Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Uji Validitas Dan Reliabilitas Daya Beda Tingkat Kesulitan Soal


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah: Evaluasi Hasil Belajar PAI
Dosen Pengampu: Adiyono, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh Kelompok: 6

Syahrul Falah : 19.11.21.01021

Syahrul Ramadhan : 19.11.21.01022

Syarifah Saharobanu Al-baharun : 19.11.21.01023

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU RUSYD
PASER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Taufik
dan Hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam penulis
curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi suri
teladan bagi semua.

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Adiyono,
S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar PAI yang telah
membimbing kami dalam proses pembelajaran. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu selama proses
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan kritik dan saran, agar kami dapat merevisi. Sebab, tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Semoga Allah SWT
memberikan curahan Ilmu dan Taufik-Nya, agar kita dapat mengamalkannya dan
bermanfaat kepada semua.

Tanah Grogot, 21 Februari 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Uji Validitas...............................................................2


B. Ragam Uji Validitas..................................................................................3
C. Pengertian Konsep Uji Reliabilitas...........................................................4
D. Ragam Uji Reliabilitas..............................................................................5
E. Hubungan Validitas dan Reliabilitas.........................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................7

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini


menunjukkan arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan
menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi
pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar
mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola
interaksi guru siswa dan keterlaksanaan program belajar mengajar.
Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek
dan hasil belajar jangka panjang.

Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau


menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Proses pemberian nilai tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas
maupun reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar
siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung
pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.
Standarisasi tes mengisyaratkan uji validitas dan reliabilitas tes.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulisan makalah ini akan difokuskan


pada pembahasan tentang “Uji Validitas dan Reliabilitas Daya Beda Tingkat
Kesulitan Soal ” agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya validitas dan
reliabilitas serta lebih memahami bagaimana mengetahui suatu alat penilaian
dikatakan mempunyai kualitas yang baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan uji validitas ?


2. Apakah yang dimaksud dengan ragam uji validitas ?
3. Apakah yang dimaksud dengan uji reliabilitas ?
4. Apakah yang dimaksud dengan ragam uji reliabilitas ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan uji validitas
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan ragam uji validitas
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan uji reliabilitas
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan uji reliabilitas

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Validitas

Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa


yang hendak diukur. Secara tidak langsung itu meliputi tes dan skala yang
terdiri atas sejumlah tugas yang dipilih untuk berfungsi sebagai indikator
hasil belajar. Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya
dinilai.1

Validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur
secara tepat pada apa yang mau diukur. Validitas merupakan pengujian yang
paling mendasar dan mencakup beberapa pertimbangan sebagai acuan
terhadap reliabilitas. Artinya jika suatu tes tidak mempunyai validitas yang
tinggi, maka kesahihan tes tersebut masih diragukan. Sebagai contoh jika
seorang guru membuat tes pelajaran sejarah yang tujuan instruksional
umumnya untuk menanamkan rasa kebangsaan dan nilai-nilai cinta tanah air
jika hal ini tidak tercapai berarti tes tersebut tidak valid karena tidak dapat
mengukur apa yang ingin diukur.

Validitas tidak hanya ditujukan untuk mengukur ketepatan tes tetapi juga
digunakan untuk mengukur instrumen penelitian. Dalam instrumen penelitian
validitas harus mampu mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang
diungkapkan secara tepat dan benar seperti situasi dan kondisi yang
sebenarnya. Misalnya jika seorang peneliti hendak mengukur tentang sikap
siswa terhadap Pancasila, maka instrumen tentang sikap siswa harus benar-
benar mampu mengukur tentang sikap siswa terhadap Pancasila. Apapun
yang hendak diukur oleh peneliti, apakah itu tingkat kecemasan seseorang,
penalaran formal siswa, motivasi berprestasi, minat dan bakat siswa dan
aspek psikologis lain maka instrumen yang memiliki validitas tinggi akan
mampu menjawab apa yang ingin diukur.2

1
Machomanid, “Makalah Evaluasi Pembelajaran Validitas dan Reliabilitas Tes”, Dalam Blog
Makalah Pendidikan, Senin 28 September 2015, hal 2, tersedia di situs: https://pak-
boedi.blogspot.com/2015/09/makalah-evaluasi-pembelajaran-validitas.html, diakses pada tanggal
20 Februari 2022, Pukul 21.17 Wib.
2
Komarudin Dan Sarkadi, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: PT Laboratorium Sosial Politik Press,
2017). h. 119-120

2
B. Ragam Uji Validitas
1. Validitas Isi
Validitas isi digunakan untuk mengukur sejauh mana tes mencerminkan
apa yang akan diukur dari kemampuan siswa sehubungan dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Validitas isi mengukur lebih pada ranah
kognitif siswa seperti tercantum dalam kurikulum. Penilaiannya harus
dicocokkan dengan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Karena itu isi tes
hendaknya sesuai dengan pokokpokok bahasan yang diberikan kepada
siswa.3

Validitas isi tidak bisa diukur dengan angka, karena hasil penilaiannya
berupa penyesuaian substansi tes dengan TIK yang diambil dari
kurikulum. Isi tes harus mencerminkan substansi yang terkandung di
dalam TIK, karena itu pada waktu menyusun tes harus selalu mengacu
pada “Blue Print” yang dibuat sesuai dengan TIK. Misalnya dalam TIK
pada pertemuan pertama perkuliahan metode penelitian disebutkan bahwa
setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat: 1) menjelaskan
hakikat penelitian ilmiah minimal 80% benar, 2 membedakan ciri
penelitian kualitatif dan kuantitatif minimal 80% benar. Maka butir-butir
tes harus mencerminkan tentang kedua hal tersebut di atas, agar
mahasiswa memiliki kemampuan kedua hal tersebut di atas.4

2. Validitas Konstruksi
Masih tetap mengacu pada kompetensi dasar tetapi berbeda dengan
validitas isi yang mengukur tes dari substansi soal, validitas konstruksi
menitik beratkan pada tes yang setiap butirnya membangunsetiap aspek
berpikir yang disebutkan dalam kompetensi dasar. Validitas ini biasanya
dipakai untuk mengukur kesahihan aspek psikologis seperti minat, bakat,
intelegensia dan lain-lain. Dengan demikian validitas konstruksi ini tidak
berarti membangun fisik seperti jembatan, rumah dan lain sebagainya,
tetapi bangun pengertian di sini artinya sejauh mana tes dapat diartikan
menurut bangun pengertian itu. Jadi validitas konstruksi tidak membangun
secara fisik kelihatan mata, tetapi bangun pengertian konsep. Misalnya
dalam kompetensi dasar tertulis: mahasiswa akan dapat menjelaskan
proses “evaluasi diri” minimal 80% benar. Tes menyiratkan tentang
bangun pengertian evaluasi diri.
3
Komarudin Dan Sarkadi, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: PT Laboratorium Sosial Politik Press,
2017). h. 129.
4
Ibid., h. 130.

3
3. Validitas Empiris
Pendekatan empiris dari validitas bangun pengertian (Ary, 289-290)
meliputi: 1) Secara internal hubungan di dalam tes itu hendaknya seperti
yang diramalkan oleh bangun pengertian tersebut, 2) secara eksternal
hubungan antara sekor tes dengan pengamatan lain dari kematangan sosial
seperti kesibukan, menolong diri sendiri, daya penggerak, komunikasi dan
lain-lain, hendaknya selalu konsisten dengan bangun pengertian dimaksud.
Untuk mengukur validitas empiris biasanya makan waktu lama karena
pengamatan dilakukan terhadap individu-individu. Sekor tingkah laku
yang dicapai tiap individu diteliti dengan cermat kecocokannya dengan
bangun pengertian dalam tes yang divalidasi. Dengan demikian tingkah
laku individu yang mengerjakan tes merupakan pengujian secara empiris,
itu sebabnya disebut demikian.

C. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada tes kemampuan untuk mendapatkan hasil yang


konsisten kapanpun digunakan. Jika siswa-siswa yang sama, tanpa perubahan
dalam persiapan mereka, mengambil tes yang sama atau bentuk tes yang
sama, pasti ada sedikit variasi dalam nilai. Arikunto (2002:59-60)
menyatakan bahwa reliabilitas diambil dari kata reliability dalam bahasa
Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Sebuah
tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan
yaitu jika para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan,
maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam
kelompoknya.5

Reliabilitas tes menunjuk pada sejauh mana suatu alat pengukur secara
ajeg, secara handal mengukur apa yang diukurnya. Menurut Good reliabilitas
tes atau keterandalan tes merupakan salah satu syarat dari perangkat tes yang
benar. Tes-tes yang baik bagaimanapun juga, harus memiliki reliabilitas
tinggi didapat dari soal-soal yang dibuat dengan baik.6

5
Rima, Validitas Dan Reliabilitas Tes, Dalam Blog Educate By Rima, Februari 2014, tersedia di
situs: https://rimatrian.blogspot.com/2014/02/validitas-dan-reliabilitas.html, Diakses pada tanggal
21 Februari 2022, pukul 08.52 WITA.
6
Komarudin Dan Sarkadi, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: PT Laboratorium Sosial Politik Press,
2017). h. 126.

4
D. Ragam Uji Reliabilitas
1. Reliabilitas Ulang
Tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes.
Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu
seri tes, tetapi dicobakan dua kali. Kemudian hasil dari kedua kali tes
tersebut dihitung korelasinya. Pada umumnya hasil tes yang kedua
cendrung lebih baik daripada hasil tes pertama. Yang terpenting adalah
adanya kesejajaran hasil atau ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh
koefisien korelasi tinggi.7
2. Reliabilitas Paralel (Sejajar)
Tes paralel adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,
tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam
menggunakan metode tes pararel ini pengetes harus menyiapkan dua buat
tes, dan masing-masing dicobakan pada kelompol siswa yang sama.
Penggunaan metode ini baik karena siswa dihadapkan kepada dua macam
tes sehingga tidak ada faktor”masih ingat soalnya”. Kelemahan metode ini
bahwa pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua tes seri.
Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes. 8
3. Reliabilitas Belah Dua (Split Half)
Split Half Reliability adalah teknik pengujian reliabilitas instrument
dengan cara membaginya menjadi dua bagian. Groth dan Marnat (2008)
menyebutkan bahwa konsistensi internal melalui reliabilitas belah dua dan
koefisien alpha merupakan teknik-teknik terbaik untuk menentukan
reliabilitas sebuah ciri-sifat dengan derajat fluktuasi yang tinggi. Karena
tes diberikan hanya satu kali, maka soal-soalnya dikorelasikan satu sama
lain, dan tidak ada kemungkinan pengaruh waktu untuk mengintervensi
seperti yang terjadi pada metode test dan re-test. Pengujian reliabilitas
digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur apakah dapat
diandalkan dan konsisten jika dilakukan pengukuran berulang dengan
instrumen tersebut. Pengujian relibilitas berikut dengan menggunakan data
yang ada pada contoh validitas. Pengujian relibilitas dalam hal ini
menggunakan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus
Spearman Brown.9

E. Hubungan Validitas dan Reliabilitas


7
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 105.
8
Ibid, hal. 105
9
Jodi wicaksono, Split Half Reliability, dalam academia.edu, tersedia di
situs:https://independent.academia.edu/wicaksonojodi, diakses pada tanggal 22 februari 2022,
pukul 07.28 WITA

5
Terdapat hubungan antara validitas dan reliabilitas suatu alat tes. Suatu tes
yang reliable atau handal adalah suatu tes yang hasil pengukurannya dalam
suatu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil
yang tepat dan teliti. Akan tetapi hasil pengukuran yang konsisten atau tepat
dan teliti dari suatu tes belum menjamin bahwa hasil pengukuran yang
demikian itu merupakan hasil yang dikehendaki oleh tes tersebut. Dengan
kata lain hasil pengukuran dari suatu tes yang konsisten belum tentu valid.
Reliabilitas pengukuran instrument evaluasi diperlukan untuk mencapai hasil
pengukuran yang valid. Dalam kaitannya dengan posisi konsistensi, para
penilai bisa memiliki instrumen evaluasi yang reliable tanpa valid, sebaliknya
kita mempunyai instrument valid dengan reliabilitas yang baik.

Apabila tes yang valid ini dicapai dalam satu atau berbagai pengukuran,
maka akan tetap atau konsisten mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal
ini dikarenakan suatu tes yang valid adalah suatu tes yang mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur. Karena tes yang valid tersebut telah disusun
berdasarkan perencanaan yang baik dan petunjuk-petunjuk konstruksi.10

BAB III
PENUTUP

10
Psychologymania, Hubungan Antara Validitas dan Reliabilitas Suatu Tes, 2013, PT Nirmala
Satya Development, tersedia di situs: https://www.psychologymania.com/2013/01/hubungan-
antara-validitas-dan.html. Diakses pada tanggal 22 februari 2022. pukul 08.41 WITA

6
A. Kesimpulan
Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa
yang hendak diukur. Validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur secara tepat pada apa yang mau diukur. Validitas
merupakan pengujian yang paling mendasar dan mencakup beberapa
pertimbangan sebagai acuan terhadap reliabilitas. Ragam uji validitas
diantaranya: validitas isi, konstruksi dan empiris.

Reliabilitas mengacu pada tes kemampuan untuk mendapatkan hasil yang


konsisten kapanpun digunakan. Reliabilitas tes menunjuk pada sejauh mana
suatu alat pengukur secara ajeg, secara handal mengukur apa yang diukurnya.
Menurut Good reliabilitas tes atau keterandalan tes merupakan salah satu
syarat dari perangkat tes yang benar. Ragam uji reliabilitas diantaranya:
reliabilitas ulang, pararela atau sejajar, dan belah dua.

Terdapat hubungan antara validitas dan reliabilitas suatu alat tes.Apabila


tes yang valid ini dicapai dalam satu atau berbagai pengukuran, maka akan
tetap atau konsisten mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal ini
dikarenakan suatu tes yang valid adalah suatu tes yang mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur. Karena tes yang valid tersebut telah disusun
berdasarkan perencanaan yang baik dan petunjuk-petunjuk konstruksi.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari harapan dan sempurna.
Karena itu, saran dan masukan dari pembaca sangat Penulis harapkan dalam
penyempuranaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

7
Wicaksono, Jodi, Split Half Reliability, dalam academia.edu, tersedia di
situs:https://independent.academia.edu/wicaksonojodi, diakses pada tanggal
22 februari 2022, pukul 07.28 WITA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Machomanid, 2015. “Makalah Evaluasi Pembelajaran Validitas dan Reliabilitas


Tes”. Penerbit Blog Makalah Pendidikan. Tersedia di situs: https://pak-
boedi.blogspot.com/2015/09/makalah-evaluasi-pembelajaran-validitas.html
diakses pada tanggal 21 februari 2022, pukul 07.28 WITA

Komarudin dan Sarkadi. 2017. Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Laboratorium


Sosial Politik Press.

Psychologymania, 2013, Hubungan Antara Validitas dan Reliabilitas Suatu Tes,


tersedia di situs: https://www.psychologymania.com/2013/01/hubungan-
antara-validitas-dan.html. Diakses pada tanggal 22 februari 2022. pukul
08.41 WITA

Psychologymania, 2013, Hubungan Antara Validitas dan Reliabilitas Suatu Tes,


PT Nirmala Satya Development tersedia di situs:
https://www.psychologymania.com/2013/01/hubungan-antara-validitas-
dan.html. Diakses pada tanggal 22 februari 2022. pukul 08.41 WITA

Rima. 2014. Validitas Dan Reliabilitas Tes, Dalam Blog Educate By Rima,
tersedia di situs: https://rimatrian.blogspot.com/2014/02/validitas-dan-
reliabilitas.html, Diakses pada tanggal 21 Februari 2022, pukul 08.52
WITA.

Anda mungkin juga menyukai