Anda di halaman 1dari 24

LET

Hanya sebagai tempat menyimpan segala yang ingin aku simpan.

Kamis, 01 September 2011


Geometri II

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari hari kita sering diperhadapkan kepada banyak masalah yang
berhubungan dengan geometri. Yang berhubungan dengan titik, benda- benda ruang, garis dan
bidang - bidang. Sangat diperlukan pemahaman terhadap hal hal yang berhubungan dengan
Geometri agar dengan itu kita dapat menghadapi berbagai persoalan yang kita hadapi.
Dalam makalah ini saya membahas beberapa materi yang berhubungan dengan Geometri.
Materi yang saya bahas yaitu persamaan bidang putar, luasan berderajat dua, garis lengkung,
bidang rata, persamaan bidang Atur, elipssoida, hiperboloida, Paraboloida, Persamaan Bidang
Kerucut dan Persaman Bidang Silinder.
Untuk lebih mengenal lagi bagaimana geometri itu dan materi materi yang saya bahas,
maka mari kita bersama sama melihat makalah ini dan mencoba memahaminya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menentukan persamaan bidang putar dari garis lurus yang di putar pada garis
bersilangan?
2. Bagaimana menyusun persamaan luasan yang terjadi dari elips, Hiperbola dan parabola?
3. Bagaimana mengidentifikasi persamaan syarat bidang atur dan menentukan persamaan bidang
atur yang memenuhi kriteria tertentu?
4. Bagaimana menyusun persamaan bidang singgung sebuah titik pada elipsoida dan persamaan
bidang kutub dari sebuah titik terhadap elipsoida?
5. Bagaimana cara menyusun sifat-sifat hiperbola daun satu dan daun dua?
6. Bagaimana cara menentukan sifat-sifat paraboloida eliptik dan sifat-sifat paraboloida hiperbolik?
7. Bagaimana cara menyusun persamaan bidang kerucut dan persamaan bidang silinder dengan
memenuhi syarat tertentu ?

C. TUJUAN PENULISAN
Ada pun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu :
1. Menentukan persamaan bidang putar dari garis lurus yang di putar pada garis bersilangan.
2. Menyusun persamaan luasan yang terjadi dari Elips,Hiperbola dan parabola.
3. Mengidentifikasi persamaan syarat bidang atur dan menentukan persamaan bidang atur yang
memenuhi kriteria tertentu.
4. Menyusun persamaan bidang singgung sebuah titik pada elipsoida dan persamaan bidang kutub
dari sebuah titik terhadap elipsoida.
5. Menentukan sifat-sifat hiperboloida daun satu dan hiperboloida daun dua.
6. Menentukan sifat-sifat paraboloida eliptik dan paraboloida hiperbolik.
7. Menyusun persamaan bidang kerucut dan bidang silinder yang memenuhi syarat tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN

PERSAMAAN BIDANG PUTAR DARI GARIS LURUS YANG DIPUTAR PADA GARIS
BERSILANGAN
A. BIDANG PUTAR
Bidang putar adalah terjadi bila suatu garis lurus/lengkung diputar sekeliling sebuah garis lurus
tertentu (yang disebut sumbu putar). Tiap-tiap titik dari garis yang berputar tadi akan melalui
sebuah lingkaran,yang mana bidang lingkaran tersebut tegak lurus sumbu putar.
Contohnya : kita hendak mencari persamaan bidang putar yang terjadi apabila sebuah garis lurus
: y = 0,x/a + z/0 = 1 diputar sekeliling sumbu z.ambil titik sembarang (x 0,0,zo) pada garis tersebut
maka terpenuhi : x0/a + z0/b = 1(*)
Persamaan lingkaran yang oleh perputarab titik (x0,0,zo) sekeliling sumbu z adalah perpotongan
silinder x2 + y2 = x02 dan bidang z = z0 atau
x2 + y2 = x02
z = z0

Misalkan garis yang putar mengelilingi sumbu x, maka persamaannya berbentuk.

