Anda di halaman 1dari 22

STATISTIKA BISNIS

“PENGUJIAN HIPOTESIS KOMPARATIF”

Disusun Oleh :

Ditatri Meisari (C1B014038)

Fredi Rizki (C1B014041)

Siska Riski Saputri (C1B014042)

Hanum Ratriana (C1B014043)

Della Arientina (C1B014046)

Asiathul Masitoh (C1B014052)

Tiara Aulia (C1B014057)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Menurut Popham dan Sirotnik (1973: 45), hipotesis bertitik tolak pada eksistensi hubungan
antar variabel dimana terdapat dugaan atau kesimpulan sementara yang perlu dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis seperti yang kita ketahui yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin
juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada
hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan. Hipotesis dapat juga dipandang
sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat
dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini
sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari
penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang
masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Secara prosedural hipotesis
penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling tinggi dan paling mungkin tingkat kebenarannya. Riduwan (2009: 138
Mengungkapkan bahwa setiap penelitian tidak harus berhipotesis, tetapi setiap penelitian harus
dirumuskan masalahnya. Adanya hipotesis dinyatakan berdasarkan pada rumusan masalah penelitian
yang diajukan. Agar rumusan masalah dapat terjawab dan hipotesis teruji berdasarkan data yang
dikumpulkan oleh peneliti. Jadi, keduanya harus dirumuskan dengan menggunakan kalimat yang
jelas, tidak menimbulkan banyak penafsiran dan spesifik supaya dapat diukur. Masalah penelitian
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya dan hipotesis dalam bentuk kalimat pernyataan.

Selanjutnya, pengujian hipotesis penelitian secara perhitungan statistik memerlukan


perubahan rumusan hipotesis ke dalam rumusan hipotesis statistik yang mana memasangkan hipotesis
alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) sehingga dapat memutuskan dengan tegas menolak atau
menerima salah satu dari kedua hipotesis tersebut. Selain itu, Pengujian hipotesis deskriptif pada
dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel.
Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau
tidak. Dalam uji hipotesis satu sampel ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, dan sampelnya satu,
oleh karena itu variabel penelitiannya tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua
variabel atau lebih. Dalam makalah ini penulis akan membahas konsep hipotesis, hipotesis dalam
statistika, dan pengujian hipotesis untuk dua sampel.
2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu hipotesis komparatif ?


b. Apa yang dimaksud prinsip dasar pengujian hipotesis ?
c. Apa saja bentuk komparasi sampel ?

3. TUJUAN

a. Untuk mengetahui apa itu pengujian hipotesis komparatif


b. Untuk mengetahui prinsip dasar pengujian hipotesis
c. Untuk mengetahui berbagai bentuk komparasi sampel
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGUJIAN HIPOTESIS KOMPARATIF

Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan
melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Hal ini juga dapat berarti menguji
kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variable
dari dua sampel atau lebih. Bila Ho dalam pengujian diterima, berarti Inilaiper bandingan 2 sampel
atau lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampeL- sampel diambil
dengan taraf kesalahan tertentu.
Desain penelitian masih menggunakan variable mandiri (satuvariabel) sepertihalnya dalam
penelitian deskriptif, tetapi variable tersebut berada pada populasi yang berbeda, atau pada
populasi dan sampel yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.
Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi antara dua sampel dan komparasi antara lebih
dari dua sampel yang sering disebut komparasi k sampel. Selanjutnya setiap model komparasi
sampel dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel yang berkorelasi dan sampel yang tidak berkorelasi
disebut dengan sampel independen.

B. PRINSIP DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS

Reduksi

Parameter Populasi :
Statistik X1 X2 X3
µ1 : µ2 : µ3

Membuat generalisasi = berbentuk komparasi dua sampel atau lebih / menguji hipotesis
komparatif. Sampel yang berkorelasi biasanya terdapat dalam desain penelitian eksperimen.
Sebagai contoh dalam membuat perbandingan kemampuan kerja pegawai sebelum dilatih dengan
yang sudah dilatih, membandingkan nilai pretest danpostest danmembandingkan kelompok
eksperimen dankelompok control (pegawai yang diberilatihandan yang tidak). Sampel independen
adalah sampel yang tidak berkaitan satu samalain, misalnya akan membandingkan kemampuan kerja
lulusan SMK dengan SMA, membandingkan penghasilan petani dengan nelayan, dan sebagainya.

C. Berbagai Bentuk Komparasi Sampel

DuaSampel Lebih Dari DuaSampel


Berpasangan Independen Berpasangan Independen
Dalam pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih, terdapat berbagai teknik statistik
yang dapat digunakan. Teknik statistik mana yang akan digunakan tergantung pada bentuk
komparasi dan macam data. Untuk data interval dan ratio digunakan statistic parametris dan untuk
dapat nominal/diskrit dapat digunakan statistic nonparametris.

A. Komparatif Dua Sampel


Pada bagian ini dikemukakan statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif
dua sampel yang berkorelasi dan independen baik menggunakan statistik parametris maupun
nonparametris. Terdapat tiga macam hipotesis komparatif dua sampel dan cara mana yang
akan digunakan tergantung pada bunyi kalimat dalam merumuskan hipotesis. Tiga macam
pengujian itu adalah :
1. Uji Dua Pihak
Uji dua pihak bila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya berbunyi sebagai berikut :
Ho :Tidak terdapat perbedaan (adakesamaan) produktivitas kerja antara pegawai yang
mendapat kendaraan dinas dengan yang tidak.
Ha : Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara pegawai yang mendapat kendaraan
dinas dengan yang tidak.
Atau dapat ditulis dalam bentuk :
Ho :µ1 = µ2
Ha :µ1 ≠ µ2

Berbagai Teknik Statistik Untuk Menguji Hipotesis Komparatif

BENTUK KOMPARASI
MACAM
DUA SAMPEL K SAMPEL
DATA
Korelasi Independen Korelasi Independen
Interval ratio One Way Anova One Way
t-test *duasampel t-test * Anova *
*duasampel
Two Way Anova Two Way
Anova
Nominal Fisher Exact Chi Kuadrat for k Chi Kuadrat for
Mc Nemar sampel k sampel
Chi Kuadrat
Two sampel Cochran Q
Ordinal Median test

Sign test Man-Whitney U Friedman Median


test Extention
Wilcoxon
Matched Kolomogorov
Pairs Smirnov Two Way Anova Kruskal-Walls
One Way
Wald- Anova
Wolfowitz
*Statistik Parametrik
Uji Dua Pihak

2. Uji Pihak Kiri


Uji pihak kiridi gunakan apabila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya adalah sebagai
berikut :
Ho :Prestasi belajar siswa SMA yang masuk sore hari lebih besar atau sama dengan yang
masuk pagi hari.
Ha :Prestasi belaja rsiswa SMA yang masuk sore hari lebih rendah dari yang masuk pagi
hari atau dapat ditulis dalam bentuk :
Ho :µ1 ≥µ2
Ha :µ1<µ2
3. Uji Pihak Kanan
Uji pihak kanan digunakan bila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya berbunyi sebagai
berikut :
Ho :Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih kecil atau sama dengan Pegawai Negeri.
Ha :Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih besar dari Pegawai Negeri atau dapat ditulis
dalam bentuk :
Ho :µ1≤µ2
Ha :µ1>µ2
Daerah penerimaan Ho dan Ha untuk ketiga macam uji hipotesis tersebut, seperti
ditunjukan pada gambar-gambar yang ada pada uji deskriptif (satusampel).

Sampel Berkorelasi
a. StatistikParametrik
1) T-test
Statistik parametric yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata
dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah menggunakan t-test.
Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
yang berkorelasi ditunjukan pada rumus sebagai berikut :

𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2
𝑡=
𝑠2 𝑠 2 𝑠 𝑠
√ 𝑛1 + 𝑛2 − 2𝑟 ( 1 ) ( 2 )
1 2 √ 1 √𝑛2
𝑛

Dimana :

𝑥1 = Rata-rata sampel 1
̅̅̅ 𝑥2 = Rata-rata sampel 2
̅̅̅ S1= Simpangan baku sampel 1

S2 = Simpangan baku sampel 2 𝑠12 = Varians sampel 1 𝑠22 = Varians sampel 2

r = Korelasi antara dua sampel

Contoh pengujian hipotesis :


Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan produktifitas kerja pegawai sebelum
dan sesudah diberi kendaraan dinas. Berdasarkan 25 sampel pegawai yang dipilih secara random
dapat diketahui bahwa produktifitas pegawai sebelum dan sesudah diberi kendaraan dinas
adalahsebagaiberikut :

Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara sebelum dan setelah
mendapatkan kendaraan dinas.

Ha : Terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara sebelum dan setelah mendapatkan
kendaraan dinas.

NILAI PRODUKTIVITAS 25 KARYAWAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI


KENDARAAN DINAS

ProduktivitasKerja
No. Responden
Sebelum (x1) Sesudah (x2)
1 75 85
2 80 90
3 65 75
4 70 75
5 75 75
6 80 90
7 65 70
8 80 85
9 90 95
10 75 70
11 60 65
12 70 75
13 75 85
14 70 65
15 80 95
16 65 65
17 75 80
18 70 80
19 80 90
20 65 60
21 75 75
22 80 85
23 70 80
24 90 95
25 70 75
Rata-rata ̅̅̅
𝒙𝟏 = 74 ̅̅̅
𝒙𝟐 = 79,20
Simpangan Baku S1 = 7,5 S2 = 10,17
Varians 𝒔𝟏𝟐 = 56,25 𝒔𝟐𝟐 = 103,5

Dari data tersebut telah dapat dihitung rata-rata nilai produktivitas sebelum memakai kendaraan
dinas𝑥̅̅̅1 = 74, simpangan baku s1 = 7,5, dan varians 𝑠12 = 56,25. Dan rata-rata nilai produktivitas
setelah memakai kendaraan dinas ̅̅̅ 𝑥2 = 79,20, simpangan baku S2 = 10,17, dan varian s𝑠22 = 103,5.
Statistik nonparametis

1. Mc Nemar Test
Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila
datanya berbentuk niminal atau diskrit. Rancangan penilaian biasanya berbentuk “ before
after “. Jadi hipotesis penelitian merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah
yang di dalamnya ada perlakuan

Sebagai panduan untuk menguji signifikansi setiap perubahan, maka data perlu disusun ke
dalam table segi empat ABCD seperti berikut :

Sebelum Sesudah
- +
+ A B
- C D

Tanda (+) dan (-) sekedar dipakai untuk menadai jawaban yang berbeda, jadi tidak harus
bersifat positif dan negative. Kasus-kasus yang menunjukan perubahan antara jawaban pertama dan
kedua muncul dalam sel A dan D. seseorang dicatat dalam cel A jika berubah dari tambah ke kurang,
dan dicatat dalam cel D jika jika ia berubah dari kurang ke tambah. Jika tidak terjadi perubahan yang
di observasi yang berbentuk tambah dia di catat di sel B, dan di catat di cel C bila tidak terjadi
perubahan yang di observasi yang berbentuk kurang. A + D adalah jumlah total yang berubah, dan B
dan C yang tidak berubah.
Ho = ½ ( A + D ) berubah dalam suatu arah, dan merupakaxn frekuensi yang diharapkan di bawah
Ho pada kedua buah sel yaitu A dan D. Test Mc Nemer berdistribusi Chi Kuadrat (x), oleh karena itu
rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah rumus chi kuadrat. Persamaan dasarnya
ditunjukkan sebagai berikut:
(𝑓0 −𝑓ℎ )2
𝑋 2 =∑𝐾
𝑖=1 𝑓ℎ
Dimana:
𝑓0 = frekuensi yang diobservasi dalam kategori ke-i
𝑓ℎ = frekuensi yang diharapkan dibawah fo dalam kategori ke-i

2. Sign Test (Uji Tanda)


Fungsi the the sign test, dalam rancangan eksperimen adalah untuk menilai efek suatu
variabel eksperimen atau perlakuan dalam ekspereriment (treatment) bila terdapat keadaan tertentu.
Keadaan atau kondisi tersebut menurut John W. Best, adalah : Jika penilaian atas efek variabel atau
perlakuan eksperimen tidak dapat diukur, tetapi hanya dapat dinilai dengan sistem juri dalam bentuk
performansi baik atau jelek, superior atau inteferior dsb. Jika anggota-anggota kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol terdiri dari 10 pasangan atau lebih, yang di pasangkan atas dasar IQ; bakat,
saudara kembar atau dasar-dasar pemasangan lainya. Subjek bisa jadi dipasangkan dengan sendirinya,
menurut pola pre-observasi dan post-obserasi. Pada`suatu ketika, mereka bertindak sebagai kelompok
kontrol (yakni pada saat per-observasi), dan pada sat yang lain menjadi kelompok eksperimen (yakni
pada saat eksperimen).
The sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berkorelasi, bila
datanya berbentuk ordinal. Tehnik ini dinamakan the sign test ( uji test ) karena data yang akan
dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu tanda positif dan negative dari perbedaan antara
pasangan pengamatan. Bukan didasarkan pada perbedaanya. Uji tanda dapat digunakan untuk
mengevaluasi efek dari suatu treatment tertentu. Efek dari variabel treatment tidak dapat diukur,
melainkan hanya dapat diberikan tanda positif dan negative saja.
Perlu diingat dalam penggunaan formulasi the the sign test, adalah bahwa tehnik ini sangat
tepat digunakan untuk menganalisa perbedaan antara sample-sample terikat, bukan sample bebas
(dependen), disamping perlu juga dipahami, bahwa tes ini tidak menunjukan besarnya perbedaan,
akan tetapi hanya menilai arah superior atau interior.
𝑛
(0 ± 0,50) 2
𝑧=
𝑛

4

3. Wilcoxon Match Pairs Test

Wilcoxon test merupakan pengembangan dari the sign test, ketelitian hasil analisis wilcoxon test
dibandingkan the sign test, adalah tidak hanya dapat menunjukkan perbedaan antara kelompok-
kelompok yang dibandingkan. Uji wilcoxon ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau
dalam uji tanda besarnya selisih angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan. Seperti dalam
uji tanda, uji wilcoxon ini digunakan untuk menguji hipotesis komperatif dua sampel yang berkolerasi
bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang). Uji ini memberikan yang lebih besar kepada pasangan
yang menunjukkan perbedaan yang kecil. Dalam formulalsi rumus wilcoxon test terdapat tanda T ini
adalah tanda untuk jumlah rangking yang berkonotasi + atau - yang paling sedikit (minoritas). Adapun
formulasi rumusannya adalah sebagai berikut:

𝑛(𝑛 + 1)
𝑡− 4
𝑧=
𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
24

D. Pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen

Menguji hipotesis komparatif dua sampel independen berarti menguji signifikansi perbedaan
nilai dua sampel yang tidak berpasangan. Sampel independen biasanya digunakan dalam penelitian
yang menggunakan pendekatan penelitian survey. Sedangkan sampel berpasangan banyak digunakan
dalam penelitian eksperimen. Contoh dua sampel indenpenden: sampel pengusaha ekonomi kuat dan
ekonomi lemah, sampel partai status quo dan partai reformis, sampel pria dan wanita, dan lain-lain.
Contoh sampel berpasangan : sampel pegawai sebelum dilatih dan setelah dilatih, sampel konsumen
yang dikenal iklan dan tidak, sampel mahasiswa yang mendapat bea siswa dan tidak dan lain-lain.
Statistika nonparametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen bila datanya berbentuk nominal adalah : Chi Kuadrat, Fisher Exact Probality test, dan
selanjutnya bila datanya berbentuk ordinal adalah median test, mann whitney-U test, kolmogorov-
smirnov, wolfowitz.

1) Chi Kuadrat 𝑥 2 dua sampel

Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis kompatatif dua sampel bila datanya berbentuk
nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan rumus yang telah ada, atau dapat
menggunakan Tabel Kontingensi 2 x 2 (dua baris x dua kolom/ tabel 4.1). pada bab ini diberikan
contoh penggunaan tabel kontingensi untuk menghitung harga chi kuadrat, karena lebih mudah.

TABEL 4.1
TABEL KONTINGENSI
Sampel Frekuensi Pada Jumlah
Obyek I Obyek II sampel
Sampel A A B a+b
Sampel B C D c+d
Jumlah a+c b+d N
n = jumlah sampel
dengan memperhatikan koreksi yates, rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis, adalah
sebagai berikut (rumus 4.1)
1 2
𝑛(|𝑎𝑑−𝑏𝑐|− 𝑛)
2 2
𝑥 = (𝑎+𝑏)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑)(𝑐+𝑑) (rumus 4.1)

Contoh 1:
Penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pendidikan
masyarakat dengan jenis bank yang dipilih untuk menyimpan uangnya. Pendidikan masyarakat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu lulusan SLTA dan Perguruan tinggi. Sempel pertama sebanyak 80
orang lulusan SLTA, dan sempel kedua sebanyak 70 orang lulusan perguruan tinggi. Berdasarkan
angket yang diberikan kepada sempel lulusan SLTA, maka dari 80 orang itu yang memilih bank
pemerintah sebanyak 60 orang dan Bank Swasta sebanyak 20 orang. Selanjutnya dari kelompok
perguruan tinggi dari 70 orang tersebut yang memilih bank pemerintah sebanyak 30 orang dan bank
swasta sebanyak 40 orang (data fiktif)
Berdasarkan hal tersebut maka:

a. Judul penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:


Kecenderungan masyarakat dalam menentukan Jenis Bank.
b. Variabel penelitiannya adalah
 Tingkat pendidikan sebagai variabel independen
 Jenis Bank sebagai variabel Dependen
c. Rumusan masalah
Adakah perbedaan dua kelompok masyarakat dalam memilih jenis Bank? Atau adakah
hubungan dengan jenis Bank yang dipilih?
d. Sampel penelitian:
Terdiri dua kelompok sampel independen yaitu kelompok lulusan perguruan tinggi dengan
jumlah 70 orang dan kelompok lulusan SLTA dengan jumlah 80 orang
e. Hipotesis
Ho : diklat tidak berpengaruh terhadapa prestasi kerja (tidak terdaoat perbedaan sebelum dan
sesudah pelakuan).
Ha : diklat berpengaruh terhadapa prestasi kerja (tidak terdaoat perbedaan sebelum dan
sesudah pelakuan).
f. Kriteria pengujian hipotesis
Terima ho bila harga Chi kuadrat hitung lebih kecil harga Chi kuadrat tabel, dengan dk = 1
dan taraf kesalahan tertentu.
g. Penyajian Data
h. Data hasil penelitian tersebut selanjutnya disusun ke dalam tabel 4.2 berikut.

TABEL 4.2
TINGKAT PRESTSI KERJA KARYAWAN
Jenis Bank
SAMPEL Jumlah Sampel
Bank Pemerintah Bank Swasta
Lulusan PT 60 20 80
Lulusan SLTA 30 40 70
Jumlah 90 60 160

i. Perhitungan
Berdasarkan harga-harga dalam tabel tersebut dan dengan menggunakan rumus 4.1. maka harga
Chi kuadrat dapat dihitung
1 2
𝑛 (|𝑎𝑑 − 𝑏𝑐| − 2 𝑛)
𝑥2 =
(𝑎 + 𝑏)(𝑎 + 𝑐)(𝑏 + 𝑑)(𝑐 + 𝑑)
2
1
150 (|60.40 − 20.30| − 2 . 150)
𝑥2 = = 14,76
(60 + 20)(60 + 30)(20 + 40)(30 + 40)

Dengan taraf kesalahan 5% dan dk = 1 harga % tabel = 3,841 dan untuk 1% = 6,635. Ternyata
harga % hitung lebih besar dari harga % tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%
tabel VI (lampiran). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.
j. Kesimpulan
Jadi terdapat perbedaan tingkat pendidikan dalam memilih jenis Bank, dimana lulusan SLTA
cenderung memilih Bank Pemerintah dan lulusan perguruan tinggi cenderung memilih Bank
Swasta.
k. Saran
Bank Swasta perlu mempromosikan ke masyarakat yang berpendidikan tinggi dan sebaliknya
Bank pemerintah perlu promosi ke masyarakat yang berpendidikan SLTA.

2) Fisher Exact Probability Test

Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparasi dua sampel kecil
independen bila datanya belum nominal. Untuk sampel yang besar digunakan Chi Kuadrat 𝑥 2 .
Untuk memudahkan pengujian dalam hipotesis, data hasil pengamatan perlu disusun dalam
tabel kontingensi 2 x 2 seperti berikut:

Kelompok Jumlah
I A B A+B
II C D C+D
Jumlah N
Kelompok I = sampel I
Kelompok II = sampel II

Tanda hanya menunjukkan adanya klasifikasi, misalnya lulus atau tidak lulus, gelap-
terang dan sebagainya. A B C D adalah data nominal yang berbentuk frekuensi.
Rumus dasar yang digunakan untuk menguji fisher ditunjukkan pada rumus 4.2 berikut.
(𝐴+𝐵)!(𝐶+𝐷)!!(𝐴+𝐶)!(𝐵+𝐷)!
𝑝= 𝑁!𝐴!𝐵!𝐶!𝐷!
Rumus 4.2
Nilai faktorial bisa dilihat pada tabel V (lampiran): misalnya 5! = 120.

Contoh:

Disinyalir adanya kecenderungan para Birokrat lebih menyukai mobil berwarna gelap, dan
para Akademisi lebih menyukai warna terang. Untuk membuktikan hal tersebut telah dilakukan
pengumpulan data dengsn menggunakan sampel yang diambil secara random. Dari 8 orang birokrat
yang diamati, 5 orang bermobil warna gelap dan 3 orang berwarna terang. Selanjutnya dari 7 irang
Akademisi yang diamati, 5 orang menggunakan mobil warna terang dan 2 orang warna gelap.
Berdasarkan hal tersebut, maka:
a. Judul penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kecenderungan Birokrat dan Akademisi dalam memilih warna mobil
b. Variabel penelitiannya adalah: warna mobil.
c. Rumusan masalah:
Adakah perbedaan akademisi dan birokrat dalam memilih warna mobil.
d. Sampel: birokrat 8 orang, akademisi 7 orang
e. Hipotesis:
Ho : tidak terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam memilih warna mobil.
Ha : terdapat perbedaan antara Birokrat dan Akademisi dalam memilih warna mobil.
f. Kriteria pengujian hipotesis:
Ho diterima bila harga bila p hitung lebih besar dari taraf kesalahan yang diterapkan
g. Penyajian data
Data yang diperoleh selanjutnya disusun seperti dalam tabel 4.4 berikut.

TABEL 4.4
KESUKAAN WARNA MOBIL ANTARA BIROKRAT DAN AKADEMISI
Kelompok Gelap Terang Jumlah
Birokrat 5 3 8
Akademisi 2 5 7
Jumlah 7 8 15

h. Perhitungan:
Dengan menggunakan rumus 4.2 harga p dapat dihitung

(5 + 3)! (2 + 5)! (5 + 2)! (3 + 5)!


𝑝=
15! 5! 3! 2! 5!
40320.5040.5040.40320
𝑝= = 0,82
1307674368000.120.6.2.120

Bila taraf kesalahan ditetapkan 5% (0,05), maka ternyata p hitung tersebut 0,37 lebih besar
dari 0,05. Ketentuan pengujian, jika p hitung lebih besar dari taraf kesalahan yang ditetapkan maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Karena p hitung lebih besar dari (0,37 > 0,05) maka dapat dinyatakan
terdapat perbedaan antara Birokrat dan Akademisi dalam menyenangi warna mobil.
i. Kesimpulan:
Para Birokrat lebih senang warna gelap dan para Akademisi lebih senang warna terang.
j. Saran:
Kalau promosi mobil warna gelap sebaiknya kepada para birokrat dan warna terang kepada
Akademisi.

3) Test Median (Median Test)

Test Median digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel
independen bila datanya berbentuk nominal atau ordinal. Pengujian didasarkan atas median dari
sampel yang diambil secara random. Dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi. Tidak terdapat
perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya.
Kalau Test Fisher digunakan untuk sampel kecil dan Test Chi Kuadrat digunakan untuk
sampel besar, maka test median ini digunakan untuk sampel antara Fisher dan Chi Kuadrat. Berikut
ini diberikan panduannya.
 Jika 𝑛1+ 𝑛2 > 40, dapat dipakai tes Chi Kuadrat dengan koreksi kontinuitas dari Yates.
 Jika 𝑛1+ 𝑛2 antara 20 – 40 dan jika tak satu sel pun memiliki frekuensi yang diharapkan 5,
dapat digunakan Chi Kuadrat dengan koreksi kontinuitas. Bila f < 5 maka dipakai tes Fisher.
 Kalau 𝑛1+ 𝑛2 < 20 ,maka digunakan tes Fisher.
Untuk menggunakan tes media maka pertama-tama harus dihitung gabungan dua
kelompok,(median untuk semua kelompok). Selanjutnya dibagi dua. Dan dimasukkan ke dalam
tabel seperti berikut:
Kelompok Kel I Kel II Jumlah
Diatas median A B A+B
gabungan
Dibawah median C D C-D
gabungan
Jumlah A+C=𝑛1 B+D=𝑛2 N=𝑛1+ 𝑛2
Dimana:
1
A = Banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabung = 2 𝑛1
1
B= Banyak kasus dalam kelompok II di atas median gabungan = 𝑛
2 2

1
C= Banyak kasus dalam kelompok I di bawah median = 𝑛
2 1
1
D= Banyak kasus dalam kelompok II di bawah median = 2 𝑛2

Pengujian dapat menggunakan rumus Chi Kuadrat seperti ditunjukkan pada rumus 4.4
berikut.
𝑁
𝑁 [(𝐴𝐷 − 𝐵𝐶) − 2 ]
2
𝑥 =
(𝐴 + 𝐵)(𝐶 + 𝐷)(𝐴 + 𝐶)(𝐵 + 𝐷)
Rumus diatas derajat kebebasan (dk) = 1
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah penghasilan para nelayan berbeda dengan
para petani berdasarkan mediannya. Berdasarkan wawancara terhadap para 10 petani dan 9 nelayan
diperoleh data tercantum pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5
penghasilan petani dan nelayan (X 1000 rupiah)
No Petani Nelayan
1 50 45
2 60 50
3 70 55
4 70 60
5 75 65
6 80 65
7 90 70
8 95 80
9 95 100
10 100
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
1. Judul penelitiannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perbedaan penghasilan kelompok petani dan nelayan
2. Variabel penelitiannya adalah: penghasilan
3. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan yang signifikan antara penghasilan kelompok petani dan nelayan?
4. Sampel
Dua kelompok sampel yaitu petani dengan jumlah 10 orang dan nelayan dengan jumlah 9
orang.
5. Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan.
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan.
6. Criteria Pengujian Hipotesis
H0 : diterima bila Chi Kuadrat hitung < tabel.
H0 : diterima bila Chi kuadrat hitung ≥ table.
7. Penyajian Data
Untuk menghitung median gabungan maka data dua kelompok tersebut disusun dari yang
kecil menuju yang besar, yaitu sebagai berikut:
45 50 50 55 60 60 65 65 70 70 70 75 80 80 90 95 95 100 100
Median (nilai tengah) untuk kelompok tersebut jatuh pada urutan ke 10, yang nilainya = 70.
Dari table diketahui bahwa A = 6, C = 4, B = 2 dan D = 7.
Harga-harga tersebut kemudian dimasukkan kedalam table.
Jumlah skor Petani Nelayan Jumlah
Di atas Median A=6 B=2 A+B=8
Gabungan
Di bawah Median C=4 D=7 C + D = 11
Gabungan
Jumlah 10 9 N = 19
8. Perhitungan
Harga-harga dalam tabel di atas selanjutnya dimasukkan dalam rumus:

19 2
19 [(6.7 − 2.4) − 2 ]
𝑥𝑥2 =
(6 + 8)(4 + 7)(6 + 4)(2 + 7)
11404,75
𝑥2 = 13860
= 0,823

Harga Chi kuadrat tabel untuk dk = 1 dan α 5%(0,05) = 3.841 karena drat hitung lebih kecil dari
tabel (0.00034 < 3.841), maka H0 diterima.
9. Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara penghasilan petani dan nelayan. Berdasarkan
mediannya.

4) Mann-Whitney U-Test

U-test ini digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel independen bila
datanya berbentuk ordinat. Test ini merupakan test terbaik untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel independen bila datanya berbentuk ordinal, jika data berbentuk interval maka harus diubah
dulu kebentuk ordinal. Bila data masih berbentuk interval, bisa menggunakan t-test untuk
pengujiannya, tapi jika asumsi t-test tidak terpenuhi maka test ini tidak dapat digunakan.
Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian,
𝑥 (𝑥 +1)
𝑥1 = 𝑥1 + 𝑥2 + 1 21 − 𝑥1
Dan
𝑥 (𝑥 +1)
𝑥2 = 𝑥1 + 𝑥2 + 2 22 − 𝑥2

Dimana:
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
U1= Jumlah peringkat 1
U2= Jumlah peringkat 2
R1 = Jumlah rangking pada sampel n1
R2 = Jumlah rangking pada sampel n2

kedua rumus digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan untuk mengetahui harga
U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil itu yang digunakan untuk pengujian dan
membandingkan dengan U tabel. Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank
yang dianggap favorit. Penelitian menggunakan sampel 12 Bank yang dianggap tidak favorit dan 15
Bank yang dianggap favorit. Selanjutnya ke dua kelompok Bank tersebut diukur kualitas
manajemennya dengan menggunakan sebuah instrument, yang terdiri beberapa butir pertanyaan. Skor
penilaian tertinggi 40 dan terendah 0.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka:
1. Judul penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Perbandingan kualitas manajemen Bank yang Favorit dan Tidak Favorit.
2. Variabel penelitiannya adalah:
Kualitas manajemen variabel independen.
Favoritas Bank variabel dependen.
3. Rumusan masalah:
Adakah perbedaan kualitas manajemen yang signifikan Bank yang favorit dan tidak favorit.
4. Sampel:
Terdiri dua kelompok Bank yaitu kelompok A (bank tidak favorit) = 12 Bank dan kelompok
B (Bank yang favorit) = 15 bank.
5. Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan antara Bank yang favorit dan tidak
favorit.
Ha : Terdapat perbedaan kualitas manjemen yang signifikan antara bank yang favorit dan
tidak favorit.
6. Kriteria Pengujian Hipotesis:
H0 diterima bila harga U yang terkecil lebih besar dari U tabel.
7. Penyajian Data.
Data yang terkumpul berikut pemberian peringkatnya ditunjukkan pada tabel berikut.

TABEL PENOLONG UNTUK PENGUJIAN DENGAN U-TEST


Kel. A Nilai Peringkat Kel. B Nilai Peringkat
Kualitas Kualitas
1 16 9,0 1 19 15,0
2 18 10,5 2 19 15,0
3 10 1,5 3 21 16,5
4 12 4,5 4 25 19,5
5 16 9,0 5 26 21,0
6 14 6,0 6 27 22,5
7 15 7,5 7 23 18,0
8 10 1,5 8 27 22,5
9 12 4,5 9 19 15,0
10 15 7,5 10 19 15,0
11 16 9,0 11 25 19,5
12 11 3,0 12 27 22,5
13 23 18,0
14 19 15,0
15 29 24,0
R1 = 74 R2 = 279

Cara membuat peringkat:


Angka 10 ada dua, yaitu 10. 10 mestinya 1 dan 2. Di sini diambil tengahnya yaitu 1,5 dan 1,5.
Peringkat berikutnya adalah peringkata 3. Pada kelompok 2 ada nilai 19 jumlahnya 5. Rangking
tengahnya 15 yaitu antara 14 dan 15 (rangking 13.14.15.16.17). selanjutnya angka 21 adalah rangking
18. Jadi yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah data yang berbentuk peringkat(ordianat).

8. Perhitungan:
𝑥1 (𝑥1 +1)
𝑥1 = 𝑥1 𝑥2 + 2
− 𝑥1
12(12+1)
𝑥1 = 12.15 + − 78 = 180
2

𝑥2 (𝑥2 +1)
𝑥2 = 𝑥1 𝑥2 + 2
− 𝑥2
15(15+1)
𝑥2 = 12.15 + 2
− 300 = 0
Ternyata harga 𝑥2 lebih kecil dari 𝑥1. Dengan demikian yang digunakan untuk
membandingkan dengan U tabel adalah 𝑥2 yang nilainya terkecil yaitu 21. Berdasarkan tabel IX
dengan α 0,025(untuk pengujian dua pihak harga α menjadi 0,05) dengan n1=12 dan n2=15, diperoleh
harga U tabel = 42. Ternyata harga U hitung lebih dari tabel (21<42). Dengan demikian H0 ditolak
dan Ha diterima.
9. Kesimpulan
Terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan antara Bank yang favorit dan tidak
favorit. Bank yang kualitas manajemennya sudah baik.
10. Saran.
Bank yang tidak favorit perlu meningkatkan kualitas manajemennya bila ingin menjadi bank
yang favorit. Bila n1 + n2 lebih dari 20. Maka digunakan dengan pendekatan kurva normal
rumus z.

5) Test Kolmogorov-Smirnov Dua Sampel.

Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya
berbentuk ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan menggunakan
kelas-kelas interval. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
D = maksimum [Sn1(X) – Sn2(X)]
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk membandingkan produktivitas operator mesin CNC(Computered
Numerical Controlled) lulusan SMK mesin dan SMU IPA. Pengamatan dilakukan pada sampel yang
dipilih secara random. Untuk lulusan SMK 10 orang dan juga untuk lulusan SMU 10 orang.
Produktivitas kerja diukur dari tingkat kesalahan kerja selama 4 bulan. Hasilnya ditunjukkan dalam
tabel berikut.
Berdasarkan hal tersebut maka:
1. Judul penelitiannya dapat disusun sebagai berikut:
Perbandingan produktivitas kerja karyawan lulusan SMK dan SMU.
2. Variabel penelitiannya adalah:
Jenis pendidikan (SMK-SMU) variabel independen.
Produktivitas kerja variabel dependen.
3. Rumusan masalah:
Adakah perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara karyawan lulusan SMU dan
SMK.
4. Sampel
Terdiri dua kelompok sampel yaitu karyawan lulusan SMK berjumlah 10 orang dan lulusan SMU
sebanyak 10 orang.
5. Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara karyawan lulusan SMK dan
SMU.
Ha : terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara karyawan lulusan SMK dan
SMU.
6. Kriteria Pengujian Hipotesis
H0 diterima bila KD hitung lebih kecil atau sama dengan KD Tabel.
7. Penyajian data:
Data hasil penelitian ditunjukkan pada tabel berikut

TINGKAT KESALAHAN KERJA OPERATOR MESIN CNC LULUSAN SMK DAN SMU
DALAM %
No. Lulusan SMK Lulusan SMU
1 1,0 3,0
2 2,0 4,0
3 1,0 8,0
4 1,0 2,0
5 3,0 5,0
6 1,0 6,0
7 2,0 3,0
8 1,0 5,0
9 5,0 7,0
10 5,0 8,0
8. Perhitungan
Untuk keperluan perhitungan data tersebut selanjutnya disusun dalam tabel distribusi frekuensi
kumulatif. Seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut
TINGKAT KESALAHAN KERJA OPERATOR LULUSAN SMK
No. Interval F Kumulatif
1 1-2 7 7
2 3-4 1 8
3 5-6 2 10
4 7-8 0 10
Untuk pengujian dengan Kolmogrov-Smirnov, maka kedua tabel tersebut disusun kembali ke
dalam tabel seperti berikut ini, nilai kumulatifnya dinyatakan dalam bentuk proporsional. Jadi
semuanya dibagi dengan n dalam hal ini n1 dan n2 sama yaitu 10.
TABEL PENOLONG UNTUK PENGUJIAN DENGAN KOLMOGOROV-SMIRNOV
Kesalahan Kerja
Kelompok
1-2% 3-4% 5-6% 7-8%
S10 (X) 7/10 1/10 2/10 0/10
S10 (X) 1/10 3/10 3/10 3/10
Sn1X – Sn2X 6/10 2/10 1/10 3/10
Berdasarkan perhitungan pada tabel tersebut, terlihat bahwa selisih yang terbesar Sn1X –
Sn2X = 6/10. Dalam hal ini pembilang (KPD)nya=6. Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga
KD tabel (tabel X). bila pengujian hipotesis dengan uji satu pihak, kesalahan α = 5% dan n = 10. Maka
harga KD dalam tabel = 6, ternyata sampel dengan KD tabel (6=6). Dengan demikian H0 diterima dan
Ha ditolak. Kesimpulannya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas kerja lulusan
SMK dengan SMU.
(KD hitung KD tabel H0 diterima dan Ha ditolak). Untuk sampel yang besan n1 dan n2 lebih
besar dari 40, pengujian signifikansinya dapat menggunakan tabel XV. Dalam hal ini besarnya n1
tidak harus sama dengan n2. Jadi bisa berbeda. Dalam tabel ditunjukkan berbagai rumus untuk
menguji signifikansi harga KD yang didasarkan pada tingkat kesalahan yang ditetapkan. Misalnya
untuk kesalahan 5% (0,05) harga D sebagai pengganti tabel dapat dihitung dengan rumus:
𝑥 +𝑥
𝑥𝑥 = 1,36 √ 𝑥1 𝑥 2
1 2

Sehingga untuk contoh diatas dapat dihitung


10+10
𝑥𝑥 = 1,36 √ 10.10 = 0,6

Pada contoh diatas harga KD hitung = 6 : 10 = 0,6. Ternyata harga KD hitung sama dengan
harga tabel dengan demikian H0 tetap diterima (0,6 = 0,6)
9. Kesimpulan:
Produktivitas kerja karyawan lulusan SMK tidak berbeda dengan lulusan SMU
10. Saran
Pengangkatan karyawan untuk menjadi operator mesin CNC dapat menggunakan lulusan SMU atau
SMK.

6) Test Run Wald-Wolfowitz


Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila
datanya berbentuk ordinal, dan disusun dalam bentuk run. Oleh karena itu sebelum data dua sampel
(n1 + n2) dianalisis maka perlu disusun terlebih dahulu ke dalam bentuk rangking, baru kemudian
dalam bentuk run.
Sebagai contoh terdapat dua kelompok sampel n1 = 4 dan n2 = 5. Skor untuk A dan B disusun
sebagai berikut.
Kelompok A 10 17 8 12
n=4
Kelompok B 9 6 11 5 4
n=5
Selanjutnya skor tersebut diurutkan, sehingga jumlah run akan dapat dihitung : Pengurutan dari
nomor kecil.
4 5 6 8 9 10 11 12 17
B B B A B A B A A
Dari tabel di atas jumlah run = 6(BBB A B A B AA)
Bila sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama/tidak berbeda (H0 benar), maka A dan B
tidak akan mengelompok, tetapi berbaur. Makin kecil r (run) maka H0 akan semakin ditolak.
Rumus yang digunakan untuk pengujian adalah:
1
𝑥1 − 1 𝑥2 − 1
P(r ≤ r’) = 𝑥1 +𝑥2 ∑𝑥′𝑥=2(2) ( 𝑥 )( 𝑥 )
( ) −1 −1
𝑥1 2 2
Bila r angka ganjil, maka rumusnya menjadi
1 𝑥1 − 1 𝑥2 − 1 𝑥 − 1 𝑥2 − 1
P(r ≤ r’) = 𝑥1 +𝑥2 ∑𝑥′
𝑥=2 ( )( )+( 1 )( )
(
𝑥
) 𝑥 − 1 𝑥 − 2 𝑥−2 𝑥−1
1
Dimana : r = 2k – 1

Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan disiplin kerja antara pegawai golongan
III dan IV, yang didasarkan atas keterlambatan masuk dan pulang kantor. Berdasarkan sampel yang
dipilih secara random terhadap 10 pegawai golongan III dan 10 pegawai golongan IV, diperoleh jan
keterlambatan masuk kantor sebagai berikut. Berdasarkan hal tersebut maka:
1. Judul penelitiannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Perbedaan disiplin kerja antara pegawai golongan III dan IV.
2. Variabel penelitiannya adalah
Tingkat golongan gaji (gol III dan IV) : variabel independen.
Disiplin kerja : variabel dependen
3. Rumusan masalah
Adakah perbedaan disiplin kerja pegawai Golongan III dan IV
4. Sampel:
Terdiri dua kelompok sampel, yaitu golongan III sebanyak 11 orang dan golongan IV
sebanyak 11 orang.
5. Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara pegawai golongan III dan
IV.
Ha : terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara pegawai golongan III dan IV.
6. Kriteria Pengujian Hipotesis
H0 diterima bila run hitung lebih besar dari run tabel.
7. Penyajian data:
Data hasil penelitian ditunjukkan pada tabel berikut.

Untuk menghitung jumlah run, sehingga dapat digunakan untuk pengujian, maka dua
kelompok data tersebut disusun secara beruntun yaitu dari kecil ke yang besar. Jumlah run ada 10.
4 5 6 7 7 9 9 12 12 12
B A B BA AB B A A
13 13 13 14 14 15 16 16 17 18
A B B A A A A A B B

KETERLAMBATAN MASUK KANTOR ANTARA PEGAWAI GOLONGAN III DAN IV


(DALAM MENIT)
No. Pegawai Golongan III Pegawai Golongan IV
1 12 17
2 12 13
3 5 6
4 9 4
5 15 7
6 16 12
7 7 13
8 14 18
9 13 14
10 16 9

8. Perhitungan untuk pengujian hipotesis


Untuk menguji signifikansi selanjutnya dibandingkan dengan tabel VIIa. Dari tabel n1 = 10
dan n2 = 10, maka harga run kritisnya = 6 untuk kesalahan 5%. Berdasarkan hal
tersebut ternyata rung hitung lebih besar daripada tabel (10 > 6).
Karena run hitung lebih besar dari pada tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
9. Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan disiplin antara pegawai golongan III (kelompok A) dan golongan
IV (kelompok B)
10. Saran
Kedua kelompok perlu pembinaan disiplin yang sama.

Untuk test run ini, kriteria pengujiannya adalah bila run dihitung lebih kecil atau sama dengan
run dari tabel untuk taraf kesalahan tertentu, maka H0 ditolak (rn ≤ rtab, H0 ditolak).
Untuk sampel yang besar digunakan rumus z seperti berikut:
2𝑥1 𝑥2
𝑥−𝑥𝑥 𝑥−( +1)−0,5
𝑥1 +𝑥2
z= 𝑥𝑥
=
2𝑥1 𝑥2(2𝑥 𝑥
1 2−𝑥1 −𝑥2

(𝑥1 +𝑥2 )2 (𝑥1 +𝑥2 −1)

untuk contoh diatas n1=n2 (walaupun boleh tidak sama) kita cobakan dengan rumus ini.
2.10.10
10−( +1)−0,5 0,5
10+10
z= 2.10.10 (2.10.10−10−10
= 3,2 = 0,16

(10+10)2 (10+10−1)

kita bandingkan dengan tabel XIV. Untuk z = 0,16 maka harganya = 0,4364. Bila kesalahan
ditetapkan 0,05, ternyata harga z hitung tersebut lebih besar dari taraf kesalahan yang ditetapkan. Jadi
0,4364 > 0,05.
Karena harga hitung lebih besar dari α yang ditetapkan, maka H0 diterima, dan Ha ditolak.
Kesimpulannya sama dengan contoh diatas.
(untuk keperluan ini tabel z menggunakan tabel XIV).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam uji dua sempel terdapat tiga macam uji hipotesis yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis
komparatif, hipotesis asosiatif. Namun, dalam makalah ini akan membahas tentang hipotesis
komparatif. Hipotesis ini dibagi menjadi dua yaitu yang pertama sampel related (berpasangan)
merupakan sampel yang diberi pretest dan posttest atau sampel yang digunakan dalam penelitian
eksperiment sebagai kelompok control dan kelompok eksperiment.sampel ini meliputi, mc nemar,
sign test dan wilcoxon test. Yang kedua sampel independen yang meliputi, fisher test, median test,
mann-whitney u test, chi-square test, kolmogrov test, waldwoldfwitz. Berikut ini penjelasan dari
sampel berpasangan dan sampel independen:

Jenis uji dua sampel:

Uji Sampel Berpasangan

1.Mcnemar

Teknikinidigunakanuntukmengujihipotesiskomparatifduasampel yang berkorelasi bila


datanya berbentuk minimal atau diskrit

2. Sign test

The sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berkorelasi, bila
datanya berbentuk ordinal

4. Wilxocon test
Uji wilcoxon ini digunakan untuk menguji hipotesis komperatif dua sampel yang berkolerasi
bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang).

Uji sampel independen

1. Fisher test
Distibusi ini merupakan salah satu distribusi yang paling banyak digunakan dalam statistika
terapan terutama dalam rancangan percobaan

2. Median test
Test median Digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel bila
datanya berbentuk ordinal atau nominal.

3. Mann-whitney u test
Tehnik ini dipakai untuk mengetest signifikansi perbedaan antara dua populasi, dengan
menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi yang sama.

4. Chi-square test
Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya
berbentuk nominal dan sampelnya besar
5. Kolmogrov test
Uji Kolmogorov Smirnov
digunakanuntukmengujihipotesiskomparatifduasampelindependenbiladatanyaberbentuk
ordinal yang tersusunpadatabeldistributiffrekuensikumulatifdenganmenggunakanklas-klas
interval

6. Run wald- woldfwitz test


Run test digunakanuntukmengujihipotesisdeskriptif (satusampel). Data yang
skalapengukurannya ordinal dimanauntukmengukururutansuatukejadian.
Pengujiandilakukandengancaramengukurkerandomanpopulasi yang didasarkanatas data
hasilpengamatanmelalui data sampel
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2014, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai