Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KORELASI BIVARIAT MENGGUNAKAN UJI KORELASI KOEFISIEN


KONTINGENSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika Pendidikan
yang diampu oleh Ibu Fitriana Yolanda.,S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh : kelompok 4

Dea Miranda (206910564)


Muhammad Nur Alfian (206910408)
Aulia Fransiska (196910732)
Putry Dinanty (206910452)
Eka Ratna Putri (206910136)
Ledi Anggeriani (206910655)
Reny Lesta (206910594)
Desva Wahyuni Safitri (206910270)
Nurul Khoiriyati (206910425)
Afifah Hannum (206910381)
Setyantari (206910353)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berjudul “Korelasi
Bivariat Menggunakan Uji Korelasi Koefisien Kontingensi”.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 1

C. TUJUAN PENULISAN 1

BAB II 2

A. KONSEP RELASI 2

B. KONSEP UJI RELASI 2

C. UJI KOEFISIEN KONTINGENSI 4

BAB III..................................................................................................................10

A. KESIMPULAN 10

B. SARAN 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

         Telah sama-sama kita ketahui bahwasanya dalam setiap kita melakukan


penelitian,maka kita telah mendapatkan data yang belum tersusun atau tertata
dengan baik boleh dikatakan masih berbentuk data yang belum sempurna, maka
dari itu dibutuhkan prosos lanjut salah satunya mengubah data data kedalam
bentuk yang diinginkan dengan menggunakan teknik analisis korelasional.
         Agar dapat memberikan informasi yang tepat, ringkas dan jelas. Karena
merupakqan hal yang sangat merugikan apa bila kita sebagai peneliti tidak
mengetahui apa arti dan bagaimana cara mengolah data yang telah kita dapatkan
agar menjadi data byang bisa memberikan informasi yang jelas.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Apa itu korelasi koefisien kontingensi ?


2) Apa rumus korelasi koefisien kontingensi ?
3) Bagaimana uji korelasi koefisien kontingensi ?

C. TUJUAN PENULISAN

1) Agar pembaca mengetahui konsep korelasi koefisien kontingensi


2) Agar pembaca mengetahui rumus koefisien kontingensi
3) Agar pembaca mengetahui bagaimana uji korelasi koefisien kontingensi

1
BAB II

ISI

2. 1 Konsep Korelasi

Korelasi (correlation) berarti hubungan dan saling hubungan atau


hubungan timbal balik. Korelasi dalam Ilmu Statistik adalah hubungan antar dua
variabel (bivariate correlation) dan hubungan antar lebih dari dua variabel
(multivariate correlation). Korelasi atau hubungan tersebut dapat berbentuk
hubungan simetris, hubungan sebab akibat (kausal), atau hubungan interaktif
(saling mempengaruhi).

2. 2 Konsep Uji Korelasi

Uji korelasi disebut dengan teknik korelasi. Teknik korelasi merupakan


salah satu jenis statistik inferensial yang lazim digunakan untuk menguji
keberadaan hubungan atau pengaruh antara satu gejala (variabel) dengan satu
gejala (variabel) yang lain atau antar sejumlah variabel. Upaya pengujian ini
muncul diawali dari kemunculan atau perubahan suatu variabel yang diikuti oleh
kemunculan atau perubahan variabel yang lain, baik secara beraturan (positif atau
negatif) maupun tidak beraturan (tidak jelas, tidak berpola).

Dalam dunia pendidikan dapat diambil satu contoh. Anak yang memiliki motivasi
berprestasi sering terlihat senang mengerjakan tugas, rajin belajar, dan datang ke
sekolah tepat waktu. Hal ini sangat mungkin terjadi juga pada siswa-siswa yang
lain. Kalau demikian, maka akan muncul sejumlah pertanyaan yang ingin
mengungkap tentang keberadaan korelasi atau hubungan antara variabel yang satu
(variabel bebas, variabel X, independent variable) dengan variabel yang lain
(variabel terikat, variabel Y, dependent variable).

1. Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan disiplin belajar


atau dengan kerajinan belajar siswa?

2
2. Apakah motivasi berprestasi berpengaruh terhadap disiplin atau
berdampak pada kerajinan belajar siswa?
3. Apakah motivasi berprestasi yang semakin tinggi akan diikuti oleh disiplin
belajar atau kerajinan belajar siswa yang semakin tinggi pula?
4. Atau justru sebaliknya, motivasi berprestasi yang semakin tinggi justru
diikuti oleh disiplin belajar atau kerajinan belajar siswa yang semakin
menurun?

Jawaban secara akurat terhadap sejumlah pertanyaan tersebut harus


diperoleh melalui uji statistik dengan teknik korelasi (korelasional) terhadap data-
data yang terkumpul dari variabel-variabel yang ada. Teknik korelasi yang dapat
digunakan adalah teknik korelasi spesifik sesuai dengan perbedaan jenis data yang
terkumpul sebagaimana deskripsi berikut.

Korelasi positif terjadi apabila kedua variabel (atau lebih) yang


berhubungan itu menunjukkan adanya perubahan yang searah (pararel). Artinya,
kenaikan variabel X selalu diikuti oleh kenaikan variabel Y, begitu juga
penurunan variabel X selalu diikuti oleh penurunan variabel Y. Korelasi negatif
terjadi apabila kedua variabel (atau lebih) yang berhubungan itu menunjukkan
adanya perubahan yang berlawanan arah. Artinya, kenaikan variabel X selalu
diikuti oleh penurunan variabel Y, begitu juga penurunan variabel X selalu diikuti
oleh kenaikan variabel Y. Korelasi tidak berpola (nihil) terjadi apabila perubahan
yang terjadi tidak jelas naik turunnya (tidak sistematis). Kenaikan variabel X
kadang diikuti oleh kenaikan dan kadang penurunan variabel Y, begitu pula
sebaliknya penurunan variabel X kadang diikuti oleh kenaikan dan kadang
penurunan variabel Y

Arah korelasi tersebut ditunjukkan oleh suatu harga yang disebut


koefisien korelasi (r). Koefisien korelasi bergerak dari – 1,0 sampai dengan +1,0.
Korelasi tertinggi adalah –1,0 atau +1,0, sedang korelasi terrendah adalah 0.
Korelasi disebut positif apabila hasil analisis menunjukkan angka bertanda positif,
misalnya rxy = +0.756; rxy = +0,234; dan lain-lain. Dan korelasi disebut negatif

3
apabila hasil analisis menunjukkan angka bertanda negatif, misalnya rxy = –
0.756; rxy = –0,234; dan lain-lain.

Perlu dicermati bahwa tanda plus (+) dan minus (–) di depan indek
korelasi adalah bukan tanda aljabar, yang berarti kurang dari atau lebih dari nol
(0). Tanda minus (–) menunjukkan adanya korelasi yang berlawanan (tidak
pararel, tidak searah) sedangkan tanda plus (+) menunjukkan adanya korelasi
yang se arah (pararel, tidak berlawanan). Namun, pada tataran realitas hampir
tidak pernah ditemukan korelasi yang koefisiennya benar-benar sempurna (+1,00
atau –1,00) atau benar-benar tidak ada korelasi (Nihil, 0). Berikut ini disajikan
tabel interpretasi koefisien korelasi.

2. 3 Uji Korelasi Koefisien Kontingensi

Teknik analisis korelasional koefisien kontingensi (KK) digunakan


untuk menganalisis hubungan antara variabel X dan variabel Y, dimana data
variabel X dan data variabel Y samasama berjenis nominal. Atau data variabel X
berjenis nominal sementara data variabel Y berjenis ordinal. Misalnya tingkat
pendidikan: tinggi, menengah, rendah: permasalahan terhadap ajaran agama
islam: baik, cukup, kurang dan sebagainya. Teknik KK dalam operasionalnya

4
membutuhkan rumus kai kuadrat atau chi square. dengan demikian, penggunaan
rumus KK harus diawali dengan penggunaan rumus kai kuadrat atau chi square.

Apabila variable itu hanya menjadi dua kategori, dan kedua kategori itu
sifatnya diskrit(terpisah menjadi dua buah kutub yang ekstrem), maka selain
menggunakan teknik analisis korelasioanl koefisien kontigensi, dapat pula
dipergunakan teknik analisis korelasional Phi koefisien. Akan tetapi apa bila
kategori itu lebih dari dua buah, maka teknik analisis korelasional Phi koefisien
tidak dapat di terapkan disini.

Kegunaan Korelasi Kontingensi

Koefisien Kontingensi adalah uji korelasi antara dua variabelyang


berskala data nominal. kegunaanya adalah untuk mengetahui asosiasi atau relasi
antara dua perangkat atribut. Koefisien ini fungsinya sama dengan beberapa jenis
koefisien korelasi lainnya, seperti koefisien korelasi phi, cramer, lambda,
uncertainty, spearman, kendall tau, gamma, Sommer’s. Namun dalam hal ini,
Kontingensi C adalah uji korelasi yang spesifik untuk data berskala nominal.
Selain itu uji ini juga paling sering atau lazim digunakan dibandingkan uji
koefisien korelasi data nominal lainnya.

Uji ini sangatlah erat kaitannya dengan uji chi-square. Sebab berdasarkan
rumus uji koefisien ini, bahwa tidaklah mungkin koefisien ini dapat dihitung tanpa
terlebih dahulu mengetahu nilai dari chi-square. Jadi, logikanya adalah hitung
terlebih dahulu chi-square, baru kemudian hitung koefisien kontingensi.

Rumus Koefisien Kontingensi (KK)

Rumus koefisien kontingensi (KK) adalah sebagai berikut.

Keterangan : X2 = Chi Square/ Kai Kuadrat

5
Sedangkan rumus kai kuadrat (chi square) adalah sebagai berikut.

Keterangan :

X2 = chi square

fo = frekuensi objektif, frekuensi hasil pengamatan terhadap sampel.

fh = frekuensi harapan, frekuensi yang diharapkan terhadap populasi

jlh fr sebaris x jlh fr sekolom


=
N

N = Jlh indivdu atau sampel

Contoh Penggunaan Koefisien Kontingensi (KK)

Untuk melakukan penghitungan dengan rumus KK, berikut disajikan dua contoh.
Pertama adalah tentang mencari korelasi dua variabel yang memiliki data nominal
(diskrit). Suatu misal, seorang peneliti ingin mengetahui korelasi antara jenis
pendidikan (JP) dengan pilihan pekerjaan (PP) dari 150 orang responden. Data
yang diperoleh ditabulasikan ke dalam tabel berikut.

6
Untuk menghitung fh, dibutuhkan tabel kerja sebagai berikut.

Hasil analisis menggunakan kai kuadrat menunjukkan indek korelasi


sebesar 2 = 6,661. Hasil ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan analisis
dengan menggunakan teknik korelasi KK sebagai berikut.

Kedua adalah tentang mencari korelasi antara variabel X yang berdata


nominal (diskrit) dan variabel Y yang berdata ordinal. Misal, seorang peneliti
ingin mengetahui korelasi antara jenis pendidikan (JP) dengan pengamalan ibadah

7
(PI) dari 250 orang responden. Data yang diperoleh ditabulasikan ke dalam tabel
sebagai berikut.

Untuk menghitung fh, dibutuhkan tabel kerja sebagai berikut.

Hasil analisis menggunakan kai kuadrat menunjukkan indek korelasi


sebesar 2 = 13,33. Hasil ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan analisis
dengan menggunakan teknik korelasional KK.

8
Cara Mengambil Kesimpulan

Hasil kedua analisis dengan teknik korelasi KK tersebut kemudian dijadikan dasar
untuk mengambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Mengkonsultasikan r empirik (0,206 dan 0,226) dengan tabel interpretasi


korelasi.
2. Nilai 0,226 ternyata berada pada interval 0,000 – 0,300
3. Berarti korelasi tersebut dalam kategori positif sedikit, atau tidak berarti.
4. Kesimpulan akhir:
 Untuk contoh pertama: Terdapat korelasi positif antara Jenis
Pendidikan (JP) dengan Pilihan Pekerjaan (PP). Namun korelasi
tersebut dalam kategori sedikit atau tidak berarti.
 Untuk contoh kedua: Terdapat perbedaan pengalaman ibadah antara
mereka yang berasal dari Sekolah Umum dan mereka yang dari
Sekolah Keagamaan. Namun korelasi tersebut dalam kategori sedikit
atau tidak berarti.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan


hubungan linear antara dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi
tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi
menggambarkan keterkaitan linear antar peubah. Korelasi dinyatakan dalam %
keeratan hubungan antar variabel. Yang dinamakan dengan koefisien korelasi,
yang menunjukkan derajad keeratan hubungan antara dua variabel dan arah
hubungannya (+ atau -).
Koefisien kontingensi adalah suatu ukuran kadar asosiasi relasi antara dua
himpunan atribut. Ukuran ini berguna khususnya apabila kita hanya mempunyai
informasi kategori (skala nominal) mengenai satu diantara himpunanhimpunan
atribut atau kedua himpunan atribut tersebut. Yaitu, pengukuran ini dapat
dipergunakan jika informasi kita tentang atribut-atribut itu terdiri dari suatu

rangkaian frekuensi yang tidak berurut. Dalam menggunakan koefisien


kontingensi, tidak perlu membuat  anggapan kontinuitas untuk berbagai kategori
yang dipergunakan untuk mengukur salah satu atau kedua himpunan.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah menyusun dengan sungguh-


sungguh dan berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Namun,
tidak dapat dipungkiri bahwa makalah ini belum bisa dikatakan sebagai makalah
yang sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memacu semanggat penulis agar lebih giat dalam belajar menulis yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R. (2018). STATISTIK PENDIDIKAN Teori Dan Praktik Dalam


Pendidikan. Medan: CV. Widya Puspita.

Hanief, Y. N. (2017). Statistik Pendidikan. Sleman: CV BUDI UTAMA.

Ismail, F. (2018). Statistika untuk penelitian pendidikan dan ilmu-ilmu sosial.


Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Mundir. (2012). STATISTIK PENDIDIKAN. Jember: STAIN Jember Press.

11

Anda mungkin juga menyukai