76.0 15.2
Jumlah 79 191 104 111 110

272
Rata - Rata 19.75 47.75 26 27.75 27.50
273

REKAPITULASI BUTIR SOAL HASIL PRE-TEST SISWA KELAS KONTROL

Nomer Soal
No Nama 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ADE 0 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 7 18
2 AFRI 1 1 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 9 23
3 ALDO 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 13
4 ALI 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 8
5 ALPRI 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 10
6 AMELIA 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 13
7 ANGGA 1 0 0 1 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 11 28
8 ANGGI 1 0 0 1 2 0 0 1 2 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 10 25
9 ANISAH 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 9 23
10 ATINA 1 0 1 0 2 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 11 28
11 BHIKO 2 0 2 0 2 0 0 1 1 0 0 0 2 0 2 0 1 0 0 0 13 33
12 CANTIKA 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 8 20
13 DEVI O 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 12 30
14 DEVI P 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 6 15
15 DHEA 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 8 20
16 FELICIA 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 13
17 FIKRI 2 0 2 0 2 0 0 0 2 1 0 0 2 1 0 0 2 0 0 0 14 35
18 JUNIALITA 2 0 2 0 2 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 10 25
19 LEVINA 0 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 7 18

273
20 MARINI 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 8 20
21 MITA 2 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 9 23
22 MUTIARA 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9 23
274

23 FRENGKI 2 0 2 0 2 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 12 30
24 PUJA 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 9 23
25 RANDI 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 7 18
26 RENTI 2 0 0 0 2 1 2 0 1 0 0 0 2 2 0 0 1 0 0 0 13 33
27 REVI 2 0 0 0 2 1 0 0 2 1 0 0 2 1 0 0 2 0 0 0 13 33
28 RIRIN 2 0 0 0 2 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9 23
29 TESI 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 6 15
30 WENDI 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 1 8 20
31 WILLI 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 2 2 15 38
32 YOSEPH 0 0 0 0 2 1 0 2 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 2 0 15 38
33 YUDA 2 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 2 0 0 0 10 25
Jumlah 36 1 11 2 58 15 5 10 50 4 1 0 48 5 3 1 37 4 6 3 300 760
Skor Maksimal 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66
Rata - Rata 0.55 0.02 0.17 0.03 0.88 0.23 0.08 0.15 0.58 0.06 0.02 0 0.73 0.08 0.05 0.02 0.56 0.06 0.01 0.05 23.03
Persentase 55 2 17 3 88 23 8 15 58 6 2 0 73 8 5 2 56 6 9 5

ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR PRET-TEST KELAS EKSPERIMEN

Nomor Soal
Total Rata - Rata
Indikator Pemecahan Masalah 1 2 3 4 5
Memahami Masalah 55 88 58 73 56 330 66
Merencanakan penyelesaian 2 23 6 9 6 46 9,2
Penyelesaian Masalah 17 8 2 5 9 41 8,2

274
Memeriksa Kembali 3 15 0 2 5 25 5
Jumlah 77 134 83,3 86,4 75,8
Rata - Rata 19,25 33,5 20,8 21,6 18,9
275

REKAPITULASI BUTIR SOAL HASIL POST-TEST SISWA KELAS EKSPERIMEN

Nomer dan Aspek Penilaian


No Nama 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ALDO 2 0 2 1 2 0 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 31 78
2 DESPI 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 31 78
3 EGO 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 0 32 80
4 ELITA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 1 0 33 83
5 FITRIYANA 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 0 1 32 80
6 HAINU 0 0 2 1 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 30 75
7 HARDIAL 2 2 2 1 2 2 2 2 0 0 2 1 2 2 2 2 2 2 0 0 30 75
8 HERU 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 0 30 75
9 INDRI 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 34 85
10 IRMANSA 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 0 32 80
11 LALA 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 34 85
12 LENI 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 32 80
13 LESI 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 32 80
14 LIA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 0 35 88
15 M. NASIRI 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0 0 2 1 0 0 2 2 29 73
16 M.RANGGA 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 0 0 31 78
17 M. REZA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 33 83
18 M. RIZKY 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 0 2 2 2 2 2 1 28 70

275
19 MERLIN 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 0 0 33 83
20 MIFTHA 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 1 0 2 1 2 1 28 70
21 ORIZA 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 0 32 80
276

22 PURI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 0 36 90
23 RAHMA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 0 0 33 83
24 REKA 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 0 0 31 78
25 RENALDI 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 0 32 80
26 RENIA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 0 34 85
27 RHAMA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 35 88
28 RONAL 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 0 32 80
29 SILVIA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 36 90
30 SINSEK 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 35 88
31 SONIA 2 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 30 75
32 TIARA K 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 37 93
33 TIARA Z 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 33 83
Jumlah 57 54 65 46 57 57 62 60 57 59 65 48 54 62 62 54 60 52 27 8 1066 2665
Skor Maksimal 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66
Rata - Rata 0.86 0.82 0.98 0.70 0.86 0.86 0.94 0.91 0.86 0.89 0.98 0.73 0.82 0.94 0.94 0.82 0.91 0.79 0.41 0.12 80.76
Persentase 86 82 98 70 86 86 94 91 86 89 98 73 82 94 94 82 91 79 41 12

ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR POST-TEST KELAS EKSPERIMEN

Nomor Soal Rata -


Indikator Pemecahan Masalah
1 2 3 4 5 Total Rata
Memahami Masalah 86 86 86 82 91 431 86.2
Merencanakan Penyelesaian 82 86 89 94 79 430 86.0

276
Penyelesaian Masalah 98 94 98 94 41 425 85.0
Memeriksa kembali 70 91 73 82 12 328 65.6
Jumlah 336 357 346 352 223
Rata – Rata 84 89.25 86.5 88 55.75
277

REKAPITULASI BUTIR SOAL HASIL POST-TEST SISWA KELAS KONTROL

Nomer dan Aspek Penilaian


Jumlah Nilai
1 2 3 4 5
No Nama 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ADE 0 1 1 1 0 2 2 1 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 26 65
2 AFRI 2 2 1 1 0 2 2 0 2 2 1 1 2 2 2 1 2 0 1 0 26 65
3 ALDO 2 2 1 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 30 75
4 ALI 2 2 2 0 1 2 1 0 1 1 2 0 2 2 2 1 1 0 2 2 26 65
5 ALPRI 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 0 0 30 75
6 AMELIA 2 1 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 0 26 65
7 ANGGA 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 0 0 30 75
8 ANGGI 0 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 1 2 0 2 2 2 0 2 2 30 75
9 ANISAH 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 0 0 2 0 0 0 26 65
10 ATINA 2 2 2 1 2 2 2 1 2 0 2 1 2 2 2 1 2 2 0 0 30 75
11 BHIKO 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 0 0 29 73
12 CANTIKA 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 0 0 30 75
13 DEVI O 2 1 1 2 2 0 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 0 0 30 75
14 DEVI P 2 0 0 0 2 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 0 24 60
15 DHEA 2 1 2 2 0 0 2 0 2 0 2 1 2 2 0 0 2 0 2 2 24 60
16 FELICIA 2 1 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 0 1 1 2 2 1 1 30 75
17 FIKRI 0 2 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 28 70
18 JUNIALITA 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 2 0 0 0 29 73

277
19 LEVINA 2 2 1 0 1 2 2 0 1 2 2 0 2 2 1 1 2 1 2 0 26 65
20 MARINI 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 2 2 2 1 0 0 31 78
21 MITA 2 2 2 1 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 0 0 0 24 60
278

22 MUTIARA 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 0 30 75
23 FRENGKI 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 0 0 0 25 63
24 PUJA 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 1 1 0 2 0 0 2 0 2 2 27 68
25 RANDI 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 0 0 28 70
26 RENTI 2 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 31 78
27 REVI 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 0 2 2 2 2 2 0 0 30 75
28 RIRIN 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 0 0 31 78
29 TESI 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 2 1 0 30 75
30 WENDI 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 30 75
31 WILLI 2 0 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 0 31 78
32 YOSEPH 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 31 78
33 YUDA 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 0 0 31 78
Jumlah 52 53 56 39 51 57 58 44 53 54 60 39 49 53 53 35 63 40 21 10 940 2355
Skor Maksimal 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66
Rata - Rata 0.79 0.80 0.85 0.59 0.77 0.86 0.88 0.67 0.80 0.82 0.91 0.59 0.74 0.80 0.80 0.53 0.95 0.61 0.32 0.15 71.36
Persentase 79 80 85 59 77 86 87.9 67 80.3 82 91 59 74 80 80 53 95 60.6 32 15.2

ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR POST-TEST KELAS KONTROL


Nomor Soal Rata -
Indikator Pemecahan Masalah
1 2 3 4 5 Total Rata
Memahami Masalah 79 77 80 74 95 405 81.0
Merencanakan Penyelesaian 80 86 82 80 61 389 77.8
Penyelesaian Masalah 85 88 91 80 32 376 75.2

278
Memeriksa kembali 59 67 59 53 15 253 50.6
Jumlah 303 318 312 287 203
Rata – Rata 75.75 79.5 78 71.75 50.75
279

PUSTAKA

Adawiyah, Robiatul. 2011. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. www.repository.uinjkt.ac.id (diakses pada tanggal 27 November 2015 pukul 14.00
WIB).

Atsnan, M. F. 2013. Penerapan Pendekatan Scientifik dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan),
Prosiding http://eprints.uny.ac.id/10777/1/p%205.pdf

BNSP, 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta :
BSNP

Dinandar. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di SMK
Dharma Karya Jakarta”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. www.repository.uinjkt.ac.id (diakses pada tanggal 10 November
2015 pukul 20.30 WIB).

Gozali, Denmas. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Tipe Creatif Problem Solving untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VA SDN 17 Kota Bengkulu”. Skripsi Universitas Bengkulu. www.repository.unib.ac.id
(diakses pada tanggal 27 November 2015 pukul 16. 30 WIB).

Hamzah B.Uno, Haji. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakart: Pustaka Belajar

279
Rusman. 2014. Model –Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
280

Sugyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan H & D. Bandung: Alfabeta

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Preanada Media Group.

280

Anda mungkin juga menyukai