Misalkan T (x0,y0,z0) sebarang titik pada garis yang diputar, maka harus memenuhi

Persamaan lingkaran yang melalui T adalah

Dengan mengeliminasi x0,y0, dan z0 dari persamaan (1), (2),(3), (4), kita memperoleh persamaan

Persamaan ini merupakan persamaan hiperboloida putaran berdaun satu

LUASAN BERDERAJAT DUA


A. LUASAN YANG TERJADI DARI ELIPS
1. Pada bidang XOY terletak elips dengan persamaan
z=0
1
Pada bidang YOZ terletak elips dengan persamaan
x=0

Kedua elips di atas mempunyai puncak puncak yang sama pada sumbu y.
Selanjutnya, elips yang terletak pada bidang XOY digerakkan dengan aturan sebagai berikut.
a. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY
b. Titik pusatnya tetep pada sumbu z
c. Dua dari puncaknya selalu terletak pada elips yang terletak pada bidang XOY
d. Elips tetap sebangun dengan elips yang digerakkan.
Berarti elips pada bidang YOZ merupakan garis arah dari elips yang bergerak. Adapun
persamaan luasan sebagai berikut.
Misalkan elips z=0 digerakkan sehingga terletak pada

Bidang z = dan setengah sumbu sumbunya adalah x0 dan y0 berturut turut sumbu yang
sejajar sumbu x dan sumbu y.
Karena memenuhi aturan a, b, c maka, titik (0, y0, ) terletak pada elips
x=0

Sehingga memenuhi atau


Karena aturan a, b, dan d maka dipenuhi
Atau x02 = = = a2
Jadi persamaan elips yang terletak pada bidang z = tersebut adalah :
z=
1
atau z=
1
Dengan mengeliminasi dan persamaan elips ini, kita peroleh persamaan
1
Persamaan ini merupakan persamaan elipsoida dengan titik pusat O dan sumbu sumbunya
berimpit dengan sumbu sumbu koordinat.
Jika dua diantara a, b dan c adalah sama, maka elipsoida tersebut merupakan suatu elipsoida
putaran. Jika a = b = c, maka elipsoida tersebut merupakan bola.

2. Elips yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan


z=0
1
Dan persamaan garis arah dari ellips yang bergerak adalah hiperbola pada bidang YOZ dengan
persamaan
x=0

Selanjutnya, ellips digerakkan dengan aturan :


a) Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY
b) Titik pusat ellips selalu terletak pada sumbu z
c) Dua titik puncaknya selalu terletak pada garis arah
d) Ellips yang digerakkan tetap sebangun dengan ellips semula.
Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak pada bidang z = dan setengah sumbu sumbunya
x0 dan y0 berturut turut sejajar dengan sumbu x dan sumbu y.
Karena memenuhi aturan a, b dan c maka untuk titik (0, y0, ) berlaku
atau
Dari aturan a, b dan d maka dipenuhi
Atau x02 = = = a2
Jadi persamaan elips yang terletak pada bidang z = tersebut adalah :

z=
1
Dengan mengeliminasi dan persamaan elips ini, kita peroleh persamaan
1
Persamaan ini merupakan persamaan hiperboloida berdaun satu dengan titik pusat O dan sumbu
sumbunya berimpit dengan sumbu sumbu koordinat.
Jika a = b, maka kita memperoleh hiperboloida putaran.

3. Ellips yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan


z=0
1
Dan garis arah dari ellips yang digerakkan adalah hiperbola dengan persamaan

x=0

Selanjutnya, ellips digerakkan dengan aturan :


a) Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY
b) Titik pusat ellips selalu terletak pada sumbu z
c) Dua titik puncaknya selalu terletak pada garis arah
d) Ellips yang digerakkan tetap sebangun dengan ellips semula.
Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak pada bidang z = dan setengah sumbu sumbunya
yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y berturut turut x0 dan y0.
Karena memenuhi aturan a, b dan c maka untuk titik (0, y0, ) memenuhi
atau
Dari aturan a, b dan d maka dipenuhi
atau x02 = = a2
Jadi persamaan elips yang terletak pada bidang z = tersebut adalah :
z=
1
Dengan mengeliminasi dari persamaan elips ini, kita memperoleh persamaan
1
Persamaan ini merupakan persamaan hiperboloida berdaun dua dengan titik pusat O dan
sumbunya adalah sumbu z.
Jika a = b, maka persamaan itu menjadi persamaan hiperboloida putaran berdaun dua dengan
sumbu z sebagai sumbu putar.

4. Ellips yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan


z=0
1
Dan garis arah dari ellips yang bergerak adalah parabola pada bidang YOZ dengan persamaan
x=0

Selanjutnya, ellips digerakkan dengan aturan :


a) Bidangnya selalu sejajar dengan bidang XOY
b) Titik pusat ellips selalu terletak pada sumbu z
c) Dua titik puncaknya selalu terletak pada garis arah
d) Ellips yang digerakkan tetap sebangun dengan ellips semula.
Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak pada bidang z = dan setengah sumbu sumbunya
yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y berturut turut adalah x0 dan y0.
Karena memenuhi aturan a, b dan c maka untuk titik (0, y0, ) memenuhi
Dari aturan a, b dan d maka dipenuhi
Atau x02 = = 2p
Jadi persamaan elips yang terletak pada bidang z = tersebut adalah :
z=
1
Dengan mengeliminasi dan persamaan elips ini, kita peroleh persamaan
1
Persamaan ini merupakan persamaan paraboloida ellips dengan titik puncak di O.
Jika a = b maka kita memperoleh persamaan paraboloida putaran dengan sumbu z sebagai sumbu
putarnya.
5.
B. LUASAN YANG TERJADI DARI HIPERBOLA
1. Hiperbola digerakkan terletak pada bidang YOZ
Misalkan hiperbola yang digerakkan terletak pada bidang YOZ dengan persamaan
x=0

dan garis arahnya berupa ellips pada bidang XOY dengan persamaan
z=0

Aturan untuk menggerakkan hiperbola adalah sebagai berikut :


a. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang YOZ
b. Titik pusatnya selalu terletak pada sumbu x.
c. Hiperbolanya selalu tetap sebangun dengan hiperbola semua.
d. Titik titik puncaknya selalu terletak pada garis arah.
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang x = dan setengah sumbunya yang
sejajar dengan sumbu y dan sumbu z berturut turut adalah y0 dan z0. Dari garis aturan di atas,
titik puncak (, terletak pada garis arah sehingga harus dipenuhi
atau
Dan juga sehingga atau

Jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x = adalah


x=

Dengan mengeliminasi dari persamaan hiperbola di atas kita memperoleh persamaan 1


Persamaan ini merupakan persamaan hiperbola berdaun satu.

2. Hiperbola digerakkan terletak pada bidang YOZ


Misalkan hiperbola yang digerakkan terletak pada bidang YOZ dengan persamaan
x=0

dan garis arahnya berupa ellips pada bidang XOY dengan persamaan
z=0

Aturan untuk menggerakkan hiperbola adalah sebagai berikut :


a. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang YOZ
b. Titik pusatnya selalu terletak pada sumbu x.
c. Hiperbolanya selalu tetap sebangun dengan hiperbola semua.
d. Titik titik puncaknya selalu terletak pada garis arah.
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang x = dan setengah sumbunya yang
sejajar dengan sumbu y dan sumbu z berturut turut adalah y0 dan z0. Dari garis aturan di atas,
titik puncak (, terletak pada garis arah sehingga harus dipenuhi
atau
Dan juga sehingga atau

Jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x = adalah


x=

Dengan mengeliminasi dari persamaan hiperbola di atas kita memperoleh persamaan 1


Persamaan ini merupakan persamaan hiperbola berdaun dua dengan sumbu y sebagai sumbunya.
3. Hiperbola digerakkan terletak pada bidang XOY
Misalkan hiperbola yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan
z=0

dan garis arahnya berupa ellips pada bidang YOZ dengan persamaan
x=0

Aturan untuk menggerakkan hiperbola adalah sebagai berikut :


a. Bidangnya selalu sejajar dengan bidang YOZ
b. Titik pusatnya selalu terletak pada sumbu x.
c. Hiperbolanya selalu tetap sebangun dengan hiperbola semua.
d. Titik titik puncaknya selalu terletak pada garis arah.
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang x = dan setengah sumbunya yang
sejajar dengan sumbu y dan sumbu z berturut turut adalah y0 dan z0. Dari garis aturan di atas,
titik puncak (, terletak pada garis arah sehingga harus dipenuhi
atau
Jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x = adalah
x=

Dengan mengeliminasi dari persamaan hiperbola di atas kita memperoleh persamaan


Persamaan ini merupakan persamaan hiperbolis dengan sumbu z sebagai sumbunya

C. LUASAN YANG TERJADI DARI PARABOLA


Parabola adalah himpunan titik-titik P yang berjarak sama (equisdistant) dari sebuah garis tetap
(direktriks) dan fokus F , dalam hal ini, titik yang memenuhi
|PF| = |PL|
Dari defenisi ini, kita bermaksud untuk menurunkan suatu persamaan xy, dan kita menginginkan
sesederhana mungkin. Posisi sumbu koordinat tidak memberikan efek pada kurva, tetapi
mempengaruhi kesederhanaan persamaan kurva tersebut. Karena parabola bersifat simetrik
terhadap sumbunya, sudah lazim untuk menempatkan salah satu dari sumbu koordinat, misalnya
sumbu x, pada sumbu simetri kurva tersebut. Misalkan fokus F berada di bagian kanan titik asal,
katakanlah di (p,0), dan direktriks berada di bagian kiri yang mempunyai persaman x=-p. Maka
verteks akan berada di titik asal. Seluruh penjelasan ini diilustrasikan pada gambar d bawah:

L(-p, y) P (x , y)
F (p, 0)

x = -p

Dari syarat |PF|=|PL| dan rumus jarak, kita peroleh


=
Setelah menguadratkan kedua ruas dan menyederhanakannya, kita peroleh
= 4py
Persamaan ini adalah persamaan standar (standar equation) dari sebuah parabola horizontal
(sumbu horizontal) yang terbuka. Perhatikan bahwa p > 0 dan bahwa p adalah jarak dari fokus ke
verteks.
Contoh luasan yang terjadi pada parabola yaitu luasan paraboloida hiperbolis dan luasan
paraboloida elliptis (dapat dilihat pada bagian Paraboloida).

GARIS LENGKUNG ARAH, BIDANG RATA ARAH, BIDANG ARAH,


PERSAMAAN BIDANG ALUR

GARIS LENGKUNG ARAH


A. PERSAMAAN GARIS DAN BIDANG LENGKUNG
Pada sistem koordinat cartesius XYZ suatu bidang (surface) dinyatakan sebagai sebuah
persamaan yang terdiri dari 3 variabel x,y,z. bidang nyata misalnya mempunyai mempunyai
persamaan derajat pertama f(x,y,z) = Ax + By + Cz + D = 0. Suatu titik (x 0,y0,z0,) terletak pada
suatu surface F(x,y,z) = 0 apabila terpenuhi F (x0,y0,z0) = 0
Suatu garis lurus/lengkung di dalam ruang biasanya biasanya dinyatakan sebagai perpotongan 2
buah bidang,yang berarti dinyatakan dengan dua persamaan F(x,y,z) = 0 dan G(x,y,z) = 0.
Persamaan : (x-1)2 + (y-2)2 + (z-3)2 = 14
x2 + y2 + z2 = 1
Persamaan garis lengkung yang berbentuk lingkaran (sebagai hasil perpotongan 2 buah bola).
B. PROYEKSI GARIS LENGKUNG PADA BIDANG KOORDINAT
Perhatikan bidang dengan persamaan F(x,y) = 0. Disini persamaan bebas dari variable z.
persamaan tersebut menyatakan suatu bidang silinder yang garis lukisnya // sumbu z.
Sebagai garis lengkung arah dari bidang selinder itu adalah perpotongan bidang silinder dengan
koordinaat OXY persamaannya F(x,y) = 0
Z=0
Berbentuk F(x,z) = 0 dan F(y,z) = 0 berturut-turut menyatakan bidang silinder yang // sumbu y
dan // sumbu x.
Persamaan x2 + y2 = 9 menyatakan sebuah silinder dengan garis lengkung arah sebuah lingkaran
berpusat dititik O(0,0,0) berjari-jari 3 dan garis lukisnya // sumbu z.

PERSAMAAN BIDANG ATUR


Bidang atur adalah bidang yang dibentuk oleh sebuah garis lurus yang bergerak di dalam ruang
menurut ketentuan-ketentuan yang diberikan. Selinder dan kerucut adalah conto-contoh dari
bidang atur. Dapat dilihat pada pembahasan Silinder dan Kerucut.

PERSAMAAN BIDANG SINGGUNG SEBUAH TITIK PADA ELIPSOIDA


& PERSAMAAN BIDANG KUTUB DARI SEBUAH TITIK TERHADAP
ELIPSOIDA

A. PERSAMAAN BIDANG SINGGUNG SEBUAH TITIK PADA ELISOIDA


Sifat -sifat sederhana dari elipsoida antara lain:
Perhatikan persamaan elipsoida
a. Titik pusat elipsoida ini adalah (0,0,0).
b. Sumbu-sumbu simetrinya adalah sumbu x, sumbu y dan sumbu z yang masing-masing
panjangnya 2a,2b,2c.
c. Titik-titik puncaknya ada enam yaitu (a,0,0), (-a,0,0),(0,b,0),(0,-b,0),(0,0,c), (0,0,-c).
Persamaan bidang singgung pada elipsoida dapat dicari sebagai berikut.
Misalkan T(x2,y2,z1) merupakan titik singgung tersebut. Persaman garis yang melalui T dengan
bilangan-bilangan arah p,q, dan r adalah
(*)

Koordinat-koordinat titik-titik potong garis ini dengan elipsoida di atas, diperoleh sebagai
berikut:
=1
Setelah dijabarkan, persamaan di atas akan menjadi
( +( +
Salah satu akar dari persamaan kuadrat ini adalah
Agar garis menyinggung elipsoida maka haruslah
Hal ini hanya terjadi untuk
+ =0 ..(**)
Dari persamaan (*) dan (**) kita mengeliminasi p, q dan r sehingga kita memperoleh
=0
Persamaan ini merupakan persamaan garis yang menyinggung elipsoida di T.
Jadi persamaan bidang singgung di T pada elipsoida adalah
B. PERSAMAAN BIDANG KUTUB DI SEBUAH TITIK TERHADAP ELIPSOIDA
Misalkan T (x1,y1,z1) suatu titik diluar elipsoida. Dari titik T dibuat bidang-bidang yang
menyinggung elipsoida.
Misalkan P(x0,yo,z0) suatu titik singgung yang melalui titik T. Berdasarkan uraian di atas
persamaan bidang singgung di titik P adalah
+ + 1
Karena bidang singgung melalui T, maka dipenuhi
+ + =1
Ini berarti setiap titik singgung dari bidang singgung pada elipsoida yang melalui titik T, terletak
pada bidang dengan persamaan
Persamaan ini merupakan persamaan bidang kutub dari titik T terhadap elipsoida
+ + =1
Tampak bahwa, jika T terletak pada elipsoida maka persamaan bidang kutub dari T merupakan
persamaan bidang singgung di T. Persamaan batas bayangan elipsoida oleh sinar-sinar yang
melalui T (x1,y1,z1) adalah
+ + =1
Contoh
Carilah m sehingga bidang x 2y 2z + m = 0 menyinggung elipsoida + + =1
Penyelesaian
Misalkan T(x0,y0,z0) suatu titik singgung elipsoida
Maka dipenuhi + + =1
Persamaan bidang singgung elipsoida di T adalah + + = 1
Atau x0x + 4y0y + 16z0z 144 = 0
Bidang singgung ini harus berimpit dengan bidang dengan persamaan x 2y2z+ m = 0
Ini berarti harus dipenuhi = = = =
Atau = 8
Untuk = 8 kita memperoleh m = - 18 dan untuk = -8 kita memperoleh m = 18.
Jadi nilai m yang ditanyakan adalah m = 18

HIPERBOLOIDA DAUN SATU DAN HIPERBOLOIDA DAUN DUA


A. HIPERBOLA BERDAUN SATU
Perhatikan persamaan hiperboloida berdaun satu
+ - =1
Sumbu-sumbu simetrinya adalah sumbu x, sumbu y, dan sumbu z. Titik-titik puncaknya yang
terletak di sumbu-sumbu koordinat ada empat yaitu: (a, 0, 0,), (-a, 0, 0,), (0, b, 0,) dan (0, -b, 0).
Dengan cara seperti pada elipsoida diperoleh persamaan bidang singgung pada hiperboloida
berdaun satu di titik singgung T(x1,y1,z1) yaitu
+ - =1
Demikian juga dengan persamaan bidang kutub dari titik T(x1, y1, z1) terhadap hiperboloida
berdaun satu yaitu
+ - =1
Berikut ini, kita akan mengubah bentuk persamaan hiperboloida berdaun satu. Misalkan
persamaan hiperboloida berdaun satu adalah
+ - =1
Bentuk ini dapat dinyatakan sebagai
- =1-
- ) ( + ) = (1 - )(1 + )
Berarti ada dua susunan garis pada hiperboloida berdaun satu yaitu

I. ( - ) = (1 - )
( +)= (1+)
II. ( - ) = (1 + )
( + ) = (1 - )

dengan , , , parameter
Akan dibuktikan bahwa garis-garis dalam satu susunan saling bersilangan. Misalkan persamaan
garis-garis dalam satu susunan itu adalah

( - ) = (1 - )
( +)= (1+)
dan ( - ) = (1 - )
( +)= (1+)

Andaikan kedua garis tersebut berpotongan, maka terdapat harga x, y dan z sehingga
1) - = (1 - ) = (1 - ) dengan
Berarti ( - ) (1 - ) = 0 atau y = b
2) + = ( 1 + ) = ( 1 + ) dengan
Berarti ( - ) ( 1 + ) = 0 atau y = -b
Dari (1) dan (2) kita memperoleh suatu kontradiksi yaitu b = y = -b (karena b 0). Jadi
pengandaian salah dan haruslah kedua garis dalam satu susunan adalah bersilangan.
Selanjutnya, kita akan membuktikan juga bahwa garis garis dalam susunan garis yang
berlainan adalah bersilangan.
Misalnya persamaan garis garis dalam susunan garis yang berlainan itu adalah

( - ) = (1 - ) dan
( +)= (1+)
( - ) = (1 + )
( + ) = (1 - )
dari empat persamaan ini kita memperoleh harga x dan z.
Akan ditunjukkan bahwa untuk harga x dan z yang kita peroleh akan memberikan hanya satu
harga y sehingga x, y, dan z memennuhi keempa persamaan tersebut.
Dari empat persamaan di atas, kita mempunyai
dan
Karena (1+ ) ekivalen dengan
Maka kita hanya memperoleh satu harga y.
Jadi terdapat nilai x,y dan z yang memenuhi keempat persamaan di atas,yang berarti bahwa
kedua garis tersebut berpotongan.
Setiap titik pada hiperbol + =1, tentu memenuhi persamaan susunan garis
(
( + ) = (1 + ) ( + ) = ( 1-

B. HIPERBOLOIDA BERDAUN DUA


Perhatikan persamaan hiperbola berdaun dua
- - =1
Hiperbola ini hanya mempunyai satu sumbu simetri yaitu sumbu x.
Titik-titik puncak ada dua yaitu (a, 0, 0) dan (-a, 0, 0)
Panjang sumbu-sumbunya adalah 2a,2b,dan 2c.
Dengan cara seperti pada elipsoida,kita memperoleh persamaan bidang singgung di T (x1,y1,z1)
yaitu
Demikian juga persamaan bidang kutub dari titik T (x1,y1,z1) terhadap hiperboloida berdaun dua
yaitu
Contoh :
Diketahui persamaan hiperboloida berdaun satu
Tentukan persamaan garis garis pelukis yang melalui titik P (4, -3, 2)
Penyelesaian :
Persamaan susunan garis dari hiperboloida berdaun satu
adalah
( - ) = (1 - )
( +)=(1+)
dan
( - ) = (1 + )
( - ) = (1 - )
karena titik P (4, -3, 2) dilalui oleh garis pelukis, maka P memenuhi persamaan susunan garis di
atas. Ini berarti
(1 1) = (1 + 1) dan (1 1) = (1 1)
(1 + 1) = ( 1 1) dan (1 + 1) = (1 + 1)
Jadi = 0 dan =
Persamaan garis pelukis yang melalui P adalah

( - ) = (1 - ) dan
( - ) = (1 + )
Setelah disederhanakan diperoleh
( - ) = (1 + )
( + ) = (1 - )

x 2z = 0 dan 3x 4y 6z 12 = 0
y+3=0 3x + 4y 6z 12 = 0
PERSAMAAN PARABOLOIDA HIPERBOLIK & ELEPTIK
A. PARABOLOIDA HIPERBOLIK
Perhatikan persamaan paraboloida hiperbolis
Dengan cara seperti pada ellipsoida, kita memperoleh persamaan bidang singgung di T (x1,y1,z1)
pada paraboloida hiperbolis, yaitu
Persamaan bidang kutub dari titik T (x1,y1,z1) terhadap paraboloida hiperbolis adalah

Jika titik T pada paraboloida hiperbolis, maka bidang kutub menjadi bidang singgung. Seperti
pada hipeboloida berdaun satu, paraboloida hiperbolis mempunyai dua susunan garis yang
diperoleh dari
atau
Persamaan susunan garisnya adalah

= z dan
( +)=
( +) =
( +)=z
Dengan cara seperti pada hiperboloida berdaun satu kita mempunyai sifat sifat :
1. Setiap dua garis dari satu susunan sumbu tentu bersilangan
2. Setiap dua garis dari susunan sumbu yang berlainan tentu berpotongan
3. Setiap titik pada paraboloida hiperbolik dilalui oleh satu garis dari susunan I dan satu garis dari
susunan II.

B. PARABOLOIDA ELIPTIK
Perhatikan persamaan paraboloida elliptis

Titik puncak ada satu dan sumbu simetrinya adalah sumbu z.


Dengan cara seperti pada ellipsoida, kita memperoleh persamaan bidang singgung di T (x1,y1,z1)
pada paraboloida elliptis, yaitu
Persamaan bidang kutub dari titik T (x1,y1,z1) terhadap paraboloida eliptis adalah
Jika titik T pada paraboloida eliptis, maka bidang kutub dari T menjadi bidang singgung di T.

PERSAMAAN BIDANG KERUCUT DAN PERSAMAAN BIDANG


SILINDER
A. BIDANG KERUCUT
Bidang kerucut adalah TK garis-garis yang melalui sebuah titik tetap tertentu (disebut puncak )
dan selalu memotong sebuah garis lengkung tertentu (disebut garis arah)
Contohnya : hendak mencari persamaan kerucut berpusat di T (1,1,2) dan baris lengkung
arahnya adalah sebuah lingkaran terletaak di bidang OYZ pusat (0,0,0) jari-jari = 1.maka
persamaan lingkaran x2 + y2 + z2 = 1
x=0
Ambil titik sembarang (0,y0,z0) pada lingkaran, tersebut
yo2 + z02 = 1(*)
Garis lukis melalui T (1,1,2) dan (0, y0,z0) persamaanya : [x,y,z] = [1,1,2]
+ [ -1, y0-1, z0-2] atau
X=1 =1x
Y = 1+y0 =
Z = 2+ z0 - 2 z0 = =
Subsitusi ke (*) diperoleh: ( )2 + ( )2 = 1

B. BIDANG SILINDER
Bidang silinder adalah TK garis lurus-lurus yang saling // dan selalu memotong suatu garis
tertentu. Untuk mencari persamaan suatu bidang silinder kita lakukan kombinasi dari (A) dan (B)
di atas
cari persamaan silinder dengan garis lengkung sebuah lingkaran pada bidang z = 0 berpusat di
(0,0,0) dan jari-jari 3, sedangkan garis lukisnya berarah (2,1,1). Maka lingkaran arah silinder
adalah perpotongan bola x2 + y2 + z2 = 9 dan bidang z = 0 atau x2 + y2 + z2 = 9
z2 = 0
Ambil sembarang titik (x0,y0,0) pada lingkaran,berarti terpenuhi x02,y02 = 9 ................(*)
Persamaan garis lukis melalui (x0,y0,0) berarah 2.1.1 adalah [x,y,z] =
[x0,y0,0] + [2,1,1] atau
X = x0 + 2 x0 = x - 2
Y= y0 + y0 = y dan mensubsitusikan ke(*)
Z=
Diperoleh : (x 2z)2 + (y z) = 9 atau x2 + y2 + 5z2 4xz 2yz = 9 adalah persamaan bidang
silinder yang diminta.
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bidang putar adalah bidang yang terjadi bila suatu garis lurus / lengkung diputar sekeliling
sebuah garis lurus tertentu.
2. Jika garis arahnya berupa elips
x=0
+ =1
Maka luas yang terjadi berupa elipssoida dengan persamaan
+ + =1
3. Jika garis arahnya berupa hiperbola
x=0
- =1
Maka luasan yang terjadi berupa hiperbola berdaun satu dengan persamaan
+ =1
4. Jika garis arahnya berupa hiperbola
x=0
-
Maka luasan yang terjadi berupa hiperboloida berdaun dua dengan persaamaan
- - =1
5. Jika garis arahnya berupa parabola
x=0
=2pz
Maka luasan yang terjadi berupa paraboloida elliptis dengan persamaan
=z
6. Jika garis arahnya berupa parabola
x=0
=2pz
Maka diperoleh paraboloida hiperbolis dengan persamaan
-
7. Bidang kerucut adalah TK garis-garis yang melalui sebuah titik tetap tertentu (disebut puncak )
dan selalu memotong sebuah garis lengkung tertentu (disebut garis arah).
8. Bidang silinder adalah TK garis lurus-lurus yang saling // dan selalu memotong suatu garis
tertentu.

II. SARAN
Dalam mempelajari Geometri dibutuhkan ketelitian serta pemahaman terhadap
berbagai hal yang ditemukan dalam Geometri. Oleh karena itu dibutuhkan problem solving /
pemecahan masalah dalam mempelajari geometri. Misalnya dengan mengerjakan soal soal
latihan, agar kita dapat lebih terlatih dalam mengerjakan soal soal yang berhubungan dengan
geometri.
III.

DAFTAR PUSTAKA

Leithold, Louis. 1986. Kalkulus dan Ilmu Ukur Analitik 3. Jakarta : PT Bina Aksara.

Purcell, Edwin J. dan Dale Varberg. 1987.Edisi Kelima Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.

Purcell, Varberg, Rigdon. 2004. Edisi Kedelapan Kalkulus Jilid Dua. Jakarta : Erlangga.

Sukirman, M., Drs.,M.Pd. 1995. Modul Geometri Analitik Bidang dan Ruang. Jakarta:
Universitas Terbuka Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai