Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu langkah untuk menentukan korelasi adalah dengan menentukan


koefisien korelasi. Terdapat beberapa macam teknik statistika nonpermatik yang
digunakan untuk menentukan koefisien korelasi. Diantaranya untuk data berskala
ordinal menggunakan koefisien korelasi rank spearmen dan koefisien korelasi rank
kendall, sedangkan data berskala nominal menggunakan koefisien korelasi
kontingensi. Uji korelasi nonpermatik yan digunakan untuk melihat hubungan antar
dua variabel salah satunya adalah koefisien kontingensi. Koefisien kontingensi
digunakan untuk menghitung hubungan variabel bila skala pengukurannya berbentuk
nominal. Uji korelasi ini mempunyai kaitan erat dengan chi-square yang digunakan
untuk menguji komperatif k sampel independen, itu karena dalam koefisien
kontingensi digunakan rumus chi-square (Sugiyono 2003:100).

Dalam penggunaan koefisien kontingensi, tidak diperlukan asumsi


kontiunitas pengkuran pada salah satu atau kedua variabel tanda tersebut. Dalam
menghitung korelasi menggunakan koefisien kontingensi, memerlukan table
kontingensi dan tiap sel harus mempunyai sifat yang tersusunn dalam baris baris dan
kolom kolom. Untuk menganalisa korelasi dan perhitungannya, telah dikembangkan
rumus keofisien kontingensi C (Koefisien Cramer) yang telah dikemukakan oleh
Cramer dan dinotasikan dengan symbol C. Dalam simulasinya, korelasi bedasarkan
koefisien kontengsi C menurut Cramer menggunakan program computer SPSS
(Statiscal Package for Social Sciences).

1
B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan Korelasi Kontingensi dan bagaimana
Tehniknya?
 Bagaimana rumus dan cara menyelesaikan soal Koefisien
Kontingensi?

C. Tujuan Pembahasan
 Untuk mengetahui Koefisien Kontingensi
 Agar mahasiswa mampu menyelesaikan soal Korelasi Koefisien
Kontingensi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Teknik Korelasi Kontingensi

Kuat lemahnya hubungan antarvariabel yang dianalisa itu dapat diketahui


dari koefisien korelasi (angka korelasi) yang diperoleh. Selain itu, koefisien korelasi
juga memperlihatkan arah korelasi antara variabel yang diteliti. Terdapat arah
korelasi yang positif (+), yaitu yang menunjukkan adanya korelasi sejajar yang
searah. Jadi, apabila variabel X mengalami pertambahan (naik), hal ini akan diikuti
pula oleh pertambahan variabel Y. Sebaliknya, pengurangan (penurunan) variabel X
diikuti juga oleh penurunan variabel Y. Adapula arah korelasi yang negatif (-), yaitu
yang menunjukkan adanya korelasi sejajar dua variabel yang diteliti, tapi berlawanan
arah (bertentangan,berkebaikan). Jadi kenaikan variabel X diikuti oleh penurunan
variabel Y.

Besarnya angka korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1. Artinya, suatu


korelasi antarvariabel bernilai paling kecil nol sehingga dapat dikatakan bahwa
antarvariabel itu tidak berkorelasi. Adapun bernilai 1, mengandung arti bahwa
antarvariabel berkolerasi sempurna. Suatu angka korelasi bisa bernilai negatif, namun
tanda negatif (-) tersebut bukanlah memperlihatkannya besarnya korelasi dimaksud,
melainkan memperlihatkan arah dari korelasi antarvariabel itu sebagaimana dimaksud
dengan korelasi negatif yang dijelaskan sebelumnya.

Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi (contingency coefficient


correlation) adalah salah satu Teknik Analisis Korelasional Bivariat, yang dua buah
variabel yang dikorelasikan adalah berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal.
Misalnya : Tingkat pendidikan:Baik, Cukup, Kurang, dan sebagainya.

3
Apabila variabel itu terbagi menjadi dua kategori, dan kedua kategori itu
sifatnya diskrit (terpisah menjadi dua buah kutub yang ekstrem), maka selain
menggunakan Teknik Analisis Korelasional Koefisien Kontingensi, dapat pula
digunakan Teknik Analisis Korelasi Phi Koefisien. Akan tetapi apabila kategori itu
lebih dari dua buah, maka Teknik Korelasi Phi Koefisien tidak dapat diterapkan
disini.

Apabila dua buah faktor dikorelasikan dan setiap faktornya terdiri dari
beberapa kelas (kelompok), korelasi kedua fakor itu dinyatakan sebagai korelasi
kontingensi. Hal ini karena antarkelas dari setiap factor yang dikorelasikan itu ditulis
pada daftar kontingensi. Besar/kecil, kuat/lemahnya korelasi dinyatakan dengan
koefisien kontingensi (C). Menentukan koefisien kontingensi antara dua factor dapat
ditempuh langkah langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis
2. Menguji ketergantungan antara dua factor
3. Menentukan koefisien kontingensi. Data yang diuji hendaknya yang bergejala
ordinal x ordinal.

B. Lambang dan Rumus

Kuat-Lemah, tinggi-rendah atau besar kecilnya korelasi antardua variabel


yang sedang kita selidiki korelasinya, dapat diketahui dari besar kecilnya angka
Indeks korelasi yang disebut Coefficient Contingency, yang umumnya diberi lambing
dengan huruf C atau KK (Singkatan dari Koefisien Kontingensi).

Rumus untuk mencari Koefisien Korelasi Kontingensi adalah :

4
Contoh soal :

Tabel 5.20 Tabel Kerja untuk mengetahui harga Kai Kuadrat, Dalam rangka
mencari Angka Indeks Korelasi Kontingensi C.

No 𝑓𝑜 𝑓𝑡 (𝑓𝑜 − 𝑓𝑡 ) (𝑓𝑜 − 𝑓𝑡 )2 (𝑓𝑜 − 𝑓𝑡 )2


𝑓𝑡
1 18 62𝑥40 +5,6 31,36 2,5290
=12,4
20

2 12 65𝑥40
-1,0 1,00 0,0770
=13,0
200

3 10 73𝑥40 -4,6 21,16 1,4490


=34,1
200

4 34 62𝑥110 -0,1 0,01 0,0003


=34,1
200

5 43 65𝑥110 +7,25 52,5625 1,4703


=35,75
200

6 33 73𝑥50 -7,15 51,1225 1,2733


=40.15
200

7 10 62𝑥50 -5,5 30,25 1,9516


=15,5
200

8 10 65𝑥50 -6,25 39,0625 2,4038


=16,25
200

5
9 30 73𝑥50 +11,75 138,0625 7,5651
=18,25
200

Juml 200= 200=N 0= _ 18,7194


ah N ∑(𝑓𝑜 − 𝑓𝑡 )

Penyelesaiaan :

(𝑓𝑜 −𝑓𝑡 )2
Dari table 5.20 telah berhasil kita peroleh ∑ = 18,7194. Jadi Kai Kuadratnya
𝑓𝑡

adalah ( 𝑥 2 ) =18,7194.

Langkah selanjutnya adalah :

1. Setelah Kai Kuadrat kita ketahui, maka selanjutnya kita substitusikan kedalam
rumus Koefisien Kontingensi :

𝑋2 18,7194
C atau KK =√𝑋 2+𝑁 = √18,7194 + 200 =

18,7194
=√ = √0,0856 = 0,293
218,7194

= 0,293

2. Untuk memberikan C atau KK itu, C kita ubah terlebih dahulu menjadi Phi (∅),
dengan rumus :

6
𝐶
∅=
√1 − 𝐶 2

0,293 0,293 0,293


∅= = =
√1−(0,293)2 √1−0,086 √0,914

0,293
= 0,956

= 0,306

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Koefisien Kontingensi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat


keeratan hubungan liniear antara dua variabel atau lebih. Besaran dari koefisien
korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih,
tetapi menggambarkan keterkaitan liniear. Koefisien kontingensi adalah suatu ukuran
kadar asosiasi relasi antara dua himpunan atribut. Ukuran ini berguna khususnya
apabila kita hanya mempunyai informasi kategori (skala nominal) mengenai satu
diantara himpunan himpunan atribut atau kedua himpunan atribut tersebut. Yaitu,
pengukuran ini dapat dipergunakan jika informasi tentang atribut atribut itu terdiri
dari suatu rangkaiaan frekuensi yang tidak berurut. Dalam menggunakan koefisien
kontingensi, tidak perlu membuat anggapan kontinuitas untuk berbagai kategori yang
dipergunakan untuk mengukur salah satu atau kedua himpunan.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah menyusun dengan sungguh


sungguh dan berharap makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa makalah ini belum bisa dikatakan sempurna
sehingga kami masih membutuhkan kritik dan saran dari pembaca sekalian agar bisa
diperbaiki kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sudijono Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta ; Rajawali Pers


Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
http://nugraha-hadi79.blogspot.com/2017/03/makalah-statistik-koefisien-
kontingensi.html diakses pada 1 november 2019 pukul 19:00

Anda mungkin juga menyukai