Anda di halaman 1dari 14

METODE STATISTIK 1

KORELASI SEDERHANA
KELOMPOK 2
KELOMPOK II

Desi Permata Sari


(06081181320012)

Diana Seftiana
(06081181320001)

Nova Amalia

Palantini

(06081181320033)

A. KORELASI
1. Korelasi Sederhana
Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini dinamakan
koefisien korelasi. Korelasi atau hubungan antara dua
peubah dapat berupa hubungan garis lurus dan juga dapat
berupa hubungan kurva linier. Pola tersebut dapat dideteksi
dengan membuat grafik distribusi bersama antara peubah X
dan Y.

2. Koefisien Korelasi
Arah hubungan korelasi ada dua yaitu arah positif dan arah
negative.
arah

hubungan positif adalah jika setiap skor tinggi peubah


X juga akan menyebabkan skor yang tinggi peubah Y, dan
sebaliknya.

arah

hubungsn negative adalah jika setiap skor tinggi


peubah X menyebabkan skor yang rendah peubah Y, dan
juga sebaliknya skor yang rendah pada peubah X berkaitan
dengan skor yang tinggi pada peubah Y.

Tanda arah hubungan dilambangkan dengan dua tanda aljabar


yaitu tanda + untuk arah positif dan tanda untuk arah negative.

Arah Hubungan

Positif (+)

Negatif (-)

Skor X

Skor Y

Rendah

Rendah

Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Tinggi

Tinggi

Besaran koefisien korelasi menunjukan kuat


atau lemahnya hubungan.
Tabel Tingkat Hubungan r
Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,800 1,000

Sangat Kuat

0,600 0,799

Kuat

0,400 0,599

Cukup Kuat

0,200 0,399

Rendah

0,000 0,199

Sangat Rendah

3. Teknik Korelasi
Korelasi

Product Moment

Bagian ini akan membahas cara menemukan koefisien


korelasi sampel (rvy) dan keterkaitannya dengan kedua
ukuran variasi bersama lainnya.
atau
dimana
=

kovariansi antara peubah X dengan peubah Y

simpangan baku peubah X, dan

simpangan baku peubah Y.

Korelasi

Pearson

Jika peubah X bersifat binomial dan peubah Y berskala interval maka


teknik Korelasi Pearson dapat ditulis menjadi rumus sebagai berikut

dimana

Contoh

soal:

Bagaimanakah hubungan antara jenis kelamin dengan


sikap keguruan? pertanyaan tersebut daoat juga
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan lain, yaitu: Apakah
sikap keguruan pria berbeda dengan sikap keguruan
wanita? atau Apakah ada perbedaan sikap keguruan
antara pria dan wanita? Para pembaca yang sudah
mengenal uji perbedaan dua buah rata-rata dapat
memahami bahwa pertanyaan tersebut dapat dianalisis
menggunakan uji-t. Namun, bagian ini dipusatkan kepada
penggunaan analisis korelasi biserial titik dalam menjawab
pertanyaan tersebut.

Penyelesaian:
Tabel 6.5
Jenis Kelamin (X) dan Sikap Keguruan(Y) Data Fiktif
No

18

17

20

22

23

19

Pada rumus kelompok kesatu dan kedua dapat ditentukan


secara semabarang. Misalnya, kelompok kesatu adalah pria
dan kelompok kedua adalah wanita. Sebagai contoh, rumus
digunakan untuk menentukan koefisien korelasi biserial titik
data pada tabel 6.5. Peubah jenis kelamin (X) ditulis dengan
angka 0 (wanita) dan 1(pria). Kelompok kesatu (p) adalah
kelompok pria (1) dan q melambangkan kelompok wanita
(0). Nilai-nilai yang diperlukan dapat diketahui sebagai
berikut;

Dilihat dari tabel tingkat hubungan r, maka dapat


disimpulkan hubungan keduanya kuat

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya


Koefisien Korelasi
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menafsirkan besarnya koefisien korelasi adalah sebagai
berikut:
1.

koefisien distribusi peubah X dan Y

2.

Koefisien korelasi dari sampel kecil

3.

Gabungan beberapa sampel

4.

Penyempitan rantang skor

5.

Regresi yang tidak linier

6.

Galat acak pengukuran.

Kesimpulan
Korelasi merupakan hubungan antara dua kejadian
dimana kejadian yang satu dapat mempengaruhi
eksistensi kejadian yang lain, Misalnya kejadian X
mempengerahui kejadian Y. Apabila dua variable X dan
Y mempunyai hubungan, maka nilai variable X yang
sudah diketahui dapat dipergunakan untuk
memperkirakan/menaksir atau meramalkan Y.

THANK YOU
WASALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai