Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KESAHIHAN DAN KETERANDALAN

1. PENDAHULUAN

A. Deskripsi singkat

Mata kuliah ini membahas tentang lingkup Syarat-syarat Umum

Evaluasi Dalam proses belajar mengajar yang meliputi Kesahihan

Dan Keterandalan.

Kesalihan berasal dari kata validittttas ( validity) yang dapat diartikan

sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya

dievaluasi.

Keterandalan dapat diartkan sebagai tingkat kepercayaan keajengan

hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument evaluasi.

A. Manfaat

Mata kuliah ini merupakan pengetahuan dasar yang harus di miliki

oleh seorang guru atau dosen sebagai alat untuk memberikan

penilaian dalam proses belajar mengajar.Mata kuliah ini sangat

membantu untuk memperoleh informasi beruba umpan balik ( feed

back ) bagi penyempurnaan pendidikan.

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami

Syarat-syarat Umum Evaluasi yang meliputi kesahihan dan

keterandalan.
C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswaakan dapat menerapkan

dan memahami tentang kesahihan dan keterandalan dalam evaluasi

pendidikan sehingga tercipta mahasiswa yang kompeten. Dan ketika

kelak menjadi seorang pendidik akan mampu menerapkannya.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi, Kedudukan, dan Syarat-Syarat Umum Evaluasi

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation:

dalam bahasa arab : al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti :

penilaian.Akar kata evaluasi adalah value yang dalam bahasa

Indonesia berarti nilai jadi secara harfiah evaluasi berarti sesuatu

kegiatan penilaian mengenai suatu kegiatan.

Pengertian Belajar dan Pembelajaran menurut Ahli:

 Davies (Belajar dan Pembelajaran,1981:3,) mendefinisikan bahwa

evaluasi adalah proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai

kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses,

orang, objek, dan masih banyak lagi yang lain.

 Wond dan Brown (Nurkancana, 1986:1, Belajar dan Pembelajaran)

menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses menetapkan nilai dari

sesuatu.
 NanaSudjana (Belajar dan Pembelajaran,1990:3) menyatakan bahwa

evaluasi merupakan proses memberikan atau menetapkan nilai

kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

B. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan

Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia,

dimana di dalam nua terjadi proses membudayakan dan memberadapkan

manusia. Agar terbentuk manusia yang berbudaya dan beradab, maka

diperlukan transformasi kebudayaan dan peradaban.

Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa dengan segala

karakteristik dan keunkannya. Untuk memastikan karakteristik dan

keunikan siswa yang akan masuk dalam transformasi, diperlukan evaluasi

terhadap masukakan. Tranformasi dalam proses pendidikan adalah

proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa. Keberhasilan

transformasi untuk menghasilkan keluaran seperti yang duharapakan

dipengaruhi dan atau ditentukan oleh bekerjabya komponen/usur yang

ada didalam lembaga pendidikan.

Unsusr-unsur trasformasi dalam proses pendidikan meliputi :

a. pendidikan dan personal lainya

b. isi pendidikan

c. teknik

d. system evaluasi

e. sarana pendidikan
f. system administrasi

untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas transformasi dalam proses

pendidikan perlu dilaksanakan evaluasi terhadap bekerjanya unsure-unsur

transformasi. Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswayang

semakin berbudaya dan beradap sesuai dengan tujuan yang ditatapkan.

Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang

berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai

badan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada

dalam proses. Adanya umpan balik yang akurat sebagai hasil evaluasi

yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan perbaikan proses

pendidikan.

Apabila kita perhatikan uraian sebelumnya, kita melihat bahwa

setiap unsure yang ada pada proses transformasi pendidikan

membutuhkan kegiatan evaluasi. Dengan demikian jelaslah bahwa

kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integrative. Artinya

setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi mulai sejak siswa akan

memasuki proses pendidikan, selama proses pendidikan, dan berfikir

pada satu tahap proses pendidikan.

Tujuan Evaluasi dalam Proses Pendidikan


Dari uraian subbab sebelumnya, tentunya kita mendapatkan

gambaran mengenai tujuan evaluasi dalam pendidikan. Jadi tujuan

utama melakukan evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan

informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan instruksional oleh

siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan

fungsi dari evaluasi.

Fungsi evaluasi dalam pendidikan.

Dengan mengetahui manfaat evaluasi ditinjau dari berbagai segi

dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa

fungsi evaluasi ada beberapa hal :

 Evaluasi berfungsi selektif

 Dengan mengadakan evaluasi guru dapat mengadakan seleksi pada

siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat diterima disekolah

tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas, untuk memilih

siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, atau untuk memilih siswa

yang sudah berhak lulus.

 Evaluasi berfungsi diagnostik.

 Apabila alat yang digunkan dalam evaluasi cukup memenuhi

persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan dapat

mengetahui kelemahan siswa, dan sebab-sebab kelemahan siswa.

 Evaluasi berfungsi sebagai penempatan.


 Untuk dapat menetukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa

harus ditempatkan maka digunkanlah suatu kegiatan

evaluasi.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama,

akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.

 Evaluasi berfungsi sebgai pengukuran keberhasilan.

 Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program

berhasil diterapkan.Keberahasilan program ditentukan oleh bebrapa

factor yaitu factor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan

system kurikulum.

C. Syarat-syarat Umum Evaluasi

1. Kesahihan

Kesalihan mengantikan kata validittttas ( validity) yang dapat

diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya

dievaluasi. Kesahihan dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan

interprestasi terhadap hasil dari suatau instrument evaluais atau tes, dan

tidak terhadap instrument itu sendiri ( Gronlund, 1985:57). Dengan

demikian, akan kurang tepat bila mengatakan” kesahihan evaluasi” lebih

tepat mengatakan “ kesahihan interpretasi yang dibuat dari hasil evaluasi”.

Kesahihan juga dapat dikatakan lebih menekankan pada hasil/perolehan

evaluasi, bukan pada kegiatan evaluasinya. Dengan kata lain, kesahihan

diperuntukkan menjawab pertanyaan” apakah hasil evaluasi sahih ? “


Kesahihan atau Validitas adalah ketepatan evaluasi mengevaluasi

apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan juga dapat diterjemahkan

sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil suatu instrumen evaluasi

atau tes. Dan tidak terhadap instrumen itu sendiri ( Gronlund dalam

Dimyati, 2009:194)

Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran

dan dari hasil pegalaman. Dari dua cara tersebut diperoleh empat

macam kesahihan yang terjadi dari ;

 kesahihan isi ( content validasion )

validasi isi diartikan sebagai ketetapan suatu tes ditinjau dari isi

tes tersebut. Suatu tes belajar dikatakan valid menurut validitasisi ini

bilamana materi tes tersebut betul-betul dapat mewakili secara

menyeluruh (refresentatif) dari bahan-bahan pelajaran yang diberikan.

 kesahihan construksi ( contruction validity)

validasi konstruk dapat diartikan sebagai ketetapan suatu tes

ditinjau dari susunan (konstruksi) tes tersebut. Untuk mengetahui

apakah tes yang kita susun tersebut memenuhi syarat-syarat validitas

konstruk ini, maka kita harus membandingkan susunan tes dengan

syarat-syarat penyusunan tes yang baik.

 kesahihan ada sekarang ( concurrent validity )

kesahihan ada sekarang / Bandingan adalah ketetapan dari suatu

tes terlihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki

saat ini secara nyat. Apabila validitas ramalan melihat hubungannya


dengan masa yang akan datang, validitas bandingan melihat

hubungannya dengan masa sekarang.

 kesahihan prediksi ( prediction validity )

kesahihan prediksi/ Ramalan dapat diartikan dari ketepatan suatu

alat pengukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan

prestasi yang dicapai dikemudian.

Factor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :

 Faktor instrument evaluasi itu sendiri

 factor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran, juga merupakan

factor-faktor yang mempunyai suatu pengaruh yang mengganggu

kesahihan interprestasi hasil evaluasi.

 faktor-faktor dalam respons-respons siswa merupakan factor-faktor

yang lebih banyak mempengaruhi kesahihan dari pada factor yang ada

dalam instrument evaluasi atau pengadministrsiannya.

Dari uraian jelaslah bahwa factor-faktor yang mempengaruhi

kesahihan adalah factor-faktor dalam instrument evaluasi, factor-faktor

dalam pengadministrasian dan penskoran evaluasi, dan factor-faktor

dalam respons-respons siswa.

2. Keterandalan

Keterandalan dapat diartkan sebagai tingkat kepercayaan

keajengan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument evaluasi.


Keterandalan berhubungan erat dengan kesahihan, karena keterandalan

menyediakan keajengan yang memungkinkan terjadinya kesahihan.

Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan,

yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi dapat

memberikan hasil yang tepat. ( Arikunto, 1990:81)

Untuk memperjelas tentang factor-faktor yang mempengaruhi

keterandalan akan diuraikan berikut ini :

 Panjang tes ( length of test ).

Panjang tes berhubungan dengan banyaknya butir tes, pada

umumnya lebih banyak butir tes lebih tinggi keterandalan evaluasi.

 Sebaran skor ( spread of scores ).

Koefisien keterandalan secara langsung dipengaruhi oleh

sebaran skor dalam kelompok tercoba. Dengan kata lain, besaran

skor akan membuat perkiraan keterandalan yang lebih tinggi akan

terjadi menjadi kenyataan.

 Tingkat kesulitan tes ( difficulty of tes )

Tes acuan normal ( norm referenced test ) yang paling mudah

atau paling sukar untuk anggota-anggota kelompok yang

mengerjakan, cenderung menghasilkan skor keterandalan yang

rendah.

 Objektivitas ( objectivity )

Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan

yang sama ( yang dimiliki oleh siswa satu dengan yang lain )
memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes. Dengan kata

lain, apabila ada siswayang memiliki tingkat kemapuan yang sama

dengan tingakat kemampuan siswa yang lain maka dapat dipastikan

akan memperoleh hasil tes yang tidak dipengaruhi oleh prosedur

penskoran.

3. Kepraktisan

Fator-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrument evaluasi meliputi:

 Kemudahan mengadministrasi

 Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi

 Kemudahan menskor

 Kemudahan interprestasi dan aplikasi

 Tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen atau

sebanding

D. Evaluasi Hasil Belajar

a. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar

Hasil dari kegiatan evalauasi belajar pada akhirnya difungsikan dan

ditunjukan untuk keperluan berikut ini :

1. Untuk diagnostic dan perkembangan.

Yang dimaksud dengan hasil dari kegiatan evaluasi

untuk diagnostic dan perkembangan adalah penggunaan hasil

dari kegiatan evaluais hasil belajar sebagai dasar

pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta


sebab-sebabnya berdasarkan pendiagnosisan inilah guru

mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Untuk seleksi

Hasil dari kegiatan evaluasi belajar sering kali

digunakan sebagai dasar menentukan siswa-siswi yang paling

cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu.

Dengan demikian hasil dari evaluais belajar digunakan untuk

seleksi.

3. Untuk kenaikan kelas

Menentukan apakah seorang siswa dapat dinaikkan ke

kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan informasi yang

dapat mendukung keputusan yang dibuat guru.

4. Untuk penempatan

Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat

kemampuan dan potensi yang mereka memiliki, maka perlu

dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang

sesuai.

b. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar

Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat

keberhasilan sisiwa dalam mencapai tjuan yang ditetapkan, maka


evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang

terkandung didalamnya tujuan.

Mengingat ranah-ranah yang terkandung dalam suatu tujuan

pendidikan merupakan sasaran evaluai hasil belajar, maka kita

prlu mengenalnya secara lebih terinci. Pengenalan terhadap

ranah-ranah tujuan pendiikan akan sangat membantu pada saat

memilih dan menyusun instrument evaluasi hasil belajar.

Penjelasan dari tiap-tiap ranah tujuan pendidikan dapat diuraikan

seperti berikut :

1. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif

berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhapap

pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk

seperti mempelajari.

2. Pemahaman, merupakn tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif

berupa kemampuan memahami tentang isi pelajaran yang

dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran

lainnya.

3. penggunaan/penerapan, merupakan kemampuan mengunakan

generalisasi atau abstraksi lainya yang sesuai dalam situasi

kongkret.
4. Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran

kebagian-bagian yang menjadi unsure pokok.

5. Sintesis, merupakan kemampuan mengabungkan unsure-unsur

pokok kedalam struktur yang baru

6. Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu

maksud atau tujuan tertentu

Tujuan ranah afektif berhubungan denan hierarkie perhatian sikap,

penghargaan, nilai, persaan, dan emosi. Kratwohl, bloom, dan masia

mengemukakan taksionomi tujuan ranah afektif sebagai berikut :

1. Menerima, merupakan tinkat terendah tujuan ranah afektif berupa

pengertian terhadap stimulus secara pasif yang meningkat secara

lebih aktif.

2. Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapai stimulus dan

merasa terikat secara aktif memperhatikan.

3. menilai, merupakan kemampuan menilai gejala aau kegiatan sehingga

dengan sngaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana

dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi.

4. Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu

sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya

5. Karakteristik, merupakan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan

masin-masing nilai pada waktu merespon, dengan jalan

mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan –

pertimbangan
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,

manipulasi enda atau kegiatan koordinasi saraf dan koordinasi badan.

Kibler, Barket, an milers mengemukakan taksonomi ranah tujuan

psikomotorik sebagai berikut :

1. Gerakan tubuh mencolok

2. ketepatan gerakan yang dikoordinasikan

3. Perangkat komunikasi non verbal

4. Kemampuan berbicara

c. Prosedur Evaluasi Hasil Belajar

Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita

mendapatkan bahwa evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses yang

sistematis. Agar proses hasil belajar dapat diadministrasikan atau

dilaksanakan oleh seorang penilai, maka ada beberapa tahapan kegiatan

yang perlu dilaksanakan oleh seorang penilai.tahapan itu meliputi :

1. Persiapan

Tahap persiapan ini terdapat 3 kgiatan yang harus dilakukan

evaluator, yaitu :

 Menetapkan pertimbangan dan keputusan yang dibutukan

 Mengambarkan informasi yang dibutuhkan

 Menetapkan informasi yang sudah tersedia

2. Penyusunan instrument evaluasi


Prosedur yang perlu ditempuh untuk menyusun alat

penilaian tes adalah sebagai berikut :

Menentukan bentuk tes yang akan disusun, yakni kegiata

yang dilaksanakan evaluator untuk memilih dan menentukan

bentuk tes yang akan disusun dan dignakan sesuai kebutuhan.

Bentuk tes ada 2 yakn tes objektif dan tes esai.

Tes objektif adalah tes yang terdiri dari butir-butir soal yang

dapat dijawab dengan memilih salah satu alternative yang benar

dari sejumlah alternative yang tersedia. Bentuk tes objektif terdiri

dari :

 Tes benar-salah

 Tes pilihan ganda

 Tes menjodohkan

 Tes melengkapi

Tes subjektif/esai merupakan bentuk tes yang terdiri dari

suatu pertanyaan atau perintah yang emerlukan jawaban bersifat

pembahasan atau uraian kata-kata yang relative panjang.

Menulis buir soal, yakni kegiatan yang dilaksanakan

evaluator etelah mebuat kisi-kisi soal. Hal yang perlu diperhatikan

evaluator dalam menulis soal :

 Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami

 Tidak mengandung penafsiran ganda atau membingungkan


 Petunjuk pengerjaan butir soal perlu diberikan untuk setiap

bentuk soal

 Berdasarkan kaidah bahasa Indonesia dalam penulsan soal tes

hasil belajar

Menata soal, yakni kegiatan terakhir dari penyusunan alat

penilai tes yang harus dilaksanakan oleh evaluator berupaya

pengelompokan butir-butir soal bedasarkan bentuk soal dan

sekaligus melengkapi petunjuk pengerjaannya.

3. Pelaksanaan pengukuran

Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran adalah sebagai berikut :

 persiapan tempat pelaksanaan pengukuran

 melancarkan pengukuran

 menata dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar jawaban

siswa untul memudahkan penskoran

4. Pengelolaan Hasil Penilaiaan

Prosedur pelaksanaan pengelolaan hasil penilaian adalah sebagai

berikut:

 Menskor

 Mengubah skor mentah menjadi skor standar

 Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai

5. Penafsiran Hasil Penilaian

Tiga jenis penafsiran penilaian hasil belajar yang bersifat individual :


 Penafsiran tentang tingkat kesiapan

 Penafsiran tentang kelemahan individual

 Penafsiran tentang kemajuan belajar individual

Adapun penafsiran yang bersifat klasikal terdiri dari :

 penafsiran tentang kelemahan-kelemahan kelas

 penafsiran tentang prestasi kelas

 penafsiran tentang perbandingan antar kelas

 penafsiran tentang susnan kelas

6. Pelaporan dan Penggunaan Hasiil Evaluasi

Prinsip-prinsip yang hendaknya dipatuhi dalam pembuatan laporan

adalah :

 memuat informasi lengkap dari yang bersifat umum hingga yang

bersifat factual

 mudah dipahami maknanya dan tidak memberi kesan yang terlalu

bevariasi

 mudah dibuat

 dapat dipakai oleh yang bersangkutan

Sehubungan dengan penggunaan hasil evaluasi julian C. Stanley

berpedapat bahwa : “ just what is to be done, of course depends on the

purpose of the program”. Jelasah bagi kita bahwa penggunaan hasil

evaluasi ergantung pada tujuan yang yang telah dirumuskan pada


langkah-langkah sebelumnya, Namun demikian, secara umum dapat

kita dapat memadai bahawa penggunaan hasil evaluasi meliputi :

 untuk menentukan kenaikan kelas

 untuk mengadakan diagnogsis dan remedial bagi siswa yang

membutuhkan

 untuk menentukan perlu tidaknya suatu penyajian isi pelajaran

 untuk menentukan pengelompokan dan penetapan para siswa

 untuk membangkitkan motif dan motivasi belajar siswa

 untuk membuat laporan

DAFTAR PUSTAKA

http://devitasary.blogspot.com/2011/11/konsep-dasar-evaluasi-belajar-

dan.html

http://umirazanah.blogspot.com/2012/01/konsep-dasar-evaluasi-belajar-

dan.html

https://raxiao18.wordpress.com/2014/02/09/tugas-kuliah-belajar-dan-

pembelajaran-2/

Anda mungkin juga menyukai